Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

(TAK) STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI


PENDENGARAN) DIRUMAH SAKIT (RSJ)
PROF.DR.M.ILDERM
MEDAN

Disusun oleh:

Dila Andini (2314901363)


Nur khadijah (2314901376)
Sari Yanti (2314901379)
Tara Apriyani (2314901383)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FLORA
TAHUN AJARAN 2024

0
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan Rahmat
Nya kami dapat menyelesaikan proposal TAK ini dengan baik. Proposal TAK yang
berjudul "Stimulasi Persepsi Sensori (Halusinasi Pendengaran)" disusun untuk
memenuhi tugas target profesi ners mata kuliah Keperawatan Jiwa di RSJ Prof. Dr.
M. Ildrem Medan. Pada kesempatan ini, penyusun mengucapkan terima kasih kepada:
1. Direktur Rumah Sakit Jiwa Prof Dr. M. Ildrem Medan yang sudah
memberikan kami ızın dalam melakukan praktik keperawatan jiwa
2. Koordinator mata kuliah keperawatan jiwa bapak Rahman Aceh
S.Kep.,Ns.,M.Kep yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam
menyelasaikan proposal TAK ini
3. Preseptor klinik Rumah Sakit Jiwa Prof Dr. M. Ildrem Medan, Ibu Leni
Afriyani Batubara, S.Kep., Ns., M.Kes yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan dalam menyelesaikan proposal TAK ını
4. .Kepala Ruangan di Rumah Sakit Jiwa Prof Dr. M. Ildrem Medan.
5. Orang tua kami tercinta yang selalu memberi doa dan dukungan moral
maupun spiritual dalam proses pembelajaran kami
6. Rekan-rekan dan semua pihak yang ikut serta dalam penyelesaian dan
penyusunan proposal TAK ini.
Kami menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkandemi
kesempurnaan proposal TAK ını kedepannya.

Medan, Januari 2024


Penulis

Kelompok

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
A. Topik..................................................................................................................................1
B. Tujuan................................................................................................................................1
1. Tujuan umum.................................................................................................................1
2. Tujuan khusus................................................................................................................1
C. Landasan Teoritis...............................................................................................................1
D. Klien...................................................................................................................................3
1. Karakteristik...................................................................................................................3
2. Proses Seleksi.................................................................................................................3
3. Nama klien dan Ruangan...............................................................................................4
E. Pengorganisasian................................................................................................................4
1. Waktu Pelaksanaan........................................................................................................4
2. Tim Terapis....................................................................................................................4
3. Metode dan Media TAK................................................................................................6
F. PELAKSANAAN..............................................................................................................6
1. Persiapan........................................................................................................................6
2. Orientasi.........................................................................................................................6
3. Kerja...............................................................................................................................6
G. EVALUASI....................................................................................................................7
1. Lembar Evaluasi............................................................................................................7
2. Dokumentasi Kegiatan...................................................................................................9

ii
PROPOSAL KEGIATAN TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)
STIMULASI PERSEPSI SENSORI (HALUSINASI PENDENGARAN)

A. Topik
Terapi aktivitas kelompok pada pasien dengan halusinasi
pendengaran.

B. Tujuan
1. Tujuan umum :

Setelah dilakukan TAK, diharapkan pasien dapat mengenal dan


mengontrol halusinasi
2. Tujuan khusus :

a) Klien mampu memahami cara mengontrol halusinasi


b) Klien mampu melakukan cara mengontrol halusinasi

C. Landasan Teoritis
Kesehatan jiwa masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang
signifikan di dunia, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO (2016). Di
Indonesia, dengan berbagai faktor biologis, psikologis dan sosial dengan
keanekaragaman penduduk, maka jumlah kasus gangguan jiwa terus bertambah
yang berdampak pada penambahan beban Negara dan penurunan produktivitas
manusia untuk jangka panjang. Gangguan persepsi sensori (halusinasi) merupakan
salah satu masalah keperawatan yang dapat di temukan pada pasien gangguan
jiwa. Pasien merasakan sensasi berupa suara, penglihatan, pengecapan, perabaan atau
penghiduan tanpa stimulus yang nyata (Keliat dkk, 2007). Salah satu halusinasi yang
paling sering dijumpai yaitu halusinasi pendengaran. Riset kesehatan dasar
menunjukkan prevalensi gangguan jiwa berat Halusinasi mencapai sekitar 400.000

1
orang atau sebanyak 1,7 per 1000 penduduk. Angka kejadian halusinasi biasanya
terjadi pada remaja tua dan dewasa muda dan angka itu kadang-kadang terjadi setelah
usia 50 tahun, walaupun lebih jarang (Maulana, 2021).
Penyebab adanya halusinasi ada dua yaitu karena faktor predisposisi dan
faktor presipitasi. Pada faktor predisposisi bisa juga dikarenakan faktor
perkembangan yang dimaksud adalah tugas perkembangan klien misalnya
rendahnya kontrol dan kehangatan keluarga menyebabkan klien tidak mampu
mandiri sejak kecil, mudah frustasi, hilang percaya diri dan lebih rentan terhadap
stress. Adanya setres yang berlebihan dialami seseorang maka didalam tubuh akan
dihasilkan suatu zat yang dapat bersifat halusinogenik neurokimia seperti buffofenon
dan dimetytranferase (DMP).
Sedangkan faktor genetik dan pola asuh penelitian menunjuk bahwa anak
sehat yang diasuh oleh orangtua skizofrenia cenderung mengalami skizofrenia. Pada
faktor presipitasi adanya faktor perilaku yaitu respons klien terhadap halusinasi
berupa curiga, ketakutan, perasaan tidak aman, gelisah, dan bingung, perilaku
merusak diri, kurang perhatian, tidak mampu mengambil keputusan serta tidak
dapat membedakan keadaan nyata dan tidak nyata. Pada dimensi sosial penderita
mengalami gangguan interaksi sosial klien menganggap bahwa hidup bersosialisasi
di alam nyata sangat berbahaya, sedangkan pada dimensi spiritual klien
mengalami kehampaan dalam hidupnya serta rutinitas yang tidak bermakna
sehingga aktivitas ibadah hilang dan jarang berupaya secara spiritual untuk
mensucikan diri. Penderita halusinasi jika tidak ditangani dengan baik akan berakibat
buruk bagi pasien sendiri, keluarga, orang lain dan lingkungan (Yosep, 2014) .
Penanganan klien dengan halusinasi perawat bisa memberikan strategi
keperawatan yaitu dengan membatu klien mengenal halusinasinya. Berupa isi
halusinasi, waktu terjadinya halusinasi, frekuensi terjadinya halusinasi, situasi yang
menyebabkan halusinasi muncul serta respons klien jika halusinasi muncul.
Mengontrol halusinasi dengan cara menghardik selain itu bisa juga dengan cara
bercakap-cakap dengan orang lain, melakukan aktivitas terjadwal bisa juga

2
mengurangi resiko halusinasi yang muncul, minum obat secara teratur dapat
mengontrol halusinasi selain cara yang telah di sebutkan diatas. Dukungan keluarga
untuk klien yang mengalami halusinasi sangatlah penting, karena dengan dukungan
keluarga kepercayaan diri klien bisa kembali dan klien bias termotivasi untuk
sembuh serta keluarga juga bisa mempertahankan program pengobatan secara
optimal. ( Keliat, 2010).
Terapi aktivitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah pasien dilatih
mempersepsikan stimulus yang disediakan atau stimulus yang pernah dialami.
Tujuan dari terapi aktivitas adalah untuk memantau dan meningkatkan hubungan
interpersonal antar anggota. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi tau alternatif penyelesaian masalah.
Terapi aktivitas kelompok sering digunakan dalam praktik kesehatan jiwa,
bahkan saat ini terapi aktivitas kelompok merupakan hal yang penting dari
keterampilan terapeutik dalam keperawatan. Kemampuan pasien dalam mengontrol
halusinasi bisa kendalikan dengan terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi
halusinasi. Terapi ini menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan
pengalaman dalam kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok.
Penggunaan terapi kelompok dalam praktek keperawatan jiwa akan
memberikan dampak positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta
pemulihan kesehatan. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi ini sebagai upaya
untuk memotivasi proses berpikir, mengenal halusinasi, melatih pasien mengontrol
halusinasi serta mengurangi perilaku maladaptif (Maulana, 2021).

D. Klien
1. Karakteristik
a) Klien dengan diagnosa keperawatan Halusinasi pendengaran
b) Pasien yang sudah kooperatif
c) Pasien dapat berkomunikasi dengan baik

3
2. Proses Seleksi
a) Mengobservasi klien yang masuk kriteria.
b) Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.
c) Mengumpulkan klien yang masuk kriteria.
d) Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAK, meliputi:
menjelaskan tujuan TAK pada klien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok.
3. Nama klien dan Ruangan
No Inisial Klien Ruangan
1 Tn. K Sinabung
2 Tn. J Sibual-buali
3 Ny. N Cempaka
4 Ny. R Cempaka

E. Pengorganisasian
1. Waktu Pelaksanaan
a) Hari / tanggal : Senin / 18 Januari 2024
b) Waktu : 10.00-10.45 WIB
c) Durasi : 45 Menit
d) Tempat pertemuan : Perpustakaan RSJ Prof Dr. M. Ildrem
e) Kegiatan : Terapi Aktivitas Kelompok
f) Jumlah anggota : 4 Orang
2. Tim Terapis
a) Leader : Dila Andini Sirait
Peran leader :
1) Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan jalan
menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien termotivasi
untuk mengekspresikan perasaan nya.

4
2) Auxilery ego, sebagai penopang anggota yang terlalu lemah atau
mendominasi
3) Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian
tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat
dalam kegiatan.
b) Co. Leader : Tara Apriyani
1) Membuka kegiatan TAK
2) Mengidentifikasi issue penting dalam proses kegiatan.
3) Mengidentifikasi strategi yang digunakan leader.
4) Mencatat modifikasi strategi untuk kelompok yang akan datang.
5) Memprediksi respon anggota kelompok pada session berikutnya.
c) Fasilitator
1) Mempertahankan kehadiran peserta.
2) Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta.
3) Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari luar
maupun dari dalam kelompok
4) Memainkan music (operator music)
5) Mendokumentasikan jalan nya TAK
6) Mempersiapkan alat dan media TAK
d) Observer
1) Mengamati keaman jalannya kegiatan terapi aktivitas kelompok.
2) Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan terapi aktivitas
kelompok.
3) Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan terapi aktivitas
kelompok
4) Menilai performa dari setiap tim terapis dalam memberikan terapi
aktivitas kelompok

5
3. Metode dan Media TAK
a) Metode : Metode yang digunakan adalah bercerita, tanya jawab dan
team building
b) Media : Speaker (pengeras suara), Balon, Pena, Buku, Atribut idenditas,
pemutar musik.

F. PELAKSANAAN
1. Persiapan
a) Memilih klien dengan perubahan persepsi sensori halusinasi
b) Membuat kontrak dengan klien.
c) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan untuk TAK.
2. Orientasi
a) Salam perkenalan
b) Salam terapeutik, terapis mengucapkan salam
c) Evaluasi validasi, terapis menanyakan perasaan peserta hari ini.
d) Penjelasan tujuan dan penyampaian materi
3. Kerja
Pada tahap pertama terapis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan, yaitu
mengenal suara- suara yang didengar (Halusinasi) tentang isi, waktu terjadinya,
situasi terjadinya, dan perasaan klien saat terjadi halusinasi. Selanjutnya terapis
meminta klien menceritakan halusinasi, setelah klien mampu menceritakan tentang
halusinasinya berikan pujian. Kemudian simpulkan isi, waktu terjadi, situasi terjadi
dan perasaan klien serta suara yang didengar.
Tahap selanjutnya yaitu menjelaskan cara untuk menghardik halusinasi dengan
cara terapis menjelaskan bagaimana cara menghardik dan terapis meminta klien
untuk menirukan cara menghardik.
Kemudian tahap berikut nya yaitu melakukan permainan bola bergilir, dimulai
dengan menghidupkan musik dan edarkan balon sesuai dengan arah jarum jam. Pada
saat musik berhenti, klien yang memegang bola mendapat giliran untuk menceritakan

6
isi, waktu terjadinya, situasi terjadinya, dan anjurkan klien untuk memperagakan cara
menghardik halusinasi. Ulangi sampai semua klien mendapatkan giliran.
Tahap terakhir yaitu tahap evaluasi dimana terapis memastikan seluruh peserta
dapat mengenal halusinasi dan peserta dapat melakukan cara menghardik yang benar.

G. EVALUASI
1. Lembar Evaluasi
No Kriteria yang Tn. K Tn. J Ny. M Ny. R
dinilai (Sinabung) (Sibual-buali) (Cempaka) (Cempaka)
1. Kemampuan
Megenal jenis,
isi, frekuensi
dan waktu
timbulnya
Halusinasi
2. Kemampuan
melakukan SP 1
dan menghardik
halusinasi

Keterangan bobot :
0 : tidak mampu menyebutkan atau menjelaskan jenis, isi, frekuensi dan waktu
halusinasinasinya serta tidak mampu untuk menghardik halusinasi
1 : tidak mampu menyebutkan atau menjelaskan jenis, isi, namun mampu untuk
menjelaskan frekuensi dan waktu halusinasinasinya serta tidak mampu untuk
menghardik halusinasi
2 : Mampu menyebutkan atau menjelaskan jenis, isi, namun tidak mampu untuk
menjelaskan frekuensi dan waktu halusinasinasinya serta tidak mampu untuk
menghardik halusinasi
3 : Mampu menyebutkan atau menjelaskan jenis, isi, frekuensi dan waktu
halusinasinasinya serta tidak mampu untuk menghardik halusinasi

7
4 : Mampu menyebutkan atau menjelaskan jenis, isi, frekuensi dan waktu
halusinasinasinya serta mampu untuk menghardik halusinasi

8
2. Dokumentasi Kegiatan
Link video TAK :
Foto :

9
DAFTAR PUSTAKA

Maulana, 1, Hermawati, T. & Shalahuddin, 1 (2021) Pengaruh Terapi Aktivitas


Kelompok Terhadap Penurunan Tingkat Halusinasi Pada Pasien Skizofrenia:
Literature Review Jurnal Keperawatan Jiwa (JKJ) Persatuan Perawat Nasional
Indonesia Volume 9 No 1
Mone, E, & Antia. (2017). Terapi Aktivitas Kelompok (Tak) Stimulasi Persepsi
Terhadap Kemampuan Pasien Mengontrol Halusinasi. IJONHS Volume 2
Nomor 1

10

Anda mungkin juga menyukai