Anda di halaman 1dari 16

Journal of Borneo Holistic Health, Volume 1 No.

1 Juni 2018 hal 27-42


P ISSN 2621-9530 e ISSN 2621-9514

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERAN KELUARGA


SEBAGAI CAREGIVER PASIEN SKIZOFRENIA

A.A. Istri Dalem Hana Yundari 1, Ni Made Yunita Dewi2


1,2. Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Wira Medika PPNI Bali1,
*Email: hanayundari@gmail.com

Abstrak
Peran keluarga sebagai caregiver pasien skizofrenia menjadi hal utama untuk mencegah kekambuhan serta
sangat penting untuk keberhasilan terapi pada perawatan pasien skizofrenia. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan peran keluarga sebagai caregiver pasien skizofrenia.
Metode: Desain penelitian adalah korelasi, dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling dengan
cara non probability sampling yaitu purposive sampling, sebanyak 256 orang. Analisa data dengan
menggunakan uji Rank Spearman. Hasil: Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan antara faktor
pengetahuan dan sikap dengan peran keluarga sebagai caregiver pasien skizofrenia (p<0,05), sedangkan
tidak ada hubungan faktor fasilitas kesehatan dengan peran keluarga sebagai caregiver pasien skizofrenia
(p>0,05). Diskusi: Hal ini disebabkan karena pengetahuan dan sikap merupakan faktor predisposisi
terbentuknya prilaku yaitu peran keluarga sebagai caregiver. Saran kepada keluarga agar memberikan
motivasi dan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan peningkatan pemahaman tentang
perawatan pasien dirumah.

Kata kunci: Peran keluarga, Caregiver, Pengetahuan, Sikap.

Abstract

Related Factors with The Role of The Family As Caregiver To Skizofrenia Patients. The role of the
family as caregiver of schizophrenic patients is central to preventing recurrence and is essential for success
in the treatment of schizophrenic patients. This study aims to determine the factors associated with the role
of the family as caregiver schizophrenia patients. Method: The study design is correlation, with cross
sectional approach. Sampling technique by nonprobability sampling that is purposive sampling, as many
as 256 people. Data analysis use Rank Spearman test. Result: The result showed that there was a correlation
between knowledge factor and attitude with family role as caregiver of schizophrenia patient (p <0,05),
whereas there was no correlation of health facility factor with family role as caregiver of schizophrenia
patient (p> 0,05). Discussion: This is because knowledge and attitudes are predisposing factors in the
formation of behaviors, namely the role of the family as caregiver. Suggestions to the family to provide
motivation and actively follow the activities related to the improvement of understanding about home
patient care.

Keywords: Family role, Caregiver, Knowledge, Attitude.


Yundari, I.D.H.,& Dewi, N.M.Y, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran Keluarga
Sebagai Caregiver Pasien Skizofrenia.

Pendahuluan

Perkembangan zaman dan arus sampai 1%. Hasil Riskesdas 2013


globalisasi yang begitu pesat Provinsi Bali berada di peringkat kelima
memunculkan berbagai macam fenomena kasus gangguan jiwa skizofrenia
dan permasalahan dalam kehidupan terbanyak dengan prevalensi 2,3 per mil
masyarakat, salah satunya masalah (Depkes RI, 2016). Tahun 2016 tercatat
kesehatan khususnya masalah gangguan sebanyak 9000 orang di Bali mengalami
kesehatan jiwa. Pasien gangguan jiwa gangguan jiwa berat (Dinkes Provinsi
pada era globalisasi sekarang ini Bali, 2016).
jumlahnya cenderung mengalami Data penderita gangguan jiwa yang
peningkatan. Salah satu penyebab sedang dalam perawatan di keluarga dan
bertambahnya pasien gangguan jiwa sedang menjalani rawat jalan ke
diperkirakan adalah beban hidup yang Poliklinik Jiwa Rumah sakit Jiwa
semakin berat (Zainudin, 2014). Provinsi Bali, diperoleh data kunjungan
Berdasarkan data WHO tahun rata-rata 35 sampai 40 orang penderita
2015, prevalensi penderita skizofrenia gangguan jiwa/hari yang sudah
berjumlah 26 juta penderita di seluruh melakukan rawat jalan secara rutin atau
dunia, sedangkan di Indonesia prevalensi berulang. Jumlah pasien yang berkunjung
penderita skizofrenia sekitar 1-2% pada bulan Oktober 2016 sebanyak 870
penduduk atau berjumlah 2 - 4 juta jiwa orang, sebesar 80 % (696 orang)
penderita skizofrenia. Hasil Riset menderita skizofrenia. Pada bulan
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 Nopember 2016 sebanyak 890 orang
skizofrenia pada penduduk Indonesia 1,7 yang berkunjung ke poliklinik jiwa,
per mil artinya ada satu sampai dua sebanyak 88,7 % (789 orang) menderita
penduduk dari 1000 penduduk Indonesia skizofrenia. Sedangkan pada bulan
menderita skizofrenia. Gangguan jiwa Desember 2016 pasien yang berkunjung
skizofrenia terbanyak di Daerah Istimewa ke poliklinik jiwa RSJ Provinsi Bali
Yogyakarta, Aceh, Sulawesi Selatan, adalah sebanyak 789 orang, 82% (646
Jawa Tengah dan Bali. Data Riskesdas orang) menderita skizofrenia. Jadi rata-
2013 menunjukkan prevalensi penderita rata pasien skizofrenia yang berkunjung
Skizofrenia di Indonesia adalah 0,3% ke poliklinik jiwa RSJ Provinsi Bali

28
Yundari, I.D.H.,& Dewi, N.M.Y, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran Keluarga
Sebagai Caregiver Pasien Skizofrenia.

selama tiga bulan trakhir Oktober, kualitas maupun kuantitasnya melalui


Nopember dan Desember tahun 2016 suatu pola pengaturan dan integrasi
adalah 710 orang. Berdasarkan data kedalam keluarga yang memproses
catatan rekapitulasi Poliklinik Jiwa program untuk pengobatan penyakit atau
Rumah sakit Jiwa Provinsi Bali mencatat gejala sisa dari penyakit yang tidak
dalam tiga bulan terakhir hampir rata 30- memuaskan untuk memenuhi tujuan
40 orang yang sering terlambat atau kesehatan yang spesifik (Herdman,
bahkan tidak datang, minum obat tidak 2014).
teratur dan sesuai anjuran, sehingga saat Keberhasilan program pengobatan
datang berobat pasien sudah mengalami tidak hanya terletak pada terapi obat
kekambuhan yang sudah tidak dapat psikofarmaka dan jenis terapi lainnya,
dikendalikan. tetapi juga peran serta keluarga dan
Proses penyembuhan pada pasien masyarakat turut menentukan (Stuart,
gangguan jiwa memerlukan waktu cukup 2016). Keluarga perlu memperlakukan
lama sehingga memerlukan kemampuan penderita gangguan jiwa dengan sikap
pasien untuk menjalankan program yang bisa membubuhkan dan mendukung
pengobatan dalam rutinitas sehari-hari. tumbuhnya harapan yang optimisme.
Menurut Herdman (2014) salah satu Harapan dan optimisme akan menjadi
kriteria hasil yang diharapkan pada motor penggerak pemulihan dari
perawatan pasien skizofrenia di rumah penderita gangguan jiwa, di lain pihak
adalah peran keluarga dalam merawat kata menghina dan memandang rendah
anggota keluarga dengan skizofrenia bersifat melemahkan proses pemulihan.
khususnya pengelolaan pengobatan pada Peran keluarga merupakan salah satu
skizofrenia untuk mencegah faktor penting dalam pemulihan penderita
kekambuhan. Penatalaksanaan program gangguan jiwa (Setiadi,2014).
pengobatan menjadi hal utama karena Pengelolaan pengobatan harus
mempertahankan regimen terapeutik ditekankan menjadi suatu kebutuhan bagi
sangat penting untuk keberhasilan terapi pasien supaya lebih optimal kembali ke
pada perawatan gangguan jiwa. keluarga dan masyarakat sehingga peran
Pengelolaan pengobatan keluarga sangat penting agar pasien
merupakan kemampuan untuk mematuhi skizofrenia tidak lagi dirawat inap untuk
program terapi yang telah ditentukan baik periode waktu yang lama, sehingga

29
Yundari, I.D.H.,& Dewi, N.M.Y, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran Keluarga
Sebagai Caregiver Pasien Skizofrenia.

pasien dapat hidup bersama anggota peningkatan kemampuan merawat klien


keluarga secara mandiri serta tidak gangguan jiwa di rumah dengan nilai p =
menjadi beban yang sangat memberatkan 0,008 dan pengetahuan keluarga dengan
lagi (Yosep, 2014). peningkatan kemampuan merawat klien
Kemampuan keluarga memberikan gangguan jiwa di rumah dengan nilai p =
perawatan kepada anggota keluarganya 0,005. Penelitian tentang peranan
dipengaruhi oleh berbagai faktor. keluarga juga dilakukan oleh Nur Afiyati
Berdasarkan teori Lawrence Green dalam (2015) dengan judul “Hubungan tingkat
buku Lestari (2015), faktor-faktor yang pendidikan dan peranan keluarga
mempengaruhi perilaku kesehatan terhadap kepatuhan berobat pasien
meliput: Predisposing factor (faktor skizofrenia di Poli Jiwa RSUD Kraton
predisposisi) meliputi pengetahuan dan Kabupaten Pekalongan”. Penelitian ini
sikap masyarakat terhadap kesehatan, adalah penelitian deskritif korelasi
kepercayaan dan tradisi masyarakat dengan pendekatan cross sectional. Hasil
terhadap hal-hal yang berkaitan dengan Penelitian ini menunjukkan bahwa ada
kesehatan, sistem nilai yang dianut hubungan peranan keluarga terhadap
masyarakat, Enabling faktor (faktor kepatuhan berobat pasien skizofrenia
pemungkin) yaitu meliputi tersedianya (p=0,002 <0,05).
fasilitas kesehatan bagi masyarakat Hasil studi pendahuluan di
termasuk rumah sakit, puskesmas, Poliklinik Jiwa Rumah Sakit Jiwa
poliklinik, posyandu, posbindu, pos obat Provinsi Bali, yang dilakukan dengan
desa, dokter atau bidan praktek swasta. melakukan wawancara dengan 10 orang
Penelitian yang dilakukan oleh Edi keluarga pasien sizofrenia, mayoritas
(2016), yang berjudul “peran petugas keluarga pasien yaitu sebanyak 7 orang,
kesehatan dan pengetahuan keluarga peran keluarga dalam merawat pasien
terhadap peningkatan kemampuan skizofrenia mendapatkan skor “kecil”
merawat klien gangguan jiwa di rumah”, yaitu mendapat nilai antara 0 – 7,
penelitian ini adalah penelitian deskritif keluarga mengatakan bisa merawat dan
korelasi dengan pendekatan cross mengawasi pasien minum obat meskipun
sectional. Hasil Penelitian ini kadang terlambat saat mengantar pasien
menunjukkan bahwa ada hubungan kontrol.
peranan petugas kesehatan dengan

30
Yundari, I.D.H.,& Dewi, N.M.Y, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran Keluarga
Sebagai Caregiver Pasien Skizofrenia.

Berdasarkan hal tersebut peneliti dengan peran keluarga sebagai caregiver


tertarik untuk mengadakan penelitian pada pasien skizofrenia di Poliklinik Jiwa
tentang faktor-faktor yang berhubungan RSJ Provinsi Bali.
Metode

Penelitian ini merupakan penelitian April sampai dengan Mei 2017. Teknik
deskritif korelasional dengan rancangan sampling yang digunakan pada penelitian
cross sectional. Populasi pada penelitian ini dilakukan dengan cara non probability
ini adalah semua keluarga pasien sampling yaitu purposive sampling.
skizofrenia di Poliklinik Jiwa RSJ Untuk menganalisa hubungan antara dua
Provinsi Bali, yaitu sebanyak 256 orang variabel digunakan uji statistik Sperman
Waktu pelaksanaan pengambilan data Rho.
pada penelitian ini telah dilaksanakan

Hasil
Analisis bivariat untuk fasilitas kesehatan dengan peran keluarga
menganalisa hubungan antar dua sebagai caregiver pasien skizofrenia,
variabel, yaitu untuk menganalisa hasil analisa data disajikan dalam tabel 1
hubungan pengetahuan, sikap dan berikut ini

Tabel 1: Hubungan Pengetahuan Dengan Peran Keluarga Sebagai Caregiver Pasien


Skizofrenia
Peran
Pengetah Total p
uan Kecil Cukup Besar

F % F % F % F %
Kurang 9 3,5 26 10,1 15 5,9 50 19,5
Cukup 26 10 53 20,7 40 15,4 119 46,1 .014
Baik 31 12,3 38 15 18 7,2 87 34,4
Total 66 25,8 117 44,8 73 28,4 256 100

Berdasarkan tabel 1 diatas dapat untuk menganalisa faktor pengetahuan


diketahui sebagian besar responden keluarga dengan peran keluarga sebagai
memiliki pengetahuan cukup dan peran caregiver pasien skizofrenia didapatkan
yang cukup yaitu sebanyak 53 orang nilai p=0,014.
(20,7%). Berdasarkan uji spearman rho

31
Yundari, I.D.H.,& Dewi, N.M.Y, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran Keluarga
Sebagai Caregiver Pasien Skizofrenia.

Tabel 2: Hubungan Sikap Dengan Peran Keluarga Sebagai Caregiver Pasien Skizofrenia
Total
Sikap
Kecil Cukup Besar Peran Total p

F % F % F % F %
Buruk 8 3,1 17 6,6 8 3,1 33 12,8
Kurang 16 6,2 34 13,3 23 9,0 73 28,6 .007
Cukup 23 8,9 43 16,9 26 10,2 92 36
Baik 19 7,4 23 8,9 16 6,3 58 22,6
Total 66 25,7 117 45,7 73 28,5 256 100

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat menganalisa faktor sikap keluarga


diketahui sebagian besar responden dengan peran keluarga sebagai caregiver
memiliki sikap cukup dan peran yang pasien skizofrenia didapatkan nilai
cukup yaitu sebanyak 43 orang (16,9%). p=0,007.
Berdasarkan uji spearman rho untuk

Tabel 3: Hubungan Fasilitas Kesehatan Dengan Peran Keluarga Sebagai Caregiver Pasien
Skizofrenia
Peran
Fasilitas Kecil Cukup Besar To p
Kesehatan tal
F % F % F % F %
Kurang 7 2,7 21 8,2 9 3,9 37 14,8
Cukup 29 11,3 57 22,3 40 15,4 126 49,0 .208
Baik 30 11,7 39 15,2 24 9,3 93 36,2
Total 66 25,7 117 45,7 73 28,6 256 100

Berdasarkan tabel 3 diatas dapat untuk menganalisa faktor fasilitas


diketahui sebagian besar responden kesehatan dengan peran keluarga sebagai
memiliki fasilitas cukup dengan peran caregiver pasien skizofrenia didapatkan
yang cukup yaitu sebanyak 57 orang nilai p=0,208.
(22,3%). Berdasarkan uji spearman rho

Pembahasan Pengetahuan adalah hasil


penginderaan manusia, atau hasil tahu
Hubungan Pengetahuan Dengan Peran
seseorang terhadap objek melalui indera
Keluarga Sebagai Caregiver Pasien
yang dimilikinya (mata, hidung, telinga,
Skizofrenia

32
Yundari, I.D.H.,& Dewi, N.M.Y, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran Keluarga
Sebagai Caregiver Pasien Skizofrenia.

dan sebagainya). Dengan sendirinya, cross sectional. Hasil Penelitian ini


pada waktu penginderaan sampai menunjukkan bahwa ada hubungan
menghasilkan pengetahuan tersebut peranan keluarga terhadap kepatuhan
sangat dipengaruhi intensitas perhatian berobat pasien skizofrenia (p=0,002
dan persepsi terhadap objek. Sebagian <0,05). Hasil penelitian yang didapat
besar pengetahuan seseorang diperoleh sama dengan penelitian yang dilakukan
melalui indera pendengaran (telinga), dan oleh Nur Afiyati (2015) dikarenakan
indera penglihatan (Notoatmodjo, 2014). responden sama-sama sudah
Faktor-faktor yang mempengaruhi mendapatkan informasi tentang
pengetahuan, meliputi faktor internal dan perawatan pasien skizofrenia tetapi
ekternal. Faktor internal terdiri dari pemahaman yang kurang dikarenakan
pendidikan, pekerjaan dan umur, faktor eksternal yang mempengaruhi
sedangkan faktor eksternal meliputifaktor penerimaan informasi.
lingkungan dan sosial budaya (Wawan Berdasarkan hal ini maka
dan Dewi, 2010). Pengetahuan seseorang pengetahuan masyarakat tentang
tentang suatu objek mengandung dua perawatan pasien skizofrenia di rumah
aspek, yaitu aspek positif dan negatif. sangat penting agar dapat mempraktikkan
Kedua aspek ini yang akan menentukan cara perawatan anggota keluarga dengan
sikap seseorang semakin banyak aspek skizofrenia untuk mencegah
positif dan objek yang diketahui, maka kekambuhan. Hasil penelitian yang
akan menimbulkan sikap makin positif menunjukkan sebagian besar
terhadap objek tertentu (Dewi dan pengetahuan responden tentang
Wawan, 2010). perawatan pasien skizofrenia
Hasil penelitian ini didukung oleh dikategorikan cukup, hal ini dikarenakan
penelitian yang dilakukan oleh Nur didukung oleh tingkat pendidikan
Afiyati (2015) dengan judul “Hubungan masyarakat yang sebagian besar lulusan
tingkat pengetahuan dan peranan SMP, dimana dalam pemberian
keluarga terhadap kepatuhan berobat pendidikan kesehatan memerlukan cara
pasien skizofrenia di Poli Jiwa RSUD lebih dimengerti sehingga lebih
Kraton Kabupaten Pekalongan”. memahami informasi yang diberikan oleh
Penelitian ini adalah penelitian petugas kesehatan. Selain itu bisa
deskritifkorelasi dengan pendekatan disebabkan kurang informasi yang

33
Yundari, I.D.H.,& Dewi, N.M.Y, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran Keluarga
Sebagai Caregiver Pasien Skizofrenia.

diterima oleh masyarakat tentang bagus / kantoran tidak menjamin


perawatan pasien skizofrenia, sedangkan seseorang memiliki pengetahuan yang
pada penelitian pada tingkat pendidikan baik, karena dari hasil penelitian ini
dasar dengan tingkat pengetahuan masih ada beberapa responden yang
dikategorikan cukup dikarenakan memiliki tingkat pendidikan tinggi dan
masyarakat telah mendapatkan informasi pekerjaanyang bagus memiliki
secara informal dari media massa dan pengetahuan yang buruk. Hal tersebut
media elektronik. diakibatkan oleh kurangnya pemahaman
Faktor umur dan pekerjaan juga tentang perawatan anggota keluarga
memegang peranan penting dalam dengan skizofrenia.
menentukan tingkat pengetahuan Sikap merupakan reaksi atau
seseorang (Wawan dan Dewi, 2010). respon yang masih tertutup dari
Jumlah responden yang sebagian besar seseorang terhadap suatu stimulus atau
berumur 31-40 tahun sebanyak 124 orang objek. Sikap ini merupakan kesiapan atau
(48,4 %) menunjukkan semakin cukup kesedian untuk bertindak, dan bukan
umur seseorang maka kematangan pola merupakan pelaksanaan motif tertentu.
berpikir seseorang semakin matang yang Sikap belum merupakan suatu perilaku.
diperoleh dari pendidikan maupun Sikap itu masih merupakan reaksi
pengalaman sehari-hari. Jumlah tertutup, bukan merupakan kesiapan
responden yang mayoritas bekerja di untuk bereaksi terhadap objek di
sektor informal (swasta) sebanyak 96 lingkungan tertentu sebagai suatu
orang (37,5 %) juga memepengaruhi penghayatan terhadap objek
pengetahuan seseorang karena bekerja di (Notoatmodjo, 2014).
sektor informal tidak harus memiliki Faktor-faktor yang mempengaruhi
pendidikan yang tinggi sehingga mereka sikap (Wawan dan Dewi, 2010) antara
hanya mendapatkan pengetahuan dari lain: Pengalaman pribadi; yaitu untuk
lingkungan hidup sehari-hari. Berbeda dapat menjadi dasar pembentukan sikap,
dengan bekerja di bidang sektor formal pengalaman pribadi haruslah
yang membutuhkan pendidikan tinggi meninggalkan kesan yang kuat. Sikap
sehingga sejalan dengan semakin luasnya akan lebih mudah terbentuk apabila
pengetahuan seseorang. Namun tingkat pengalaman pribadi tersebut terjadi
pedidikan yang tinggi dan pekerjaan yang dalam situasi yang melibatkan faktor

34
Yundari, I.D.H.,& Dewi, N.M.Y, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran Keluarga
Sebagai Caregiver Pasien Skizofrenia.

emosional. Pengaruh orang lain yang Hubungan Sikap Dengan Peran


dianggap penting; yaitu pada umumnya Keluarga Sebagai Caregiver Pasien
individu cenderung untuk memiliki sikap Skizofrenia
yang konformis atau searah dengan sikap Berdasarkan hasil penelitian ini
orang yang dianggap penting. maka sikap yang cukup tentang
Kecenderungan ini antara lain dimotivasi perawatan pasien skizofrenia karena pada
oleh keinginan untuk berafiliasi dan usia responden sebagian besar telah
keinginan untuk menghindari konflik berusia lebih dari 40 tahun, semakin
dengan orang yang dianggap penting cukup umur seseorang maka kematangan
tersebut. Pengaruh kebudayaan; yaitu seseorang dalam berpikir semakin
tanpa disadari kebudayaan telah matang dan semakin bertambahnya umur
menanamkan garis pengarah sikap kita seseorang maka kematangan akal
terhadap berbagai masalah. seseorang juga akan semakin kuat
Penelitian yang sama dilakukan sehingga menumbuhkan sikap yang
oleh Sri Wulansih (2008) dengan judul semakin baik pada diri seseorang.
“Hubungan antara tingkat pengetahuan Bertambahnya umur juga menyebabkan
dan sikap keluarga dengan kekambuhan pengalaman seseorang semakin luas
pada pasien skizofrenia di RSJD sehingga menjadi dasar pembentukan
Surakarta” hasil penelitian menunjukkan dalam bersikap, dimana pada usia lebih
ada hubungan antara sikap keluarga dari 40 tahun tersebut adalah usia matang
dengan kekambuhan pasien skizofrenia. sehingga lebih menimbulkan reaksi yang
Hasil penelitian ini didapatkan bahwa positif, disamping itu bisa karena
keluarga bersikap baik yaitu 50% (25 keluargamempunyai anggota
responden), sedangkan keluarga yang keluarganya yang skizofrenia sehingga
bersikap cukup sebanyak 35,9 % (92 sikapnya lebih baik terhadap perawatan
responden) artinya keluarga cukup dalam pasien skizofrenia.
memberikan perawatan kepada anggota Faktor pendidikan juga memegang
keluarga yang mengalami skizofrenia. peranan penting terhadap sikap
seseorang. Pendidikan adalah proses
perubahan sikap dan tingkah laku
seseorang dan juga usaha mendewasakan
seseorang melalui upaya pengajaran dan

35
Yundari, I.D.H.,& Dewi, N.M.Y, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran Keluarga
Sebagai Caregiver Pasien Skizofrenia.

pelatihan baik disekolah ataupun di luar itu orang tua angkat, atau anggota
sekolah. Pendidikan juga merupakan keluarga lain yang membantu memenuhi
salah satu factor yang mempengaruhi kebutuhan anggota keluarga yang
persepsi seseorang karena dapat membuat mengalami ketergantungan. Caregiver
seseorang untuk lebih mudah mengambil keluarga didefinisikan sebagai individu
keputusan. Jumlah responden yang yang memberikan perawatan
sebagian besar lulusan SMP yaitu berkelanjutan secara bersungguh-
sebanyak 85 orang (33,2 %) diharapkan sungguh setiap hari dan dalam waktu
mampu memberikan perawatan yang periode yang lama bagi anggota
maksimal terhadap anggota keluarga keluarganya yang mengalami penyakit
yang mengalami gangguan skizofrenia. kronis (Stuart,2016).
Dalam penelitian ini tidak dipungkiri dari Hasil penelitian ini juga didukung
hasil penelitian masih ditemukan oleh penelitian yang dilakukan oleh
beberapa responden yang meniliki tingkat Kiky.A (2015) dengan judul “Hubungan
pendidikan tinggi namun memiliki sikap pengetahuan dan sikap dengan motivasi
yang buruk terhadap perawatan pasien keluarga dalam memberikan dukungan
skizofrenia akibat dari pemahaman yang pada keluarga gangguan jiwa”. Dari
kurang tentang perawatan pasien dengan hasil penelitian ini dapat disimpulkan
skizofrenia sehingga mampu bahwa pengetahuan seseorang dalam
mempengaruhi sikap keluarga terhadap memberikan dukungan terhadap pasien
perawatan pasien skizofrenia. gangguan jiwa merupakan langkah awal
Peran yang didasari oleh menentukan peran keluarga terutama
pengetahuan akan lebih lama dari pada dalam hal memotivasi pasien untuk
yang tidak didasari oleh pengetahuan. sembuh dengan cepat. Hal ini sejalan
Pengetahuan seseorang sangat dengan hasil penelitian Ajeng A.P
berpengaruh dalam peran keluarga (2015) yang berjudul “ Hubungan
sebagai caregiver karena pengetahuan Pengetahuan dan Sikap tentang
merupakan hasil tahu dan ini terjadi Gangguan Jiwa dengan Dukungan
setelah seseorang melakukan Keluarga dalam Pengobatan Pasien
penginderaan terhadap suatu objek Skizofrenia di RSJ Propinsi Lampung “
tertentu (Notoatmodjo, 2014). Caregiver menunjukkansemakin kurang tingkat
sebagai seseorang dalam keluarga, baik pengetahuan dalam memberikan

36
Yundari, I.D.H.,& Dewi, N.M.Y, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran Keluarga
Sebagai Caregiver Pasien Skizofrenia.

dukungan terhadap pasien gangguan dalam perawatan pasien skizofrenia ini


jiwa maka akan membuat semakin kecil diwujudkan dengan cara meningkatkan
peran keluarga dalam merawat anggota fungsi afektif yang dilakukan dengan
keluarga yang mengalami gangguan memotivasi, menjadi pendengar yang
jiwa, begitupula sebaliknya tingginya baik, membuat senang, memberi
pengetahuan dalam memberikan kesempatan rekreasi, memberi tanggung
dukungan terhadap pasien dengan jawab dan kewajiban peran dari keluarga
gangguan jiwa maka akan membuat sebagai pemberi asuhan (Stuart, 2016).
semakin besar peran keluarga dalam Keluarga perlu memperlakukan
merawat anggota keluarga yang penderita gangguan jiwa dengan sikap
mengalami gangguan jiwa. yang bisa menumbuhkan dan
Berdasarkan hasil penelitian ini mendukung tumbuhnya harapan dan
makapengetahuan yang dimiliki oleh optimisme. Harapan merupakan
keluarga menjadi pijakan keluarga dalam pendorong proses pemulihan, salah satu
upaya merawat anggota keluarga yang faktor penting dalam pemulihan adalah
mengalami skizofrenia. Pengetahuan adanya keluarga, saudara dan teman
sangat mempengaruhi peran keluarga yang percaya bahwa seseorang penderita
dalam bertindak, pengetahuan yang baik gangguan jiwa bisa pulih dan kembali
tentang cara perawatan anggota keluarga produktif di masyarakat. Harapan dan
dengan skizofrenia akan menimbulkan optimisme akan menjadi motor
peran yang baik seperti memberikan penggerak pemulihan dari gangguan
dukungan emosional keluarga dalam hal jiwa. Dilain pihak, kata- kata yang
memotivasi pasien untuk sembuh ataupun menghina, memandang rendah, dan
menumbuhkan harapan dan optimisme, menumbuhkan pesimisme akan bersifat
pengawasan minum obat serta upaya melemahkan proses pemulihan (Stuart,
pencegahan kekambuhan anggota 2016).
keluarga yang mengalami skizofrenia. Peran keluarga diharapkan dalam
Faktor-faktor menyebabkan perawatan penderita gangguan jiwa
seseorang berperan ada enam alasan, adalah dalam pemberian obat,
yaitu pengetahuan, kepercayaan, sikap, pengawasan minum obat dan
orang penting sebagai refensi, sumber meminimalkan ekspresi keluarga.
daya dan kebudayaan. Peran keluarga Keluarga merupakan unit paling dekat

37
Yundari, I.D.H.,& Dewi, N.M.Y, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran Keluarga
Sebagai Caregiver Pasien Skizofrenia.

dengan penderita dan merupakan atau merawat pasienskizofrenia.


“perawat utama” bagi penderita Penelitian yang sama juga dikemukakan
gangguan jiwa. Keluarga berperan dalam oleh Kiky A (2015) yang berjudul
cara atau perawatan yang diperlukan “Hubungan Pengetahuan dan Sikap
penderita gangguan jiwa. Keberhasilan dengan Motivasi Keluarga dalam
perawat di rumah sakit akan sia–sia jika Memberikan Dukungan pada Keluarga
kemudian mengakibatkan penderita Gangguan Jiwa “ dimana dalam hal ini
gangguan jiwa harus dirawat kembali di apabila keluarga memiliki sikap
rumah sakit (Stuart, 2016). menerima (bersedia memperhatikan
Hasil penelitian yang didapat stimulus) kemudian merespon terhadap
didukung oleh penelitian yang dilakukan apa yang diketahui tentang pentingnya
oleh Nur Afiyati (2015) dengan judul memberikan dukungan positif secara
“Hubungan tingkat pendidikan dan terus menerus maka keluarga dalam
peranan keluarga terhadap kepatuhan berperan memberikan dukungan terhadap
berobat pasien skizofrenia di Poli Jiwa pasien gangguan jiwa kecil bisa menjadi
RSUD Kraton Kabupaten Pekalongan”. cukup bahkan besar.
Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa Berdasarkan hasil penelitian ini
ada hubungan peranan keluarga terhadap maka sikap yang baik akan lebih
kepatuhan berobat pasien skizofrenia memberikan hasil yang baik jika diikuti
(p=0,002 <0,05). Hal ini juga di dukung dengan tindakan yang nyata, dimana
oleh penelitian Sri Wulansih (2008) sikap yang menerima terhadap
dengan judul ” Hubungan antara keberadaan pasien yang disebabkan oleh
pengetahuan dan sikap keluarga dengan pemahaman keluarga terhadap kondisi
kekambuhan pada pasien skizofrenia” . pasien membuat keluarga lebih peduli
Hasil analisa menunjukkan sikap dan memberikan dukungan kepada pasien
keluarga mempunyai hubungan yang sehingga mampu membantu proses
signifikan untuk mencegah kekambuhan penyembuhan anggota keluarga yang
pada pasien skizofrenia. Sikap keluarga mengalami skizofrenia.
dalam hal ini adalah afek atau penilaian Hubungan Fasilitas Kesehatan Dengan
positif atau negatif terhadap suatu obyek Peran Keluarga Sebagai Caregiver
sebagai upaya untuk memperbaiki sikap Berdasarkan hasil penelitian
keluarga dalam memberikan dukungan didapatkan bahwa fasilitas kesehatan

38
Yundari, I.D.H.,& Dewi, N.M.Y, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran Keluarga
Sebagai Caregiver Pasien Skizofrenia.

yang mendukung perawatan pasien dari keluarga atau masyarakat yang


skizofrenia dari 256 orang responden menyatakan bahwa sebagian besar
mengatakanfasilitas kesehatan yang fasilitas puskemas yang dikategorikan
mendukungsebagian besar dikategorikan cukup perlu lebih ditingkatkan agar
cukup, yaitu sebanyak 126 orang masyarakat lebih dapat memanfaat
(49,2%). Hal ini menunjukkan bahwa fasilitas di puskesmas. Hasil penelitian
sebagian besar tanggapan keluarga yang menunjukkan sebagian besar
tentang fasilitas kesehatantentang responden menilai fasilitas puskesmas
perawatan pasien skizofrenia dikategorikan cukup, dikarenakan
dikategorikan cukup. keluarga belum semuanya memanfaatkan
Hasil penelitian didapat didukung fasilitas yang ada dipuskesmas oleh
oleh penelitian Magan (2013) yang karena tidak semua masyarakat datang ke
berjudul “Hubungan Sarana Prasarana puskesmas bila ada masalah dengan
Puskesmas dengan Pemanfaatan kesehatannya.
Pelayanan Pencegahan Kesehatan di Berdasarkan hasil uji spearman rho
Puskesmas Makale “menyatakan bahwa didapatkan bahwa hubungan
dari 308 orang responden, sebanyak 257 pengetahuan dengan peran keluarga
orang (83,4%) yang menilai sarana sebagai caregiver pasien
prasarana pelayanan puskesmas kategori skizofreniadidapatkan nilai p=0,014 yang
cukup dan sebanyak 51 orang (16,6%) berarti H0 ditolak dan Ha diterima, jadi
yang menilai kurang sarana prasarana ada hubungan pengetahuan dengan peran
pelayanan puskesmas. Hasil penelitian keluarga sebagai caregiver pasien
yang didapatkan sama dengan penelitian skizofrenia.
Magan (2013) dikarenakan fasilitas Puskesmas merupakan organisasi
puskemas hampir sama dalam upaya yang bergerak di bidang pelayanan jasa
perawatan pasien skizofrenia untuk kesehatan yang mempunyai tujuan untuk
mencegah kekambuhan. meningkatkan mutu sumber daya
Berdasarkan hasil penelitian ini manusia, usia harapan hidup,
maka fasilitas puskesmas sebagai faktor kesejahteraan keluarga dan masyarakat,
pemungkin akan membantu masyarakat serta mempertinggi derajat kesehatan
dalam melakukan upaya perawatan masyarakat akan pentingnya hidup sehat.
pasien skizofrenia di rumah. Tanggapan Fasilitas pelayanan puskesmas harus

39
Yundari, I.D.H.,& Dewi, N.M.Y, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran Keluarga
Sebagai Caregiver Pasien Skizofrenia.

dapat memberikan pelayanan yang untuk memproleh pelayanan kesehatan


berkualitas sesuai dengan standard yang bagi anggota keluarga yang mengalami
ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh gangguan skizofrenia. Berdasarkan hasil
lapisan masyarakat (Magan, 2013). penelitian ini maka fasilitas kesehatan
Hasil penelitian berbeda yang lengkap tidak menjamin peran
didapatkan oleh Magan (2013)yang keluarga yang besar karena factor
berjudul “ Hubungan Sarana Prasarana kelengkapan dan fasilitas yang ada di
Puskesmas dengan Pemanfaatan puskesmas atau rumah sakit umum
Pelayanan Pencegahan Kesehatan di maupun fasilitas pelayanan kesehatan
Puskesmas Makale “mengungkapkan lainnya yang menyebabkan keluarga
bahwa ada hubungan sarana prasarana tidak memerlukan usaha yang besar
puskesmas dengan pemanfaatan dalam memperoleh pelayanan kesehatan
pelayanan pencegahan kesehatan di jiwa, akibatnya peran keluarga kecil
Puskesmas Makale, Kecamatan Makale sebagai caregiver pasien dengan
(p=0,010).Hasil penelitian yang skizofrenia.
didapatkan berbeda dengan penelitian
Magan (2013) dikarenakan berbedanya Kesimpulan
tanggapan masyarakat terhadap fasilitas
Ada hubungan faktor pengetahuan
puskesmas terhadap perubahan peran
dengan dan faktor sikap dengan peran
keluarga.
keluarga sebagai caregiver pasien
Pada penelitian ini pada faktor fasilitas
skizofrenia. Faktor fasilitas kesehatan
kesehatan hamper sebagian besar
dengan peran keluarga sebagai caregiver
puskesmas maupun rumah sakit umum
tidak berhubungan.
menyediakan sarana atau fasilitas
Saran
kesehatan yang lengkap, baik dari segi
obat, tenaga kesehatan khusus jiwa, Meningkatkan pemberdayaan
leaflet atau brosur tentang perawatan keluarga dengan cara membimbing
pasien gangguan jiwa, ataupun melalui penyuluhan keluarga sehingga
penyuluhan tentang kesehatan jiwa. mampu memberikan dukungan dan
Sehingga dari hal tersebut menyebabkan melakukan perawatan pasien di rumah,
peran keluarga kecil akibat dari keluarga dan melakukan kunjungan rumah (home
tidak memerlukan usaha yang keras visit) kepada keluarga untuk menangani

40
Yundari, I.D.H.,& Dewi, N.M.Y, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran Keluarga
Sebagai Caregiver Pasien Skizofrenia.

penderita skizofrenia. Diharapkan untuk Direja, Ade H.S., 2011. Buku Ajar
Asuhan Keperawatan Jiwa.
aktif mengikuti kegiatan-kegiatan yang
Yogyakarta : Nuha Medika
berhubungan dengan peningkatan Edi, 2016. Peran petugas kesehatan dan
pengetahuan keluarga terhadap
pemahaman tentang perawatan pasien
peningkatan kemampuan
dirumah seperti mengikuti penyuluhan- merawat klien gangguan jiwa di
rumah, (online), (diakses 17
penyuluhan yang dilaksanakan oleh
Januari 2017).
Puskesmas atau Rumah Sakit Jiwa agar Fredman, Marilyn M., 2010. Buku Ajar
Keperawatan Keluarga: Riset, Teori
memahami kondisi pasien sehingga
dan Praktek. Jakarta: EGC
mampu memberikan dukungan dalam Herdman, 2012. International Nursing
Diagnoses: Definitions and
perawatan pasien skizofrenia.
Classification 2012-2014.
Oxford: Wiley-Blackwell
Referensi Keliat, B.A., 2010, Peran Serta
Ajeng, A.P., 2015. Hubungan Keluarga Dalam Perawatan
Pengetahuan dan Sikap tentang Klien Gangguan Jiwa. Jakarta:
Gangguan Jiwa dengan EGC
Dukungan Keluarga dalam Kiky,A N. 2015. Hubungan Pengetahuan
Pengobatan Pasien Skizofrenia di dan Sikap dengan Motivasi
RSJ Propinsi Lampung (online), Keluarga dalam Memberikan
(diakses 14 Juni 2015). Dukungan pada Keluarga
Aswin, 2010. Skizofrenia Memahami Gangguan Jiwa. (online). Diakses
Dinamika Keluarga Pasien. 14 Juni 2017
Bandung: Refika Aditama Lestari, T., 2015. Kumpulan Teori Untuk
Arif, 2015. Hubungan Peran Keluarga Kajian Pustaka Penelitian
dengan Kekambuhan Pasien Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Skizofrenia di Wilayah Kerja UPT Medika.
Puskesmas Cawas I Klaten. Magan, 2013. Hubungan Sarana
(online),(http://repository.usu.ac.i Prasarana Puskesmas dengan
d/handle/123456789/27919, Pemanfaatan Pelayanan
diakses 17 Januari 2017). Pencegahan Kesehatan di
Afiyati, Nur, 2015. Hubungan tingkat Puskesmas Makale . (online),
pendidikan dan peranan keluarga (http://repgsitory.usu.ac.id/handle
terhadap kepatuhan berobat /123456789/27919, diakses 26
pasien skizofrenia di Poli Jiwa Pebruari 2017).
RSUD Kraton Kabupaten Maramis, W. F., 2009. Catatan Ilmu
Pekalongan”. (online), (diakses Kedokteran Jiwa, Edisi Revisi,
23 Januari 2017). Surabaya; Airlangga University
Depkes, 2013. Riset Kesehatan Dasar. Press.
Jakarta: Badan Penelitian dan Notoatmodjo, S., 2014. Ilmu Perilaku
Pengembangan Kesehatan Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Kementerian Kesehatan RI Padila, 2012. Keperawatan Keluarga.
Dinkes Provinsi Bali, 2014. Profil Yogyakarta: Penerbit Nuha
Kesehatan Provinsi Bali Tahun Medika
2014. Denpasar: Dinas Kesehatan
Provinsi Bali

41
Yundari, I.D.H.,& Dewi, N.M.Y, Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Peran Keluarga
Sebagai Caregiver Pasien Skizofrenia.

Prabowo, Eko, 2014. Buku Ajar


Keperawatan Jiwa. Yogyakarta:
Nuha Medika
Purnomo, Edi, 2016. Peran Petugas dan
Pengetahuan Keluarga Terhadap
Peningkatan Kemampuan
Merawat Klien Gangguan Jiwa.
(online),
(http://repository.usu.ac.id/handle
/123456789/27919, diakses 28
Januari 2017).
Rasmun, dkk., 2013. Faktor-Faktor
Penyebab Kekambuhan Pada
Pasien Skizofrenia. Jurnal
Husada Mahakam.Volume III No.
5, Mei 2013
Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa
Propinsi Bali, 2016. Laporan
Tahunan Rumah Sakit Jiwa
Propinsi Bali. Bangli.
Suryani, L. K. 2011. Skizofrenia.
(online). (www.gatra.
com/Diakses Tanggal: 20
Januari 2017).
Stuart, Gail. W. 2016. Keperawatan
Kesehatan Jiwa. Buku 1.
Jakarta: EGC
WHO., 2015. Kesehatan Jiwa, (online).
(www. mediaindonesia. Com /
3 Januari 2017).
Wawan, A dan Dewi, M. 2010. Teori dan
Pengukuran Pengetahuan, Sikap
dan Perilaku Manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika.
Wulansih, Sri, 2015. Hubungan Antara
Tingkat Pengetahuan dan Sikap
Keluarga dengan Kekambuhan
pada Pasien Skizofrenia. (online),
(diakses 14 Juni 2017).

42

Anda mungkin juga menyukai