DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
1. NINI TRIANI
2. SETIA SUKMA DARWANTO
3. HASAN MUAFFA
4. RIAN APRIZAL
5. CERIA ANUGRAH
6. JOKO SETI BUDI
7. DENI SAPUTRA PRATAMA
8. HARMADI
9. NYONO SUKENDAR
10. SUNARNI
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat, taufik,
serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penyusunan
makalah dengan judul “Asuhan Keperaawatan Jiwa Pada Tn. E dengan
Halusinasi Penengaran di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya Utama
Kabupaten Lampung Tengah’’ sesuai dengan waktu yang sudah disediakan.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas pada Stase Keperawatan Jiwa.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada
1. Ibu Idayati, M.Kes. selaku Dosen pembimbing Stase Keperawatan Jiwa
Kelompok Rumah Sakit Demang Sepulau Raya Kabupaten Lampung Tengah.
2. Bapak Kepala UPTD Puskesmas Bina Karya Utama yang telah memberikan
kesempatan untuk membantu mengelola pasien gangguan jiwa yang ada di
wilayah kerjanya
3. Ibu Eva selaku pemegang program Kesehatan Jiwa UPTD Puskesmas Bina
Karya Utama yang telah membantu dalam proses pelaksanaan praktik
keperawatan jiwa di masyarakat
4. Teman-teman profesi keperawatan Universitas Muhammadiyah Pringsewu
yang selalu kompak dan semangat dalam setiap proses pembelajaran dalam
mencapai gelar profesi keperawatan
5. Pihak lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, yang telah memberikan
dukungan moral maupun material.
Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis
harapkan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Penulis,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
1.3 Tujuan...........................................................................................2
1.4 Manfaat.........................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
LAMPIRAN ...................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Mengetahui dan memahami Laporan Pendahuluan, Asuhan Keperawatan
dan Strategi Pelaksanaan 1 pada Kasus Halusinasi.
1.4 Manfaat
1. Bagi penulis
Dengan dibuatnya makalah ini penulis dapat mengerti dan menulis
makalah dengan baik dan benar.
2. Bagi pembaca
Makalah ini diharapkan bagi pembaca dapat memahami dan lebih
mengerti tentang halusinasi dan masalah keperawatannya.
BAB II
PEMBAHASAN
1 2 3
1. Menghardik halusinasi.
Halusinasi berasal dari stimulus internal. Untuk mengatasinya, klien
harus berusaha melawan halusinasi yang dialaminya secara internal juga.
Klien dilatih untuk mengatakan, ”tidak mau dengar…, tidak mau lihat”.
Ini dianjurkan untuk dilakukan bila halusinasi muncul setiap saat. Bantu
pasien mengenal halusinasi, jelaskan cara-cara kontrol halusinasi, ajarkan
pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama yaitu menghardik
halusinasi:
2. Menggunakan obat.
Salah satu penyebab munculnya halusinasi adalah akibat
ketidakseimbangan neurotransmiter di syaraf (dopamin, serotonin).
Untuk itu, klien perlu diberi penjelasan bagaimana kerja obat dapat
mengatasi halusinasi, serta bagairnana mengkonsumsi obat secara tepat
sehingga tujuan pengobatan tercapai secara optimal. Pendidikan
kesehatan dapat dilakukan dengan materi yang benar dalam pemberian
obat agar klien patuh untuk menjalankan pengobatan secara tuntas dan
teratur.
Keluarga klien perlu diberi penjelasan tentang bagaimana penanganan
klien yang mengalami halusinasi sesuai dengan kemampuan keluarga.
Hal ini penting dilakukan dengan dua alasan. Pertama keluarga adalah
sistem di mana klien berasal. Pengaruh sikap keluarga akan sangat
menentukan kesehatan jiwa klien. Klien mungkin sudah mampu
mengatasi masalahnya, tetapi jika tidak didukung secara kuat, klien bisa
mengalami kegagalan, dan halusinasi bisa kambuh lagi. Alasan kedua,
halusinasi sebagai salah satu gejala psikosis bisa berlangsung lama
(kronis), sekalipun klien pulang ke rumah, mungkin masih mengalarni
halusinasi. Dengan mendidik keluarga tentang cara penanganan
halusinasi, diharapkan keluarga dapat menjadi terapis begitu klien
kembali ke rumah. Latih pasien menggunakan obat secara teratur:
Jenis-jenis obat yang biasa digunakan pada pasien halusinasi adalah:
a. Clorpromazine ( CPZ, Largactile ), Warna : Orange
Indikasi:
Untuk mensupresi gejala – gejala psikosa : agitasi, ansietas,
ketegangan, kebingungan, insomnia, halusinasi, waham, dan gejala –
gejala lain yang biasanya terdapat pada penderita skizofrenia, manik
depresi, gangguan personalitas, psikosa involution, psikosa masa
kecil.
Cara pemberian:
Untuk kasus psikosa dapat diberikan per oral atau suntikan
intramuskuler. Dosis permulaan adalah 25 – 100 mg dan diikuti
peningkatan dosis hingga mencapai 300 mg perhari. Dosis ini
dipertahankan selama satu minggu. Pemberian dapat dilakukan satu
kali pada malam hari atau dapat diberikan tiga kali sehari. Bila gejala
psikosa belum hilang, dosis dapat dinaikkan secara perlahan – lahan
sampai 600 – 900 mg perhari.
Kontra indikasi:
Sebaiknya tidak diberikan kepada klien dengan keadaan koma,
keracunan alkohol, barbiturat, atau narkotika, dan penderita yang
hipersensitif terhadap derifat fenothiazine.
Efek samping:
Yang sering terjadi misalnya lesu dan mengantuk, hipotensi
orthostatik, mulut kering, hidung tersumbat, konstipasi, amenore pada
wanita, hiperpireksia atau hipopireksia, gejala ekstrapiramida.
Intoksikasinya untuk penderita non psikosa dengan dosis yang tinggi
menyebabkan gejala penurunan kesadaran karena depresi susunan
syaraf pusat, hipotensi,ekstrapiramidal, agitasi, konvulsi, dan
perubahan gambaran irama EKG. Pada penderita psikosa jarang sekali
menimbulkan intoksikasi.
b. Haloperidol ( Haldol, Serenace ), Warna : Putih besar
Indikasi:
Yaitu manifestasi dari gangguan psikotik, sindroma gilies de la
tourette pada anak – anak dan dewasa maupun pada gangguan
perilaku yang berat pada anak – anak.
Cara pemberian:
Dosis oral untuk dewasa 1 – 6 mg sehari yang terbagi menjadi 6 – 15
mg untuk keadaan berat. Dosis parenteral untuk dewasa 2 -5 mg
intramuskuler setiap 1 – 8 jam, tergantung kebutuhan.
Kontra indikasi:
Depresi sistem syaraf pusat atau keadaan koma, penyakit parkinson,
hipersensitif terhadap haloperidol.
Efek samping:
Yang sering adalah mengantuk, kaku, tremor, lesu, letih, gelisah,
gejala ekstrapiramidal atau pseudoparkinson. Efek samping yang
jarang adalah nausea, diare, kostipasi, hipersalivasi, hipotensi, gejala
gangguan otonomik. Efek samping yang sangat jarang yaitu alergi,
reaksi hematologis. Intoksikasinya adalah bila klien memakai dalam
dosis melebihi dosis terapeutik dapat timbul kelemahan otot atau
kekakuan, tremor, hipotensi, sedasi, koma, depresi pernapasan.
c. Trihexiphenidyl ( THP, Artane, Tremin ), Warna: Putih kecil
Indikasi:
Untuk penatalaksanaan manifestasi psikosa khususnya gejala
skizofrenia.
Cara pemberian:
Dosis dan cara pemberian untuk dosis awal sebaiknya rendah ( 12,5
mg ) diberikan tiap 2 minggu. Bila efek samping ringan, dosis
ditingkatkan 25 mg dan interval pemberian diperpanjang 3 – 6 mg
setiap kali suntikan, tergantung dari respon klien. Bila pemberian
melebihi 50 mg sekali suntikan sebaiknya peningkatan perlahan –
lahan.
Kontra indikasi:
Pada depresi susunan syaraf pusat yang hebat, hipersensitif terhadap
fluphenazine atau ada riwayat sensitif terhadap phenotiazine.
Intoksikasi biasanya terjadi gejala – gejala sesuai dengan efek
samping yang hebat. Pengobatan over dosis ; hentikan obat berikan
terapi simtomatis dan suportif, atasi hipotensi dengan levarteronol
hindari menggunakan ephineprine ISO, (2008) dalam Pambayun
(2015).
3. Berinteraksi dengan orang lain.
Klien dianjurkan meningkatkan keterampilan hubungan sosialnya.
Dengan meningkatkan intensitas interaksi sosialnya, kilen akan dapat
memvalidasi persepsinya pada orang lain. Klien juga mengalami
peningkatan stimulus eksternal jika berhubungan dengan orang lain. Dua
hal ini akan mengurangi fokus perhatian klien terhadap stimulus internal
yang menjadi sumber halusinasinya. Latih pasien mengontrol halusinasi
dengan cara kedua yaitu bercakap-cakap dengan orang lain:
4. Beraktivitas secara teratur dengan menyusun kegiatan harian.
Kebanyakan halusinasi muncul akibat banyaknya waktu luang yang tidak
dimanfaatkan dengan baik oleh klien. Klien akhirnya asyik dengan
halusinasinya. Untuk itu, klien perlu dilatih menyusun rencana kegiatan
dari pagi sejak bangun pagi sampai malam menjelang tidur dengan
kegiatan yang bermanfaat. Perawat harus selalu memonitor pelaksanaan
kegiatan tersebut sehingga klien betul-betul tidak ada waktu lagi untuk
melamun tak terarah. Latih pasien mengontrol halusinasi dengan cara
ketiga, yaitu melaksanakan aktivitas terjadwal.
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA
PADA Tn. E DENGAN HALUSINASI PENDENGARAN
DIWILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS BINA KARYA UTAMA
KABUPATEN LAMPUNG TENGAH
A. Identitas Klien
Nama : Tn. E
Umur : 58 th
Alamat : Putra Rumbia
Pekerjaan : Petani
Tgl Pengkajian : 07 Februari 2021
Dx Medis : Depresi berat dengan gangguan psikotik
B. KELUHAN UTAMA
Keluarga pasien mengatakan bahwa Tn. E sejak anaknya meninggal merasa
mendengar suara atau bisikan yang menyuruh pasien untuk selalu mengurus
rumahnya dan selalu sholat. Sering melamun dan berbicara sendiri. Pasien
sering keleyuran dan berteriak-teriak saat mendengar bisikan. Pasien marah-
marah sambil memukul tembok dan orang yang disekitarnya.
C. Faktor Predisposisi
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu?
√ Ya
Tidak
keluarga mengatakan semenjak anaknya meninggal pasien sering
mendengar suara atau bisikan yang menyuruh pasien untuk selalu mengurus
rumahnya dan sholat. Pasien + 3 bulan yang lalu di rujuk dan dirawat di RSJ
Provinsi Lampung selama + 1 bulan dan kondisi stabil dipulangkan dengan
catatan rutin minum obat dan melakukan kontrol ulang. sebelum dirawat di
RSJ pasien hanya mendapatkan obat dari puskesmas namun keluarga
mengatakan klien susah jika diminta meminum obat dan akhir-akhir ini
kembali muncul sering tertawa dan berbicara sendiri. Keluarga juga
mengatakan bahwa keluarga tidak ada yang mengalami sakit seperti klien,
D. Pemeriksaan fisik
1. Tanda vital
TD : 120/90 mmHg HR : 76 x /menit
S : 36,5° C RR : 20 x /menit
2. Antropometri
BB : 54 kg TB : 158 cm
E. PSIKOSOSAL
1. Genogram
Keterangan
: Perempuan
: Laki-laki
: Meninggal
: Tinggal serumah
: Pasien Tn. E
2. Konsep Diri
a. Citra Diri
Pasien mengatakan menyukai semua bagian tubuhnya. Saat ditanya
bagian tubuh yang paling disukai adalah tangannya
b. Identitas Diri
Pasien dapat menyebutkan identitas dirinya (nama, alamat, hobi).
Pasien mengatakan setiap harinya sebagai petani yang hanya kerja
sebagai buruh serabutan. Pasien suka dengan statusnya sebagai
seorang petani dan ayah dari anaknya sementara istrinya sudah
meninggal sejak + 8 tahun yang lalu.
c. Peran Diri
Sebelum sakit dirumah pasien mempuyai tanggung jawab sebagai
seorang petani. Pasien dapat melakukan pekerjaannya sendiri, tapi
setelah kondisinya seperti ini pasien tidak melakukan aktivitas
berkebun karena sudah tidak ada orang yang meminta bantuan tenaga
nya lagi karena dianggap masih sakit.
d. Ideal Diri
Pasien mengatakan ingin segera bertemu anaknya dan berkumpul
dengan keluarga seperti dulu. Pasien juga mengatakan ingin segera
sembuh dan tidak ingin lagi mendengar suatu suara atau bisikan-
bisikan
e. Harga Diri
Pasien mengatakan merasa percaya diri dengan dirinya. Pasien juga
mengatakan dia mampumengasuh anaknya dengan baik. Dan mampu
melakukan pekerjaan sebagai seorang kepala keluarga dengan baik.
Pasien mengatakan tidak ada gangguan dengan harga dirinya.
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti
Pasien mengatakan sebelum anaknya meninggal yaitu orang
terdekatnya adalah kedua dua anaknya karena sering bertemu
dirumah, namun setelah anak yang kedua meninggal pasien merasa
kesepian namun anaknya terkadang masih datang menemuiya saat
kondisi sepi.
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat
Sebelumnya pasien sering bergaul dengan tetangga di sekitar
rumahnya, namun setelah sakit ini pasien tidak mau bergaul dengan
orang lain karena alasannya malu dengan kondisinya, pasien tampak
sering menyendiri, kontak mata pasien kurang saat berinteraksi dan
pasien sering melamun.
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Pasien mengatakan merasa kehilangan anak kedua yang menjadikan
tidak mau bergaul dengan orang lain.
4. Spiritual
Pasien mengatakan sebelum sakit rajin sholat 5 waktu dan sering
mengikuti pengajian di kampungnya, setelah sakit pasien tetap rajin
sholat 5 waktu karena selalu diingatkan dengan bisikan oleh anaknya.
F. Status Mental
1. Penampilan
√ Rapi
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Penampilan dalam cara berpakaian kurang rapi, postur tubuh sedang,
rambut ikal agak panjang, ekspresi wajah kadang serius saat bercerita,
cara berjalan baik, pasien saat duduk terkadang hanya melamun.
2. Pembicaraan
Cepat Apatis
Keras √ Lambat
Gagap Membisu
Inkoherensi Tidak mampu memulai pembicaraan
Pasien dalam berbicara intonasinya kurang jelas dan pelan, dalam
pembicaraan terkadang tidak sesuai atau kurang nyambung dengan
pertanyaan, pasien terkadang terdiam ditengah pembicaraan seperti
mendengar sesuatu.
3. Aktivitas Motorik
Fleksibilitas serea TIK
Tegang Grimasem
Gelisah √ Tremor
Agitasi Kompulsif
Automatisma Common Automatisma
Negativisme
Pasien tampak mau melakukan aktivitas di rumah secara mandiri, saat
berinteraksi tampak pasien mengerak-gerakkan tanganya, tangannya
tampak seperti mengepal. Masalah Keperawatan : Resiko menciderai diri
sendiri, orang lain dan lingkungan
4. Alam Perasaan
√ Sedih
Ketakutan
Putus asa
Khawatir
Gembira berlebihan
Pasien mengatakan masih mendengar suara suara bisikan yang
menggangunya, pasien mengatakan terkadang merasa sedih dengan
keaadanyan sekarang, yang tidak bisa berkumpul dengan keluarga seperti
dahulu.
5. Afek
Datar
Tumpul
Labil
Tidak sesuai
Saat di wawancari kadang pasien menunjukan ekspresi mendengar
sesuatu, respon emosional pasien sudah stabil, pasien tenang saat
diakukan interaksi.
6. Interaksi selama wawancara
Bermusuhan
Tidak kooperatif
Kontak mata kurang
Curiga
Pasien mampu menjawab semua pertanyaan yang di ajukan dengan
sesuai/ baik tapi terkadang tidak nyambung, kontak mata dengan pasien
perawat sedikit kurang, pasien cenderung menatap kedepan padahal
perawat ada di sampingnya, pembicaraan pasien keheranan saat ditanyai,
kadang pasien terdiam sebentar seperti mendengar sesuatu.
7. Persepsi
Halusinasi/ilusi
√ Pendengaran
Penglihatan
Perabaan
Pengecapan
Penghidung
Pasien mengatakan sering mendengar bisikan suara saat ingin tidur dan
saat sendiri, isi suara tersebut yaitu menyuruh klien untuk mengurus
rumahnya dan sholat, suara tersebut kadang muncul kadang tidak, suara
itu muncul lamanya biasa 5 detik, respon pasien untuk mengontrol
halusinasinya tersebut hanya dengan cara berkeluyuran dan bicara sendiri
atau tertawa sendiri.
8. Proses Pikir
a. Isi Pikir
Obsesi Depersonalisasi Isolasi sosial
Phobia Ide yang terkait Pesimisme
Hipokondria Pikiran Magis Bunuh Diri
Waham :
Agama Nihilistik
Somatik Sisip pikir
Kebesaran Siar Pikir
Curiga Kontrol pikir
b. Arus Pikir
Sirkumstansial Flight of idea
Tangensial Blocking
Kehilangan asosiasi Pengulangan
pembicaraan/perseverasi
Inkoheren Logorea
Perkataan pasien dapat dimengerti dengan baik oleh perawat namun
terkadang tidak nyambung dengan arah pembicaraan, selama interaksi
berangsung dapat diketaui bahwa pembicaraan sudah terarah.
Tingkat Kesadaran
Bingung Disorientasi waktu
Sedasi Disorientasi orang
Stupor Disorientasi tempat
Pasien menyadari bahwa dirinya berada di rumah, pasien mampu
mengingat nama keluarga dan tetangganya yang yang ada di sekitar
tempat tinggalnya, orientasi waktu dan tempat baik.
9. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Konfabusi
Untuk Memori segera menjawab dengan baik tidak ada gangguan ingatan
dalam jangka panjang dan pendek untuk saat ini.
- Jangka panjang : Pasien mengatakan lahir tahun 1964
- Jangka pendek : Pasien mengatakan tinggal dirumah sendiri namun
diurus oleh adik perempuanya yang sering datang mengantarkan
makanan atau sekedar menengoknya karena rumahnya disamping
rumah pasien
- Jangka saat ini : Pasien masih ingat tadi pagi makan dengan nasi
lauk tempe goreng dan kerupuk serta minum kopi
10. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung
Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Pasien mampu berkonsentrasi dan mampu berhitung secara sederhana
misalnya berhitung dari 1 sampai 10.
11. Daya Tilik Diri
Mengingkari penyakit yang diderita
Menyalahkan hal-hal diluar dirinya
Pasien mengatakan menyadari bahwa dirinya sedang sakit pasien
mengatakan pasien sudah sembuh dan segera ingin keladang kembali
G. Kebutuhan Persiapan di Rumah
1. Makan
Makanan disiapkan oleh adik pasien dan mau makan 3x sehari 1 porsi
habis, pasien dapat makan sendiri.
2. BAB/BAK
Klien BAB 1 hari sekali dan dapat dilakukan di kamar mandi belakang
rumahnya dan BAK 4-5 x/hari dan dapat dilakukan sendiri di belakang
rumahnya.
3. Mandi
Pasien mengatakan sehari mandi 2-3 x/hari dan dapat melakukan sendiri
dikamar mandi memakai sabun tetapi tidak handukan , gosok gigi 1kali
sehari dapat dilakukan sendiri dikamar mandi, namun kadang juga pasien
tidak mandi seharian.
4. Berpakaian/berhias
Pasien mampu menggunakan baju sendiri, ganti pakaian 1 kali dalam 2
atau 3 hari sekali.
5. Istirahat Tidur
Pasien mengatakan tidur malam tidak tentu & kadang-kadang terbangun
ditengah malam, serta gelisah karena sering mendengar suara bisikan.
6. Penggunaan obat
Pasien minum obat yang diberikan oleh adiknya dan akhir-akhir ini
pasien sering menolak saat diminta untuk meminum obatnya
7. Pemeliharaan Kesehatan
Pasien mengatakan ingin segera sehat dan bisa kembali hidup normal
bersama keluarga lainnya
8. Aktifitas dalam rumah
Pasien mengatakan di rumah melakukan pekerjaan rumah, seperti
menyapu dan terkadang pasien masih mau memberikan rumput untuk
ternak yang dipelihara oleh adiknya
9. Aktifitas di luar Rumah
Pasien mengatakan tidak suka kegiatan diluar rumah.
H. Mekanisme Koping
Mekanisme koping saat ini pasien yaitu maladaptif, pasien menghindar
dari orang lain.
I. Masalah Psikososial dan Lingkungan
√ Masalah berhubungan dengan lingkungan, pasien tidak mampu
berinteraksi dengan orang lain
J. Kurang pengetahuan tentang
Pasien mengatakan ada maslah dengan lingkungan, pasien tidak suka
berbicara dengan orang lain dan lebih suka di rumah.
K. Aspek Medik
Diagnosa Medik : Depresi berat dengan gangguan psikotik
Terapi Medik :-
ANALISA DATA
Penyebab
Isolasi sosial : menarik diri
No Dx Perencanaan
Tgl
Dx Keperawatan Tujuan Kriteria Evaluasi Intervensi
TUK:
1. Klien dapat 1. Setelah 1X interaksi
membina klien menunjukkan tanda-
hubungan saling tanda percaya kepada /
percaya terhadap perawat:
o Wajah cerah,
tersenyum 1.1.Bina hubungan saling
o Mau berkenalan percaya dengan:
o Ada kontak mata • Beri salam setiap
o Bersedia berinteraksi.
menceritakan perasaan • Perkenalkan nama,
o Bersedia nama panggilan perawat
mengungkapkan dan tujuan perawat
masalahnya berkenalan
o Bersedia • Tanyakan dan panggil
mengungkapkan nama kesukaan klien
masalahnya • Tunjukkan sikap jujur
dan menepati janji
setiap kali berinteraksi
• Tanyakan perasaan klien
dan masalah yang
dihadapi kllien
• Buat kontrak interaksi
yang jelas
• Dengarkan dengan
penuh perhatian ekspresi
perasaan klien
2. Klien mampu 2.Setelah 1 x interaksi 2.1 Tanyakan pada klien
menyebutkan klien dapat menyebutkan tentang:
penyebab menarik minimal satu penyebab • Orang yang tinggal
diri menarik diri dari: serumah / teman
o diri sendiri sekamar klien
o orang lain • Orang yang paling dekat
o lingkungan dengan klien di rumah/
di ruang perawatan
• Apa yang membuat
klien dekat dengan
orang tersebut
• Orang yang tidak dekat
dengan klien di
rumah/di ruang
perawatan
• Apa yang membuat
klien tidak dekat
dengan orang tersebut
• Upaya yang sudah
dilakukan agar dekat
dengan orang lain
2.2 Diskusikan dengan klien
penyebab menarik diri
atau tidak mau bergaul
dengan orang lain.
2.3 Beri pujian terhadap
kemampuan klien
mengungkapkan
perasaannya
3. Klien mampu 3. Setelah 1x interaksi 3.1. Tanyakan pada klien
menyebutkan dengan klien dapat tentang :
keuntungan menyebutkan keuntungan • Manfaat hubungan
berhubungan berhubungan sosial, sosial.
sosial dan misalnya • Kerugian menarik diri.
kerugian menarik o banyak teman 3.2. Diskusikan bersama
diri. o tidak kesepian klien tentang manfaat
o bisa diskusi berhubungan sosial dan
o saling menolong, kerugian menarik diri.
dan kerugian menarik diri, 3.3. Beri pujian terhadap
misalnya: kemampuan klien
o sendiri mengungkapkan
o kesepian perasaannya.
o tidak bisa diskusi
perilaku kekerasan.
8.5.Beri kesempatan
keluarga untuk
memperagakan ulang
a. Minta dan
menggunakan obat
tepat waktu
b. Lapor ke
perawat/dokter jika
mengalami efek yang
tidak biasa
Beri pujian terhadap
kedisiplinan klien
menggunakan obat.
Hari /
Implementasi Evaluasi
tanggal
Selasa Data : S:
08/02/202 DS : Pasien mengatakan sering Pasien mengatakan mendengar
2 mendengar bisikan suara saat ingin tidur suara atau bisikan yang isinya
(SP I) dan sholat, isi suara tersebut yaitu pasien disuruh untuk
menyuruh untuk membereskan rumah membereskan rumah dan sholat.
dan sholat, suara tersebut kadang muncul Pasien mendengar suara tersebut
kadang tidak, suara itu muncul lamanya saat ingin sholat ataupun saat
biasa 5 detik. sendiri, suara tersebut bisa
DO : Klien saat interaksi kadang muncul sehari bisa 3 x dan
ketawa sendiri dan sering mondar- lamanya -/+ 5 detik. Respon
mandir, kadang bicara sendiri. pasien untuk mengontrol
Tx : halusinasinya dengan
1. Membina hubungan saling berkluyuran dan berbicara
percaya sendiri.
2. Membantu klien untuk dalam Pasien mengatakan mau
mengenal halusinasinya ( isi, diajarkan mengontrol
situasi, frekuensi, durasi, dan halusinasinya dengan cara
respon) menghardik, dan prasaan pasien
3. Membantu klien untuk setelah di ajarkan sedikit lebih
mengontrol halusinasinya dengan nyaman
cara pertama yaitu menghardik.
RTL: Mengajarkan pasien untuk O:
menghardik suara palsu. pasien tampak tenang, kontak
Membuat kontrak waktu untuk mata sedikit menurun, bicara
pertemuan SP II kurang jelas, pasien mau di ajak
komunikasi, pasien tampak
mempraktikan cara mengontrol
halusinasinya secara mandiri
dengan baik
A:
Halusinasi dengar
P:
Mengahardik setiap mendengar
suara palsu.
BAB III
PENUTUP
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Bina Karya Utama Kebupaten Lampung Tengah
pada tanggal 08 - 10 Februari 2022 maka pada bab ini penulis akan
menyimpulkan beberapa hal yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya dan
pendengaran
A. Kesimpulan
saat klien sendiri atau akan tidur. Klien merasa kesal saat suara itu datang,
saat suara itu datang klien menjadi menarik diri. Setelah mendapatkan data-
data yang lengkap dan valid, maka ditemukan diagnose yang ada pada Tn E
Pendengaran, isolasi social : harga diri rendah dan Resiko menyiderai diri
saling percaya, diskusikan dengan klien tentang isi, waktu, frekuensi, situasi
dan kondisi yang menimbulkan halusinasi, respon klien dan cara mengontrol
secara teratur.
Semua rencana keperawatan dapat dilakukan karena kondisi klien yang
B. Saran
SP keluarga.
DAFTAR PUSTAKA
Darmaja, I Kade. 2014. Laporan Pendahuluan Dan Asuhan Keperawatan Pada Tn.
“S” Dengan Perubahan Persepsi Sensori : Halusinasi Pendengaran Diruang
Kenari Rsj Dr. Radjiman Wedioningrat Lawang Malang. Program Studi
Profesi (Ners) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Bakti Indonesia
Banyuwangi
SP 1
Universitas Muhammadiyah Pringsewu kalau boleh saya tau nama Bapak siapa
“Bagaimana perasaan Bapak hari ini ? Bagaimana tidurnya tadi malam? Ada
“Apakah Bapak tidak keberatan untuk ngobrol dengan saya? Menurut Bapak
sebaiknya kita ngobrol apa ya? Bagaimana kalau kita ngobrol tentang suara dan
sesuatu yang selama ini Bapak dengar tetapi tidak tampak wujudnya? Berapa lama
kira-kira kita bisa ngobrol? Bapak maunya berapa menit? Bagaimana kalau 10
menit? Bisa? Dimana kita duduk? Di teras? Di kursi panjang itu? Atau mau
dimana?”
“Apakah Bapak mendengar suara tanpa ada wujudnya? Apa yang dikatakan suara
kelihatan? Apakah terus menerus terlihat dan terdengar, atau hanya sewaktu-
waktu saja? Kapan paling sering Bapak melihat sesuatu atau mendengar suara
tersebut? Berapa kali sehari Bapak mengalaminya? Pada keadaan apa, apakah
pada waktu sendiri? Apa yang Bapak rasakan pada saat mendengar suara itu? Apa
yang Bapak rasakan pada saat melihat sesuatu? Apa yang Bapak lakukan saat
melihat sesuatu tersebut? Apa yang Bapak lakukan saat mendengar suara
tersebut? Apakah dengan cara itu suara dan bayangan tersebut hilang? Bagaimana
kalau kita belajar cara untuk mencegah suara-suara atau bayangan supaya tidak
muncul?
“ Bapak ada 4 cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan
menghardik suara tersebut. Kedua, minum obat dengan teratur. Ketiga, dengan
jadwal. Bagaimana kalau kita belajar 1 cara dulu, yaitu dengan menghardik.
Caranya seperti ini, saat suara-suara itu muncul langsung Bapak bilang pergi saya
tidak mau dengar..saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu di ulang-
ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba Bapak peragakan! Nah
“Bagaima perasaan Bapak dengan obrolan kita tadi? Bapak merasa senang tidak
dengan latihan tadi? Setelah kita ngobrol tadi, panjang lebar, sekarang Bapak
simpulkan pembicaraan kita tadi? Coba sebutkan cara untuk mencegah suara agar
tidak muncul lagi. Kalau suara-suara itu muncul lagi, silahkan Bapak coba cara
tersebut! Bagaimana kalau kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja
latihannya?”
“Bapak, bagaimana kalau besok kita ngobrol lagi tentang cara minum obat yang
teratur. Kira-kira waktunya kapan ya? Bagaimana kalu besok jam 09.00 WIB,
bisa? Kira-kira tempat yang enak buat kita ngobrol dimana ya, apa masih disini