Anda di halaman 1dari 12

SUPPORTIVE PSYCOTHERAPY

The Lecturer :Roni IndraWahyudi, S.Kep.,Ns


In Pysciatric Nursing 1

Maya Putri Haryanti


121130521441157 KI

BANJARMASIN MUHAMMADIYAH FACULTY OF SCIENSE


INTERNATIONAL CLASS OF NURSING DIPLOMA PROGRAM
ACADEMIC YEAR 2014/2015

Tinjauan Pustaka

Seorang anak yang menangsis ditenangkan oleh ibunya. Seorang murid


yang menjadi malas, dibangkitkan semangatnya oleh gurunya. Semua hal ini
boleh dianggap sebagai psikoterapi dalam arti kata yang luas, akan tetapi biasanya
tidak dinamakan psikoterapi.
Apakah bedanya dengan psikoterapi yang dilakukan oleh seorang dokter
atau seoarng professional yang lain? Definisi psikoterapi professional dapat
diberikan sebagai berikut:
Psikoterapi adalah suatu cara pengobatan terhadap masalah emosional seorang
pasien yang dilakukan oleh seorang yang terlatih dalam hubungan professional
secara sukarela dengan maksud hendak menghilangkan, mengubah atau
menghambat gejala-gejala yang ada, mengoreksi prilaku yang terganggu dan
mengembangkan pertumbuhan kepribadian secara positif. Dalam psikoterapi,
hubungan dokter pasien serta pengenalan pemindahan dan hambatan adalah
sangat penting.( Maramis, 2005)
Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi merupakan salah satu modalitas terapi yang terandalkan dalam
tatalaksana pasien psikiatri disamping psikofarmaka dan terapi fisik. Sebetulnya
dalam kehidupan sehari-hari, prinsip-prinsip dan beberapa kaidah yang ada dalam
psikoterapi ternyata juga digunakan, antara lain dalam konseling, pendidikan dan
pengajaran, atau pun pemasaran.
Dalam praktek, psikoterapi dilakukan dengan percakapan dan observasi.
Percakapan dengan seseorang dapat mengubah pandangan, keyakinan serta
perilakunya secara mendalam, dan hal ini sering tidak kita sadari. Beberapa
contohnya, antara lain seorang penakut, dapat berubah menjadi berani, atau, dua
orang yang saling bermusuhan satu sama lain, kemudian dapat menjadi saling
bermaafan, atau, seseorang yang sedih dapat menjadi gembira setelah menjalani

percakapan dengan seseorang yang dipercayainya. Bila kita amati contoh-contoh


itu, akan timbul pertanyaan, apakah sebenarnya yang telah dilakukan terhadap
mereka sehingga dapat terjadi perubahan tersebut? Pada hakekatnya, yang
dilakukan ialah pembujukan atau persuasi. Caranya dapat bermacam-macam,
antara lain dengan memberi nasehat, memberi contoh, memberikan pengertian,
melakukan otoritas untuk mengajarkan sesuatu, memacu imajinasi, melatih, dsb.
Pembujukan

ini

dapat

efektif

asal

dilakukan

pada saat yang

tepat,

dengan cara yang tepat, oleh orang yang mempunyai cukuppengalaman. Pada
prinsipnya pembujukan ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dalam berbagai
bidang, dan dapat dilakukan oleh banyak orang.
Dalam dunia kedokteran, komunikasi antara dokter dengan pasien merupakan hal
yang penting oleh karena percakapan atau pembicaraan merupakan hal yang
selalu terjadi diantara mereka. Komunikasi berlangsung dari saat perjumpaan
pertama, yaitu sewaktu diagnosis belum ditegakkan hingga saat akhir pemberian
terapi. Apa pun hasil pengobatan, berhasil atau pun tidak, dokter akan
mengkomunikasikannya dengan pasien atau keluarganya; hal itu pun dilakukan
melalui pembicaraan. Dalam keseluruhan proses tatalaksana pasien, hubungan
dokter-pasien merupakan hal yang penting dan sangat menentukan, dan untuk
dapat membentuk dan membina hubungan dokter-pasien tersebut, seorang dokter
dapat mempelajarinya melalui prinsip-prinsip psikoterapi.

1. Pembagian psikoterapi
Cara-cara psikoterapi dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu
psikoterapi suportif dan psikoterapi genetic-dinamik.
Psikoterapi suportif (atau supresif atau non spesifik)
Tujuan psikoterapi jenis ini ialah:
-

Menguatkan daya tahan mental yang dimilikinya

Mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik
untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri. ( Maramis, 2005)

Meningkatkan kemampuan adaptasi lingkungan (Anonym , 2001)

Mengevaluasi situasi kehidupan pasien saat ini, beserta kekuatan serta


kelemahannya, untuk selanjutnya membantu pasien melakukan perubahan
realistik apa saja yang memungkinkan untuk dapat berfungsi lebih baik (Tomb,
2004)

Kriteria Pemilihan:
Pasien yang sangat sehat yang berhadapan dengan krisis yang melanda pasien dengan
defisit ego. ( Kaplan dan Sadock, 2010)
Lama Terapi
Beberapa hari, bulan, atau tahun-sesuai kebutuhan. ( Kaplan dan Sadock, 2010)
Mekanisme
Pasien dianjurkan untuk datang sekali (atau lebih) seminggu, untuk beberapa minggu
atau bulan (kadang ada pula yang mencapai tahunan). Termasuk pula disini intevensi
krisis yang singkat (untuk 1-3 pertemuan).
Terapis berurusan dengan gejala pasien, tetapi hanya sedikit mengolah proses
alam sadarnya dan tidak berupaya mengubah kepribadian. Pertahanan psikologik
diperkuat dan teknik yang digunakan antara lain menenangkan, sugesti,
mengeluarkan semua masalah, abreaction, dan manipulasi lingkungan. Terapis
bersikap aktif, menunjukkan minat, berempati dan hangat (dengarkan pasien),
mengerti hal-hal yang menjadi perhatian pasien, dan menolong pasien untuk
menetukkan arah. Medikasi juga dapat diberikan. (Tomb, 2004)

Cara-cara psikoterapi suportif antara lain sebagai berikut:

Ventilasi atau (psiko-) kataris

Persuasi atau bujukan (persuasion)

Sugesti

Penjaminan kembali ( reassurance)

Bimbingan dan penyuluhan

Terapi kerja

Hipno-terapi dan narkoterapi

Psikoterapi kelompok

Terapi prilaku

Psikoterapi wawasan

(atau genetic-dinamik, atau insight psychotherapy)

dibagi menjadi psikoterapi reedukatif dan psikoterapi rekonstruktif.


Psikoterapi reedukatif:
Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya
lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri
kembali, memodifikasi tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan
potensi kreatif yang ada.
Cara-cara psikoterapi reedukatif antara lain:
-

Terapi hubungan antar-manusia (relationship-therapy)

Terapi sikap (attitude therapy)

Terapi wawancara (interview therapy)

Analisa dan sinthesa yang distributif (terapi psikobiologik Adolf


meyer)

Konseling terapetik

Terapi case-work

Reconditioning

Terapi kelompok yang reedukatif

Terapi somatic

Psikoterapi rekonstruktif
Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknaya di
alam tak sadar, dengan usaha untuk mendapatkan perubahan yang luas
daripada struktur kepribadian dan pengluasan daripada pertumbuhan
kepribadian dengan pengembangan potensi penyesuaian diri yang baru.
Cara-cara psikoterapi rekonstruktif antara lain:
-

Psikoanalisa Freud

Psikoanalisa non-freud

Psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa

Cara : asosiasi bebas, analisa mimpi, hipoanalisa/sintesa, narkoterapi, terapi


main, terapi seni, terapi kelompok analitik.
2. Beberapa jenis psikoterapi suportif
Semua dokter kiranya harus dapat melakukan psikoterapi suportif jenis
katarsis, persuasi, sugesti, penjaminan kembali, bimbingan dan penyuluhan
(konseling).
Ventilasi atau katarsis ialah membiarkan pasien mengeluarkan isi hati
sesukanya. Sesudahnya biasanya ia merasa lega dan kecemasannya (tentang
penyakitnya) berkurang, karena ia kemudian dapat melihat masalahnya dalam
proporsi yang sebenarnya. Hal ini dibantu oleh dokter dengan sikap yang penuh
pengertian (empati) dan dengan anjuran. Jangan terlalu banyak memotong
bicaranya (menginterupsi). Yang dibicarakan ialah kekhawatiran, impuls-impuls,
kecemasan, masalah keluarga, perasaan salah atau berdosa.
Persuasi ialah penerangan yang masuk akal tentang timbulnya gejala-gejala serta
baik-buruknya atau fungsinya gejala-gejala itu. Kritik diri sendiri oleh pasien
penting untuk dilakukan. Dengan demikian maka impuls-impuls yang tertentu
dibangkitkan, diubah atau diperkuat dan impuls-impuls yang lain dihilangkan atau
dikurangi , serta pasien dibebaskan dari impuls-impuls yang sangat mengganggu.
Pasien pelan-pelan menjadi yakin bahwa gejala-gejalanya akan hilang.
Sugesti ialah secara halus dan tidak langsung menanamkan pikiran pada pasien
atau membangkitkan kepercayaan padanya bahwa gejala-gejala akan hilang.
Dokter sendiri harus mempunyai sikap yang meyakinkan dan otoritas profesional
serta menunjukan empati. Pasien percaya pada doketr sehingga kritiknya
berkurang dan emosinya terpengaruh serta perhatiannya menjadi sempit. Ia
mengharap-harapkan sesuatu dan ia mulai percaya. Bila tidak terdapat gangguan
kepribadian yang mendalam, maka sugesti akan efektif, umpamanya pada reaksi
konversi yang baru dan dengan konflik yang dangkal atau pada nerosa cemas
sesudah kecelakaan. Sugesti dengan aliran listrik (faradisasi) atau dengan masasi

kadang-kadang juga menolong, tetapi perbaikan itu cenderung untuk tidak


menjadi tetap karena pasien menganggap pengobatan itu dari luar dirinya. Jadi
sugesti harus diikuti dengan reedukasi.
Anak-anak dan orang-orang dengan inteligensi yang sedikit kurang serta pasien
yang berkepribadian tak matang atau histerik lebih mudah disugesti.
Jangan memaksa-maksa pasien dan jangan memberikan kesan bahwa dokter
menganggap ia membesar-besarkan gejalanya. Jangan mengganggu rasa harga diri
pasien.
Pasien harus percaya bahwa gejala-gejalanya akan hilang dan bahwa tidak
terdapat kerusakan organic sebagai penyebab gejala-gejala itu. Ia harus
diyakinkan bahwa bila gejala-gejala itu hilang, hal itu terjadi karena ia sendiri
mengenal maksud gejala-gejala itu dan bahwa timbulnya gejala itu tidak logis.
Penjaminan Kembali atau reassurance dilakukan melalui komentar yang halus
atau sambil lalu dan pertanyaan yang berhati-hati, bahwa pasien mampu berfungsi
secara adekuat., dapat juga diberi secara tegas berdasarkan kenyataan atau dengan
menekankan pada apa yang telah dicapai oleh pasien.
Bimbingan ialah memberi nasehat-nasehat yang praktis dan khusus yang
berhubungan dengan masalah kesehatan (jiwa) pasien agar ia lebih sanggup
mengatasinya, umpamanya tentang cara mengadakan hubungan antar manusia,
cara berkomunikasi, bekerja dan belajar dan sebagainya.
Penyuluhan atau konseling ialah suatu bentuk wawancara untuk membantu
pasien mengerti dirinya sendiri lebih baik, agar ia dapat mengatasi suatu maaslah
lingkungan atau Dapat menyesuaikan diri.
Konseling biasanya dilakukan sekitar masalah pendidikan, pekerjaan, pernikahan
dan pribadi.
Kerja kasus social (social casework) secara tradisional didefinisikan sebagai suatu
proses bantuan oleh seorang yang terlatih kepada seorang pasien yang
memerlukan satu atau lebih pelayanan social khusus. Fokusnya ialah pada

masalah luar atau keadaan social dan tidak pada gangguan dalam individu itu
sendiri. Tidak diadakan usaha untuk mengubah pola dasar kepribadian pasien,
karena tujuannya ialah hendak menangani masalah situasi pada tingkat realistic.
Terapi kerja dapat berupa sekedar memberi kesibukan kepada pasien, ataupun
berupa latihan kerja tertentu agar ia terampil dalam hal itu dan berguna baginya
untuk mencari nafkah kelak.
Hipnosa dapat membantu psikoterapi, akan tetapi apa yang dapat dicapai dengan
hipnosa dalam psikoterapi dapat juga dicapai dengan cara yang lain tanpa hipnosa.
Hipnosa hanya dapat mempercepat pengaruh psikoterapi. Hal yang penting dalam
hipnosa adalah sugesti (bukan kekuatan kemauan terapis hipnotisir). Kesadaran
pasien menyempit dan menurun, akhirnya ia hanya menerima rangsangan dari
hipnotisir, ia masuk dalam keadaan trance mulai dari ringan sampai trance yang
dalam dengan kekakuan otot diseluruh badan. Dalam hipnosa dapat dilakukan
analisa konflik-konflik dan sintesa, atau sintesa dilanjutkan sesudah pasien sadar
kembali. Dalam hal ini sugesti dalam waktu hipnosa dan sugesti sesudah hipnosa
dapat dipakai.
Narkoterapi secara intravena disuntikkan suatu hipnotikum dengan efek yang
pendek (umpamanya pentothal atau amital natrium). Dalam keadaan setengah
tidur, pasien diwawancarai, konflik dianalisa lalu disintesa. Bahan yang timbul
sewaktu narkoterapi dapat juga dipakai dalam sintesa sesudah pasien sadar
kembali. Narkoterapi dengan narkoanalisa dan narkosintesa itu membantu
psikoterapi.
Psikoterapi kelompok
Pembagian kerja psikoterapi berdasarkan prosesnya dibagi manjadi psikoterapi
suportif, reedukatif, dan psikoterapi rekonstruksi. Bila dilihat dari lamanya, maka
ada psikoterapi jangka pendek dan psikoterapi jangka panjang. Bila dilihat dari
jumlah pasien maka ada psikoterapi individual dan psikoterapi kelompok.

Bila kelompok ini terdiri dari para anggota satu keluarga, maka disebut terapi
keluarga. Bila hanya suami istri disebut konseling pernikahan (marriage
counseling).
Terapi keluarga (family therapy) dan konseling pernikahan dilakukan bila keadaan
keluarga atau pernikahan itu sendiri yang menjadi sumber stress atau penyebab
gangguan jiwa. Sukar untuk mengobati satu orang saja bila interaksi atau pola
komunikasi itu yang patologis, karena semua anggota keluarga merupakan
kesatuan dan mereka terus menerus saling mempengaruhi.
Khusus untuk suami isteri, ataupun pasangan lain (kedua-duanya pria atau wanita)
yang sering bekerja sama dan masih dapat berfungsi secara normal maka latihanlatihan (encounter) sangat berguna untuk mengembangkan komunikasi dan saling
pengertian yang lebih dalam. Jumpa nikah atau marriage encounter sudah tersebar
diseluruh dunia sebagai cara yang efektif untuk memperkokoh pernikahan melalui
pengembangan komunikasi antara suami isteri. Akan tetapi bila pola komunikasi
sudah patologis, maka sebaiknya dilakukan terapi keluarga, konseling pernikahan
atau terapi kelompok.
Terapi kelompok berguna untuk pasien yang:

Segan terhadap psikoterapi individual karena takut, tak percaya kepada


terapis, bersaing keras dengan terapis, melawan figure orang tua.

Tidak atau kurang berpengalaman dengan saudara-saudara mempunyai


sikap bertentangan dengan saudara-saudara; kurang berpartisipasi dalam
lingkunagn, mempunyai pengalaman keluarga yang merusak; tidak atau
suka menyesuaikan diri dalam kelompok.

Mempunyai intelegensi yang rendah

Agar proses kelompok dapat berjalan lebih lancar maka:

Individu harus diterima sebaik-baiknya, sebagaimana dia adanya.

Pembatasan yang tidak perlu dihindarkan.

Pernyataan verbal yang tak tertahankan dibiarkan keluar.

Reaksi-reaksi dalam interaksi kelompok dinilai.

Pembentukan kelompok harus dilakukan untuk memenuhi kebutuhan para


anggota secara perorangan.

Fase-fase terapi kelompok secara singkat pada umumnya ialah:

Penyatuan kelompok dengan terbentuknya identifikasi kelompok

Interaksi dalam kelompok dengan melihat pada dinamika kelompok

Pengertian dan penyelesaian dinamika dengan timbulnya wawasan.

Tujuan terapi kelompok ialah membebaskan individu dari stress, membantu para
anggota kelomp[ok agar dapat mengerti lebih jelas sebab kesukaran mereka,
terbentunya mekanisme pembelaan yang lebih baik yang dapat diterima dan yang
lebih memuaskan.
Terapi Perilaku
Terapi perilaku berusaha menghilangkan masalah perilaku khusus secepatcepatnya dengan mengawasi perilaku belajar pasien. Ada tiga cara untuk
menguasai atau mengubah perilaku manusia, yaitu:
1. Perilaku dapat diubah dengan mengubah peristiwa-peristiwa yang
mendahuluinya, yang membangkitkan bentuk prilaku khusus itu.
Umpamanya seoaranga anak yang tidak berprestasi disekolah dan nakal
dikelas hanya dengan seorang guru tertentu dapat menjadi efektif dan rajin
bila ia dipindahkan ke kelas lain diajar oleh guru yang lain.
2. Suatu

jenis perilaku yang timbul dalam suatu keadaan tertentu dapat

diubah atau dimodifikasi. Umpamanya seoarang anak dapat diajar untuk


melihat dirinya sendiri dalam suatu kegiatan kompromi yang konstruktif
dan tidak menunjukkan ledakan amarah bila ia menghadapi frustasi.
3. Akibatnya suatu perilaku tertentu dapat diubah dan demikian perilaku itu
dapat dimodifikasi.

Pendekatan perilaku memang makin lama makin banyak diterapkan, bukan hanya
untuk meringankan atau menghilangkan gejala psikiatri, akan tetapi dipakai juga
dalam bidang pendidikan, social dan keadaan lain diluar klinik.

DAFTAR PUSTAKA

Kapita Selekta Kedokteran jilid 1. 2001. Media Aesculapicus : Fakultas Kedokteran


Universitas Tanjungpura.
Maramis.2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press: Surabaya
Tomb, David A. 2004. Buku Saku Psikiatri edisi 6. EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai