Anda di halaman 1dari 7

Jurnal

JurnalKeperawatan Jiwa,Volume
KeperawatanVolume 5No 51,No
Hal1Hal
53 -53-
59, 59,
MeiMei 2017
2017 ISSN2338-2090(Cetak)
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM


OBAT PASIEN SKIZOFRENIA
Dede Nurjamil1, Cucu Rokayah1
1
Program Studi Sarjana Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dharma Husada Bandung
cucurokayah611@gmail.com

ABSTRAK
Skizofrenia merupakan suatu penyakit otak persisten dan serius yang mengakibatkan perilaku psikotik,
pemikiran konkret, dan kesulitan dalam memproses informasi,Prevalensi penderita skizofrenia di
Indonesia adalah 0,3 - 1 % dan biasanya timbul pada usia 18 sampai 45 tahun. Peran keluarga (family
role) yaitu menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,kegiatan yang berhubungan
dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu, Kepatuhan minum obat yaitu taat terhadap peraturan
yang berlaku seperti minum obat sesuai dosis dan waktu yang diperintahkan. Peneltian ini bertujuan
untuk mengetahui adakah hubungan antara peran keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien
skizofrenia di poliklinik jiwa RSAU dr. M. Salamun. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
korelasi.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 47keluarga pasien.Variabel independen yang di teliti
yaitu peran keluarga dan variabel dependen yang diteliti yaitu kepatuhan minum obat. Hasil penelitian
menunjukkan pasien yang mempunyai peran keluarga baik 18 responden (38,3%), peran keluarga
cukup sebanyak 17 responden (36,2%), dan yang patuh minum obat sebanyak 36 responden (76,6%).
Terdapat hubungan yang signifikan antara peran keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien
skizofrenia di poliklinik jiwa RSAU dr. M. Salamun p= 0,003. Saran untuk keluarga adalah lebih
peduli terhadap kesehatan keluarganya baik kesehatan secara fisik maupun mental.Bagi pihak rumah
sakit harus menampilkan lebih banyak lagi pomosi kesehatan baik dalam bentuk poster, baner dan
lainnya.

Kata kunci: Kepatuhan minum obat, peran keluarga

THE RELATIONSHIP BETWEEN ROLE OF FAMILY AND THE OBEDIENCE OF


PATIENTS WITH SCHIZOPHRENIA IN TAKING MEDICINE

ABSTRACT
Schizophrenia is a persistent and serious brain disease that causes psychotic behavior, concrete
thought, difficulty in processing information, interpersonal relationship, and problem solving. The
prevalence of people with schizophrenia in Indonesia is 0,3- 1 %, and it commonly emerges at the age
of between 18 to 45 years old. The role of family describes a set of interpersonal behaviors,
characters, and individuals’ activities related to certain position and situation. This study aims at
finding out the relationship between role of family and the obedience of patients with schizophrenia in
taking medicine in mental polyclinic of RSAU dr. M. Salamun. This study employed correlated
descriptive method. Samples of this study are 47 families of patient. Independent variable studied is
the role of family, and dependent variable is the obedience in taking medicine. The results of the study
show that patients who have got good role of family are 18 respondents (38,3%), 17 respondents
(36,2%) with adequate role of family, and patients who were obedient in taking medicine are 36
respondents (76,6%). There is a significant relationship between the role of family and the obedience
of patients with schizophrenia in mental polyclinic of RSAU dr. M. Salamun by p= 0,003. It is
suggested that the family should give more care to its members’ health condition, both physically and
mentally. To the hospital, it is suggested that it should provide more health promotions in form of
posters, banners, and other media.

Keywords: Medication adherence, role of family

PENDAHULUAN adanya tekanan psikologis baik dari luar


Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah individu maupun dari dalam individu.
kesehatan masyarakat di Indonesia. Secara Beberapa hal yang menjadi penyebab adalah
umum masalah gangguan jiwa disebabkan ketidaktahuan keluarga dan masyarakat
terhadap gangguan jiwa (Hawari, 2007).Salah
53
Jurnal Keperawatan Jiwa,Volume 5 No 1, Hal 53 - 59, Mei 2017
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

satu bentuk gangguan jiwa yang terdapat di kesehatan, dan faktor pendorong yang meliputi
seluruh dunia adalah gangguan jiwa berat yaitu sikap petugas kesehatan maupun tokoh
skizofrenia (Yosep, 2009). masyarakat (Lawrence Green 1980, dalam
Notoatmodjo 2007).Selain itu peran keluarga
Menurut World Health Organisation (WHO), pada pasien skizofrenia juga sangat
padatahun 2002 prevalensi skizofrenia adalah penting.Peran merujuk kepada beberapa set
0,5% dan pada tahun 2013 prevalensi perilaku yang kurang lebih bersifat homogen
skizofrenia meningkat menjadi 1%. Data dan normatif dari peran seseorang dalam
National Institute of Mental Health (NIMH) situasi sosial tertentu (Mubarak,dkk.
(2012) menunjukkan bahwa prevalensi 2009).Menurut penelitian sebelumnya yang
skizofrenia di seluruh dunia adalah sekitar dilakukan oleh Inneke (2011) dengan judul
1,1% dari populasi di atas usia 8 tahun, atau “Faktor-faktor yang berhubungan dengan
sekitar 51 juta orang di seluruh dunia kepatuhan minum obat pasien skizofrenia di
menderita skizofrenia. Skizofrenia merupakan Poliklinik RSJ. Prof. HB. Saanin Padang”,
suatu penyakit otak persisten dan serius yang menunjukkan bahwa faktor peran keluarga
mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran berhubungan dengan ketidakpatuhan minum
konkret, dan kesulitan dalam memproses obat pada pasien skizofrenia dan didapatkan
informasi, hubungan interpersonal, serta hasil adanya hubungan yang signifikan antara
memecahkan masalah (Stuart, 2006). peran keluarga terhadap ketidakpatuhan
minum obaat pasien skizofrenia.
Skizofrenia sering menyebabkan kegagalan
individu dalam mencapai berbagai ketrampilan Menurut perawat di Poliklinik Jiwa Rumah
yang diperlukan untuk hidup dan Sakit Dr. M. Salamun mengatakan bahwa
menyebabkan pasien menjadi beban keluarga untuk pasien skizofrenia ini termasuk penyakit
dan masyarakat (Candra, 2004 dalam Dewi et yang paling banyak di antara penyakit jiwa
al, 2013).Pasien yang telah didiagnosis lainnya. untuk periode bulan Februari dari
mengalami skizofrenia biasanya sulit tanggal 1-27 tahun 2017 jumlah pasien yang
dipulihkan.tetapi bisa sembuh maka akan datang mencapai 89 pasien dan banyak pasien
memerlukan waktu yang sangat lama dan tidak baru masuk. Dari tahun ke tahun pasien
bisa seperti semula lagi. Berbagai upaya telah skizofrenia meningkat.Pada tahun 2017 Rata-
dilakukan untuk mencegah terjadinya rata jumlah kunjungan tiap bulan sebanyak 110
kekambuhan pada pasien skizofrenia, namun kunjungan.Jumlah kunjungan setiap pasien
dalam penatalaksanaan skizofrenia, kontinuitas berbeda-beda, ada yang per 1 bulan sekali, per
pengobatan merupakan salah satu faktor utama 2 bulan sekali, dan per 3 bulan sekali.
keberhasilan terapi
Berdasarkan hasil studi pendahuluan melalui
Adapun dampak ketidakpatuhan minum obat wawancara dengan 5 orang keluarga pasien
bagi keluarga adalah terjadinya beban subjektif skizofrenia yang sedang menjalani pengobatan
berupa beban emosional dan kecemasan, dan pada tanggal 27 Februari 2018 di Poliklinik
beban objektif yang dirasakan keluarga Jiwa Rumah Sakit dr. M. Salamun bahwa 3
meliputi terjadinya gangguan hubungan dari 5 keluarga pasien menyatakan sulit untuk
keluarga dan keterbatasan pasien dalam menghabiskan obat yang diminum sesuai
melakukan aktivitas (Wardani, 2010).Oleh jangka waktunya karena pasien sering menolak
karena itu, kepatuhan minum obat sangatlah dan pada saat berobat kembali obat yang
penting bagi pasien skizofrenia untuk sebelumya masih tersisa, serta ada juga pada
mencegah kekambuhan. Menurut Nursalam saat berobat pasien tidak diantar oleh
(2009), kepatuhan adalah istilah yang keluarganya, melainkan berobat sendiri, dan
digunakan untuk menggambarkan perilaku ada juga hanya keluarganya saja yang datang
pasien dalam minum obat secara benar tentang saat pengobatan karena pasien kesulitan untuk
dosis, frekuensi dan waktunya. di bawa ke rumah sakit karena susah untuk
berjalan atau pada saat kambuh.
Adapun faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kepatuhan minum obat yaitu Berdasarkan latar belakang diatas
faktor predisposisi yang mencakup menunjukkan bahwa skizofrenia semakin
pengetahuan dan peran keluarga, faktor meningkat dari tahun ke tahun. Mengingat
pendukung yang meliputi lingkungan fisik, pentingnya peran keluarga terhadap pasien
tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana skizofrenia maka peneliti tertarik untuk

54
Jurnal Keperawatan Jiwa,Volume 5 No 1Hal 53- 59, Mei 2017
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

meneliti “Hubungan peran keluarga dengan digunakan dalam penelitian ini adalah
kepatuhan minum obat pasien skizofrenia di kuesioner peran keluarga diadopsi dari
Poliklinik Jiwa RSAU dr. M. Salamun”. penelitian Mukhson (2013)dan kuesioner
kepatuhan Minum obat diadopsi dari MARS
METODE questioner oleh Thompson tahun 2009
Jenis penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah deskriptif HASIL
korelasional.Populasi dalam penelitian ini Hasil penelitian tentang hubungan peran
yaitu semua keluarga yang tinggal serumah keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien
denang pasien skizofrenia sebanyak 89 skizofrenia di Poliklinik Jiwa RSAU dr. M.
orangpada bulan Maret 2018.Sampel penelitian Salamun dapat dilihat pada tabel berikut.
sebanyak 47keluarga.Instrumen yang telah

Tabel 1.
Peran Keluarga Pasien Skizofrenia (n=47)
Peran keluarga f %
Baik 18 38.3
Cukup 17 36.2
Kurang 12 25.2

Tabel 2.
Kepatuhan Minum Obat Pasien Skizofrenia (n= 47)
Kategori f %
Patuh 36 76.6
Tidak patuh 11 23.4

Tabel 3.
Korelasi Antara Peran Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Pasien Skizofrenia (n=47)
Tingkat kepatuhan minum obat Chi-square tests
Peran
Patuh Tidak patuh Total Value p-value
keluarga
f % F % f %
Baik 17 94 1 6 18 100
Cukup 14 82 3 18 17 100 11.68 0.003
kurang 5 42 7 58 12 100

PEMBAHASAN proses kesembuhan anggota keluarga yang


Hasil penelitian di Poliklinik Jiwa RSAU dr. menderita skizofrenia.
M. Salamun, didapatkan sebagian besar
keluarga memiliki peran baik dan cukup Hasil penelitian ini sama dengan penelitian
karena sikap yang dimiliki keluarga juga baik yang dilakukan oleh Pratiwi (2011), faktor-
sehingga mempengaruhi peran yang diberikan faktor yang mempengaruhi kepatuhan salah
kepada pasien itu sendiri,sehingga didapatkan satunya adalah sikap dari keluarga itu sendiri.
kepatuhan minum obat pasien skizofrenia yang Penelitian ini menunjukkan 50 responden,
menunjukkan cukup patuh dan dapat yang memilki sikap baik 44 responden (88%)
disimpulkan bahwa sikap dan peran keluarga dan yang memiliki sikap tidak baik sebanyak 6
juga berpengaruh terhadap kepatuhan minum responden (12%). hal di atas menunjukan
obat (Notoadmojo, 2007). bahwa adanya hubungan yang signifikan
antara sikap keluarga terhadap kepatuhan
Hasil penelitian ini didukung oleh Purwanto minum obat pasien skizofrenia.
(2010) yang mengatakan sikap keluarga
terhadap anggota keluarga yang menderita Berdasarkan hasil penelitian peran keluarga
skizofrenia adalah menerima keadaan diri dengan kepatuhan minum obat pasien
penderita. Sikap menerima keadaan penderita skizofrenia di Poliklinik Jiwa RSAU dr. M.
maka dapat digunakan sebagai motivasi untuk Salamun, peneliti menganalisis bahwa pasien
merawat penderita skizofrenia dan juga untuk yang sedang menghadapi penyakit skizofrenia,

55
Jurnal Keperawatan Jiwa,Volume 5 No 1, Hal 53 - 59, Mei 2017
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

baik ringan maupun berat, pada saat-saat dapat belajar dari pengalaman lamanya
seperti itu pasien skizofrenia sangat merawat pasien skizofrenia. sehingga dapat
membutuhkan peran serta dari keluarga dan dijelaskan bahwa pengetahuan sangat erat
orang-orang di sekitarnya, sehingga dirinya hubungannya dengan kepatuhan minum obat.
merasa dihargai, diperhatikan, dan dicintai. Hasil penelitian ini didukung oleh
Namun dalam kehidupan pasien skizofrenia Notosoekidjo dan Latipun (2009) yang
seringkali ditemui bahwa tidak semua pasien mengatakan bahwa pengetahuan keluarga
yang mempunyai penyakit skizofrenia mampu tentang skizofrenia sangatlah penting.
memahami adanya peran keluarga itu sendiri, Pengetahuan keluarga merupakan awal usaha
sehingga walaupun ia telah menerima peran dalam memberikan iklim yang kondusif bagi
keluarga yang baik tetapi masih saja anggota keluarganya, selain dapat
menunjukkan adanya ketidak puasan terhadap meningkatkan dan mempertahankan kesehatan
apa yang sudah diberikan oleh keluarganya, mental anggota keluarga, tetapi juga dapat
yang meliputi peran formal dan informal serta menyebabkan ketidakstabilan mental kepada
penghargaan. anggota keluarganya tergantung pada tingkat
pengetahuan keluarga tersebut.
Berdasarkan table 2 didapatkan hasil dari 47
responden yang patuh minum obat sebanyak Hasil penelitian ini juga sesuai dengan
36 responden dengan persentase (76,6%), penelitian yang dilakukan oleh Purnamasari
responden yang tidak patuh minum obat (2013) yang menunjukkan bahwa ada
sebanyak 11 orang dengan persentase (23,4%). hubungan yang bermakna antara pengetahuan
Hal ini menunjukkan bahwa dari 47 responden, keluarga terhadap kepatuhan minum obat
responden yang patuh minum obat (76,6%). pasien skizofrenia.Penelitian lain yang
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar dilakukan oleh Nondyawati (2015) juga
responden di Poliklinik Jiwa RSAU dr. M. menunjukkan kesesuaian dimana didapatkan
Salamun memiliki kepatuhan baik, meski hasil yang signifikan antara pengetahuan
sebagian besar pendidikan yang dimiliki oleh dengan kepatuhan minum obat pasien
keluarga sangat rendah yaitu dari 47 responden skizofrenia. Namun penelitian ini berbeda
25 responden memiliki tingkat pendidikan dengan penelitian yang dilakukan oleh
SD-SMP, meskipun tingkat pendidikannya Sulistyono Joko (2013) yang menunjukkan
yang rendah tetapi pengetahuan bisa diambil bahwa tidak ada hubungan yang signifikan
dari pengalaman seseorang baik dalam antara pengetahuan dengan kepatuhan minum
kehidupannya, bukan berarti tinggkat obat pasien skizofrenia, Hasil penelitian ini
pendidikannya rendah pengetahuannyapun menunjukkan sebagian besar keluarga
juga rendah karena ilmu bisa didapatkan di memiliki pendidikan yang baik yaitu dari 50
manapun tidak hanya di sekolahan, hal ini responden 17 responden (34%) berpendidikan
disebabkan bisa karena sebagian besar SMA, namun pengetahuan yang dimiliki
keluarga memiliki pengalaman yang cukup keluarga sangat kurang yaitu dari 50 responden
lama dengan pasien yaitu lebih dari 5 tahun 24 responden (48%) memiliki pengetahuan
sebanyak 13 responden dan keluarga yang kurang. Sehingga tingkat ketidakpatuhan
merawat pasien dibawah 2 tahun sebanyak 20 pasien minum obat meningkat, yaitu dari 50
responden dan 2-4 tahun sebanyak 12 responden 42 responden (84%) tidak patuh
responden hal ini bisa di sebabkan karena ada dan hanya 8 responden (16%) yang patuh,s
kecendrungan masa-masa awal semangat ehingga dapat disimpulkan bahwa hasil
merawat keluarga, pertengahan merasa bosan penelitian ini sesuai dengan teori yang
dan masa-masa pengobatan di atas 5 tahun dikemukakan oleh Green dalam Notoadmojo
sudah menjadi kebiasaan. dalam hal kepatuhan (2007).
selain itu juga keluarga yang memiliki
pengetahuan yang baik dan informasi yang Hasil penelitian, tentang peran keluarga
cukup tentang pengobatan skizofrenia, dengan kepatuhan minum obat pasien
sehingga keluarga cukup patuh dalam skizofrenia di Poliklinik Jiwa RSAU dr. M.
pengobatan pasien skizofrenia. Hal ini Salamun. sebanyak 47 responden 11 responden
didukung oleh teori Green dalam Notoadmojo tidak patuh minum obat dan 36 responden
(2007) yang mengatakan bahwa pengetahuan patuh minum obat. Peneliti berpendapat bahwa
seseorang tidak mutlak diperoleh dari hal ini disebabkan karena faktor keluarga yang
pendidikan formal saja, akan tetapi diperoleh lupa untuk mengingatkan pasien meminum
dari pendidikan non formal.hal ini keluarga obat sesuai waktu, dosis yang ditentukan ada

56
Jurnal Keperawatan Jiwa,Volume 5 No 1Hal 53- 59, Mei 2017
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

keluarga yang sebagian besar menambah dosis menghadapi atau mengelola penyakitnya
yang diberikan hanya beranggapan pasien itu dengan baik serta penderita mau menuruti
cepat sembuh. Hal lain yang berpengaruh saran-saran yang diberikan oleh keluarga untuk
karena faktorpengetahuan yang kurang dan menunjang pengelolaan penyakitnya. Peran
psikologis dari pasien itu sendiri seperti rasa keluarga sangat penting untuk membantu
kurang percaya diri atau tidak berdaya, selalu pasien bersosialisasi kembali, menciptakan
menganggap dirinya gagal, merasa kurang kondisi lingkungan suportif, menghargai
dicintai dan diperhatikan. Peneliti berpendapat pasien secara pribadi, dan membantu
bahwa tingkat kepatuhan yang kurang bisa pemecahan masalah pasien.
datang dari persoalan hidup yang mendera,
seperti : kemiskinan, kegagalan yang beruntun, Peneliti berpendapat bahwa peran dari
stress yang berkepanjangan, ataupun konflik keluarga sangat berharga dan akan menambah
dengan keluarga, teman dekat maupun ketenteraman hidupnya. Peran dari keluarga
sahabatnya dan lain sebagainya. Kondisi hidup yang diberikan kepada pasien dengan penuh
seperti ini dapat memicu terjadinya ketidak kasih sayang dan perhatian akan mampu
patuhan minum obat. Kegundahannya dan dipahami maknanya dengan baik sebagai
perasaan yang senang merupakan kondisi yang penyokong/penopang kehidupannya. Jadi, jelas
akan mempertahankan kepatuhan minum secara teori peran dan dukungan keluarga
obatnya. berpengaruh pada kepatuhan.Sehingga peneliti
menganalisi adanya kecenderungan semakin
Berdasarkan tabel 3 didapatkan hasil bahwa baik peran keluarga yang diberikan maka
peran keluarga berpengaruh terhadap semakin kecil kekambuhan dan ketidakpatuhan
kepatuhan minum obat salah satunya peran minum obat.Karena dengan adanya peran yang
dari keluarga dan perhatian yang diberikan baik dari keluarga, secara emosional merasa
kepada pasien skizofrenia. Hal ini lega karena merasa diperhatikan, mendapat
mengindikasikan bahwa dari 47 responden, saran atau kesan yang menyenangkan pada
responden yang mendapat peran keluarga baik dirinya, merasa dihargai, dan disayangi.
dan patuh minum obat. P-value = 0,003< nilai
α= 0.05, hal ini berarti ada hubungan SIMPULAN DAN SARAN
signifikan antara peran keluarga dengan Simpulan
kepatuhan minum obat pasien skizofrenia. Berdasarkan hasil penelitian ini “Hubungan
peran keluarga dengan kepatuhan minum obat
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian pasien skizofrenia di poliklinik jiwa RSAU dr.
yang dilakukan Yoga (2011), bahwa terdapat M. Salamun”, dari 47 responden, dapat
hubungan dukungan keluarga dengan disimpulkan bahwa:
kepatuhan minum obat pada pasien gangguan 1. Peran keluarga pada pasien skizofrenia
jiwa dimana didapatkan nilai korelasi pearson dengan peran keluarga baik sebanyak 18
product Moment atau r sebesar 0,566 dan responden dengan persentase (38,3%).
memiliki hubungan positif dengan interpretasi 2. Kepatuhan minum obat pada pasien
kuat (r diatas 0,5 dengan nilai p 0,001< 0,05 skizofrenia menunjukkan hasil yang patuh
menunjukkan bahwa hubungan antara kedua minum obat sebanyak 36 responden
variabel tersebut signifikan. Hasil penelitian dengan persentase (76,6%)
dukungan keluarga kurang yang tidak patuh 3. Terdapat hubungan yang signifikan antara
adalah 7 orang (20%).Hal ini disebabkan peran keluarga dengan kepatuhan minum
keluarga tidak mengingatkan pasien dalam obat pasien skizofrenia di poliklinik jiwa
minum obat atau memotivasi pasien gangguan RSAU dr. M. Salamun dengan p-value
jiwa, kurangnya pengawasan minum obat dan 0,003<0,05.
pasien kurang mengerti dengan instruksi
penggunaan obat.Oleh karena itu, keluarga Saran
berperan penting dalam mempengaruhi 1. Bagi Rumah Sakit RSAU dr. M. Salamun
kepatuhan minum obat. Sebagai bahan masukan bagi petugas
kesehatan rumah sakit dalam memberikan
Hasil penelitian ini diperkuat oleh Niven pendidikan kesehatan kepada keluarga pasien
(2012), penderita akan merasa senang dan skizofrenia, dimana perlu dijelaskan kepada
tentram apabila mendapat perhatian dan keluarga tentang perawatan pasien skizofrenia
dukungan dari keluarganya karena dukungan baik dirumah sakit maupun dirumah pasien,
akan menimbulkan kepercayaan diri untuk sehingga tidak terjadi putus obat dan
57
Jurnal Keperawatan Jiwa,Volume 5 No 1, Hal 53 - 59, Mei 2017
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

kekambuhan selama pasien menjalani Friedman, Marilyn M. Buku Ajar Keperawatan


pengobatan.dalam mengatasi permasalahan ini Keluarga : Riset, Teori dan
rumah sakit jugaharus menampilkan lebih
banyak lagi promosi kesehatan baik dalam Praktek.Jakarta : EGC;2010.
bentuk poster, banner, leaflet, baligo tentang
konsep kepatuhan maupun konsep kesehatan Hawari .Pendekatan Holistik Pada Gangguan
lainnya dan juga lebih mengoptimatkan Jiwa Skizofrenia. Jakarta: Balai Penerbit
kegiatan-kegiatan yang mengikutsertakan FKUI; 2007.
keluarga pasien yang lebih menonjolkan
kemampuan positif seperti mempraktikan atau Hidayat A, A.Konsep dan Penulisan Riset
menanyakan seputar tentang obat, sehingga Keperawatan.Yogyakarta.Graha
mereka selalu mengingat tentang kepatuhan Medika; 2010.
minum obat.
Kozier, B. Buku Ajar Fundamental
2. Bagi Peneliti Selanjutnya Keperawatan: Konsep, Proses, dan
Bagi peneliti selanjutnya yang berminat untuk Praktik. Ed. 7. Jakarta: EGC; 2010.
melanjutkan penelitian ini, diharapkan untuk
meneliti dengan metode yang berbeda seperti Kusumawati.Buku Ajar Keperawatan Jiwa.
menggali hal-hal apa saja yang lebih Jakarta: Salemba Medika; 2012.
berpotensi menyebabkan terjadinya kepatuhan
minum obat selain peran dan dukungan Mubarak, Dkk. Promosi Kesehatan : Sebuah
keluarga, melakukan intervensi, konseling, Pengantar Proses Belajar Mengajar
meneliti hubunganlama sakit dengan tingkat Dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha
kepatuhan atau faktor lain yang dapat Ilmu; 2007.
mempengaruhi ketidakpatuhan minum obat
pasien skizofrenia. Nasrul Effendy. Dasar-Dasar Kesehatan
Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2009.
DAFTAR PUSTAKA
Arif, Setiadi. Skizofrenia.Memahami Dinamika
Nimh.Schizophrenia; 2012. Diakses pada
Keluarga Pasien. Jakarta: Refika
tanggal 22 Februari 2017 dari:
Adytia; 2006.
Http://Ww.Nimh.Nih.Gov
Chandra, B. Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: EGC; 2008.
Notoadmodjo, Soekidjo. Metodologi
Dahlan, Supiyudin. Statistik Untuk Kedokteran
Penelitian Kesehatan. Jakarta: Pt.
dan Kesehatan. Jakarta: EGC; 2013
Rineka Cipta; 2005.
Dewi, Sulistiani Et Al. Jurnal Indonesia
Notosoetidjo.Konsep dan Penerapan
Medical Association. Volume: 63,
Metodologi Penelitian Ilmu
Nomor: 3: Gambaran Kebutuhan Hidup
Keperawatan Pedoman, Skripsi, Tesis,
Penyandang Skizofrenia. Jakarta:
dan Instrumen Penelitian Keperawatan.
DepartemenPsikiatri,Fakultas
Jakarta: Salemba Medika; 2008.
Kedokteran Universitas Indonesia;
2013.Di kutip 16 Februari 2017 dari:
Nursalam.Metodologi Penelitian Ilmu
Http://Indonesia.Digitaljournals.Org/Ind
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika;
ex.Php/Idnmed/Article/Viewfile/1231/1
2013.
204
Pratiwi, Inneke. Faktor-Faktor yang
Doengoes, Marilynn E. Rencana Asuhan
Berhubungan dengan Kepatuhan Minum
Keperawatan Psikiatri. Ed. 3. Jakarta:
ObatPasien Skizofrenia; 2011. Di akses
EGC; 2006.
pada tanggal 28 Februari 2017
dari:Http://Repository.Unand.Ac.Id/179
Durand, Barlow. Intisari Psikologi Abnormal.
78/1/Inneke.Pdf
Yogyakarta: Pustaka Pelajar; 2007.
Purwanto, Anang. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan dengan Kekambuhan
58
Jurnal Keperawatan Jiwa,Volume 5 No 1Hal 53- 59, Mei 2017
FIKKes Universitas Muhammadiyah Semarang bekerjasama dengan PPNI Jawa Tengah

Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa


Daerah Surakarta; 2010. Diakses pada
tanggal 2 Maret 2017 dari:
Http://Etd.Eprints.Ums.Ac.Id/7937/1/J2
10080514.Pdf

Riset Kesehatan Dasar. (2013). Jakarta: badan


penelitian dan pengembangan
kesehatankementerian kesehatan RI.
http://depkes.go.id/downloads/riskesdas
2013/hasil%20riskesdas202013.pdf

Setiadi.Konsep dan Penulisan Riset


Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilmu;
2007.

Stuart. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Ed. 5.


Jakarta: EGC; 2006.

Sulistyono, Joko. Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Ketidakpatuhan Minum
Obatpadapasienskizofrenia; 2013.
diakses pada tanggal 03 Maret 2017
dari:
Http://Jurnal.Akper17.Ac.Id/Index.Php/J
k17/Article/View/31

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Alfabeta: Bandung

Videback, Sheila L. Buku Ajar Keperawatan


Jiwa. Jakarta: EGC; 2008.

Wawan dan Dewi.Pengetahuan. Sikap, dan


Perilaku Manusia. Nuha Medika:
Yogyakarta; 2010.

Yosep, Iyus. Keperawatan Jiwa. Bandung: PT.


Refika Adilama; 2009.

59

Anda mungkin juga menyukai