KELOMPOK R
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2021
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmat-Nya yang selalu
dicurahkan kepada seluruh makhluk-Nya. Salawat serta salam dikirimkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Alhamdulillah dengan izin dan hidayah-Nya, kelompok telah dapat
menyelesaikan makalah praktik profesi keperawatan jiwa ini dengan judul “Asuhan
Keperawatan Pada Tn. R Dengan Gangguan Sensori : Persepsi Halusinasi Pendengaran &
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan, baik pada
teknis penulisan maupun materi. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat
kelompok harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Harapan kami semoga
makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca.
Hormat kami
Kelompok R
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan.............................................................................................................4
BAB II Teori Halusinasi......................................................................................................6
A. Konsep Halusinasi.................................................................................................... 4
B. Konsep Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Halusinasi.......................................... 16
BAB III Kasus Pengkajian Keperawatan Kesehatan Jiwa.................................................29
A. Pengkajian...............................................................................................................29
B. Rencana Keperawatan.............................................................................................46
C. Catatan Keperawatan..............................................................................................58
BAB IV Pembahasan.........................................................................................................67
BAB V Penutup.................................................................................................................69
A. Kesimpulan.............................................................................................................69
B. Saran....................................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................70
3
BAB I
PENDAHULUAN
mengalami sebuah perubahan bentuk dan jumlah dari rangsangan yang datang dari
luar maupun dari dalam dengan respon yang menurun atau dilebih-lebihkan terhadap
halusinasi dalam masalah kesehatan. Klien halusinasi yang tidak segera dilakukan
penanganan yang baik akan mengakibatkan masalah yang serius bagi klien,
lingkungan maupun masyarakat sekitar. Kita akan menemukan klien yang melakukan
Gangguan mental yang kronis maupun parah diseluruh dunia sekitar lebih
dari 21 juta dan 23 juta orang jiwa secara umum, namun diketahui 50% jiwa dengan
berpenghasilan menengah dan rendah. Pada tahun 2013 sebanyak 1,7 per mil dan
mengalami peningkatan pada tahun 2018 menjadi 7 per mil gangguan jiwa yang
tekanan dari luar maupun dari dalam. Sedangkan faktor predisposisi mempengaruhi
tingkat stress maupun kecemasan seseorang terhadap suatu masalah yang dialami
4
halusinasi yaitu terdapat 4 tahapan, pada tahap yang pertama halusinasi bersifat
menenangkan, untuk tahap kedua maka halusinasi berada pada sifat menyalahkan,
tahap ketiga halusinasi akan bersifat menegndalikan dan pada tahap terakhir akan
Dampak dari halusinasi pada klien yaitu perilaku yang tidak dapat
keluarga sangat penting untuk proses penyembuhan klien tetapi juga dapat merasakan
dampak saat melakukan perawatan seperti merasa putus asa, takut ataupun kecewa
dengan perilaku klien sehingga keluarga cemas dalam situasi sosial, oleh sebab itu
keluarga akan merasa bahwa klien menjadi beban dalam keluarga maupun
sehari-hari klien dan untuk terapi farmakologi bisa menggunakan obat anti depresan
(Zaini, 2019).
kasus dengan judul Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Gangguan Persepsi
5
keperawatan terutama pada pasien halusinasi pendengaran dan penglihatan di
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
6
BAB II
TEORITIS HALUSINASI
A. Konsep Haluasinasi
1. Pengertian Halusinasi
gangguan persepsi sensori tentang suatu objek atau gambaran dan pikiran yang
sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar yang dapat meliputi semua sistem
luar). Klien memberi persepsi atau pendapat tentang lingkungan tanpa ada objek
Menurut Stuart (2007) proses terjadinya halusinasi dapat dilihat dari faktor
a. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Sudeen faktor presipitasi dapat meliputi ( Dalami, dkk, 2014) :
1) Biologis
7
dengan respon neurobiologis yang maladaptif baru mulai dipahami. Ini
terjadinya atropi yang signifikan pada otak manusia. Pada anatomi otak
atropi korteks bagian depan dan atropi otak kecil (cerebellum). Temuan
2) Psikologis
respon dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat
3) Sosial Budaya
b. Faktor Presipitasi
Menurut Stuart dan Sudeen faktor presipitasi dapat meliputi (Prabowo, 2014) :
1) Biologis
8
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang
perilaku.
3) Sumber koping
Perilaku yang mewakili upaya untuk melindungi diri sendiri dari pengalaman
2014 ) :
b. Proyeksi, keinginan yang tidak dapat ditoleransi, mencurahkan emosi pada orang
lain karena kesalahan yang dilakukan diri sendiri (sebagai upaya untuk
c. Menarik diri, reaksi yang ditampilkan dapat berupa reaksi fisik maupun
psikologis, reaksi fisik yaitu individu pergi atau lari menghindar sumber stressor,
mengisolasi diri, tidak berminat, sering disertai rasa takut dan bermusuhan.
9
(Kusumawati, 2012) :
a. Fase pertama
Disebut juga dengan fase comforting yaitu fase menyenangkan. Pada tahap ini
kesepian yang memuncak, dan tidak dapat diselesaikan. Klien mulai melamun dan
Perilaku klien : tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan bibir tanpa
suara, pergerakan mata cepat, respon verbal yang lambat jika sedang asyik dengan
b. Fase kedua
Disebut dengan fase condemming atau ansietas berat yaitu halusinasi menjadi
meningkat, melamun dan berpikir sendiri jadi dominan. Mulai dirasakan ada
bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu, dan ia tetap dapat
mengontrolnya.
denyut jantung dan tekanan darah. Klien asyik dengan halusinasinya dan tidak bisa
membedakan realitas.
c. Fase ketiga
Disebut dengan fase controlling atau ansietas berat yaitu pengalaman sensori
10
menit atau detik. Tanda-tanda fisik berupa klien berkeringat, tremor dan tidak
d. Fase keempat
Adalah conquering atau panik yaitu klien lebur dengan halusinasinya. Termasuk
klien. Klien menjadi takut, tidak berdaya hilang kontrol dan tidak dapat
Perilaku klien : perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri, perilaku
kekerasan, agitasi, menarik diri atau katakonik, tidak mampu merespon terhadap
perintah kompleks, dan tidak mampu berespon lebih dari satu orang.
Menurut Stuart dan Laraia (2005) halusinasi merupakan salah satu respon
maladaptif individu yang berada dalan rentang respon neurobiologis. Ini merupakan
respon persepsi paling maladaptif. Jika klien sehat, persepsinya akurat mampu
walaupun sebenarnya stimulus tersebut tidak ada. Rentang respon tersebut dapat
11
1. Pikiran logis 1. Distorsi 1. Gangguan
2. Persepsi akurat pikiran ilusi pikir/delusi
3. Emosi 2. Reaksi emosi 2. Halusinasi
Konsisten Berlebihan 3. Sulit
Dengan 3. Perilaku aneh merespon
Pengalaman atau tidak emosi
4. Perilaku sesuai Biasa 4. Perilaku
5. Berhubungan 4. Menarik diri disorganisasi
sosial 5.
Isolasi sosial
Keterangan :
a. Respon adaptif adalah respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial
budaya yang berlaku. Dengan kata lain individu tersebut dalam batas normal jika
pengalaman ahli.
4) Perilaku sesuai adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam batas
kewajaran.
5) Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi dengan orang lain dan
lingkungan.
12
2) Ilusi adalah miss interprestasi atau penilaian yang salah tentang yang
4) Perilaku tidak biasa adalah sikap dan tingkah laku yang melebihi batas untuk
yang menyimpang dari norma-norma sosial dan budaya dan lingkungan, adapun
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan kenyataan
social
3) Kerusakan proses emosi adalah perubahan sesuatu yang timbul dari hati
5) Isolasi sosial adalah kondisi kesendirian yang dialami oleh individu dan
diterima sebagai ketentuan oleh orang lain dan sebagai suatu kecelakaan
Tanda dan gejala gangguan persepsi sensori halusinasi yang dapat teramati sebagai
a. Halusinasi penglihatan
1) Melirikkan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa saja
13
2) Mendengarkan dengan penuh perhatian pada orang lain yang sedang tidak
3) Terlihat percakapan dengan benda mati atau dengan seseorang yang tidak
tampak.
menjawab suara.
b. Halusinasi pendengaran
c. Halusinasi penciuman
adalah:
4) Merespon terhadap bau dengan panik seperti mencium bau api atau
darah.
5) Melempar selimut atau menuang air pada orang lain seakan sedang
memadamkan api.
d. Halusinasi pengecapan
14
3) Tiba-tiba meninggalkan meja makan.
e. Halusinasi perabaan
adalah:
Menurut Pusdiklatnakes (2012), tanda dan gejala halusinasi dinilai dari hasil
observasi terhadap klien serta ungkapan klien. Adapun tanda dan gejala
Data Subjektif
Klien mengatakan :
itu menyenangkan
Data Objektif
d) Menutup telinga
15
h) Menutup hidung
i) Sering meludah
6. Penatalaksanaan Halusinasi
di RSJ klien dinyatakan boleh pulang sehingga keluarga mempunyai peranan yang
sangat penting didalam hal merawat klien, menciptakan lingkungan keluarga yang
a. Penatalaksanaan Medis
2015).
digunakan adalah :
16
grandmall secara artificial dengan melewatkan aliran listrik melalui
electrode yang dipasang pada satu atau dua temples, terapi kejang
listrik dapat diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan dengan terapi
neuroleptika oral atau injeksi dosis terapi kejang listrik 4-5 joule/detik.
b. Penatalaksanaan Keperawatan
terjadwal
dengan menghardik
kegiatan
17
b. Psikoterapi dan rehabilitasi
karena klien kembali ke masyarakat, selain itu terapi kerja sangat baik
untuk mendorong klien bergaul dengan orang lain, klien lain, perawat
1) Terapi aktivitas
1. Pengkajian
Pengkajian adalah proses untuk tahap awal dan dasar utama dari proes keperawatan
terdiri drai pengumpulan data dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data
b. Alasan masuk : Alasan klien datang ke RSJ, biasanya klien sering berbicara
c. Faktor predisposisi
18
1) Biasanya klien pernah mengalami gangguan jiwa dan kurang
keluarga
d. Faktor Presipitasi
riwayat penyakit infeksi, penyakt kronis atau kelaina stuktur otak, kekerasan
yang sering tidak sesuai dengan klien serta konflik antar masyarakat.
e. Fisik
f. Psikososial
1) Genogram
2) Konsep diri
Gambaran diri klien biasanya mengeluh dengan keadaan tubuhnya, ada bagian
tubuh yang disukai dan tidak disukai, identifikasi diri : klien biasanya
sakit, saat dirawat peran klien terganggu, ideal diri tidak menilai diri,
harga diri klien memilki harga diri yang rendah sehubungan dengan
sakitnya.
19
3) Hubungan sosial : klien kurang dihargai di lingkungan dan
keluarga.
4) Spiritual
Nilai dan keyakinan biasanya klien dengan sakit jiwa dipandang tidak sesuai
berlebihan.
g. Mental
1) Penampilan : Biasanya penampilan diri yang tidak rapi, tidak serasi atau
pembicaraan.
7) Persepsi : Halusinasi apa yang terjadi dengan klien. Data yang terkait
menarik diri dan menghindar dari orang lain, tidak dapat membedakan
tersinggung.
20
8) Proses piker : Biasanya klien tidak mampu mengorganisir dan menyusun
menimbulkan waham.
21
melaksanakan keputusan yang telah disepakati. Klien yang sama seklai
1) Makan : Keadaan berat, klien sibuk dengan halusinasi dan cenderung tidak
2) BAB atau BAK : Observasi kemampuan klien untuk BAK atau BAK serta
sekali.
i. Aspek medis
2) Terapi yang diberikan : Obat yang diberikan pada klien dengan halusinasi
j. Pohon Masalah
22
(Prabowo, 2014)
Core Problem
Perubahan persepsi sensori : Halusinasi
Cause
Isolasi Sosial
23
24
2. Diagnosa Keperawatan
25
Masalah keperawatan yang terdapat pada klien dengan gangguan persepsi sensori
c. Isolasi social
SP 1 :
SP 2 :
SP 3 :
SP 4 :
mengenali halusinasi :
dengan klien tentang isi halusinasi (apa yang di dengar atau dilihat), waktu
yang muncul. Klien dilatih untuk mengatakan tidak terhadap halusinasi yang
26
muncul atau tidak mempedulikan halusinasinya, ini dapat dilakukan klien dan
mungkin halusinasi tetap ada namun dengan kemampuan ini klien tidak akan
secara teratur sesuai dengan progam. Klien gangguan jiwa yang dirawat
dilakukan dengan orang lain tersebut, sehingga salah satu cara yang efektif
lain.
27
dibantu untuk mengatasi halusinasi dengan cara beraktivitas secara
teratur dari bangun pagi sampai tidur malam, tujuh hari dalam seminggu.
klien tetapi juga diberikan kepada keluarga, sehingga keluarga mampu mengarahkan
klien
halusinasi
fasilitas kesehatan
teratur.
Tindakan keperawatan :
a. Strategi Pelaksanaan 1 keluarga : mengenal masalah dalam merawat klien
28
b. Strategi Pelaksanaan 2 keluarga : melatih keluarga merawat klien halusinasi
2) Berikan pujian
mengontrol halusinasi
halusinasi
29
3) Jelaskan follow up ke pelayanan kesehatan, tanda
kekambuhan, rujukan
5. Implementasi keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan keperawatan oleh klien. Hal yang harus
diperhatikan ketika melakukan implementasi adalah tindakan keperawatan yang
akan dilakukan implementasi pada klien dengan halusinasi dilakukan secara
interaksi dalam melaksanakan tindakan keperawatan, perawat harus lebih dulu
melakukan (Afnuhazi, 2015):
a. Bina hubungan saling percaya
b. Identifikasi waktu, frekuensi, situasi, respon klien terhadap
halusinasi.
c. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik
d. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara patuh minum obat e.
Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap.
e. Melatih klien mengontrol halusinasi dengan cara melaksanakan kegiatan
terjadwal
6. Evaluasi keperawatan
30
pikir, dimana masing-masing huruf tersebut akan diuraikan sebagai berikut
(Dalami, dkk, 2014) :
S : Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan
dilaksanakan
masih tetap atau muncul masalah baru atau ada yang kontradiksi dengan
P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon klien.
31
BAB III
Pengkajian
I. IDENTITAS KLIEN
Umur : 50 tahun
Agama : Islam
No. MR :-
berbicara sendiri dan ia merasa tertekan akan gurunya yang tempat menuntut
ilmu batinnya dan sering memanggil manggil gurunya dan setelah dia
Pasien selama hampir satu tahun telah berada di rehabilitasi dan lalu di bawa
pulang oleh keluarga ke rokan hulu / rohul yang disana diberikan pengobatan
tradisional dan tidak ada mendapatkan obat dar dokter selama 8 bulan Tn R
lalui ia semakin sakit dan bahkan mengalami diare dan sehingga berat
badanyya sangat turun dan kurus dan sehingga di dibilang kuang gizi lalu
32
padang dibeakang RSJ HB Sa’anin.
Pada saat di kaji ke klien, Klien mengatakan dia melihat ada rambut hita
dan piringnya dengan kesal lalu dia di ikat dan dibawa ke RSJ HB Saanin
Gadut Padang., Tn. R juga bercerita bahwa menuntut ilmu ke seorang guru
dan gurunya pada saat dia tinggalkan meninggal sehinga kajinya tak selesai
dan dia merasa batinnya selalu tertekan akan meninggalnya gurunya sehingga
dia suka menyendiri dan melamunkan masalahnya, sering bicara sendiri dan
yang muncul tiba tiba dan hilang yang selalu mengnggunya dalam
beraktivitas dan ada juga mendengar suara-suara tanpa wujud, ada ia kesal
akan hal yang terjadi sehingga dia memukul yang mengganggunya dan ada
juga ia tertawa sendiri saat ada cewek cantik yang mengganggunya. Hal ini
III.FAKTOR PREDISPOSISI
Sa’anin November tahun 2019 dan dirawat selama satu bulan dan selanjutnya
rehabilitasi selama hampir satu tahun dan keluarga menjemput pasien akhir
tradisional seperti ramu ramuan dan tidak ada menggunakan obat medis
33
sehingga pasien putus obat, dan selama 8 bulan di rokan hulu pasien
menurun dan pasien menjadi kurus lalu pasien dbawa kembali ke rehabilitasi
jiwa gadut. Klien juga mengatakan bahwa seringsekali dia melahat dan
a. Trauma
Aniaya Fisik
gangguin dia.
Aniaya Seksual
Penolakan
selama berobat di rokan hulu. Dan dia juga pernah memukul dirinya
34
Tindakan Kriminal
angkatnya, dan tidak pernah dibela oleh keluarga intinya. Oleh karena itu,
2 0 x/menit
Ukuran : TB : 160 cm BB : 55
V. PSIKOSOSIA
L Genogram
a. Konsep Diri
Citra Tubuh
tubuhnya.
35
Identitas Diri
Peran Diri
bagi saudarinya.
Ideal Diri
Harga Diri
orang, klien lebih memilih sendiri, karena klien berpikir ibunya saja tidak
b. Hubungan Sosial
36
Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain/tingkat
keterlibatan klien
c. Spiritual
Kegiatan Ibadah
yayasan.
a. Penampilan
Klien berpakaian cukup rapi, menggunakan baju kaos dan celana olahraga,
kuku tidak panjang. Klien mengatakan sudah mandi, biasanya klien mandi
b. Pembicaraan
37
Klien berbicara dengan nada tenang, klien menjawab semua pertanyaan
yang diberikan kepadanya, nada suara klien sedang, tidak keras dan tempo
lambat. Klien tidak fligh of idea saat dikaji (pembicaraan secara cepat
permainan kata).
c. Aktivitas Motorik
Klien tampak tenang saat dia ajak bercakap cakap, namun saat dia
sendirian klien ada diganggu oleh 3 orang anak nakal yang memicu ia
disaat pasien tidak diajak bicara klien hanya duduk diam dan termenung-
yang memanggilnya.
d. Alam Perasaan
e. Afek
38
f. Interaksi Selama Wawancara
g. Persepsi
memulai tidur dan saat keadaan sunyi. Namun suara itu perlahan
h. Proses Pikir
sulit konsentrasi.
i. Isi Pikir
hal.
39
j. Tingkat Kesadaran
k. Memori
Klien tidak dapat mengingat nama istri dan anaknya. Namun klien
dilakukan di minggu lalu dan ingatan saat sekarang dan hal yang
dan hal yang djelaskan, klien berbicara lambat dan pelan, sesekali
m. Kemampuan Penilaian
40
Klien mengatakan dirinya sudah sehat dan tidak sakit lagi. Klien
seperti ini.
a. Makan
Klien tampak mampu makan sendiri tanpa bantuan orang lain. Klien
piring dan gelas serta mencucinya sebelum disusun ke rak piring lagi
b. BAB / BAK
c. Mandi
d. Berpakaian / Berhias
mencuci pakaian yang sudah dipakainya namun untuk mingu ini dia
41
buah baju. Klien selalu menggunakan alas kaki. Klien terlihat rapi.
Klien mengatakan tidur di malam hari dan bangun di pagi hari. Klien
tidak menyikat gigi malam, mencuci kaki ataupun berdoa sebelum tidur,
f. Penggunaan Obat
Klien mengatakan rutin meminum obatnya pada pagi dan sore hari,
g. Pemeliharaan Kesehatan
Menurut pengurus rehabilitasi klien ada dilakukan pengobatan setelah
kontrol terhadap penyakit yang diderita klien karena tidak ada uang dan klien
42
Masalah Keperawatan : tidak ada masalah
a. Koping Adaptif
aktivitas secara mandiri, klien ada melakukan perawatan diri, mandi, mencuci
senang duduk duduk di tempat duduk dibawah kayu rindang tempat favoritnya
b. Koping Maladaptif
43
bermenung.
Keluarga mengatakan klien tidak sekolah namun ada belajar dengan ibu dan
Klien memiliki rumah yang tidak nyaman, karena klien mengatakan ketika di
rumah dia tidak diacuhkan oleh anak keluarganya dan dia tidak menganggap
ada keluarganya.
X. PENGETAHUAN
mengatasinya. Klien pandai membaca, klien mengetahui hal yang dirasakan akan
Masalah Keperawatan : -
44
XI. ASPEK MEDIK
Terapik Medik :
Obat pasien: Haloperidol 1 mg, Cepezet 0.5 mg untuk malam, dan trifluopeazine 1
mg.
DATA MASALAH
panggilan “maslow”
dimaksud klien.
DO :
dan ke kanan
focus
45
DS : Risiko Pelaku Kekerasan
mengganggunya.
tersebut.
mengganggunya.
DO :
berbicara
berkaca-kaca
46
klien
47
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
No Dx Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
Gangguan TUM: Klien dapat Setelah 1x interaksi klien 1. Bina hubungan saling
sensori menunjukkan tanda – percaya dengan
persepsi: mengontrol tanda percaya kepada menggunakan prinsip
halusinasi perawat : komunikasi terapeutik :
(lihat/dengar/p halusinasi yang 1. Ekspresi wajah a. Sapa klien dengan
enghidu/raba/k bersahabat. ramah baik verbal
ecap) dialaminya 2. Menunjukkan rasa maupun non verbal
senang. b. Perkenalkan nama,
Tuk 1 : 3. Ada kontak mata. nama panggilan dan
Klien dapat 4. Mau berjabat tujuan perawat berkenalan
membina tangan. c. Tanyakan nama
hubungan saling 5. Mau menyebutkan lengkap dan nama
percaya nama. panggilan yang disukai
6. Mau menjawab klien
salam. d. Buat kontrak yang
7. Mau duduk jelas
berdampingan dengan e. Tunjukkan sikap jujur
perawat. dan menepati janji setiap
8. Bersedia kali interaksi
mengungkapkan f. Tunjukan sikap empati
masalah yang dihadapi. dan menerima apa adanya
g. Beri perhatian kepada
klien dan perhatikan
kebutuhan dasar klien
h. Tanyakan perasaan
klien dan masalah yang
dihadapi klien
i. Dengarkan dengan
penuh perhatian ekspresi
perasaan klien
TUK 2 : Setelah 1x interaksi klien 2.1. Adakan kontak sering
Klien dapat menyebutkan : dan singkat secara
mengenal 1. Isi bertahap
halusinasinya 2. Waktu 2.2. Observasi tingkah
48
3. Frekunsi laku klien terkait
4. Situasi dan kondisi dengan halusinasinya
yang menimbulkan (* dengar /lihat
halusinasi /penghidu /raba
/kecap), jika
menemukan klien yang
sedang halusinasi:
1. Tanyakan apakah
klien mengalami
sesuatu ( halusinasi
dengar/ lihat/
penghidu /raba/ kecap
)
2. Jika klien menjawab
ya, tanyakan apa
yang sedang
dialaminya
3. Katakan bahwa
perawat percaya klien
mengalami hal
tersebut, namun
perawat sendiri tidak
mengalaminya
( dengan nada
bersahabat tanpa
menuduh atau
menghakimi)
4. Katakan bahwa ada
klien lain yang
mengalami hal yang
sama.
5. Katakan bahwa
perawat akan
membantu klien
2.3 Jika klien tidak sedang
berhalusinasi klarifikasi
tentang adanya
49
pengalaman halusinasi,
diskusikan dengan klien :
1. Isi, waktu dan
frekuensi terjadinya
halusinasi ( pagi,
siang, sore, malam
atau sering dan
kadang – kadang )
2. Situasi dan kondisi
yang menimbulkan
atau tidak
menimbulkan
halusinasi
2. Setelah 1x interaksi 2.4Diskusikan dengan klien apa
klien menyatakan yang dirasakan jika terjadi
perasaan dan responnya halusinasi dan beri
saat mengalami kesempatan untuk
halusinasi : mengungkapkan
Marah perasaannya.
Takut 2.3. Diskusikan dengan klien
Sedih apa yang dilakukan untuk
Senang mengatasi perasaan
Cemas tersebut.
Jengkel 2.4. Diskusikan tentang
dampak yang akan
dialaminya bila klien
menikmati halusinasinya.
50
menyebutkan cara baru digunakan adaptif beri
mengontrol halusinasi pujian.
Jika cara yang
3.3. Setelah 1x digunakan maladaptif
interaksi klien dapat diskusikan kerugian
memilih dan cara tersebut
memperagakan cara 3.3. Diskusikan cara baru
mengatasi halusinasi untuk memutus/
(dengar/lihat/penghidu/ mengontrol timbulnya
raba/kecap ) halusinasi :
51
3.6. Pantau pelaksanaan yang
telah dipilih dan dilatih , jika
berhasil beri pujian
3.7. Anjurkan klien mengikuti
terapi aktivitas kelompok,
orientasi realita, stimulasi
persepsi
52
kontrol ke rumah sakit
dan bagaimana cara
mencari bantuan jika
halusinasi tidak tidak
dapat diatasi di rumah
TUK 5 : 1.2 Setelah 1x interaksi 5.1 Diskusikan dengan klien
Klien dapat klien menyebutkan; tentang manfaat dan
memanfaatkan 2. Manfaat minum obat kerugian tidak minum
obat dengan baik 3. Kerugian tidak minum obat, nama , warna, dosis,
obat cara , efek terapi dan efek
4. Nama,warna,dosis, samping penggunan obat
efek terapi dan efek
samping obat
4.2 Setelah 1x interaksi
5.2 Pantau klien saat
klien
penggunaan obat
mendemontrasikan
5.3 Beri pujian jika klien
penggunaan obat dgn
menggunakan obat dengan
benar
benar
4.3 Setelah 1x interaksi
5.4 Diskusikan akibat berhenti
klien menyebutkan
minum obat tanpa konsultasi
akibat berhenti minum
dengan dokter
obat tanpa konsultasi
5.5 Anjurkan klien untuk
dokter
konsultasi kepada
dokter/perawat jika terjadi
hal – hal yang tidak di
inginkan .
53
Resiko TUM: Klien 1. Setelah 1 x pertemuan 1. Bina hubungan saling
Perilaku dapat mengontrol klien menunjukkan tanda- percaya dengan:
Kekerasan perilaku tanda percaya kepada 0. Beri salam setiap
kekerasan perawat: berinteraksi.
TUK: Wajah cerah, a. Perkenalkan nama,
4. Klien dapat tersenyum nama panggilan
membina Mau perawat dan tujuan
hubungan berkenalan perawat berinteraksi
Ada kontak b. Tanyakan dan panggil
saling percaya
mata nama kesukaan klien
5. Klien dapat Bersedia c. Tunjukkan sikap
mengidentifik menceritakan empati, jujur dan
perasaan menepati janji setiap
asi penyebab
kali berinteraksi
perilaku
1. Setelah 1x d. Tanyakan perasaan
kekerasan klien dan masalah
pertemuan klien
yang yang dihadapi klien
menceritakan
dilakukannya e. Buat kontrak interaksi
penyebab perilaku
yang jelas
6. Klien dapat kekerasan yang
f. Dengarkan dengan
mengidentifik dilakukannya: penuh perhatian
asi tanda- ungkapan perasaan klien
Menceritakan
tanda perilaku
penyebab perasaan
kekerasan 2. Bantu klien
jengkel/kesal baik
mengungkapkan perasaan
7. Klien dapat dari diri sendiri
marahnya:
mengidentifik maupun a. Motivasi klien untuk
asi jenis lingkungannya menceritakan penyebab
perilaku rasa kesal atau
2. Setelah 1x
kekerasan jengkelnya
pertemuan klien
b. Dengarkan tanpa
yang pernah
menceritakan tanda- menyela atau memberi
dilakukannya
tanda saat terjadi penilaian setiap
8. Klien dapat perilaku kekerasan ungkapan perasaan klien
mengidentifik 3. Bantu klien
Tanda fisik : mata mengungkapkan tanda-
asi akibat merah, tangan tanda perilaku kekerasan
54
perilaku mengepal, ekspresi yang dialaminya:
kekerasan tegang, dan lain- a. Motivasi klien
lain. menceritakan kondisi
9. Klien dapat Tanda emosional : fisik (tanda-tanda fisik)
mengidentifik perasaan marah, saat perilaku kekerasan
asi cara jengkel, bicara terjadi
konstruktif kasar. b. Motivasi klien
Tanda sosial : menceritakan kondisi
dalam
bermusuhan yang emosinya (tanda-tanda
mengungkapk
dialami saat terjadi emosional) saat terjadi
an kemarahan perilaku kekerasan. perilaku kekerasan
c. Motivasi klien
10. Klien dapat
3. Setelah 1x menceritakan kondisi
mendemonstr
pertemuan klien hubungan dengan orang
asikan cara lain (tanda-tanda sosial)
menjelaskan:
mengontrol saat terjadi perilaku
perilaku Jenis-jenis ekspresi kekerasan
kekerasan kemarahan yang 4. Diskusikan dengan klien
selama ini telah perilaku kekerasan yang
11. Klien dilakukannya dilakukannya selama ini:
mendapat Perasaannya saat a. Motivasi klien
dukungan melakukan menceritakan jenis-
keluarga kekerasan jenis tindak kekerasan
Efektivitas cara yang selama ini pernah
untuk
yang dipakai dalam dilakukannya.
mengontrol
menyelesaikan b. Motivasi klien
perilaku masalah menceritakan perasaan
kekerasan 4. Setelah 1x klien setelah tindak
pertemuan klien kekerasan tersebut
12. Klien
menjelaskan akibat terjadi
menggunakan
c. Diskusikan apakah
tindak kekerasan
obat sesuai dengan tindak kekerasan
yang dilakukannya
program yang yang dilakukannya
telah Diri sendiri : luka, masalah yang dialami
ditetapkan teratasi
dijauhi teman, dll
5.Diskusikan dengan klien
Orang akibat negatif (kerugian)
55
lain/keluarga : cara yang dilakukan pada:
luka, tersinggung, a. Diri sendiri
b. Orang lain/keluarga
5. Setelah 1x c. Lingkungan
pertemuan klien : 6. Diskusikan dengan klien:
a. Apakah klien mau
Menjelaskan cara- mempelajari cara baru
cara sehat mengungkapkan marah
mengungkapkan yang sehat
marah b. Jelaskan berbagai
alternatif pilihan untuk
6. Setelah 1x mengungkapkan marah
pertemuan klien selain perilaku
memperagakan cara kekerasan yang
mengontrol perilaku diketahui klien.
c. Jelaskan cara-cara
kekerasan:
sehat untuk
Fisik: tarik nafas mengungkapkan
dalam, memukul marah:
bantal/kasur Cara fisik: nafas
dalam, pukul bantal
Verbal: atau kasur, olah
mengungkapkan raga.
perasaan Verbal:
kesal/jengkel pada mengungkapkan
orang lain tanpa bahwa dirinya
menyakiti sedang kesal
Spiritual: zikir/doa, kepada orang lain.
meditasi sesuai Sosial: latihan
agamanya asertif dengan
orang lain.
7. Setelah 1x interaksi Spiritual:
keluarga: sembahyang/doa,
cara merawat klien zikir, meditasi, dsb
dengan perilaku sesuai keyakinan
kekerasan agamanya masing-
Mengungkapkan masing
rasa puas dalam
56
merawat klien
Menjelaskan 7. 1. Diskusikan cara yang
mungkin dipilih dan
8. Setelah 3x interaksi anjurkan klien memilih
pertemuan klien dapat cara yang mungkin untuk
menjelaskan: mengungkapkan
Manfaat minum kemarahan.
obat 7.2. Latih klien
Kerugian tidak memperagakan cara
minum obat yang dipilih:
Nama obat a. Peragakan cara
Bentuk dan warna melaksanakan cara
obat yang dipilih.
Dosis yang b. Jelaskan manfaat cara
diberikan tersebut
kepadanya c. Anjurkan klien
Waktu pemakaian menirukan peragaan
Cara pemakaian yang sudah dilakukan.
Efek yang d. Beri penguatan pada
dirasakan klien, perbaiki cara
yang masih belum
8. Setelah 1x sempurna
pertemuan klien 7.3. Anjurkan klien
menggunakan obat menggunakan cara yang sudah
sesuai program dilatih saat marah/jengkel
57
penyebab, akibat dan
cara merawat klien
perilaku kekerasan yang
dapat dilaksanakan oleh
keluarga.
8.4. Peragakan cara merawat
klien (menangani
perilaku kekerasan)
8.5.Beri kesempatan
keluarga untuk
memperagakan ulang
8.6. Beri pujian kepada
keluarga setelah
peragaan
8.7. Tanyakan perasaan
keluarga setelah mencoba cara
yang dilatihkan
58
perawat/dokter jika
mengalami efek yang
tidak biasa
c. Beri pujian terhadap
kedisiplinan klien
menggunakan obat.
59
CATATAN PERKEMBANGAN
Umur : 50 Tahun
60
d. Pantau penerapan cara ini dan dan mengusir suara halusinasi yang
beri penguatan pada perilaku didengar dan dilihat dengan
klien yang sesuai menghardik
e. Masukkan dalam jadwal P : SP 2 halusinasi dilanjutkan Selasa,
kegiatan klien 30 November 2021
2 Selasa/ 30 Halusinasi : 1. Menvalidasi tindakan yang telah Klien tenang, kontak mata kadang ada, Kel.R
November Pendengaran dilakukan yaitu menghardik suara isi pikir dapat dimengerti, klien
2021 dan bayangan palsu tampak kadang menunduk atau
Jam 11.30 WIB 2. Mengajarkan pasien cara mengontrol melihat kearah lain
perasaan marah dengan minum obat
secara teratur Diagnosa: Halusinasi : Pendengaran
3. Menganjurkan pasien memasukkan dan Penglihatan
minum obat secara teratur kedalam
jadwal kegiatan S: - Klien mengatakan halusinasi
masih muncul, klien mengatakan
melakukan teknik menghardik saat
suara dan bayangan itu muncul, dan
klien mengatakan sudah ingat cara
minum obat dengan 6 benar
O:- Klien tampak tersenyum, klien
dapat menyebutkan cara minum obat
dengan 6 benar dan cara mengurangi
efek samping dari obat
A: Sp 2 Halusinasi menghilangkan
61
atau mengontrol dan bayangan
halusinasi dengan cara meminum obat
P : SP 3 halusinasi dilanjutkan setelah
SP 2 (Selasa, 30 November 2021)
3 Selasa/ 30 Halusinasi : 1. Menvalidasi tindakan yang telah Klien tenang, kontak sudah di Kel. R
November Pendengaran dilakukan yaitu menghardik suara pertahankan, isi pikir dapat
2021 dan dan bayangan palsu dan meminum dimengerti, klien tampak lebih
Jam 11.50 WIB Penglihatan obat bersemangat
2. Mengajarkan pasien cara mengajak
orang lain untuk bercakap-cakap Diagnosa: Halusinasi : Pendengaran
dan Penglihatan
62
menghilangkan bisikan suara dan
bayangan palsu (halusinasi) dengan
bercakap-cakap
P : SP 4 halusinasi dilanjutkan Rabu, 1
Desember 2021
4 Rabu/ 1 Halusinasi : 1. Menvalidasi tindakan yang telah Klien tenang, kontak sudah Kel.R
Desember Pendengaran dilakukan yaitu menghardik suara dipertahankan, isi pikir dapat
2021 dan palsu,meminum obat, dan bercakap- dimengerti
Jam 10.00 WIB Penglihatan cakap dengan orang lain Diagnosa: Halusinasi : Pendengaran
2. Ajarkan klien mengontrol halusinasi dan Penglihatan
dengan cara melakukan aktifitas S: - Klien mengatakan menyebutkan
harian klien. halusinasinya, klien mengatakan sudah
ingat cara memasukkan kegiatan
dalam jadwal kegiatan
O:- Klien tampak tersenyum, klien
dapat menyebutkan halusinasinya,
klien dapat menyebutkan kegiatan
yang akan dilakukan dan cara mengisi
jadwal kegiatan yang dibuat sendiri.
A: Sp 4 Halusinasi mengontrol
halusinasi dengan kegiatan yang
disusun dalam jadwal kegiatan
P : SP 1-4 halusinasi di review
kembali Rabu, 1 Desember 2021 dan
63
melaksanakan SP diagnosa RPK
5 Rabu/ 1 Resiko 1. Membina hubungan saling percaya Klien tenang, klien tampak sedih Kel.R
Desember Perilaku Mengidentifikasi penyebab perasaan menceritakan keluarganya,klien juga
2021 Kekerasan marah, tanda dan gejala yang terlihat marah saat menceritakan orang
Jam 10.30 WIB dirasakan, prilaku kekerasan yang yang mengganggunya, klien
dilakukan, serta akibatnya. menunduk saat bercerita tentang
2. Mengajarkan pasien cara mengontrol keluarga, kontak mata kurang, mata
perasaan marah dengan cara fisik berkaca-kaca, wajah menunjukkan
Menganjurkan pasien memasukkan kesedihan
cara mengontrol prilaku kekerasan
kedalam jadwal kegiatan harian Diagnosa: Resiko perilaku kekerasan
64
klien dapat mempraktekkan cara napas
dalam dan cara memukul bantal
A: SP 1 RPK mengenal hal yang
membuatnya marah dan mengontrol
marah dengan pukul bantal atau kasur
P : SP 2 RPK dilanjutkan setelah
kegiatan SP 1 RPK(Rabu, 1 Desember
2021)
6 Rabu/ 1 Resiko 1. Menvalidasi tindakan yang telah Klien tenang, klien tampak sedih Kel.R
Desember Perilaku dilakukan yaitu latihan fisik tarik menceritakan keluarganya,klien juga
2021 Kekerasan nafas dalam dan pukul bantal terlihat marah saat menceritakan orang
Jam 11.00 WIB 2. Mengajarkan pasien cara mengontrol yang menggangunya, klien menunduk
perasaan marah dengan minum obat saat bercerita tentang keluarga, kontak
secara teratur mata kurang, mata berkaca-kaca,
3. Menganjurkan pasien memasukkan wajah menunjukkan kesedihan
minum obat secara teratur kedalam
jadwal kegiatan Diagnosa: Resiko perilaku kekerasan
65
memukul dinding, klien mengatakan
masih jarang minum obat, klien
mengatakan dapat menyebutkan
kembali cara minum obat dengan
benar
O:- Klien tampak tersenyum, kontak
mata mulai dipertahankan kembali,
klien dapat menyebutkan cara minum
obat yang baik dengan 6 benar, dan
menyebutkan cara mengurangi efek
samping obat
A: SP 2 RPK cara minum obat dengan
6 benar
P : SP 3 RPK dilanjutkan Kamis, 2
Desember 2021
7 Kamis/ 2 Resiko 1. Evaluasi validasi tindakan yang telah Klien tenang, klien tampak segar, Kel.R
Desember 2021 Perilaku dilakukan yaitu meredakan rasa klien mempertahankan kontak, isi
Jam 08.00 WIB Kekerasan marah dengan latihan fisik dan pikir dapat dimengerti
minum obat secara teratur
2. Mengajarkan klien cara mengontrol Diagnosa: Resiko perilaku kekerasan
perasaan marah dengan verbal, bicara
dengan baik S: - Klien mengatakan masalah yang
3. Menganjurkan klien memasukkan dihadapi, Klien mengatakan saat ada
latihan secara verbal kedalam jadwal keinginan marah saat ini klien akan
66
kegiatan harian menarik napas dalam dan mencoba
tenang, klien mengatakan sudah ingat
kembali cara mengontrol marah
dengan verbal
O:- Klien tampak tersenyum, klien
dapat menyebutkan cara kontrol marah
dengan verbal,klien dapat
menyebutkan kembali cara meminta
yang baik, menolak yang baik
A: SP 3 RPK melatih cara mengontrol
marah dengan cara berbicara yang
baik P : SP 4 RPK dilanjutkan setelah
kegiatan SP 3 RPK (Kamis, 2
Desember 2021)
8 Kamis/ 2 Resiko 1. Evaluasi validasi tindakan yang telah Klien tenang, klien tampak segar, Kel.R
Desember Perilaku dilakukan yaitu latihan fisik, latihan klien mempertahankan kontak, isi
2021 Kekerasan verbal, bicara dengan baik, dan pikir dapat dimengerti
Jam 08.30 WIB minum obat secara teratur
2. Mengajarkan klien cara mengontrol Diagnosa: Resiko perilaku kekerasan
perasaan marah dengan cara spiritual
Menganjurkan klien memasukkan S: - Klien mengatakan saat ada
latihan secara verbal kedalam jadwal keinginan marah saat ini klien akan
kegiatan harian menarik napas dalam dan mencoba
tenang, klien mengatakan akan
67
melakukan kegiatan spiritual lagi
untuk mengontrol marahnya
O:- Klien tampak tersenyum, klien
dapat menyebutkan cara kontrol marah
dengan verbal dan kegiatan spiritual
A: SP 4 RPK melatih cara mengontrol
marah dengan kegiatan spiritual
P : Evalusi SP 1-4 RPK
68
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah dilakukan asuhan keperawatan dilaksanakan selama 4 hari di yayasan rehabilitasi dengan
1) Dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien di dapat beberapa masalah yaitu halusinasi
3) Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada klien ada masalah yang belum
teratasi dan ada juga yang sudah teratasi walau pun belum maksimal namun perlu penanganan
B. SARAN
Setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnose halusinasi ada
beberapa saran yang diharapkan berguna dan dapat dijadikan masukan kearah
secara paripurna
69
2) Bagi keluarga yang para anggotanya pernah mengalami gangguann kejiwaan
70
DAFTAR PUSTAKA
Refika Adimata.
Depkes, RI. 2018. Hasil Riskesdas 2018. Departemen Kesehatan Republik Indonesia:
Dermawan, D., & Rusdi. (2013). Keperawatan Jiwa: Konsep Dan Kerangka Kerja
Nuha Medika.
Peplau Dan Model Stres Adaptasi Stuart Di Ruang Utari. Depok. (Online).
Kusumawati, F., & Hartono, Y. (2011). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika.
71
Maulana, I., Suryani, Sriati, A., Sutini, T., Widianti, E., Rafiah, I., . . . Senjaya, S.
Nurlaili, Nurdin, A. E., & Putri, D. E. (2019). Pengaruh Tehnik Distraksi Menghardik
177-
ed.).
Elsevier.
Suryenti, V., & Sari, E. V. (2017). Pengaruh Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi
Skizofrenia di Ruang Rawat Inap Arjuna Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi
Januari 2020.
72
Trimelia. (2011). Asuhan Keperawatan Klien Halusinasi. Jakarta: Trans Info Media.
Upthegrove, R., Ives, J., Broome, M. R., Caldwell, K., Wood, S. J., & Oyebode,
F.
73