Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

STOP SELF HARM, START SELF LOVE

DEWAN PENGURUS KOMISARIAT


PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA
RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BARAT
2020
I. Pendahuluan
Masa remaja merupakan suatu tahapan dalam kehidupan dimana seseorang harus
beradaptasi dengan banyak perubahan yang dapat meningkatkan stress serta mempengaruhi
saat sekarang dan juga masa depannya. Sangat penting untuk dapat mengidentifikasi resiko-
resiko buruk yang mungkin terjadi dengan lebih awal agar intervensi yang tepat untuk
meningkatkan kesehatan mental bisa diberikan kepada mereka. Beberapa tanda stress pada
remaja adalah melukai diri sendiri (self-harm), percobaan bunuh diri, dan bunuh diri
(Kirchner, et al., 2011).
Jumlah remaja yang diketahui memilliki perilaku self harm ini tidak menutup
kemungkinan bisa bertambah. Remaja yang berperilaku self-harm lebih banyak
menyembunyikan perilakunya tersebut karena merasa malu dan takut akan tanggapan orang
lain. Menurut Hidayati (dalam Faried, Noviekayati, & Saragih, 2018) di Indonesia sendiri,
belum ditemukan banyak data mengenai remaja dengan perilaku self-harm, hal ini
disebabkan karena fenomena menyakiti diri sendiri seperti fenomena gunung es, sehingga
sulit diadakannya survei untuk memperoleh jumlah pelaku sebenarnya (Yudhaningrum,
2020).
Pada tahun 2001, WHO melaporkan bahwa perilaku melukai diri sendiri yang kemudian
menjurus ke bunuh diri menyebabkan paling tidak 814.000 kematian di tahun 2000 (BBC,
2010). Pelaku perilaku ini juga biasanya didominasi oleh remaja. Pada tahun 2010, 20% dari
populasi di Australia berusia 18-24 tahun mengaku pernah melukai dirinya sendiri paling
tidak sekali dalam kehidupan mereka (Martin, et al., 2010).
Maidah (2013) juga menemukan bahwa perilaku melukai diri merupakan bentuk
penyaluran emosi negatif akibat dari rasa sakit psikis yang dirasakan oleh pelakunya yang
sulit diungkapkan dengan kata-kata. Beberapa situasi yang dirasa mendukung dalam melukai
diri adalah kesepian dan merasa mendapat diskriminasi dari lingkungan serta perasaan tidak
dianggap. Individu yang melukai diri biasanya merahasiakan perilaku melukai diri yang
mereka lakukan karena mereka malu dan takut atas anggapan orang lain yang akan menilai
mereka bodoh serta takut orang-orang di sekitarnya akan menjauhi mereka (Maidah, 2013).
Pada tahun 2001, WHO melaporkan bahwa perilaku melukai diri sendiri yang kemudian
menjurus ke bunuh diri menyebabkan paling tidak 814.000 kematian di tahun 2000 (BBC,
2010). Pelaku perilaku ini juga biasanya didominasi oleh remaja. Pada tahun 2010, 20% dari
populasi di Australia berusia 18-24 tahun mengaku pernah melukai dirinya sendiri paling
tidak sekali dalam kehidupan mereka (Martin, et al., 2010). Di Inggris, jumlah remaja yang
masuk rumah sakit karena melukai diri meningkat, dimana pada tahun 2008-2009, ada 2.727
orang yang berusia di bawah 25 tahun dibawa ke rumah sakit karena melukai diri sendiri
dengan benda-benda tajam. Angka tersebut meningkat 50% dibandingkan pada tahun 2004-
2005 yang hanya 1758 orang. Jumlah yang terdetek. Oleh salah seorang profesor di
Universitas Oxford (BBC, 2010). Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, belum ditemukan
data yang benar-benar menunjukkan jumlah pelakunya. Hal ini mungkin juga disebabkan
karena fenomena ini merupakan fenomena gunung es sehingga menyulitkan diadakannya
survei untuk memperoleh jumlah pelaku sebenarnya.
Beberapa kasus self-harm di Indonesia terjadi pada siswa SMP. Seperti yang terjadi di
salah satu SMP di Surabaya, sebanyak 56 siswa memiliki kebiasaan menyayat tangan
menggunakan silet. Selanjutnya, di daerah Lampung ditemukan sebanyak 41 siswa di SMPN
1 Gunung Sugih diketahui melukai diri Irma Rosalinda Lubis Lupi Yudhaningrum Gambaran
Kesepian pada Remaja Pelaku Self-Harm Jurnal Penelitian dan Pengukuran Psikologi, Vol. 9
, 1 , April 2020 16 mereka dengan cara yang sama, yaitu menyayat tangan (Yudhaningrum,
2020).
Perilaku self-harm bisa menjadi sebuah tanda yang sangat jelas untuk percobaan bunuh
diri (Kirchner, dkk., 2011). Di Indonesia, gejala bunuh diri pada remaja nampaknya dari
tahun ke tahun semakin meningkat. Pada tahun 2010, WHO melaporkan angka bunuh diri di
Indonesia mencapai 1,6 hingga 1,8 per 100.000 jiwa (Mardani, 2012). Komisi Nasional
Perlindungan Anak (Komnas Anak) di dalam laporan paruh tahun 2012 menyebutkan bahwa
dari bulan Januari sampai dengan Juli 2012, sudah terjadi peristiwa 20 kasus anak bunuh diri
(Yudhaningrum, 2020).
Di Indonesia pada tahun 2012 menunjukkan bahwa perilaku selfharm terdapat sekitar
3,6%, namun pada tahun 2015 meningkat menjadi 3,9 % dari populasi yang berusia 13-17
tahun. Selama 12 bulan terakhir pada tahun 2015 di Indonesia terjadi peningkatan sekitar
3,9% remaja yang melakukan perilaku self-harm/suicide. Total populasi yang ada di
Indonesia adalah 257.6 juta jiwa, remaja yang berusia 13-17 tahun sekitar 9,1 % dari jumlah
populasi penduduk di Indonesia, yaitu sekitar 23,4 juta jiwa yang terbagi menjadi 12 juta
remaja laki-laki dan 11,4 juta remaja perempuan. Perkiraan remaja yang melakukan perilaku
self-harm/suicide pada usia 13-17 tahun adalah 4,3% pada laki-laki dan 3,4% pada
perempuan (World Health Organization, 2017).
Rumah Sakit Jiwa merupakan Rumah Sakit yang merawat dengan pasien
selfharm/suicide. Selama periode Januari-Juni terdapat 21 kasus (5%) pasien dengan Risiko
Bunuh Diri dengan 10 diagnosa medis terbanyak diantaranya Bipolar Affective Disorder
mencapai 68 orang.
II. Tema Kegiatan
Tema Kegiatan : STOP SELF HARM, START SELF LOVE

III. Jenis Kegiatan


Kegiatan yang akan dilakukan adalah seminar melalui aplikasi Zoom dan streaming video
melalui Youtube atau yang lebih dikenal dengan zoominar
IV. Waktu dan Tempat
1. Hari, tanggal : Selasa, 15 Desember 2020
2. Waktu : 08.00 s/d 13.00 WIB
3. Tempat : Zoom Metting Us
V. Tujuan Kegiatan
Tujuan umum :
Memberikan gambaran umum terkait self harm dan cara menanganinya.
Tujuan Khusus :
1. Memberikan informasi yang actual terkait selfharm
2. Memberikan informasi peanganan self harm
3. Memberikan informasi terkait perawatan pasien selfharm di rumahsakit
VI. PESERTA
Peserta terdiri dari perawat, siswa SMA dan umum sebanyak 500 orang.

VII. SUSUNAN ACARA


Penanggungjawab (PJ)/ Narasumber/
Waktu Acara
Moderator
08.00-09.00 Registrasi PJ: Sie Acara
09.00-09.15 Pembukaan PJ: Sie Acara
1. Menyanyikan Lagu Indonesia
Raya
2. Menyanyikan Lagu PPNI
3. Sambutan Ketua DPK PPNI
RSJ Provinsi Jawa Barat
4. Sambutan Direktur Rumah
Sakit Jiwa Provinsi Jawa
Barat

Pembacaan Doa Septiadi Nurfadil, A.Md.Kep

09.15-10.00 Materi 1 : Pemateri :


SELH HARM Dr. Dhian indriasari, Sp.KJ.
10.00-11.00 Materi 2 : Pemateri :
Cara menangani self harm Winda Ratna Wulan, S.Kep. Ners.,
M.Kep Sp.J
11.00-12.00 Materi 3: Pemateri :
Pengalaman dalam merawat Hj. Icih Susanti, Skep Ners
pasien dengan self harm
12.00-12.30 Penutup PJ : Sie Acara

VIII. Susunan Kepanitiaan


Penanggung Jawab Ketua DPK PPNI RS Jiwa Prov. Jabar

Ketua Hj. Icih Susanti, S. Kep.Ners


Sekertaris 1. M. Agung Virgiawan A.Md. Kep
2. Puri Suciati S, A.Md. Kep

Bendahara 1. Ai, S.Kep.Ners


2. Triyani Agustini. A.Md.Kep
Seksi Acara 1. Egi Permadi, A.Md.Kep
2. Gilang Tresna A. A.Md.Kep
3. Resti Nurdini, S.Kep.Ners
4. Aam Amalia, S.Kep.,Ners

Seksi Perlengkapan 1. Septiadi Nurfadil, A.Md.Kep


2. Angga Putra S, S.Kep.Ners
3. Indah, A.Md.Kep
4. Cecep Sulaeman. A.Md.Kep
Seksi Pubdekdok 1. Adi Supriadi, A.Md.Kep
2. Arip Rachman, A.Md.Kep

Seksi Humas 1. Riansyah, A.Md.Kep


2. Siti Romlah, S.Kep. Ners
3. Denny Chandra, A.Md.Kep

Seksi Konsumsi 1. Diana Ekawati, A.Md.Kep


2. Sri Miranti Rahayu, A.Md.Kep
Moderator Pemateri 1. Arimbi, S.Kep.Ners

IX. Pembiayaan
KODE URAIAN RINCIAN BIAYA JUMLAH
Banyak X hari X harga satuan BIAYA

Pemateri 3 1 1.000.000 Rp. 3.000.000


ATK Rp. 100.000
Konsumsi 30 1 Rp. 30.000 Rp. 900.000
Panitia dan
Pemateri
Pengajuan 2 Rp. 500.000 Rp. 1.000.000
SKP
Pengajuan 1 Rp. 100.000 Rp. 100.000
Rekomendasi
Zoominar Ke
DPD
Snack rapat 22 5 Rp.440.000 Rp. 2.200.000
koordinasi
panitia
Kuota Data 3 1 Rp. 100.000 Rp. 300.000
TOTAL Rp. 7.600.000
X. Informasi dan Pendaftaran
DPK PPNI RS Jiwa Provinsi Jawa Barat
Kesekretariatan : Ruang Merak RS Jiwa Prov. Jabar
Jalan Kolonel Masturi KM 07 Cisarua, Kabupaten Bandung Barat
No. HP : 081320700980 a/n Siti Romlah
Email : dpkppni.rsjprov.jabar@gmail.com
Instagram : @dpkppni.rsjprov.jabar
Pendaftaran dilakukan dengan mengisi googleform yang telah dibuat oleh panitia.

XI. PENUTUP
Berawal dari niat yang tulus dan tekad yang kuat untuk pengembangan ilmu
dalam dunia keperawatan, kami merancang kegiatan zoominar ini dengan harapan
dapat memberi manfaat dalam pengembangan ilmu kesehatan jiwa. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan kegiatan ini tidak akan pernah terjadi
tanpa ridho Tuhan YME serta dukungan dan kerjasama dari berbagai pihak. Oleh
karena itu besar harapan kami untuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak
agar tujuan kami dapat terwujud.
Pengesahan

Bandung Barat, 18 November 2020

Ketua Pelaksana, Sekretaris,

Hj. Icih Susanti, S.Kep.,Ners M. Agung Virgiawan, A.Md.Kep


NIRA. 32170089653 NIRA. 32170266656

Ketua DPK PPNI RSJ Prov. Jawa Barat

H. Jimi Dirgantara, S.Kep.,Ners


NIRA. 32170073129

Anda mungkin juga menyukai