Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini
Dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, saya mendapat banyak
bantuan, bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak baik itu materi maupun
nonmateri. Oleh karena itu pada kesempatan ini saya menyampaikan rasa terima
kasih yang tulus kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Sabarudin K.Mustapa
dan Ibunda Azizah yang telah memberi dukungan serta doa agar selalu diberi
kelancaran dalam segala urusan. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada
Adik saya Ariel Sandi yang selama ini telah memberi dukungan dan doa kepada
Tengah.
melakukan penelitian.
1
6. Zainul, SKM.,M.Kes, dosen pembimbing akademik sekaligus pembimbing I
yang telah menyediakan waktu, tenaga dan pikiran untuk mengarahkan saya
8. Nurlailah Umar, S.Kep, Ns, M.Kes, penguji pertama yang telah memberikan
9. Hj. Azizah Saleh, SKM, MM, penguji kedua yang telah memberikan banyak
10. Lenny, SKM, M.Kes,penguji ketiga yang telah memberikan banyak masukkan
11. Dosen dan Staf Politeknik Kesehatan Kemenkes Palu Jurusan Keperawatan
12. Kepada teman-teman mahasiswa DIII keperawatan angkatan 2015 yang sama-
Semoga bantuan serta budi baik yang telah diberikan kepada saya
mendapat balasan dari Allah SWT. Besar harapan saya agar Karya Tulis Ilmiah
Peneliti
2
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PALU
JURUSAN KEPERAWATAN PRODI DIII KEPERAWATAN PALU
ABSTRAK
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan jiwa di seluruh dunia memang sudah menjadi masalah yang sangat
serius. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di dunia yang
orang bipolar, 21 juta terkena skizofrenia, serta 4,5 juta terkena dimensia.
mencapai 400.000 orang atau sebanyak 1,7 per 1.000 penduduk (Kemenkes
2016).
tahun ke atas atau sekitar 14 juta orang. Sedangkan prevalensi gangguan jiwa
berat sehingga skizofrenia di Indonesia sebesar 1,7 per 1000 penduduk atau
4
sekitar 400.000 orang. Prevalensi gangguan jiwa berat berdasarkan tempat
tinggal dan indeks kepemilikan dipaparkan pada buku Riskesdes 2013 dalam
2013).
penderita gangguan jiwa sebanyak 7.147 jiwa. Data dari rekam medik Rumah
tahun 2016 sebanyak 745 jiwa. Pada tahun 2017 meningkat menjadi 1990
pada salah satu pasien yang dirawat dan melihat ada keluarga pasien datang
kepada pasien, namun dari data yang didapatkan jumlah pasien jiwa tidak juga
5
halusinasi kepada keluarga agar keluarga dapat menerapkan kepada pasien
Sulawesi Tengah"
B. Rumusan Masalah
Sulawesi Tengah ?
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
6
b. Menentukan diagnosis keperawatan penerapan tindakan menghardik
Madani Palu.
1. Bagi masyarakat
sensori : halusinasi.
7
3. Bagi peneliti lain
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Penyakit
1. Definisi Halusinasi
sesuatu yang nyata tanpa stimulus / rangsangan dari luar. Sebagai contoh
atau penciuman.
tanpa ada rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua system
Dermawan, 2013).
9
2. Etiologi
a. Dimensi Fisik
b. Dimensi Emosional
c. Dimensi Intelektual
d. Dimensi Sosial
10
Halusinasi dapat disebabkan oleh hubungan interpersonal yang
e. Dimensi Spiritual
kehidupannya.
1) Teori Psikoanalisa
2) Teori Biokimia
yaitu:
a) Teori Psikofisiologi
11
Terjadi akibat ada fungsi kognitik yang menurun karena
dan penyakit.
b) Teori Psikodinamik
Terjadi karena ada isi alam sadar dan akan tidak sabar yang masuk
c) Teori Interpersonal
digunakan.
3. Jenis Halusinasi
stress yang berlebihan atau kelelahan bias juga karena pengaruh obat-
obatan (Halusinasinogenik).
12
1) Halusinasi Hipnogenik : persepsi sensori yang palsu yang terjadi
b. Halusinasi Patologis
Klien melihat gambar yang jelas atau samar tanpa stimulus yang
Maladaptif
13
Pikiran logis Pikiran kadang menyimpang Kelainan
pikiran
Ketidakmampuan
a. Respon Adaptif
budaya yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas
4) Perilaku Sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam
batas kewajaran.
lingkungan.
b. Respon Psikososial
14
1) Proses pikir terganggu adalah proses pikir yang menimbulkan
gangguan.
4) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi
batas kewajaran.
orang lain.
c. Respon Maladaptif
dari hati.
15
5) Isolasi Sosial adalah kondisi kesendirian yang dialami oleh
5. Fase-fase Halusinasi
Fase I : Comforting
kesenangan.
Karakteristik
Non Psikotik.
Perilaku Klien
a. Menyalahkan
16
b. Tingkat kecemasan berat
Karakteristik
Perilaku Klien
b. Mengontrol/mengendalikan
Karakteristik
Perilaku Klien
17
c. Perhatian terhadap lingkungan kurang/hanya beberapa detik.
mengikuti petunjuk.
Fase IV : Conquering
a. Klien panik.
b. Menakutkan.
Karakteristik
halusinasi.
b. Bisa berlangsung dalam beberapa jam atau hari apabila tidak ada
interaksi terapeutik.
c. Psikotik berat
Perilaku Klien
a. Perilaku panik.
orang lain maupun lingkungan. Hal ini disebabkan bila halusinasi yang
18
b. Klien mengalami intoleransi aktivitas sehingga perawatan diri klien
sehingga klien hanya sibuk dengan dunia non realitas dan lupa akan
keadaan realitas.
c. Keputus asaan
d. Ketidak berdayaan
verbal lambat
c. Menarik diri dari orang lain, dan berusaha untuk menghindari diri dari
orang lain
tidak nyata
19
i. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung, jengkel dan marah
(Prabowo, 2014)
7. Akibat halusinasi
8. Mekanisme Koping
c. Menarik diri : sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus
9. Penatalaksanaan
a. Farmakoterapi
20
Neuroleptika dengan dosis efektif bermanfaat pada penderita
electrode yang dipasang pada satu atau dua temples, terapi kejang
terapi Neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5
Joule/Detik.
Terapi aktivitas.
1) Terapi Musik
21
Fokus : mendengar, memainkan alat musik, bernyanyi, yaitu
2) Terapi Seni
pekerjaan seni.
3) Terapi Menari
4) Terapi Relaksasi
5) Terapi Sosial
6) Terapi Kelompok
22
7) Terapi Lingkungan
1. Pengkajian
a. Predisposisi
1) Faktor Biologis
dalam menilai dan berespon dengan realita dapat hilang dan sulit
2) Faktor Psikologis
yang dingin dan tidak harmonis, perhatian dengan orang lain yang
adaptif.
23
Kemiskinan dapat sebagai faktor terjadi halusinasi bila
b. Faktor Presipitasi
1) Sosial Budaya
2) Biokimia
c. Perilaku
1) Fungsi Kognitif
24
Pada fungsi kognitif tejadi perubahan daya ingat, klien mengalami
terhadap tugas.
somatic.
yang berbelit.
2) Fungsi Emosi
25
Emosi digambarkan dengan istilah mood adalah suasana
suatu kejadian.
3) Fungsi Motorik
spontan.
grimasentik.
26
c) Stereobipik : Gerakan yang diulang tidak bertujuan dan tidak
sadar.
4) Fungsi Sosial
berikut :
a) Kesepian
b) Isolasi Sosial
27
yang tidak menyenangkan menyebabkan klien menganggap
a. Jenis Halusinasi
1) Halusinasi Dengar/suara
2) Halusinasi Penglihatan
3) Halusinasi Penciuman
28
Data Obyektif : Seperti sedang membau-baui bau-bauan tertentu,
menutup hidung.
4) Halusinasi pengecapan
5) Halusinasi perubahan
b. Isi Halusinasi
kali saja?. Situasi terjadinya apakah kalau sendiri, atau setelah terjadi
29
kejadian tertentu. Hal ini dilakukan untuk menentukan itervensi
terjadinya halusinasi.
d. Respon Halusinasi
itu muncul. Perawat dapat menanyakan pada pasien hal yang dirasakan
kepada keluarga atau orang terdekat dengan pasien. Selain itu dapat
2. Pohon Masalah
3. Diagnosa Keperawatan
30
Diagnose keperawatan ditetapkan berdasarkan data subyektif dan objektif
Tujuan Khusus :
Kriteria hasil
perasaannya.
Intervensi
31
8) Dengarkan ungkapan pasien dengan penuh perhatian ada ekspresi
perasaan pasien.
Kriteria hasil
1) Isi
2) Waktu
3) Frekuensi
Intervensi
menikmati halusinasi.
Kriteria hasil
32
Setelah 2x interaksi pasien menyebutkan tindakan yang biasanya
Intervensi
pujian.
bertahap.
Kriteria hasil
dengan benar.
Intervensi
manfaatnya.
33
4. Anjurkan pasien bicara dengan dokter tentang manfat dan efek
Dokter.
halusinasi
Kriteria hasil
Intervensi
tempat)
proses terjadi, cara yang bisa dilakukan oleh pasien dan keluarga
2014).
34
a. Tindaka keperawatan untuk pasien
2) Tindakan keperawatan
halusinasi muncul.
meliputi :
35
halusinasinya. Kalau ini dapat dilakukan, pasien akan
yang muncul.
lain.
36
akan mengalami banyak waktu luang sendiri yang sering
seminggu.
yang positif.
37
semula akan lebih sulit. Untuk itu pasien perlu dilatih
C. Konsep Keluarga
1. Definisi
Demikian juga saat pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit (di
pasien akan kambuh bahkan untuk memulihkannya lagi akan sangat sulit.
38
Tindakan keperawatan yang dapat diberikan untuk keluarga pasien
halusinasi adalah :
sakit maupun di rumah dan dapat menjadi sistem pendukung yang efektif
untuk pasien.
Kriteria hasil
Intervensi
gejala
39
3) Cara merawat pasien halusinasi (cara berkomunikasi pemberian
pasien
pasien
Kriteria hasil
Intervensi
Kriteria Hasil
Intervensi
40
3) RTL keluarga/jadwal keluarga untuk merawat pasien
D. Evaluasi
sensori : Halusinasi.
41
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
studi kasus dengan Jenis penelitian yaitu studi kasus deskriptif. Penelitian
(Sibagariang, 2010).
D. Fokus Studi
42
E. Definisi Operasional
1. Asuhan Keperawatan
penyembuhan pasien.
2. Tindakan menghardik
3. Halusinasi
F. Pengumpulan Data
keluarga dan perawat, penelitian ini dilakukan pada satu pasien yang
Madani Palu.
43
2. Observasi dilakukan dengan cara pengamatan secara langsung, untuk
G. Analisa Data
1. Pengumpulan data
bentuk transkip.
2. Mereduksi data dengan membuat koding dan kategori : data yang sudah
dibuat bentuk transkip dibuat koding oleh penelitian sesuai dengan topik
3. Penyajian data
Penyajian data dibuat dalam bentuk table, gambar, bagan disertai narasi.
4. Kesimpulan
44
kesimpulan dilakukan dengan metode induktif. Pembahasan dilakukan
H. Etika Penelitian
protokol, telah dilakukan kajian yang telah memenuhi kaidah etik sehingga
1. informed consent
2. Anominity
Yaitu jika nama responden tidak ingin dicantumkan pada lembar alat ukur
dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil
3. Confidentiality
(Sibagariang, 2010).
45
BAB IV
A. Hasil Penelitian
1. Biodata Klien
merupakan ibu klien, pekerjaan sebagai IRT dan tinggal bersama dengan
klien.
2. Pengkajian
kepada klien.
46
b. Alasan Masuk
klien sendirian didalam kamar, pocong itu muncul 2 kali dalam sehari
c. Faktor Predisposisi
yang mengalami sakit yang sama dengan yang dialami oleh klien yaitu
adik dari ibu klien, pengalaman klien yang tidak menyenangkan yaitu
bunuh diri.
d. Ukur
20x/menit, tinggi badan 160 cm, berat badan 58 kg, klien tidak
47
e. Psikososial
1) Genogram
yang mengalami sakit yang sama dengan klien yaitu adik dari ibu
klien.
2) Konsep diri
pada dirinya, klien adalah anak laki-laki, klien anak kedua dari 6
3) Hubungan sosial
tuanya, klien tidak pernah ikut serta dalam kelompok apa saja
4) Spiritual
melaksanakan shalat lima waktu dan saat sakit tidak pernah lagi
melaksanakan shalat.
48
f. Status Mental
Pakaian klien rapi, kondisi badan bau, nada bicara dan suara
klien datar dan berinteraksi jika tidak ada yang mengajak bicara,
klien sendirian didalam kamar, pocong itu muncul 2 kali dalam sehari
saat malam dan subuh selama 2 menit, saat pocong itu muncul klien
pertanyaan yang diberikan, isi pikir klien realistis dan tidak mengalami
gangguan isi piker, kesadaran klien baik, tidak ada gangguan orientasi
daya ingat jangka panjang.Klien hanya kadang lupa dengan orang yang
yang benar dan mana yang salah, klien menyadari bahwa dirinya saat
ini mengalami gangguan jiwa, namum klien tidak merasa sakit saat ini.
49
di tempat WC, keluarga klien mengatakan bahwa klien susah tidur,
sendiri dengan rapi, menyisir rambut, dan memakai sandal, klien dapat
h. Mekanisme Koping
j. Aspek Medik
3. Analisa Data
50
pocong itu muncul 2 kali dalam sehari saat malam dan subuh, dan klien
4. Diagnosa Keperawatan
5. Perencanaan
pasien halusinasi.
51
Pelaksanan tindakan SP 1 Keluarga pada pertemuan kedua yaitu
Pendidikan kesehatan tentang pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang
dialami keluarganya (pasien), tanda dan gejala halusinasi, cara merawat
pasien halusinasi dilakukan pada hari selasa 7 agustus 2018 dan
didapatkan hasil keluarga dapat memperagakan walaupun kadang lupa
caranya.
Pelaksanan tindakan SP 1 Keluarga pada pertemuan ketiga yaitu
pasien halusinasi dilakukan pada hari rabu 8 agustus 2018 dan didapatkan
B. Pembahasan
1. Pengkajian
5 hari, klien terlihat gelisah dan sesekali mondar mandir dalam ruangan.
gejala halusinasi, dan tindakan yang akan diterapkan kepada klien. Klien
52
mempunyai riwayat mengalami gangguan jiwa dan pengobatannya kurang
berhasil karena putus obat. Data tersebut sejalan dengan teori yang
dikemukakan oleh Dermawan, 2013 yaitu salah satu gejala gangguan jiwa
2. Diagnosa Keperawatan
bahwa dari harga diri rendah dapat menyebabkan masalah isolasi sosial
53
dan akibatnya individu dapat mengalami perubahan persepsi sensori
halusinasi serta dapat berujung pada resiko tinggi perilaku kekerasan. Pada
3. Perencanaan
pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit (di rumah) keluarga yang
54
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan SP Keluarga terdapat 3
55
BAB V
A. Kesimpulan
1. Pengkajian
halusinasi, dan tindakan yang akan diterapkan kepada klien. Pasien masuk
rumah sakit dengan keluhan klien ketakutan, klien melihat pocong, pocong
itu mengikutinya, pocong itu muncul saat klien sendirian didalam kamar,
pocong itu muncul 2 kali dalam sehari saat malam dan subuh, dan klien
2. Diagnosa Keperawatan
3. Perencanaan
yang bertujuan agar keluarga dapat menjadi pengganti perawat saat pasien
pulang kerumah.
56
4. Pelaksanaan dan Evaluasi
B. Saran
1. Bagi Masyarakat
analitik.
57
DAFTAR PUSTAKA
Dermawan, D, & Rusdi. 2013. Konsep Dan Kerangka Kerja Asuhan Keperawatan
Jiwa. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Meryana. 2016. Buku Ajar Konsep Kesehatan Jiwa. Jakarta: Salemba Medika
Ndama, M., Adiono, S., Amiyadin, & Zainul. 2018. Panduan Penulisan Karya
Tulis Ilmiah Bagi Mahasiswa Prodi D-III Keperawatan Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palu. Palu
RSUD Madani Palu. 2016. Profil Rumah Sakit Daerah Madani Palu. Palu.
58