Anda di halaman 1dari 11

TERAPI AKTIFITAS KELOMPOK HALUSINASI

Disusun oleh kelompok 1:

Maria krisnawati natara (2019610012)

Yosafat bulu (2019610098)

Samuel tari wungo (2019610089)

Nataniel daghu (2019610049)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

PRODI KEPERAWATAN

UNIVERSITAS TRIBHUANA TUNGGA DEWI MALANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan
berkat kebaikanya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga laporan ini dapat dipergunakan sebagai salah
satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam administrasi pendidikan dalam
profesi keguruan. Harapan saya semoga laporan ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
laporan ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Laporan ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan ini.

Malang,10 november 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................................4
A. Latar belakang.........................................................................................................................4
B. Tujuan......................................................................................................................................4
BAB II TINJAUAN TEORI...............................................................................................................5
A. Defenisi halusinasi...................................................................................................................5
B. Etiologi halusinasi....................................................................................................................5
C. Rentang neurobiologist dari halusinasi..................................................................................6
D. Klasifikasi Halusinasi..............................................................................................................6
E. Tanda dan gejala halusinasi....................................................................................................7
F. Tahapan dan Tingkatan Halusinasi.......................................................................................7
G. Terapi aktivitas kelompok (TAK) halusinasi.........................................................................8
BAB III PENUTUP...........................................................................................................................11
A. Kesimpulan............................................................................................................................11
B. Saran.......................................................................................................................................11

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Terapi Aktifitas kelompok (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya menfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu
gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan persepsi
sensori: halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat di temukan
pada pasien gangguan jiwa.
halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasienmengalami
perubahan sensori persepsi merasakan sensai palsu berupa
suara,penglihatan,pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus
yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang yang diderita klien
diantaranya dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan
fikiranya sendiri.salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktifitas
kelompok yang bertujan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengntrol halusinasi
yang dialaminya.
Untuk mengatasi gangguan stimulasi persepsi pada klien jiwa,terapi aktifitas
kelompok sering diperluakan dalam praktek keperawatan kesehatan jiwa karena
merupakan ketrampilan therapeutik.terapi aktifiatas kelompok merupakan bagaian
dari terapi modalitas yang berupaya meningkatkan psikoterapi dengan sejumlah klien
dalam waktu yang bersamaan.dan merupakan salah satu tindakan keperawatan untuk
klien gangguan jiwa.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui defenisi Tak dan Halusinasi ?
2. Untuk mengetahui etiologi/penyebab halusinasi ?
3. Untuk mengetahui Rentang neurobiologist dari halusinasi ?
4. Untuk mengetahui Klasifikasi Halusinasi ?
5. Untuk mengetahui Tanda dan gejala Halusinasi ?
6. Untuk mengetahui Tahapan dan tingkat Halusinasi ?
7. Untuk mengatahui Terapi aktifitas kelompok TAK Halusinasi ?

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Defenisi halusinasi
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan sensori persepsi yang dialami
oleh pasien gangguan jiwa. Pasien merasakan sensasi berupasuara, penglihatan,
pengecapan, perabaan, atau penghiduan tanpa stimulusyang nyata Keliat, (2011)
dalam Zelika, (2015).
Menurut Surya, (2011) dalam Pambayung (2015) halusinasi adalah hilangnya
kemampuan manusia dalam membedakan rangsangan internal (pikiran) dan
rangsangan eksternal (dunia luar). Halusinasi adalah persepsiatau tanggapan dari
pancaindera tanpa adanya rangsangan (stimulus)eksternal (Stuart & Laraia,
2001).Halusinasi merupakan gangguanpersepsi dimana pasien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidakterjadi.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, yang dimaksud dengan halusinasi
adalah gangguan persepsi sensori dimana klienmempersepsikan sesuatu melalui
panca indera tanpa ada stimulus eksternal. Halusinasi berbeda dengan ilusi, dimana
klien mengalamipersepsi yang salah terhadap stimulus, salah persepsi pada
halusinasiterjadi tanpa adanya stimulus eksternal yang terjadi, stimulus
internaldipersepsikan sebagai sesuatu yang nyata ada oleh klien.

C. Etiologi halusinasi
Faktor-faktor yang menyebabkan klien gangguan jiwa mengalami halusinasi adalah
sebagai berikut :
a. Faktor predisposisi
1) Fakor genetik
Secara genetis, skizofrenia diturunkan melalui kromosomkromosom
tertentu. Namun demikian, kromosom ke berapa yang menjadi faktor
penentu gangguan ini sampai sekarang masihdalam tahap penelitian.
Anak kembar identik memilikikemungkinan mengalami skizofrenia
sebesar 50% jika salahsatunya mengalami skizofrenia, sementara jika
dizigote,peluangnya sebesar 15%. Seorang anak yang salah satu
orangtuanya mengalami skizofrenia berpeluang 15%
mengalamiskizofrenia, sementara bila kedua orang tuanya skizofrenia
makapeluangnya menjadi 35%.
2) Faktor neurologis
Klien skizofrenia mengalami penurunan volume dan fungsi otak yang
abnormal. Neurotransmitter juga ditemukan tidak normal,khususnya
dopamin, serotonin, dan glutamat.
b. Faktor presipitasi
1) Berlebihannya proses informasi pada sistem saraf yang menerimadan
memproses informasi di thalamus dan frontal otak.
2) Mekanisme pengantaran listrik di syaraf terganggu
3) Kondisi kesehatan, meliputi : nutrisi kurang, kurang
tidur,ketidakseimbangan irama sirkadian, kelelahan, infeksi, obat-obat
sistem syaraf pusat, kurangnya latihan, hambatan untukmenjangkau
pelayanan kesehatan.
4) Lingkungan, meliputi : lingkungan yang memusuhi, krisismasalah di
rumah tangga, kehilangan kebebasan hidup, perubahankebiasaan hidup,
pola aktivitas sehari-hari, kesukaran dalamhubungan dengan orang lain,
isolasi social, kurangnya dukungansosial, tekanan kerja, kurang
ketrampilan dalam bekerja,stigmatisasi, kemiskinan, ketidakmampuan
mendapat pekerjaan.

D. Sikap/perilaku, meliputi : merasa tidak mampu, harga diri rendah,putus asa, tidak
percaya diri, merasa gagal, kehilangan kendalidiri, merasa punya kekuatan berlebihan,
merasa malang, bertindaktidak seperti orang lain dari segi usia maupun
kebudayaan,rendahnya kernampuan sosialisasi, perilaku agresif,ketidakadekuatan
pengobatan, ketidakadekuatan penanganangejala.

C. Rentang neurobiologist dari halusinasi

E. Klasifikasi Halusinasi
a. Pendengaran
Mendengar suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara berbentuk
kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelasberbicara tentang
klien, bahkan sampai pada percakapan lengkap antaradua orang yang
mengalami halusinasi. Pikiran yang terdengar dimanaklien mendengar
perkataan bahwa klien disuruh untuk melakukan sesuatukadang dapat
membahayakan.

b. Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar geometris,gambar
kartun,bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bias menyenangkanatau
menakutkan seperti melihat monster.
c. Penghindu
Membaui bau-bauan tertentu seperti bau darah, urin, dan feses umumnya bau-
bauan yang tidak menyenangkan. Halusinasi penghidu sering akibatstroke,
tumor, kejang, atau dimensia
d. Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses
e. Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas.
Rasatersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati atau orang lain
f. Cenesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darah di vena atau arteri, pencernaan
makan atau pembentukan urine
g. Kinisthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.

F. Tanda dan gejala halusinasi


1. senyum, bicara sendiri
2. Menarik diri dan menghindari diri dari orang lain
3. Tidak dapat membedakan antara keadaan nyata dan tidak nyata
4. Tidak dapat menurunkan perhatian
5. Curiga, bermusuhan, merusak (diri sendiri, orang lain, dan lingkungan,takut)
6. Ekspresi muka tegang, mudah tersinggung, jengkel dan marah
7. Menggerakan bibir tanpa suara, pergerakan mata yang cepat, responverbal
yang lambat

G. Tahapan dan Tingkatan Halusinasi


Halusinasi berkembang melalui 4 fase, yaitu sebagai berikut:
a. Fase pertama
Disebut juga dengan fase comporting yaitu fase menyenangkan. Pada tahap
ini masuk dalam golongan nonpsikotik.Karakteristik: pasien mengalami
stress, cemas perasaan perpisahan,rasa bersalah, kesepian, yang memuncak,
dan tidak dapat diselesaikan.Klien mulai melamun dan memikirkan hal-hal
yang menyenangkan, cara inihanya menolong sementara.Perilaku pasien:
tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai,menggerakkan bibir tanpa suara,
pergerakan mata cepat, respons verbalyang lambat jika sedang asyik dengan
halusinasinya, dan suka menyendiri.
b. Fase kedua
Disebut dengan fase condemming atau ansietas sedang yaitu halusinasi
menjadi menjijikkan, termasuk dalam psikotik ringan.Karakteristik:
pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan,kecemasan meningkat,
melamun, dan berpikir sendiri jadi dominan. Muladirasakan ada bisikan yang
tidak jelas. Pasien tidak ingin orang lain tahu, dan ia tetap dapat
mengontrolnya.Perilaku pasien: meningkatnya tanda-tanda system saraf
otonomseperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah. Pasien asyik
denganhalusinasinya dan tidak bisa membedakan realitas.
c. Fase ketiga
Yaitu fase controlling atau ansietas berat yaitu pengalaman sensori menjadi
berkuasa. Termasuk dalam gangguan psikotik.Karakteristik: bisikan, suara,
isi halusinasi semakin menonjol,menguasai dan mengontrol Pasien. Pasien
menjadi terbiasa dan tidakberdaya terhadap halusinasinya. Perilaku pasien:
kemauan dikendalikan halusinasi, rentang perhatianhanya beberapa menit
atau detik. Tanda-tanda fisik berupa pasienberkeringat, tremor, dan tidak
mampu mematuhi perintah
d. Fase keempat
Yaitu fase conquering atau panik yaitu pasien lebur dengan halusinasinya.
Termasuk dalam psikotik berat.Karakteristik: halusinasinya berubah
menjadi mengancam,memerintah, dan memarahi pasien.Paslien menjadi
takut, tidak berdaya,hilang kontrol, dan tidak dapat berhubungan secara nyata
dengan orang laindi lingkungan.Perilaku pasien: perilaku teror akibat panik,
potensi bunuh diri, perilaku kekerasan, agitasi, menarik diri atau kakatonik,
tidak mampu
merespons terhadap perintah kompleks, dan tidak mampu berepons lebih
dari satu orang.

H. Terapi aktivitas kelompok (TAK) halusinasi


Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang
menggunakanaktivitas yang menggunakan aktivitas mempersepsikan berbagai
stimulasi yang terkaitdengan pengalaman dengan kehidupan untuk didiskusikan
dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau
alternatif penyelesaian masalah.
Tujuan Terapi Aktivitas Kelompok halusinasi adalah meningkatkan kemampuan
sensori, meningkatkan upayamemusatkan perhatian, meningkatkan kesegaran
jasmani, dan mengeskpresikan perasaan.

Dalam terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi halusinasi dibagi dalam 5


sesi, yaitu:
 Sesi I :Klien mengenal halusinasi
 Sesi II :Mengntrol halusinasi dengan cara menghardik
 Sesi III :Mengntrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan
orang lain
 Sesi IV :Mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktifitas
terjadwal
 Sesi V : Mengntrol halusinasi dengan cara patuh minum obat

Tujuanya untuk melatih dan mengajarkan pasien untuk mengontrol halusinasinya.


Selain dapat melatih mengontrol gangguan persepsi sensori (halusinasi) terapi ini juga
dapat melatih pasien untuk mengetahui kerugian bila tidak dapat mengontrol
halusinasi dengan baik dan benar

Contoh proses pelaksaanaan sesi I : Mengenal halusinasi

 Sesi I : Mengenal halusinasi


a. Salam terapeutik
1) Salam terapeutik kepada klien
2) Perkenalan nama lengkap dan nama panggilan semua struktur (beri
papan nama)
3) Menanyakan nama lengkap dan nama panggilan dari semua klien
(beri papan nama)
b. Evaluasi/Validasi
Menanyakan perasaan klien saat ini
c. Kontrak
1) Leader menjelaskan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan
yaitu mengenal suarasuara yang didengar
2) Leader menjelaskan aturan main
3) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok harus minta
izin kepada leader
4) Lama kegiatan 45 menit
5) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir
d. Tahap kerja
1) Leader menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu
mengenal suara-suara yangdidengar (halusinasi) tentang isinya,
waktu terjadinya, situasi yang membuat terjadidan perasaan klien
pada saat halusinasi muncul
2) Leader meminta klien menceritakan isi halusinasi, waktu
terjadinya, situasi yangmembuat terjadi dan perasaan klien saat
terjadi halusinasi. Hasilnya ditulis diwhiteboard
3) Beri pujian pada klien yang melakukan dengan baik
4) Simpulkan isi, waktu terjadi, situasi pada saat terjadi dan
perasaan klien dari suarayang biasa didengar
e. Tahap terminasi
1) Evaluasi
a. Leader menanyakan perasaan klien setelah menikuti TAK
b. Leader memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
2) Tindak Lanjut
Leader meminta untuk melaporkan isi, waktu, situasi dan
perasaan jika halusinasimuncul
3) Kontrak yang akan datang
a. Menyepakati TAK yang akan datang: cara mengontrol
halusinasi
b. Menyepakati waktu dan tempa
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Terapi Aktifitas kelompok (TAK): sosialisasi TAK adalah upaya menfasilitasi
kemampuan sosialisasi sejumlah klien dengan masalah hubungan sosial. Salah satu
gangguan hubungan sosial pada pasien gangguan jiwa adalah gangguan persepsi
sensori: halusinasi merupakan salah satu masalah keperawatan yang dapat di temukan
pada pasien gangguan jiwa.
Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana pasien mengalami
perubahan sensori persepsi merasakan sensai palsu berupa
suara,penglihatan,pengecapan perabaan atau penghiduan. Pasien merasakan stimulus
yang sebetulnya tidak ada. Dampak dari halusinasi yang yang diderita klien diantaranya
dapat menyebabkan klien tidak mempunyai teman dan asyik dengan fikiranya
sendiri.salah satu penanganannya yaitu dengan melakukan Terapi Aktifitas kelompok
yang bertujan untuk mengidentifikasi halusinasi dan mengntrol halusinasi yang
dialaminya.

B. Saran
Saran yang kami penulis berikan Perlu penilitian lebih lanjut akan upaya peningkatan
diskusi terhadap Tak halusinasi agar menambah pengetahuan lebih lanjut
DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC.
2005.

Anda mungkin juga menyukai