Anda di halaman 1dari 77

KASUS SEMINAR

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.R DENGAN HALUSINASI


DI PANTI GRAMESIA CIREBON

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Kesehatan Jiwa

DI SUSUN OLEH:
KELOMPOK 2

1. Kholisiyah Maftuhatul Jannah 9. Rindi Yani


2. Maya Mei Sinta 10. Riski Ramadita
3. Mia Astuti 11. Safitri
4. Mujiono 12. Siti Julaikha
5. Nasito 13. Syarif Ibrahim
6. Nur Azizah 14. Tantowi
7. Nurlela 15. Vikky Taufana
8. Putri 16. Yoga Agung Perdana

YAYASAN INDRA HUSADA


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDRAMAYU
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan laporan kasus seminar dengan judul
“Asuhan Keperawatan Jiwa Pada Tn. R Dengan Halusinasi Pendengaran Di Panti
Gramesia Cirebon”.
Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada pembimbing
akademik maupun clinical instruction (CI) atau pembimbing klinik yang telah
memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami
manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas
dari bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu kami
mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini sehingga
dapat bermanfaat bagi yang membacanya.

Indramayu, Desember 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................i


DAFTAR ISI ................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................1
A. Latar Belakang ...................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..............................................................................2
C. Tujuan ................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI .......................................................................3
A. Masalah ..............................................................................................3
B. Proses Terjadinya Masalah ................................................................3
C. Pohon Masalah ..................................................................................4
D. Daftar Diagnosa Keperawatan ...........................................................5
E. Rencana Tindakan Keperawatan .......................................................6
BAB III GAMBARAN KASUS ................................................................13
BAB IV PEMBAHASAN ..........................................................................57
A. Analysis Penyakit (Disease Analyze) ..............................................57
B. Analisis Diagnosa Keperawatan (Nursing Diagnose Analyze) .......58
C. Analisis Intervensi Keperawatan (Nursing Intervention Analyze)...60
D. Analisis Tindakan Keperawatan (Nursing Implantation Analyse)...63
BAB V PENUTUP ...................................................................................64
A. Simpulan ..........................................................................................64
B. Saran ................................................................................................64
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa adalah suatu kondisi sejahtera ketika seseorang mampu
merealisasikan potensi yang dimiliki, memiliki koping yang baik terhadap stresor,
produktif dan mampu memberikan kontribusi terhadap masyarakat (WHO, 2007
dalam Varcarolis & Halter, 2010), Apabila seseorang dapat berespon positif
terhadap suatu stresor maka akan tercapai sehat jiwa yang ditandai dengan kondisi
sejahtera baik secara emosional, psikologis, maupun perilaku sosial, mampu
menyadari tentang diri dan apabila berespon negatif maka akan terjadi kondisi
gangguan jiwa.
Prevalensi gangguan jiwa menurut WHO (2017) diperkirakan penderita
ganguan jiwa di dunia sekitar 450 juta jiwa termasuk skizofrenia, skizofrenia
merupakan gangguan jiwa berat yang sering ditemui di masyarakat (Ibrahim,
2011). Skizofrenia merupakan kondisi psikotik yang berpengaruh terhadap
area fungsi individu termasuk berpikir, berkomunikasi, menerima,
menafsirkan kenyataan, merasakan dan menunjukkan emosi serta penyakit
kronis yag ditandai dengan pikiran kacau, delusi, prilaku aneh dan
halusinasi (Rhoads, 2011 dalam Pardede.2019).
Halusinasi merupakan keadaan seseorang mengalami perubahan dalam
pola dan jumlah stimulasi yang diprakarsai secara internal atau eksternal disekitar
dengan pengurangan, berlebihan, distorsi, atau kelainan berespon terhadap
setiap stimulus (Pardede, Keliat, & Yulia, 2015). Halusinasi pendengaran
paling sering terjadi ketika klien mendengar suara-suara, suara tersebut
dianggap terpisah daripikiran klien sendiri. Isi suara-suara tersebut
mengancam dan menghina, sering kali suara tersebut memerintah klien untuk
melakukan tindakan yang akan melukai klien atau orang lain (Nyumirah, 2013).
Halusinasi dapat timbul pada pasien skizofrenia hebefrenik
(Maharani, 2019) karena didapatkan data pasienyang mengatakan sering
mendengar bisikan-bisikan suarayang menyuruhnya untuk marah-marah,

1
pasien sering tertawa sendiri, pasien berbicara ngelantur, serta pasien lebih
senang menyendiri dan sikap pasien yang pemalu. Kondisiisi pikir dan arus pikir
yang terdisorganisasi dan kemampuan kontak dengan kenyataan cenderung buruk
ini dapat menimbulkan halusinasi(Ellina, 2012).
Merawat pasien skizofrenia dengan masalah halusinasi dibutuhkan
pengetahuan, keterampilan dan kesabaran serta dibutuhkan waktu yang lama
akibat kronisnya penyakit ini. Anggota keluarga yang bersama pasien
skizofrenia menghabiskan lebih banyak waktu di rumah untuk merawat yang
sakit dari pada memperhatikan dan mengurusi dirinya. Kemampuan dalam
merawat pasien skizoprenia merupakan keterampilan yang harus praktis
sehingga membantu keluarga dengan kondisi tertentu dalam pencapaian
kehidupan yang lebih mandiri dan menyenangkan (Patricia et al, 2019).
Upaya yang biasa dilakukan untuk mengendalikan diri terhadap halusinasi
dengan menolak halusinasi yang muncul atau tidak memerdulikan halusinasinya
yaitu dengan cara menghardik Halusinasinya. Mungkin halusinya tetap ada namun
dengan kemampuan ini pasien tidakakan larut dalam halusinasinya. Biasanya
dilakukan dengan cara bercakap cakap dengan sanak saudara, serta melakukan
aktivitas berjadwal yang telah disetujui oleh pasien dan terapis, dan yang paling
penting adalah keteraturan minum obat. Bila keempat cara ini tidak dilakukan
secara teratur olehpara penderita skiofrenia dengan halusinasi akan menyebabkan
penderita terus menerus terganggu oleh halusinasi tersebut. Semakinlama
dibiarkan maka akan semakin berat(Reliani, 2015). Berdasaran latar
belakang maka penulis tertarik untuk mengetahui bagaimana asuhan keperawatan
pada Tn. R dengan diagnosis halusinasi pendengaran diruang pria panti
Gramnesia Cirebon sebagai kasus kelolaan kelompok 2.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya yaitu
bagaimanakah asuhan keperawatan pada Tn.R dengan Halusinasi Pendengaran di
Panti Gramesia Cirebon.

2
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada Tn.R dengan halusinasi
pendengaran di Panti Gramesia Cirebon
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian keperawatan pada Tn.R dengan
halusinasi pendengaran di Panti Gramesia Cirebon
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan sesuai dengan prioritas
masalah pada Tn.R dengan halusinasi pendengaran di Panti Gramesia Cirebon
c. Mampu merumuskan perencanaan secara tepat pada Tn.R dengan
halusinasi pendengaran di Panti Gramesia Cirebon
d. Mampu menerapkan implementasi dan evaluasi keperawatan pada
Tn.R dengan halusinasi pendengaran di Panti Gramesia Cirebon
e. Mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan pada Tn.R dengan
halusinasi pendengaran di Panti Gramesia Cirebon

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Masalah Utama
Halusinasi ( gangguan persepsi sensori )

B. Proses Terjadinya Masalah


1. Pengertian
Halusinasi adalah salah satu gangguan sensori persepsi yang dialami oleh
pasien gangguan jiwa, klien merasakan sensori berupa suara, penglihatan,
pengecapan, perabaan atau penghidungan tanpa stimulus yang nyata (Keliat,
2019).
Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien
mempersiapkan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi suatu penerapan panca
indra tanpa stimulus eksternal. Persepsi palsu (praboqo, 2014).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan
rangsangan internal (pikiran) dan rangsangan eksternal (dunia luar), karena
memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada subjek atau
rangsangan yang nyata (kusumawati, 2012).
Jadi dapat disimpulkan, halusinasi adalah gangguan pada perubahan
persepsi sensori yang diterima oleh panca indra dimana klien mempersiapkan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi.
2. Tanda dan Gejala
a. Berbicara dan tersenyum sendiri
b. Menggerakan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat dan respon
verbal lambat
c. Menarik diri dari orang lain, dan berusaha menghindari diri dari
orang lain
d. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata
e. Terjadi peningkatan denyut jantung, pernapasan, dan tekanan darah
f. Perhatian dengan lingkungannya kurang atau hanya beberapa detik
g. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang tua dan
lingkungan)
h. Sulit berhubungan dengan orang lain
i. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung, jengkel dan marah
j. Tidak mampu mengikuti perintah
k. Tampak tremor dan berkeringat, perilaku panik, agitasi

4
3. Penyebab Masalah
a. Faktor predisposisi
1) Perkembangan
Tugas perkembangan klien terganggu, misalnya : rendahnya
kontrol dan kehangatan keluarga yang menyebabkan klien tidak mampu
mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih rentang
terhadap stres.
2) Sosiokultural
Seseorang yang merasa tidak di terima di lingkungannya sejak bayi
akan merasa di singkirkan, kesiapan dan tidak percaya pada
lingkungannya.
3) Patologis
Mempunyai pengaruh terhadap terjadinya gangguan jiwa, adanya
stres yang berlebihan, maka dari itu didalam tubuh akan dihasilkan suatu
zat yang dapat bersifat halusigonik neurokimia, akibat stres
berkepanjangan menyebabkan teraktualitasnya neutronsimiler otak
4) Psikologis
Tipe kepribadian lemah dan tidak bertanggung jawab, mudah
terjerumus pada penyalahgunaan zat adaptif. Hal ini berpengaruh pada
ketidakmampuan klien dalam mengambil keputusan yang tepat dari masa
depannya. Klien dapat memilih kesengangan sesuai dari diri dan alam
nyata maupun dengan hayalan
5) Genetika
Penelitian menunjukan bahwa anak sehat yang diasuh orang tua
skizoprenia cenderung mengalami skizoprenia.
b. Faktor predisposisi
1) Biologis
Stresor biologis yang berhubungan dengan respon neurologis yang
maladaptif termasuk:
Gangguan dalam penurunan umpan balik, dan abnormalitas pada
mekanisme pintu masuk dalam otak yang mengakibatkan
ketidakmampuan secara selektif menanggapi rangsangan.

2) Stres lingkungan
Secara biologis menetapkan ambang terhadap tahan distres yang
berinteraksi dengan stresor menentukan terjadinya gangguan perilaku.
3) Pemicu gejala
Kesehatan, lingkungan dan perilaku.

5
4. Akibat Masalah
Akibat dari halusinasi adalah resiko menciderai orang lain dan
lingkungan, ini diakibatkan karena persepsi berada dibawah halusinasinya yang
meminta dia untuk melakukan diluar kesadarannya. (prabowo, 2014).

5. Rentang Respon
Adaptif Maladaptif

Pikiran logis Kadang proses Gangguan proses


Persepsi akurat pikir terganggu berpikir/waham
Emosi konsisten Ilusi Halusinasi
dengan pengalaman Emosi tidak stabil Kerusakan proses
Perilaku cocok Perilaku tidak emosi
Hubungan sosial biasa Perilaku tidak
harmonik Menarik diri terorganisasi
Isolasi sosial

6. Macam-macam Halusinasi
a. Halusinasi audiotorik/pendengaran
Mendengar suara, suara bisikan, bisikan ini klien disuruh
melakukan sesuatu, kadang-kadang membahayakan
b. Halusinasi visual/penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk penglihatan, contohnya: bayangan,
bayangan bila menyeramkan dan menakutkan
c. Halusinasi gustatorik/pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti darah, urine atau feses.
d. Halusinasi odfaktori/penghidung
Merasa bau-bau tertentu seperti bau darah, urine, feses (bau-bau
yang tidak menyenangkan).
e. Halusinasi kinestetik/rabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas,
seperti ada semut ditangan
f. Halusinasi sanesthetik
Aliran darah divena/anus, pencernaan makanan
g. Halusinasi kliasthetik

6
Merasa pergerakan sementara bergerak tanpa henti

7. Fase-Fase Halusinasi
a. Fase composting
Fase ini disebut fase yang menyenangkan, karena mengalami stres ,
lemas, perasaan perpisahan, kesepian yang memuncak, klien mulai melamun dan
memikirkan hal-hal yang menyenangkan.
b. Fase condeming
Fase ini disebut fase menjijikan dan menakutkan. Klien mulai melepas
kendali dan mungkin mencoba untuk mengambil jarak dirinya dengan sumber
yang diapresiasikan. Fase ini bersifat psikotik ringan.
c. Fase controling
Fase ini klien mengalami ansietas berat dan pengalaman sensori
menjadi berkuasa. Klien berhenti mengartikan perlawanan kesepian jika sensori
halusinasi tersebut berlanjut. Fase ini bersifat periodik.
d. Fase compulsing
Fase ini sisebut fase panik halusinasi bertambah menjadi mengancam,
memerintah dan memarahi klien menjadi takut dan hilang kontrol.

C. 1. POHON MASALAH

Effect
Resiko tinggi perilaku kekerasan
Core Problem
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
Cause
Isolasi sosial

7
2. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji
Masalah
Data yang Perlu Dikaji
Keperawatan
Gangguan Persepsi DS :
Sensori : Halusinasi 1. Klien mengungkapkan mendengar
bunyi yang tidak berhubungan dengan
stimulus nyata
2. Melihat gambar yang tidak nyata
3. Mengungkapkan mencium bau tanpa
stimulus yang nyata
4. Mengungkapkan merasa malu pada
suara/gambar yang tidak nyata
DO :
1. Berbicara dan tertawa sendiri
2. Bersikap seperti mendengar, melihat
sesuatu
3. Disorientasi

D. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi

8
E. INTERVENSI KEPERAWATAN

Tgl Diagnosa Perencanaan


keperaw
Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
atan

29/11/ Halusinas TUM Setelah 3x 1. Bina Hubungan Berkenalan


2021 i Klien dapat interaksi, klien Saling Percaya merupakan
Pendenga mengendali dapat - Sapa klien hal yang
ran kan menunjukkan dengan ramah pertama
halusinasi tanda-tanda verbal atau non untuk
TUK 1 percaya pada verbal membina
Kilen dapat perawat - Memperkenalka hubungan
membina - ekspresi n nama,nama saling
hubungan wajah panggilan, dan percaya
saling bersahabat tujuan perawat antara
percaya - menunjukk berkenalan interaksi
an rasa - Gunakan nama seseorang
senang lengkap dan dengan
- ada kontak nama panggilan orang lain
mata klien yang
- mau disukai
berjabat - Buat kontrak
tangan yang jelas
- mau - Tunjukkan
menyebutk sikap yang jujur
an nama dan menepati
- mau janji setiap kali
menjawab interaksi

9
salam - Tunjukkan
- mau duduk sikap empati
berdamping dan menerima
an dengan apa adanya
perawat - Beri perhatian
- bersedia kepada klien
mengungka dan perhatian
pkan kebutuhan dasar
masalah klien
yang - Tanyakan
dihadapi perasaan klien
dan masalah
yang dihadapi
klien
- Dengarkan
dengan penuh
perhatian
ekspresi/perasaa
n klien

TUK 2 Setelah 3x 2. adakah kontak Kepercayaa


Klien dapat interaksi, klien sering dan n klien
mengenal dapat singkat secara kepada
halusinasi menyebutkan : bertahap, perawat
- isi observasi diperoleh
- waktu tingkah laku dari kontak
- frekuensi klien terkait yang
- situasi dan dengan sering.
kondisi halusinasi
yang (dengar, lihat,
menimbulk penghidu, raba,

10
an kecap).
halusinasi - Tanyakan Tingkah
apakah klien laku klien
mengalami terhadap
sesuatu halusinasi
(halusinasi menunjukk
dengar/lihat/pen an isi,
ghidu/kecap/rab waktu,
a) frekuensi,
- Jika klien serta situasi
menjawab iya, dan kondisi
tanyakan apa yang
yang sedang menimbulk
dialaminya an
- Katakan halusinasin
perawat percaya ya.
klien
mengalami hal
tersebut, tetapi
perawat sendiri
tidak
mengalaminya
(dengan nada
bersahabat
tanpa
menuduh/meng
hakimi)
- Katakan ada
klien lain yang
mengalami hal
yang sama

11
- Katakan bahwa
perawat akan
membantu
klien. Jika klien
tidak sedang
berhalusinasi
diskusikan
dengan klien:
- Isi, waktu,
frekuensi
terjadinya
halusinasi (pagi,
siang, sore,
malam/sering
dan kadang-
kadang).
- Situasi dan
kondisi yang
menimbulkan
atau tidak
menimbulkan
halusinasi Tingkah
- Diskusikan laku klien
dengan klien menunjukk
apa yang an respon
dirasakan jika halusinasin
terjadi ya
halusinasi dan
beri kesempatan
untuk
mengungkapkan

12
perasaannya. Membantu
- Diskusikan mengenal
dengan klien halusinasin
apa yang ya
dilakukan untuk
mengatasi
perasaan
tersebut
- Diskusikan
tentang dampak
yang akan
dialami bila
klien menikmati
halusinasi

TUK 3 1.1 Setelah 3x 3.1 identifikasi Apa/tepat/


Klien dapat interaksi bersama klien cara efektif
mengontrol klien atau tindakan yang memilih
halusinasin dapat dilakukan jika klien
ya menyebut terjadi halusinasi pilihan dan
kan (tidur, marah, reward atas
tindakan menyibukan diri apa yang
yang dll) sudah klien
biasa 3.2 diskusikan cara usahakan
dilakukan yang digunakan cara baru
untuk klien memberika
mengenda - jika cara yang n pilihan
likan digunakan adaptif baru yang
halusinasi beri pujian adaptif
nya - jika cara yang bagi klien
1.2 Setelah 3x digunakan

13
interaksi maladaptif
klien diskusikan dengan
dapat cara tersebut
menyebut 3.3 diskusian cara
kan cara baru untuk
baru memulai
mengontr mengontrol timbul
ol halusinasinya
halusinasi - arahkan pada diri
1.3 Setelah 3x sendiri bahwa ini
interaksi tidak nyata (”saya
klien tidak mau lihat,
dapat dengar, penghidu,
memilih raba, kecap pada
dan saat halusinasi”)
memperag - memulai orang
akan lain
(perawat/teman/ang
gota keluarga untuk
mencontohkan
halusinasinya)
- membuat dan Halusinasi
melaksanakan tidak dapat
jadwal kegiatan diputuskan
harian yang sekarang
disusun klien akan
- meminta menilai
keluarga/teman/per rasa
awat menyapa jika percaya
klien jika sedang dan usaha
berhalusinasi untuk terus

14
3.4 bantu klien berlatih
memilih cara yang supaya
dianjurkan dan berhasil
melatih untuk
mencobanya
3.5 beri
kesempatan untuk
melakukan yang
dipilih dan dilatih
3.6 pantau
pelaksanaan yang
telah dipilih, jika
berhasil beri pujian
3.7 anjurkan klien
mengikuti terapi
aktivitas kelompok
orientasi realita
stimulus persepsi.

Tuk 4 4.1 Setelah 3x 4.1 buat kontrak Dasar


Klien dapat interaksi dengan keluarga untuk
dukungan pertemuan untuk pertemuan BHSP
dalam keluarga (waktu, tempat, dengan
mengontrol mengatakan topik) keluarga
halusinasin setuju untuk 4.2 diskusikan dapat
ya mengikuti dengan keluarga mengenal
pertemuan (pada saat dan
dengan pertemuan keluarga membantu
perawat atau kunjungan klien dalam
4.2 setelah 3x rumah) mengontrol
interaksi - pengertian halusinasi

15
keluarga halusinasi
menyebutkan - tanda dan gejala
pengertian halusinasi
tanda dan - proses terjadinya
gejala proses halusinasi
terjadinya - cara yang dapat
halusinasi dan dilakukan klien dan
tindakan untuk keluarga untuk
mengendalikan mengusir halusinasi
halusinasinya - obat obatan
halusinasi
- cara merawat
anggota keluarga
yang halusinasi di
rumah
- berikan informasi
waktu kontrol ke
RS dan bagaimana
cara mencari
bantuan jika
halusinasi tidak
dapat diatasi di
rumah

TUK 5 5.1 Setelah 3x 5.1 Diskusikan Menentuka


klien dapat interaksi klien dengan klien n
memanfaat menyebutkan: tentang manfaat permasalah
kan obat a. Manfaat dan kerugian tidak an dalam
dengan minum obat minum obat nama, mensuksus
baik b. kerugian warna, dosis, cara, kan
tidak minum efek samping pengobatan

16
obat penggunaan obat. tidak
c. nama, 5.2 Pantau klien terjadi dan
warna, dosis, saat penggunaan berharap
efek terapi dan obat klien bisa
efeksamping 5.3 Beri pujian sembuh
dengan klien dari
menggunakan obat halusinasin
dengan benar ya
5.4 Diskusikan
akibat berhenti
minum obat dengan
benar
5.5 anjurkan klien
untuk
mengkonsultasikan
kepada dokter atau
perawat, jika terjadi
hal-hal yang tidak
diingginkan

17
BAB III
GAMBARAN KASUS

Pada tanggal 07-11-2021 pasien dibawa oleh keluarganya ke Panti


Gramesia dengan alasan tidak mau keluar kamar, mengurung diri dikamar, sering
melamun, tidak mau makan. Pasien mengatakan setelah ibunya meninggal, pasien
sering memendam masalahnya sendirian karena tidak tahu harus berbagi cerita
kesiapalagi dengan ibunya.
Sebelum sakit pasien bekerja di papua sebagai guru dan disana pasien
memiliki pengalaman yang kurang menyenangkan seperti dipojokkan karena
perbedaan agama dengan rekan-rekannya dan pasien mengatakan pernah gagal
menikah dengan kekasihnya. Keluarga pasien mengatakan bahwa pasien memiliki
banyak tekanan tentang keuangan sehingga pasien dituntut untuk bekerja keras.
Sebelumnya pasien pernah dibawa ke RS Di Papua untuk mengobati gejala yang
dialami dan pengobatan kurang berhasil sehingga dibawa ke Panti Gramesia.
Pasien mengatakan ketika di rumah pasien jarang menceritakan
masalahnya kepada keluarga (komunikasi tertutup). Pasien mengatakan sejak
kecil tinggal dengan orang tuanya. pasien harus mengikuti semua yang
diperintahkan oleh orangtuanya (pola asuh otoriter), sejak ayah dan ibunya
meninggal pasien tinggal dengan kakak dan adiknya. Pasien ingin tinggal dengan
istri dan anaknya tetapi terpisahkan karena jarak yang cukup jauh dengan tempat
kerjanya.
Pasien mengatakan merasa malu dan tidak menyukai bagian tubuh kakinya
karena terdapat bekas luka. Pasien mengatakan senang karena bekerja sebagai
guru. Pasien merasa puas dengan jenis kelaminnya. Pasien mengatakan takut tidak
mampu menjalankan perannya dan takut tidak bisa bertanggung jawab sebagai
ayah bagi anaknya dan suami bagi istrinya karena perbedaan jarak tempat kerja
dengan tempat tinggal istri dan anaknya. Pasien juga ingin cepat sembuh agar
dapat bekerja kembali sebagai guru dan dapat pindah tempat bekerja yang dekat
dengan keluarga agar dapat berkumpul dengan anak, istri dan keluarganya. Pasien
mengatakan malu dengan teman-temannya karena takut tidak mampu

18
menjalankan perannya dan takut tidak bisa bertanggung jawab sebagai ayah dan
suami bagi istrinya dan kondisi kaki yang banyak terdapat luka.
Pasien mengatakan jika dirumah paling dekat dengan ibunya, tetapi setelah
ibunya meninggal pasien dekat dengan bibinya, sedangkan jika dipanti pasien
dekat dengan Pa Ade. Pasien jarang mengikuti kegiatan kelompok maupun sosial
karena pasien dikucilkan, dipojokan (diskriminasi) perbedaan agama oleh
lingkungan kerjanya. Pasien mengatakan jarang berkumpul dengan pasien lain
karena tidak mampu berkomunikasi dengan baik. Saat di rumah pasien
mengatakan sulit memulai komunikasi terutama dengan orang yang baru dikenal.

19
FORMAT PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

Nama mahasiswa : Kelompok 2


NIM :-
Ruang : R. Pria

I. PENGKAJIAN
A. Identitas Klien
Nama : Tn. R (inisial) Tanggal masuk : 07-11-2021
Umur : 34 (tahun) Tanggal pengkajian : 29-11-2021
Jenis kelamin : L No. RM : 771
Informan : Bibi

B. Alasan Masuk
Pasien dibawa oleh keluarganya ke Panti Gramesia dengan alasan tidak mau
keluar kamar, mengurung diri dikamar, sering melamun, tidak mau makan.
C. Faktor Predisposisi
1. Apakah pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu
Ya Tidak √
2. Riwayat pengobatan sebelumnya
Berhasil Kurang berhasil √ Tidak berhasil
3. Riwayat trauma Pelaku/Usia Korban/Usia Saksi/Usia
Aniaya fisik
Aniaya seksual
Penolakan √ 27
KDRT
Tindakan kriminal

Jelaskan no 1, 2, 3 :

20
Sebelumnya pasien pernah dibawa ke RS Di Papua untuk mengobati
gejala yang dialami dan pengobatan kurang berhasil sehingga dibawa ke
Panti Gramesia. Pasien juga dipojokkan dan mengalami penolakan di
lingkungan kerjanya karena perbedaan agama (diskriminasi)
......................................................................................................................
4. Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Ya Tidak √

Hubungan keluarga Gejala Riwayat


pengobatan/perawatan
.................................... ............................... ....................................
5. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Pasien mengatakan saat kerja dipapua mengalami penolakan di pojokkan
karena berbeda agama dengan rekan-rekannya (diskriminasi)
......................................................................................................................
D. Pemeriksaan Fisik
2. Tanda-tanda vital : TD : 110/90 mmHg N: 80x/menit
S:370C
3. Ukur : TB : 179 cm BB : 65 kg
4. Keluhan fisik : Ya Tidak √
Jelaskan :
......................................................................................................................

E. Aspek Psikososial
1. Genogram

21
Keterangan :
= laki-laki = perempuan
= klien = meninggal
= garis keluarga -------- = tinggal serumah

= putus hubungan/cerai
Ket:
a. Komunikasi
Pasien mengatakan komunikasi dengan keluarganya agak renggang
(kurang terbuka)
b. Pengambilan Keputusan
Pasien mengatakan ketika mengambil keputusan ada dirinya dan istri
c. Pola Asuh
Pasien mengatakan sejak kecil tinggal dengan orang tuanya. pasien
mengikuti semua yang diperintahkan oleh orangtuanya. Sejak orang
tuanya meninggal duniapasien menjadi terpuruk
2. Konsep diri
a. Gambaran diri :
Pasien mengatakan merasa malu dan tidak menyukai bagian
tubuh kakinya karena terdapat bekas luka.
..........................................................................................................
b. Identitas :
Pasien mengatakan senang bekerja sebagai guru. Pasien merasa
puas dengan jenis kelaminnya
..........................................................................................................
c. Peran :
Pasien mengatakan takut tidak mampu menjalankan perannya dan
takut tidak bisa bertanggung jawab sebagai ayah bagi anaknya
dan suami bagi istrinya karena perbedaan jarak tempat kerja
dengan tempat tinggal istri dan anaknya.
..........................................................................................................

22
d. Ideal diri :
Pasien juga ingin cepat sembuh agar dapat bekerja kembali
sebagai guru dan dapat pindah tempat bekerja yang dekat dengan
keluarga agar dapat berkumpul dengan anak, istri dan
keluarganya.
..........................................................................................................
e. Harga diri :
Pasien mengatakan malu dengan teman-temannya karena takut
tidak mampu menjalankan perannya dan takut tidak bisa
bertanggung jawab sebagai ayah dan suami bagi istrinya dan
kondisi kaki yang banyak terdapat luka.
..........................................................................................................
Masalah keperawatan : Harga Diri Rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang terdekat
Pasien mengatakan jika dirumah paling dekat dengan ibunya,
tetapi setelah ibunya meninggal pasien dekat dengan bibinya,
sedangkan jika dipanti pasien dekat dengan Pa Ade
..........................................................................................................
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Pasien jarang mengikuti kegiatan kelompok maupun sosial karena
pasien dikucilkan, dipojokan (diskriminasi) perbedaan agama
oleh lingkungan kerjanya.
..........................................................................................................
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan jarang berkumpul dengan pasien lain karena
tidak mampu berkomunikasi dengan baik. Saat di rumah pasien
mengatakan sulit memulai komunikasi terutama dengan orang
yang baru dikenal.
Masalah keperawatan : -

23
4. Spiritual
a. Nilai dan keyakinan
Pasien mengatakan menerima keadaannya sekarang dan yakin
bisa sembuh
b. Kegiatan ibadah
Pasien mengatakan jarang sholat atau kegiatan ibadah lainnya
karena lingkungan kerja yang tidak mendukung
F. Status Mental
1. Penampilan
Tidak rapi Penggunaan pakaian Cara berpakaian
Tidak sesuai tdk seperti biasa
Jelaskan :
Penampilan rapi dan pakaian sesuai
................................................................................................................
Masalah keperawatan : ..........................................................................
2. Pembicaraan

Cepat Keras Gagap Inkoheren
Apatis √ Lambat Membisu √ Tidak
mampu
memulai
pembicaraan
Jelaskan :
Pembicaraan pasien saat menjawab pertanyaan suaranya kecil,
responnya lambat, terkadang inkoheren dan tidak dapat
berkomunikasi dengan baik atau tidak dapat memulai pembicaraan
................................................................................................................
................................................................................................................
Masalah keperawatan :
3. Aktivitas motorik
√ Lesu Tegang Gelisah Agitasi

24
Tik Gremasen Tremor Kompulsif
Jelaskan :
Aktivitas motorik pasien tampak lesu dan pergerakannya lambat
................................................................................................................
................................................................................................................
Masalah keperawatan : ..........................................................................
4. Alam perasaan
√ Sedih Putus asa Gembira berlebihan
√ Ketakutan √ Khawatir
Jelaskan :
Pasien mengatakan sedih karena rindu dengan ibunya dan takut tidak
mampu menjalankan perannya dan takut tidak bisa bertanggung
jawab sebagai ayah bagi anaknya dan suami bagi istrinya karena
perbedaan jarak tempat kerja dengan tempat tinggal istri dan
anaknya.
................................................................................................................
Masalah keperawatan : ..........................................................................
5. Afek
Datar √ Tumpul Labil Tidak sesuai
Jelaskan :
Pasien terdapat respon jika diberi stimulus atau diwawancara oleh
perawat
................................................................................................................
................................................................................................................
Masalah keperawatan : ..........................................................................
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan Tidak kooperatif √ Mudah

tersinggung
√ Kontak mata kurang Defensif Curiga
Jelaskan :

25
Saat pengkajian pasien mudah untuk diwawancara (kooperatif) tetapi
dengan suara yang kecil dan kadang kontak mata kurang
................................................................................................................
Masalah keperawatan : ..........................................................................
7. Persepsi (halusinasi)

√ Pendengaran Penglihatan Perabaan


Pengecapan Penghidu

Jelaskan :
Pasien mengatakan sering mendengar suara ibunya datang dalam 1
hari 1 kali di malam hari suara datang saat pasien melamun pasien
merasa sedih dan saat suara datang pasien hanya diam saja
................................................................................................................
Masalah keperawatan : Halusinasi pendengaran...................................
8. Proses pikir
Sirkumtansial Tangensial Kehilangan
asosiasi
a Flight of ideas √ Blocking Pengulangan
pembicaraan/
perseverasi
Jelaskan :
Saat di anamnesa pembicaraan berhenti tiba-tiba melihat kearah yang
lain beberapa saan dilanjutkan kembali ................................................
................................................................................................................
Masalah keperawatan :
9. Isi pikir
Obsesi Fobia Hipokondria
Depersonalisasi Ide yang terkait Pikiran magis

Waham
Agama Somatik Kebesaran Curiga

26
Nihilistik Sisip pikir Siar pikir
Kontrol pikir
Jelaskan :
Pasien tidak memiliki gangguan isi pikir dan waham
Masalah keperawatan : ..........................................................................
10. Tingkat kesadaran

√ Bingung Sedasi Stupor


Disorientasi
Waktu Tempat Orang
Jelaskan :
Pasien tidak mengalami disorientasi waktu, tempat ataupun orang
................................................................................................................
Masalah keperawatan : ..........................................................................
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang Gangguan daya
ingat
jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini Konfabulasi
Jelaskan :
Pasien masih ingat kejadian masa lalunya
................................................................................................................
Masalah keperawatan : ..........................................................................

12. Tingkat konsentrasi dan berhitung


Mudah beralih √ Tidak mampu Tidak mampu
konsentrasi berhitung sederhana
Jelaskan :
Pasien kadang meminta agar pertanyaan di ulang
................................................................................................................
Masalah keperawatan : ..........................................................................
13. Kemampuan penilaian

27
Gangguan ringan Gangguan bermakna
Jelaskan :
Pasien tidak mengalami gangguan tentang kemampuan menilai
................................................................................................................
Masalah keperawatan : ..........................................................................
14. Daya tilik diri
Mengingkari penyakit yg diderita Menyalahkan hal2
dluar dirinya
Jelaskan :
Pasien menyadari penyakit yang diderita ..............................................

G. Kebutuhan Persiapan Pulang


1. Makan
Bantuan minimal Bantuan total √ Mandiri
2. BAB/BAK
Bantuan minimal Bantuan total √ Mandiri
3. Mandi
Bantuan minimal Bantuan total √ Mandiri

4. Berpakaian
Bantuan minimal Bantuan total √ Mandiri
5. Istirahat dan tidur

√ Tidur siang, lama : 2 jam

√ Tidur malam, lama : 8 jam

√ Kegiatan sebelum / sesudah tidur : Tidak ada


6. Penggunaan obat

√ Bantuan minimal Bantuan total

7. Pemeliharaan kesehatan
Ya Tidak

28
Perawatan lanjutan √

Sistem pendukung √

8. Aktivitas di dalam rumah


Ya Tidak
Mempersiapkan makanan √

Menjaga kerapihan rumah √

Mencuci pakaian √

Pengaturan keuangan √

9. Aktivitas di luar rumah


Ya Tidak
Belanja √

Transportasi √

Lain-lain

Jelaskan :

29
Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri

H. Mekanisme Koping
Adaptif Maladaptif

Bicara dengan orang lain Minum alkohol

Mampu menyelesaikan √
Reaksi lambat/
masalah Berlebihan

Teknik relaksasi Bekerja berlebihan

Aktivitas konstruktif Menghindar

Olahraga Mencederai diri

Lainnya: menonton tv Lainnya:

Masalah Keperawatan.................................................................................

I. Masalah Psikososial dan Lingkungan


Masalah dengan dukungan kelompok, spesifik

Tidak mendapatkan dukungan dari suatu kelompok
karena perbedaan agama (diskriminasi)
Masalah dengan dukungan lingkungan, spesifik

Tidak mendapatkan dukungan dari lingkungan karena
perbedaan agama (diskriminasi)
Masalah dengan pendidikan,
spesifik..........................................
......................................................................................................
Masalah dengan perumahan,

spesifik..........................................

30
Tidak mendapatkan dukungan dari lingkungan karena perbedaan agama
(diskriminasi)
Masalah ekonomi,
spesifik..........................................................
......................................................................................................
Masalah dengan layanan kesehatan,
spesifik...............................
......................................................................................................
Masalah lainnya,
spesifik.............................................................
......................................................................................................
J. Aspek Medis
Diagnosa medis : Skizofrenia
Terapi medik :
- Lodomer 5mg 2x1 (pagi dan malam)
- Hexymer 2mg 2x1 (pagi dan malam)
- Onzapin 10mg 1x1 (malam)
- Sandepril 50mg 1x1 (malam)

II. ANALISA DATA


Masalah
Tgl Data Senjang TTD
Keperawatan
29/11/2021 DS : Gangguan sensori
- Pasien mengatakan sering persepsi:
mendengar suara ibu bapaknya Halusinasi
mengatakan memanggil namanya pendengaran

31
suara muncul 1x sehari; suara
muncul saat malam; suara muncul
ketika pasien sedang melamun,
ketika ada suara pasien merasa sedih
dan pasien hanya diam saja
DO:
- Saat diwawancara pembicaraan
pasien terkadang berhenti tiba-tiba
melihat kearah yang lain beberapa
saat dilanjutkan kembali
29/11/2021 DS : Harga diri rendah
- Pasien mengatakan malu dengan kronis
kondisi sekarang
- Pasien mengatakan tidak menyukai
kakinya karena banyak sekali bekas
luka
- Pasien mengatakan tidak mampu
menjalankan perannya sebagai ayah
dan suami
- Pasien mengatakan ingin cepat
sembuh agar dapat melanjutkan
pekerjaan dan dapat berkumpul lagi
dengan keluarga
DO:
- Pasien tampak lesu
- Gerakan lambat
- Afek tumpul
- Saat diwawancara suara pasien kecil
dan kurang jelas

32
III. POHON MASALAH

Resiko Perilaku Kekerasan

Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi

Harga Diri Rendah Kronis

IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS


a. Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi
b. Harga Diri Rendah

V. INTERVENSI KEPERAWATAN
Tgl Diagnosa Perencanaan
keperaw
Tujuan Kriteria hasil Intervensi Rasional
atan

29/11/ Halusinas TUM Setelah 3x 3. Bina Hubungan Berkenalan


2021 i Klien dapat interaksi, klien Saling Percaya merupakan
Pendenga mengendali dapat - Sapa klien hal yang
ran kan menunjukkan dengan ramah pertama
halusinasi tanda-tanda verbal atau non untuk
TUK 1 percaya pada verbal membina
Kilen dapat perawat - Memperkenalka hubungan
membina - ekspresi n nama,nama saling
hubungan wajah panggilan, dan percaya
saling bersahabat tujuan perawat antara
percaya - menunjukk berkenalan interaksi
an rasa - Gunakan nama seseorang
senang lengkap dan dengan
- ada kontak nama panggilan orang lain

33
mata klien yang
- mau disukai
berjabat - Buat kontrak
tangan yang jelas
- mau - Tunjukkan
menyebutk sikap yang jujur
an nama dan menepati
- mau janji setiap kali
menjawab interaksi
salam - Tunjukkan
- mau duduk sikap empati
berdamping dan menerima
an dengan apa adanya
perawat - Beri perhatian
- bersedia kepada klien
mengungka dan perhatian
pkan kebutuhan dasar
masalah klien
yang - Tanyakan
dihadapi perasaan klien
dan masalah
yang dihadapi
klien
- Dengarkan
dengan penuh
perhatian
ekspresi/perasaa
n klien

TUK 2 Setelah 3x 4. adakah kontak Kepercayaa


Klien dapat interaksi, klien sering dan n klien

34
mengenal dapat singkat secara kepada
halusinasi menyebutkan : bertahap, perawat
- isi observasi diperoleh
- waktu tingkah laku dari kontak
- frekuensi klien terkait yang
- situasi dan dengan sering.
kondisi halusinasi
yang (dengar, lihat,
menimbulk penghidu, raba,
an kecap).
halusinasi - Tanyakan Tingkah
apakah klien laku klien
mengalami terhadap
sesuatu halusinasi
(halusinasi menunjukk
dengar/lihat/pen an isi,
ghidu/kecap/rab waktu,
a) frekuensi,
- Jika klien serta situasi
menjawab iya, dan kondisi
tanyakan apa yang
yang sedang menimbulk
dialaminya an
- Katakan halusinasin
perawat percaya ya.
klien
mengalami hal
tersebut, tetapi
perawat sendiri
tidak
mengalaminya

35
(dengan nada
bersahabat
tanpa
menuduh/meng
hakimi)
- Katakan ada
klien lain yang
mengalami hal
yang sama
- Katakan bahwa
perawat akan
membantu
klien. Jika klien
tidak sedang
berhalusinasi
diskusikan
dengan klien:
- Isi, waktu,
frekuensi
terjadinya
halusinasi (pagi,
siang, sore,
malam/sering
dan kadang-
kadang).
- Situasi dan
kondisi yang
menimbulkan
atau tidak
menimbulkan
halusinasi Tingkah

36
- Diskusikan laku klien
dengan klien menunjukk
apa yang an respon
dirasakan jika halusinasin
terjadi ya
halusinasi dan
beri kesempatan
untuk
mengungkapkan Membantu
perasaannya. mengenal
- Diskusikan halusinasin
dengan klien ya
apa yang
dilakukan untuk
mengatasi
perasaan
tersebut
- Diskusikan
tentang dampak
yang akan
dialami bila
klien menikmati
halusinasi

TUK 3 4.1 Setelah 3x 3.1 identifikasi Apa/tepat/


Klien dapat interaksi bersama klien cara efektif
mengontrol klien atau tindakan yang memilih
halusinasin dapat dilakukan jika klien
ya menyebut terjadi halusinasi pilihan dan
kan (tidur, marah, reward atas
tindakan menyibukan diri apa yang

37
yang dll) sudah klien
biasa 3.2 diskusikan cara usahakan
dilakukan yang digunakan cara baru
untuk klien memberika
mengenda - jika cara yang n pilihan
likan digunakan adaptif baru yang
halusinasi beri pujian adaptif
nya - jika cara yang bagi klien
4.2 Setelah 3x digunakan
interaksi maladaptif
klien diskusikan dengan
dapat cara tersebut
menyebut 3.3 diskusian cara
kan cara baru untuk
baru memulai
mengontr mengontrol timbul
ol halusinasinya
halusinasi - arahkan pada diri
4.3 Setelah 3x sendiri bahwa ini
interaksi tidak nyata (”saya
klien tidak mau lihat,
dapat dengar, penghidu,
memilih raba, kecap pada
dan saat halusinasi”)
memperag - memulai orang
akan lain
(perawat/teman/ang
gota keluarga untuk
mencontohkan
halusinasinya)
- membuat dan

38
melaksanakan Halusinasi
jadwal kegiatan tidak dapat
harian yang diputuskan
disusun sekarang
- meminta klien akan
keluarga/teman/per menilai
awat menyapa jika rasa
klien jika sedang percaya
berhalusinasi dan usaha
3.4 bantu klien untuk terus
memilih cara yang berlatih
dianjurkan dan supaya
melatih untuk berhasil
mencobanya
3.5 beri
kesempatan untuk
melakukan yang
dipilih dan dilatih
3.6 pantau
pelaksanaan yang
telah dipilih, jika
berhasil beri pujian
3.7 anjurkan klien
mengikuti terapi
aktivitas kelompok
orientasi realita
stimulus persepsi.

Tuk 4 4.1 Setelah 3x 4.1 buat kontrak Dasar


Klien dapat interaksi dengan keluarga untuk
dukungan pertemuan untuk pertemuan BHSP

39
dalam keluarga (waktu, tempat, dengan
mengontrol mengatakan topik) keluarga
halusinasin setuju untuk 4.2 diskusikan dapat
ya mengikuti dengan keluarga mengenal
pertemuan (pada saat dan
dengan pertemuan keluarga membantu
perawat atau kunjungan klien dalam
4.2 setelah 3x rumah) mengontrol
interaksi - pengertian halusinasi
keluarga halusinasi
menyebutkan - tanda dan gejala
pengertian halusinasi
tanda dan - proses terjadinya
gejala proses halusinasi
terjadinya - cara yang dapat
halusinasi dan dilakukan klien dan
tindakan untuk keluarga untuk
mengendalikan mengusir halusinasi
halusinasinya - obat obatan
halusinasi
- cara merawat
anggota keluarga
yang halusinasi di
rumah
- berikan informasi
waktu kontrol ke
RS dan bagaimana
cara mencari
bantuan jika
halusinasi tidak
dapat diatasi di

40
rumah

TUK 5 5.1 Setelah 3x 5.1 Diskusikan Menentuka


klien dapat interaksi klien dengan klien n
memanfaat menyebutkan: tentang manfaat permasalah
kan obat a. Manfaat dan kerugian tidak an dalam
dengan minum obat minum obat nama, mensuksus
baik b. kerugian warna, dosis, cara, kan
tidak minum efek samping pengobatan
obat penggunaan obat. tidak
c. nama, 5.2 Pantau klien terjadi dan
warna, dosis, saat penggunaan berharap
efek terapi dan obat klien bisa
efeksamping 5.3 Beri pujian sembuh
dengan klien dari
menggunakan obat halusinasin
dengan benar ya
5.4 Diskusikan
akibat berhenti
minum obat dengan
benar
5.5 anjurkan klien
untuk
mengkonsultasikan
kepada dokter atau
perawat, jika terjadi
hal-hal yang tidak
diingginkan

29/11/2 Ganggua TUM : Setelah …x 1. bina hubungan Membina


021 n Konsep Klien dapat interaksi klien saling percaya hubungan
Diri : berhubunga menunjukkan saling

41
Harga n dengan tanda-tanda - sapa klien percaya
Diri orang lain percaya pada - bersalaman untuk
Rendah secara perawat - tanyakan nama kelancaran
optimal panggilan hubunagn
- ekspresi kesukaan klien interaksi
TUK 1 : wajah - sebutkan nama dengan
Klian dapat bersahabat perawat sambil pasien
membina - menunjuka jabat tangan
hubungan n senang - jelaskan
saling - ada kontak maksud
percaya mata hubungan
- mau interaksi
berjabat - jelaskan
tangan kontrak yang
- mau akan dibuat
menyebut - beri rasa aman
nama dan sikap
- mau empati
menjawab - beri perhatian
salam pada klien dan
- klien mau perhatikan
duduk kebutuhan dasar
berdamping klien
an dengan
perawat
- mau
mengutarak
an masalah
yang
dihadapi

42
TUK 2 : Setelah …x 2.1 diskusikan Mengetahu
Klien dapat interaksi klien kemampuan dan i
mengidenti mampu aspek positif yang kemampua
fikasi mengidentifika dimiliki klien n diri pada
kemapuan si dan aspek 2.2 setiap bertemu klien baik
diri aspek positif yang klien hindari dari aspek
positif yang dimiliki memberi perilaku positif
dimiliki - kemampua negative
n yang 2.3 utamakan
dimiliki memberi pujian
- aspek yang realistic
positif - diskusikan
keluarga kemampuan klien
- aspek seperti menilai
positif realita. control
lingkungan diri/integritas ego,
yang diperlukan sebagai
dimiliki dasar askep
klien - reinforment akan
meningkatkan
harga diri klien
- pujian realistis
tidak menyebabkan
klien melakukan
kegiatan
- keterbukaan dan
pengertian tentang
kemampuan yang
dimiliki

TUK 3 : Setelah …x 3.1 diskusikan - aspek

43
Klien dapat interaksi klien dengan klien positif
menilai memiliki kemampuan yang penting
kemampua kemampuan masih dapat untuk
n yang yang dapat dilakukan seperti meningkatk
digunakan dilakukan kegiatan dirumah an percaya
adanya keluarga diri serta
dan lingkungan harga diri
3.2 diskusikan Memberi
kemampuan yang cara yang
dapat dilanjutkan konstruktif
3.3 diskusikan dan
dengan klien menunjuka
beberapa aktivitas n potensi
yang dapat yang
dilakukan dan dimiliki
dipilih sebagai klien untuk
kegiatan yang mengubah
dilakukan sehari- dirinya
hari menjadi
3.4 diskusikan lebih baik
dengan klien dan
menetapkan untuk berharga
kegiatan
3.5 berikan pujian Pijian yang
yang wajar dari wajar akan
perawat untuk meningkatk
kegiatan yang an harga
dapat dilakukan diri klien

TUK 4 : Setelah …x 1.1 rencanakan Menentuka


Klien dapat interaksi klien bersama klien n rencana

44
merencana membuat aktivitas yang kegiatan
kan rencana dapat dilakukan harian
kegiatan kegiatan harian setiap hari
sesuai sesuai
dengan kemampuan
kemapuan 1.2 tingkatkan
yang kegiatan yang
dimiliki sesuai dengan
toleransi dan
kondisi klien
1.3 beri contoh
pelaksanaan
kegiatan yang
boleh klien
lakukan

TUK 5 : Setelah …x 5.1 beri Memberi


Klien dapa interaksi klien kesempatan pada kesempatan
melakukan melakukan klien untuk pada klien
kegiatan kegiatan sesuai mencoba kegiatan untuk
sesuai dengan kondisi yang telah melakukan
dengan sakitnya direncanakan kegiatan
kondisi 5.2 beri pujian atas yang bisa
sakit dan keberhasilan klien dilakukan
kemampua
nnya

TUK 6 : Setelah …x 6.1 beri penkes Mendorong


Klian dapat interaksi klien pada keluarga keluarga
memanfaatj dapat tentang cara untuk
an sistem memanfaatkan merawat klien kemampua
pendukung sistem dengan harga diri n merawat

45
yang ada pendukung rendah klien
yang ada di 6.2 bantu keluarga mandiri
keluarganya dalam memberi dirumah
dukungan pada support
klien sistem
6.3 bantu keluarga keluarga
menyiapkan sangat
lingkungan rumah berpengaru
h dalam
proses
penyembuh
an

VI. IMPLEMENTASI

IMPLEMENTASI EVALUASI

Tgl, jam: 30-11-2021 jam 16.00 S:

Data: - Pasien mengatakan sering


mendengar suara ibu bapaknya
DS :
mengatakan memanggil namanya
- Pasien mengatakan sering suara muncul 1x sehari; suara
mendengar suara ibu bapaknya muncul saat malam; suara muncul
mengatakan memanggil namanya ketika pasien sedang melamun,
suara muncul 1x sehari; suara ketika ada suara pasien merasa
muncul saat malam; suara muncul

46
IMPLEMENTASI EVALUASI

ketika pasien sedang melamun, sedih dan pasien hanya diam saja
ketika ada suara pasien merasa - Pasien mengatakan senang setelah
sedih dan pasien hanya diam saja dijelaskan tentang halusinasi dan
cara menghardik
DO:
- O:
- Saat dianamnesa pembicaraan - Pasien dapat menyebutkan tentang
pasien terkadang berhenti tiba-tiba halusinasi
melihat kearah yang lain beberapa - Pasien dapat mempraktikan cara
saat dilanjutkan kembali menghardik

Dx Kep : Halusinasi A:

Tindakan : SP 1 Halusinasi - SP 1 Halusinas tercapai

- Bantu pasien mengenal halusinasi - Halusinasi masih ada

(isi, waktu,frekuensi, situasi, P :


perasaan dan upaya yang dilakukan)
- Anjurkan pasien melatih cara
- Melatih cara menghardik halusinasi
menghardik 2x/hari saat
- Masukan kedalam jadwal kegiatan
halusinasinya muncul
harian

RTL:
Ttd
- Evaluasi tindakan (SP1)
- Latih pasien mengontrol halusinasi Kelompok 2
dengan cara patuh minum obat
dengan prinsip benar minum obat
- Menganjurkan pasien memasukkan
kedalam jadwal kegiatan harian

Tgl, jam: 30-11-2021 jam 14.00 S:

Data: - Pasien mengatakan malu dengan

47
IMPLEMENTASI EVALUASI

DS : kondisi sekarang
- Pasien mengatakan tidak
- Pasien mengatakan malu dengan
menyukai kakinya karena banyak
kondisi sekarang
sekali bekas luka
- Pasien mengatakan tidak menyukai
- Pasien mengatakan tidak mampu
kakinya karena banyak sekali bekas
menjalankan perannya sebagai
luka
ayah dan suami
- Pasien mengatakan tidak mampu
- Pasien mengatakan ingin cepat
menjalankan perannya sebagai ayah
sembuh agar dapat melanjutkan
dan suami
pekerjaan dan dapat berkumpul
- Pasien mengatakan ingin cepat
lagi dengan keluarga
sembuh agar dapat melanjutkan
- Pasien mengatakan kemampuan
pekerjaan dan dapat berkumpul lagi
positif yang dimiliki yaitu
dengan keluarga
membaca al-quran
DO:
O:
- Pasien tampak lesu
- Pasien tampak lesu
- Gerakan lambat
- Gerakan lambat
- Afek tumpul
- Afek tumpul
- Saat diwawancara suara pasien kecil
- Saat diwawancara suara pasien
dan kurang jelas
kecil dan kurang jelas
Dx Kep : Harga Diri Rendah - Pasien mampu mempraktikan

Tindakan : SP 1 Harga Diri Rendah membaca alquran

- Identifikasi kemampuan dan aspek A :


positif yang dimiliki klien Harga Diri Rendah masih ada
- Membantu klien menilai
P:
kemampuan yang masih dapat
dilakukan - Anjurkan pasien membaca alquran
- Membantu klien memilih

48
IMPLEMENTASI EVALUASI

kemampuan yang masih dapat 1x/hari setelah sholat maghrib


digunakan
- Melatih kemampuan positif yang
pertama (Membaca Al-quran) Ttd

- Masukan kedalam jadwal kegiatan Kelompok 2


harian

RTL:

- Evaluasi tindakan (SP1)


- Latih pasien malakukan kemampuan
positif yang kedua
- Menganjurkan pasien memasukkan
kedalam jadwal kegiatan harian

VII.CATATAN PERKEMBANGAN

CATATAN PERKEMBANGAN

Nama pasien : Tn. R No.RM : 771

Ruangan : Pria/Panti Gramesia Nama Perawat : Kelompok 2

Tanggal, jam : 01-11-2021 14.00 WIB S:

Data : - pasien mengatakan suara-


suara yang memanggil
Pasien mengatakan suara-suara yang
namanya sudah jarang muncul
memanggil namanya sudah jarang
- pasien mengatakan ingin

49
muncul, pasien mengatakan tidak dapat mengoprasikan komputer tapi
mengoperasikan komputer dan tidak tidakbisa melakukan karena
mempunyai hobi. tidak ada fasilitas yang
tersedia
Diagnosa keperawatan : halusinasi,
- pasien mengatakan selalu
harga diri rendah
minum obat secara teratur
Tindakan : (pagi dan sore)

1. SP 2 halusinasi O:
a. Evaluasi SP 1
- Pasien dapat menyebutkan 8
b. Melatih mengendalikan
benar prinsip minum obat
halusinasi dengan patuh
- Pasien tidak dapat
minum obat
mengoperasikan computer
c. Masukan kedalam jadwal
karena tidak ada fasilitias
kegiatan harian
(komputer)
2. SP 2 harga diri rendah
a. Identifikasi kemampuan A :
kedua dan aspek positif
- Halusinasi mereda
yang dimiliki klien
- Harga Diri Rendah masih ada
b. Membantu klien menilai
kemampuan kedua yang P :
masih dapat dilakukan - Anjurkan pasien patuh minum
c. Membantu klien memilih obat secara teratur
kemampuan kedua yang - Anjurkan pasien melatih
masih dapat digunakan kemampuan yang dimiliki
d. Melatih kemampuan positif
yang pertama
(mengoperasikan komputer)
e. Masukan kedalam jadwal
kegiatan harian

Rencana tindak lanjut :

50
1. SP 3 halusinasi
a. Evaluasi SP 1 & SP 2
b. Melatih mengendalikan
halusinasi dengan bercakap-
cakap
c. Menganjutkan pasien untuk
memasukan kedalam jadwal
kegiatan harian
2. SP 2 harga diri rendah
a. Evaluasi SP 1
b. Melatih kemampuan kedua
selain mengoperasikan
komputer
c. Melanjutkan klien
memasukan dalam jadwal
kegiatan harian
d. Menganjurkan pasien untuk
memasukan kedalam jadwal
kegiatan harian

Tanggal, jam 02-12-2021 09.00 S:

Data : - Pasien mengatakan tepat


waktu dan teratur ketika
- pasien mengatakan suara-suara
minum obat (pagi dan sore),
yang memanggil namanya
pasien mengikuti kegiatan
sudah jarang muncul, pasien
mengaji setelah sholat magrib
sudah berani mengobrol dengan
- Pasien mengatakan kegiatan
teman di panti
kedua selain mengoperasikan
- pasien mengatakan ingin
komputer yaitu membersihkan
mengoprasikan computer tapi
tempat tidur
tidakbisa melakukan karena
- Pasien mengatakan senang
tidak ada faselitas yang

51
tersedia, setelah dilatih mengontrol
- pasien mengatakan selalu halusinasi dengan cara
minum obat secara teratur (pagi bercakap-cakap.
dan sore)
O:

- Pasien dapat menerapkan


Diagnose keperawatan : halusinasi, patuh minum obat secara
harga diri rendah teratur (pagi dan sore)
- Pasien mengikuti kegiatan
Tindakan :
mengaji bersama
1. SP 3 Halusinasi - Pasien dapat membersihkan
a. Evaluasi SP 1 dan SP 2 tempat tidur
b. Melatih pasien mengontrol - Pasien dapat mempraktikan
halusinasi dengan cara mengontrol halusinasi dengan
bercakap-cakap bercakap-cakap
c. Masukan kedalam jadwal
A:
kegiatan harian
2. SP 2 Harga Diri Rendah - Halusinasi mereda
a. Pertahankan melatih SP harga - Harga Diri Rendah menurun
diri rendah
P:
Rencana tindak lanjut
- Anjurkan pasien melakukan
1. SP 4 halusinasi kegiatan sehari-hari lainnya
a. Evaluasi SP 1, SP 2, & SP 3 seperti mengaji dan
b. Melatih mengendalikan membersihkan tempat tidur
halusinasi dengan cara - Anjurkan pasien minum obat
melakukan kegiatan secara teratur 2x sehari
c. Menganjurkan pasien - Anjurkan pasien melakukan
memasukan kedalam jadwal bercakap-cakap jika
kegiatan harian halusinasinya muncul
2. SP Harga Diri Rendah

52
a. Pertahankan SP 1 & SP 2

Tanggal, jam : 03-12-2021, 09.00 WIB S:

Data : - Pasien mengatakan tepat


waktu dan teratur ketika
- Pasien mengatakan tepat waktu
minum obat (pagi dan sore),
dan teratur ketika minum obat
pasien mengikuti kegiatan
(pagi dan sore), pasien
mengaji setelah sholat magrib
mengikuti kegiatan mengaji
- Pasien mengatakan kegiatan
setelah sholat magrib
kedua selain mengoperasikan
- Pasien mengatakan kegiatan
komputer yaitu membersihkan
kedua selain mengoperasikan
tempat tidur
komputer yaitu membersihkan
- Pasien mengatakan senang
tempat tidur
setelah dilatih mengontrol
- Pasien mengatakan senang
halusinasi dengan cara
setelah dilatih mengontrol
bercakap-cakap.
halusinasi dengan cara
- Pasien mengatakan kegiatan
bercakap-cakap.
yang dapat dilakukan untuk
Diagnosa keperawatan : halusinasi, mengontrol halusinasi yaitu
harga diri rendah dengan kegiatan mencuci

Tindakan : pakaian

1. SP 4 halusinasi
a. evaluasi SP 1, SP 2, SP 3 O:
b. Melatih dan mengendalikan
- Pasien dapat menerapkan
halusinasi dengan kegiatan
patuh minum obat secara
c. Masukan kedalam jadwal
teratur (pagi dan sore)
kegiatan harian
- Pasien mengikuti kegiatan
Rencana tindak lanjut mengaji bersama

1. SP Halusinasi - Pasien dapat membersihkan

a. Evaluasi SP 1, SP 2, SP 3 &

53
SP 4 tempat tidur
b. Mengendalikan halusinasi - Pasien dapat mempraktikan
dengan kegiatan (kegiatan mengontrol halusinasi dengan
sehari-hari di rumah) bercakap-cakap
2. SP Harga Diri Rendah - Pasien dapat mempraktikan
a. Pertahankan SP 1 & SP 2 kegiatan untuk mengontrol
halusinasinya dengan cara
mencuci pakaian

A:

- Halusinasi mereda
- Harga Diri Rendah menurun

P:

- Anjurkan pasien melakukan


kegiatan sehari-hari lainnya
seperti mengaji dan
membersihkan tempat tidur
- Anjurkan pasien minum obat
secara teratur 2x sehari
- Anjurkan pasien melakukan
bercakap-cakap jika
halusinasinya muncul
- Anjurkan pasien melakukan
kegiatan mencuci pakaian
untuk mengontrol
halusinasinya

54
STANDAR PELAKSANAAN KOMUNIKASI (SP) 1
PADA KLIEN DENGAN HARGA DIRI RENDAH

1. Orientasi
1.1 Salam terapeutik
“Selamat pagi, perkenalkan saya Perawat dari STIKes
Indramayu. Nama Mas siapa? Senang dipanggil apa?” “Oh baik,
kalau begitu saya memanggilnya dengan Riki ya”
1.2 Evaluasi
“Apa yang Riki rasakan?”
“Oo..jadi Riki malu keluar rumah. Sudah berapa lama?”
1.3 Validasi
“Apa upaya yang sudah dilakukan? Apakah berhasil?”
1.4 Kontrak
1.4.1 Tindakan dan Tujuan
“Bagaimana kalau saya periksa agar kita belajar cara
mengatasinya?”

55
1.4.2 Waktu
“Waktunya kira-kira 30 menit, apakah Riki setuju?”.
1.4.3 Kontrak Tempat
“Kita lakukan di sini saja ya?”
2. Kerja
2.1 Pengkajian
2.1.1 Penyebab
“Apa peristiwa yang terjadi sampai Riki malu keluar rumah?”
2.1.2 Tanda dan Gejala
“Apa yang Riki rasakan akibat peristiwa itu (sebutkan peristiwa
penyebab)? Apakah kehidupan Ibu A yang dapat dibanggakan?
Apakah kelebihan yang Riki rasakan?”
2.1.3 Akibat
“Apakah akibat dari Riki tidak keluar rumah? Apakah kehidupan
Riki semakin baik atau sebaliknya?”.
2.2 Diagnosa
“Riki merasa malu, tidak berarti dan merasa tidak bisa apa-apa.
Kondisi ini membuat Riki tidak ingin keluar rumah. Apakah Riki
ingin belajar untuk semangat dan bangkit kembali?”
2.3 Tindakan
“Baiklah, saya akan bantu Riki untuk mengatasi rasa malu dan
tidak berarti dengan beberapa langkah-langkah”
2.3.1 Membuat daftar kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
“Ibu A, mari kita tulis semua kemampuan dan aspek positif yang
Riki miliki dari dulu sampai saat ini”
2.3.2 Menilai kemampuan dan aspek positif yang masih dapat
dilakukan
“Riki dari kemampuan dan aspek positif ini mari kita tandai yang
masih dapat dilakukan”
2.3.3 Memilih kegiatan yang akan dilatih
“Riki, dari kemampuan dan aspek positif ini, yang mana yang

56
akan dilatih, silahkan pilih?”
2.3.4 Melatih kemampuan dan aspek positif yang dipilih secara
bertahap sampai semua kemampuan dan aspek positif dilatih
dan dibiasakan dilakukan
- Beri contoh melakukannya
- Dampingi klien melakukannya
- Beri kesempatan mandiri melakukannya
- Beri pujian atas keberhasilan
2.3.5 Menyusun jadwal melakukan kemampuan dan
aspek positif yang sudah dilatih
3. Terminasi
3.1 Evaluasi subjektif
“Bagaimana perasaan Riki setelah latihan tadi?”
3.2 Evaluasi objektif
“Apa yang telah dilatih? Bagaimana langkah-langkahnya? Bagus
sekali.”
3.3 Rencana Tindak Lanjut Klien
“Selanjutnya mari kita buat jadwal latihannya, berapa kali sehari,
jam berapa? Jangan lupa diceklis kalau sudah dilakukan dan
rasakan manfaatnya”
3.4 Rencana Tindak Lanjut Perawat
“Baiklah, besok kita bertemu lagi pada jam
yang sama dan tempat yang sama untuk memeriksa kondisi riki
dan latihan kemampuan dan aspek positif yang kedua”.
3.5 Salam
“Selamat pagi, semoga cepat sembuh”.

57
STANDAR PELAKSANAAN KOMUNIKASI (SP) 1
PADA KLIEN DENGAN HALUSINASI

Pertemuan ke-1 Klien


1. Orientasi
1.1 Salam terapeutik
“Selamat siang Mas, perkenalkan saya Mahasiswa STIKes
Indramayu. Nama Mas siapa? Senang dipanggil apa?” “Oh baik,
kalau begitu saya memanggilnya dengan Riki ya”
1.2 Evaluasi
“Apa yang Riki rasakan?” “Oo...Riki mendengar suara-suara yang
tidak ada wujudnya ya. Sudah berapa lama mengalami hal
tersebut?”
1.3 Validasi
“Apa yang telah Riki lakukan untuk mengatasi suara-suara yang
tidak ada wujudnya itu?”. “Bagaimana hasilnya? Apa manfaat
yang Riki rasakan?”
1.4 Kontrak
1.4.1 Tindakan dan Tujuan
“Baik Riki, bagaimana kalau saya periksa dulu tentang
suara-suara yang Riki dengar dan kita belajar cara
mengatasinya?”
“Tujuannya supaya Riki merasa lebih tenang, dan suara –
suara tersebut berkurang”
“Bagaimana apakah Riki setuju?”.
1.4.2 Waktu
“Baik, kita akan diskusi selama 30 menit ya”.
1.4.3 Kontrak Tempat
“Mari kita duduk di ruang tamu, mari”

58
2. Kerja
2.1 Pengkajian
- Jenis : Apakah Riki mendengar suara tanpa ada
orangnya?
- Isi : Apa yang dikatakan suara itu?
- Waktu : Kapan / Jam berapa saja yang paling sering
muncul
- Frekuensi : Berapa sering suara itu muncul?
- Situasi : Pada situasi apa yang paling sering muncul? Saat
sendiri? Atau malam hari
- Respon : Apa yang Riki rasakan saat suara itu muncul?
- Upaya : Apa yang Riki lakukan untuk
menghilangkannya? Apakah berhasil?
2.2 Diagnosa
“ Baiklah, berarti Riki mendengar suara tanpa ada orang yang bicara.
Ini yang kita sebut dengan Halusinasi. Bagaimana kalau kita latihan
untuk mengendalikannya?
Ada beberapa cara untuk mengendalikan suara itu, bagaimana kalau
saat ini kita latih?

2.3 Tindakan
2.3.1 Latihan melawan: Hardik
Riki, mari kita belajar cara menghardik ya
- Contohkan : “Baiklah, jika muncul suara itu segera
tutup telinga dan katakan pada suara itu: pergi jangan
ganggu saya, kamu suara palsu, saya tidak mau dengar”
- Dampingi: “Ayo coba kita lakukan bersama-sama”
- Mandiri: “Ayo coba lakukan sendiri dengan yakin”.
- Bagaimana perasaannya?
2.3.2 Latihan mengabaikan: Cuek
- Jika suara itu datang abaikan saja dengan cuek

59
- Ayo coba lakukan
2.3.3 Latihan mengalihkan (distraksi): Bercakap-cakap
Saat suara terdengar dapat dikendalikan dengan bercakap-
cakap.
Coba cari siapa yang dapat diajak bercakap-cakap dan
temui
- Contohkan : katakana, “Ayo kita bercakap-cakap agar
suara yang mengganggu saya dapat dikendalikan”.
- Dampingi: “Mari kita cari anggota keluarga/teman
untuk bercakap-cakap, yang mana temannya, ayo coba
praktikkan. Bagus sekali”.
- Mandiri: “Nah, buat jadwal dengan siapa akan
bercakap-cakap”.
2.3.4 Latihan mengalihkan (distraksi): Melakukan kegiatan
Saat suara terdengar dapat dikendalikan dengan melakukan
kegiatan.
Apa saja kegiatan yang dapat dilakukan setiap hari?
(merapikan tempat tidur, mencuci piring, menyapu, dan
lain-lain).
Coba pilih satu kegiatan, mis: merapikan tempat tidur.
Sekarang coba dilihat apakah tempat tidurnya sudah rapi?
- Dampingi: “Ayo kita rapikan, angkat bantalnya, angkat
selimutnya dan lipat dengan rapi”.
“Sekarang rapikan spreinya”
“Nah letakkan bantal dengan rapi dan selimut dengan
rapi”.
“Bagaimana perasaannya setelah melakukannya?”
“Bagus sekali”
- Mandiri: “Nah, buat jadwal merapikan tempat tidur,
agar dapat dikendalikan halusinasimu”.

60
3. Terminasi
1.1 Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan Riki setelah latihan tadi?
1.2 Evaluasi objektif
Apa saja tadi latihan kita: ……, ……, ……., benar sekali (bantu
jika belum ingat)
1.3 Rencana Tindak Lanjut Klien
Bagaimana kalau Riki latihan secara teratur? Baik, untuk
menghardik berapa kali sehari? Untuk bercakap-cakap berapa kali?
Untuk merapikan tempat tidur berapa kali? (Sambil mengisi jadwal
kegiatan). Selain latihan secara teratur lakukan jika suara
terdengar.
1.4 Rencana Tindak Lanjut Perawat
“Baiklah, besok kita ketemu lagi pada jam yang
sama dan tempat yang sama untuk latihan cara mengendalikan
suara dengan cara minum obat dengan benar”
1.5 Salam
“Selamat siang, semoga cepat sembuh”.

61
Strategi Pelaksanaan (SP) Komunikasi 2
1. Orientasi
1.1 Salam terapeutik
“Selamat pagi, Riki”
1.2 Evaluasi
“Bagaimana perasaan Riki hari ini?”
1.3 Validasi
“Bagaimana latihannya? Bagus, apakah ada manfaatnya?”
1.4 Kontrak
1.4.1 Tindakan dan Tujuan
“Baiklah saya akan periksa kembali, dan akan menjelaskan obat
yang harus diminum oleh Riki”
Bagaimana kalau saya periksa agar kita belajar cara
mengatasinya?”
1.4.2 Waktu
“Waktunya kira-kira 30 menit, apakah Riki setuju?”.
1.4.3 Kontrak Tempat
“Kita lakukan di sini saja ya?”
2. Kerja
Cara selanjutnya mengontrol halusinasi yaitu dengan minum obat secara
teratur.
Jika di RS Riki sudah teratur minum obat nanti dilanjutkan di rumah juga
teratur. Sebelum diminum, coba Rian cek dulu obatnya apakah benar nama
Riki tertera di kantung obat? sudah benar ya…, artinya jangan sampai Riki
keliru dengan obat milik orang lain. Jangan lupa cek juga tanggal kadaluarsa.
Jika suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh dihentikan, sebab kalau
putus obat, nanti akan kambuh. Kalau obat habis, bisa minta ke dokter untuk
mendapatkan obat lagi. Jika sudah selesai minum obat jangan lupa dilingkari
di buku pemantauan minum obat.

62
Apa ada yang ingin ditanyakan Riki? Baiklah, coba Riki ulangi kembali obat
yang dimiliki Riki ….. (sodorkan obatnya). Bagus sekali Riki, nanti kita
praktikkan jam 1, ada jam dimana Riki minum obat tersebut.
3. Terminasi
3.1. Evaluasi subjektif
Bagaimana perasaan Riki setelah kita berbincang-bincang tentang obat
yang diminum?
1.1 Evaluasi objektif
“Apa saja nama obatnya?” Jam berapa minum obat” Bagus sekali.
1.2 Rencana Tindak Lanjut Klien
Selanjutnya mari kita masukkan ke dalam jadwal kegiatan. Jangan lupa
minum obatnya dan nanti saat makan minta sendiri obatnya pada Ners”.
Jadwal yang sudah kita buat kemarin dilanjutkan ya”’
1.3 Rencana Tindak Lanjut Perawat
“Baiklah, besok kita bertemu lagi untuk Latihan mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap”.
“Bagaimana kalua seperti biasa, jam 9 pagi dan di tempat yang sama”.
1.4 Salam
“Selamat pagi, semoga cepat sembuh”.

Tahap Kerja SP 3, dan 4:

1. Latihan mengalihkan (distraksi): Bercakap-cakap


Saat suara terdengar dapat dikendalikan dengan bercakap-cakap.
Coba cari siapa yang dapat diajak bercakap-cakap dan temui
- Contohkan : katakan, “Ayo kita bercakap-cakap agar suara yang
mengganggu saya dapat dikendalikan”.
- Dampingi : “Mari kita cari anggota keluarga/teman untuk bercakap-cakap,
yang mana temannya, ayo coba praktikkan. Bagus sekali”.
- Mandiri: “Nah, buat jadwal dengan siapa akan bercakap-cakap”.
2. Latihan mengalihkan (distraksi): Melakukan kegiatan
Saat suara terdengar dapat dikendalikan dengan melakukan kegiatan.

63
Apa saja kegiatan yang dapat dilakukan setiap hari? (merapikan tempat tidur,
mencuci piring, menyapu, dan lain-lain).
Coba pilih satu kegiatan, mis: merapikan tempat tidur. Sekarang coba dilihat
apakah tempat tidurnya sudah rapi?
- Dampingi: “Ayo kita rapikan, angkat bantalnya, angkat selimutnya dan lipat
dengan rapi”.
“Sekarang rapikan spreinya”
“Nah letakkan bantal dengan rapi dan selimut dengan rapi”.
“Bagaimana perasaannya setelah melakukannya?”
“Bagus sekali”
- Mandiri: “Nah, buat jadwal merapikan tempat tidur, agar dapat
dikendalikan halusinasimu”.

64
BAB IV
PEMBAHASAN

Penulis akan membahas persamaan dan kesenjangan yang ada “Asuhan


Keperawatan Jiwa Pada Tn. R dengan gangguan Harga Diri Rendah (HDR) Di
Panti Gramesia Cirebon. Berdasarkan pengkajian yang penulis lakukan pada
tanggal 29 November 2021 pada Tn. R, penulis mengangkat 3 diagnosa
keperawatan berdasarkan data – data pendukung yang ditemukan penulis. Dalam
pembahasan ini penulis membaginya dalam 5 (lima) langkah proses keperawatan
yaitu pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi atau perencanaan,
implementasi dan evaluasi tindakan keperawatan.
A. Analisis Penyakit (Disease Analyse)
Harga diri rendah adalah merasa tidak berharga, tidak berarti dan rendah
diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negative terhadp diri sendiri dan
kemampuan diri (Keliat, 2019). Harga diri rendah adalah evaluasi atau perasaan
negated tentang diri sendiri atau kemampuan diri yang berlangsung minimal tiga
bulan (NANDA-I, 2018).
Ditinjau dari dari penyebabnya, maka harga diri rendah yaitu : 1. faktor
predisposisi (penolakan orang tua, harapan orang tua yang tidak realistis,
kegagalan yang berulang, kurang mempunyai tanggung jawab personal,
ketergantungan orang lain, ideal diri yang realistis). 2. faktor presipitasi
(gangguan fisik dan mental).
Tanda gejala dari harga diri rendah yaitu mengkritik diri sendiri, perasaan
tidak mampu, pandangn hidup yang pesimis, penurunan produktifitas, tidak
menerima pujian, penolakan terhadap kemampuan diri, kurang memperhatikan
perawatan diri, berpakaian tidak rapih, selera makan berkurang, tidak berani
menatap lawan bicara, lebih banyak menunduk, bicara lambat dengan nada suara
lemah.
Hasil pengkajian pada Tn. R pasien mengatakan malu dengan kondisi
sekarang, pasien tidak menyukai Pasien mengatakan malu dengan kondisi
sekarang, pasien mengatakan tidak menyukai kakinya karena banyak sekali bekas

65
luka, pasien mengatakan tidak mampu menjalankan perannya sebagai ayah dan
suami, pasien mengatakan ingin cepat sembuh agar dapat melanjutkan pekerjaan
dan dapat berkumpul lagi dengan keluarga. Pasien tampak lesu, gerakan lambat,
afek tumpul, saat diwawancara suara pasien kecil dan kurang jelas

B. Analisis Diagnosa Keperawatan (Nursing Diagnose Analyse)


Diagnosa keperawatan merupakan suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia (status kesehatan atau resiko perubahan pola) dari individu atau
kelompok. Perawat secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan
intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan, menurunkan, membatasi,
mencegah dan merubah (Carpenito, 2000).
Diagnosa keperawatan yang muncul berdasarkan teori adalah Harga diri
rendah b.d terpapar situasi traumatis d.d berjalan menunduk, postur tubuh
menunduk, kontak mata kurang, berbicara pelan. Halusinasi b.d gangguan
pendengaran d.d. distorsi sensori, respon tidak sesuai, bersikap seolah (melihat,
mendengar, mengecap, meraba atau mencium sesuatu), mondar mandir, bicara
sendiri. Isolasi sosial b.d ketidakmampuan menjalin hubungan yang memuaskan
d.d menarik diri, menolak berinteraksi dengan orang lain atau lingkungan. Resiko
prilaku kekerasan b.d ketidakmampuan mengendalikan dorongan marah d.d
menyerang orang lain, melukai diri sendiri/ orang lain, prilaku agresif atau amuk,
merusak lingkungan.
Semantara itu berdasarkan hasil pengkajian yang didapat, penulis
menegakan 2 (dua) diagnosa keperawatan sebagai berikut:
1. Harga diri rendah b.d terpapar situasi traumatis d.d pasien tampak lesu,
gerakan lambat, afek tumpul, saat diwawancara suara pasien kecil dan kurang
jelas.
Harga diri rendah adalah evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri
sendiri atau kemampuan klien seperti tidak tidak berarti, tidak berharga, tidak
berdaya yang berlangsung dalam waktu lama dan terus menerus. Adapun batasan
karakteristik dari diagnosis harga diri rendah dengan data mayor adalah menilai
diri negatif (mis.tidak berrguna, tidak tertolong), merasa malu/bersalah, merasa

66
tidak mampu melakukan apapun, meremehkan kemampuan mengatassi masalah,
merasa tidak memiliki kelebihan atau kemampuan posistif, melebih-lebihkan
penilaian negatif tentang diri sendiri, menolak penilaian positif tentang diri
sendiri. Sedangkan data minor adalah merasa sulit konsentrasi, sulit tidur dan
engungkapkan keputusaan (SDKI, 2017).
Diagnosa yang pertama yang penulis ambil adalah harga diri rendah,
alasan penulis menegakan diagnosa ini adalah karena sangat mendukung. Menurut
SDKI (2017) dalam menegakan diagnosa perlu adanya 80% data mayor agar
diagnosa dapat ditegakan. Berdasarkan data di atas yang ditemukan pada pasien
data subjektif diantaranya pasien mengatakan malu dengan kondisi sekarang,
pasien mengatakan tidak menyukai kakinya karena banyak sekali bekas luka,
pasien mengatakan tidak mampu menjalankan perannya sebagai ayah dan suami.
Sedangkan data objektif didapatkan pasien pasien tampak lesu, gerakan lambat,
afek tumpul.
2. Gangguan pesepsi sensori (halusinasi pendengaran) b.d gangguan
pendengaran d.d saat dianamnesa pembicaraan pasien terkadang berhenti tiba-tiba
melihat kearah yang lain beberapa saat dilanjutkan kembali
Gangguan pesepsi sensori (halusinasi pendengaran) adalah perubahan
persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang disertai dengan
respon yang berkurang, berlebihan atau terdistorsi. (SDKI, 2017). Adapun batasan
karakteristik dari diagnosis gangguan persepsi sensori (halusinasi pendengaran)
dengan data mayor adalah mendengar suara bisikan atau melihat bayangan,
merasakan sesuatu melalui indera perabaan, penciuman, pengecapan, distorsi
sensori, espons tidak sesuai, bersikap seolah melihat, mendengar, mengecap,
meraba, atau mencium sesuatu. Sedangkan data minor adalah menyatakan kesal,
menyendiri, melamun, konsentrasi buruk, curiga, melihat kesatu arah, mondar-
mandi (SDKI, 2017).
Diagnosa yang kedua yang penulis ambil adalah Gangguan pesepsi sensori
(halusinasi pendengaran), alasan penulis menegakan diagnose ini adalah karena
sangat mendukung. Menurut SDKI (2017) dalam menegakan diagnose perlu
adanya 80% data mayor agar diagnose dapat ditegakan. Diagnosa ini ditegakan

67
karena ditemukan data subjektif diantaranya pasien mengatakan sering mendengar
suara ibu bapaknya mengatakan memanggil namanya suara muncul 3x sehari;
suara muncul saat malam, suara muncul ketika pasien sedang melamun, ketika ada
suara pasien merasa sedih dan pasien hanya diam saja. Sedangkan data objektif
diantaranya saat dianamnesa pembicaraan pasien terkadang berhenti tiba-tiba
melihat kearah yang lain beberapa saat dilanjutkan kembali.

C. Analisis Intervensi Keperawatan (Nursing Intervetion Analyse)


Intervensi keperawatan adalah panduan untuk perilaku spesifik yang
diharapkan dari pasien dan atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat.
Intervensi dilakukan untuk membantu pasien mencapai hasil yang diharapkan.
Intervensi keperawatan harus spesifik dan dinyatakan dengan jelas.
Pengelompokan seperti bagaimana, kapan, dimana, frekuensi, dan
besarnya menunjukkan isi dari aktivitas yang direncanakan. Intervensi
keperawatan dapat di bagi menjadi dua yaitu mandiri atau dilakukan oleh perawat
dan kolaboratif atau yang dilakukan bersama dengan pemberi perawatan lainnya.
Tahap perencanaan berfokus pada memprioritaskan masalah, merumuskan tujuan
dan kriteria hasil, membuat instruksi keperawatan, dan mendokumentasikan
rencana asuhan keperawatan. Tujuan dilakukannya perencanaan asuhan
keperawatan adalah meningkatkan komunikasi antara pemberi asuhan
keperawatan, memberikan asuhan secara langsung dan di dokumentasikan, catatan
dapat digunakan untuk evaluasi penelitian dan aspek legal serta sebagai
dokumentasi bukti untuk layanan asuransi (Deswani, 2009).
Dalam penulisan makalah ini penulis membuat 3 intervensi sesuai dengan
diagnosa yang penulis tegakkan. Diagnosa pertama yaitu Harga diri rendah b.d
terpapar situasi traumatis d.d pasien tampak lesu, gerakan lambat, afek tumpul,
saat diwawancara suara pasien kecil dan kurang jelas. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x interaksi, diharapkan SP1 harga diri rendah dapat
mengidentifikasi kemampuan dari aspek positif yang dimiliki klien, klien mampu
menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan, klien mampu menentukan
kegiatan yang akan dilatih sesuai dengan kemampuan klien, klien dapat melatih

68
kemampuan yang dipilih, klien mendapatkan pujian yang wajar dari perawat
untuk kegiatanyang dapat dilakukannya, klien memasukkan ke dalam jadwal
kegiatan harian.
Selanjutnya akan diuraikan intervensi, yaitu diskusikan bahwa klien masih
memliki sejumlah kemampuan dan aspek positif seperti kegiatan klien dirumah,
adanya keluarga dan lingkungan terdekat pasien, beri pujian yang realistis / nyata
dan tindakan setiap kali bertemu dengan klien yang memiliki penilaian yang
negatif, diskusikan dengan klien kemampuan yang masih dapat digunakan saat ini
setelah mengalami masalah, bantu klien menyebutkannya dan memberi penguatan
terhadap kemampuan diri yang diungkapkan klien, perhatikan respon yang
kondusif dan menjadi pendengar yang aktif, diskusikan dengan klien beberapa
aktivitas yang dapat dilakukan dan dipilih sebagai kegiatan yang akan klien
lakukan sehari-hari, bantu klien menetapkan aktivitas mana yang dapat klien
lakukansecara mandiri, mana aktivitas yang memerlukan bantuan minimal dari
keluarga dan aktivitas apa saja yang perlu bantuan penuh dari keluarga atau
lingkungan terdeka klien, berikan contoh cara pelaksanaan aktivitas yang dapat
dilakukan klien, susun bersama klien dan buat daftar aktivitas atau kegiatan
sehari-hari klien, diskusikan dengan klien untuk menentapkan urutan kegiatan
(yang sudah dipilih klien) yang akan dilatihkan. bersama klien dan keluarga
memperagakan beberapa kegiatan yang akan dilakukan klien, berikan duungan
dan pujian yang nyari setiap kemampuan yang diperlihatkan klien, berikan pujian
yang wajar dari perawat untuk kegiatan yang dapat dilakukannya, masukkan
kegiatan yang di latih ke dalam jadwal kegiatan harian.
SP 2 harga diri rendah klien dapat mengevaluasi hariannya, klien dapat
melatih kemampuan kedua yang dapat dilakukan, klien memasukkan dalam
jadwal kegiatan harian. Selanjutnya akan diuraikan intervensi yaitu evaluasi
jadwal harian klien oleh perawat, latih kemampuan kedua klien yang dapat
dilakukan, anjurkan klien untuk memasukkan kemampuan kedua ke dalam jadwal
kegiatan harian
Diagnosa kedua yaitu Gangguan Persepsi Sensori (Halusinasi
Pendengaran) b.d gangguan pendengaran d.d saat dianamnesa pembicaraan pasien

69
terkadang berhenti tiba-tiba melihat kearah yang lain beberapa saat dilanjutkan
kembali. Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x interaksi, diharapkan
SP 1 halusinasi klien dapat mengidentifikasi jenis halusinasi, klien dapat
mengidentifikasi isi halusinasi, klien dapat mengidentifikasi waktu halusinasi,
klien dapat mengidentifikasi frekuensi halusinasi, klien dapat mengidentifikasi
situasi yang menimbulkan halusinasi, klien dapat mengidentifikasi respon klien
terhadap halusinasi, klien dapat menghardik halusinasi, klien dapat memasukan
cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian. Selanjutnya akan
diuraikan intervensi yaitu identifikasi jenis halusinasi klien, identifikasi isi
halusinasi klien, identifikasi waktu halusinasi klien, dentifikasi frekuensi
halusinasi, identifikasi situasi yang menimbukan halusinasi pada klien,
identifikasi respon klien terhadap halusinasi, latih klien mampu menghardik
halusinasinya, masukkan cara menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan
harian.
SP 2 halusinasi yaitu klien dapat mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien, klien dapat mengendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain, klien dapat memasukkan dalam jadwal kegiatan harian. Selanjutnya
akan diuraikan intervensi yaitu evaluasi jadwal kegiatan harian klien, latih klien
untuk mengdendalikan halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain,
masukan bercakap-cakap dengan orang lain kedalam jadwal kegiatan harian klien.
SP 3 halusinasi yaitu klien dapat mengevaluasi jadwal kegiatan harian
klien, klien dapat mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan di panti
yang sesuai dengan kegiatan yang biasa dilakukan klien dirumah, klien
memasukan kegiatan diatas kedalam jadwal kegiatan harian. Selanjutnya akan
diuraikan intervensi yaitu evaluasi jadwal kegiatan harian klien, latih klien
mengendalikan halusinasi dengan melakukan kegiatan di panti yang sesuai dengan
kegiatan yang biasa dilakukan klien dirumah, masukkan kegiatan yang dilakukan
klien dipanti kedalam jadwal kegiatan harian.
SP 4 halusinasi yaitu klien dapat menggunakan obat secara teratur, klien
dapat memasukkan kegiatan menggunakan obat secara teratur kedalam jadwal
kegiatan harian. Selanjutnya akan diuraikan intervensi yaitu dorong klien untuk

70
menggunakan obat secara teratur, masukkan kegiatan menggunakan obat secara
teratur kedalam jadwal kegiatan harian

D. Analisis Tindakan Keperawatan (Nursing Implantation Analyse)


Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu pasien dari masalah status kesehatannya yang lebih
baik dengan menggambarkan kriteria hasil sesuai yang diharapkan (Potter &
Perry, 2009). Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, penulis berkaloborasi
dengan tim medis lain serta melibatkan keluarga untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. Implementasi kasus ini selama 3x interaksi, selama pasien masih
menjalani perawatan di Panti Gramesia sesuai dengan diagnosa keperawatan yang
telah ditegakan.
Adapun tindakan keperawatan yang penulis susun berdasarkan diagnosa
yang diangkat adalah sebagai berikut :
1. Harga diri rendah b.d terpapar situasi traumatis d.d pasien tampak lesu,
gerakan lambat, afek tumpul, saat diwawancara suara pasien kecil dan kurang
jelas.
Implentasi untuk diagnosa keperawatan yang pertama adalah Harga Diri
Rendah yaitu identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki klien,
membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan, membantu
klien memilih kemampuan yang masih dapat digunakan, melatih kemampuan
positif yang pertama (Membaca Al-quran). Tindakan selanjutnya yaitu latih
pasien malakukan kemampuan positif yang kedua, menganjurkan pasien
memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
Implentasi untuk diagnosa keperawatan yang kedua adalah Halusinasi
yaitu identifikasi isi, waktu, frekuensi, situasi dan kondisi yang menimbulkan
halusinasi, melatih cara menghardik halusinasi. Tindakan selanjutnya yaitu latih
pasien mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat dengan prinsip benar
minum obat, menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.

71
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan
1. Hasil pengkajian yang didapatkan sebagai berikut :
Data subjektif : klien mengatakan malu dengan kondisi sekarang, tidak
menyukai kaki sebelah kiri karena terdapat bekas luka, tidak mampu menjelaskan
perannya sebagai ayah dan suami, klien juga mengatakan ingin cepat sembuh agar
dapat melanjutkan pekerjaan dan dapat berkumpul lagi dengan keluarga, klien
merasa orang lain tidak bias mengerti dengan dirinya. klien mengatakan sering
mendengar suara ibu bapaknya memanggil namanya dalam 1 hari kurang lebih 1x,
suara muncul pada malam hari, suara datang saat klien melamun, saat suara
datang klien merasa sedih dank lien hanya diam saja. Sedangkan data objektif
yang didapatkan klien tampak lesu, gerakan lambat, afek tumpul, saat berinteraksi
suara klien kecil dan kurang jelas, tatapan mata kadang tidak fokus. pembicaraan
klien tampak berhenti tiba – tiba melihat ke orang lain beberapa saat dilanjutkan
kembali.
2. Diagnosa keperawatan yang ditegakkan
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan 2 diagnosa
keperawatan yang muncul yaitu halusinasi pendengaran dan harga diri rendah
3. Implementasi keperawatan yang telah dilakukan
Diagnosa keperawatan yang pertama adalah halusinasi pendengaran
implentasi halusinasi yang dilakukan yaitu identifikasi isi, waktu, frekuensi,
situasi dan kondisi yang menimbulkan halusinasi, melatih cara menghardik
halusinasi. Tindakan selanjutnya yaitu latih pasien mengontrol halusinasi dengan
cara patuh minum obat dengan prinsip benar minum obat, menganjurkan pasien
memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.
Kemudian implementasi diagnose kedua harga diri rendah implementasi
yang dilakukan yaitu identifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
klien, membantu klien menilai kemampuan yang masih dapat dilakukan,
membantu klien memilih kemampuan yang masih dapat digunakan, melatih

72
kemampuan positif yang pertama (Membaca Al-quran). Tindakan selanjutnya
yaitu latih pasien malakukan kemampuan positif yang kedua, menganjurkan
pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.

B. Saran
1. Bagi Klien
Hendaknya klien sering berlatih menghardik saat suara suara itu muncul,
klien dapat melakukan kemampuan dan aspek positifnya secaramandiri.
2. Bagi Perawat
Agar lebih meningkatkan pelaksanaan asuhan keperawatan yang baik,
sehingga dapat terjalin kerjasama yang baik antara pasien, keluarga dan perawat
demi tercapai tujuan yang diharapkan
3. Bagi Institusi Pendidikan
Penyediaan lahan praktek yang memadai memudahkan penulis untuk
mendapatkan data secara akurat serta pemahaman persepsi yang tepat, sehingga
ketika penulis melaporkan hasil pengkajian tidak terjadi kerancuan.
4. Bagi Panti
Hendaknya meningkatkan komunikasi terapeutik terhadap klien sehingga
asuhan keperawatan dapat tercapai.

73
DAFTAR PUSTAKA

Keliat. B.A. (2011). Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas. CMHN (baris


course). Buku Kedokteran. Jakarta: EGC
NANDA. I. (2018). Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi 2018-2020.
EGC. Jakarta
Wibowo. A (2014). Metodologi Penelitian Praktis Bidang Kesehatan. Jakarta:
Divisi Buku Perguruan Tinggi PT Raja Grafindo Persada

74

Anda mungkin juga menyukai