Anda di halaman 1dari 4

NOMOR SOP

TANGGAL
PEMBUATAN
TANGGAL REVISI
REVISI YANG KE
TANGGAL EFEKTIF

Dinas Kesehatan
Puskesmas Tanah
Tinggi Kota Binjai

DISAHKAN OLEH

:
:
:
:
:

PUSKESMAS
TANAH TINGGI
KEPALA PUSKESMAS TANAH TINGGI

Dr. Faridah
NIP. 19690728 200604 2 002
NAMA SOP

: TETANUS NEONATORUM

PENGERTIAN :
Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia 0-1 bulan)
yang disebabkan oleh clostridium tetani.
TUJUAN :
1. Sebagai acuan penatalaksanaan Tetanus Neonatorum di Puskesmas tanah tinggi
2. Mencegah kematian akibat tetanous neonatorum
3. Menyembuhkan pasien.
DASAR HUKUM / REFERENSI :
KUALIFIKASI PELAKSANA :
1. PMK No.5 tahun 2014 Tentang Panduan Praktik
1. Dokter Umum
Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan 2. Perawat
primer
KETERKAITAN :
PERALATAN PERLENGKAPAN :
1. SOP anamnesa pasien
1. Stetoskop
2. Termometer
3. Lembar status pasien
4. Buku register
PERINGATAN
PENCATATAN DAN PENDATAAN
- Apabila tidak dilakukan sesuai standar akan 1. Kartu rekam medik non rawat inap/
menyebabkan kekeliruan dalam pengobatan.
rawat inap
2. Buku register unit layanan terkait
3. Buku rujukan pasien
4. Form rujukan eksternal (Askes/
Jamkesmas/ Umum)
N
Aktivitas
Pelaksana
Mutu baku
Ket
O
Persyaratan/
Waktu
Output
Kelengkapan
1 Melakukan anamnesa .
Petugas Medis/
5 mnt
1. Penolong persalinan
paramedis di
apakah tenaga medis/
BP
paramedis/ non medis/
dukun bayi
2. Telah mendapat
pelatihan atau belum
3. Alat yang dipakai
memotong tali pusat
4. Ramuan apa yang
dibubuhkan pada
perawatan tali pusat
5. Status imunisasi TT ibu
sebelum dan selama
kehamilan
6. Sejak kapan bayi tidak
dapat menetek
(incubation period)
7. Berapa lama selang
waktu antara gejala-

3
4

gejala tidak dapat


menetek dengan gejala
spasme pertama (period
of onset)
Melakukan pemeriksaan
fisik
1. Kesadaran intak
2. Trismus
3. Kekakuan otot leher,
punggung, perut
4. Mulut mencucu seperti
mulut ikan
5. Kejang
Melakukan pemeriksaan
penunjang tidak
diperlukan.
Memberikan rujukan
Apabila kejang tidak
membaik setelah diberikan
obat antikonvulsan sampai
lini ketiga (fenobarbital).
Penegakan Diagnosis
berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik.
Memberikan pengobatan
1. Eradikasi kuman
a. Tali pusat
dibersihkan dengan
alcohol 70% atau
providon iodin.
b. Antibiotik
c. Penisilin prokain
50.000 IU/kg/kali
IM, tiap 12 jam, atau
d. Ampisilin 50
mg/kg/dosis, atau
- Usia gestasi (UG)
< 37 minggu n <
28 hari tiap 12 jam
> 28 hari tiap 8
jam
- UG > 37 minggu <
7 hari tiap 12 jam
> 7 hari tiap 8 jam
e. Metronidazole
loading dose 15mg/
kg/dosis, selanjutnya
7,5mg/kg/dosis, atau
f. Interval
- Usia < 28 hari tiap
12 jam
- Usia > 28 hari tiap
8 jam g. Pemberian
dosis rumatan
- UG < 37 minggu
24 jam setelah
loading dose
- UG > 37 minggu
12 jam setelah
loading dose
g. Eritromisin 15-25

Petugas Medis
di BP

10 mnt

Petugas Medis/
Paramedis di
BP

2 mnt

Petugas Medis
yang
melaksanakan
tindakan
Petugas Medis
yang
melaksanakan
tindakan

5mnt

5 mnt

2.
3.

4.

5.

6.

mg/kg/dosis tiap 8
jam Bila ada
sepsis/pneumonia
dapat ditambahkan
sefotaksim 50
mg/kg/dosis
- UG < 30 minggu<28 hari tiap 12
jam- >28 hari tiap
8 jam
- UG > 30 minggu
< 14 hari tiap 12 jam- >
14 hari tiap 8 jam
Netralisasi toksin
a. ATS 50.000
100.000 IU,
setengah dosis IM,
setengahnya IV,
dilakukan uji kulit
lebih dahulu.
b. Bila tersedia dapat
diberikan HTIG
3000-6000 IU IM
Memberikan pelemas
otot untuk mengatasi
spasme otot
Diazepam 20-40
mg/kgBB/hari, drip,
dilarutkan dalam
larutan dekstrose 5%
menggunakan syringe
pump. Obat dibagi
menjadi empat sediaan
untuk menghindari efek
pengendapan obat
diazepam. Hati-hati
terjadi henti napas
dalam pemberiannya.
Bila diazepam telah
mencapai dosis
maksimal tetapi spasme
tetap tidak teratasi
dianjurkan pemberian
pelumpuh otot
pankuronium 0,05-0,1
mg/kgBB/kali dan
penggunaan ventilator
mekanik.
Terapi suportif
a. Pemberian oksigen
b. Pembersihan jalan
nafas
c. Keseimbangan
cairan, elektrolit dan
kalori
Diberikan imunisasi
Tetanus Toksoid sesuai
dengan jadwal
imunisasi diberikan
pada saat penderita
pulang.

Memberikan edukasi
kepada keluarga pasien
1. Pencegahan tetanus
neonatorum dapat
dilakukan dengan
menjaga proses
persalinan tetap aseptic
termasuk pada saat
pemotongan tali pusat.
2. Imunisasi aktif wanita
hamil dengan 2 dosis
Tetanus Toksoid 0,5 ml
dengan jarak
penyuntikan 2 bulan
dapat mencegah
terjadinya penyakit
tetanus neonatroum.
8 Memberikan edukasi
untuk control ke
puskesmas setiap obat
habis.
9 Meberikan surat rujukan
pada pasien ke layanan
sekunder spesialis anak
untuk tatalaksana lebih
lanjut
10 Mencatat ke buku register

Petugas Medis
yang
melaksanakan
tindakan

2 mnt

Petugas Medis
yang
melaksanakan
tindakan
Petugas Medis
yang
melaksanakan
tindakan

1 mnt

2 mnt

Anda mungkin juga menyukai