Anda di halaman 1dari 8

SOP ASFIKSIA

No. Dokumen :
No. Revisi : 01
SO
Tanggal terbit :
P
Halaman : 1/2

UPTD PUSKESMAS TARMAN, S.KM., M.Si


CIPATUJAH NIP.19720507 199303 1 007

1. Resusitasi asfiksia adalah serangkaian upaya sistematis dan terkoordinir untuk


Pengertian
mengembalikan usaha bernapas dan sirkulasi bayi baru lahir.
2. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk melakukan penanganan asfiksia
Tujuan
pada bayi baru lahir sehingga terhindar dari kematian ataupun cacat menetap.
3. Keputusan Kepala UPTD Puskemas Cipatujah Nomor : 496/SK/XII/2018 tentang
Kebijakan
Kebijakan Layanan Klinis
4. Modul Pelatihan : Penanganan Kegawatdaruratan Maternal dan Neonatal Bagi
Referensi Dokter Umum. Bidan, dan Perawat di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer,
Kementrian Kesehatan Tahun 2018.
5. Langkah- 1. Petugas melakukan konseling antenatal, persiapan alat, dan pembagian tugas
langkah dalam tim.
Persiapan alat termasuk menyalakan infant warmer, 15-30 menit sebelum
kelahiran bayi
2. Petugas menilai usaha bernapas atau menangis dan tonus otot.
3. Petugas melakukan perawatan rutin bayi yang langsung menangis dengan
tonus otot baik, sebagai berikut :
a. Pastikan bayi tetap hangat
b. Keringkan bayi, kecuali bayi yang dilahirkan < 1.500 gram atau usia
kehamilan < 32 minggu, maka langsung dibungkus plastik bening untuk
mencegah penguapan (tanpa dikeringkan)
c. Lanjutkan observasi pernapasan , laju denyut jantung/LDJ dan tonus tiap
30 menit selama 6 jam pertama.
4. Petugas melakukan tindakan lanjutan bila penilaian pada langkah ke-2 bayi
tidak bernapas, tidak menangis dan tonus otot lemah, sebagai berikut :
a. Petugas melakukan pemotongan tali pusat.
b. Petugas membawa bayi ke meja resusitasi.
c. Petugas menyalakan timer.
5. Petugas melakukan langkah sebagai berikut dalam 30 detik :
a. Memastikan bayi dalam posisi hangat
b. Memasang ganjal pada bahu bayi agar bayi pada posisi semi-ekstensi.
c. Melakukan hisap lendir pada mulut dan hidung dengan dili, bila bayi lahir
disertai keluar ketuban mekoneal, petugas harus melakukan suction
adekuat untuk menghisap cairan mekoneal pada jalan lahir bayi.
d. Melakukan pengeringan bayi dari mulai kepala, wajah, leher, badan, kaki,
dan punggung sekaligus sebagai rangsang taktil.
e. Khusus bayi yang berat badannya < 1500 gram atau usia gestasi < 32 mg,
langsung dibungkus plastik bening tanpa dikeringkan.
f. Memasangkan topi dan mengganti kain yang basah dengan yang kering.
6. Petugas menilai usaha bernapas atau menangis dan tonus otot.
7. Petugas melakukan Ventilasi Tekanan Positif (VTP) bila pada langkah ke-6 tidak
ada usaha napas atau menangis dengan laju denyut jantung (LDJ) < 100 x/m
dengan ketentuan VTP dilakukan 15 detik setelah itu dilakukan evaluasi sebagai
berikut :
a. Bila dada mengembang lanjutkan VTP 15 detik lagi
b. Bila dada tidak mengembang lakukan evaluasi SR BITA yaitu :
Evaluasi sungkup, reposisi, buka mulut, isap lendir, tambah tekanan (PIP/
Peak Inspiration Preassure) bila ada, dan pikirkan alternatif alat bantu
napas lainnya.

Penambahan PIP sebagai berikut :


Bayi kurang bulan awal diberi PIP 20 cmH20 kemudian dinaikan 5 cm H20
bila dada masih tidak mengembang samapai maksimal PIP mencapai 40 cm
H20. Sedangkan untuk bayi cukup bulan awal diberi PIP 30 cmH20 dan
kenaikan sama seperti bayi kurang bulan, samapi PIP maksimal 40 cmH20.

Alternatif alat bantu napas lain adalah pemasangan selang/ tube seperti
endotracheal tube atai laryngeal mask airway (LMA), bila dengan tekanan
PIP 40 cmH20 dada belum mengembang.

8. Setelah 30 detik lakukan seperti poin 7 diatas, Petugas melakukan kegiatan


berikut dari hasil evaluasi :
a. Bila LDJ 60-99 x/m lakukan VTP dengan evaluasi ventilasi
b. Bila < 60 lakukan resusitasi jantung paru sebagai berikut :
 Sebaiknya dilakukan intubasi (bila memungkinkan)
 Kompresi dilakukan pada sternum dibawah garis intermamilari dengan
tehnik pijatan oleh kedua ibu jari dan jari-jari lain melingkari badan bayi
atau dengan menggunakan 2 jari (telunjuk dan jari tengah) dan tangan
yang lain menopang punggung. Dengan kedalaman 1/3 antero-posterior
badan daerah dada bayi.
 Perbandingan kompresi dan VTP ilah 3 : 1
 Resusitasi dilakukan 60 detik.
 Bila telah selesai 60 detik, LDJ < 60 pikirkan pemberian cairan dan obat-
obatan
c. Bila LDJ ≥ 100 x/m lakukan tindakan berikut :
a) Bila tidak ada distres nafas atau sianosis lakukan sebagai berikut :
 Perawatn rutin di tempat bila stabil tanpa alat-alat bantu napas dan
lakukan prinsip STABLE di tempat.
 Rujukan bila stabil dan terpasang alat-alat bantu napas, dengan
prinsip STABLE.
b) Bila terjadi distres nafas yang ditandai tachipneu/napas cepat, retraksi,
merintih lakukan pemasangan CPAP (bila ada) bila tidak lakukan rujukan
dengan oksigenasi dan stabilisasi (STABLE)
c) Bila terjadi sianosis berikan terapi oksigen ½-1 liter/menit, bila sianosis
tidak ada perbaikan lakukan rujukan dengan STABLE.
9. Petugas melakukan langkah VTP, resusitasi jantung paru, atau observsi pasca
resusitasi tergantung hasil penilaian bayi pasca tindakan.
10. Selama resusitasi petugas harus memasang probe temperatur yang ada pada
instrumen infant warmer.
11. Petugas melakukan pendokumentasian tindakan dan pemberian obat-obatan.
12. Petugas menghentikan proses resusitasi bila :
a. Resusitasi telah berlangsung 20 menit dan tidak ada respon klinis
b. Petugas kelelahan
c. Terdapat petugas lain yang lebih kompeten
d. Rencana penghentian resusitasi harus disertai konseling kepada keluarga.
a.
6. BaganAlir
(jika
dibutuhkan)

7. Hal-hal
yang perlu
diperhatikan
8. Unit terkait • KIA/PONED
• UGD
• Rumah Sakit Rujukan
9. Dokumen
terkait
10. Rekaman
historis No Yang diubah Isi Perubahan Tgl. Mulai
perubahan diberlakukan
1. Nama UPT menjadi UPTD 3 Februari 2019
Puskesmas

2. Referensi Permenkes tentang 28 Oktober 2019


Puskesmas

3. Tata Kode Surat 30 Oktober 2019


Kearsipan

4. Nama Dinas Dinas Kesehatan 2 September 2019


menjadi Dinas
Kesehatan dan
Pengendalian Penduduk

5. Unit Terkait Penambahan Beberapa


Unit

6. Dokumen Penambahan Beberapa


Terkait Dokumen
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA
DINAS KESEHATAN DAN PENGENDALIAN PENDUDUK
UPTD PUSKESMAS CIPATUJAH
JalanRaya Cipatujah Nomor : 123 Telepon : (0265) 7580480
Website : puskesmascipatujah@blogspot.co.ide-mail : pkmcipatujah@gmail.com
Cipatujah– 46189

DAFTAR TILIK
Unit audit :....................................................................................
Tanggal Pelaksanaan :....................................................................................
Pelaksanaan :.....................................................................................
Langkah Ya Tidak Keterangan
1. Petugas melakukan konseling antenatal, persiapan alat, dan
pembagian tugas dalam tim.
Persiapan alat termasuk menyalakan infant warmer, 15-30
menit sebelum kelahiran bayi
2. Petugas menilai usaha bernapas atau menangis dan tonus
otot.
3. Petugas melakukan perawatn rutin bayi yang langsung
menangis dengan tonus otot baik, sebagai berikut :
a. Pastikan bayi tetap hangat
b. Keringkan bayi, kecuali bayi yang dilahirkan < 1.500 gram
atau usia kehamilan < 32 minggu, maka langsung
dibungkus plastik bening untuk mencegah penguapan
(tanpa dikeringkan)
c. Lanjutkan observasi pernapasan , laju denyut
jantung/LDJ dan tonus tiap 30 menit selama 6 jam
pertama.
4. Petugas melakukan tindakan lanjutan bila penilaian pada
langkah ke-2 bayi tidak bernapas, tidak menangis dan tonus
otot lemah, sebagai berikut :
a. Petugas melakukan pemotongan tali pusat.
b. Petugas membawa bayi ke meja resusitasi.
c. Petugas menyalakan timer.
5. Petugas melakukan langkah sebagai berikut dalam 30 detik :
a. Memastikan bayi dalam posisi hangat
b. Memasang ganjal pada bahu bayi agar bayi pada posisi
semi-ekstensi.
c. Melakukan hisap lendir pada mulut dan hidung dengan
dili, bila bayi lahir disertai keluar ketuban mekoneal,
petugas harus melakukan suction adekuat untuk
menghisap cairan mekoneal pada jalan lahir bayi.
d. Melakukan pengeringan bayi dari mulai kepala, wajah,
leher, badan, kaki, dan punggung sekaligus sebagai
rangsang taktil.
e. Khusus bayi yang berat badannya < 1500 gram atau usia
gestasi < 32 mg, langsung dibungkus plastik bening
tanpa dikeringkan.
f. Memasangkan topi dan mengganti kain yang basah
dengan yang kering.
6. Petugas menilai usaha bernapas atau menangis dan tonus
otot.
7. Petugas melakukan Ventilasi Tekanan Positif (VTP) bila pada
langkah ke-6 tidak ada usaha napas atau menangis dengan
laju denyut jantung (LDJ) < 100 x/m dengan ketentuan VTP
dilakukan 15 detik setelah itu dilakukan evaluasi sebagai
berikut :
a. Bila dada mengembang lanjutkan VTP 15 detik lagi
b. Bila dada tidak mengembang lakukan evaluasi SR BITA
yaitu :
Evaluasi sungkup, reposisi, buka mulut, isap lendir,
tambah tekanan (PIP/ Peak Inspiration Preassure) bila
ada, dan pikirkan alternatif alat bantu napas lainnya.

Penambahan PIP sebagai berikut :


Bayi kurang bulan awal diberi PIP 20 cmH20 kemudian
dinaikan 5 cm H20 bila dada masih tidak mengembang
samapai maksimal PIP mencapai 40 cm H20. Sedangkan
untuk bayi cukup bulan awal diberi PIP 30 cmH20 dan
kenaikan sama seperti bayi kurang bulan, samapi PIP
maksimal 40 cmH20.

Alternatif alat bantu napas lain adalah pemasangan


selang/ tube seperti endotracheal tube atai laryngeal
mask airway (LMA), bila dengan tekanan PIP 40 cmH20
dada belum mengembang.

8. Setelah 30 detik lakukan seperti poin 7 diatas, Petugas


melakukan kegiatan berikut dari hasil evaluasi :
a. Bila LDJ 60-99 x/m lakukan VTP dengan evaluasi ventilasi
b. Bila < 60 lakukan resusitasi jantung paru sebagai
berikut :
 Sebaiknya dilakukan intubasi (bila memungkinkan)
 Kompresi dilakukan pada sternum dibawah garis
intermamilari dengan tehnik pijatan oleh kedua ibu
jari dan jari-jari lain melingkari badan bayi atau
dengan menggunakan 2 jari (telunjuk dan jari tengah)
dan tangan yang lain menopang punggung. Dengan
kedalaman 1/3 antero-posterior badan daerah dada
bayi.
 Perbandingan kompresi dan VTP ilah 3 : 1
 Resusitasi dilakukan 60 detik.
 Bila telah selesai 60 detik, LDJ < 60 pikirkan
pemberian cairan dan obat-obatan
c. Bila LDJ ≥ 100 x/m lakukan tindakan berikut :
a) Bila tidak ada distres nafas atau sianosis lakukan
sebagai berikut :
 Perawatn rutin di tempat bila stabil tanpa alat-
alat bantu napas dan lakukan prinsip STABLE di
tempat.
 Rujukan bila stabil dan terpasang alat-alat bantu
napas, dengan prinsip STABLE.
b) Bila terjadi distres nafas yang ditandai
tachipneu/napas cepat, retraksi, merintih lakukan
pemasangan CPAP (bila ada) bila tidak lakukan
rujukan dengan oksigenasi dan stabilisasi (STABLE)
c) Bila terjadi sianosis berikan terapi oksigen ½-1
liter/menit, bila sianosis tidak ada perbaikan lakukan
rujukan dengan STABLE.
9. Petugas melakukan langkah VTP, resusitasi jantung paru,
atau observsi pasca resusitasi tergantung hasil penilaian
bayi pasca tindakan.
10. Selama resusitasi petugas harus memasang probe
temperatur yang ada pada instrumen infant warmer.
11. Petugas melakukan pendokumentasian tindakan dan
pemberian obat-obatan.
12. Petugas menghentikan proses resusitasi bila :
a. Resusitasi telah berlangsung 20 menit dan tidak ada
respon klinis
b. Petugas kelelahan
c. Terdapat petugas lain yang lebih kompeten
d. Rencana penghentian resusitasi harus disertai konseling
kepada keluarga.

COMPLIANCE = ________Jumlah (ya)____ x 100%


Jumlah (ya) + Jumlah (tidak)

Nilai Compliance = ................... %

Tasikmalaya,
2021
Pelaksana

(.......................................................
..)

Algoritma Resusitasi Asfiksia pada Bayi Baru Lahir

Konseling antenatal, persiapan alat, dan pembagian tugas dalam tim


Perawatan rutin :
Bayi lahir
 Pastikan bayi tetap hangat
 Keringkan bayi
Ya
 Lanjutkan observasi pernapasan ,
Bernafas atau menangis?
laju denyut jantung/LDJ dan tonus
Tonus Baik ?

Tidak
60 Detik Keterangan :

Langkah-langkah awal : (nyalakan pencatat waktu) Pada bayi dengan berat badan < 1500 kg
atau umur kehamilan < 32 minggu, langsung
 Pastikan bayi tetap hangat dibungkus plastik bening tanpa dikeringkan
 Atur posisi semi ekstensi terlebih dahulu kecuali wajahnya, kemudian
 Isap lendir dari mulut kemudian hidung dipasang topi. Bayi tetap distimulasi
 Keringkan dan stimulasi walaupun dibungkus plastik
 Atur posisi ulang

Keterangan :
Observasi usaha napas,laju denyut jantung,dan tonus otot
Apabila LDJ ≥ 100 x/m dan sat. O2
tercapai (bila ada) :

 Tanpa alat bantu napas 


Tidak bernafas/mengap- Bernapas Spontan
mengap LDJ < 100 x/m perawatan observasi
 Dengan alat bantu napas  rujukan

Lakukan VTP (bila ada Distres napas


pantau Sat. O2) (tachipneu, retraksi, Sianosis sentral
merintih) persisten tanpa distres
napas

Penilaian VTP awal


Pemasangan CPAP dan
pemantauan sat. O2 Suplementasi oksigen
Penilaian VTP kedua (bila ada), bila tidak ada dan bila ada pantau
rujuk dengan oksigenasi sat.O2. bila tidak ada
dan STABLE perbaikan lakukan rujuk

LDJ ≥ LDJ 60 - 99
LDJ < 60 x/m
100 x/m x/m
Keterangan :
 Evaluasi Ventilasi
Evaluasi
Ventilasi (VTP)  Pertimbangkan  LDJ naik, dada mengembang (VTP
intubasi (bila ada) efektif)  lanjutkan VTP 15 detik lagi
 VTP (O2 100%) +  LDJ tidak naik, dada mengembang 
Kompresi dada (3 : 1) lanjutkan VTP 15 detik lagi
LDJ < 60 x/m selama 60 detik  Dada tidak mengembang :
 Observasi LDJ dan Evaluasi SR BITA (Sungkup,
usaha nafas Reposisi, Buka mulut, Isap lendir,
Tekanan dinaikan, Alternatif jalan
nafas (bila ada)). Sampai dada
mengembang  lanjutkan VTP
Pertimbangkan pemberian obat-obatan dan cairan sampai 30 detik
intravena

Berikan epineprin 1:1000 0,1 cc/kg BB (2 kali)


lakukan VTP dan kompresi dada nilai ulang

Anda mungkin juga menyukai