Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Dea Ramdhiyani (P27901120055)
Erlis Khaerunisa (P27901120056)
Fadillah Muntahanah (P27901119068)
Fiki Aulia (P27901120057)
Hani Ermaya Khansa (P27901120058)
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
I.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
I.2 Rumusan Masalah..................................................................................................4
I.3 Tujuan.....................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
II.1 Konsep Dasar Gangguan Sensori Presepsi Halusinasi.......................................6
A. Pengertian.........................................................................................................6
B. Proses Terjadinya Halusinasi..........................................................................6
C. Tahapan............................................................................................................7
D. Jenis Halusinasi................................................................................................8
E. Tanda dan Gejala.............................................................................................9
II.2 Proses Asuhan Keperawatan..............................................................................10
A. Pengkajian......................................................................................................10
B. Diagnosa Keperawatan..................................................................................12
C. Rencana Keperawatan...................................................................................12
D. Implementasi..................................................................................................13
E. Evaluasi...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien meng
alami perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, pengl
ihatan, pengecapan, perabaaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus ya
ng sebetulnya tidak ada (Damaiyanti, 2012).Halusinasi adalah hilangnya kema
mpuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsan
gan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingk
ungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien men
gatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara (Kusumawat
i & Hartono, 2012).
Halusinasi yang paling banyak diderita adalah halusinasi pendengaran
mencapai lebih kurang 70%, sedangkan halusinasi penglihatan menduduki per
ingkat kedua dengan rata-rata 20%. Sementara jenis halusinasi yang lain yaitu
halusinasi pengucapan, penghidu, perabaan, kinesthetic, dan cenesthetic hanya
meliputi 10%,(Muhith, 2015). Dampak yang dirasakan keluarga berkepanjang
an, maka perlu adanya pengelolaan yang tepat bagi anggota keluarga yang me
ngalami halusinasi, maka peran keluarga sangatlah penting untuk terlibat dala
m mengatasi masalah kesehatan yang terjadi. Perawat sebagai pelaksana asuha
n keperawatan keluarga dapat bekerja sama dengan keluarga untuk mengatasi
masalah kesehatan anggota keluarga yang mengalami halusinasi.
I.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalaah ini, yaitu :
A. Apa pengertian gangguan persepsi sensoi halusinasi?
B. Bagaimana proses terjadinya halusinasi?
C. Apa saja tahapan halusinasi?
D. Apa saja jenis halusinasi?
E. Bagaimana tanda dan gejala halusinasi?
F. Bagaiman proses asuhan keperawatan gangguan persepsi sensori halusinasi?
I.3 Tujuan
Tujuan penulisan dari makalah yang dibuat yaitu:
1. Untuk mengetahui konsep dasar gangguan sensori persepsi halusinasi, muali
dari pengertian, peroses terjadinya halusinasi, tahapan, jenis halusinasi, serta
tanda dan gejala.
2. Untuk mengetahui proses asuhan keperawatan mulai dari pengkajian,
rumusan masalah, rencana keperawatan, implementasi, evaluasi, dan
dokumentasi.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Konsep Dasar Gangguan Sensori Presepsi Halusinasi
A. Pengertian
Gangguan persepsi sensori merupakan perubahan persepsi terhadap ransa
ngan yang bersumber dari internal (pikiran, perasaan) maupun stimulus ekster
nal yang disertai dengan respon yang berkurang, berlebihan, atau terdistorsi
(SDKI, 2017).
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana klien mengalami perubahan sens
ori persepsi yang disebabkan stimulus yang sebenarnya itu tidak ada (Sutejo,
2017). Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus y
ang nyata, sehingga klien menginterpretasikan sesuatu yang tidak nyata tanpa
stimulus atau rangsangan dari luar (Stuart dalam Azizah, 2016).
B. Proses Terjadinya Halusinasi
Menurut NS.Nurhalimah (2016.35), proses terjadinya halusinasi dapat dij
elaskan dengan konsep stress adaptasi stuart yang mencangkup stressor dari f
aktor predisposisi dan presipitasi.
a. Faktor Predisposisi Faktor predisposisi halusinasi terdiri dari :
1. Faktor Biologis : Adanya anggota keluarga yang memiliki riwayat gan
gguan jiwa (herediter), riwayat penyakit atau trauma kepala, serta riwa
yat penggunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain (NAPZA).
2. Faktor Psikologis : Memiliki pengalaman masalalu yaitu kegagalan ya
ng berulang. Menjadi korban, pelaku ataupun saksi dari tindakan keke
rasan serta kasih sayang yang kurang dari orang-orang disekitar sehin
gga menimbulkan perilaku overprotektif.
3. Sosiobudaya dan lingkungan : Sebagian besar pasien halusinasi berasa
l dari keluarga dengan kondisi sosial ekonomi rendah, pasien juga me
miliki riwayat penolakan dari lingkungan sekitar pada usia perkemban
gan anak, tingkat pendidikan yang dimiliki oleh pasen halusinasi cend
erung rendah serta memiliki riwayat kegagalan dalam hubungan sosial
(perceraian, hidup sendiri), serta pengangguran atau tidak bekerja.
b. Faktor Presipitasi Stressor presipitasi pasien gangguan persepsi sensori ha
lusinasi ditemukan adanya riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau
kelainan struktur otak, adanya riwayat kekerasan dalam keluarga, atau ada
nya kegagalan-kegagalan dalam hidup, kemiskinan, adanya aturan atau tu
ntutan dikeluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan pasien
serta konflik antar masyarakat.
C. Tahapan
Halusinasi berkembang melalui empat fase, yaitu sebagai berikut (Kusum
awati, 2012) :
a. Fase pertama
Disebut juga dengan fase comforting yaitu fase menyenangkan. Pada taha
p ini masuk dalam golongan nonpsikotik.
Karakteristik : klien mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan, rasa b
ersalah, kesepian yang memuncak, dan tidak dapat diselesaikan. Klien mu
lai melamun dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan, cari ini hanya
menolong sementara.
Perilaku klien : tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan
bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, respon verbal yang lambat jika s
edang asyik dengan halusinasinya dan suka menyendiri.
b. Fase kedua
Disebut dengan fase condemming atau ansietas berat yaitu halusinasi men
jadi menjijikkan. Termasuk dalam psikotik ringan.
Karakteristik : pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan, kecemas
an meningkat, melamun dan berpikir sendiri jadi dominan. Mulai dirasaka
n ada bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu, dan ia tet
ap dapat mengontrolnya.
Perilaku klien : meningkatnya tanda-tanda sistem saraf otonom seperti pe
ningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Klien asyik dengan halusina
sinya dan tidak bisa membedakan realitas.
c. Fase ketiga
Disebut dengan fase controlling atau ansietas berat yaitu pengalaman sens
ori menjadi berkuasa. Termasuk dalam gangguan psikotik.
Karakteristik : bisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai
dan mengontrol klien. Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap
halusinasinya.
Perilaku klien : kemauan dikendalikan halusinasi, rentang perhatian hanya
beberapa menit atau detik. Tanda-tanda fisik berupa klien berkeringat, tre
mor dan tidak mampu mematuhi perintah.
d. Fase keempat
Adalah conquering atau panik yaitu klien lebur dengan halusinasinya. Ter
masuk dalam psikotik berat.
Karakteristik : halusinasinya berubah menjadi mengancam, memerintah, d
an memarahi klien. Klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang kontrol dan
tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain di lingkungan.
Perilaku klien : perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri, perilaku ke
kerasan, agitasi, menarik diri atau katakonik, tidak mampu merespon terh
adap perintah kompleks, dan tidak mampu berespon lebih dari satu orang.
D. Jenis Halusinasi
Menurut Yosep dalam Prabowo, 2014 halusinasi terdiri dari beberapa jen
is dengan karakteristik tertentu, diantaranya
a. Halusinasi pendengaran (audotorik)
Gangguan stimulus dimana pasien mendengar suara-suara terutama suara
orang. Biasanya mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa y
ang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
b. Halusinasi pengelihatan (visual)
Stimulus visual dalam bentuk beragam seperti bentuk pancaran cahaya,ga
mbaran geometric, gambar kartun, panorama yang luas dan bayangan yan
g menakutkan.
c. Halusinasi penghidu (Olfaktori)
Gangguan stimulus pada penghidu, yang ditandai dengan adanya bau bus
uk, amis, dan bau menjijikan, tapi kadang terhidu bau harum.
d. Halusinasi peraba (taktil)
Gangguan stimulusyang ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak
tanpa ada stimulus yang terlihat, seperti merasakan sensasi listrik datang d
ari tanah, benda mati atau orang lain.
e. Halusinasi pengecap (gustatorik)
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasaan sesuatuyang busuk, a
mis, dan menjijikan
f. Halusinasi sinestetik
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti
darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentua
n urine.
E. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pasien dengan gangguan persepsi sensori menurut SDKI (20
17) :
a. Gejala dan tanda mayor
1. Subjektif
a) Mendengar suara bisikan atau melihat bayangan
b) Merasakan sesuatu melalui indra perabaan, penciuman, pengecap
an
2. Objektif
a) Distorsi sensori
b) Respons tidak sesuai
c) Bersikap seolah melihat, mendengar, mengecap, meraba, ataupun
mencium sesuatu
b. Gejala dan tanda minor
1. Subjektif
a) Menyatakan kesal
2. Objektif
a) Menyendiri
b) Melamun
c) Konsentrasi buruk
d) Disorientasi waktu, tempat, orang atau situasi
e) Curiga
f) Melihat ke satu arah
g) Mondar mandiri
h) Bicara sendiri
Huda, M Nur. 2013. Sekitar 25 Persen Warga Jawa Tengah Alami Gangguan
Jiwa Ringan. Diakses tanggal 6 Juli 2022 dari Tribunjateng.com
Our World In Data. 2018. Mental Health Skhizoprenia. Diakses tanggal 6 Juli
2022 dari https://ourworldindata.org
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Kementrian Kesehatan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Rosdahi, dkk. 2014. Edisi 10. Buku Ajar Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC.
Sutejo. 2017. Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.