Anda di halaman 1dari 6

p-ISSN 2615-286X | e-ISSN 2798-5075

DOI 1052646

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN MINUM


OBAT PASIEN GANGGUAN JIWA DI KLINIK RAWAT JALAN
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH ABEPURA

Indrawaty Ismail1, Muh Rhomandoni2, Makmun Rosidy3


1)
Mahasiswa Keperawatan STIKes Jayapura
2)
Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura
3)
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Sentani
email: watymarwan@gmail.com

ABSTRAK
Latar belakang: gangguan jiwa di seluruh dunia sudah menjadi masalah yang sangat
serius.Dalam penanganan terhadap pasien gangguan jiwa obat bukanlah segala-galanya,
namun peran keluarga sangat diharapkan terhadap proses penyembuhan/ pengobatan pasien
gangguan jiwa, karena semua pasien gangguan jiwa yang dalam perawatan harus berada di
tengah keluarga. Peran keluarga yang perlu diperhatikan kepada pasien gangguan jiwa
adalah kepatuhan minum obat. Tujuan: penelitian untuk mengetahui hubungan peran
keluarga dengan kepatuhan minum obat pasien gangguan jiwa di klinik rawat jalan Rumah
SakitJ iwa Daerah Abepura. Metode penelitian kuantitatif dengan studi cross sectional.
Sampel: dalam penelitian ini sebanyak 37 keluarga pasien gangguan jiwa. Analisis data:
menggunakana nalisis univariat dan analisis bivariat dengan ujichi-square.Hasil penelitian:
diperoleh bahwa peran keluarga pasien gangguan jiwa di RSJD Abepura yang terbanyak
mempunyai peran baik sebanyak 35 responden (94,6%) dan kepatuhan minum obat pasien
yang paling banyak adalah pasien patuh minum obat sebanyak 31 responden(83,8%), hasil
analisis menunjukkan diperoleh pvalue = 0,023 atau (p value< 0,05). Kesimpulan: ini
berarti Ha diterima artinya ada hubungan antara peran keluarga dengan kepatuhan minum
obat pasien gangguan jiwa RSJD Abepura.

Kata kunci: Kepatuhan Minum Obat, Pasien Gangguan Jiwa, Peran Keluarga

ABSTRACT

Backgrund of mental disorders around the world has become a very serious problem. In the
treatment of patients with mental disorders medicine is not everything, but the role of the
family is expected to the healing / treatment of patients with mental disorders, because all
mental patients in care must be in the middle of the family. The family role that needs to be
paid attention to mental disorder patients is medication adherence. The purpose of this
research is to know the relation of family role with the adherence of medication to the
patient of mental disorder in outpatient clinic of Abepura Regional Mental Hospital.
Quantitative research method with cross sectional study.The sample in this study were 37
families of mental patients. Data analysis used univariateand bivariate analysis with chi-
square test. The result of the research shows that the role of the family of mental disorder
patients in Abepura Hospital has the most good role as 35 respondents (94,6%) and the most
patient medication adherence is the patient who has medication as much 31 respondent
(83,8%), analysis showed that p value = 0,023 or (p value <0,05). Conclusion: This means
that Ha is accepted, meaning that there is a relationship between the role of the family and
adherence to taking medicine for psychiatric patients in Abepura Regional Mental Hospital.

Keywords: Family role, Medication adherence, Mental disorders

https://ejournal.stikesjypr.ac.id P a g e 19 | 6
Indrawaty Ismail : Hubungan Peran Keluarga Dengan Kepatuhan MinumObat Pasien
Gangguan Jiwa Di Klinik Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura

PENDAHULUAN gangguan jiwa obat bukanlah segala-


galanya, namun peran keluarga sangat
Era globalisasi adalah suatu era dimana diharapkan terhadap proses
tidak ada lagi pembatas antara negara di penyembuhan/pengobatan pasien gangguan
dunia khususnya di bidang informasi, jiwa. Kondisi ini menyebabkan pentingnya
ekonomi, dan politik.Perkembangan IPTEK peranan keluarga, karena keluarga
yang begitu cepat dan perdagangan bebas merupakan kelompok terkecil yang dapat
yang merupakan ciri era ini, berdampak berinteraksi dengan pasien. Secara pribadi,
pada semua sektor termasuk sektor keluarga merupakan faktor utama dalam
kesehatan termasuk kesehatan jiwa. proses penyembuhan pasien (Fitrishia,
Sehat adalah keadaan sejahtera dari 2008).
badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan Peran keluarga pada pasien gangguan
setiap orang hidup produktif secara sosial jiwa yaitu memberikan perhatian yang lebih,
dan ekonomi.Kesehatan mental adalah karena semua pasien gangguan jiwa yang
terhindarnya orang dari gejala-gejala dalam perawatan harus berada di tengah
gangguan jiwa (neurosa) dan dari gejala- keluarga, masalah yang ada yaitu minimnya
gejala penyakit jiwa (psikosa). Gangguan fasilitas kesehatan mental sehingga
jiwa adalah kumpulan dari keadaan- keadaan penanganan pasien tidak optimal dan
yang tidak normal, baik yang berhubungan penanganan oleh keluarga lebih mudah.
dengan fisik, maupun dengan mental. Dengan beban dan penderitaan keluarga
Keabnormalan tersebut dibagi ke dalam dua serta ketidaktahuan mereka menghadapi
golongan yaitu: Gangguan jiwa (neurosa) gejala yang timbul akan melahirkan sikap
dan sakit jiwa (Psikosa). Keabnormalan dan emosi yang keliru dan berdampak
terlihat dalam berbagai macam gejala yang negatif pada pasien, sehingga memicu
terpenting di antaranya adalah: ketegangan kekambuhan (Sukawati, 2009). Peran
(tension), rasa putus asa dan murung, keluarga disini dibutuhkan untuk
gelisah, cemas, perbuatan- perbuatan yang mewujudkan proses penyembuhan pasien
terpaksa (convulsive), hysteria, rasa lemah, dimana keluarga dapat memberikan bantuan
dan tidak mampu mencapai tujuan, takut, berupa bantuan emosional/ perhatian,
pikiran-pikiran buruk dan sebagainya. informasi/ pengetahuan (kognitif), dan
(Yosep, 2010). material/ sosial ekonomi, yang sering disebut
Menurut data World Health sebagai peran keluarga (Ambar, 2010).
Organization (WHO), masalah gangguan Kepatuhan adalah istilah yang
jiwa di seluruh dunia memang sudah digunakan untuk menggambarkan perilaku
menjadi masalah yang sangat serius.WHO pasien yang patuh obat, yang menyelasaikan
menyatakan, paling tidak, ada satu dari pengobatannya teratur dan lengkap tanpa
empat orang di dunia yang mengalami terputus selama pengobatan (Robert, 2010).
gangguan kesehatan jiwa.Sementara itu Kepatuhan terhadap minum obat merupakan
menurut Direktur WHO Wilayah Asia masalah utama dalam kekambuhan.
Tenggara, hampir satu per tiga dari Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi
penduduk pernah mengalami gangguan kepatuhan dalam minum obat yaitu kurang
neuropsikiatri. Data Survei Kesehatan pahamnya pasien tentang tujuan pengobatan
Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995, di tidak mengertinya tentang pentingnya
Indonesia diperkirakan sebanyak 264 dari mengikuti aturan pengobatan yang
1000 anggota rumah tangga menderita ditetapkan sehubungan dengan
gangguan kesehatan jiwa. prognosisnya.sukarnya memperoleh obat di
Hasil penelitian yang mendukung dari luar rumah sakit, mahalnya harga obat, dan
Pratiwi (2011:06) bahwa RSJ Prof. Dr.HB kurangnya perhatian dan peran keluarga
Saanin Padang menerima jumlah pasien dalam pemberian obat itu kepada pasien
skizofrenia yang berobat setiap bulan Januari (Tambayong, 2012).
– Juni tahun 2010 mencapai 300 pasien. Data awal yang dilakukan di klinik
Dalam penanganan terhadap pasien rawat jalan Rumah Sakit Jiwa Daerah

p-ISSN 2615-286X | e-ISSN: eISSN 2798-5075 P a g e 20 | 6


Sentani Nursing Journal
Volume 2 Nomor 1 Tahun 2019 Halaman 19-24

Abepura jumlah pasien gangguan jiwa yang Usia


menjalani rawat jalan berulang di poliklinik 15-24 tahun 5 13,5
pada bulan Juli-Desembar tahun 2017 25-40 tahun 18 48,6
sebanyak 3.026 pasien. Dari hasil Total 37 100,0
Jenis Kelamin
wawancara yang dilakukan kepada 5 orang
Laki-laki 14 37,8
anggota keluarga pasien yang menjalani Perempuan 23 62,2
rawat jalan berulang menyatakan bahwa Total 37 100,0
keluarga tidak mengetahui bagaimana cara Tingkat Pendidikan
perawatan pasien di rumah seperti kepatuhan SD 7 18,9
minum obat, pasien sering mengalami putus SMP/Sederajat 6 16,2
obat karena susah untuk minum obat SMA/Sederajat 12 32,4
D3/S1 12 32,4
sehingga obat yang diberikan oleh dokter Total 37 100,0
tidak habis sesuai tanggal untuk kembali Pekerjaan
kontrol. PNS 5 13,5
Berdasarkan masalah di atas, Wiraswasta 10 27,0
maka peneliti tertarik untuk Lain-lain 22 59,5
melakukan penelitian dengan judul, Total 37 100,0
“Hubungan Peran Keluarga Dengan Berdasarkan karakteristik
Kepatuhan Minum Obat pasien responden menurut usia, dari 37
gangguan jiwa di Klinik Rawat responden diketahui sebagian besar
Jalan Rumah Sakit Jiwa Daerah berusia antara 25-40 tahun sebanyak 10
Abepura”. orang atau 48.6% ,berusia 40 tahun keatas
sebanyak 14 orang atau 37.8 %.
METODE PENELITIAN Berdasarkan karakteristik
responden menurut jenis kelamin dari 37
Penelitian ini adalah penelitian responden, diketahui sebagian besar
kuantitatif dengan menggunakan berjenis kelamin perempuan sebanyak 23
pendekatan studi cross sectional, orang atau 62.2 % dan berjenis kelamin
dimana peneliti melakukan pengukuran laki-laki sebanyak 14 orang atau 37,8%.
terhadap variabel bebas (peran keluarga) Berdasarkan karakteristik
dan variabel terikat (kepatuhan minum responden menurut tingkat pendidikan,
obat pasien gangguan jiwa) pada subjek diketahui sebagian besar responden
penelitian sebanyak satu kali penelitian memiliki tingkat pendidikan
kuisioner dalam waktu yang sama SMA/sederajat dan D3/S! sebanyak 12
(Sugiyono, 2010). Penelitian dilakukan orang atau 32,4 %, SD sebanyak 7 orang
di klinik rawat jalan RSJD Abepura atau 18,9 % dan terendah SMP/sederajat
pada tanggal 21 sampai 28 Mei 2018 sebanyak 6 orang atau 16,2 %.
sebanyak 37 responden. Berdasarkan karakteristik
responden menurut jenis pekerjaan, dari
37 responden yang memilii pekerjaan
HASIL PENELITIAN sebagian besar lain- lain sebanyak 22
1.Analisis Univariat
orang atau 59,5%, wiraswasta 10 orang
Dalam penyajian analisis
atau 27,0 dan terendah dengan jenis
univariat dibuat menggunakan tabel
pekerjaan sebagai PNS sebanyak 5 orang
diantaranya meliputi karakteristik
atau 13,5%.
responden seperti:usia, jenis
Tabel 2 Peran Keluarga
kelamin, tingkat pendidikan dan
pekerjaan.
Peran Keluarga Frekuens (%)
i
Tabel 1 Karakteristik
Kurang 2 5.4
responden
Karakteristik Frekuens % Baik 35 94.6
i Total 37 100.0

P a g e 21 | 6
Indrawaty Ismail : Hubungan Peran Keluarga Dengan Kepatuhan MinumObat Pasien
Gangguan Jiwa Di Klinik Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura

Pada tabel di atas berdasarkan peran jiwa di Poliklinik RSJD Abepura dengan
keluarga, menunjukkan bahwa peran nilai probabilitas atau asymp. Sig 0.000.
keluarga di poliklinik RSJD Abepura
sebagian besar memiliki peran keluarga baik PEMBAHASAN
sebanyak 35 orang atau 93,6% dan terendah
memiliki peran keluarga kurang sebanyak 2 1. Peran Keluarga
orang atau 5,4%. Hasil penelitian menunjukan
bahwa peran keluarga di poliklinik
Tabel 3 Perilaku Kepatuhan RSJD Abepura sebagian besar
Minum Obat dikatakan baik sebanyak 35 orang
(94,6%) dan kurang sebanyak 2
Perilak Frekuens (%) orang (5,4%). Hal ini ditunjukan
u i dengan sebagian keluarga
Tida mengetahui tentang peran keluarga
6 16.2
k dengan kepatuhan minum obat
Patu pasien gangguan jiwa yang meliputi
h perhatian, pengetahuan dan social
Patuh 31 83.8 ekonomi (Ngastiyah, 2015).
Total 37 100.0 Pengetahuan berkaitan erat
dengan pendidikan seseorang. Hal
Pada tabel di atas menunjukan
ini sesuai dengan pendapat
bahwa perilaku kepatuhan minum
Muhazam (2014) yang menyatakan
obat pasien gangguan jiwa di
bahwa pendidikan formal pada
poliklinik RSJD Abepura sebagian
dasarnya akan memberikan
besar patuh sebanyak 31 orang atau
kemampuan Kepada seseorang
83,8% dan tidak patuh sebanyak 6
untuk berfikir rasional dan objektif
orang atau 16,2%.
dalam menghadapi masalah hidup
dan akan berdampak timbulnya suatu
2. Analisis bivariat
proses pengembangan atau
Uji Chi Square digunakan
pematangan pandangan hidup
untuk mengetahui hubungan peran
pribadi. Semakin tinggi tingkat
keluarga dengan Perilaku Kepatuhan
pendidikan seseorang diharapkan di
Minum Obat Pasien Gangguan Jiwa
ikuti oleh semakin tingginya tingkat
di Poliklinik RSJD Abepura dapat
pengetahuan seseorang.
dilihat pada tabel di bawah ini:
Senada dengan hal diatas
hasil penelitian menunjukan bahwa
Tabel 4 Hubungan peran keluarga dengan
kepatuhan minum obat pasien mayoritas responden mempunyai
pendidikan yang tinggi (SMA, D3 /
Peran Kepatuhan Minum S1) dimana pengetahuan dan
Keluar Obat pemahaman responden tentang
ga Pasien Gangguan pengobatan pasien gangguan jiwa
Jiwa lebih baik dibandingkan yang
Chi-Square 29.432a 16.8 berpendidikan rendah.
92a Peran keluarga merupakan
Df 1 1 bagian dari dukungan sosial yang
Asymp. .000 .000 berfungsi sebagai sistem pendukung
Sig. anggota-anggotanya dan ditujukan
untuk meningkatkan kesehatan
Tabel hasil penelitian ini menunjukkan dalam proses adaptasi (Gohlieb,
bahwa terdapat hubungan yang bermakna 2013).
antara peran keluarga dengan perilaku Keluarga merupakan sistem
kepatuhan minum obat pasien gangguan pendukung utama yang memberikan
perawatan langsung pada pasien

p-ISSN 2615-286X | e-ISSN: eISSN 2798-5075 P a g e 22 | 6


Sentani Nursing Journal
Volume 2 Nomor 1 Tahun 2019 Halaman 19-24

gangguan jiwa. Peran keluarga (medication compliance) adalah


dibedakan menjadi tiga dimensi mengkonsumsi obat-obatan yang
peran emosional, dimensi diresepkan dokter pada waktu dan
informasional dan dimensi peran dosis yang tepat dan pengobatan
material (Keliat, 2011). hanya efektif apabila anda mematuhi
peraturan dalam menggunan obat
2. Perilaku Kepatuhan Minum Obat (Maharani,2013).
Hasil penelitian menunjukan Sebanyak 16,2% pasien kurang patuh
bahwa perilaku kepatuhan minum terhadap pengobatannya. Hal ini
obat pasien gangguan jiwa di dikarenakan berdasarkan wawancara
poliklinik RSJD Abepura sebagian yang dilakukan terhadap keluarga
besar patuh sebanyak 31 orang pasien bahwa pasien tidak patuh
(83,8%) dan tidak patuh sebanyak 6 dalam pengobatan karena pasien
orang (16,2%). Hal ini menunjukan bosan menelan obat setiap hari dan
bahwa sabagian besar pasien patuh tidak suka rasa obat dank arena lama
dalam mengkonsumsi obat- rawat pasien yang cukup lama. Hal
obatannya baik secara mandiri ini sesuai dengan pendapat siregar
karena pasien tersebut telah (2012) bahwa masalah kepatuhan
memahami tentang obat-obatan berkaitan dengan rasa obat-obatan
yang dikonsumsinya maupun karena dimana sejumlah pasien
masih dipantau oleh keluarganya. menghentikan penggunaan obat
Hasil penelitian ini bertolak karena alasan rasa dan
belakang dengan teori Siregar ketidakpatuhan menjadi lebih besar
(2015) yang mengatakan bahwa apabila periode pengobatan lama.
pada umumnya semakin banyak
jenis dan jumlah obat yang 3. Hubungan Peran Keluarga
digunakan pasien, semakin tinggi Dengan Tingkat Kepatuhan
resiko ketidakpatuhan pasien dimana Minum Obat Pasien
pemberian obat pada jangka waktu Gangguan Jiwa
yang sering membuat Hasil penelitian menunjukan
ketidakpatuhan dan berbagai studi bahwa terdapat hubungan yang
menunjukan bahwa ketidakpatuhan bermakna antara peran keluarga
menjadi lebih besar, apabila periode dengan perilaku kepatuhan minum
pengobatan lama karena ketaatan obat pasien gangguan jiwa di
pada pengobatan jangka panjang Poloklinik RSJD Abepura dengan
lebih sulit dicapai. hal senada juga nilai probabilitas atau asymp. Sig.
dikatakan pleh Kaplan dan Sadok, 0.000. Hasil penelitian ini sesuai
2009 yang mengatakan dengan hasil penelitian yang
kompleksitas penggunaan obat dilakukan oleh Yulishati (2015),
(jumlah maupun dosis) merupakan hasil penelitian hubungan peran
faktor resiko ketidakpatuhan, pasien keluarga dengan tingkat kepatuhan
yang mendapatkan tiga jenis minum obat di peroleh nilai p=0.000
medikasi dalam satu hari atau jika sehingga dapat disimpulkan terdapat
medikasinya harus digunakan lebih hubungan yang signifikan antara
dari empat kali dalam sehari peran keluarga dengan tingkat
cenderung tidak patuh terhadap kepatuhan minum obat. Dengan
pengobatannya. taraf signifikasi sebesar 99%.
Kepatuhan (compliance) juga Hal ini berarti adanya
dikenal sebagai ketaatan hubungan yang adil dan mereka
(adherence) adalah derajat dimana yang memberikan perawatan
pasien mengikuti anjuran klinis dari kesehatan, dimana kedua pihak
dokter yang mengobatinya. tersebut dapat menegosiasikan dan
Kepatuhan dalam pengobatan

P a g e 23 | 6
Indrawaty Ismail : Hubungan Peran Keluarga Dengan Kepatuhan MinumObat Pasien
Gangguan Jiwa Di Klinik Rawat Jalan Rumah Sakit Jiwa Daerah Abepura

mengungkapkan kebutuhan- Saanin Padang.


kebutuhan dan kepentingan mereka Robert, 2010.A grounded theory
secara terbuka (Friedman, 2010). of fsmilies responding to
mentalillness.
KESIMPULAN Western Journal Of
Berdasarkan hasil analisis Nursingesearch, 24 CJ,516-536.
dalam penelitian ini, maka dapat Siregar, S. 2015. Metode
disimpulkan: penelitian kuantitatif.
1. Hasil penelitian menunjukan bahwa Jakarta: prenamedia Group
peran keluarga di poliklinik RSJD Sugiyono, 2010. Metode penelitian
Abepura sebagian besar dikatakan administrasi, Bandung: CV.
baik sebanyak 35 orang (94,6%) dan Alfabeta.
kurang sebanyak 2 orang (5,4%). Sukawati, 2009.Psikologi untuk
2. Hasil penelitian menunjukan bahwa keperawatan,Jakarta: EGC.
perilaku kepatuhan minum obat Tambayong, 2012.Buku Saku
pasien gangguan jiwa di poliklinik Psikiatri. Jakarta: EGC.
RSJD Abepura sebagian besar patuh Yosep. 2010.Keperawatan
sebanyak 31 orang (83,8%) dan tidak Jiwa.Bandung: Refika Aditama.
patuh sebanyak 6 orang (16,2%). Yulishati. 2015. Hubungan peran
3. Adanya hubungan peran keluarga keluarga dengan tingkat
terhadap kepatuhan minum obat kepatuhan minum obat
pasien gangguan jiwa di klinik rawat pasien.
jalan Rumah Sakit Jiwa Daerah Diakses tanggal 20 Juli 2018.
Abepura. Hasil uji statistik dengan
menggunakan chi square
menunjukkan diperoleh nilai p value
= 0,000 atau (p value < 0,05).

DAFTAR PUSTAKA

Fitrishia, F. 2008. Peranan


Keluarga dalam Proses
Pengobatan Pasien
Gangguan Jiwa dengan Studi
Kasus: Keluarga yang
anggotanya Dirawat di RSJ.
Prof. H.B. Sa’anin Padang.
Universitas Andalas:
Padang.
Friedman, (2010).Keperawatan
Keluarga Teori dan Praktek.
Edisi 3. EGC. Jakarta..
Kaplan H.I, Sadock B.J, Grebb J.A.
(2010). Sinopsis Psikiatri
jilid 2. Terjemahan Widjaja
Kusuma. Jakarta: Binarupa
Aksara. P. 17-35.
Pratiwi, (2011), Faktor-faktor yang
berhubungan dengan
kepatuhan minum obat pada
pasien skizofrenia di
poliklinik RSJ Prof. Dr. HB

p-ISSN 2615-286X | e-ISSN: eISSN 2798-5075 P a g e 24 | 6

Anda mungkin juga menyukai