Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK : STIMULUSI PERSEPSI


SESI 1-2 TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI
PENDENGARAN PADA PASIEN SKIZOFERNIA
DI RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN
PROVINSI RIAU

PUTRI AFRILLIYA
NIM : 170201004

FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN


KESEHATAN PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
PEKANBARU
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sehat menurut WHO atau World Health Organization adalah suatu

keadaan sempurna baik fisik, mental, dan sosial serta bukan saja keadaan

terhindar dari sakit atau kecacatan. Definisi kesehatan jiwa menurut UU No. 3

Tahun 1966, Kesehatan jiwa merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari

kesehatan secara umum serta merupakan dasar bagi pertumbuhan dan

perkembangan manusia. Kesehatan jiwa membuat perkembangan fisik,

intelektual dan emosional seseorang berkembang optimal selaras dengan

perkembangan orang lain (Rinawati & Alimansur, 2011)

Gangguan jiwa (mental disorder) merupakan salah satu dari empat

masalah kesehatan utama di negara-negara maju. Penyakit yang menempati

urutan empat besar adalah penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa, dan

kecelakaan. Gangguan jiwa tidak dianggap sebagai gangguan yang

menyebabkan kematian secara langsung, namun beratnya gangguan tersebut

dalam arti ketidakmampuan baik secara individu maupun kelompok akan

menghambat pembangunan, karena mereka tidak produktif dan tidak efisien.

(Nasution, 2015).

Salah satu gangguan jiwa yang berat adalah Skizofrenia. Skizofrenia

adalah yang menggambarkan gangguan mental yang ditandai oleh kelainan


dalam persepsi atau ungkapan realitas. Skizofrenia di Indonesia sendiri adalah

tiga sampai lima perseribu penduduk. Bila diperkirakan jumlah penduduk

sebanyak 220 juta orang akan terdapat gangguan jiwa dengan skizofrenia

kurang lebih 660 ribu sampai satu juta orang. Hal ini merupakan angka yang

cukup besar serta perlu penanganan yang serius (Candrawati, 2016)

Salah satu gejala yang paling sering muncul pada Skizofrenia adalah

munculnya halusinasi yaitu sekitar 70 %. Gangguan persepsi sensori

(halusinasi) merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat ditemukan

pada pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara,

penglihatan, pengecapan, perabaan atau penghidu, tanpa stimulus yang nyata.

Salah satu jenis halusinasi yang paling sering di jumpai yaitu halusinasi

pendengaran. Halusinasi pendengaran dapat berupa bunyi mendenging atau

suara bising yang tidak mempunyai arti, tetapi lebih sering terdengar sebagai

sebuah kata atau kalimat yang bermakna. (Haryana, 2015).

Adapun pengobatan pada pasien gangguan jiwa yaitu dengan

melaksanakan asuhan keperawatan. Berbagai terapi keperawatan yang

dikembangkan salah satu terapi keperawatan jiwa yang terbukti efektif untuk

mengatasi gejala gangguan jiwa adalah terapi aktivitas kelompok (TAK),

difokuskan kepada pasien, secara individu, kelompok, keluarga maupun

komunitas. Terapi Aktivitas Kelompok terdiri dari empat yaitu terapi aktivitas

kelompok stimulasi kognitif /persepsi, terapi aktivitas kelompok stimulasi

sensori, terapi aktivitas kelompok orientasi realita, dan terapi aktivitas

kelompok sosialisasi (Purba, Nauli, & Utami, 2014).


Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi Persepsi bertujuan agar pasien

dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan tepat dan

dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dialami dan

dapat membantu pasien mengenali dan mengontrol gangguan halusinasi yang

dialaminya. Penggunaan terapi kelompok dalam praktek keperawatan jiwa

akan memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau

terapi serta pemulihan kesehatan. Terapi Aktivitas Kelompok: Stimulasi

Persepsi ini sebagai upaya untuk memotivasi proses berpikir, mengenal

halusinasi, melatih pasien mengontrol halusinasi serta mengurangi perilaku

maladaptive (Anggraini, 2010).

Terapi ini dilakukan dalam 5 sesi, dimana pada sesi pertama pasien

akan diajarkan untuk mengenal halusinasi, sesi 2 mengontrol halusinasi

dengan menghardik, sesi 3 mengontrol halusinasi dengan melakukan kegiatan,

sesi 4 mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain

dan sesi ke 5 dengan patuh minum obat. Dengan diberikannya terapi Aktivitas

Kelompok: Stimulasi Persepsi ini diharapkan dapat memberikan pengaruh

yang cukup kuat dalam membantu pasien dalam hal mengontrol halusinasi

(Ellina, 2012).

Hasil survey pendahuluan menyatakan bahwasannya pasien dengan

halusinasi pendengaran belum terlalu memahami tentang apa yang dirasakan

dan didengarkannya. Untuk itu perlu kita lakukan Terapi Aktivitas Kelompok,

supaya pasien bisa dengan mudah mengungkapkan apa yang dia dengar dan

dia rasakan.
B. Rumusan Masalah
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) adalah terapi modalitas
keperawatan yang ditujukan pada sekelompok pasien dengan masalah
keperawatan yang sama. Di Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau sudah
dilakukan tetapi masih belum optimal dan TAK Stimulasi Persepsi halusinasi
merupakan TAK yang paling sering diberikan pada pasien halusinasi di
Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau. Berdasarkan latar belakang di atas,
adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah : “Pengaruh
Terapi Aktivitas Kelompok : Stimulasi Persepsi sesi 1-2 terhadap
Kemampuan Mengontrol Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Skizofernia di
Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau ”.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “Pengaruh Terapi
Aktivitas Kelompok : Stimulasi Persepsi sesi 1-2 terhadap Kemampuan
Mengontrol Halusinasi Pendengaran Pada Pasien Skizofernia di Rumah Sakit
Jiwa Tampan Provinsi Riau ”.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perkembangan Ilmu Keperawatan
Dapat memberikan sumbangan pemikiran ilmu penegtahuan bagi
tenaga kesehatan tentang Pengaruh TAK stimulasi persepsi halusinasi.
2. Bagi Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau
Dapat dijadikan sebagai gambaran tentang pengaruh pelaksanaan TAK
stimulasi persepsi halusinasi dan diharapkan pelaksanaan TAK menjadi
salah satu terapi modalitas rutin dan membudaya di Rumah Sakit Jiwa
Tampan Provinsi Riau.
3. Bagi Penelitian Lainnya.
Sebagai pedoman untuk melakukan riset selanjutnya yang
berhubungan dengan pengaruh TAK stimulasi persepsi halusinasi.

Anda mungkin juga menyukai