Anda di halaman 1dari 10

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN Sdr A DENGAN HALUSINASI

DIRUANG KAMPAR RUMAH SAKIT JIWA TAMPAN


PROVINSI RIAU

Dosen Pembimbing:
Jumaini, M.Kep.,Sp.Kep.J

Pembimbing Lapangan:
Ns. Rosa Panjaitan, S.Kep

Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Khalil Gibran, S.Kep
2. Syahrul Ramadhan, S.Kep
3. Essa Widya Pertiwi, S.Kep
4. Geby Swarty, S.Kep
5. Litria Suirvi, S.Kep
6. Nada Cindya, S.Kep
7. Rani Hardianti, S.Kep
8. Mira Anggraini, S.Kep
9. Zihni Syarfina D, S.Kep

PRAKTIK PROFESI KEPERAWATAN JIWA


PROGRAM STUDI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kelompok ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan
nikmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah mengenai “Asuhan Keperawatan Jiwa
pada Pasien Sdr I dengan Halusinasi di ruang Kampar Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi
Riau dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Penulisan ini bertujuan melengkapi tugas
seminar kasus dalam mencapai kompetensi keperawatan jiwa.

Dalam penulisan makalah ini tidak jarang kelompok menemukan kesulitan-kesulitan


yang mendasar, hal ini disebabkan kurangnya referensi yang ada. Akan tetapi, berkat motivsi
dan dukungan dari berbagai pihak, kesulitan-kesulitan itu akhirnya dapat teratasi dengan baik.
Maka dari itu, melalui kesempatan ini kelompok menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Prof. Dr. Ir. Usman M. Tang, MS selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Riau.
2. Ns. Darwin Karim, S.Kep., M.Biomed selaku Ketua Program Studi Ners keperawatan
Universitas Riau.
3. Ns. Jumaini, M.Kep.,Sp.Kep.J selaku koordinator praktik profesi sekaligus pembimbing
keperawatan jiwa yang telah memberikan masukan, bimbingan, saran serta dukungan bagi
kelompok.
4. Ns. Rosa Panjaitan, S.Kep selaku pembimbing ruangan yang telah memberikan masukan
dan bimbingan yang berguna bagi perbaikan makalah ini kedepannya.
5. Pihak Rumah Sakit Jiwa Tampan Provinsi Riau yang telah membantu dan bekerjasama
dalam pelaksana kegiatan.

Selain itu, kelompok juga menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan. Manusia biasa tidak pernah luput dari kesalahan. Maka
dari itu, kelompok sangat mengharapkan kritik dan saran dari rekan-rekan pembaca yang
sifatnya membangun, guna menunjang kesempurnaan penulisan makalah.

Pekanbaru, 28 Februari 2020

Penulis
LEMBAR PERSETUJUAN
Makalah ini telah disetujui untuk diseminakan
Fakultas Keperawatan Universitas Riau

Pekanbaru, Februari 2020


Disetujui Oleh:

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik RSJ Tampan

Ns. Jumaini, M.Kep.Sp.,Kep.J Ns. Rosa Panjaitan, S.Kep

Diklat RSJ Tampan

...........................................
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut WHO (World Health Organization), masalah gangguan jiwa di dunia ini
sudah menjadi masalah yang semakin serius. Paling tidak, ada satu dari empat orang di
dunia ini mengalami gangguan jiwa. WHO memperkirakan ada sekitar 450 juta orang di
dunia ini ditemukan mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan data statistik, angka pasien
gangguan jiwa. memang sangat mengkhawatirkan (Yosep, 2007). Menurut UU Kesehatan
Jiwa No.18 Pasal 1 Tahun 2014, kesehatan jiwa adalah suatu kondisi dimana seorang
individu dapat berkembang secara fisik, mental, spritual, dan sosial sehingga individu
tersebut menyadari kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat bekerja secara
produktif, dan mampu memberikan kontribusi untuk komunitasnya.

Menurut American Nurses Associations (ANA) keperawatan jiwa merupakan suatu


bidang khusus dalam praktek keperawatan yang menggunakan ilmu perilaku manusia
sebagai ilmu dan penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai caranya untuk
meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan jiwa. Di Rumah Sakit Jiwa di
Indonesia, sekitar 70% halusinasi yang dialami oleh pasien gangguan jiwa adalah
halusinasi pendengaran, 20% halusinasi penglihatan, dan 10% adalah halusinasi penghidu,
pengecapan dan perabaan. Di ruangan Kampar Rumah Sakit Jiwa Tampan sendiri tercatat
sekita 62,9% kasus yang ditemukan berupa halusinasi, sedangkan yang paling kecil ialah
risiko bunuh diri 1,5%.

Menurut Yosep & Iyus (2009), mengatakan lebih dari 90% pasen dengan skizofrenia
mengalami halusinasi, halusinasi yang sering terjadi yaitu halusinasi pendengaran,
halusinasi penglihatan, dan halusinasi penciuman. Skizofrenia adalah gangguan psikotik
yang ditandai dengan gangguan utama dalam pikiran, emosi, dan perilaku pikiran yang
terganggu, dimana berbagai pemikiran tidak saling berhubungan secara logis, persepsi dan
perhatian yang keliru, efek yang datar atau tidak sesuai dan berbagai gangguan aktivitas
motorik yang bizzare (perilaku aneh) dimana pasien skizofrenia menarik diri dari orang
lain dan kenyataan, sering kali masuk kedalam kehidupan fantasi yang penuh dengan
delusi dan halusinasi (Davison et al, 2006).

Halusinasi adalah perubahan sensori dimana pasien merasakan sensasi yang tidak
ada berupa suara, penglihatan, pengecapan, dan perabaan (Damaiyanti, 2012). Menurut
Maramis, dalam Sunaryo (2004), halusinasi adalah penyerapan (persepsi) panca indera
tanpa adanya rangsangan apapun pada pancaindra seseorang, yang terjadi pada keadaan
sadar atau bangun dasarnya mungkin organik, fungsional, psikotik ataupun histerik.
Adapun tanda pasien mengalami halusinasi pendengaran yaitu pasien tampak berbicara
ataupun tertawa sendiri, pasien marah-marah sendiri, menutup telinga karena pasien
menganggap ada yang berbicara dengannya. Pada kasus halusinasi klien tidak mampu
untuk memberikan respon yang akurat, sehingga tampak perilaku yang sulit dimengerti.
Halusinasi terjadi karena adanya reaksi emosi berlebihan atau kurang, dan perilaku aneh
(Damaiyanti, 2012). Bahaya secara umum yang dapat terjadi pada pasien dengan
halusinasi adalah gangguan psikotik berat dimana pasien tidak sadar lagi akan dirinya,
terjadi disorientasi waktu, dan ruang ( Iyus & Yosep, 2009).

Halusinasi dapat mempengaruhi perilaku seseorang yang mengalami halusinasi.


Respon klien akibat terjadinya halusinasi dapat berupa curiga, ketakutan, perasaan tidak
aman, gelisah dan bingung, perilaku merusak diri, kurang perhatian, tidak mampu
mengambil keputusan serta tidak dapat membedakan keadaan nyata dan tidak nyata
(Yosep & Iyus, 2012). Adapun dampak yang dapat ditimbulkan oleh pasien yang
mengalami halusinasi adalah kehilangan kontrolnya. Pasien akan mengalami panik dan
perilakunya akan dikendalikan oleh halusinasi. Pada situasi ini pasien dapat melakukan
bunuh diri (suicide), membunuh orang lain (homicide) bahkan merusak lingkungan. Untuk
memperkecil kemungkinan terjadinya hal tersebut maka diperlukan penanganan yang tepat
(Chaery, 2013).

Penanganan keperawatan yang tepat menurut Fa’izah (2013), dalam studi kasusnya
menggunakan startegi pelaksanaan, melalui strategi pelaksanaan mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik, bercakap-cakap, melakukan aktivitas terjadual sebagai upaya
mengurangi gejala halusinasi, serta mengkonsumsi medikasi secara rutin. Studi deskriptif
oleh Faiza dan Sidik (2012), mengenai penerapan strategi pelaksanaan (SP) pada pasien
halusinasi menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan perawat dalam membantu pasien
mengontrol halusinasi dapat menurunkan manifestasi yang dialami klien sehingga
halusinasi yang dialami mnejadi lebih terkontrol. Berdasarkan fenomena terkait
manajemen halusinasi diatas maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus mengenai
asuhan keperawatan pasien dengan gangguan halusinasi.
B. Tujuan
Tujuan umum

Mendapatkan pengalaman dalam Asuhan Keperawatan pada klien dengan halusinasi


pendengaran di Rumah Sakit Jiwa Tampan, yang meliputi pengkajian, penegakkan
diagnosa, merencanakan dan melaksanakan tindakan keperawatan, mengevaluasi dan
dokumentasi.

Tujuan Khusus

1. Melaksanakan pengkajian data pada klien dengan masalah utama gangguan persepsi
sensori: halusinasi pendengaran.
2. Menganalisa data pada klien dengan gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran.

3. Merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan gangguan persepsi sensori:


halusinasi pendengaran
4. Merencanakan tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan persepsi sensori:
halusinasi pendengaran.
5. Mengimplementasikan rencana tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan
persepsi sensori: halusinasi pendengaran.
6. Mengevaluasi tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan persepsi sensori:
halusinasi pendengaran
7. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan pada klien dengan gangguan persepsi
sensori: halusinasi pendengaran.

C. Manfaat Laporan Kasus

1. Bagi Ners Muda

Penulis dapat memperdalam pengetahuan tentang asuhan keperawatan yang telah


dilakukannya.

2. Bagi Rumah Sakit dan Klien

Rumah Sakit Jiwa hasil seminar kasus ini dapat dijadikan sebagai salah satu bahan acuan

dalam menentukan kebijakan operasional Rumah Sakit Jiwa agar mutu pelayanan
keperawatan dapat ditingkatkan. Penderita adalah dapat memaksimalkan kemampuannya

untuk dapat mengendalikan jiwanya sehingga dapat sembuh dari gangguan jiwanya.

3. Bagi Pembaca

Pembaca hasil asuhan keperawatan ini semoga dapat menambah pengetahuan dan

masukan dalam mengembangkan ilmu keperawatan di masa yang akan datang.


Daftar pustaka

Chaery I. (2009). TAK: Persepsi Sensori. Available from http: //www. schizophrenia.com

Damaiyanti, Mukhripah dan Iskandar. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa.

Davison G.C., dkk. (2006). Psikologi Abnormal (edisi ke-9). Penerjemah Noermala Fajar.
Jakarta: Raja Grafindo Persada
Dermawan, R., & Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep dan Kerangka Kerja
Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

Fa’izah, S. (2013). Asuhan Keperawatan pada Tn.I dengan Gangguan Persepsi Sensori:
Halusinasi Pendengaran di Ruang Abimanyu Rumah Sakit Jiwa Daerah Surakarta.
Studi Kasus. (1– 47).

Faiza.,& Sidiq. (2012). Penerapan Strategi Pelaksanaan Keperawatan pada Pasien


Halusinasi Pendengaran di Ruang Merpati Rumah Sakit Ernaldi Bahar Provinsi
Sumatera Selatan; 3 – 4.
Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC
Yosep., & Iyus. (2007). Keperawatan Jiwa. Bandung: PT. Refika Aditama.
Yosep., & Iyus. (2009). Keperawatan Jiwa. Refika Aditama. Bandung.
Yosep., & Iyus. (2010). Keperawatan Jiwa (edisi revisi). Bandung: PT. Refika Aditama
LEMBAR KONSULTASI
MAKALAH SEMINAR KASUS KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM STUDI NERS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS RIAU2020
NO TANGGAL MASUKAN TTD
PEMBIMBING

Anda mungkin juga menyukai