PRODI KEPERAWATAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan
berkat kebaikanya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan. Harapan saya semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Laporan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. Latar belakang.........................................................................................................................4
B. Tujuan......................................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI...............................................................................................................5
A. Defenisi halusinasi...................................................................................................................5
B. Etiologi halusinasi....................................................................................................................5
C. Rentang neurobiologist dari halusinasi..................................................................................6
D. Klasifikasi Halusinasi..............................................................................................................6
E. Tanda dan gejala halusinasi....................................................................................................7
F. Tahapan dan Tingkatan Halusinasi.......................................................................................7
G. Terapi aktivitas kelompok (TAK) halusinasi.........................................................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................11
A. Kesimpulan............................................................................................................................11
B. Saran.......................................................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Terapi Aktifitas kelompok (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya menfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu
gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan persepsi
sensori: halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat di temukan
pada pasien gangguan jiwa.
halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasienmengalami
perubahan sensori persepsi merasakan sensai palsu berupa
suara,penglihatan,pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus
yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang yang diderita klien
diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan
fikiranya sendiri.salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktifitas
kelompok yang bertujan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengntrol halusinasi
yang dialaminya.
Untuk mengatasi gangguan stimulasi persepsi pada klien jiwa,terapi aktifitas
kelompok sering diperluakan dalam praktek keperawatan kesehatan jiwa karena
merupakan ketrampilan therapeutik.terapi aktifiatas kelompok merupakan bagaian
dari terapi modalitas yang berupaya meningkatkan psikoterapi dengan sejumlah klien
dalam waktu yang bersamaan.dan merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk
klien gangguan jiwa.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi Tak dan Halusinasi ?
2. Untuk mengetahui etiologi/penyebab halusinasi ?
3. Untuk mengetahui Rentang neurobiologist dari halusinasi ?
4. Untuk mengetahui Klasifikasi Halusinasi ?
5. Untuk mengetahui Tanda dan gejala Halusinasi ?
6. Untuk mengetahui Tahapan dan tingkat Halusinasi ?
7. Untuk mengatahui Terapi aktifitas kelompok TAK Halusinasi ?
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Defenisi halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami
oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupasuara, penglihatan,
pengecapan, perabaan, atau penghiduan tanpa stimulusyang nyata Keliat, (2011)
dalam Zelika, (2015).
Menurut Surya, (2011) dalam Pambayung (2015) halusinasi adalah hilangnya
kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan
rangsangan eksternal (dunia luar). Halusinasi adalah persepsiatau tanggapan dari
pancaindera tanpa adanya rangsangan (stimulus)eksternal (Stuart & Laraia,
2001).Halusinasi merupakan gangguanpersepsi dimana pasien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidakterjadi.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, yang dimaksud dengan halusinasi
adalah gangguan persepsi sensori dimana klienmempersepsikan sesuatu melalui
panca indera tanpa ada stimulus eksternal. Halusinasi berbeda dengan ilusi, dimana
klien mengalamipersepsi yang salah terhadap stimulus, salah persepsi pada
halusinasiterjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang terjadi, stimulus
internaldipersepsikan sebagai sesuatu yang nyata ada oleh klien.
C. Etiologi halusinasi
Faktor-faktor yang menyebabkan klien gangguan jiwa mengalami halusinasi adalah
sebagai berikut :
a. Faktor predisposisi
1) Fakor genetik
Secara genetis, skizofrenia diturunkan melalui kromosomkromosom
tertentu. Namun demikian, kromosom ke berapa yang menjadi faktor
penentu gangguan ini sampai sekarang masihdalam tahap penelitian.
Anak kembar identik memilikikemungkinan mengalami skizofrenia
sebesar 50% jika salahsatunya mengalami skizofrenia, sementara jika
dizigote,peluangnya sebesar 15%. Seorang anak yang salah satu
orangtuanya mengalami skizofrenia berpeluang 15%
mengalamiskizofrenia, sementara bila kedua orang tuanya skizofrenia
makapeluangnya menjadi 35%.
2) Faktor neurologis
Klien skizofrenia mengalami penurunan volume dan fungsi otak yang
abnormal. Neurotransmitter juga ditemukan tidak normal,khususnya
dopamin, serotonin, dan glutamat.
b. Faktor presipitasi
1) Berlebihannya proses informasi pada sistem saraf yang menerimadan
memproses informasi di thalamus dan frontal otak.
2) Mekanisme pengantaran listrik di syaraf terganggu
3) Kondisi kesehatan, meliputi : nutrisi kurang, kurang
tidur,ketidakseimbangan irama sirkadian, kelelahan, infeksi, obat-obat
sistem syaraf pusat, kurangnya latihan, hambatan untukmenjangkau
pelayanan kesehatan.
4) Lingkungan, meliputi : lingkungan yang memusuhi, krisismasalah di
rumah tangga, kehilangan kebebasan hidup, perubahankebiasaan hidup,
pola aktivitas sehari-hari, kesukaran dalamhubungan dengan orang lain,
isolasi social, kurangnya dukungansosial, tekanan kerja, kurang
ketrampilan dalam bekerja,stigmatisasi, kemiskinan, ketidakmampuan
mendapat pekerjaan.
D. Sikap/perilaku, meliputi : merasa tidak mampu, harga diri rendah,putus asa, tidak
percaya diri, merasa gagal, kehilangan kendalidiri, merasa punya kekuatan berlebihan,
merasa malang, bertindaktidak seperti orang lain dari segi usia maupun
kebudayaan,rendahnya kernampuan sosialisasi, perilaku agresif,ketidakadekuatan
pengobatan, ketidakadekuatan penanganangejala.
E. Klasifikasi Halusinasi
a. Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk
kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelasberbicara tentang
klien, bahkan sampai pada percakapan lengkap antaradua orang yang
mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar dimanaklien mendengar
perkataan bahwa klien disuruh untuk melakukan sesuatukadang dapat
membahayakan.
b. Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris,gambar
kartun,bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bias menyenangkanatau
menakutkan seperti melihat monster.
c. Penghindu
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses umumnya bau-
bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidu sering akibatstroke,
tumor, kejang, atau dimensia
d. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses
e. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas.
Rasatersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain
f. Cenesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan
makan atau pembentukan urine
g. Kinisthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi Aktifitas kelompok (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya menfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu
gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan persepsi
sensori: halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat di temukan
pada pasien gangguan jiwa.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi merasakan sensai palsu berupa
suara,penglihatan,pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus
yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang yang diderita klien diantaranya
dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikiranya
sendiri.salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktifitas kelompok
yang bertujan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengntrol halusinasi yang
dialaminya.
B. Saran
Saran yang kami penulis berikan Perlu penilitian lebih lanjut akan upaya peningkatan
diskusi terhadap Tak halusinasi agar menambah pengetahuan lebih lanjut
DAFTAR PUSTAKA
Keliat, Budi Anna. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC.
2005.