Anda di halaman 1dari 7

Karakteristik Pasien yang Mengalami Gangguan Jiwa

di Wilayah Kerja Puskesmas Tamansari

Nia Restiana 1, Fani Sulistian 2

Abstrak

Gangguan jiwa adalah respons maladaptif terhadap stressor yang berasal dari internal
maupun eksternal sehingga menimbulkan perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan
adanya gangguan pada fungsi jiwa, yang menimbulkan penderitaan pada individu dan atau
hambatan dalam melaksanakan peran sosial. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan
karakteristik pasien yang mengalami gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas Tamansari.
Desain penelitian yang akan digunakan adalah metode deskriptif. Besarnya ukuran sampel
adalah 24 pasien. Data demografi pasien yang mengalami gangguan jiwa sebagian besar;
berjenis kelamin laki kali 13 orang (54%), pendidikan SD sebanyak 10 orang (42 %), tidak
bekerja yaitu 21 orang (87%), status belum menikah sebanyak 14 orang (58%). Faktor
predisposisi yang terbesar adalah faktor psikologis kepribadian tertutup (83%), faktor presifitasi
yang terbesar adalah kehilangan orang yang dicintai, sumber koping yang paling besar adalah
kemampuan personal (63%), sedangkan masalah keperawatan yang terbanyak adalah halusinasi
dan isolasi masing masing 54%. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai
karakteristik pasien gangguan jiwa, menjadi dasar pertimbangan dan pemikiran dalam
mengembangkan perawatan untuk pasien yang mengalami gangguan jiwa dan dapat
meningkatkan dan mengembangkan berbagai strategi intervensi yang efektif dalam melakukan
asuhan keperawatan pada pasien yang mengalami gangguan jiwa.
Kata kunci : Karakteristik, gangguan jiwa

Abstract

Mental disorders are maladaptive responses to stressors coming from both internal and
external, resulting in a change in the functioning of the soul that causes disruption to the
functioning of the soul, causing suffering to the individual and / or obstacles in performing the
social role. The purpose of this study is to describe the characteristics of patients who have
mental disorders in the work area of Tamansari Puskesmas. The research design that will be
used is descriptive method. The size of the sample is 24 patients. Demographic data of patients
with mental disorders are mostly; (54%), primary education (10%), unemployment (21 persons
(87%), unmarried status (14%) (58%). The greatest predisposing factor was the psychological
factor of the closed personality (83%), the greatest precipitation factor was the loss of the loved
one, the largest coping source was the personal ability (63%), whereas most nursing problems
were hallucinations and isolation of 54% . This study is expected to provide information on the
characteristics of psychiatric patients, the basis of consideration and thought in developing
care for patients with mental disorders and can improve and develop effective intervention
strategies in nursing care in patients with mental disorders.
Keywords: Characteristics, mental disorders

PENDAHULUAN
Kesehatan menurut UU No 36 Tahun produktif secara sosial maupun ekonomis.
2009 adalah keadaan sehat baik fisik, Dengan demikian kesehatan sifat holistik
mental, spiritual, maupun sosial yang meliputi aspek biopsikososiospiritual,
memungkinkan setiap orang hidup bukan hanya terbebas dari penyakit fisik

124
tetapi kualitas hidup yang terdiri dari pekerjaan atau fisik. Sedangkan gangguan
kesejahteraan dan kualitas hidup, sehingga jiwa menurut Riskesdas (2013) adalah
kesehatan jiwa merupakan bagian integral gangguan jiwa yang ditandai oleh
dari kesehatan. terganggunya kemampuan menilai realitas
Kesehatan jiwa adalah keadaan atau tilikan (insight) yang buruk.
sejahtera ditandai dengan perasaan bahagia, Prevalensi gangguan jiwa menurut
keseimbangan, merasa puas, pencapaian data Riskesdas tahun 2007 sebesar 4,6%
diri dan optimis (Stuart & Laraia, 2005). sedangkan data Riskesdas tahun 2013
Maka dengan demikian kesehatan jiwa prevalensi gangguan jiwa berat sebesar 1,7.
merupakan bagian integral dari kesehatan Prevalensi gangguan jiwa di Jawa barat
dan keadaan sejahtera yang ditandai dengan 1,6%. Jumlah gangguan jiwa di Kota
dapat menyadari kemampuan yang dimiliki, Tasikmalaya ada 171 orang sedangkan di
dapat mengatasi stress, perasaan bahagia, kecamatan Tamansari ada 32 orang.
merasa puas dan optimis sehingga Penyebab masalah gangguan jiwa yang
seseorang dapat hidup harmonis dan pasti belum diketahui namun ada beberapa
produktif. factor penting yang mempengaruhi
Kesehatan jiwa sangat dipengaruhi timbulnya gangguan jiwa yaitu faktor
oleh kemampuan seseorang dalam predisposisi dan faktor presipitasi. Faktor
mengatasi sumber stres kehidupan. predisposisi dan presifitasi ini meliputi
Kemiskinan, tingginya tindak kekerasan, faktor biologi meliputi genetik, penyakit
bencana alam, konflik antar masyarakat, fisik, faktor psikologis seperti kepribadian,
bahkan ketidakmampuan beradaptasi pengalaman masa lalu yang menyakitkan,
dengan perkembangan teknologi faktor sosial budaya yaitu pendidikan,
merupakan beberapa contoh sumber stres. pekerjaan, status ekonomi dan lain lain.
Seseorang yang tidak dapat beradaptasi Penelitian ini bertujuan untuk
terhadap stress akan memberikan respon menggambarkan karakteristik pasien yang
yang maladaptif mulai dari masalah mengalami gangguan jiwa di wilayah Kerja
psikososial sampai dengan gangguan jiwa. Puskesmas Tamansari. Adapun tujuan
Gangguan jiwa menurut Towsend khususnya adalah diketahuinya data
(2009) adalah respons maladaptif terhadap demografi (jenis kelamin, usia, pendidikan,
stressor dari lingkungan internal dan status perkawinan, dan pekerjaan); faktor
eksternal yang dibuktikan melalui pikiran, predisposisi; faktor presipitasi; sumber
perasaan dan perilaku yang tidak sesuai koping serta masalah keperawatan pada
dengan norma-norma lokal atau budaya pasien yang mengalami gangguan jiwa di
setempat dan mengganggu fungsi sosial, wilayah Kerja Puskesmas Tamansari
125
METODE PENELITIAN mengalami gangguan jiwa sebagian besar;
Penelitian ini adalah penelitian berjenis kelamin laki kali 13 orang (54%),
deskriptif. Penelitian dilaksanakan selama pendidikan SD sebanyak 10 orang (42 %),
8 bulan dari bulan Maret sampai dengan tidak bekerja yaitu 21 orang (87%), status
Oktober 2017. Besarnya ukuran sampel belum menikah sebanyak 14 orang (58%).
dalam penelitian ini sebanyak 24 pasien Tabel 2 Analisis Usia Pasien Gangguan Jiwa
di Wilayah kerja Puskesmas Tamansari
yang mengalami gangguan jiwa. Tahun 2017
Analisis statistik yang dipergunakan Nilai
CI
Variabel N Mean SD Min-
95%
yaitu univariat yaitu distribusi frekuensi Maks
Usia 24 30 10,13 14-53 26,02
dan proporsi untuk pendidikan, jenis
-
kelamin, pekerjaan, status perkawinan, 34,57

faktor predisposisi, faktor presipitasi, Berdasarkan tabel 2 rata rata usia

sumber koping dan masalah keperawatan. pasien yang mengalami gangguan jiwa di

Sedangkan mean, median, standar deviasi, Wilayah Kerja Puskesmas Tamansari

nilai maksimum dan minimum untuk usia. adalah 30 tahun dengan standar deviasi
10,13, usia termuda 14 tahun, usia tertua 53

HASIL DAN PEMBAHASAN tahun dengan CI 95% (26,02-34,57).

1. Data demografi pasien gangguan jiwa Hasil penelitian menujukan rata rata

Tabel 1 Distribusi demografi pasien yang usia pasien yang mengalami gangguan jiwa
mengalami gangguan jiwa (jenis kelamin, adalah 30 tahun. Usia 30 tahun masuk
status perkawinan, tingkat pendidikan,
pekerjaan) di wilayah kerja Puskesmas kedalam masa dewasa muda yang
Tamansari tahun 2017 (n=24)
merupakan usia produktif dimana individu
No Variabel Jumlah %
1. Jenis Kelamin mendapat tuntutan dari keluarga maupun
• Laki-laki 13 54
masyarakat untuk mencapai aktualisasi diri.
• Perempuan 11 46
2. Status Perkawinan dan pada masa ini Karena ia gagal dalam
• Menikah 8 33
• Belum menikah
mengaktualisasikan dirinya maka
14 58
• Janda/Duda 2 9 menimbulkan masalah bagi pasien.
3. Pendidikan
• Tidak Sekolah 1 4 Tingkat pendidikan dan pekerjaan
• SD 10 42 kebanyakan pasien berpendidikan SD dan
• SMP 6 25
• SMU 6 25 tidak bekerja. Pendidikan mempengaruhi
• PT 1 4 seseorang dalam mengambil keputusan,
4. Pekerjaan
• Bekerja 3 13 sehingga jiga ada ia tidak tahu bagaimana
• Tidak Bekerja 21 87
cara mengatasinya. Hasil penelitian juga
Berdasarkan tabel 1 diatas, maka
menunjukan bahwa sebagian besar pasien
diketahui data demografi pasien yang
tidak bekerja, sehingga dengan tidak

126
bekerja pasien merasa malu dan minder sosial budaya sebagian besar mempunyai
sehingga menimbulkan masalah pada tingkat ekonomi rendah (8%).
kesehatan jiwanya. Hal ini sesuai dengan Faktor yang mempengaruhi gangguan
konsep Stuart (2009) bahwa masalah jiwa ada 2 yaitu faktor predisposisi dan
kesehatan jiwa bisa timbul dari stressor faktor presifitasi. Faktor predisposisi
sosial budaya yaitu masalah pekerjaan. adalah faktor resiko yang menjadi sumber
Pasien gangguan jiwa sebagian besar terjadinya stres yang mempengaruhi tipe
belum menikah, status pernikahan ini juga dan sumber individu dalam menghadapi
yang menyebabkan pasien merasa malu dan stres biologis, psikologis dan sosial budaya
minder karena ia belum menikah, sehingga (Stuart, 2009). Pada penelitian ini faktor
masalah status perkawinan ini merupakan psikologis lebih besar dibandingkan dengan
salah satu stresor bagi pasien. faktor biologi maupun faktor sosial budaya.
2. Faktor predisposisi pasien yang Faktor psikologis yang terbesar adalah
mengalami gangguan jiwa kepribadian tertutup yaitu 83%, karena
Tabel 3 Distribusi faktor predisposisi pasien pasien mempunyai kepribadian yang
gangguan jiwa di wilayah kerja Puskesmas
Tamansari tahun 2017 (n=24) tertutup ia tidak bisa mengungkapkan
No Variabel Jumlah % perasaanya kepada orang lain, dan ia tidak
1. Biologis
bisa menolak permintaan dari yang lain,
a. Faktor herediter 3 13
b. Gangguan fisik 5 21 sehingga pasien merjadi tertekan.
2 Psikologis
3. Faktor presipitasi pasien yang
a. Tidak mampu 3 13
ungkapkan perasaan mengalami gangguan jiwa
b. Harga diri rendah 1 4
c. Kepribadian tertutup 20 83 Tabel 4 Distribusi faktor presipitasi pasien
yang mengalami gangguan jiwa di wilayah
d. kegagalan 3 13
kerja puskesmas tamansari tahun 2017
3 Sosial Budaya
(n=24)
a. Ekonomi rendah 2 8 No Variabel Jumlah %
b. Tidak bekerja 1 4 1. Biologis
Berdasarkan tabel 3 di atas, faktor
a. Putus obat 2 8
predisposisi pasien yang mengalami
b. Gangguan fisik 2 8
gangguan jiwa meliputi faktor biologis,
2. Psikologis
psikologis, sosial budaya. Faktor biologi
untuk pasien yang mengalami gangguan a. Keinginan tidak 6 25
terpenuhi
jiwa adalah gangguan fisik (21%), faktor b. Ejeken 2 8

psikologis pasien gangguan jiwa sebagian c. Gagal dalam 2 8


perkawinan atau
besar mempunyai kepribadian tertutup yaitu pekerjaan
d. Kehilangan orang 10 42
20 orang (83%) sedangkan untuk faktor yang dicintai
3. Sosial Budaya

127
a. Masalah ekonomi 2 8 4. Sumber koping pasien yang
b. Masalah pekerjaan 2 8 mengalami gangguan jiwa

c. Konflik keluarga 2 8 Tabel 5 Distribusi sumber koping pasien


yang mengalami gangguan jiwa di wilayah
Berdasarkan tabel 4 faktor presipitasi kerja puskesmas tamansari tahun 2017
(n=24)
pasien yang mengalami gangguan jiwa No Variabel Jumlah %
1. Kemampuan Personal
meliputi faktor biologis, psikologis, sosial
Mempunyai kemampuan 15 63
budaya. Faktor biologi untuk pasien yang
personal
mengalami gangguan jiwa adalah gangguan
Tidak mempunyai 9 37
fisik dan putus obatmasing masing 8%, kemampuan personal
faktor psikologis pasien gangguan jiwa 2 Suport Sosial
sebagian besar mengalami kehilangan
Dukungan Keluarga 11 46
orang yang dicintai yaitu 10 orang (42%)
Dukungan Kelompok 9 37
sedangkan untuk faktor sosial budaya
Dukungan Masyarakat 7 29
sebagian besar mempunyai masalah
ekonomi, keluargadan pekerjaaan masing 3 Material Aset

masing 2 orang (8%). Asuransi 11 46

Faktor presipitasi merupakan faktor Penghasilan Keluarga 6 25

pencetus terjadinya masalah gangguan jiwa. 4 Keyakinan Positif


Faktor presipitasi ini meliputi empat hal Optimis 11 46
yaitu sifat stresor, asal stresor, lamanya
Tidak Optimis 13 54
stresor yang dialami, dan banyaknya stresor
Berdasarkan tabel 5 sumber koping
yang dihadapi oleh seseorang (Stuart,
yang yang dimiliki oleh pasien yang
2009). Pada penelitian ini sifat stresor yang
mengalami gangguan jiwa adalah: pasien
paling besar adalah psikologis
mempunyai kemampuan dalam mengatasi
dibandingkan dengan biologis maupun
masalah sebanyak 15 orang (63%), suport
sosial budaya. Yang paling banyak yang
socialyang paling banyak adalah supor tdari
menjadi pencetus pasien mengalami
keluarga yaitu11 orang (46%), sebagian
gangguan jiwa adalah kehilangan orang
besar pasien memiliki asuransi yaitu 11
yang berarti adalah 42%. Kehilangan orang
orang (46%) dan keluarga mempunyai
yang berarti menimbulkan rasa kesedihan,
penghasilan 6 orang (25%) dan dalam
kesepian sehingga ia merasa bahwa dirinya
keyakinan klien tidak optimis dalam
tidak berarti lagi, dengan adanya perasaan
melakukan pengobatan yaitu 13 orang
tersebut pasien menjadi pasif dan tidak
(54%).
meampu menghadapi masalah.

128
Menurut Stuart (2009), sumber sosial dan halusinasi yaitu masing-masing
koping adalah terdiri atas kemampuan 13 orang (54%) sedangkan masalah
personal, ketersediaan aset, dukungan keperawatan yang jarang ditemukan adalah
sosial, dan keyakinan positif yang dimiliki waham yaitu 1 orang (4%).
oleh pasien yang mengalami gangguan
jiwa. Sumber koping yang terbesar adalah KESIMPULAN DAN SARAN
kemampuan personal yaitu 63% dan yang Pengetahuan perawat tentang
paling kecil adalah penghasilan keluarga organisasi profesi PPNI di RS Jasa Kartini,
(25%), sehingga dengan penghasilan pada penelitian ini yang mempunyai
keluarga kecil mempengaruhi keluarga pengtahuan baik terhadap organisasi profesi
dalam memberikan perawatan pada pasien. PPNI sebanyak 16 orang (22.9%),
Jika tidak mendapatkan sumber koping kemudian yang mempunyai pengtahuan
yang baik maka dapat menimbulkan cukup 27 orang (38.6%) dan yang
masalah bagi pasien tersebut. Masalah mempunyai pengetahuan kurang 27 orang
keperawatan yang paling banyak adalah (38.6%).
isolasi sosial dan halusinasi masing masing Sikap perawat tentang organisasi
13 orang yaitu (54%). profesi PPNI di RS Jasa Kartini, dalam
5. Masalah keperawatan pada pasien penelitian yang telah di lakukan di dapat
yang mengalami gangguan jiwa yang mempunyai sikap positif terhadap
Tabel 6 Distribusi masalah keperawatan organisasi profesi PPNI sebanyak 38 orang
pada pasien gangguan di wilayah kerja
puskesmas tamansari tahun 2017 (n=24) (54.3%), sedangkan yang mempunyai sikap
No Masalah Jumlah % negatif sebanyak 32 orang (45.75).
1 Harga Diri Rendah 5 21
Bagi institusi pendidikan Fakultas
2 Isolasi Sosial 13 54
Ilmu Kesehatan Universitas
3 Halusinasi 13 54
Muahammadiyah Tasikmalaya dengan
4 Resiko Prilaku 8 33 dilakukan penelitian ini di harapkan dapat
kekerasan
menjadi masukan dan menambah informasi
5 Defisit Perawatan 2 8
Diri bagi organisasi mahasiswa agar lebih
aplikastif terhadap organisasi profesi
6 Waham 1 4
perawat dan menambah wawasan dalam
7 Regimen 2 8
Terapeutik Inefektif Mata Ajar Keperawata Profesional.
Penelitian ini diharapkan dapat
menjadikan bahan infromasi dan masukan
Berdasarkan tabel 6 masalah
bagi tenaga kesehatan khususnya perawat
keperawatan yang terbanyak adalah isolasi
untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap
129
bagi organisasi profesi, kemudian untuk DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian
kedepannya semua anggota profesi PPNI
Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta:
berperan aktif untuk mencari infromasi Rineka Cipta
Kuntjoro (2002) Masalah Kesehatan Jiwa
mengenai organisasi profesi PPNI, guna
Lansia http://www.e-
untuk mendukung program kerja yang psikologi.com/epsi/lanjutusia_detai
l.asp?id=182
terdapat di organisasi PPNI untuk
Potter, P.A. & Perry,A.G. (2005).
meningkatkan dan memaksimalkan kinerja Fundamental of nursing : concept,
process, and practice, Philadelphia:
organisasi profesi PPNI untuk semua
Mosby Years Book Inc.
anggota profesi perawat. Riset Kesehatan Dasar (2007) https://
www.k4health.org/sites/default/file
Memberikan infromasi dan masukan
s/laporanNasional%20Riskesdas%2
bagi kepengurusan organisasi profesi 02007.pdf
Riset Kesehatan Dasar (2013) http://www.
khususnya yang ada di RS Jasa Kartini
depkes.go.id/resources/download/g
untuk evaluasi program-program kerja dan eneral/Hasil%20Riskesdas%20201
3.pdf
sosialisasi organisasi, untuk memberikan
Stuart,G.W (2009). Principles & Practice
pengetahuan dan meningkatkan partisipasi of psychiatric nursing. St Louis:
Mosby
perawat yang khususnya terdapat di RS Jasa
Townsend, C.M. (2009). Essentials of
Kartini Kota Tasikmalaya terhadap Psychiatric Mental Health Nursing.
Philadelphia: F.A. Davis Company
program kerja organisasi profesi PPNI.
UU Kesehatan No 36 Tahun 2009.
Memberikan infromasi dan masukan http://pdui.org/unduhan/UU%2036
%202009%20Kesehatan.pdf
bagi kepengurusan organisasi untuk
evaluasi program-program kerja organisasi
yang menyeluruh untuk meningkatkan
pengetahuan dan sikap untuk pemanfaatan
peran dan fungsi organisasi profesi perawat.
Dengan dilakukan penelitian ini biasa
membantu peneliti selanjutnya untuk
menjadikan data dasar dalam penelitian
selanjutnya, yang khususnya untuk
penelitian yang berhubungan dengan
organisasi profesi PPNI.
1. Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
2. Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya
Email : niarestiana@yahoo.com

130

Anda mungkin juga menyukai