Anda di halaman 1dari 42

TEKNIK WAWANCARA &

PSIKOTERAPI SUPPORTIF
dr. H. I PUTU DIATMIKA, M.Biomed, SpKJ
PSIKIATER RSJ MUTIARA SUKMA
Diagnosis Gangguan Jiwa – ICD 10 PC

1. F00# Gangguan Mental Organik 7. F40# Gangguan Neurotik (ansietas)


Demensia (F00#) Gangguan fobik (F40), Gangguan panik
Delirium (F05) (F41.0), Gangguan ansietas menyeluruh
2. F10# Gangguan Penggunaan (F41.1), Gangguan campuran ansietas &
NAPZA depresi ( F41.2), Gangguan obsesif
kompulsif (F42), Gangguan penyesuaian
Gangguan penggunaan alkohol (F10)
(F43.2), Gangguan somatoform ( F45)
Gangguan penggunaan zat (F11#)
Gangguan penggunaan tembakau 8. F70 Retardasi Mental
(F17.1) 9. F80-90# Gangguan kesehatan jiwa
3. F20# Skizofrenia dan Gangguan anak dan remaja
Psikotik Kronik Lain Gangguan perkembangan pervasif
4. F23 Gangguan Psikotik Akut (F84), Gangguan hiperkinetik (F90)
5. F31 Gangguan Bipolar 10. G40# Epilepsi
6. F32# Gangguan Depresi
Permenkes No.5 tahun 2014 tentang Panduan
Praktik Klinis bagi Dokter di Fasyankes Primer

• Gangguan psikotik (kompetensi 3A)


• Gangguan campuran ansietas dan depresi
(kompetensi 3A)
• Insomnia (kompetensi 4 A)
• Demensia (kompetensi 3 A)
Tujuan Pembahasan Teknik Wawancara

• Agar Peserta:
(1). Mampu mendapatkan data/informasi dari pasien
serta memahami permasalahan pasien
(2). Melakukan wawancara yang bersifat terapeutik
(3). Dapat memberikan psikoterapi supportif
Materi :

I. Strategi Membina Rapport


II. Strategi Mendapatkan Informasi
III. Psikoterapi Supportif
KENDALA UNTUK PEMERIKSAAN
PSIKIATRIK DI KLINIK/PUSKESMAS:
• JUMLAH PASIEN BANYAK
• WAKTU DAN TENAGA TERBATAS

STRATEGINYA:
SKRINING GANGGUAN DEPRESI & ANXIETAS
PADA
PASIEN DENGAN KONDISI YANG
MENGINDIKASIKAN/BERISIKO TINGGI
Diagram Alur Pemeriksaan Masalah Keswa di Poli Umum

Keluhan Utama

KU Fisik KU Mental-Emosional

KU Fisik Murni KU Fisik Terindikasi ME Keluhan berhubungan


dengan perasaan,
• Keluhan fisik • Keluhan Psikosomatik pikiran & perilaku:
banyak dan • Hipertensi • Gangguan tidur
berganti-ganti • Rheumatoid Arthtritis • Gangguan perilaku
• Penyakit kronis • Tirotoksikosis • Gangguan emosi
(infeksi dan non- • Ulkus Peptikum • Gangguan pikiran
infeksi) • Kolitis Ulserativa
• Pengalaman hidup • Asma Bronkial
yang ekstrem • Neurodermatitis
• Disabilitas

MASTER
SKRINING CHART
Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan Status Mental
• Pemeriksaan Fisik

• Diagnosis Banding
• DIAGNOSIS
MASTER CHART: KONDISI PRIORITAS

• Merasa murung, mudah sedih


• Hilang minat & ketertarikan terhadap aktivitas yang biasanya menyenangkan DEPRESI
• Perasaan mudah lelah, gangguan lambung, sakit kepala, atau keluhan
fisik lain yang berkepanjangan
• Gangguan tidur

•Pikiran, rencana, tindakan menyakiti diri sendiri atau bunuh diri yang MENYAKITI
dimiliki saat ini / riwayat sebelumnya DIRI/USAHA
BUNUH DIRI

• Merasa kuatir atau takut yang berlebihan


• Merasa gelisah atau tidak dapat duduk tenang ANSIETAS
• Mudah berkeringat dingin, berdebar-debar, gemetar, keluhan fisik lain seperti
pusing, mual

• Mengalami ketakutan atau mempunyai pikiran-pikiran tidak masuk akal


(merasa seseorang bermaksud mencelakai, curiga berlebihan, orang-orang
membicarakan dirinya) – (waham) PSIKOSIS
• Melihat bayangan atau suara-suara yang tidak jelas sumbernya (halusinasi)
• Gejala manik (gembira abnormal, terlalu bersemangat, banyak bicara,
mudah tersinggung)
• Apakah pernah/saat
GANGGUAN
ini menggunakan alkohol atau napza?
PENYALAHGUNAAN
ZAT DAN ALKOHOL

• Masalah dengan memori (kepikunan yang berat) dan


orientasi (kesadaran akan waktu, tempat, dan orang)
•Kehilangan kontrol emosional – mudah kecewa, mudah marah
(iritabel), atau mudah menangis DEMENSIA
• Problem pada perilaku dan kesulitan dalam aktivitas sehari-hari (usila)

• Mengalami kejang atau riwayat epilepsi sebelumnya EPILEPSI


• Keterlambatan perkembangan: lebih lambat belajar dibandingkan GANGGUAN
anak -anak seusianya dalam hal: tersenyum, duduk, berdiri, PERKEMBANGAN
berjalan, bicara/komunikasi, dan area perkembangan lainnya (anak-remaja)
seperti membaca dan menulis
• Abnormalitas dalam berkomunikasi: perilaku yang terbatas,
berulang
• Kesulitan untuk melakukan aktivitas normal harian sesuai usianya

• Kesulitan dalam memusatkan perhatian yang berlebihan,


berhenti mengerjakan tugas sebelum selesai secara berulang, dan
berpindah ke aktivitas lainnya GANGGUAN
• Aktivitas berlebihan: berlarian, kesulitan untuk duduk tenang, PERILAKU
banyak bicara atau gelisah (anak-remaja)
• Impulsivitas yang berlebihan: sering melakukan sesuatu tanpa
berpikir lebih dahulu
• Perilaku mengganggu yang berulang dan berlanjut (seperti temper
tantrum yang tidak biasanya dan berat, perilaku kejam,
ketidakpatuhan yang menetap dan berat, mencuri)
Apakah rapport itu?

Mengapa rapport sangat penting?


I. Strategi Membina Rapport
• Definisi Rapport:
interaksi antara pasien dengan pewawancara yang di
dalamnya terdapat rasa percaya (trust) dan
pengertian (understanding).
• Saat pertama menemui pewawancara, pasien sering
mengalami rasa khawatir, takut, bahkan bingung –
sulit mengungkapkan permasalahan
 dibutuhkan rasa percaya, dimengerti, ‘diterima’
 agar pasien mau menceritakan permasalahan, sehingga
pewawancara memahami dan dapat membantunya
• Strategi Membina Rapport:

1. Buat suasana nyaman bagi pasien dan pewawancara


2. Temukan hal-hal yang menyebabkan penderitaan
pasien, dan perlihatkan kepedulian terhadap hal tsb.
3. Menilai tilikan dan menjadi pendamping pasien
4. Tunjukkan keahlian
5. Bangun sikap kepemimpinan (sbg dokter dan terapis)
6. Seimbangkan peran sbg pendengar yang berempati,
seorang ahli, dan sbg terapis.
KOMUNIKASI NONVERBAL

1. Ekspresi wajah: tatapan mata, kerut dahi, alis, hidung


dan kesesuaian ekspresi wajah
2. Suara: nada, intonasi, jeda kata, cara bicara
3. Sikap tubuh: cara bersikap, gerakan tubuh, tangan,
kaki
4. Reaksi fisiologis: wajah merah/pucat, berkeringat,
napas tersengal, pupil mata melebar
5. Penampilan: cara berpakaian, sikap dlm duduk dan
berdiri
Pendengar yang Efektif

• Duduk berhadapan dan agak membungkuk ke arah


pasien
• Membuat kontak mata
• Rileks dan sikap terbuka, hangat & empatik
• Memberi perhatian sepenuhnya
• Suara lembut
• Tidak memotong pembicaraan
• Tidak menghakimi
• Tidak memberi penilaian
Respon dengan empati
• Empati -- dapat memahami apa yang dirasakan oleh
pasien. Bagaimana jika berada dalam posisi orang lain
tsb, namun tetap sebagai pihak yang berdiri di luar
masalah
• Dapat jatuh dalam simpati, bila terlarut dalam situasi
yang dihadapi orang tsb, lalu gagal bersikap objektif
• Empati berkaitan dengan kepedulian, pemahaman,
serta sikap menghargai/menghormati
KESALAHAN YANG SERING DILAKUKAN

• Mendengar sambil menulis atau kerja lain


• Pandangan menerawang
• Tidak sabar, menyela/interupsi
• Berargumentasi
• Banyak bicara atau menasihati
• Berbasa-basi
• Terlalu cepat menyimpulkan
II. Strategi Mendapatkan Informasi

Pembuka
• Teknik pertanyaan terbuka (open-ended questions) di
awal wawancara akan membuat pasien menceritakan
masalahnya dengan kata-kata pasien sendiri.
Pertanyaan yang membantu di antaranya adalah:
“Bagaimana saya dapat membantu anda?”
“Apa yang bisa saya bantu?”
“Masalah apa yang membawa anda ke sini?”
“Darimana sebaiknya kita mulai?”
Pertanyaan Penyaring
Perasaan apa yang paling banyak Bapak/Ibu rasakan selama
1. Selama dua
dua minggu minggu
terakhir, terakhir
apakah bagaimana
senang/gembira, sedih,
perasaan Bapak/Ibu?
cemas/kawatir, takut, atau marah?
2. Apakah Bapak/Ibu kehilangan minat atau rasa
senang terhadap hal-hal yang dulunya
dinikmati?
3. Apakah Bapak/Ibu merasa tenaganya
berkurang atau lelah sepanjang waktu?
Jembatan/Peralihan
• Untuk membuat perpindahan topik
lebih halus. Terutama perpindahan ke
topik yang sangat berbeda dari
sebelumnya.
– Misalnya:
• Setelah mendiskusikan masalah fisik dan
hendak beralih memeriksa status mental
• Untuk mengintroduksi topik yang
sensitif
1. Selama dua minggu terakhir bagaimana
perasaan Bapak/Ibu?

CEMAS/KAWATIR/WAS-WAS

Proses diagnosis untuk Gangguan Cemas


1. Selama dua minggu terakhir bagaimana perasaan
Bapak/Ibu?
2. Apakah Bapak/Ibu kehilangan minat atau rasa senang
terhadap hal-hal yang dulunya dinikmati?
3. Apakah Bapak/Ibu merasa tenaganya berkurang atau lelah
sepanjang waktu?

Pertanyaan 1: SEDIH/MURUNG
ATAU
2 dari 3 pertanyaan penyaring positif

Proses diagnosis untuk Gangguan Depresi


• Mengakhiri wawancara

- Simpulan singkat – selipkan kalimat suportif


- Penjelasan tentang rencana terapi
- Beri pasien kesempatan untuk bertanya
- Mengucapkan terima kasih kepada pasien atas
segala informasi yang diberikan
Psikoterapi Suportif
• Cara-cara psikoterapi suportif antara lain sebagai
berikut:
– Ventilasi atau katarsis
– Persuasi atau bujukan (persuasion)
– Sugesti
– Penjaminan kembali (reassurance)
– Bimbingan
– Penyuluhan
– Kerja kasus sosial (social casework)
– Terapi kerja
Ventilasi atau Katarsis
• Membiarkan pasien mengeluarkan isi hati
sesukanya  biasanya ia merasa lega dan
kecemasannya (tentang penyakitnya)
berkurang, karena ia kemudian dapat melihat
masalahnya dalam proporsi yang sebenarnya
• Dibantu oleh dokter dengan sikap yang penuh
pengertian (empati) dan dengan anjuran
• Jangan terlalu banyak memotong pembicaraan
(menginterupsi)
Ventilasi atau Katarsis
• Yang dibicarakan ialah kekhawatiran, impuls-
impuls, kecemasan, masalah keluarga,
perasaan salah atau berdosa
• Sikap terapis :
– Menjadi pendengar yang baik dan penuh
pengertian
• Topik pembahasan :
– Permasalahan yang menjadi stres utama
Persuasi atau Bujukan
• Penerangan yang masuk akal tentang
timbulnya gejala serta baik-buruknya atau
fungsinya gejala tersebut
• Kritik diri sendiri oleh pasien penting untuk
dilakukan  Pasien menjadi yakin bahwa
gejalanya akan hilang
Persuasi atau Bujukan
• Sikap terapis :
– Berusaha membangun, mengubah dan menguatkan
impuls-impuls tertentu serta membebaskan dari
impuls yang mengganggu secara masuk akal dan
sesuai hati nurani.
– Berusaha meyakinkan pasien dengan alasan yang
masuk akal bahwa gejalanya akan hilang.
• Topik pembahasan :
– Ide dan kebiasaan pasien yang mengarah kepada
terjadinya gejala
Sugesti
• Secara halus dan tidak langsung menanamkan
pikiran pada pasien atau membangkitkan
kepercayaan padanya bahwa gejala akan hilang
• Dokter  sikap yang meyakinkan dan otoritas
profesional serta menunjukan empati 
pasien percaya pada dokter sehingga kritiknya
berkurang dan emosinya terpengaruh serta
perhatiannya menjadi sempit
Sugesti
• Anak-anak, inteligensi yang sedikit kurang,
kepribadian tak matang atau histerik  lebih
mudah disugesti
• Pasien harus percaya bahwa gejalanya akan
hilang dan tidak terdapat kerusakan organik
sebagai penyebab  mengetahui bahwa
gejala itu tidak logis
Sugesti
• Sikap terapis :
– Meyakinkan dengan tegas bahwa gejala penyakit
pasien akan menghilang
• Topik pembahasan :
– Gejala-gejala bukan karena kerusakan organik/fisik
dan timbulnya gejala tersebut adalah tidak logis
Penjaminan Kembali (reassurance)
• Komentar yang halus atau sambil lalu dan
pertanyaan yang berhati-hati, bahwa pasien
mampu berfungsi secara adekuat
• Dapat juga diberi secara tegas berdasarkan
kenyataan atau dengan menekankan pada apa
yang telah dicapai oleh pasien
Penjaminan Kembali (reassurance)
• Sikap terapis :
– Meyakinkan secara tegas dengan menunjukkan
hasil-hasil yang telah dicapai pasien
• Topik pembahasan :
– Pengalaman pasien yang berhasil nyata
Bimbingan
• Memberi nasihat yang praktis dan khusus
yang berhubungan dengan masalah kesehatan
(jiwa) pasien agar ia lebih sanggup
mengatasinya
• Tentang cara mengadakan hubungan antar
manusia, cara berkomunikasi, bekerja dan
belajar dan sebagainya
Bimbingan
• Sikap terapis :
– Menyampaikan nasihat dengan penuh wibawa
dan pengertian
• Topik bahasan :
– Cara hubungan antar manusia, cara komunikasi,
cara bekerja dan belajar yang baik.
Penyuluhan atau Konseling
• Wawancara untuk membantu pasien mengerti
dirinya sendiri lebih baik, agar ia dapat
mengatasi suatu masalah lingkungan atau
dapat menyesuaikan diri
• Konseling biasanya dilakukan sekitar masalah
pendidikan, pekerjaan, pernikahan dan pribadi
Penyuluhan atau Konseling
• Sikap terapis :
– Menyampaikan secara halus dan penuh kearifan
• Topik pembicaraan :
– Masalah pendidikan, pekerjaan, pernikahan dan
pribadi
Kerja Kasus Sosial (social casework)
• Proses bantuan oleh seorang yang terlatih
kepada seorang pasien yang memerlukan satu
atau lebih pelayanan sosial khusus
• Fokusnya ialah pada masalah luar atau
keadaan sosial dan tidak pada gangguan
dalam individu itu sendiri
• Tujuannya ialah hendak menangani masalah
situasi pada tingkat realistik
Terapi Kerja
• Memberi kesibukan kepada pasien, atau
latihan kerja agar ia terampil dalam hal
tertentu yang akan berguna baginya untuk
mencari nafkah kelak
Daftar Tilik Bermain Peran
No Butir Penilaian Ya Tidak
1. Memberikan salam, bersalaman, tersenyum
2. Perkenalan diri, membina Rapport
3. Menanyakan keluhan dan gejala untuk memahami

4. Membantu pasien untuk mengungkapkan apa yang


dirasakan (verbal-non verbal) untuk mendapatkan
informasi
5. Melakukan respons empati dan penentraman

6. Simpulan singkat hasil wawancara


7 Penjelasan rencana terapi
8. Menyediakan kesempatan untuk bertanya
Daftar Pustaka

1. Othmer E, Othmer SC. The clinical interview using


DSM-IV. Volume1: Fundamentals. Washington:
American Psychiatric Press Inc., 1994.
2. Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s synopsis of
psychiatry. 9th ed. Philadelphia: Lippincott Williams
& Wilkins, 2003.
3. mhGAP Intervention Guide , Version 2.0
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai