Tinjauan Pustaka
ini
dapat
efektif
asal
dilakukan
tepat,
dengan cara yang tepat, oleh orang yang mempunyai cukuppengalaman. Pada
prinsipnya pembujukan ini terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dalam berbagai
bidang, dan dapat dilakukan oleh banyak orang.
Dalam dunia kedokteran, komunikasi antara dokter dengan pasien merupakan hal
yang penting oleh karena percakapan atau pembicaraan merupakan hal yang
selalu terjadi diantara mereka. Komunikasi berlangsung dari saat perjumpaan
pertama, yaitu sewaktu diagnosis belum ditegakkan hingga saat akhir pemberian
terapi. Apa pun hasil pengobatan, berhasil atau pun tidak, dokter akan
mengkomunikasikannya dengan pasien atau keluarganya; hal itu pun dilakukan
melalui pembicaraan. Dalam keseluruhan proses tatalaksana pasien, hubungan
dokter-pasien merupakan hal yang penting dan sangat menentukan, dan untuk
dapat membentuk dan membina hubungan dokter-pasien tersebut, seorang dokter
dapat mempelajarinya melalui prinsip-prinsip psikoterapi.
1. Pembagian psikoterapi
Cara-cara psikoterapi dapat dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu
psikoterapi suportif dan psikoterapi genetic-dinamik.
Psikoterapi suportif (atau supresif atau non spesifik)
Tujuan psikoterapi jenis ini ialah:
-
Mengembangkan mekanisme daya tahan mental yang baru dan yang lebih baik
untuk mempertahankan fungsi pengontrolan diri. ( Maramis, 2005)
Kriteria Pemilihan:
Pasien yang sangat sehat yang berhadapan dengan krisis yang melanda pasien dengan
defisit ego. ( Kaplan dan Sadock, 2010)
Lama Terapi
Beberapa hari, bulan, atau tahun-sesuai kebutuhan. ( Kaplan dan Sadock, 2010)
Mekanisme
Pasien dianjurkan untuk datang sekali (atau lebih) seminggu, untuk beberapa minggu
atau bulan (kadang ada pula yang mencapai tahunan). Termasuk pula disini intevensi
krisis yang singkat (untuk 1-3 pertemuan).
Terapis berurusan dengan gejala pasien, tetapi hanya sedikit mengolah proses
alam sadarnya dan tidak berupaya mengubah kepribadian. Pertahanan psikologik
diperkuat dan teknik yang digunakan antara lain menenangkan, sugesti,
mengeluarkan semua masalah, abreaction, dan manipulasi lingkungan. Terapis
bersikap aktif, menunjukkan minat, berempati dan hangat (dengarkan pasien),
mengerti hal-hal yang menjadi perhatian pasien, dan menolong pasien untuk
menetukkan arah. Medikasi juga dapat diberikan. (Tomb, 2004)
Sugesti
Terapi kerja
Psikoterapi kelompok
Terapi prilaku
Psikoterapi wawasan
Konseling terapetik
Terapi case-work
Reconditioning
Terapi somatic
Psikoterapi rekonstruktif
Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknaya di
alam tak sadar, dengan usaha untuk mendapatkan perubahan yang luas
daripada struktur kepribadian dan pengluasan daripada pertumbuhan
kepribadian dengan pengembangan potensi penyesuaian diri yang baru.
Cara-cara psikoterapi rekonstruktif antara lain:
-
Psikoanalisa Freud
Psikoanalisa non-freud
masalah luar atau keadaan social dan tidak pada gangguan dalam individu itu
sendiri. Tidak diadakan usaha untuk mengubah pola dasar kepribadian pasien,
karena tujuannya ialah hendak menangani masalah situasi pada tingkat realistic.
Terapi kerja dapat berupa sekedar memberi kesibukan kepada pasien, ataupun
berupa latihan kerja tertentu agar ia terampil dalam hal itu dan berguna baginya
untuk mencari nafkah kelak.
Hipnosa dapat membantu psikoterapi, akan tetapi apa yang dapat dicapai dengan
hipnosa dalam psikoterapi dapat juga dicapai dengan cara yang lain tanpa hipnosa.
Hipnosa hanya dapat mempercepat pengaruh psikoterapi. Hal yang penting dalam
hipnosa adalah sugesti (bukan kekuatan kemauan terapis hipnotisir). Kesadaran
pasien menyempit dan menurun, akhirnya ia hanya menerima rangsangan dari
hipnotisir, ia masuk dalam keadaan trance mulai dari ringan sampai trance yang
dalam dengan kekakuan otot diseluruh badan. Dalam hipnosa dapat dilakukan
analisa konflik-konflik dan sintesa, atau sintesa dilanjutkan sesudah pasien sadar
kembali. Dalam hal ini sugesti dalam waktu hipnosa dan sugesti sesudah hipnosa
dapat dipakai.
Narkoterapi secara intravena disuntikkan suatu hipnotikum dengan efek yang
pendek (umpamanya pentothal atau amital natrium). Dalam keadaan setengah
tidur, pasien diwawancarai, konflik dianalisa lalu disintesa. Bahan yang timbul
sewaktu narkoterapi dapat juga dipakai dalam sintesa sesudah pasien sadar
kembali. Narkoterapi dengan narkoanalisa dan narkosintesa itu membantu
psikoterapi.
Psikoterapi kelompok
Pembagian kerja psikoterapi berdasarkan prosesnya dibagi manjadi psikoterapi
suportif, reedukatif, dan psikoterapi rekonstruksi. Bila dilihat dari lamanya, maka
ada psikoterapi jangka pendek dan psikoterapi jangka panjang. Bila dilihat dari
jumlah pasien maka ada psikoterapi individual dan psikoterapi kelompok.
Bila kelompok ini terdiri dari para anggota satu keluarga, maka disebut terapi
keluarga. Bila hanya suami istri disebut konseling pernikahan (marriage
counseling).
Terapi keluarga (family therapy) dan konseling pernikahan dilakukan bila keadaan
keluarga atau pernikahan itu sendiri yang menjadi sumber stress atau penyebab
gangguan jiwa. Sukar untuk mengobati satu orang saja bila interaksi atau pola
komunikasi itu yang patologis, karena semua anggota keluarga merupakan
kesatuan dan mereka terus menerus saling mempengaruhi.
Khusus untuk suami isteri, ataupun pasangan lain (kedua-duanya pria atau wanita)
yang sering bekerja sama dan masih dapat berfungsi secara normal maka latihanlatihan (encounter) sangat berguna untuk mengembangkan komunikasi dan saling
pengertian yang lebih dalam. Jumpa nikah atau marriage encounter sudah tersebar
diseluruh dunia sebagai cara yang efektif untuk memperkokoh pernikahan melalui
pengembangan komunikasi antara suami isteri. Akan tetapi bila pola komunikasi
sudah patologis, maka sebaiknya dilakukan terapi keluarga, konseling pernikahan
atau terapi kelompok.
Terapi kelompok berguna untuk pasien yang:
Tujuan terapi kelompok ialah membebaskan individu dari stress, membantu para
anggota kelomp[ok agar dapat mengerti lebih jelas sebab kesukaran mereka,
terbentunya mekanisme pembelaan yang lebih baik yang dapat diterima dan yang
lebih memuaskan.
Terapi Perilaku
Terapi perilaku berusaha menghilangkan masalah perilaku khusus secepatcepatnya dengan mengawasi perilaku belajar pasien. Ada tiga cara untuk
menguasai atau mengubah perilaku manusia, yaitu:
1. Perilaku dapat diubah dengan mengubah peristiwa-peristiwa yang
mendahuluinya, yang membangkitkan bentuk prilaku khusus itu.
Umpamanya seoaranga anak yang tidak berprestasi disekolah dan nakal
dikelas hanya dengan seorang guru tertentu dapat menjadi efektif dan rajin
bila ia dipindahkan ke kelas lain diajar oleh guru yang lain.
2. Suatu
Pendekatan perilaku memang makin lama makin banyak diterapkan, bukan hanya
untuk meringankan atau menghilangkan gejala psikiatri, akan tetapi dipakai juga
dalam bidang pendidikan, social dan keadaan lain diluar klinik.
DAFTAR PUSTAKA