Anda di halaman 1dari 5

Tugas Kelompok. Angkatan VII Kelompok IV.

Ketua:
1. Kresna Vinvin Heryana, S.Kom
Anggota :
1. Tata Nasution, S.Pd.I 7. Lucky Irfan Nurmawan, S.Pd
2. Rifki Nur Muhamad S.Kom 8. Gilang Surya Herlambang, S.Pd
3. Apt. Dian Sutarya S.Farm 9. Dian Fauziyyah, S.Pd
4. Tsalitsa El May, S.Pd. 10. Roza Hidayat, S.Kom
5. Wini Solihah,S.Pd

ANALISIS ISU GLOBAL

A. Identifikasi Isu-Isu Global


1. Pengeboman Gereja Katedral Makassar.
Aksi bom bunuh diri terjadi di depan Gereja Katedral Makassar pada Ahad (28 Maret 2021)
pagi.Polisi menyatakan pelaku bom bunuh diri ada dua orang dengan mengendari motor.
Pelakunya merupakan sepasang suami istri yang berinisial L kelahiran tahun 1995 dan YSF.
Pelaku merupakan anggota Jamaah Ansharut Daulah (JAD) Makassar yang terafiliasi dengan
ISIS. Pada kejadian ini dua korban tewas, dan puluhan orang luka-luka.
Bukti video : https://www.youtube.com/watch?v=5EsCEqMOtpE
2. Pro Kontra Pembelajaran Tatap Muka di Era Pandemi
Pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia termasuk di Indonesia ini
menyebabkan kepanikan luar biasa bagi seluruh masyarakat, sektor pendidikan juga turut terkena
dampak yang cukup fatal. Kegiatan belajar mengajar terpaksa harus dilakukan dalam jarak
jauh/daring.
Hasil survei singkat yang dilakukan Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) mendapati, dari
6.513 responden guru, sebesar 45,27 persen tidak setuju sekolah tatap muka di buka begitu pula
dengan orang tua siswa yang tidak semuanya setuju dengan keputusan sekolah tatap muka karena
khawatir anak-anaknya terpapar covid 19.
Bukti video : Link : https://www.youtube.com/watch?v=v_kZtRULPQ0
3. Isu Penolakan Vaksin Covid19
Hasil lain dari survei Kementrian Kesehatan Republik Indonesia sebanyak 65% responden
menyatakan bersedia menerima vaksin covid-19, 8% responden menyatakan menolak vaksin
covid-19 dan 27% sisanya menyatakan ragu dengan rencana pemerintah terkai vaksinasi covid-
19. Masih berdasarkan survei yang sama responden menyatakan alasan penolakan vaksinasi
terkait dengan keamanan vaksin (30%), keraguan terhadap efektifitas vaksin (22%),
ketidakpercayaan terhadap vaksin (13%), kekhawatiran akan adanya efek samping vaksin (12%)
dan alasan
keagamaan (8%). Selain faktor tersebut, faktor ekonomi menjadi salah satu alasan terjadinya
penolakan vaksinasi.
Penolakan masyarakat terhadap vaksinasi covid-19 sebenarnya dapat menjadi hambatan
dalam upaya pemerintah dalam menanggulangi pandemic covid-19 di Indonesia, sehingga
diperlukan upaya-upaya agar masyarakat mengerti akan manfaat vaksinasi dan bersedia dilakukan
vaksinasi.
Bukti video : https://www.youtube.com/watch?v=-D7tdTDnByI&t=16s
B. Penyebab Terjadinya Isu Penolakan Vaksinasi
Vaksinasi sendiri hingga kini masih diperdebatkan, terkait efektivitas dan seberapa penting vaksin
untuk melindungi tubuh. Terlebih, di tengah pandemi seperti virus corona, produksi vaksin terkesan
dilakukan dengan cepat bahkan beberapa belum teruji efektivitasnya. Ada alasan yang mungkin
mendasari seseorang menolak vaksin, di antaranya:
1. Merasa Aman dari Serangan Virus
Ada orang yang menolak vaksin karena merasa dirinya aman dan tidak mungkin terinfeksi.
Hal ini harus diluruskan. Vaksin bisa menginfeksi siapa saja dan orang tersebut berpotensi
menularkan virus pada orang lain di lingkungan sekitar. Hal ini juga bisa terjadi karena
menganggap sebuah penyakit atau infeksi virus tidak mematikan. Maka dari itu, penting untuk
menumbuhkan kesadaran akan pentingnya vaksinasi. Manfaat vaksin corona juga harus
disampaikan dengan tepat untuk menurunkan penularan penyakit berisiko.
2. Takut dengan Kandungan Vaksin
Alasan penolakan vaksin COVID-19 paling umum adalah terkait dengan keamanan vaksin
(30%); keraguan terhadap efektifitas vaksin (22%); ketidakpercayaan terhadap vaksin (13%);
kekhawatiran adanya efek samping seperti demam dan nyeri (12%); dan alasan keagamaan (8%).
C. Dampak Isu Penolakan Vaksinasi
Berdasarkan uraian dari identifikasi masalah terkait isu penolakan vaksinasi serta beberapa
penyebab yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya memungkinkan muncul beberapa dampak
yang akan terjadi diantaranya sebagai berikut :
1. Tidak sedikit masyarakat yang belum memahami bahaya virus covid-19 dan merasa aman
dari virus sehingga mengabaikan protokol kesehatan yang salahsatunya menolak untuk di
vaksinasi. Hal ini tentu berdampak pada penyebaran virus covid-19 sulit dikontrol dan
dihentikan.
2. Belum optimalnya proses sosialisasi terkait vaksinasi terhadap masyarakat ditambah
mayoritas masyarakat memperoleh informasi melalui media sosial yang mereka gunakan
sehingga besar kemungkinan mereka mengkosumsi informasi terkait vaksinasi dari sumber-
sumber yang tidak bertanggungjawab yang pada akhirnya menyebabkan sebagaian
masyarakat merasa ragu dan takut untuk vaksinasi terutama dalam aspek keamanan dan
efisiensi. Hal ini tentu berdampak pada munculnya kekhawatiran publik dan tidak
optimalnya pemberian vaksinasi sebagai upaya pencegahan penyebaran covid-19 di
Indonesia.
3. Adanya upaya pemerintah dengan mengeluarkan aturan adanya pemberian sanksi bagi
masyarakat yang menolak di vaksinasi covid 19 sebagaimana yang dikeluarkan dalam
Perpres nomor 14 tahun 2021 tertuang dalam pasal 13a ayat 4. Meskipun menurut
Kementrian Kesehatan langkah ini diambil agar target kekebalan kelompok (herd immunity)
terhadap virus corona tercapai, namun langkah tersebut dinilai sebagai sebuah pemaksaan
dan tidak menjamin semua elemen masyarakat menjadi bersedia di vaksinasi. Yang terjadi
adalah keraguan masyarakat justru semakin menguat yang pada akhirnya dapat menjadi
doktrin negatif bagi masyarakat luas seperti munculnya ketidakpercayaan terhadap
pemerintah.
4. Isu ini dapat dimanfaatkan oleh oknum/pihak yang tidak betanggunggung jawab dalam
melakukan tindak kejahatan di dunia maya seperti hoax atau hate speech demi keuntungan
pribadi dan kelompoknya.
D. Analisis SWOT Isu Penolakan Vaksin Covid-19
Isu penolakan vaksin ini jika dianalisis dengan teknik analisis SWOT yaitu sebagai berikut :

Stength (Kekuatan) Weakness Opportunities Threats (Ancaman)


(Kelemahan) (Peluang)
Vaksin diharuskan Vaksin yang diberikan Virus korona yang Kemungkinan
oleh pemerintah masih dalam pengujian memiliki dampak pada munculnya virus baru
sebagai upaya berbagai bidang harus
pencegahan virus segera diatasi
korona
Vaksin diberikan Ketidak percayaan Banyak masyarakat Banyak berita hoax
secara gratis sebagai masyarakat mengenai yang bersedia mengenai vaksin
upaya dari pemerintah vaksin yang diberikan diberikan vaksin
Ada masyarakat yang
mulai terbuka dan mau
menerima vaksin
Masyarakat mulai
banyak mencari tahu
mengenai vaksin

E. Upaya penyelesaian Isu penolakan vaksin covid-19


Upaya yang dapat dilakukan sebagai penyelesaian dalam penolakan vaksin covid-19 yaitu dengan
menguatkan kepercayaan masyarakat mengenai vaksin yang diberikan. Upaya ini dapat dilakukan
dengan cara membuat propaganda atau iklan pada media mengenai keamanan vaksin yang diberikan,
dalam hal ini pemerintah dapat memberikan iklan layanan masyarakat, melakukan sosialisasi sampai
tingkat desa atau bahkan memberikan contoh publik figure atau pejabat pemerintah yang bersedia
divaksin. Pemertaan informasi mengenai vaksin harus diperhatikan sehingga seluruh elemen
masyarakat
dapat menerima informasi secara merata. Upaya lain yang dilakukan yaitu dengan memberikan hasil
pengujian yang dapat meningkatkan kepercayaan masyakarakat mengenai vaksin. Dalam
meningkatkan kepercayaan masyarakat ini ada hal yang harus pemerintah waspadai dan harus segera
dikonfirmasi kebenaranya yaitu ketika ada berita hoax yang dapat melemahkan kepercayaan
masyarakat sehingga pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama dalam memerangi hoax isu
vaksin dengan cara pemerintah megkonfirmasi isu mana saja yang merupakan hoax sedangkan
masyakat berupaya untuk dapat memilah dan tidak mudah percaya megenai berita yang beredar jika
belum teruji kebenaranya. Kemungkinan munculmya varian virus baru. Masih adanya sebagian
masyarakat yang menolak vaksinasi covid-19 menyebabkan perlu ada upaya pencegahan agar
penolakan tidak semakin luas. Berdasarkan Survei Penerimaan Vaksin Covid-19 di Indonesia yang
dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan, ITAGI, UNICEF dan WHO pada tahun 2020 sebanyak
27% responden menyatakan ragu- ragu untuk menerima vaksin dan 8% menolaknya. Jumlah yang
cukup besar ini perlu menjadi perhatian untuk dicarikan solusi. Berdasarkan penyebab terjadinya
penolakan vaksin covid-19 di tengah masyarakat, ada beberapa upaya pencegahan yang dapat
dilakukan. Pemerintah sebagai penyelenggara vaksinasi Covid-19 harus dapat menjamin, bahwa
vaksin yang digunakan aman dan halal. Kedua faktor ini menjadi penting mengingat banyak
masyarakat yang menolak karena ragu terhadap efektivitas vaksin yang dikembangkan dalam kurun
waktu yang relatif singkat ini, yakni kurang dari satu tahun. Faktor halal juga sangat penting bagi
masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, jaminan dari MUI dan pemerintah berperan penting
dalam pengambilan keputusan penerima vaksin.
Upaya berikutnya yang bisa dilakukan yaitu memberantas berita-berita hoax yang masih banyak
beredar di masyarakat. Sejumlah info menyesatkan tentang vaksin masih bisa kita temukan beredar
melalui media sosial. Sebagaimana dilansir CNN Indonesia, disampaikan oleh Menteri Komunikasi
dan Informatika bahwa ada 1.470 hoax tentang covid-19 per 10 Maret 2021. Berita bohong ini
umumnya mempengaruhi masyarakat yang belum terbiasa melakukan cek fakta, mereka mudah
mempercayai berita yang beredar di media sosial apalagi jika yang membagikan adalah orang terdekat.
Penolakan terhadap vaksin covid-19 juga dapat diminimalisir melalui langkah-langkah edukatif
yang gencar baik dari pemerintah maupun masyarakat yang sudah paham. Edukasi dapat dilakukan
melalui media sosial sehingga diharapkan dapat membuka wawasan berbagai lapisan masyarakat.
Langkah ini juga penting untuk memerangi maraknya berita bohong yang biasanya juga tersebar
secara cepat. Strategi edukasi melalui tokoh-tokoh masyarakat dapat menjadi cara yang efektif untuk
menyebarluaskan fakta tentang vaksin covid-19. Tokoh masyarakat yang dimaksud bisa dari kalangan
pejabat, artis dan tokoh agama baik yang berskala nasional maupun lokal. Menjangkau lebih banyak
influencer di daerah dapat meningkatkan peluang diterimanya vaksin covid-19.
Tidak hanya langkah-langkah teknis seperti yang telah diuraikan di atas. Pencegahan penolakan
vaksin covid-19 juga dapat diupayakan melalui jalur formal melalui organisasi-organisasi masyarakat.
Sebagaimana diketahui, data Kementerian Dalam Negeri menunjukkan bahwa Indonesia memiliki
lebih dari 400.000 organisasi masyarakat, hal ini sebagaimana dikutip oleh Kompas pada tahun 2019.
Besarnya angka tersebut dapat menjadi peluang bagi pemerintah untuk melakukan pendekatan secara
persuasif terhadap lembaga-lembaga tersebut dan mengedukasi serta mengeluarkan imbauan bagi
anggotanya untuk dapat menerima vaksin covid-19.
F. Peran ASN dalam menghadapi isu Penolakan Vaksinasi Covid-19
Dengan berkembangnya isu Penolakan Vaksinasi Covid-19, tentu dapat mengganggu atau
menghambat pelaksanaan program vaksinasi yang diusahakan oleh pemerintah, sehingga ada beberapa
peran yang dapat dilakukan oleh kita sebagai ASN, diantaranya sebagai berikut;
1. Menjadi garda terdepan untuk mensukseskan vaksinasi covid19, sebagai ASN harus terus
mendukung program-program pemerintah dalam vaksinasi dan ikut serta mensukseskannya.
2. Antusias dalam pelaksanaan vaksinasi, sebagai ASN harus menjadi pelopor dalam
pelaksanaannya, agar dapat di ikuti oleh masyarakat lainnya.
3. Memberi edukasi kepada masyarakat mengenai vaksinasi, berbagi pengetahuan mengenai
vaksinasi, agar tidak ada lagi masyarakat yang tidak mengerti/mengetahui tentang vaksinasi.
4. Mencegah berita-berita hoak tentang vaksinasi dengan memberikan informasi yang benar
dan jelas, agar masyarakat tidak termakan/terbohongi oleh berita-berita yang tidak benar
mengenai vaksinasi.
5. Mengkampanyekan bahwa vaksin itu aman dan terjamin, sebagai ASN harus dapat
menjelaskan bahwa vaksin itu telah aman dan terjamin karena sudah diuji oleh lembaga-
lembaga yang berwenang.
6. Memberikan contoh penerapan protokol kesehatan meski telah melaksanakan vaksin, karena
setelah melakukan vaksinasi bukan berarti kebal terhadap covid19 sehingga masih perlu
dilakukan protokol kesehatan seperti melakukan 5M.

Anda mungkin juga menyukai