Anda di halaman 1dari 4

PENANGANAN

ASFIKSIA NEONATORUM
No. Dokumen
No. Revisi 0
SPO TanggalTerbit
Halaman 1- 4

UPTD PUSKESMAS
SELO
KABUPATEN
BOYOLALI
dr. Febti Nila Utami
NIP.197902162009032001

1. Pengertian Penanganan Asfiksia Neonatorum adalah langkah-langkah yang


dilakukan petugas dalam melakukan penatalaksanaan kasus Asfiksia
Neonatorum.
Asfiksia Neonatorum adalah kegagalan nafas pada bayi baru lahir
(BBL) secara spontan dan teratur segera setelah lahir.
Neonatus yang mengalami asfiksia memerlukan penanganan khusus,
petugas perlu melakukan tindakan resusitasi selama proses merujuk.
Perlunya resusitasi harus ditentukan sebelum akhir menit pertama
kehidupan. Indikator terpenting diperlukan resusitasi adalah kegagalan
nafas spontan setelah bayi lahir.
2. Tujuan Sebagai acuan bagi petugas di dalam melakukan penatalaksaan kasus
Resusitasi Neonatorum di UPTD Puskesmas Selo.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Nomor tentang Pelayanan
Klinis.
4. Referensi Buku Paket Pelatihan Pelayanan Obstetri dan Neonatal Emergensi
Dasar (PONED), Depkes 2008.
5. Prosedur 1. Penanganan Umum
a. Petugas mengeringkan bayi, mengganti kain yang basah dan
bungkus dengan kain yang hangat yang kering.
b. Jika belum dilakukan, petugas segera klem & potong tali pusat
c. Petugas meletakan bayi ditempat keras dan hangat (dibawah
radiant warmer) untuk resusitasi
d. Petugas mengerjakan pedoman pencegahan infeksi dalam
melakukan tindakan perawatan dan resusitasi
2. Petugas membuka jalan nafas / mengatur posisi bayi sebagai
berikut :
Posisi bayi :
a. Terlentang
PENANGANAN
ASFIKSIA NEONATORUM
No. Dokumen
No. Revisi 0
SPO TanggalTerbit
Halaman 2- 4

UPTD PUSKESMAS
SELO
KABUPATEN
BOYOLALI
dr. Febti Nila Utami
NIP.197902162009032001

b. Kepala lurus dan sedikit tengadah / ekstensi


c. Bayi diselimuti, kecuali muka dan dada
d. Bersihkan jalan nafas dengan menghisap mulut lalu hidup, jika
terdapat darah/ mocenium dimulut atau hidup, hisap segera
untuk menghindari aspirasi.
Catatan : Jangan menghisap terlalu dalam di tenggorokan,
karena dapat mengakibatkan turunnya rekuensi denyut jantung
bayi atau bayi berhenti bernafas.
e. Tetap jaga kehangatan tubuh bayi.
f. Nilai kembali keadaan bayi :
- Jika bayi mulai menangis atau bernafas lanjutkan dengan
asuhan awal bayi baru lahir.
- Jika bayi tetap tidak bernafas lanjutkan dengan ventilasi.
3. Petugas melakukan ventilasi bayi baru lahir.
a. Cek kembali posisi bayi ( kepala sedikit ekstensi )
b. Posisi sungkup dan cek perlekatannya
c. Pasang sungkup di wajah, menutupi pipi, mulut dan hidung
d. Rapatkan perlekatan sungkup dengan wajah
e. Remas balon dengan 2 jari atau seluruh tangah tergantung
besarnya balon.
4. Ventilasi jika perlekatan baik dan terjadi pengembangan dada.
Pertahankan frekuensi (sekitar 40x / menit ) dan tekanan ( amati
dada mudah naik dan turun ).
a. Jika dada naik maka kemungkinan tekanan adekuat.
b. Jika dada tidak naik :
Cek kembali dan koreksi posisi bayi
Reposisi sungkup untuk pelekatan lebih baik
Remas balon lebih kuat untuk mukus, darah / mekonium
5. Petugas melakukan ventilasi selama 1 menit, berhenti, dan nilai
apakah terjadi nafas spontan
a. Jika pernafasan normal ( frekwensi 30 60 x / menit ), tidak
ada tarikan dinding dada dan suara merintih dalam 1 menit,
PENANGANAN
ASFIKSIA NEONATORUM
No. Dokumen
No. Revisi 0
SPO TanggalTerbit
Halaman 3- 4

UPTD PUSKESMAS
SELO
KABUPATEN
BOYOLALI
dr. Febti Nila Utami
NIP.197902162009032001

resusitasi tidak diperlukan lanjutkan dengan asuhan bayi baru


lahir.
b. Jika bayi belum bernafas atau nafas lemah, lanjutkan ventilasi
sampai nafas spontan terjadi.
6. Jika bayi mulai menangis, hentikan ventilasi dan amati nafas
selama 5 menit setelah tangis berhenti.
a. Jika pernafasan normal ( frekwensi 30 60 x/ menit ), tidak ada
tarikan dinding dada dan suara merintih dalam 1 menit
resusitasi tidak diperlukan. Lanjutkan dengan asuhan bayi baru
lahir.
b. Jika frekwensi 30 x / menit, lanjutkan ventilasi.
c. Jika terjadi tarikan dinding dada yang kuat, lakukan ventilasi
dengan oxygen jika tersedia. Atau rujuk bayi di pelayanan
sekunder yang mempunyai fasilitas PONEK, PICU dan NICU.
7. Jika nafas belum teratur setelah 20 menit ventilasi :
a. Rujuk ke pelayana sekunder.
b. Selama dirujuk, jaga bayi tetap hangat dan berikan ventilasi jika
diperlukan.
8. Jika tetap tidak ada usaha bernafas, bayi megap mengap atau
tidak ada nafas setelah 20 menit ventilasi, hentikan ventilasi, bayi
lahir mati, berikan dukungan psikologis kepada keluarga.
9. Petugas menulis hasil pemeriksaan dan terapi ke dalam status
rekam medis.
10. Petugas menulis ke dalam buku register.
6.Unit terkait 1. Unit Gawat Darurat
2. Ruang Bersalin PONED

-
PENANGANAN
ASFIKSIA NEONATORUM
No. Dokumen
No. Revisi 0
SPO TanggalTerbit
Halaman 4- 4

UPTD PUSKESMAS
SELO
KABUPATEN
BOYOLALI
dr. Febti Nila Utami
NIP.197902162009032001

6. -

7. RekamanHistorisPerubahan
No Yang Dirubah Isi Perubahan Tgl.MulaiDiberlakukan

Anda mungkin juga menyukai