BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan suatu sikap positif terhadap diri sendiri, tumbuh
kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan (Stuart, 2006). Kesehatan jiwa dan
gangguan jiwa sering kali sulit didefenisikan, orang dianggap sehat jika mereka
mampu memainkan peran dalam masyarakat dan perilaku mereka pantas dan adaptif.
(Videbeck, 2008)
Menurut World Health Organization (WHO) yang dikutip dari Yosep 2011,
WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang didunia mengalamai gangguan
kesehatan jiwa. Dalam hal ini, Dirjen bina kesehatan masyarakat (Depkes)
mengatakan jumlah penderita gangguan jiwa di masyarakat sangat tinggi, yakni satu
dari empat penduduk Indonesia menderita kelainan jiwa dan rasa cemas, depresi,
timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan, dan perilaku yang aneh dan terganggu.
sebagai suatu sindrom atau proses penyakit yang mencakup banyak jenis dengan
tekanan psikologis yang disebabkan oleh adanya tekanan dari luar individu maupun
2
tekanan dari dalam individu. Beberapa hal yang menjadi penyebab adalah
ketidaktahuan keluarga dan masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa ini, serta ada
pada setiap keadaan sehat sakit seseorang. Peran keluarga juga sebagai penyedia
informasi dimana keluarga harus mengetahui prinsip lima benar dalam minum obat
yaitu pasien yang benar, obat yang benar, dosis yang benar, cara/rute pemberian obat
yang benar, dan waktu pemberian obat yang benar dimana kepatuhan terjadi bila
aturan pakai dalam obat yang diresepkan serta pemberian obat dirumah sakit diikuti
pada umumnya klien skizofrenia belum mampu mengatur dan mengetahui jadwal dan
jenis obat yang akan diminum. Keluarga harus selalu membimbing dan
mengarahkannya, agar klien skizofrenia dapat minum obat dengan benar dan teratur.
Kedua sosial ekonomi, merupakan aturan yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan
hidup dalam suatu rumah tangga, misalnya pendapatan jauh lebih rendah dari
(Hawari, 2001)
Data yang diperoleh dari RSJ Tampan Pekanbaru didapatkan data pasien
skizofrenia yang melakukan rawat jalan pada tahun 2017 dengan jumlah 8,17% dan
mengalami peningkatan yang signifikan pada tahun 2018 dengan jumlah 46,74%.
didapatkan data 90% bahwa masih kurangnya peran keluarga dalam mendampingi
obat.
B. Rumusan Masalah
ini adalah: “Apakah ada Hubungan Peran Keluarga dengan Kepatuhan Minum
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
D. Manfaat Penelitian
2. Bagi Masyarakat
Data dan hasil yang diperoleh dapat dijadikan tambahan bahan referensi di
4. Bagi Peneliti
minum obat.