Anda di halaman 1dari 6

POSTER MARI KITA SUKSESKAN VAKSINASI

Di Susun Oleh :

KELOMPOK 5 :

1. Alfiannoor 11194562011053
2. Eka Herawati 11194562011056
3. Jamilah 11194562011067
4. Melyani Nooramelia 11194562011074
5. M.Ardhi Kurniawan 11194562011071
6. Ni Luh Ari Astuti 11194562011077
7. Selvi Dianty 11194562011082

Dosen Fasilitator : M. Sobirin Mohtar, Ns, M.Kep

Muhammad Riduansyah, Ns, M.Kep

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS SARI MULIA

BANJARMASIN

2021
A. Analisis Kebutuhan Media Edukasi
Latar Belakang
Sejak bulan Maret 2020, Covid-19 telah ditetapkan oleh WHO sebagai Pandemi atau
penyebaran wabah penyakit tertinggi. Upaya terus dilakukan diberbagai negara,
termasuk Indonesia. Pandemi Covid -19 yang melanda Indonesia sepanjang tahun 2020
dan masih terus mewabah diawal tahun 2021 menyebabkan konsidi sosial ekonomi
negara terganggu dan menimbulkan beragam presepsi terhadap setiap upaya yang
dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi pandemi ini,
Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan vaksin virus corona buatan perusahaan asal
China, Sinovac halal digunakan. Keputusan ini diambil usai Komisi Fatwa MUI menggelar
sidang pleno untuk membahas aspek kehalalan vaksin Covid-19 pada Jumat siang (8/1).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor:
HK.02.02/II/368/2021 tentang Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 pada Kelompok
Sasaran Lansia, Komorbid, dan Penyintas COVID-19 serta Sasaran Tunda.
Berdasarkan surat edaran terbaru ini, Kemenkes telah menambahkan beberapa
kelompok yang tadinya masih menjadi ‘kontra indikasi’ sebagai penerima vaksin,
menjadi ‘diperbolehkan’ untuk menerima vaksin dengan kondisi dan persyaratan
tertentu.
Berdasarkan hasil uji klinis di Brazil dan Turki tersebut, Vaksin Sinovac telah terbukti
aman untuk diberikan kepada kelompok lansia, dengan kemungkinan terjadi efek
samping yang ‘hanya’ berupa efek samping ringan-sedang, seperti nyeri dan
kemerahan pada area penyuntikan, serta keluhan nyeri kepala dan kelelahan ringan
paska penyuntikan. Selain itu, hasil uji klinis tersebut juga menyebutkan bahwa
kemanjuran Vaksin Sinovac pada kelompok lansia juga relatif sama dengan kelompok
dewasa muda (usia 18 – 59 tahun). Berdasarkan hasil uji klinis tersebut, Vaksin
Sinovac disebutkan berhasil mentrigger pembentukan antibodi pada 98 – 99%
kelompok lansia yang sehat, pada 28 hari setelah Vaksin Sinovac dosis kedua
diberikan.
Walaupun demikian, tentunya tidak semua kelompok lansia ‘boleh’ menerima Vaksin
Sinovac. Hal ini dikarenakan kita harus kembali lagi kepada prinsip bahwa pemberian
vaksin harus lebih besar manfaatnya dibanding risikonya. Pada lansia yang memiliki
komorbid yang cukup berat, di mana dikhawatirkan kemungkinan efek samping lebih
besar terjadi, atau pada lansia dengan gangguan sistem imun yang mana kecil
kemungkinan kekebalan dapat terbentuk, pemberian vaksin tentunya tidak
dipertimbangkan untuk diberikan. Oleh karena itu, sebelum pemberian vaksin,
hendaknya lansia melakukan pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu untuk
menentukan ‘kelayakan’ mereka untuk menerima vaksin.Upaya yang dilakukan
pemerintah adalah termasuk pelaksanaan vakinasi Covid-19.Vaksinasi tersebut
bertujuan untuk mengurangi penularan/transmisi Covid-19, menurunkan angka
kesakitan dan kematian akibat Covid-19, serta mencapai kekebalan kelompok (herd
Immunity).
Vaksinasi Covid-19 dilaksanakan di fasilitas pelayanan kesehatan dan terus bergulir
yang juga diperuntukkan bagi lansia, orang dengan komorbid/ penyakit penyerta,
penyintas/survivor Covid-19, dan sasaran tunda.
Lansia sebagai sasaran yang diprioritas pemerintah dalam vaksinasi ini bertujuan
untuk menekan angka kematian lansia akibat Covid-19, dalam hal ini timbul berbagai
issu di masyarakat akan takutnya melakukan vaksinasi dikarenakan sudah menyebarnya
berita-berita tentang efek samping dari vaksinasi yang bisa menyebabkan kematian.
Padahal Pemerintah sudah menjamin keamanan vaksin karena sudah melalui uji klinis
yang ketat
Ditengah kesimpangsiuran berita terkait vaksinasi Covid-19 masyarakat
membutuhkan sumber edukasi yang bisa dibaca dan dipahami oleh masyarakat
khusunya lansia. Dari permasalahan tersebut maka kami dari kelompok 5 perlu membuat
media edukasi berupa poster terkait pentingnya vaksinasi untuk lansia.
Mari kita sukseskan vaksinasi Covid-19 dan tetap melaksanakan protocol kesehatan
demi mencegah Covid-19

B. Materi Media Edukasi


Lansia berisiko tertular dan kalau tertular, sangat berisiko mengalami kondisi yang
berat. Bahkan, sampai kematian. Ini karena penuaan melemahkan sistem imun dari
lansia.
Materi media edukasi yag kami buat ini berisi tentang pentingnya vaksinasi untuk
lansia informasi tentang pentingnya untuk kembali datang untuk melakukan vaksinasi
tahap kedua, kelompok lansia yang seperti apa yang dianjurkan untuk diberi vaksin, dan
informasi-informasi terkait tentang keamanan vaksin.
Ahli Geriatri Profesor Siti Setiati menjelaskan lansia merupakan orang yang rentang
tertular infeksi covid-19 dibandingkan kelompok umur lainnya. Data global
menunjukkan lebih dari 10,7 juta kasus covid-19 terjadi pada lansia. Covid-19 yang
menyerang lansia juga berisiko menjadi parah dan mengakibatkan kematian. Sebanyak
48,3 persen kasus meninggal dunia karena covid-19 terjadi pada lansia. (CNN Indonesia
Adhi Wicaksono).
Namun, tidak semua lansia bisa divaksin. Pasalnya, kondisi tertentu mempengaruhi
keefektifan vaksinasi pada lansia.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi keefektifan vaksinasi pada lansia.
1. Usia yang sangat lanjut yang menyebabkan perubahan fungsi organ dan sistem
imun.
2. Penyakit penyerta yang tidak terkontrol.
3. Konsumsi banyak obat.
4. Malnutrisi, baik kekurangan maupun kelebihan nutrisi.
5. Aktivitas fisik yang rendah.
Lansia yang boleh mendapatkan vaksin adalah lansia yang memenuhi sejumlah
ketentuan. Berikut ketentuan lansia yang bisa mendapatkan vaksin covid-19.
1. Suhu maksimal 37,5 derajat celcius.
2. Tekanan darah kecil sama 180/100 mmHg.
3. Tidak sedang sakit.
4. Tidak memiliki penyakit akut yang tidak terkontrol.
5. Lolos skrining kerentanan khusus untuk lansia melalui kuesioner Rapuh.
Berikut ini lima alasan masyarakat lansia di Indonesia, tak perlu ragu menerima
vaksinasi Covid-19 (Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "5 Alasan
Lansia Indonesia Tak Perlu Ragu Terima Vaksin Covid-19.
(https://www.kompas.com/sains/read/2021/03/08/180300823/5-alasan-lansia-
indonesia-tak-perlu-ragu-terima-vaksin-covid-19?page=all: Penulis : Ellyvon Pranita
Editor : Bestari Kumala Dewi)
1. Angka kematian Covid-19 kelompok lansia tinggi Sebagai informasi, Gugus
Tugas Indonesia menyebutkan, 10,7 persen kasus terkonfirmasi positif Covid-19
menyerang kalangan lansia di atas 60 tahun, bahkan kelompok usia ini mencatat
48,8 persen kasus meninggal dunia akibat Covid-19. Hal ini membuat kasus
pasien meninggal dunia akibat Covid-19 pada kelompok lansia adalah yang
terbesar dibandingkan kelompok lainnya. Dari total 37.154 pasien Covid-19 yang
meninggal dunia di Indonesia hingga tanggal 6 Maret 2021, sebanyak 18.131
diantaranya adalah lansia.
2. Sudah lulus uji klinik Program vaksinasi Covid-19 bagi kategori lansia di atas 60
tahun dimulai pemerintah sejak 8 Februari 2021 lalu. Program vaksinasi bisa
dilakukan di fasilitas kesehatan, baik di puskesmas maupun rumah sakit miliki
pemerintah dan swasta. Tercatat saat ini, jumlah seluruh lansia di Indonesia
sebanyak 28,7 juta jiwa atau 10,6 persen dari jumlah penduduk. Namun, hanya
21,5 juta jiwa yang ditargetkan menerima vaksinasi sepanjang program vaksinasi
Covid-19 untuk lansia.
3. Tidak ada efek samping serius Lebih lanjut Prof Iris mengungkap, alasan
berikutnya kenapa masyarakat kelompok lansia tidak perlu takut untuk
divaksinasi Covid-19 adalah, karena tak ada efek samping yang perlu
dikhawatirkan. "Tidak ada efek samping serius maupun kematian yang
dilaporkan, jadi masyarakat tidak perlu khawatir," tegasnya. Menurut dia, efek
samping dari vaksin Covid-19 sebenarnya hampir sama dengan vaksin lainnya.
Efek samping yang terjadi hanyalah bersifat kategori ringan hingga sedang. Efek
lokal bisa terjadi seperti kemerahan, bengkak, nyeri di daerah suntikan.
Sementara, efek sistemik bisa berupa demam, sakit kepala, pusing, mual, muntah
dan diare.
4. Upaya mencapai herd immunity Target utama setiap negara yang diserang wabah
pandemi Covid-19 adalah memutuskan rantai penularan dan mengakhiri pandemi
dengan sesegera mungkin. Nah, target tersebut dianggap bisa tercapai, jika herd
immunity atau kekebalan kelompok masyarakat dunia sudah terbentuk. Sebab,
jika herd immunity terbentuk, maka pandemi diharapkan bisa hilang, layaknya
penyakit cacar.
5. Menekan risiko bergejala berat dan kematian Orang di usia lanjut atau lansia,
umumnya banyak memiliki penyakit komorbid atau penyakit penyerta. Seperti
diketahui, orang dengan penyakit penyerta dinyatakan berisiko tinggi mengalami
gejala-gejala berat saat terpapar virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Nah,
Vaksin Covid-19 yang ada saat ini berdasarkan hasil penelitian atau hasil uji,
dinyatakan dapat membantu menekan risiko orang dengan penyakit komorbid
mengalami gejala atau keluhan-keluhan berat, dan ini akan menekan risiko
kematian juga. "Vaksinasi Covid-19 dapat dilakukan pada lansia dengan
komorbid yang terkendali.
C. Tata-Tata Cara Penggunaan Media Edukasi
Media edukasi poster ini dapat dibagikan ke masyarakat, di tempelkan di tempat-tempat
umum yang mudah dan bisa dilihat dan dibaca oleh masyarakat contoh di pelayanan
kesehatan, di pustu, poskesdes, rumah makan, balai desa, balai posyandu,dll
poster ini juga dapat digunakan ketika petugas melakukan penyuluhan di kegiatan
vaksinasi, posyandu usila, kegiatan puskesmas keliling di daerah-daerah yang masih
minim sumber informasinya

D. Sumber Rujukan
- (https://www.kompas.com/sains/read/2021/03/08/180300823/5-alasan-lansia-indonesia-
tak-perlu-ragu-terima-vaksin-covid-19?page=all: Penulis : Ellyvon Pranita Editor :
Bestari Kumala Dewi)
-(https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210108100235-20-591063/fatwa-mui-
vaksin-sinovac-suci-dan-halal
-(https://indonesiare.co.id/id/article/rekomendasi-terbaru-kemenkes-untuk-vaksinasi-
covid-19

E. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai