Anda di halaman 1dari 15

HUBUNGAN KONSEP DUKUNGAN KELUARGA DENGAN

TINGKAT KEKAMBUHAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI


RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2019

(Proposal Skripsi)

Oleh :
CINDY TIARA
NPM. 16310055

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
2019

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Skizofrenia merupakan sindrom kompleks yang dapat menimbulkan efek

merusak pada diri penderita dan orang lain. Gangguan skizofrenia terdapat ciri-ciri

khas yaitu disorganisasi pada pembicaraan, pikiran, dan gerakan psikomotorik

(Berzn,et al. dalam Pieter dkk, 2011). Gejala-gejala yang serius dan pola perjalanan

penyakit yang kronis berakibat disabilitas pada penderita skizofrenia. Sekitar 80%

pasien yang dirawat di rumah sakit jiwa adalah penderita skizofrenia. Hasil penelitian

menunjukkan 25% penderita skizofrenia membutuhkan bantuan dan 25% penderita

skizofrenia dengan kondisi berat (Keliat, 2011).

Data World Health Organization (WHO) (2013), jumlah penderita skizofrenia

mencapai 450 juta jiwa di seluruh dunia, 35% mengalami kekambuhan dan 20%-40%

yang diobati di rumah sakit, 20%-50% melakukan percobaan bunuh diri, dan 10%

diantaranya mati disebabkan bunuh diri. Perbandingan jumlah antara penderita laki-

laki dan wanita adalah sama. Rentang usia pada laki-laki umur 18-25 tahun dan

wanita umur 26-45 tahun.

Gangguan jiwa termasuk status kesehatan mental dan sosial yang sangat

berbahaya walaupun tidak langsung menyebabkan kematian, namun akan

menimbulkan penderitaan yang mendalam bagi individu dan beban yang berat bagi

keluarga. Gangguan kesehatan jiwa bukan hanya gejala kejiwaan saja tetapi sangat

luas dari mulai yang ringan seperti kecemasan dan depresi, malas bekerja, sering tidak

masuk kerja, tidak bisa bekerja sama dengan teman sekerja, sering marah-marah,

ketagihan NAPZA, Alkohol, Rokok, kepikunan pada orang tua, Autis pada anak

2
sampai kepada yang sangat berat seperti Skizofrenia. Beban yang ditimbulkan oleh

gangguan jiwa sangat besar(Yosep,2009)

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (2018) dari hasil utama riskesdas

2018 memaparkan prevalensi skizofrenia di Indonesia adalah 1,7 per 1000 penduduk

pada tahun 2013 dan meningkat menjadi 7,0 per 1000 penduduk pada tahun 2018.

Prevalensi skizofrenia di Daerah Bali adalah provinsi tertinggi penderita skizofrenia

se-Indonseia sebesar 10,2 per 1000 penduduk dan terendah terdapat di Kepulauan

Riau 1,4 per 1000 penduduk, sedangkan di Lampung 5,2 per 1000 penduduk.

Prevalensi skizofreni di Indonesia akan terus meningkat seiring dengan lajunya

pertumbuhan penduduk dan proses globalisasi (Arif, 2006 ).

Upaya pemerintah dalam menangani masalah gangguan jiwa di Indonesia

diatur dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2009 pasal 146 ayat 3, bahwa Pemerintah

berkewajiban menyediakan layanan informasi dan edukasi tentang kesehatan jiwa.

Peningkatan peran serta masyarakat dalam pemberdayaan kesehatan jiwa diperkuat

dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 18 tahun 2014 tentang kesehatan jiwa,

menjamin setiap orang agar dapat mencapai kualitas hidup yang baik, serta

memberikan pelayanan kesehatan secara terintegrasi, komprehensif dan

berkesinambungan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif

(Depkes RI, 2014).

Keluarga adalah salah satu sistem sosial kecil memberikan fungsi efektif untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial anggota keluarganya dalam memberikan kasih

sayang. Dalam wujud memberikan dukungan pada anggota keluarga yang mengalami

gangguan stabilitas mental. Dukungan keluarga mampu berfungsi untuk berbagai

kepandaian dan akal untuk meningkatkan kesehatan dan adaptasi keluarga dalam

kehidupan (Friedman, 2010)

3
Berdasarkan latar belakang di atas, maka Penulis tertarik untuk meneliti

tentang hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kekambuhan pada pasien

skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi masalah dalam

penelitian ini adalah Apakah ada hubungan dukungan keluarga dengan kekambuhan

pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan

dukungan keluarga dengan kekambuhan pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa

Provinsi Lampung.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi dukungan emosional dengan kekambuhan

pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi dukungan informasional dengan

kekambuhan pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi dukungan nyata dengan kekambuhan

pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

4. Untuk mengetahui distribusi frekuensi dukungan pengharapan dengan

kekambuhan pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

4
5. Untuk mengetahui hubungan dukungan emosional dengan kekambuhan pada

pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

6. Untuk mengetahui hubungan dukungan informasional dengan kekambuhan pada

pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

7. Untuk mengetahui hubungan dukungan nyata dengan kekambuhan pada pasien

skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

8. Untuk mengetahui hubungan dukungan pengharapan dengan kekambuhan pada

pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

a) Memberikan informasi ilmiah kepada keluarga mengenai pengaruh

dukungan keluarga terhadap kekambuhan pada pasien skizofrenia

b) Menjadi bukti empiris mengenai pengaruh dukungan keluarga terhadap

kekambuhan pada pasien skizofrenia baik kepada keluarga pasien

maupun bagi dunia medis.

1.4.2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi Keluarga Pasien

Memberikan pengetahuan bagi keluarga pasien skizofrenia dalam menangani

pasien skizofrenia sehingga dapat mengurangi kekambuhan.

b. Bagi Tenaga Kesehatan

Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat dijadikan acuan tentang hubungan

dukungan keluarga dan diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.

5
1.5. Ruang Lingkup

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-Desember 2019 di Rumah

Sakit Jiwa Provinsi Lampung. Sampel dari penelitian ini adalah keluarga pasien

skizofrenia sebanyak 78 orang.

6
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang menggunakan desain penelitian

Cross Secctional Study yaitu sebuah penelitian yang dirancang untuk mempelajari dinamika

asosiasi dan korelasi antar dua variabel yaitu variabel independen (dukungan emosional,

informasional, nyata,dan pengharapan) dengan variabel dependen (kekambuhan) dengan

menggunakan uji Chi Square.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.2.1. Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan November-Desember 2019.

3.3. Populasi dan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh keluarga pasien dengan gangguan jiwa

skizofrenia yang berkunjung pada bulan November kerena kunjungan pada bulan Juli-

September jumlahnya sebesar 443 orang sehingga populasi perbulan 148 orang (Register

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung,2013).


7
3.3.2. Sampel

a. Besar Sampel

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah data jumlah pasien yang mengalami

gangguan jiwa Skizofrenia yang di rawat di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung pada bulan

Juli-September tahun 2019. Diperoleh jumlah sampel dengan menggunakan rumus

Lemeshow, sebagai berikut :

Z 2 . P ( P−1 ) . N
n= 2
d . ( N−1 ) + Z 2 . P(P−1)

Keterangan:

N = Ukuran populasi

n = Ukuran sampel

d = Galat pendugaan (0,1)

Z = Tingkat kepercayaan (95%=1,96)

P = Proporsi populasi (0,5)

1,962 .0,5 ( 1−0,5 ) .( 443)


Jadi, n =
0,12 . ( 443 )+1,96 2 .0,5(1−0,5)

= 78 responden

b. Teknik Pengambilan Sampel

8
Teknik pengambilang sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan

Purposive sampling dimana didapatkan responden berdasarkan ketersediaan

responden pada saat penelitian dilakukan.

3..4. Kriteria Inklusi dan Kriteria Ekslusi

A. Kriteria Inklusi

 Anggota keluarga dari pasien skizofrenia yang mengantar atau menunggu pasien di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung

 Keluarga tinggal satu rumah dengan pasien

 Bersedia menjadi responden dan telah menyetujui lembar imformed consent

B. Kriteria Eksklusi

 Anggota keluarga atau pasien skizofrenia yang pernah mengalami kekerasan dalam

rumah tangga (KDRT) dalam satu tahun terakhir baik sebagai pelaku atau korban

 Pasien yang baru 1 tahun terdiagnosa skizofrenia

 Pasien yang dalam 1 tahun rutin berobat

3.5 Metode Pengumpulan Data

3.5.1 Data Primer

Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode

wawancara kepada keluarga pasien dengan gangguan jiwa skizofrenia yang di rawat di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung.

3.5.2 Data Sekunder

9
Data Sekunder yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data jumlah

pengunjung pasien Skizofrenia pada bulan Juli-September tahun 2019 di Rumah Sakit Jiwa

Provinsi Lampung.

3.6 Teknik Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, data primer dan data sekunder akan diolah melalui tahap-

tahap sebagai berikut:

1. Menyunting (data editing)

Menyunting data dilakukan untuk memeriksa kebenaran atau kelengkapan data

seperti kelengkapan pengisian, kesahan pengisian, konsitensi pengisian setiap

jawaban kuesioner.

2. Mengkode data (data coding)

Memberikan kode untuk setiap variabel yang telah dikumpulkan dengan tujuan

untuk mempermudah dalam pengolahan data selanjutnya.

3. Memasukkan data (data entry)

Memasukkan data dalam pengolahan software komputer berdasarkan klarifikasi.

4. Membersihkan data (data cleaning)

Pemeriksaan kembali data yang telah dimasukkan dengan tujuan untuk

memastikan data tersebut tidak ada yang salah, sehingga data tersebut telah siap

diolah dan di analisis.

10
3.7 Definisi Operasional

No Variabel Pengertian Cara ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala


1. Dukungan Memberikan wawancara Kuesioner 0= tidak Ordinal
Emosional perasaan ( dinyatakan
tenang dukungan
kepada emosional
pasien, tidak baik
memberikan jika skor nilai
perhatian, ≤3
dan 1= Ya
memberikan ( dinyatakan
kepercayaan dukungan
kepada emosional
pasien baik jika skor
nilai >3

2. Dukungan Memberikan wawancara Kuesioner 0= tidak Ordinal


Informasional solusi pada ( dinyatakan
saat pasien dukungan
mengalami emosional
masalah tidak baik
jika skor nilai
≤3
1= Ya
( dinyatakan
dukungan
emosional
baik jika skor
nilai >3

3. Dukungan Memberikan wawancara Kuesioner 0= tidak Ordinal


nyata dukungan ( dinyatakan
dalam bentuk dukungan
jasmaniah emosional
tidak baik
jika skor nilai
≤3
1= Ya
( dinyatakan
dukungan
emosional
baik jika skor
nilai >3
4. Dukungan Memberikan wawancara Kuesioner 0= tidak Ordinal
Pengharapan motivasi ( dinyatakan
kepada dukungan
pasien, emosional
mendengarka tidak baik
n keluh jika skor nilai
kesah pasien, ≤3
dan memberi 1= Ya
penghiburan ( dinyatakan

11
dukungan
emosional
baik jika skor
nilai >3
5. Kekambuhan Kembalinya wawancara Kuesioner 0= tidak Ordinal
Skizofrenia suatu ( dinyatakan
penyakit dukungan
skizofrenia emosional
setelah tidak baik
tampaknya jika skor nilai
mereda ≤3
1= Ya
( dinyatakan
dukungan
emosional
baik jika skor
nilai >3

3.7 Analisis Data

3.7.1 Univariat

Analisis data univariat dimaksudkan untuk menjelaskan karakteristik masing-masing

variabel yang diteliti, yaitu variabel dependen dan independen dengan menjelaskan angka

atau nilai dari tabel distribusi frekuensi

3.7.2 Bivariat

Analisis data bivariat dimaksudkan untuk menghubungkan dukungan keluarga dengan

kekambuhan pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Lampung. Oleh karena

itu, uji analisis yang digunakan untuk menghubungkan dukungan keluarga dengan

kekambuhan pasien menggunakan uji chi square untuk menguji hubungan antara variabel

dependen dan variabel independen. Untuk mengambil keputusan uji, digunakan derajat

kemaknaan dengan ketentuan bermakna apabila p value <0,005 dan tidak bermakna p value

>0,05.

3.8 Aspek Pengukuran

12
Penelitian ini menggunakan instrumen pengumpulan data dengan bentuk kuesioner

yang terdiri dari 3 bagian, lembar pertama berupa data demografi, lembar kedua mengenai

dukungan keluarga, dan lembar ketiga mengenai kekambuhan pasien.

3.8.1 Data Demografi

Kuesioner mengenai data demografi digunakan untuk mengkaji responden yang

meliputi jenis kelamin, usia, agama, tingkat pendidikan, suku, pekerjaan, hubungan keluarga

dengan pasien, penghasilan, dan lama pasien menderita gangguan jiwa skizofrenia.

3.8.2 Dukungan Keluarga

Aspek pengukuran dengan membuat skala Guttman. Kuesioner dukungan keluarga

terdiri dari 24 pertanyaan.

1. Dukungan emosional memiliki alternatif jawaban “ya” atau “tidak”. Pada setiap

masing-masing pertanyaan, jika pasien menjawab “ya” maka mendapatkan nilai 1,

dan jika pasien menjawab “tidak” maka mendapatkan nilai 0. Dukungan

emosional dikatakan “tidak baik” jika mendapatkan skor 0-3 dan dukungan

emosional dikatakan “baik” jika mendapatkan skor >3

2. Dukungan informasional memiliki alternatif jawaban “ya” atau “tidak”. Pada

setiap masing-masing pertanyaan, jika pasien menjawab “ya” maka mendapatkan

skor 1, dan jika pasien menjawab “tidak” maka mendapatkan skor 0. Dukungan

informasional dikatakan “tidak baik” jika memiliki skor 0-3 dan dukungan

dikategorikan “baik” jika mendapatkan skor > 3.

3. Dukungan nyata mempunyai alternaif jawaban “ya” atau“t idak”. Pada setiap

masing-masing pertanyaan, jika pasien menjawab “ya” maka mendapatkan skor

1, dan jika pasien menjawab “tidak” maka mendapatkan skor 0. Dukungan nyata

13
dikategorikan “t idak baik” jika mendapatkan skor 0-3 dan dukungan

dikategorikan “baik” jika mendapatkan skor > 3.

4. Dukungan pengharapan mempunyai alternatif jawaban “ya” atau “tidak”. Pada

setiap masing-masing pertanyaan, jika pasien menjawab “ya” maka mendapat

skor 1, dan jika pasien menjawab “tidak” maka mendapat skor 0. Dukungan

pengharapan dikategorikan “tidak baik” jika mendapatkan skor 0-3 dan dukungan

dikategorikan “baik” jika mendapatkan skor > 3.

3.8.3 Kekambuhan

Pengukuran kekambuahan dengan cara menggunakan kuesioner yang mempunyai 2

alternatif pilihan jawaban, yaitu “ya” atau “tidak”

14
15

Anda mungkin juga menyukai