a. Seseorang yang dalam keadaan kritis dan kacau serta tidak mempunyai
kemampuan untuk menyelesaikan suatu masalah, yang menghasilkan
kecemasan berat dan kebingungan (contoh, orang yang mengalami
kesedihan yang berat, kesakitan, perceraian, atau kehilangan pekerjaan
ataupun mereka yang pernah menjadi korban kejahatan, penganiayaan,
bencana alam, ataupun kecelakaan).
b. Pasien dengan penyakit yang berat dan kronik disertai dengan kerapuhan
ataupun kelemahan fungsi ego (contoh, mereka dengan psikosis yang laten,
gangguan impuls, gangguan kepribadian berat).
c. Pasien dengan defisit kognitif dan gejala-gejala fisik yang membuat mereka
menjadi lemah dan tidak cocok dilakukan pendekatan insight-oriented
(contoh, pasien psikosomatik).
d. Pasien dengan toleransi kecemasan yang rendah dan kesulitan
mengendalikan frustasi.
e. Pasien dengan kelemahan psikologi yang sesuai dengan fungsi kognitifnya.
f. Mereka yang kesulitan membedakan kenyataan luar dengan dari dalam
dirinya.
g. Pasien yang mengalami gangguan berat dalam hubungan interpersonal.
h. Mereka yang mengalami kelemahan dalam mengontrol impuls dan akhirnya
mereka melakukan tindakan yang buruk.
i. Pasien dengan intelegensia yang kurang dan kapasitas yang lemah terhadap
pengamatan dirinya sendiri.
j. Pasien yang memiliki keterbatasan yang berat untuk mengadakan hubungan
terapeutik dengan terapis.
Syarat pemberian psikoterapi suportif :
Referensi
http://health.detik.com/read/2009/07/17/141957/1167103/770/psikoterapi-suportif
http://en.wikipedia.org/wiki/Psychotherapy
http://www.caps.utoronto.ca/Services-Offered/Individual-Psychotherapy/Supportive-
Psychotherapy.htm
http://ndri.com/article/role_and_basics_of_individual_supportive_psychotherapy-
484.html