Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KEPERAWATAN JIWA

TERAPI INDIVIDU PADA PASIEN


DENGAN HALUSINASI

DI SUSUN OLEH KELOMPOK I :


ADELIANI
LOLASTRI
SARDI KALU

YAYASAN AKADEMI KEPERAWATAN JUSTITIA PALU


PRODI D III KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa. atas rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah kelompok ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan Makalah
keperawatan jiwa ini yang tentunya jauh dari kesempurnaan. Karena itu kelompok
kami selalu membuka diri untuk setiap saran dan kritik yang bersifat membangun
untuk kesempurnaan karya kami selanjutnya.

Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagi pihak. Untuk
itu kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu,baik
secara langsung ataupun tidak langsung.

Akhirnya semoga sumbangan amal bakti semua pihak tersebut mendapat


balasan yang setimpal dari- Nya. Dan semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan kelompok kami khususnya dan masyarakat pecinta ilmu pengetahuan
pada umumnya.

                                                                  Palu, 12 MEI 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................
A. Konsep Terapi Individu Generalisasi..................................................
1. Pengertian Terapi Individu...................................................................
2. Manfaat Terapi Individu ......................................................................
3. Faktor Keberhasilan Terapi Individu ...................................................
4. Langkah –Langkah Terapi Individu ....................................................
BAB III PENUTUP........................................................................................
A. Kesimpulan.........................................................................................
B. Saran ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di era globalisasi ini, aspek kesehatan merupakan suatu kebutuhan bagi
seluruh manusia. Sehat merupakan suatu kondisi dimana seseorang dalam
keadaan bugar dan nyaman. Seseorang juga dapat mengalami masalah
kesehatanya seperi masalah kesehatan fisik dan Fisik merupakan segala hal
yang mampu ditangkap dengan panca indera secara langsung sedangkan
Psikis atau psikologis merupakan hal-hal yang tidak dapat dilihat secara
langsung oleh panca indera. Salah satu yang termasuk dalam masalah psikis
yaitu gangguan jiwa.

Gangguan jiwa adalah suatu perubahan pada fungsi jiwa yang menyebabkan
adanya gangguan pada fungsi jiwa yang menimbulkan penderitaan pada
individu atau hambatan dalam melaksankan peran sosial (Dermawan, Deden
& Rusdi, 2013), World Health Organization/ WHO dalam Nur Wulan
Agustin dan Sri Handayani (2017) menyatakan bahwa gangguan jiwa
merupakan permasalahan kesehatan yang disebabkan oleh gangguan biologis,
sosial, psikologis, genetik fisik atau kimiawi dengan jumlah penderita yang
terus meningkat dari tahun ke tahun. Gejala yang menyertai gangguan ini
antara lain berupa halusinasi, ilusi, waham, gangguan proses pikir,
kemampuan pikir, sertatingkah laku aneh, misalnya agresivitas atau katatonik.

Gangguan persepsi Halusinasi adalah gangguan persepsi sensori panca indra


tanpa adanya rangsangan yang diberikan dari luar atau rangsangan secara
eksternal yang dapat dapat terjadi pada sistem penginderaan dimana pada saat
itu juga kesadaran individu itu penuh baik dan dikatakan normal (Sunardi,
2015). Halusinasi dibagi beberapa jenis diantaranya: halusinasi penglihatan
(visual,optic), halusinasi pendengaran (auditif, akustik), halusinasi penciuman
(olfaktorik), halusinasi pengecapan (gustatorik), halusinasi peraba (taktil).
Pendekatan menggunakan pemberian terapi individu sering digunakan karena
tindakannya efektif sehingga mampu membina hubungan saling percaya
perawat-pasien, membantu mengenal halusinasi, dilakukan dengan berdiskusi
tentang isi halusinasi (apa yang didengar, dilihat), waktu terjadi halusiansi,
frekuensi dan situasi penyebab halusinasi.

Terapi individu merupakan salah satu bentuk terapi yang dilakukan secara
individu oleh perawat kepada paien dengan cara yang terstruktur dan durasi
waktu tertentu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Akemat dalam
Murhayati, 2012).

Terapi individu generalis adalah salah satu jenis intervensi dalam terapi
modalitas dalam bentuk standar asuhan keperawatan dengan menggunakan
strategi komunikasi. Dalam pendekatan strategi pelaksanaan komunikasi ini
lebih menekankan pada teknik menggali perasaan secara dalam, dan
komprehensif. Aspek yang terpenting tindakan keperawatan ini adalah
menjadikan individu mampu menilai dirinya sendiri tanpa merusak
psikologisnya, melepaskan pikiran yang membenani serta memahami pikiran
dan perilaku.

Berdasarkan hasil studi Suberi dan Mamnu'ah dalam Muwaddah (2016)


menunjukkan bahwa dengan pemberian terapi generalis halusinasi mampu
menurunkan frekuensi halusinasi. Sedangkan hasil studi Rahmiyati dalam
Muwaddah (2016) menunjukkan bahwa pemberian terapi individu generalis
mampu meningkatkan kemampuan perawatan diri klien dengan gangguan
jiwa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah pada


makalh ini adalah "Bagaimana pemberian terapi Individu pada pasien dengan
halusinasi “
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Terapi Individu Generalis

1. Definisi terapi individu

Terapi individu merupakan salah satu bentuk terapi oleh perawat kepada
pasien secara tatap muka perawat-pasien dengan cara terstruktur dan
durasi waktu tertentu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
Pendekatan terapi individu yang sering digunakan adalah penggunaan
strategi pelaksanaan komunikasi diantaranya saling percaya perawat-
pasien, membantu mengenal halusinasi dilakukan dengan berdiskusi
tentang isi halusinasi (apa yang didengar), waktu terjadi halusinasi,
frekuensi dan situasi penyebab halusinasi serta respons pasien pada saat
itu, melatih mengontrol halusinasi dengan cara menghardik halusinasi,
bercakap-cakap dengan orang lain dan melakukan aktivitas terjadwal,
mendapat dukungan dari keluarga, menggunakan obat secara teratur,
menjelaskan kembali pentingnya penggunaan obat pada gangguan jiwa,
menjelaskan kembali apa akibat jika tidak teratur mengkonsumsi obat.

Terapi individu generalis yaitu suatu terapi yang digunakan oleh perawat
pada pasien dengan teknik menggali perasaan yang mendalam pada
pasien, terapi ini berkesinambungan dengan komunikasi pada pasien
dengan menegakan strategi pelaksanaan halusinasi. Dalam keadaan ini
diharapkan pasien mampu melepaskan tegangan dan menghidupkan
kembali sejumlah kejadian yang mengandung emos! dalam diri pasien.
Pendekatan ini bersifat fleksibel, pasien tidak diharuskan berpartisipasi
secara kaku,tetapi pasien dapat berpartisipasi dengan cara mereka sendiri.

2. Manfaat terapi individu

Mengajarkan pasien untuk lebih mampu mengontrol halusinasinya


melalui strategi pelaksanaan halusinasi yang dilakukan oleh perawat pada
pasien, Strategi pelaksanaan yang dilakukan yaitu mengajarkan pada
pasien cara mengontrol halusinasi dengan teknik menghardik.
mengajarkan pasien cara mengontrol halusinasi dengan teknik bercakap-
cakap dengan orang lain, mengajarkan cara mengontrol halusinasi
dengan melakukan aktivitas terjadwal dan mengajarkan cara mengontrol
halusinasi dengan meminum obat. Menurunkan tingkat frekuensi
halusinasi pada pasien.

3. Faktor keberhasilan terapi individu

Tingkat keberhasilan terapi individu generalis dapat dilihat sebelum klien


diberikan terapi individu generalis. Kondisi klien dipengaruhi oleh
adanya faktor internal maupun faktor eksternal, berupa kurangnya
komunikasi dengan perawat. Setelah melakukan terapi individu generalis
klien menjadi memiliki kemampuan untuk mengontrol halusinasi,
meningkatkan kemampuan koping pada pasien sehingga mampu
menurunkan frekuensi halusinasi.

4. Langkah-langkah Terapi individu

a) Perkenalan dengan klien dengan komunikasi yang baik secara lembut dan
sabar dengan prinsip bina hubungan saling percaya.
b) Mengajak klien melakukan diskusi secara empat mata dan mencoba
berdiskusi secara mendalam mengenai perasaan klien, hal apa yang
membuatnya terbebani.
c) Melaksanakan tindakan strategi pelaksanaan halusinasi dengan tujuan
mengurangi frekuensi halusinasi pada klien, dengan cara sebagai berikut:

SP 1: Menghardik halusinasi

1) Membantu pasien mengenali halusinasi, perawat menggali informasi


kepada pasien tentang isi halusinasi (apa yang di dengar), waktu terjadi
halusinasi, frequensi terjadinya halusinasi, situasi yang menyebabkan
halusinasi muncul, dan respon pasien saat halusinasi muncul.
2) Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara menghardik,
menghardik merupakan cara untuk mengendalikan halusinasi saat
halusinasi muncul. Intervensi yang dilakukan perawat yaitu menjelaskan
cara menghardik, memeperagakan cara menghardik. meminta pasien untuk
memperagakan ulang cara menghardik halusinasi dan memantau
penerapan cara menghardik pada pasien.

SP 2 Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara bercakap-cakap dengan


orang lain

Ketika pasien bercakap cakap dengan orang lain maka akan terjadi distraksi
yaitu perhatian pasien akan beralih dari halusinasi ke percakapan dengan
orang lain.

SP 3 Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara melakukan aktivitas


secara terjadwal

Aktivitas yang terjadwal dapat membuat pasien tidak akan mempunyai waktu
luang yang seringkali menjadi pencetus terjadinya halusinasi. Intervensi yang
dilakukan perawat yaitu menjelaskan pentingnya aktivitas untuk mengatasi
halusinasi. mendiskusikan aktivitas apa yang mau dimasukan kedalam
jadwal. melatih aktivitas kepada pasien, Menyusun jadwal aktivitas sehari-
hari sesuai dengan aktivitas yang di latih, dan memantau pelaksanaan jadwal
kegiatan pasien.

SP 4: Melatih menggunakan obat secara teratur

Perawat melakukan intervensi diantaranya yaitu menjelaskan kegunaan obat,


akibat bila putus obat, dan cara minum obat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi individu generalis adalah salah satu jenis intervensi dalam terapi
modalitas dalam bentuk standar asuhan keperawatan dengan menggunakan
strategi komunikasi. Dalam pendekatan strategi pelaksanaan komunikasi ini lebih
menekankan pada teknik menggali perasaan secara dalam, dan komprehensif.
Aspek yang terpenting tindakan keperawatan ini adalah menjadikan individu
mampu menilai dirinya sendiri tanpa merusak psikologisnya, melepaskan pikiran
yang membenani serta memahami pikiran dan perilaku.

Tingkat keberhasilan terapi individu generalis dapat dilihat sebelum


klien diberikan terapi individu generalis. Kondisi klien dipengaruhi oleh adanya
faktor internal maupun faktor eksternal, berupa kurangnya komunikasi dengan
perawat. Setelah melakukan terapi individu klien menjadi memiliki kemampuan
untuk mengontrol halusinasi, meningkatkan kemampuan koping pada pasien
sehingga mampu menurunkan frekuensi halusinasi.

Langkah-langkah Terapi individu generalis

a) Perkenalan dengan klien dengan komunikasi yang baik secara lembut dan
sabar dengan prinsip bina hubungan saling percaya.
b) Mengajak klien melakukan diskusi secara empat mata dan mencoba
berdiskusi secara mendalam mengenai perasaan klien, hal apa yang
membuatnya terbebani.
c) Melaksanakan tindakan strategi pelaksanaan halusinasi dengan tujuan
mengurangi frekuensi halusinasi pada klien,
B. Saran

Sampai dengan saat ini belum ada jenis terapi modalitas tunggal yang dapat
mengatasi semua masalah gangguan jiwa klien. Oleh karena itu untuk mencapai
penanganan yang maksimal dalm melakukan perawatan yang diharapkan tentu di
perlukan tingkatan kemampuan perawat dalam melaksanakan berbagai
pendekatan/strategi terapi modalitas ini. Belajar berkelanjutan karenanya menjadi
hal yang wajib di lakukan bagi setiap perawat jiwa
DAFTAR PUSTAKA

Damaiyanti, Mukhripah. 2014. Asuhan Keperawatan Jiwa. Bandung: PT Reflika


Aditama.
Keliar, Budi Anna. 2016. Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta:
EGC. him 9-30.
Keliat, Budi Anna dan Jesika Pasaribu. 2016. Prinsip dan Praktik Jiwa Kesehatan
Jiwa Stuart. 1st Indonesia edition.
Riyadi, Sujono, 2013. Asuhan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: Graha Ilmu. hlm
41-60

Anda mungkin juga menyukai