Anda di halaman 1dari 18

DUKUNGAN KELUARGA DALAM

KEMANDIRIAN PASIEN SKIZOFRENIA DI


DAERAH BISNIS ( INDUSTRI ) KECAMATAN
SANDUBAYA
1
Yarisa Maulidia
1
Pogram Studi Ilmu Keperawatan Stikes Yarsi Mataram

*email : maulidiayarisa1@gmail.com
Latar Belakang : Pemenuhan kebutuhan aktivitas sehari-hari pada pasien dengan
skizofrenia terkadang tidak dapat di lakukan sendiri melainkan harus melibatkan
anggota keluarga dan tim kesehatan lainnya. Hal ini terjadi karena kondisi pasien
yang buruk sehingga tidak mampu melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh karena
itu, adanya dukungan keluarga yang diberikan oleh keluarga membuat keluarga
mampu berfungsi dengan berbagai kepandaian dan akal, sehingga dapat
meningkatkan kemandirian. Tujuan : Menganalisis hubungan antara dukungan
keluarga dalam kemandirian skizofrenia di Daerah Bisnis (Industri) Kecamatan
Sandubaya. Metode Penelitian : Desain penelitian deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini sejumlah 44 responden.
Tehnik sampling yang digunakan adalah Total Sampling, dengan besar sampel
sejumlah 44 responden. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner pada
setiap variabel. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Spearmank Rank. Hasil : Penelitian ini menunjukkan ρ value = 0,002 < α = 0,05
artinya ada hubungan dukungan keluarga dalam kemandirian pasien skizofrenia di
Daerah Bisnis (Industri) Kecamatan Sandubaya. Kesimpulan : Dukungan
keluarga sangat mempengaruhi tingkat kemandirian pasien skizofrenia, semakin
baik dukungan keluarga yang diberikan maka semakin baik pula tingkat
kemandirian pasien skizofrenia. Saran : Diharapkan keluarga bisa memberikan
dukungan penuh kepada pasien sehingga pasien mampu mandiri secara optimal.

Kata Kunci: Dukungan Keluarga, Kemandirian Pemenuhan Kebutuhan


Dasar, Skizofrenia

LATAR BELAKANG
Dukungan dan keterlibatan perawatan kepada orang dengan

keluarga dalam proses penyembuhan skizofrenia selama dirumah sakit

dan perawatan pasien dengan maupun setelah kembali dirumah

skizofrenia sangat penting karena ( Suyenti, 2017).

menjadi salah satu faktor pendukung Menurut WHO (World Health

dalam proses pemulihan penderita Organization ) pada tahun 2019,

skizofrenia (Nasir dan Muhith,2011). jumlah penderita gangguan jiwa di

Dukungan keluarga yang baik akan dunia sekitar 450 juta jiwa, termasuk

membuat orang dengan skizofrenia skizofrenia dengan jumlah

mandiri dalam memenuhi kebutuhan penderitanya sebanyak 20 juta jiwa

fisik, psikologis dan sosial. Orang (WHO,2019 ). Hasil data dari

dengan skizofrenia akan mengalami Riskesdas ( Riset Kesehatan Dasar )

gangguan realitas, ketidakmampuan pada tahun 2018 menunjukkan

mengambil keputusan, menarik diri, bahwa pervalensi skizofrenia di

kemampuan dasar terganggu Indonseia sebanyak 7% per 1000

misalnya perawatan diri dan aktifitas rumah tangga. Hal ini menunjukkan

hidup sehari-hari (Stuart,2016). bahwa dari 1000 rumah tangga,

Sehingga orang dengan skizofrenia terdapat 70 rumah tangga yang

selalu menggantungkan sebagian mempunyai anggota rumah tangga

besar aspek kehidupan mereka pada (ART ) dengan pengidap skizofrenia.

keluarga. Keluarga atau relasi Berdasarkan catatan Kemenkes RI

sebagai system pendukung utama pada tahun 2019, NTB masuk urutan

seringkali mengalami beban yang ketiga dengan persentase 9,6% yang

tidak ringan dalam memberikan mengalami skizofrenia. Sedangkan


berdasarkan laporan data dari Kepala 2018). Dukungan keluarga yang baik

Seksi P2PTM dan Keswa Kota akan membuat penderita skizofrenia

Mataram 2020, didapatkan jumlah menjadi mandiri dalam memenuhi

pasien skizofrenia sebanyak 680 kebutuhan fisik, psikologis dan

orang. Kecamatan Sandubaya yang sosial. Dukungan keluarga, baik

memiliki dua unit puskesmas masuk dukungan informasional, dukungan

urutan pertama mengalami penilaian, dukungan instrumental dan

skizofrenia dengan jumlah pasien dukungan emosional akan membuat

sebanyak 148 orang (Dinas seseorang memperoleh kerekatan

Kesehatan Kota Mataram, 2020). (kedekatan) sehingga menimbulkan

Pasien yang mengalami rasa aman bagi yang menerima

skizofrenia membutuhkan dukungan (Kuntjoro 2002 dalam Septi

keluarga yang mampu memberikan Andrianti 2019). Bentuk dari

perawatan secara optimal, tetapi dukungan keluarga seperti, kebiasaan

keluarga sebagai system pendukung keluarga dalam melibatkan pasien

utama sering mengalami beban dengan skizofrenia dalam kegiatan

keluarga dalam memberikan rutin di rumah, kebiasaan keluarga

perawatan selama pasien dirawat di melibatkan pasien dalam

rumah sakit maupun setelah kembali mengembangkan hubungan sosial,

kerumah, keluarga memiliki dan kebiasaan keluarga melibatkan

tanggung jawab untuk merawat pasien dalam pengelolaan

namun dalam pelaksanaanya lingkungan yang ada di sekitar

menyebabkan beban bagi keluarga pasien. Penting juga adanya edukasi

( Nuraenah, 2014 dalam Rifangga, kepada keluarga karena sebagian


besar keluarga skizofrenia kurang terjadi karena kurangnya dukungan

memahami dan pengetahuan tentang keluarga seperti kurangnya

perawatan pasien sikizofrenia masih pengetahuan keluarga dalam

rendah. Hal ini sejalan dengan merawat, memberikan penghargaan

penelitian yang dilakukan oleh dan perhatian serta kurangnya

Gunarti (2017) menunjukkan 9,71% ekonomi keluarga dalam perawatan

pengetahuan keluarga meningkat keluarga yang sakit. Hal ini sejalan

setelah diberikan edukasi. dengan penelitian yang dilakukan

Berdasarkan survey pendahuluan (Khamida et al., 2018), 90,9% ODGJ

yang dilakukan oleh peneliti pada mandiri dengan adanya dukungan

tanggal 19 Desember 2020 di keluarga yang baik yang dilakukan di

Kelurahan Babakan terhadap 8 orang Posyandu Jiwa Kelurahan

pasien skizofrenia, menurut Wonokromo Surabaya pada keluarga

informasi keluarga di dapatkan ada 3 dengan gangguan jiwa.

orang dengan skizofrenia mandiri Berdasarkan uraian latar

dalam hal perawatan diri dan belakang diatas penulis tertarik

bersosialisasi dengan lingkungan melakukan penelitian dengan judul

sekitar. Sedangkan 5 orang dengan “Dukungan Keluarga Dalam

skizofrenia tidak mandiri dalam hal Kemandirian Skizofrenia di Daerah

perawatan diri dan bersosialisasi Bisnis (Industri) Kecamatan

dengan lingkungan sekitar. Hal ini Sandubaya”.

METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Daerah


Bisnis (Industri) Kecamatan
Penelitian ini menggunakan metode
Sandubaya pada bulan April 2021.
deskriptif analitik, dengan
Populasi dalam penelitian ini adalah
pendekatan cross sectional.
semua pasien skizofrenia yang dukungan keluarga dan kuesioner
berada di daerah Bisnis (Industri) kemandirian yang telah dilakukan uji
Kecamatan Sandubaya. Penentuan validitas dan reliabilitas. Analisis
sampel menggunakan total sampling yang digunakan untuk mengetahui
dengan kriteria inklusi dan eksklusi adanya hubungan antara variabel
yang telah ditentukan sebanyak 44 independen dengan variabel
pasien skizofrenia. Instrument dependen menggunakan uji
penelitian menggunakan kuesioner spearman rank.

HASIL DAN DISKUSI dalam aktifitas fisik, mental dan

1. Karakteristik Keluarga sosialnya (Anggoniawan,2018) Hal


Responden ini sejalan dengan pendapat
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Notoadmojo (2010) yang
Responden Berdasarkan
Usia mengemukakan bahwa faktor yang
Usia N mempengaruhi tingkat pengetahuan
<20 2
20-25 4 salah satunya usia pada keluarga
26-45 26
>45 12 penderita mempengaruhi terhadap
Jumlah 44
( Sumber : Data Primer 2021)
daya tangkap dan pola pikir
Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
seseorang, semakin bertambanh usia
bahwa usia responden terbanyak
maka akan semakin berkembang pula
yaitu usia 26-45 tahun (59,1%)
daya tangkap dan pola pikirnya..
sebanyak 26 orang. Usia menjadi
Usia dewasa merupakan usia yang
salah satu faktor dalam dukungan
cukup matang dalam pengalaman
keluarga (Ginting,2020). Usia dapat
hidup untuk mengurus dan
mempengaruhi aktifitas fisik, mental
mengantarkan pasien rutin berobat
dan sosial secara bertahap, semakin
(Suwardiman,2011). Hal ini
tinggi usia maka semakin matang
dibuktikan dengan mayoritas usia
keluarga responden yaitu 26-45 Jika keluarga menerima informasi

tahun (59,1%). Hal ini didukung dengan baik karena usia sudah cukup

oleh penelitian (Alfikri, 2020) matang, maka dapat membantu

menunjukkan bahwa umur dalam melaksanakan perannya

mempengaruhi dukungan keluarga dengan baik.

pada orang dengan gangguan jiwa.

Tabel 2. Distribusi Karakteristik 2010). Hal ini dibuktikan dengan


Keluarga Responden
Berdasarkan Jenis (25%) keluarga responden berjenis
Kelamin
kelamin perempuan. Hal ini sejalan
Jenis kelamin N
Laki-laki 11 dengan penelitian (Ichda dkk 2019)
Perempuan 33
Jumlah 44 menunjukkan keluarga responden
(Sumber : Data Primer 2021)
terbanyak berjenis kelamin
Berdasarkan tabel 2 dapat
perempuan yaitu (54,3%). Hal ini
diketahui bahwa jenis kelamin
juga didukung oleh pendapat
responden terbanyak yaitu
(Sharma, 2016) mengatakan bahwa
perempuan (33) responden ( 25% ).
terdapat selisih pada pemberian
Anggota keluarga khususnya yang
perawatan oleh keluarga pada orang
berjenis kelamin perempuan
dengan gangguan mental, ada
memiliki peranan yang besar,
perbedaan sosial-emosional antara
perempuan sudah ditakdirkan
pria dan wanita, wanita memiliki
merawat dapat dilihat sejak terjadi
pengaturan diri yang lebih baik
pembuahan dirahim ibu sampai ibu
dalam perilaku dan lebih terlibat
melahirkan, perempuan mempunyai
dalam perilaku prososial. Peneliti
sifat lebih perhatian dan lebih peka
berpendapat bahwa jenis kelamin
terhadap orang sekitar (Friedman,
mempunyai pengaruh yang besar dalam merawat, memiliki kasih

dalam pemberian perhatian dan sayang dan kepekaan yang lebih

perawatan terhadap pasien. Karena dibandingkan laki-laki.

perempuan memiliki peran penting

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kerja Puskesmas Gamping 2


Responden Berdasarkan Hubungan
Keluarga Dengan Pasien menunjukkan hasil mayoritas

Status Hubungan N % responden sebagai saudara (kakak


Saudara serumah 13 29,5
Istri 6 13,6 atau adik) sebesar (52,2%). Hal ini
Suami 3 6,8
Anak 11 25,0 karena saudara akan lebih penting
Orang tua 11 25,5
Jumlah 44 100% berperan dalam mengambil
(Sumber : Data Primer 2021)
Berdasarkan tabel 3 dapat keputusan ketika orang tua sudah

diketahui bahwa hubungan keluarga tidak mampu menjalankan perannya

terbanyak yaitu saudara serumah (Widodo,2018). Peneliti berpendapat

sebanyak (13) responden (29,5%). bahwa saudara memiliki kasih

Tinggal bersama dengan saudara sayang yang hampir sama dengan

serumah menjadikan hubungan kasih sayang orang tua terhadap

seseorang menjadi lebih dekat anak, sehingga saudara merasa

sehingga dukungan keluarga akan memiliki tanggung jawab penuh

menjadi lebih baik. Hal ini untuk merawat saudaranya yang

dibuktikan dengan (29,5%) sedang sakit. Selain itu, saudara lebih

responden tinggal bersama keluarga. mudah memahami keinginan dan

Hal ini sejalan dengan penelitian, sikap saudaranya dibandingkan

(Protomo Anugrah, dkk 2020) orang lain.

dengan 67 responden di Wilayah


Tabel 4. Distribusi Karakteristik kesehatan dan penampilannya. Hal
Pasien Berdasarkan Jenis
Kelamin ini dibuktikan dengan (63,6%)
Jenis kelamin N
Laki-laki 16 responden berjenis kelamin
Perempuan 28
Jumlah 44 perempuan. Hal ini sejalan dengan
(Sumber : Data Primer 2021)
Berdasarkan tabel 5.8 dapat penelitian yang dilakukan oleh

diketahui bahwa jenis kelamin (Sarfika, dkk, 2018) menunjukkan

responden terbanyak yaitu bahwa ada hubungan jenis kelamin

perempuan sebanyak (28) responden dengan tingkat kemandirian

(63,6%). Perempuan memiliki perawatan diri pada pasien

kemungkinan sembuh yang lebih skizofrenia. Peneliti berpendapat

besar (Orem, 1991 dalam Herni bahwa jenis kelamin perempuan

Susanti (2010) . Perempuan dengan memiliki karakteristik yang berbeda

riwayat skizofrenia dapat dalam hal kemandirian dibandingkan

menjalankan fungsi sosial yang lebih laki-laki, perempuan lebih

baik dibandingkan laki-laki dengan mementingkan penampilan dan

skizofrenia (Kaplan dan Sadock, kesehatannya dikarenakan adanya

2010). Dalam kemandirian penerimaan diri yang lebih baik dari

perawatan diri umumnya ditemukan perempuan dibandingkan laki-laki.

lebih tinggi pada wanita. Menurut

(Ciftci dkk, 2015) hal ini karena

wanita lebih peduli terhadap

2. Analisis Univariat Tabel 5. Distribusi Responden


Berdasarkan Dukungan Keluarga
Dukungan keluarga N keluarga adalah sikap, tindakan, dan
Baik 31
Cukup 10 penerimaan keluarga terhadap
Kurang 3
Jumlah 44 anggota keluarganya, berupa
(Data Primer : 2021)
dukungan informasional, dukungan
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui
penilaian, dukungan instrumental dan
bahwa dukungan keluarga terbanyak
dukungan emosional
yaitu dukungan keluarga dalam
(Friedman,2010).
kategori baik sebanyak (31)
Adanya dukungan keluarga akan
responden ( 70,5%). Keluarga
memberikan kekuatan dan
merupakan satu atau lebih individu
menciptakan suasana saling memiliki
yang tergabung karena ikatan
dan memahami dalam keluarga, serta
tertentu untuk saling membagi
mempunyai potensi sebagai strategi
pengalaman dan melakukan
pencegahan yang utama bagi seluruh
pendekatan emosional serta
keluarga dalam menghadapi
mengidentifikasi diri mereka sebagai
tantangan kehidupan sehari-hari
bagian dari keluarga
(Pratama & Syahrial, 2015).
(Friedman,2010). Dukungan

Tabel 6. Distribusi Responden bahwa kemandirian terbanyak yaitu


Berdasarkan Kemandirian
kemandirian dalam kategori baik
Kemandirian N
sebanyak (29) responden (65,9%).
Baik 29
Cukup 10 Kemandirian adalah kesiapan dan
Kurang 5
Jumlah 44 kemampuan individu untuk berdiri
(Data Primer : 2021)
sendiri yang ditandai dengan

keberanian mengambil inisiatif,


Berdasarkan tabel 6 dapat diketahui
mencoba mengatasi masalah tanpa
meminta bantuan orang lain, nilai yang akan dianut serta

berusaha dan mengarahkan tingkah diyakininya. Kemandirian dalam

laku menuju kemampuannya memenuhi aktifitas hidup sehari-hari

(Oktaviani, 2017). penderita bisa dipengaruhi oleh

Kemandirian menunjukkan faktor-faktor lain, seperti usia, status

adanya suatu kebebasan pada setiap perkembangan, keberfungsian

individu yang mandiri untuk kognitif, keberfungsian psikososial,

menentukan tindakan yang hendak ia tingkatan stress dan status mental

pilih, menampilkan langkah (Syafitri, dkk 2016 dalam Rohmi

hidupnya, tujuan hidupnya dan nilai- dkk, 2020).

3. Analisis Bivariat masuk kategori baik sebanayak 29

Tabel 7. Hubungan Dukungan responden ( 65,9%). Dukungan


Keluarga Dalam Kemandirian keluarga baik dengan tingkat
Skizofrenia
kemandiran baik sebanyak 24
Kemandirian
Variabel Kurang Cukup Baik keluarga (54,5%). Dukungan
N % N % N % N
Daukungan keluarga cukup dengan tingkat
Keluarga
Kurang 0 0,0 2 4,5 1 2,3 3 kemandirian cukup sebanyak 4
Cukup 2 4,5 4 9,1 4 9,1 10
Baik 3 6,8 4 9,1 24 54,5 31 keluarga ( 9,1% ). Dukungan
Total 5 11,4 10 22,7 29 65,9 44
(Data Primer : 2021) keluarga kurang dengan tingkat

Hasil pada tabel 7 menunjukkan kemandirian kurang sebanyak 0

bahwa keluarga memberikan keluarga (0,0% ).

dukungan keluarga terbanyak masuk Hasil uji Spearmank Rho

kategori baik sebanyak 31 responden menunjukkan bahwa ρ value = 0.002

(70,5%) dan kemandirian terbanyak < α = 0.05 artinya Ha diterima


dengan nilai hitung = (+) 0,340 yang begitupun sebaliknya, kemandirian

berarti ada hubungan yang signifikan tidak akan tercapai secara maksimal

antara dukungan keluarga dengan apabila tidak adanya kepedulian dari

kemandirian skizofrenia dengan arah keluarga.

hubungan positif artinya jika Adapun terdapat hasil dukungan

dukungan keluarga baik maka akan keluarga baik dengan kemandirian

semakin baik kemandirian baik, hal ini dikarenakan keluarga

skizofrenia. Dan sebaliknya jika mempunyai dukungan yang baik

dukungan keluarga kurang maka meliputi dukungan informasional

kemandirian skizofrenia akan yaitu keluarga memberikan informasi

kurang. tentang penyakit yang dirasakan

Orang dengan gangguan jiwa pasien, memberikan pengetahuan

yang mendapatkan dukungan yang tentang manfaat minum obat dengan

tepat seperti dukungan emosional, baik, sedangkan dukungan keluarga

dukungan informasional, dukungan instrumental yaitu keluarga

instrumental dan dukungan penilaian menyedikan uang untuk pengobatan,

dapat sembuh dari kondisi yang keluarga meluangkan waktu untuk

dialami dan mendapatkan kehidupan menemani pasien, keluarga mau

yang memuaskan serta produktif membantu pasien selama dirumah,

(Keliat (2018). Hal ini sejalan sedangkan dukungan penilaian yaitu

dengan pendapat (Muhit A,2015) keluarga mengingatkan dan

mengatakan bahwa dukungan mengawasi pasien untuk minum obat

keluarga yang baik akan mampu secara teratur, keluarga mendampingi

meningkatkan kemandirian pasien, pasien untuk mengontrol kesehatan


tepat waktu, sedangkan dukungan (62,8%) dengan hasil p-value 0,007

emosional yaitu keluarga mau <0,05 sehingga H0 ditolak dan Ha

mendengarkan keluhan yang diterima artinya terdapat hubungan

dirasakan pasien, keluarga yang signifikan antara dukungan

meyakinkan pasien untuk sembuh. keluarga dengan kemandirian pasien

Dukungan keluarga kurang skizofrenia.

dengan kemandirian kurang, hal ini Hasil penelitian ini sejalan

dikarenakan jika keluarga tidak dengan penelitian Sanchaya, dkk

memberikan dukungan, motivasi dan ( 2018 ) bahwa didapatkan nilai

meluangkan waktu untuk pasien koefisien korelasi kuat yaitu 0,618

Dukungan keluarga kurang tetapi dan arah korelasi positif antara

kemandiriannya baik disebabkan dukungan keluarga dengan kualitas

karena adanya motivasi dari diri hidup orang dengan gangguan jiwa.

pribadi pasien yang memiliki Hal ini mengindikasikan bahwa

keinginan untuk mandiri dan apabila dukungan keluarga

pengetahuan yang baik mengenai meningkat maka kualitas hidup

kondisi pribadinya. responden akan meningkat dan

Hasil penelitian ini sejalan begitu pula sebaliknya.

dengan penelitian yang dilakukan Hasil penelitian ini tidak sejalan

oleh (Ramdani et al, 2016 ) dengan penelitian Suhermi (2019)

didapatkan hasil yaitu dukungan dengan hasil ( p-value 0,1000)

keluarga yang baik sebanyak menunjukkan bahwa tidak ada

(53,49%) dan kemandirian dalam hubungan yang bermakna antara

ketergantungan sedang sebanyak dukungan keluarga dengan proses


pemulihan orang dengan gangguan jiwa.

KESIMPULAN Dukungan keluarga terhadap pasien

Berdasarkan hasil penelitian dan skizofrenia paling banyak dalam

pembahasan yang telah dilakukan, kategori baik. Kemandirian pasien

maka dapat diambil kesimpulan skizofrenia paling banyak dalam

bahwa terdapat hubungan dukungan kategori baik. Semakin baik

keluarga dalam kemandirian dukungan keluarga yang diberikan

skizofrenia di Daerah Bisnis maka semakin baik tingkat

(Industri) Kecamatan Sandubaya. kemandirian pada pasien skizofrenia.

SARAN Keluarga untuk selalu

1. Bagi Klien meningkatkan dukungan, arahan

Kepada klien, hendaknya dan saran kepada keluarga

melibatkan keluarga dalam dengan skizofrenia, sehingga

membantu menyelesaikan dalam dapat meningkatkan kemandirian

masalah terutama dalam yang lebih optimal.

kemandirian, sehingga dapat 3. Bagi Tempat Penelitian

meningkatkan kemandirian yang Menjadi informasi bagi keluarga

optimal. akan pentingnya dukungan

keluarga terhadap anggota

keluarganya yang mengalami

2. Bagi Keluarga skizofrenia dalam meningkatkan

kemandirian.
4. Bagi Tenaga Medis atau pasien skizofrenia disebabkan

Kesehatan karena kurangnya dukungan

Hasil dari penelitian ini di keluarga maka perlu diberikan

harapkan dapat menjadi pendidikan kepada keluarga.

pengembangan program untuk 6. Bagi Peneliti Selanjutnya

keluarga yang memiliki anggota Hasil penelitian ini dapat

keluarga mengalami skizofrenia dijadikan sebagai salah satu

terkait dalam kemandirian. rujukan untuk mengembangkan

5. Bagi Fasilitas Kesehatan penelitian-penelitian sejenis

Sebagai pertimbangan bagi dimasa mendatang, karena masih

fasilitas kesehatan khusunya banyak aspek yang perlu dikaji

program jiwa dalam memberikan mengenai faktor-faktor yang

pelayanan yang baik kepada berpengaruh terhadap

pasien skizofrenia untuk kemandirian pasien skizofrenia.

meningkatkan kemandirian, 7. Bagi Institusi Pendidikan

melakukan home visite secara Diharapkan skripsi ini dapat

rutin kepada pasien ODGJ digunakan sebagai bahan bagi

(Orang Dengan Gangguan Jiwa) mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu

dan melaksanakan kegiatan Kesehatan Yarsi ( STIKES

CHMN (Community Mental YARSI ) guna dapat menambah

Health Nursing) secara pengetahuan dan wawasan

maksimal. Apabila kemandirian mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA Keluarga Dengan Pemenuhan


Activity Daily Living (ADL)
Alfikri Dzulfikar A. Pada Orang Dengan Gangguan
(2020).Hubungan Peran Jiwa (ODGJ).Skripsi: STIKES
Insan Cendekia Medan Dwijayanti Restu
Ayu.2018.Hubungan Dukungan
Andika, R. (2018). Hubungan Sosial Keluarga Dengan
Dukungan Keluarga Dengan Kemandirian Pada Pasien
Kemampuan Pasien Gangguan Jiwa Di Poli Rawat
Mengontrol Halusinasi Pada Jalan RSJD
Penderita Skizofrenia. X(01), DR.RM.Soejarwadi.Skripsi :
80–90. Fakultas Ilmu Kesehatan
Anggoniawan.2018.Hubungan Universitas Muhammadiyah
dukungan kleuarga dengan self Surakarta.
care pada pasien stroke Fauziah, S., & Latipun. (2016).
hemoragik di RSUD Hubungan Dukungan Keluarga
Jombang.Skripsi: STIKES dan Keberfungsian Sosial pada
Insan Cendekia. Pasien Skizofrenia Rawat Jalan.
Badan Kependudukan dan Keluarga Jurnal Ilmiah Psikologi
Berencana Naional. (2017). Terapan, 04(02), 140–160.
penanaman dan penerapan Friedman,M.M, Bowdwn,O.,&
nilai karakter melalui 8 fungsi Jones,M.2010.Buku Ajar
keluarga. 1–116. Keperawatan Keluarga.Jakarta
Ciftci, Bahar,dkk.2015.What Level : EGC
Self-Care Agency in Mental Ginting, R. (2020). Hubungan
Illness? The Factor Affecting Dukungan Keluarga Dengan
Self-Care Agency and Self Care Tingkat Kemampuan
Agency in Patiensts with mental Perawatan Diri Orang Dengan
Ilnesss.Archives of Psychiatric Gangguan Jiwa Di Medan
Nursing 29 (2015) 372-376 Sunggal. Journal of Chemical
terindeks Scopus no.16. Information and Modeling,
www.psychiatricnursing.org 53(9), 1689–1699.
Damayantie, N., & Elly, A. (2019). Harold, Kaplan, MD, Benjamin J,
Dengan Kepatuhan Kontrol Sadock, Md.Jack A Grebb, MD.
Berobat Pasien Skizofrenia Di (2010).Sinopsis Psikiatri, Ilmu
Poli Jiwa Rsjd Provinsi Jambi Pengetahuan Perilaku Pskiatri
Tahun 2018. 3(1), 1–5. Klinis, Jilid 1.
Daulay Wardiah, Ginting Hastuti, yuli retno, & Varlinda,
Rinaldi.2021.Dukungan Kristin Adik. (2017). Hubungan
Keluarga Dan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang
Kemampuan Pearawatan Diri Personal Hygiene The
Pada Orang Dengan Gangguan Relationship Between Family
Jiwa.Jurnal Ilmu Knowledge Of Personal
Kesehatan.Volume 1(1) : 7-15 Hygiene And Family Capability
Dinas Kesehatan Kota Mataram.2020 In Nursing The Member Of
Family With Mental Disorder
Dinas Kesehatan Provinsi Nusa At Manisrenggo District ,
Tenggara Barat.2020.Profil Klaten Retno Yuli Hastuti , Adik
Kesehatan Nusa Tenggara Kris. 14, 70–76.
Barat.
Herni Susanti.(2010).Defisit Kedokteran
Perawatan Diri Pada Klien Jiwa.Surabaya.Airlangga
Skizofrenia : Aplikasi Teori University Press
Keperawatan Orem.Jurnal
Keperawatan Indonesia : Muhith,A.(2015).Pendidikan
Volume 13 (12) hal 87-97 Keperawatan Jiwa (Teori dan
Aplikasi).Yogyakarta:Andi
Ichda, A., Maharani, L., & S, M. W.
(2019). Hubungan Dukungan Notoadmojo.2011.Metodelogi
Keluarga dengan Kepatuhan Penelitian Kesehatan.Jakarta:
Pengobatan Pasien. Rineka Cipta
1(September), 47–56. Notoadmojo.2012.Metodelogi
Keliat, Budi Anna, Akemat Pawiro Penelitian Kesehatan.Jakarta:
Wiyono, Hemi Rineka Cipta
Susanti.2018.Keperawatan Nursalam.2017.Konsep dan
Kesehatan Jiwa Komunitas: Penerapan Metodelogi
CHMN ( basic course). Jakarta : Penelitian Ilmu
EGC Keperawatan.Jakarta: Salemba
Khamida, K., Muhith, A., & Safitri, Medika
R. D. (2018). Dukungan Oktaviani, kusuma hartati. (2017).
Keluarga Dengan Kemandirian Hubungan Pelaksanaan
Orang Dengan Gangguan Jiwa Program Community Mental
(Odgj). Wiraraja Medika, 8(2), Health Nursing ( CHMN )
3–7. Terhadap Tingkat Kemandirian
https://doi.org/10.24929/fik.v8i Orang Dengan Gangguan Jiwa
2.645 ( ODGJ ) Di Wilayah Kerja
Khusnul, A., Yana, H., & Lelah, N. Puskesmas Bentur.
(2013). Hubungan Antara Pardede, J. A., Purba, J. M., Ners, P.
Dukungan Keluarga Dengan S., Sari, U., Indonesia, M.,
Status Kekambuhan Paien Utara, S., Keperawatan, F.,
Gangguan Jiwa Di Poliklinik Utara, U. S., Bulan, P., Baru,
RSUD’45 Kuningan. 109–114. M., Medan, K., & Utara, S.
Lailiyah, N. A. (2014). Kemandirian (2020). Dukungan Keluarga
Activities of Daily Living Pada Berhubungan Dengan Kualitas
Program Studi S1 Keperawatan Hidup Pasien Skizofrenia.
Fakultas Ilmu Kesehatan. 10(4), 645–654.

Livana, Hermanto, & Pratama, N. P.


(2018). Dukungan Keluarga Prabaowo, E. (2014). Konsep &
dengan Perawatan Diri pada Aplikasi Asuhan Keperawatan
Pasein Gangguan Jiwa di Poli Jiwa (Pertama). Nuha Medika.
Jiwa. Jurnal Kesehatan
Manarang, 4(1), 11. Prabowo, E. (2014). Konsep &
https://doi.org/10.33490/jkm.v4i Aplikasi Asuhan Keperawatan
1.54 Jiwa. Nuha Medika.

Maramis.(2015).Catatan Ilmu Ramdani, M. R., Pamungkas, S. R.,


& Maulana, R. (2016). Hidup Orang Dengan
Hubungan Dukungan Keluarga Gangguan Jiwa.Jurnal Ilmu
dengan Kemandirian Pasien Keperawatan Jiwa.1(2),87-92
Skizofrenia Di Poli Rawat Jalan
RSJ Aceh Relationship of Samudrra, arris D. (2018). Skripsi
Family Support and Self- Hubungan Dukungan Keluarga
Independence of Schizophrenia Dengan Kemandirian
Outward Patient in RSJ Aceh. Perawatan Diri.
1(November), 6–11. Sarfika Rika, Freska Windy.
Ratnawati, R.(2016).Hubungan (2018).Hubungan karakteristik
Dukungan Keluarga Dengan Individu Dengan Tingkat
Kepatuhan Berobat Penderita Kemandirian Perawatan Diri
Skizofrenia. Stikes Bakti Pasien Skizofrenia Di Poli
Husada Rawat Jalan RSJ Prof.HB
Sanin Padang.Skripsi:Fakultas
Rifangga, F. (2018). hubungan beban Keperawatan Unuiversitas
keluarga dengan sikap keluarga Andalas
dalam merawata pasien
skizofrenia di poliklinik rumah Setyanto, A. T., Hartini, N., &
sakit jiwa daerah ATMA husada Alfian, I. N. (2017). Penerapan
makhakam samarinda. Russian Social Support untuk
Journal of Economics, 48(2), meningkatkan Kemandirian
123–154. pada penderita Skizofrenia.
https://www.academia.edu/3892 Jurnal Wacana Psikologi, 9(1),
2036/The_Integration_of_Techn 91–115.
ology_into_English_Language_ Suhermi S.2019.Dukungan Keluarga
Teaching_The_Underlying_Sig dalam Proses Pemulihan Orang
nificance_of_LMS_in_ESL_Te dengan Gangguan Jiwa
aching_despite_the_Ebb_and_F (ODGJ).Jurnal Penelitian
low_of_Implementation? Kesehatan Suara Forikes. 10(2).
email_work_card=view-paper
%0Ahttps://doi.org/10.1155/201 Sujarweni, Wiratna.2015. Statistik
6/3159805%0Aht Untuk Kesehatan.Yogyakarta :
Gova Media
Rika, S. (2017). Pentingnya Melatih
Kemandirian Anak. XVI. Supardi, Sudibyo R. (2013). Buku
Ajar Metedelogi Riset
Rohmi Faizatur, Nurhudi Keperawatan. Cv.Trans Info
Tri,Atmoko Tri Media.
A.2020.Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Kemandirian Suwardiman, D.2011.Hubungan
ADL Pasien Skizofrenia Di Poli Antara Dukungan Keluarga
Jiwa RSU Mitra Delima Dengan Beban Keluarga Untuk
Bululawang Mengikuti Regimen Terapeutik
Pda Keluarga Klien Halusinasi
Sanchaya Putra K, Sulistiowati Dian di RSUD Serang.Tesis:
MN, Yanti Darma Emy Universitas Indonesia, Depok.
PN.2018.Hubungan Dukungan
Keluarga Dengan Kualitas Stuart, dkk.(2016).Prinsip dan
Praktik Keperawatan
Kesehatan Jiwa
Stuart.Singapore : Elevesier
Tiara, C., Pramesti, W., Pebriyani,
U., & Alfarisi, R. (2020).
Hubungan Konsep Dukungan
Keluarga Dengan Tingkat
Kekambuhan Pada Paisen
Skizofrenia Relationship
Concept of Family Support with
Recurrence Rate in
Schizophrenia Artikel info
Artikel history. Juni, 11(1),
522–532.
https://doi.org/10.35816/jiskh.v
10i2.339
Widodo D.2018.Lamanya Klien
mengalami gangguan jiwa
dengan stres keluarga dalam
merawat klien di rumah.J INF
Kesehatan Indonesia.4(2):88
Widyawati. (2019). Hubungan
Dukungan Instrumen Keluarga
Dengan Kemandirian Klien Eks
Psikotik Di Upt RSBL Kediri Di
Asrama Caruban Kabupaten
Madiun. Αγαη, 8(5), 55.
Wulandari Ayu Putri, Fitriani
Rahmah Dwi.2019.Hubungan
Beban dengan Penerimaan
Keluarga pada ODGJ di
Poliklinik RSJD Atma Husada
Mahakam Samarinda.
Yudhantara, surya istiqomah R.
(2018). sinopsis skizofrenia
untuk mahasiswa kedokteran
(pertama). UB Press.
Yosep.( 2016 ). Keperawatan
Jiwa.Bandung : Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai