Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN SENS


ORI PRESEPSI HALUSINASI
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan jiwa
Dosen Pengampu : Rohanah, S. Pd, MKM

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3
Dea Ramdhiyani (P27901120055)
Erlis Khaerunisa (P27901120056)
Fadillah Muntahanah (P27901119068)
Fiki Aulia (P27901120057)
Hani Ermaya Khansa (P27901120058)

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


PRODI D3 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang tela
h melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami dap
at menyelesaikan tugas makalah yang diberikan oleh dosen mata kuliah Keperawa
tan Jiwa yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan
Sensori Presepsi Halusinasi”.
Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik atas bantuan dan dukungan da
ri semua pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak ya
ng telah ikut serta dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kek
urangan dan jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saran dan kritik yang memba
ngun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Mohon kiranya tuga
s makalah ini dapat diterima dan diberikan nilai yang memuaskan.

Tangerang, 06 Juli 2022

Penulis
DAFTAR ISI

BAB I.................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
I.1 Latar Belakang.......................................................................................................4
I.2 Rumusan Masalah..................................................................................................4
I.3 Tujuan.....................................................................................................................5
BAB II...............................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
II.1 Konsep Dasar Gangguan Sensori Presepsi Halusinasi.......................................6
A. Pengertian.........................................................................................................6
B. Proses Terjadinya Halusinasi..........................................................................6
C. Tahapan............................................................................................................7
D. Jenis Halusinasi................................................................................................8
E. Tanda dan Gejala.............................................................................................9
II.2 Proses Asuhan Keperawatan..............................................................................10
A. Pengkajian......................................................................................................10
B. Diagnosa Keperawatan..................................................................................12
C. Rencana Keperawatan...................................................................................12
D. Implementasi..................................................................................................13
E. Evaluasi...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa di mana klien meng
alami perubahan sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, pengl
ihatan, pengecapan, perabaaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus ya
ng sebetulnya tidak ada (Damaiyanti, 2012).Halusinasi adalah hilangnya kema
mpuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan rangsan
gan eksternal (dunia luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingk
ungan tanpa ada objek atau rangsangan yang nyata. Sebagai contoh klien men
gatakan mendengar suara padahal tidak ada orang yang berbicara (Kusumawat
i & Hartono, 2012).
Halusinasi yang paling banyak diderita adalah halusinasi pendengaran
mencapai lebih kurang 70%, sedangkan halusinasi penglihatan menduduki per
ingkat kedua dengan rata-rata 20%. Sementara jenis halusinasi yang lain yaitu
halusinasi pengucapan, penghidu, perabaan, kinesthetic, dan cenesthetic hanya
meliputi 10%,(Muhith, 2015). Dampak yang dirasakan keluarga berkepanjang
an, maka perlu adanya pengelolaan yang tepat bagi anggota keluarga yang me
ngalami halusinasi, maka peran keluarga sangatlah penting untuk terlibat dala
m mengatasi masalah kesehatan yang terjadi. Perawat sebagai pelaksana asuha
n keperawatan keluarga dapat bekerja sama dengan keluarga untuk mengatasi
masalah kesehatan anggota keluarga yang mengalami halusinasi.
I.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalaah ini, yaitu :
A. Apa pengertian gangguan persepsi sensoi halusinasi?
B. Bagaimana proses terjadinya halusinasi?
C. Apa saja tahapan halusinasi?
D. Apa saja jenis halusinasi?
E. Bagaimana tanda dan gejala halusinasi?
F. Bagaiman proses asuhan keperawatan gangguan persepsi sensori halusinasi?

I.3 Tujuan
Tujuan penulisan dari makalah yang dibuat yaitu:
1. Untuk mengetahui konsep dasar gangguan sensori persepsi halusinasi, muali
dari pengertian, peroses terjadinya halusinasi, tahapan, jenis halusinasi, serta
tanda dan gejala.
2. Untuk mengetahui proses asuhan keperawatan mulai dari pengkajian,
rumusan masalah, rencana keperawatan, implementasi, evaluasi, dan
dokumentasi.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1 Konsep Dasar Gangguan Sensori Presepsi Halusinasi
A. Pengertian
Gangguan persepsi sensori merupakan perubahan persepsi terhadap ransa
ngan yang bersumber dari internal (pikiran, perasaan) maupun stimulus ekster
nal yang disertai dengan respon yang berkurang, berlebihan, atau terdistorsi
(SDKI, 2017).
Halusinasi adalah suatu keadaan dimana klien mengalami perubahan sens
ori persepsi yang disebabkan stimulus yang sebenarnya itu tidak ada (Sutejo,
2017). Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa stimulus y
ang nyata, sehingga klien menginterpretasikan sesuatu yang tidak nyata tanpa
stimulus atau rangsangan dari luar (Stuart dalam Azizah, 2016).
B. Proses Terjadinya Halusinasi
Menurut NS.Nurhalimah (2016.35), proses terjadinya halusinasi dapat dij
elaskan dengan konsep stress adaptasi stuart yang mencangkup stressor dari f
aktor predisposisi dan presipitasi.
a. Faktor Predisposisi Faktor predisposisi halusinasi terdiri dari :
1. Faktor Biologis : Adanya anggota keluarga yang memiliki riwayat gan
gguan jiwa (herediter), riwayat penyakit atau trauma kepala, serta riwa
yat penggunaan narkotika, psikotropika dan zat adiktif lain (NAPZA).
2. Faktor Psikologis : Memiliki pengalaman masalalu yaitu kegagalan ya
ng berulang. Menjadi korban, pelaku ataupun saksi dari tindakan keke
rasan serta kasih sayang yang kurang dari orang-orang disekitar sehin
gga menimbulkan perilaku overprotektif.
3. Sosiobudaya dan lingkungan : Sebagian besar pasien halusinasi berasa
l dari keluarga dengan kondisi sosial ekonomi rendah, pasien juga me
miliki riwayat penolakan dari lingkungan sekitar pada usia perkemban
gan anak, tingkat pendidikan yang dimiliki oleh pasen halusinasi cend
erung rendah serta memiliki riwayat kegagalan dalam hubungan sosial
(perceraian, hidup sendiri), serta pengangguran atau tidak bekerja.
b. Faktor Presipitasi Stressor presipitasi pasien gangguan persepsi sensori ha
lusinasi ditemukan adanya riwayat penyakit infeksi, penyakit kronis atau
kelainan struktur otak, adanya riwayat kekerasan dalam keluarga, atau ada
nya kegagalan-kegagalan dalam hidup, kemiskinan, adanya aturan atau tu
ntutan dikeluarga atau masyarakat yang sering tidak sesuai dengan pasien
serta konflik antar masyarakat.
C. Tahapan
Halusinasi berkembang melalui empat fase, yaitu sebagai berikut (Kusum
awati, 2012) :
a. Fase pertama
Disebut juga dengan fase comforting yaitu fase menyenangkan. Pada taha
p ini masuk dalam golongan nonpsikotik.
Karakteristik : klien mengalami stress, cemas, perasaan perpisahan, rasa b
ersalah, kesepian yang memuncak, dan tidak dapat diselesaikan. Klien mu
lai melamun dan memikirkan hal-hal yang menyenangkan, cari ini hanya
menolong sementara.
Perilaku klien : tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan
bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat, respon verbal yang lambat jika s
edang asyik dengan halusinasinya dan suka menyendiri.
b. Fase kedua
Disebut dengan fase condemming atau ansietas berat yaitu halusinasi men
jadi menjijikkan. Termasuk dalam psikotik ringan.
Karakteristik : pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan, kecemas
an meningkat, melamun dan berpikir sendiri jadi dominan. Mulai dirasaka
n ada bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu, dan ia tet
ap dapat mengontrolnya.
Perilaku klien : meningkatnya tanda-tanda sistem saraf otonom seperti pe
ningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Klien asyik dengan halusina
sinya dan tidak bisa membedakan realitas.
c. Fase ketiga
Disebut dengan fase controlling atau ansietas berat yaitu pengalaman sens
ori menjadi berkuasa. Termasuk dalam gangguan psikotik.
Karakteristik : bisikan, suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai
dan mengontrol klien. Klien menjadi terbiasa dan tidak berdaya terhadap
halusinasinya.
Perilaku klien : kemauan dikendalikan halusinasi, rentang perhatian hanya
beberapa menit atau detik. Tanda-tanda fisik berupa klien berkeringat, tre
mor dan tidak mampu mematuhi perintah.
d. Fase keempat
Adalah conquering atau panik yaitu klien lebur dengan halusinasinya. Ter
masuk dalam psikotik berat.
Karakteristik : halusinasinya berubah menjadi mengancam, memerintah, d
an memarahi klien. Klien menjadi takut, tidak berdaya, hilang kontrol dan
tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain di lingkungan.
Perilaku klien : perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri, perilaku ke
kerasan, agitasi, menarik diri atau katakonik, tidak mampu merespon terh
adap perintah kompleks, dan tidak mampu berespon lebih dari satu orang.
D. Jenis Halusinasi
Menurut Yosep dalam Prabowo, 2014 halusinasi terdiri dari beberapa jen
is dengan karakteristik tertentu, diantaranya
a. Halusinasi pendengaran (audotorik)
Gangguan stimulus dimana pasien mendengar suara-suara terutama suara
orang. Biasanya mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa y
ang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
b. Halusinasi pengelihatan (visual)
Stimulus visual dalam bentuk beragam seperti bentuk pancaran cahaya,ga
mbaran geometric, gambar kartun, panorama yang luas dan bayangan yan
g menakutkan.
c. Halusinasi penghidu (Olfaktori)
Gangguan stimulus pada penghidu, yang ditandai dengan adanya bau bus
uk, amis, dan bau menjijikan, tapi kadang terhidu bau harum.
d. Halusinasi peraba (taktil)
Gangguan stimulusyang ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak
tanpa ada stimulus yang terlihat, seperti merasakan sensasi listrik datang d
ari tanah, benda mati atau orang lain.
e. Halusinasi pengecap (gustatorik)
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasaan sesuatuyang busuk, a
mis, dan menjijikan
f. Halusinasi sinestetik
Gangguan stimulus yang ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti
darah mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentua
n urine.
E. Tanda dan Gejala
Tanda dan gejala pasien dengan gangguan persepsi sensori menurut SDKI (20
17) :
a. Gejala dan tanda mayor
1. Subjektif
a) Mendengar suara bisikan atau melihat bayangan
b) Merasakan sesuatu melalui indra perabaan, penciuman, pengecap
an
2. Objektif
a) Distorsi sensori
b) Respons tidak sesuai
c) Bersikap seolah melihat, mendengar, mengecap, meraba, ataupun
mencium sesuatu
b. Gejala dan tanda minor
1. Subjektif
a) Menyatakan kesal
2. Objektif
a) Menyendiri
b) Melamun
c) Konsentrasi buruk
d) Disorientasi waktu, tempat, orang atau situasi
e) Curiga
f) Melihat ke satu arah
g) Mondar mandiri
h) Bicara sendiri

II.2 Proses Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dalam pelaksanaan asuhan keperawatan. Pen
gkajian dapat dilakukan dengan cara observasi dan wawancara pada klien dan
keluarga pasien (O’brien, 2014). Pengkajian awal mencakup :
a. Keluhan atau masalah utama
b. Status kesehatan fisik, mental, dan emosional
c. Riwayat pribadi dan keluarga
d. Sistem dukungan dalam keluarga, kelompok sosial, atau komunitas
e. Kegiatan sehari-hari
f. Kebiasaan dan keyakinan kesehatan
g. Pemakaian obat yang diresepkan
h. Pola koping
i. Keyakinan dan nilai spiritual Dalam proses pengakajian dapat dilakuk
an secara observasional dan wawancara.
Data pengakajian memerlukan data yang dapat dinilai secara observasion
al. Menurut Videbeck dalam Yosep (2014) data pengkajian terhadap klie
n halusinasi yaitu:
a. Data Subjektif
1) Mendengar suara menyuruh
2) Mendengar suara mengajak bercakap-cakap
3) Melihat bayangan, hantu, atau sesuatu yang menakutkan
4) Mencium bau darah, feses, masakan dan parfum yang men
yenangkan
5) Merasakan sesuatu dipermukaan kulit, merasakan sangat p
anas atau dingin
6) Merasakan makanan tertentu, rasa tertentu, atau mengunya
h sesuatu
b. Data Objektif
1) Mengarahkan telinga pada sumber suara
2) Bicara atau tertawa sendiri
3) Marah-marah tanpa sebab
4) Tatapan mata pada tempat tertentu
5) Menunjuk-nujuk arah tertentu
6) Mengusap atau meraba-raba permukaan kulit tertentu.
Selanjutnya dalam pengkajian memerlukan data berkaitan den
gan pengkajian wawancara menurut (Yosep, 2014) yaitu :
a. Jenis Halusinasi
Data yang dikaji ini didapatkan melalui wawancara denga
n tujuan untuk mengetahui jenis dari halusinasi yang dider
ita oleh klien.
b. Isi Halusinasi
Data yang didapatkan dari wawacara ditujukan untuk men
getahui halusinasi yang dialami klien.
c. Waktu Halusinasi
Data yang dikaji ini didapatkan melalui wawancara denga
n tujuan untuk mengetahui kapan saja halusinasi itu mncul
d. Frekuensi Halusinasi
Data yang dikaji ini didapatkan melalui wawancara denga
n tujuan untuk mengetahui berapasering halusinasi itu mu
ncul pada klien.
e. Situasi Munculnya Halusinasi
Data yang dikaji ini didapatkan melalui wawancara denga
n tujuan untuk mengetahui klien ketika munculnya halusin
asi itu.
f. Respon terhadap Halusinasi
Data yang didapatan melalui wawancara ini ditujukan unt
uk mengetahui respon halusinasi dari klien dan dampa dari
halusinasi itu
B. Diagnosa Keperawatan
Dalam proses keperawatan tindakan selanjutnya yaitu menentukan diagno
sa keperawatan. Adapun pohon masalah untk mengetahui penyebab, masa
lah utama dan dampak yang ditimbulkan. Menurut (Yosep, 2014) yaitu
Resiko perilaku kekerasan effect

Perubahan sensori persepsi : Halusinasi cor problem

Isolasi sosial : Menarik diri causa


Gambar 2. Pohon Masalah Perubahan Persepsi Sensori Halusinasi Diagno
sa keperawatan yang muncul pada klien dengan gangguan halusinasi men
urut (Yosep, 2014) yaitu:
a. Resiko Perilaku Kekerasan
b. Perubahan persepsi sensori halusinasi
c. Isolasi Sosial
C. Rencana Keperawatan
Dalam rencana keperawatan yang akan dilakukan pada klien dengan gang
guan persepsi sensori halusinasi memiliki tujuan yaitu klien mampu meng
elola dan meningkatkan respon, perilaku pada perubahan persepsi terhada
p stimulus (SLKI, 2019) dan kriteria hasil:
a. Perilaku halusinasi klien: menurun (1) – meningkat (5)
b. Verbalisasi panca indera klien merasakan sesuatu: menurun (1) – meni
ngkat (5) effect Cor problem causa
c. Distorsi sensori klien: menurun (1) – meningkat (5)
d. Perilaku melamun: menurun (1) – meningkat (5)
e. Perilaku mondar-mandir klien: menurun (1) – meningkat (5)
f. Konsentrasi klien terhadap sesuatu: meningkat (1) – menurun (5)
g. Orientasi terhadap lingkungan: meningkat (1) – menurun (5)
Dalam buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI, 2018), tind
akan yang dapat dilakukan pada klien dengan gangguan persepsi sensori h
alusinasi antara lain:
a. Observasi
1) Monitor perilaku yang mengindikasi halusinasi
2) Monitor sesuai aktivitas sehari-hari
3) Monitor isi, frekuensi, waktu halusinasi
b. Teraupetik
1) Ciptakan lingkungan yang aman
2) Diskusikan respons terhadap munculnya halusinasi
3) Hindarkan perdebatan tentang halusinasi
4) Bantu klien membuat jadwal aktivitas
c. Edukasi
1) Berikan informasi tentang halusinasi 2
2) Anjurkan memonitor sendiri terjadinya halusinasi
3) Anjurkan bercakap-cakap dengan orang lain yang dipercaya
4) Ajarkan klien mengontrol halusinasi
5) Jelaskan tentang aktivitas terjadwal
6) Anjurkan melakukan aktivitas terjadwal
7) Berikan dukungan dan umpan balik korektif terhadap halusina
si
d. Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian obat antipsikotik dan anti ansietas
2) Libatkan keluarga dalam mengontrol halusinasi klien
3) Libatkan keluarga dalam membuat aktivitas terjadwal
D. Implementasi
Implementasi keperawatan dilakukan sesuai dengan rencana keperawatan
yang telah disusun. Menurut Azizah (2015) dan Keliat (2011) Implementa
si dilakukan pada klien dan keluarga klien yang dilakukan di rumah. Sem
ua pelaksanaan yang akan dilakukan pada klien dengan gangguan persepsi
sensori halusinasi ditujukan untuk mencapai hasil maksimal.
a. Membina hubungan saling percaya
b. Menciptakan lingkungan yang aman
c. Memonitor isi, frekuensi, waktu halusinasi yang dialaminya
d. Mendiskusikan respon klien terhadap halusinasi
e. Mengajarkan klien mengontrol halusinasi
f. Menganjurkan klien mengontrol halusinasi dengan menerapkan a
ktifitas terjadwal
g. Menjelaskan tentang aktivitas terjadwal
h. Menjelaskan pentingnya aktivitas yang teratur untuk mengatasi ha
lusinasi
i. Mendiskusikan aktivitas yang biasa dilakukan oleh pasien
j. Membantu klien membuat jadwal aktivitas sehari-hari sesuai deng
an aktivitas yang telah dilatih.
k. Memantau pelaksanaan jadwal kegiatan dan memberikan penguat
an terhadap perilaku pasien yang positif
l. Menjelaskan klien menggunakan obat secara teratur
m. Melibatkan keluarga dalam mengontrol halusinasi klien
n. Melibatkan keluarga dalam membuat aktivitas terjadwal klien
o. Melibatkan keluarga dalam memantau pelaksanaan aktivitas terja
dwal
E. Evaluasi
Evaluasi keperawatan adalah suatu proses dalam keperawatan untuk meni
lai hasil dari implementasi keperawatan. Menurut Keliat (2011) evaluasi k
eperawatan diperoleh dengan cara wawancara ataupun melihat respon sub
jektif atau objektif klien.
a. Evaluasi keperawatan yang diharapkan pada klien
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya
2) Klien mampu mempertahankan lingkungan yang aman
3) Klien mampu mengenal isi, halusinasinya
4) Klien mampu mengontrol halusinasinya dengan melakukan akt
ivitas terjadwal dengan baik
5) Klien mampu menerapkan aktivitas terjadwal yang sudah disu
sun dengan baik
6) Klien mampu menggunakan obat secara rutin
b. Evaluasi keperawatan yang diharapkan pada keluarga
1) Keluarga klien mampu mengontrol halusinasi klien
2) Keluarga klien mampu membantu membuat jadwal aktivitas kl
ien
3) Keluarga klien mampu memantau dan memberi penguatan terh
adap perilaku positif
DAFTAR PUSTAKA

Amrulloh, Elga Anis. Asuhan Keperawatan dengan Gangguan Sensori


Halusinasi Pendengaran. Diakses tanggal 6 Juli 2022 dari http://repository.ump.a
c.id

Fa’izah, Siti. 2013. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Persepsi


Sensori: Halusinasi Pendengaran. Diakses tanggal 6 Juli 2022 dari www.academi
a.edu

Huda, M Nur. 2013. Sekitar 25 Persen Warga Jawa Tengah Alami Gangguan
Jiwa Ringan. Diakses tanggal 6 Juli 2022 dari Tribunjateng.com

Ismail, Eza Burhanudin. 2014. Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan


Sensori Penglihatan dan Pendengaran. Diakses tanggal 6 Juli 2022
dari http://repository.ump.ac.id

Keliat, dkk. 2017. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC

Masriadi. 2016. Edisi 1. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: CV.


Trans Info Media

Nursalam. 2013. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian


Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Our World In Data. 2018. Mental Health Skhizoprenia. Diakses tanggal 6 Juli
2022 dari https://ourworldindata.org

 
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Kementrian Kesehatan Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Rosdahi, dkk. 2014. Edisi 10. Buku Ajar Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC.
Sutejo. 2017. Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Wahyuni, Sri Nurul. 2017. Asuhan Keperawatan Jiwa. Unmuh Ponorogo Press

Anda mungkin juga menyukai