Anda di halaman 1dari 40

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. Y DENGAN DIAGNOSA


KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI
PENDENGARAN DI RUANG KASUARI RUMAH SAKIT JIWA
Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT-LAWANG

Oleh Kelompok III


AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA KEDIRI

TAHUN AJARAN 2016/ 2017

2
MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. Y DENGAN DIAGNOSA


KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI
PENDENGARAN DI RUANG KASUARI RUMAH SAKIT JIWA
Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT-LAWANG

Oleh Kelompok III

Anggota Kelompok

1. BAHRUDIN YUSUF (2014.49.018)


2. FIZA KHOLILAH (2014.49.049)
3. NURUL ATIK MALINA (2014.49.076)
4. TUTUT SETYOWATI (2014.49.100)
5. YURIS DWI KARTIKA S. (2014.49.109)

1
AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA HUSADA KEDIRI

TAHUN AJARAN 2016/ 2017

2
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA Tn. Y DENGAN DIAGNOSA


KEPERAWATAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI
PENDENGARAN DI RUANG KASUARI RUMAH SAKIT JIWA
Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT-LAWANG

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN JIWA INI TELAH DISETUJUI

LAWANG............................................

Pembimbing institusi Pembimbing Klinik


Ruang Kasuari

PUGUH SANTOSO, S.Kep., Ns. M.Gizi SAFII, S.Kep,. Ns

Mengetahui

Kepala Ruang Kasuari Koordinator Praktik DIII Keperawatan

Beny Sucipto, S.Kep., Ns Fajar Rinawati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.J

3
KATA PENGANTAR

Kami mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat karunia-
Nya sehingga pembuat makalah dengan judul " Asuhan Keperawatan Jiwa pada Tn.
Y dengan Diagnosa Keperawatan Gangguan Persepsi Sensori Halusinasi
Pendengaran di Ruang Kasuari Rumah Sakit Jiwa Dr. Radjiman Wediodiningrat-
Lawang " dapat diselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan dorongan dari pihak
yang terkait, makalah ini tidak dapat diselesaikan. Untuk itu pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang
terhormat dan teman-teman yang telah membantu dalam memberi pembimbingan
dan membantu kami.
Semoga bimbingan, arahan, saran, dan bantuan yang diberikan oleh semua pihak
dapat menjadi amal dan kebaikan selalu mendapatkan karunia dan rahmad dari Allah
SWT. Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan sehingga dapat menyempurnakan makalah ini.
Penulis berharap semoga hasil ini bisa bermanfaat bagi semua orang khususnya
penulis dan pembaca.

Lawang, Desember 2016

Penyusun

4
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian.......................................................................................................3
B. Penyebab........................................................................................................4
C. Akibat.............................................................................................................4
D. Tahapan Halusinasi.........................................................................................5
E. Jenis Halusinasi..............................................................................................6
F. Pohon Masalah...............................................................................................7
G. Masalah Keperawatan Dan Data Yang Perlu Dikaji.......................................7
H. Diagnosa Keperawatan...................................................................................8
I. Rencana Keperawatan....................................................................................9
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian....................................................................................................13
B. Rencana tindakan keperawatan....................................................................23
C. Implementasi keerawatan.............................................................................29
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan..................................................................................................34
B. Saran.............................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35

5
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kesehatan jiwa merupakan bagian yang integral dari kesehatan. Kesehatan
jiwa bukan sekedar terbebas dari gangguan jiwa, akan tetapi merupakan suatu
hal yang di butuhkan oleh semua orang. Kesehatan jiwa adalah perasaan sehat
dan bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat menerima orang lain
sebagai mana adanya. Serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri dan
orang lain. (Menkes, 2005)
Menurut Sekretaris Jendral Dapertemen Kesehatan (Sekjen Depkes), H.
Syafii Ahmad, kesehatan jiwa saat ini telah menjadi masalah kesehatan global
bagi setiap negara termasuk Indonesia. Proses globalisasi dan pesatnya kemajuan
teknologi informasi memberikan dampak terhadap nilai-nilai sosial dan budaya
pada masyarakat. Di sisi lain, tidak semua orang mempunyai kemampuan yang
sama untuk menyusuaikan dengan berbagai perubahan, serta mengelola konflik
dan stres tersebut. (Dapertemen Kesehatan, 2007)
Berdasarkan data diruang Kasuari RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
per Desember 2016 sebanyak 24 orang pasien yang dirawat, sebanyak 17 orang
pasien mengalami gangguan persepsi sensori (halusinasi).
Dari hasil prosentase pasien diruang Kasuari RSJ Dr. Radjiman
Wediodiningrat Lawang kami kelompok 3 Akademi Keperawatan Dharma
Husada Kediri tergerak untuk melakukan pengkajian dengan masalah gangguan
persepsi sensori (halusinasi).
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran nyata tentang asuhan keperawatan jiwa pada
klien dengan perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran di ruang
Kasuari RSJ Dr. Radjiman Wediodiningrat Lawang
2. Tujuan Khusus
Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada klien dengan perubahan
persepsi sensori: halusinasi pendengaran, serta mampu:
a. Membuat diagnosa keperawatan pada klien perubahan persepsi
sensori : halusinasi
b. Melakukan intervensi keperawatan kepada klien perubahan persepsi
sensori:halusinasi pendengaran
c. Melakukan tiundakan keperawatan pada klien perubahan persepsi
sensori : halusinasi pendengaran
d. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan pada klien perubahan
persepsi sensori: halusinasi pendengaran
e. Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan
perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian
Halusinasi adalah pengalaman sensorik tanpa rangsangan eksternal terjadi
pada keadaan keasadaran penuh yang menggambarkan hilangnya kemampuan
menilai realitas. (Sunaryo, 2004)
Halusinasi adalah persepsi sensori yang salah satu atau pengalaman persepsi
yang tidak sesuai dengan kenyataan (Sheila L Vidheak, 2001 : 298)
Halusinasi merupakan gangguan persepsi dimana klien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi, suatu pencerapan panca indra tanpa ada
rangsangan dari luar (Maramis, 1998)
Jadi, dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah gangguan persepsi tanpa
ada rangsangan dari luar/eksternal.
Tanda dan Gejala :
a) Bicara, senyum, tertawa sendiri
b) Mengatakan mendengarkan suara, melihat, mengecap, menghirup(mencium)
dan merasa suatu yang tidak nyata
c) Merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungannya
d) Tidak dapat membedakan hal yang nyata dan tidaknyata
e) Tidak dapat memusatkan perhatian atau konsentrasi
f) Sikap curiga dan saling bermusuhan
g) Pembicaraan kacau kadang tak masuk akal
h) Menarik diri menghindar dari orang lain
i) Sulit membuat keputusan
j) Ketakutan
k) Tidak maumelaksanakan asuhan mandiri : mandi, sikat gigi, ganti pakaian,
berhias yang rapi
l) Mudah tersinggung, jengkel, marah
m) Menyalahkan diri atau orang lain
n) Muka marah kadang pucat
o) Ekspresi wajah tegang
p) Tekanan darah meningkat
q) Nafas terengah-engah
r) Nadi cepat
s) Banyak keringat

B. Penyebab
Yang menjadi penyebab atau sebagai trigger munculnya halusinasi antara
lain klien menarik diri dan harga diri rendah. Akibat rendah diri dan kurangnya
ketrampilan berhubungan sosial klien menjadi menarik diri dari lingkungan.
Dampak selanjutnya klien akan lebih terfokus pada dirinya. Stimulus internal
menjadi lebih dominan dibandingkan stimulus eksternal. Klien lama kelamaan
kehilangan kemampuan membedakan stimulus internal dengan stimulus
eksternal. Kondisi ini memicu terjadinya halusinasi.
Tanda dan Gejala :
a) Aspek fisik :
1) Makan dan minum kurang

2
2) Tidur kurang atau terganggu
3) Penampilan diri kurang
4) Keberanian kurang
b) Aspek emosi :
1) Bicara tidak jelas, merengek, menangis seperti anak kecil
2) Merasa malu, bersalah
3) Mudah panik dan tiba-tiba marah
c) Aspek sosial :
1) Duduk menyendiri
2) Selalu tunduk
3) Tampak melamun
4) Tidak peduli lingkungan
5) Menghindar dari orang lain
6) Tergantung dari orang lain
d) Aspek intelektual :
1) Putus
2) Merasa sendiri, tidak ada sokongan
3) Kurang percaya diri
C. Akibat
Klien yang mengalami halusinasi dapat kehilangan kontrol dirinya sehingga
bisa membahayakan diri sendiri, orang lain maupu nmerusak lingkungan (risiko
mencederai diri, orang lain dan lingkungan). Hal ini terjadi jika halusinasi sudah
sampai fase ke IV, dimana klien mengalami panik dan perilakunya dikendalikan
oleh isi halusinasinya. Klien benar-benar kehilangan kemampuan penilaian
realitas terhadap lingkungan. Dalam situasi ini klien dapat melakukan bunuh
diri, membunuh orang lain bahkan merusak lingkungan.
Tanda dan Gejala :
a) Muka merah
b) Pandangan tajam
c) Otot tegang
d) Nada suara tinggi
e) Berdebat
f) Memaksakan kehendak : merampas makanan, memukul jika tidak senang
D. Tahapan Halusinasi
Halusinasi dapat dibagi menjadi beberapa tahapan (Kusumawati & Hartono, 2010)
yaitu:
1. Fase pertama
Disebut juga dengan fase comforting yaitu fase menyenangkan.
Karakteristik : klien mengalami stres, cemas, perasaan perpisahan, rasa bersalah,
kesepian memuncak, dan tidak dapat diselesaikan. Perilaku klien : tersenyum atau
tertawa yang tidak sesuai, menggerakkan bibir tanpa suara, pergerakan mata cepat,
respon verbal yang lambat jika sedang asyik dengan halusinasinya.
2. Fase Kedua
Disebut dengan fase condemming atau ansietas berat yaitu halusinasi
menjadi menjijikkan. Termasuk dalam psikotik ringan. Karakteristik: pengalaman
sensori menjijikkan dan menakutkan, kecemasan meningkat, melamun, dan
berpikir sendiri jadi dominan. Perilaku Klien: meningkatnya tanda-tanda saraf
otonom seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah.

3
3. Fase Ketiga
Adalah fase controlling atau ansietas berat yaitu pengalaman sensori
menjadi berkuasa. Termasuk dalam gangguan psikotik. Karakteristik: bisikan
suara, isi halusinasi semakin menonjol, menguasai dan mengontrol klien. Perilaku
Klien: kemampuan dikendalikan halusinasi, rentang perhatian hanya beberapa
menit atau detik. Tanda fisik klien berkeringat, tremor, dan tidak mampu
mematuhi perintah.
4. Fase Keempat
Adalah fese conquering atau panik yaitu klien lebur dengan halusinasinya,
Termasuk dalam psikotik berat. Karakteristik: halusinasinya berubah menjadi
mengancam, memerintah, dan memarahi klien. Klien menjadi takut, tidak
berdaya, hilang kontrol, dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang
lain di lingkungan. Perilaku Klien: perilaku teror akibat panik, potensi bunuh diri,
perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri atau katatonik, tidak mampu merespon
lebih dari satu orang.
E. Jenis Halusinasi
Jenis-jenis halusinasi menurut (Videbeck, 2004: 310)sebagai berikut:
Jenis halusinasi Data Subjektif Data Objektif
Halusinasi Dengar a. Mendenar suara menyuruh a. Mengarahkan telinga
(Auditory-hearing melakukan sesuatu yang pada sumber suara.
voices or sounds) berbahaya. b. Berbicara atau
b. Mendengar suara atau tertawa sendiri.
bunyi. c. Marah-marah tanpa
c. Mendengar suara yang sebab.
mengajak bercakap-cakap. d. Menutup telinga.
d. Mendengar seseorang e. Mulut komat-kamit.
yang sudah meninggal. f. Ada gerakan tangan.
e. Mendengar suara yang
menagncam diri klien atau
orang lain atau suara lain
yang membahayakan.
Halusinasi a. Melihat seseorang yang a. Tatapan mata pada
Penglihatan sudah meninggal, melihat tempat tertentu.
(Visual-seeing makhluk tertentu, melihat b. Menunjuk kearah
persons or things) bayangan, hantu atau suatu tertentu.
yang menakutkan. c. Ketakutan pada
objek yang dilihat.

Halusinasi a. Mencium setuatu seperti a. Ekspresi wajah


Penghidu bau mayat, darah bayi, seperti mencium
(Olfaktory- feses atau bau masakan, sesuatu dengan
smelling dors) parfum yang gerakan cuping
menyenangkan. hidung,
b. Klien sering mengatakan mengarahkan hidung
mencium bau sesuatu. pada tempat tertentu.
c. Tipe halusinasi ini sering
menyertai klien demensia,
kejang.
Halusinasi a. Klien mengatakan ada a. Mengusap,

4
Perabaan (Tactile- sesuatu yang menggaruk-garuk
feeling bodily menggerayangi tubuh meraba-raba
sensations) seperti tangan, binatang permukaan kulit.
kecil, mahluk halus. b. Terlihal menggerak-
b. Merasakan sesuatu gerakan badan
dipermukaan seperti merasakan
kulit,merasakan sangat sesuatu rabaan.
panas atau dingin,
merasakan tersengat aliran
listrik.
Halusinasi a. Klien seperti sedang a. Seperti mengecap
Pengecapan merasakan makanan sesuatu. Gerakan
(Gustatory- tertentu, rasa tertentu atau mengunyah,
experiencing mengunyah sesuatu. meludah, atau
tastes) muntah.
Halusinasi a. Klien melaporkan bahwa a. Klien terlihat
Kinestetik & fungsi tubuhnya tidak menatap tubuhnya
Viseral dapat terdeteksi misalnya sendiri dan terlihat
tidak adanya denyutan di merasakan sesuatu
otak, atau sensasi yang aneh tentang
pembentukan urine dalam tubuhnya.
tubuhnya, perasaan
tubuhnya melayang di atas
bumi.

F. Pohon Masalah

Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan

Gangguan persepsi sensori halusinasi

Isolasi sosial :menarik diri

G. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


1. Masalah keperawatan
a) Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
b) Perubahan sensori perceptual: halusinasi
c) Isolasi sosial : menarikdiri
2. Data yang perlu dikaji
a) Risiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
Data Subjektif
1) Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang
2) Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika
sedang kesal atau marah
3) Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya
Data Objektif :

1) Mata merah, wajah agak merah


2) Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai : berteriak, menjerit,
memukul diri sendiri/orang lain

5
3) Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam
4) Merusak dan melempar barang-barang
b) Perubahan sensori perseptual : halusinasi
Data Subjektif :
1) Klien mengatakan mendengar bunyi yang tidak berhubungan dengan
stimulus nyata.
2) Klien mengatakan melihat gambaran tanpa ada stimulus yang nyata.
3) Klien mengatakan mencium bau tanpa stimulus.
4) Klien merasa makan sesuatu.
5) Klien merasa ada sesuatupada kulitnya.
6) Klien takut pada suara atau bunyi atau gambar yang dilihat dan didengar.
7) Klien ingin memukul atau melempar barang-barang.
Data Objektif :

1) Klien berbicara dan tertawa sendiri


2) Klien bersikap seperti mendengar atau melihat sesuatu
3) Klien berhenti berbicara ditengah kalimat untuk mendengar sesuatu
4) Disorientasi
c) Isolasi sosial : menarik diri
Data Subjektif :
1) Klien mengatakan saya tidak mampu, saya tidak bisa, tidak tahu apa-apa,
bodoh, mengkritik diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap
diri sendiri.
Data Objektif :

1) Klien terlihat lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif
tindakan, ingin mencederai diri atau ingin mengakhiri hidup, apatis,
ekspresi sedih, komunikasi verbal kurang, aktivitas menurun, posisi janin
pada saat tidur, menolak berhubungan, kurang memperhatikan
kebersihan.
H. Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan persepsi sensori : halusinasi
2. Risiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
3. Isolasi sosial : menarik diri

6
I. Rencana Keperawatan
Tgl No. Dx. Keperawatan Perencanaan
Dx Tujuan Kriteria Intervensi
Halusinasi TUM:
Klien dapat
mengontrol
haalusinasi
yang
dialaminya
1.Setelah . . . x interaksi klien 1. Bina hubungan saing percaya dengan menggunakan prinsip
TUK 1 : menunjukkkan tanda - tanda komunikasi terapeutik :
Klien dapat peracaya kepada perawat : Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun non verbal
membina Ekspresi wajah bersahabat Perkenalan nama, nama panggilan dan tujuan perawat
hubungan Menunjukkan rasa senang berkenalan
saling percaya. Ada kontak mata Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan yang disukai
Mau berjabat tangan klien
Mau menyebutkan nama Buat kontrak yang jelas
Mau menjawab salam Tunjukkan sikap jujur dan menepati janji setiap kali interaksi
Mau duduk berdampingan Tunjukkan sikap empati dan menerima apa adanya
dengan perawat Beri perhatian kepada klien dan perhatikan kebutuhan dasar
Bersediamengungkapkan masalah klien
yangdihadapi Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien
Dengarkan dengan penuh perhatian ekspresi perasaan klien
TUK 2 : 2.Setelah x interaksi klien 2.1 Adakah kontak sering dan singkat secara bertahap.
Klien dapat menyebutkan : 2.2 Obsevasi tingkahlaku klien terkait dengan halusinasinya
mengenal Isi (dengar/lihat/penciuman/raba/kecap),jika menemukan klien yang

7
halusinasinya Waktu sedang halusinasi:
Frekuensi tanyakan apakah klien mengalami sesuatu (halusinasi
Status dan kondisi yang dengar/lihat/penciuman/raba/kecap).
menimbulkan halusinasi. Jika klien menjawab ya, tanyakan apa yang sedang dialaminya.
2.2Setelah.x interaksi klien Katakana bahwa perawat percaya klien mengalami hal
menyatakan perasaan dan respon tersebut, namun perawat sendiri tidak mengalaminya (denga
saat mengalami halusinasi: nada bersahabat tanpa menuduh atau menghakimi)
Marah Katakana bahwa ada klien lain yang mengalami hal yang sama
Takut Katakana bahwa perawat akan membantu klien
Sedih Jika klien tidak sedang berhalusinasi klarifikasi tentang adanya
Senang pengalaman halusinasi, diskusikan dengan klien:
Ceman Isi, waktu dan frekuensi terjadinya halusinas i(pagi, siang,
jengkel sore, malam atau sering dan kadang2.
Situasi dan kondisi yang menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi
2.3 diskusikan dengan klien apa yang diraskan jika terjadi
halusinasi dan beri kesempatan untuk mengungkapkan
perasaannya.
2.4 diskusikan dengan klien apa yang dilakukan untuk mengatasi
perasaan tersebut.
2.5 diskusikan tentang dampak yang dialaminyabila klien
menikmati halusinasinya.

TUK 3: 3.1 setelah x interaksi klien 3,1 identifikasi bersama klien cara atau tindakan yang dilakukan
Klien dapat menyebutkan tindakan yang jika terjadi halusinasi (tidur,marah,menybukan diri dll)

8
mengkontrol biasanya dilakukan untuk 3,2 diskusikan cara yang digunakan klien
halusinasinya mengembalika halusinasinya Jika cara yang digunakan adaktif beri pujian
3.2 setelahx interaksi klien Jika cara yang digunakan maladagtif diskusikan kerugian cara
menyebutkan cara baru tersebut.
mengintrol halusinasinya 3.3 diskusikan cara baru untuk memutus / mengntrol timbulnya
3.3 setelahx interaksi klien halusinasi:
dapat memilih dan memperagakan Katakana pada diri sendiri bahwa ini tidak nyata (saya tidak
cara mengatasi mau dengar / lihat / mencium / raba / kecap pada saat
halusinasi(dengar/lihat/penciuman halusinasi terjadi)
/raba/kecap) Menemui orang lain( perawat / teman / anggota keluarga)
3.4 setelahx interaksi klien untuk menceritakan tentang halusinasinya
melaksanakan cara yang telah Membuat dan melaksanakan jadwal kegiatan sehari hari yang
dipilih untuk mengendalikan telah disusun
halusinasinya Meminta keluarga / teman/ perawat menyapa jika sedang
3.5 setalahx pertemuan klien berhalusinasi
mengikuti terapi aktifitas 3.4 bantu untuk memilih cara yang sudah dianjurkan dan dilatih
kelompok untuk mencobanya
3.5 beri kesempatan untuk melakukan cara yang dipilih dan dilatih
3.6 pantau pelaksanaan yang dilatih, jika berhasil beri pujian
3.7 anjurkan klien mengikuti terapi aktifitas kelompok, orientasi
realita , stimulasi persepsi
TUK 4 : 4.1 setelahx pertemuan 4.1 buat kontrak dengan keluarga untuk pertemuan (waktu, tempat
Klien dapat keluarga, keluarga menyatakan dan topik)
dukungan dari seuju untuk mengikuti pertemuan 4.2 diskusikan dengan keluarga (pada saat pertemuan
keluarga dalam dengan perawat keluarga/kunjungan umah)
mengontrol 4.2 setelahx interaksi keluarga Pengertian halusinasi

9
hlusinasinya menyebutkan pengertian, tanda Tanda dan gejla halusinasi
dan gejala, proses terjadinya Proses terjadinya halusinasi
halusinasi dan tindakan untuk Cara yang dapat dilakukan klien dan keluarga untuk memutus
mengendalikan halusinasinya halusinasi
Obat-obatan halusinasi
Cara merawat anggota keluarga yang halusinasi di rumah ( beri
kegiatan, jangan biarkan sendiri, makan bersama, bepergian
bersama,memantau obat-obatan dan cara pemberiannya untuk
mengatasi halusinasi )
Beri informasi waktu control ke rumah sakit dan bagaimana
cara mencari bantuan jika halusinasi tidak dapat diatasi
dirumah.
TUK 5: 5.1 setelahx interaksi klien 5.1 diskusikan dengan klien tentang manfaat dan kerugian tidak
Klien dapat menyebutkan: minum obat, nama, warna, dosis, cara, efek, terapi dan efk
memanfaatkan Manfaat minum obat samping penggunaaan obat.
obat dengan Kerugian tidak minum 5.2 pantau klien saat penggunaan obat
baik obat, warna, dosis efek 5.3 beri pujian jika klien menggunakan obat dengan benar
terapi dan efek samping 5.4 diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasi
obat dengan dokter
5.2 setelahx interaksi klien 5.4 anjurkan klien untuk konsultasi kepada dokter/prawat jika
mendemontrasikan penggunaaan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
obat dengan benar
5.3 setelahx interaksi klien
menyebutkan akibat berhenti
minumobat tanpa konsultasi
dokter

10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS KLIEN

Nama : Tn.Y Jenis kelamin : laki-laki


Umur : 33 tahun No. RM :0638xxx
Pendidikan : SMK Tanggal Dirawat : 26 Nov 2016
Agama : Islam Tanggal pengkajian : 5 Des 2016
Status : belum kawin Ruang rawat : Kasuari
Alamat : Bojonegoro Sumber informasi : Klien, keluarga,
Pekerjaan : swasta
rekam medis

II. ALASAN MASUK


Data Primer:
Klien mengatakan merusakan pagar rumah tetangga setelah mendengar suara-
suara ejekan yang membuatnya marah dan jengkel.
Data Sekunder:
Keluarga klien mengatakan klien tidak mampu mengontril emosinya sehingga
merusakan pagar tetangga dan melempari rumah tetangga.
III. FAKTOR PRESIPITASI
Klien mengatakan masuk ke RSJ Lawang pada tanggal 26 November 2016
karena klien mengamuk, merusak pagar rumah tetangga, dan melempari
rumah tetangga setelah mendengar bisikan yang mengejeknya dan membuat
klien kesal. Klien mengatakan selama 2 bulan terakhir, klien mudah marah
padahal sudah minum obat teratur.
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
RIWAYAT PENYAKIT LALU
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu
Klien mengatakan pernah masuk rumah sakit jiwa lawang sebanyak dua
kali pada tahun 2003 dan 2005.
2. Pengobatan sebelumnya
Klien pernah melaksanakan pengobatan di RSJ Dr. Radjiman
Widiodiningrat lawang pada tahun 2003 dinyatakan sembuh dan
diperbolehkan pulang. Masuk kembali pada tahun 2005 dinyatakan
sembuh dan diperbolehkan pulang.
Masalah keperawatan : -
3. Pernah mengalami Penyakit Fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)
Dari data rekam medis yang ada pada saat balita klien tidak pernah
melakukan imunisasi
Masalah keperawatan: -
RIWAYAT TRAUMA
Klien mengatakan pernah dipukul oleh orang tidak dikenal, kemudian klien
mulai menutup diri dengan lingkungannya.
Klien mengatakan pernah memukuli adik perempuannya setelah mendengar
suara-suara ejekan dari dalam dirinya, dan kemudian dipukul oleh kakaknya.

11
4. Pengalaman masalalu yang tidak menyenangkan
Klien mengatakan pernah dipukul oleh orang tidak dikenal, kemudian
klien mulai menutup diri dengan lingkungannya.
Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan dan respon pasca
trauma.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
1. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada
Masalah keperawatan : tidak ada masalah keperawatan
V. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum: baik
2. Tanda-tanda vital:
Tekanan Darah : 130/80 mmHg
Nadi : 80 x/ mnt
Suhu : 36,7 0C
Pernapasan : 30 x/mnt
3. Ukur:
Berat badan : 52 kg
Tinggi badan : 162 cm
4. Keluhan fisik: klien mengatakan tidak ada keluhan
5. Pemeriksaan fisik (head to toe):
Kepala : tidak ada luka, terdapat karies gigi, mata terlihat sayu
pertumbuhan rambut merata, tidak ada uban dan tidak ada
lesi pada kulit kepala.
Thorak : tidak ada lesi atau edema
Abdominal : tidak ada lesi
Ekstermitas : berfungsi dengan baik
Masalah keperawatan : -

12
VI. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL (Sebelum dan sesudah sakit)
1. Genogram

Keterangan:
Laki-laki :
Perempuan :

Meninggal : X

Pasien :

33 Garis pernikahan :
Garis keturunan :
Tinggal serumah :
Keterangan : tuan.Y memiliki 3 orang saudara , mengenali saudara dari
ayah berjumlah 7 orang dan saudara dari ibu berjumlah 6 orang dan kakek
nenek telah meninggal. Pola komunikasi tertutup klien mengatakan tidak
pernah berbagi masalah dengan keluarga saat terjadi masalah. Klien
tinggal serumah dengan kedua orang tua dan kakak laki-lakinya ,
pengambil keputusan dalam keluarga klien adalah ayah klien .
2. Konsep diri
a. Citra tubuh : klien mengatakan menyukai seluruh anggota tubuhnya
dan measa tidak ada masalah dengan keadaan dan fungsi anggota
tubuhnya.
b. Identitas : klien mengatakan mengetahui nama Tn.Y , asal
Bojonegoro, umur 33 tahun, mengakui dan puas akan dirinya
sebagai laki-laki
c. Peran :
Di rumah : klien mengatakan pernah bekerja di perusahaan farmasi di
Rumah Sakit.
Di Rumah Sakit : klien membantu membersihkan ruangan bersama
pegawai RS dan pasien lain
d. Ideal diri : klien mengatakan saat ini dan seterusnya hanya ingin
makan, tidur, merokok, dan tidak ingin bekerja
e. Harga diri : klien merasa malu dan malas untuk mengenal orang lain di
sekitarnya, serta mengatakan risih jika harus berhubungan maupun
membuka pembicaraan denga orang lain.
Masalah keperawatan: Gangguan konsep diri: harga diri rendah
3. Hubungan sosial
a. Orang yang berarti/ terdekat :
Ayah, karena klien juga ada masalah bercerita ke ayah dan kadang
keinginan merokok di berikan rokok
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok / masyarakat:
Klien tidak mau bergaul dan berkumpul dengan orang lain karena
merasa malas
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain:
klien mengatakan malu dan malas untuk mengawali pembicaraan
dengan orang lain.
Masalah keperawatan : Isolasi sosial: menarik diri

4. Spiritual
a. Niali dan keyakinan : klien mengatan memiliki agama islam dan
mengetahui klien muslim.
b. Kegiatan ibadah: klien tidak menjalankan ibadah secara terataur.
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
VII. STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi, klien terlihat tidak peduli dengan penampilannya dan tidak
memiliki keinginan mandi (mandi apabila disuruh) dan merias diri serta
saat makan berceceran.
Masalah keperawatan : defisit perawatan diri: mandi
2. Interaksi selama wawancara
Kooperatif, klien menjawab semua pertanyaan sesuai keadaannya
3. Pembicaraan
Pelan, klien berbicara secara pasif dan berurutan namun kadang tediam
sendiri di tengah pembicaraan dan terkadang tertawa sendiri
Masalah keperawatan: kerusakan komunikasi
4. Aktifitas motorik
Lesu dan gelisah klien terlihat tidak bergairah unruk beraktifitas dan
memilih menyendiri dan sering tertawa sendiri.
Kemudian klien terlihat mondar mandir dan menyendiri menikmati
halusinasi ketika keadaan gelisah.
Masalah keperawatan: defisit aktifitas
5. Kesadaran
a. Kuantitatif
Komposmentis, klien menjawab setiap diberi pertanyaan dengan
kesadaran penuh, GCS 4-5-6, klien dapat membuka mata secara
spontan respon verbal baik, gerakan motorik sesuai perintah
b. Kualitatif
Limitasi (pembatasan) klien tampak membatasi diri dari
lingkungannya
c. Relasi
Klien tampak sering menyendiri,
Masalah keperawatan:

6. Orientasi
Klien mampu menjawab pertanyaan hari ini Rabu (benar) saat ni berada
di RSJ LAWANG,di Ruang Kasuari (benar), saya berbicara dengan
perawat yusuf (benar)
Masalah keperawatan: -
7. Perasaan
a. Emosi :cemas
b. Afek : labil
Klien saat pembicaraan terkadang murung, tertawa sendiri dan
berbicara sendiri disela pembicaaraan persawat. Terkadang terlihat
cemas dan kemudian pasien menyendiri melamun berbicara sendiri
tidak peduli keadaan lingkungan (apatis)
Masalah keperawatan: Gangguan Komunikasi
8. Persepsi-Sensori
Klien mengalami halusinasi pendengran, klien mengatakan sering
mendengar ejekan dari wanita yang membutnya marah dan jengkel,
kurang lebih 12 kali dalam satu hari ketika klien dalam kondisi sendiri
maupun saat diajak bicara. Respon klien tersenyum sendiri dan tertawa
sendiri, mulut berkomat-kamit tanpa suara.
Masalah keperawatan: gangguan persepsi sensori: halusinasi pendengaran
9. Proses pikir
a. Arus pikir : koheren
Masalah keperawatan:-
b. Isi pikir
pikiran isolasi sosial, klien mengatakan malas untuk mengawali
pembicaraan dengan orang lain, dan risih bila berinteraksi dengan
orang lain.
Masalah keperawatan: Gangguan proses pikir
c. Bentuk pikir
Rasional, klien mampu menjawab tiap pertanyaan perawat dan
menjelaskan maslah apapun keadaanya secara rasional
Masalah keperawatan : -
10. Memori : gangguan daya ingat jangka pendek (satu hari sampai satu
bulan),klien mengatakan sering lupa pada hal yang tidak terus menerus
dilakukan olehnya, serta informasi yang jarang diterima olehnya
Masalah keperawatan : Gangguan proses pikir jangka pendek
11. Tingkat konsentrasi dan berhitung klien mampu melaksanakan dan
berkonsentrasi pada masalah penghitungan sederhana,dibuktikan dengan
100-5=95 (benar),95-5=90 (benar),90-5=85(benar)
12. Kemampuan penilaian klien mampu menjawab dan keputusan pada suatu
tindakan dalam satu waktu,dibuktikan dengan makan dengan cuci tangan
duluan mana cuci tangan (benar)
Masalah keperawatan : -
13. Daya tilik diri ; mengingkari penyakit yang diderita, klien merasa tidak
perlu bantuan merasa dirinya baik saja
Masalah keperawatan : Gangguan proses pikir
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN PULANG
1. Makan : bantuan minimal, pasien mampu makan sendiri tanpa
bantuan dan makan 3x sehari, makan di sediakan dari RS
2. BAB/BAK : bantuan minimal, pasien mengatakan BAB biasanya
1x sehari dan BAK 3-4x sehari tanpa bantuan dan pada tempatnya.
3. Mandi : pasien mampu mandi sendiri tanpa bantuan
menggunakan sabun .
4. Berpakaian/berhias : bantuan minimal, pasien mampu berpakaian
sendiri tanpa bantuan dan baju sudah disediakan.
5. Istirahat : tidur siang kurang lebih 2 jam, tidur malam kurang
lebih 7 jam
6. Penggunaan obat : bantuan minimal, dengan hanya mengingatkan dan
menyediakan obat yang harus dikonsumsi
7. Pemeliharaan : perawatan lanjutan dan sistem pendukung diperlukan
untuk mengetahui perkembangan klien
8. Aktifitas dalam rumah : mempesiapkan makan, menjaga kerapihan
rumah, mencuci pakaian, pengaturan keuangan, diperlukan
pendampingan
9. Aktivitas di luar rumah : belanja dan transportasi diperlukan
pendampingan
Masalah keperawatan: tidak ada masalah keperawatan
IX. MEKANISME KOPING
Adaptif : berbicara dengan orang lain, olah raga, aktivitas konstruktif.
Maladaptif : reaksi lambat, menghindar.
Dibuktikan dengan klien memberikan respon yang lambat saat berinteraksi,
serta menghindari interaksi dengan orang lain.
Masalah keperawatan: koping individu inefektif
X. MASALAH PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
Pernah terjadi perselisihan dengan kakaknya dan pernah dipukul oleh
kakaknya.
Klien merasa keluarga tidak seberapa mendukung keinginan klien.
Klien merasa tidak puas dengan apa yang dikerjakan dipekerjaannya,
Klien dianggap berbeda oleh lingkungannya sehingga mendapat perilaku
berbeda pula.
Masalah keperawatan : harga diri rendah
XI. PENGETAHUAN TENTANG
Mekanisme koping,dibuktikan dengan klien gagal mengontrol emosi karena
adanya bisikan yang dia dengarkan.
Masalah keperawatan: pengetahuan kurang terhadap mekanisme koping
XII. ASPEK MEDIS
Diagnosa medik: F 20.03 skizofrenia paranoid episodik berulang
Terapi medik:
Chlorpromazine 100 mg 1x1 (0-0-1)
Stelazin 5mg 2x1 (1-0-1)
XIII. ANALISA DATA

No Data Diagnosa Keperawatan


1. DS: Klien mengatakan pernah memukuli adik Resiko perilaku kekerasan
perempuannya setelah mendengar suara-suara
ejekan dari dalam dirinya
DO:-
2. DS: Klien mengatakan pernah dipukul oleh orang Respon pasca trauma
tidak dikenal, kemudian klien mulai menutup
diri dengan lingkungannya.
DO: klien terlihat menyendiri dan klien
menghindari berinteraksi dengan orang lain.
3. DS: klien merasa malu dan malas untuk mengenal Gangguan konsep diri:
orang lain di sekitarnya, serta mengatakan Harga diri rendah
risih jika harus berhubungan maupun
membuka pembicaraan denga orang lain
DO: Klien dianggap berbeda oleh lingkungannya
sehingga mendapat perilaku berbeda pula.
4. DS: -klien mengatakan malu dan malas untuk Isolasi sosial: menarik diri
mengawali pembicaraan dengan orang lain
DO : - Klien tidak mau bergaul dan berkumpul
dengan orang lain karena merasa malas,
- Pikiran isolasi sosial
- Limitasi (pembatasan) klien tampak
membatasi diri dari lingkungannya
- Klien tampak sering menyendiri.
5. DS: Klien mengalami halusinasi pendengran, Gangguan persepsi
klien mengatakan sering mendengar ejekan sensori: halusinasi
dari wanita yang membutnya marah dan pendengaran
jengkel, kurang lebih 12 kali dalam satu hari
ketika klien dalam kondisi sendiri maupun
saat diajak bicara.
DO : Respon klien tersenyum sendiri dan tertawa
sendiri, mulut berkomat-kamit tanpa suara
6. DS:- Koping individu inefektif
DO: reaksi lambat, menghindar.
Dibuktikan dengan klien memberikan respon
yang lambat saat berinteraksi, serta
menghindari interaksi dengan orang lain

XIV. POHON MASALAH


Resiko prilaku kekerasan

Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran

Isolasi sosial : menarik diri

Gangguan konsep diri : harga diri rendah

XV. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN


1. Gangguan persepsi sensori : halusinasi pendengaran
2. Gangguan konsep diri harga diri rendah
3. Isolasi sosial menarik diri
4. Koping individu inefektif
5. Respon pasca trauma

XVI. PRIORITAS KEPERAWATAN


1. Gangguan persepsi sensori halusinasi pendengaran
2. Isolasi sosial menarik diri
3. Gangguan konsep diri harga diri rendah
Lawang, 8 Desember 2016

Perawat yang mengkaji

Kelompok III
B. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama: Tn. Y Ruang: Kasuari RM No:

Tgl No. Dx. Keperawatan Perencanaan


Dx Tujuan Kriteria Intervensi Rasional
Halusinasi TUM:
Klien dapat
mengontrol
haalusinasi
yang
dialaminya
1.Setelah . . . x interaksi klien 2. Bina hubungan saing percaya Hubungan saling
TUK 1 : menunjukkkan tanda - tanda dengan menggunakan prinsip percaya merupakan
Klien dapat peracaya kepada perawat : komunikasi terapeutik : dasar untuk
membina Ekspresi wajah bersahabat Sapa klien dengan ramah baik memperlancar
hubungan Menunjukkan rasa senang verbal maupun non verbal hubungan interaksi
saling percaya. Ada kontak mata Perkenalan nama, nama panggilan selanjutnya
Mau berjabat tangan dan tujuan perawat berkenalan
Mau menyebutkan nama Tanyakan nama lengkap dan nama
Mau menjawab salam panggilan yang disukai klien
Mau duduk berdampingan Buat kontrak yang jelas
dengan perawat Tunjukkan sikap jujur dan
Bersediamengungkapkan masalah menepati janji setiap kali interaksi
yangdihadapi Tunjukkan sikap empati dan
menerima apa adanya
Beri perhatian kepada klien dan
perhatikan kebutuhan dasar klien
Tanyakan perasaan klien dan
masalah yang dihadapi klien
Dengarkan dengan penuh perhatian
ekspresi perasaan klien
TUK 2 : 2.Setelah x interaksi klien 2.1 Adakah kontak sering dan singkat Mengenal perilaku pada
Klien dapat menyebutkan : secara bertahap. saat halusinasi timbul
mengenal Isi 2.2 Obsevasi tingkahlaku klien terkait memudahkan perawat
halusinasinya Waktu dengan halusinasinya dalam melakukan
Frekuensi (dengar/lihat/penciuman/raba/kecap),jik intervensi
Status dan kondisi yang a menemukan klien yang sedang
menimbulkan halusinasi. halusinasi:
2.2Setelah.x interaksi klien tanyakan apakah klien mengalami
menyatakan perasaan dan respon sesuatu (halusinasi
saat mengalami halusinasi: dengar/lihat/penciuman/raba/kecap).
Marah Jika klien menjawab ya, tanyakan
Takut apa yang sedang dialaminya.
Sedih Katakana bahwa perawat percaya
Senang klien mengalami hal tersebut,
Ceman namun perawat sendiri tidak
jengkel mengalaminya (denga nada
bersahabat tanpa menuduh atau
menghakimi)
Katakana bahwa ada klien lain yang
mengalami hal yang sama
Katakana bahwa perawat akan
membantu klien
Jika klien tidak sedang berhalusinasi
klarifikasi tentang adanya pengalaman
halusinasi, diskusikan dengan klien:
Isi, waktu dan frekuensi terjadinya
halusinas i(pagi, siang, sore, malam
atau sering dan kadang2.
Situasi dan kondisi yang
menimbulkan atau tidak
menimbulkan halusinasi
2.3 diskusikan dengan klien apa yang
diraskan jika terjadi halusinasi dan beri
kesempatan untuk mengungkapkan
perasaannya.
2.4 diskusikan dengan klien apa yang
dilakukan untuk mengatasi perasaan
tersebut.
2.5 diskusikan tentang dampak yang
dialaminyabila klien menikmati
halusinasinya.

TUK 3: 3.1 setelah x interaksi klien 3,1 identifikasi bersama klien cara atau Memberikan alternative
Klien dapat menyebutkan tindakan yang tindakan yang dilakukan jika terjadi untuk mengontrol
mengkontrol biasanya dilakukan untuk halusinasi (tidur,marah,menybukan diri halusinasi
halusinasinya mengembalika halusinasinya dll)
3.2 setelahx interaksi klien 3,2 diskusikan cara yang digunakan
menyebutkan cara baru klien
mengintrol halusinasinya Jika cara yang digunakan adaktif
3.3 setelahx interaksi klien beri pujian
dapat memilih dan memperagakan Jika cara yang digunakan maladagtif
cara mengatasi diskusikan kerugian cara tersebut.
halusinasi(dengar/lihat/penciuman 3.3 diskusikan cara baru untuk memutus
/raba/kecap) / mengntrol timbulnya halusinasi:
3.4 setelahx interaksi klien Katakana pada diri sendiri bahwa ini
melaksanakan cara yang telah tidak nyata (saya tidak mau dengar /
dipilih untuk mengendalikan lihat / mencium / raba / kecap pada
halusinasinya saat halusinasi terjadi)
3.5 setalahx pertemuan klien Menemui orang lain( perawat /
mengikuti terapi aktifitas teman / anggota keluarga) untuk
kelompok menceritakan tentang halusinasinya
Membuat dan melaksanakan jadwal
kegiatan sehari hari yang telah
disusun
Meminta keluarga / teman/ perawat
menyapa jika sedang berhalusinasi
3.4 bantu untuk memilih cara yang
sudah dianjurkan dan dilatih untuk
mencobanya
3.5 beri kesempatan untuk melakukan
cara yang dipilih dan dilatih
3.6 pantau pelaksanaan yang dilatih,
jika berhasil beri pujian
3.7 anjurkan klien mengikuti terapi
aktifitas kelompok, orientasi realita ,
stimulasi persepsi
TUK 4 : 4.1 setelahx pertemuan 4.1 buat kontrak dengan keluarga untuk Untuk mengetahui
Klien dapat keluarga, keluarga menyatakan pertemuan (waktu, tempat dan topik) pengetahuan keluarga
dukungan dari seuju untuk mengikuti pertemuan 4.2 diskusikan dengan keluarga (pada tentang halusinasi dan
keluarga dalam dengan perawat saat pertemuan keluarga/kunjungan menmbah pengetahuan
mengontrol 4.2 setelahx interaksi keluarga umah) keluarga cara merawat
hlusinasinya menyebutkan pengertian, tanda Pengertian halusinasi anggota keluarga yang
dan gejala, proses terjadinya Tanda dan gejla halusinasi mempunyai masalah
halusinasi dan tindakan untuk Proses terjadinya halusinasi halusinasi
mengendalikan halusinasinya Cara yang dapat dilakukan klien dan
keluarga untuk memutus halusinasi
Obat-obatan halusinasi
Cara merawat anggota keluarga
yang halusinasi di rumah ( beri
kegiatan, jangan biarkan sendiri,
makan bersama, bepergian
bersama,memantau obat-obatan dan
cara pemberiannya untuk mengatasi
halusinasi )
Beri informasi waktu control ke
rumah sakit dan bagaimana cara
mencari bantuan jika halusinasi
tidak dapat diatasi dirumah.
TUK 5: 5.1 setelahx interaksi klien 5.1 diskusikan dengan klien tentang Dengan mengetahui
Klien dapat menyebutkan: manfaat dan kerugian tidak minum prinsip penggunaan
memanfaatkan Manfaat minum obat obat, nama, warna, dosis, cara, efek, obat, maka kemandirian
obat dengan Kerugian tidak minum terapi dan efk samping penggunaaan klien untuk pengobatan
baik obat, warna, dosis efek obat. dapat ditingkatkan
terapi dan efek samping 5.2 pantau klien saat penggunaan obat secara bertahap sesuai
obat 5.3 beri pujian jika klien menggunakan program pengobatan
5.2 setelahx interaksi klien obat dengan benar
mendemontrasikan penggunaaan 5.4 diskusikan akibat berhenti minum
obat dengan benar obat tanpa konsultasi dengan dokter
5.3 setelahx interaksi klien 5.4 anjurkan klien untuk konsultasi
menyebutkan akibat berhenti kepada dokter/prawat jika terjadi hal-
minumobat tanpa konsultasi hal yang tidak diinginkan
dokter
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP I klien
1. Bina hubungan saling percaya dengan perawat
2. Bantu klien mengenali halusinasi
3. Jelaskan cara mengontrol halusinasi
4. Ajarkan klien mengontrol halusinasi dengan menghardik
Orientasi
Selamat pagi mas ? kenal kan nama saya Bahrudin Yusuf nama mas siapa ?
senangnya di panggil apa ? bagaimana perasaan mas saat ini baik lah,
bagaimna kalau sekarang kita bercakap cakap tentang suara suara yang
selama ini mas dngar tapi tidak ada wujudnya dimana kita bebincang
bincang ? diruang makan saja ya ? untuk waktunya bagaimana kalau 20 menit
Fase Kerja
Apakah mas mendengar suara tanpa ada wujudnya ?, apa yang dikatakan
suara itu ? apa suara itu datang terus menerus apa sewaktu waktu ,kapan yang
sering mas dengar suara itu, berapa kali dalam sehari ? dalam keaadan apa
suara itu biasanya muncul ?, apa yang mas rasakan bila suara itu datang ?
apakah dengan cara itu suara itu bisa hilang ? bagaimana kalau kita
sekarang belajar cara-cara untuk mencegah agar suara itu tidak muncul
dengan bercakap cakap ketika melakukan aktifitas, minum obat dengan
secara teratur bagaimana kalau kita belajar dengan satu cara dulu, yaitu
dengan menghardik cara nya adalah : suara itu muncul, langsung mas bilang
dalam hati pergi saya tidak mau dengar , kamu suara palsu, begitu diulang
ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi coba mas sekarang peragakan,
ya begitu ... bagus , sekali yan bagus mas sudah bisa
Fase terminasi
Bagaimana perasaan mas setelah meragakan latihan tadi ? kalau suara itu
muncul coba cara tersebut bagaimana kalu kita buat jadwal latihanya, mau
jam berapa latihanya bagaimna kalu kita ketemu lagi untuk balajara dan
mengendalikan untuk cara kedua jam berapa bagaimnana kalau dua jam
lagi dan tempatnya dimana baikalah sampai ketemu lagi
C. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama: Tn. Y Ruang: Kasuari RM No:

Tanggal & Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
5 Desember 2016 1.Membina hubungan S : Saya sering mendengar
saling percaya dengan suara bisikan perempuan yang
perawat mengejek saya yang membuat
2.Membantu klien saya marah dan jengkel kurang
mengenali halusinasi lebih 12X dalam sehari ketika
3.Menjelaskan cara saya sendiri maupun bersama
mengontrol halusinasi orang lain
O:
4.Mengajarkan klien
-Klien sering terlihat
mengontrol halusinasi
menyendiri dan tertawa
dengan menghardik
sendiri.
-Klien cukup koperatif dalam
menjawab pertanyaan.
-Kontak Mata (-)
-Klien merespon halusinasinya
dan mulai belajar menghardik
A: Klien mampu menceritakan
jenis,isi,waktu,frekuensi,situas
i dan responnya(Menghardik)
P.pasien: Anjurkan klien
menghardik halusinasinya
secara mandiri
P.Perawat: Lanjutkan
Intervensi ke SP II
Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
SP II
1.Latih klien mengontrol halusinasi dengan bercakap cakap bersama orang lain
Orientasi
selamat pagi mas bagaimana perasan mas hari ini apa suara suara nya masih
muncul apakah dipakai acara ya g sudah kita latih bagus sesuai janji kemarin
saya akan latih cara kedua dengan becakap cakap bersama orang lain , mau
berapa lama kita latihan 20 menkit tepatnya disini saja ya?
Fase kerja
cara kedua untuk mencegah halusinasi adalah bercakap- cakap dengan orang
lain , jadi kalau mas mulai mendengar suara langsung saja cari teman untuk
diajak ngbrol ini bisa dilakukan saat dirumah sakit atau dirumah
Coba mas sekarang latihan , bagus , coba sekali lagi nah latih terus ya mas ?
mas disini dapat mengajak perawat atau teman mas yang lain untuk bercakap
cakap
Terminasi
bagaimana perasaan mas setalah kita latihan, jadi berapa cara yang te;ah kita
pelajari untuk mencegah suara itu ? , bagus, cobalah kedua cara itu bila mas
mengalami halusinsi lagi . : bagaimana kalau cara itu kita masukn dalam
masukan dalam jadwal kegiatan . mau jam berap mas latihan bercakap cakap
,nanti mas lakukan secara teratur saat suara itu muncul bagaimana kalau kita
latihan untuk cara yang ketiga , yatu melakuakan aktifitas yang terjadwal mau
jam berapa ? , bagaimana kalau jam 10 pagi , mau dimana tempatnya , disini lagi
, oke

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama: Tn. Y Ruang: Kasuari RM No:

Tanggal & Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
6 Desember 2016 1. Melatih klien S: Saya sekarang telah belajar
mengontrol halusinasi bercakap;cakap dengan orang
dengan bercakap cakap lain.
O: -Klien mampu memulai
bersama orang lain
pembicaraan dengan orang lain
-Klien terlihat telah mendapat
teman untuk bercakap cakap
A: -Klien mampu mengontrol
halusinasinya dengan cara baru
(bercakap-cakap)
P.Pasien: Anjurkan klien
bercakap cakap dengan orang
lain bila mendengar bisikan-
bisikan yang mengganggu.
P.Perawat: Intervensi
dilanjutkan Ke SP III
Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
SP III
1. Latih klien mengontrol halusinasi dengan melakukan aktivitas terjadwal
Orientasi
selamat pagi mas?, bagaimana perasaan mas hari ini?, bagaimana suara-
suaranya masih muncul?, apakah sudah dipakai 2 cara yang kita latih?,
bagaimana hasilnya?, bagus!
sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar mencegah halusinasi dengan cara
yang ketiga yaitu melakukan kegiatan yang terjadwal
mau dimana kita bicara?, di ruang makan saja ya?, kita bicara 30 menit
Fase kerja
kegiatan apa saja yang bisa mas lakukan?, terus berikutnya apa?
wah banyak sekali kegiatannya!, mari kita latih 2 kegiatan hari ini. Bagus
sekali jika mas bisa lakukan! Kegiatan ini bisa mas lakukan untuk mencegah
suara itu muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai
malam ada kegiatan.
Terminasi
bagaimana perasaan mas setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga utuk
mencegah suara-suara?, bagus sekali!, coba sebutkan lagi 3 cara yang telah
kita latih untuk mencegah suara-suara, bagus sekali!
mari kita lakukan dalam jadwal kegiatan harian mas, coba lakukan sesuai
jadwal ya!
bagaimana kalau menjelang makan siang nanti kita membahas cara minum
obat yang baik serta guna obat?
mau jam berapa?, bagaimana kalau setelah makan siang?, di ruang makan
ya? Sampai jumpa!

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama: Tn. Y Ruang: Kasuari RM No:

Tanggal & Jam Implementasi Evaluasi


Keperawatan
7 Desember 2016 1. Latih klien mengontrol S: Saya sekarang belajar
halusinasi dengan menjadwal aktivitas agar
melakukan aktivitas selalu memiliki kegiatan untuk
terjadwal menanggulangi suara-suara
bisikan yang mengganggu
saya
O: -Klien belajar
menjadwalkan kegiatan
hariannya dengan baik.
-Klien menepati dan
melaksanakan kegiatan sesuai
jadwal yang telah dijadwalkan
A: Setelah menjalani 3 fase
cara menanggulangi
halusinasi,klien mampu
menepati kegiatan sesuai
jadwal yang dibuat.
P.Pasien: Anjurkan klien
memasukan kegiatan sesuai
dengan hal yang disukai dan
menepati jadwal tersebut.
P.Perawat: Intervensi
dilanjutkan ke SP IV.
BAB IV

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Proses keperawatan merupakan metode ilmiah dalam menjalankan


proses keperawatan dan menyelesaikan masalah secara sistematis yang
digunakan oleh perawat dan peserta didik keperawatan. Penerapan
keperawatan dapat meningkatkan otonomi, percaya diri, cara berfikir yang
logis, ilmiah, sistematis dan memperlihatkan tanggung jawab dan tanggung
gugat serta pengembangan diri perawat. Disamping itu klien dapat
melaksanakan mutu pelayanan keperawatan yang baik khususnya pada klien
halusinasi.

B. SARAN

1. Mahasiswa.

Hendaknya mahasiswa/i dapat melakukan askep sesuai dengan tahapan-


tahapan dari protap dengan baik dan benar yang diperoleh selama masa
pendidikan baik di akademik maupun dilapangan praktek.

2. Keluarga.

Agar keluarga selalu memberikan motivasi kepada klien dan juga


perawatan gangguan persepsi sensori:halusinasi pendengaran dirumah.

3. Ruang rawat inap

Meningkatkan peralatan dan pelayanan serta pemberian askep yang dapat


meningkatkan proses penyembuhan klien.
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. 2009. Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa. Jakarta:
EGC.

Kusuma wati & Hartono. 2010. Buku Ajar Keperawatan Jiwa, Jakarta: EGC.

Videbeck, Sheila L. 2008.Buku Ajar Keperawatan Jiwa; alih bahasa, renata komala
sari, alfrina hany; editor edisi bahasa indonesia, pamilih eko karyani. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai