P1337420620052
2021
PENDAHULUAN
Efikasi kandidat vaksin pada awalnya yaitu vaksin dengan nama Pfizer
(efikasi primer 95 %), moderna (efikasi primer 94,5 %), oxford atau astrazeneca
(uji klinis masih berlangsung, data sementara masih menunjukkan 62-90 %),
novavax (data belum ada) dan terakhir adalah sinovac (Turki 91,25 %, Brazil 78
% serta Indonesia 65,3 %) (Marwan, 2021).
Pada hari Senin, 11 Januari 2021. Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) memberikan persetujuan dalam kondisi emergency (EUA) untuk vaksin
COVID-19 yang pertama kali kepada vaksin CoronaVac produksi Sinovac
Biotech Inc yang bekerjasama dengan PT. Biofarma. Presiden Joko Widodo
menjadi orang pertama yang diberikan vaksin tersebut pada 13 Januari 2021.
Masalah lain terkait vaksin sinovac kembali bermunculan di beberapa
sosial media atau platform chat. Banyak masyarakat yang meneruskan pesan
tentang efek samping dari vaksin tersebut seperti kejang bahkan kelumpuhan
bagian tubuh sehingga mengakibatkan masyarakat yang tadinya berkenan untuk
melakukan vaksinasi menjadi ketakutan.
Vaksin yang telah ditetapkan oleh pemerintah tentu saja vaksin yang sudah
benar teruji klinis, bukan hanya sekedar vaksin abal-abal. Sinovac ini memiliki
efikasi 65,3 % yang dapat mengurangi risiko terinfeksi COVID-19 dari yang tidak
tervaksinasi. Orang yang tidak divaksinasi sinovac berisiko terinfeksi COVID-19
3x lebih tinggi daripada risiko orang yang divaksinasi (Marwan, 2021).
Sinovac teruji klinis, aman dengan efek samping local seperti nyeri, iritasi,
bengkak dan kemerahan (merupakan efek samping dari semua jenis vaksin) dan
efek samping sistemik seperti nyeri otot, nyeri sendi, kelelahan, demam dan sakit
kepala. Hal tersebut tidak terjadi pada uji klinis 1 dan 2 di China, tidak ada efek
samping yang mengancam nyawa setelah pemberian vaksin sinovac (Marwan,
2021).
Indonesia menjadi salah satu negara yang terinfeksi COVID-19. Pada awal
masuknya virus tersebut, peningkatannya sangat tinggi dan cepat. Setelah bekerja
sama antara masyarakat dengan pemerintah serta tenaga kesehatan, perkembangan
kasusnya mulai menurun. Vaksinasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan
pemerintah Indonesia untuk mengurangi risiko terinfeksi COVID-19. Vaksin yang
diberlakukan di Indonesia adalah vaksin sinovac dengan efikasi 65,3 % dan telah
disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Vaksin yang telah ditetapkan oleh pemerintah tentu saja vaksin yang sudah
benar teruji klinis, bukan hanya sekedar vaksin abal-abal. Sinovac ini memiliki
efikasi 65,3 % yang dapat mengurangi risiko terinfeksi COVID-19 dari yang tidak
tervaksinasi. Orang yang tidak divaksinasi sinovac berisiko terinfeksi COVID-19
3x lebih tinggi daripada risiko orang yang divaksinasi
Marwan. 2021. Peran Vaksin dalam Penanganan Pandemi C19. Smf Pulmonologi
Dan Kedokteran Respirasi Laboratorium Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Mulawarman – Rsu A.W Sjahranie Samarinda
https://health.detik.com/berita-detikhealth/d-5534558/kasus-covid-19-menurun-
corona-di-ri-sudah-lewati-puncaknya-desember-2020