NAMA ANGGOTA :
1. Muhammad Mahardhika Dewantara A.Md.Kep (ketua kelompok)
2. Topan Nugraha, A.Md.Kom
3. Leni Setyowati, A.Md.Kep
4. Ribka Risnawati, A. Md. Kep
5. Siti Aristania Ayuisma, A.Md. Kep
A. Pendahuluan
Isu adalah suatu fenomena/kejadian yang diartikan sebagai masalah. Masalah yang terjadi
saat ini dan menjadi perbincangan publik dapat dinyatakan sebagai isu kritikal. Isu-isu kontemporer
yang sering terjadi diantaranya adalah korupsi, narkoba, terorisme dan radikalisme, money
laundering, proxy war, dan kejahatan mass communication. Isu kritikal dipandang sebagai topik yang
berhubungan dengan masalah-masalah sumber daya yang memerlukan pemecahan disertai dengan
adanya kesadaran publik akan isu tersebut. Isu kritikal terbagi ke dalam tiga kelompok berdarkan
tingkat kepentingannya, yaitu Isu saat ini (current issue), Isu berkembang (emerging issue), dan Isu
potensial. Dalam menganalisis sebuah isu, ada beberapa teknik yang dapat digunakan, diantaranya
yakni , teknik Tapisan, teknik Analisis Isu, dan analisis Kesenjangan atau Gap Analysis.
Saat ini dunia Indonesia sedang dihadapkan pada isu-isu yang sedang berkembang ditengah
masyarakat. Isu-isu ini menjadi perbincangan dan menjadi masalah bagi bangsa hingga nantinya
menjadi ancaman.
Anak buah mantan Menteri Sosial Juliari Batubara, Matheus Joko Santoso
mengajukan diri sebagai justice collabor dalam persidangan dugaan korupsi pengadaan paket
bantuan sosial (bansos) Covid-19 di wilayah Jabodetabek 2020.
4. Tingkat Kepatuhan minum obat yang masih kurang pada pasien Diabetes Melitus 2 dan Hipertensi
Kepatuhan minum obat adalah faktor terbesar yang mempengaruhi kontrol tekanan
darah. Diperkirakan rata- rata rentang kepatuhan minum obat antihipertensi yaitu 50-
70% (WHO,2003).
5. Hoax
Penyebaran berita bohong atau sering disebut hoax kini tengah menjadi persoalan yang
cukup serius di Indonesia. Pasalnya, hoax menjadi salah satu pemicu fenomena putusnya
pertemanan, gesekan, dan permusuhan. Informasi yang bersifat hoax menyebar dengan cepat
baik melalui saluran media sosial maupun grup di aplikasi chatting, misalnya WhatsApp,
BlackBerry Messenger, dan masih banyak lagi. Mengapa banyak orang yang mudah percaya
dengan informasi-informasi hoax dan mengapa pula penyebarannya begitu masif meski
kebenarannya belum dapat dipastikan? Menurut pandangan psikologis, ada dua faktor yang
dapat menyebabkan seseorang cenderung mudah percaya pada hoax. (Baca: Hati-hati Berita
"Hoax", Amati Ciri-cirinya...) “Orang lebih cenderung percaya hoax jika informasinya sesuai
dengan opini atau sikap yang dimiliki. Misal seseorang memang sudah tidak setuju terhadap
kelompok tertentu, produk, atau kebijakan tertentu. Ketika ada informasi yang dapat
mengafirmasi opini dan sikapnya tersebut, maka ia mudah percaya,” ujar Laras Sekarasih,
PhD, dosen Psikologi Media dari Universitas Indonesia, saat dihubungi Kompas.com.
Hal tersebut, menurut Laras, juga berlaku pada kondisi sebaliknya. Seseorang yang
terlalu suka terhadap kelompok, produk, dan kebijakan tertentu, jika menerima informasi
yang sesuai dengan apa yang ia percayai, maka keinginan untuk melakukan pengecekan
kebenaran terlebih dahulu menjadi berkurang. Secara natural, perasaan positif akan timbul di
dalam diri seseorang ketika ada yang mengafirmasi apa yang dipercayai. Perasaan terafirmasi
tersebut juga menjadi pemicu seseorang dengan mudahnya meneruskan informasi hoax ke
pihak lain. (Baca: Bos Facebook Akan ke Indonesia Bahas Berita "Hoax") Penyebaran hoax,
selain karena adanya perasaan terafirmasi, juga dipengaruhi oleh anonimitas pesan hoax itu
sendiri.
Setelah memahami berbagai isu yang terjadi di masyarakat perlu dilakukan analisis untuk
memahami bagaimana isu tersebut secara utuh dan kemudian dicarikan beberapa solusi pemecahan
isu. Dalam penentuan isu yang akan dibahas dilakukan analisis dengan alat bantu penetapan Isu yang
terdiri dari Aktual artinya isu yang dibahas merupakan isu yang masih hangat diperbincangkan.
Kekhalayakan yang artinya Isu tersebut menyangkut hajat hidup orang banyak. Problematik yang
artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah yang kompleks sehingga perlu dicarikan solisinya.
Kelayakan yang artinya isu tersebut relevan, realistis, masuk akal dan perlu dicarikan pemecahan
masalahnya.
5 Hoax √ √ TIDAK
Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa isu yang akan dibahas Rendahnya kepedulian
masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan 5M dalam masa Pandemi Covid-19.
B. Teknik Fishbone
Dari sejumlah isu yang telah dianalisis melalui teknik Tapisan dengan dibantu kriteria AKPK,
selanjutnya dilakukan analisis mendalam dengan teknik Fishbone. Fishbone diagram digunakan ketika
kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dan terutama ketika sebuah team cenderung
jatuh berpikir pada rutinitas. Analisis tersebut dapat digambarkan pada diagram seperti berikut:
KURANG
Masyarakat pelanggar Pola piker masyarakat yang KEPEDULIAN
protokol menganggap dirinya kebal
MASYARAKAT
MENERAPKAN
Kebiasaan tidak mematuhi aturan yang Peraturan pemerintah mengenai PSBB PROTOKOL
berlaku kurang diterapkan
KESEHATAN 5M
5 Hoax
4 4 3 11
Keterangan:
Dari Teknik Penapisan tersebut maka diambil Isu Kontemporer yang lebih
diutamakan penyelesaiannya yaitu tentang Rendahnya kepedulian masyarakat dalam
menerapkan protokol kesehatan 5M dalam masa Pandemi Covid-19.
Sebagai ASN kita harus melakukan komunikasi yang baik kepada masyarakat dengan cara :
1. Penyebab terjadinya rendahnya kepedulian masyarakat dalam menerapkan protokol
kesehatan 5M dalam masa pandemic Covid-19.
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai dampak terkena virus Covid-19.
b. Rendahnya kepedulian masyarakat terhadap sosialisasi Covid-19 dan pentingnya
penerapan protokol kesehatan.
c. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan.
2. Dampak yang akan terjadi apabila tidak dilakukan penanganan terhadap terjadinya
rendahnya kepedulian masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.
Karena kurangnya kerja sama masyarakat akan membuat pemerintah dan masyarakat
yang telah menaati peraturan terkendala dan sulit dalam penanganan Covid-19. Dampak-
dampak yang akan terjadi diantaranya :
a. Pemerintah sulit untuk memutus rantai Covid-19
b. Semakin meningkatnya penyebaran virus corona di Indonesia
c. Masyarakat akan tetap mengabaikan protokol kesehatan
3. Rekomendasi Pencegahan dan Peran Seorang ASN dalam mengatasi rendahnya
kepedulian masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.
Dengan komunikasi yang baik kepada masyarakat maka kita turut membantu
pemerintah dalam penanganan Covid-19.