ANALISIS TRANSAKSIONAL
MK Bimbingan Konseling Anak Berkebutuhan Khusus
Dosen Pembimbing: Erma Kumalasari, M. Psi, Psikolog
Disusun oleh:
Kelompok 9
Atalya Dheaputri W K5118014
Benediktus Ardian P K5118017
Cormaria Hafsah K5118021
Khalida Raekhana H K5118035
Mayvien Elisan Adi P K5118041
Vini Rosa Dewi K5118068
Yoga Pradana K5118074
C. Proses Konseling
a) Proses/Tahapan Konseling
Proses konseling Analisis Transaksional ini dilakukan tiap transaksi yang
dianalisis. Klien yang nampaknya mengelakkan tanggung jawab diarahkan untuk
mau menerima tanggung jawab pada dirinya sehingga klien dapat
menyeimbangkan egogram-nya, mendefinisikan kembali skripnya, serta
melakukan introspeksi terhadap yang dijalaninya.
Tahapan proses konseling dalam analisis transaksional yaitu :
1. Bagian pendahuluan digunakan untuk menentukan kontrak dengan klien, baik
mengenai masalah maupun tanggung jawab kedua pihak.
2. Pada bagian kedua baru mengajarkan klien tentang ego state-nya dengan
diskusi bersama klien.
3. Membuat kontrak yang dilakukan oleh klien sendiri, yang berisikan tentang
apa yang akan dilakukan oleh klien, bagaimana klien akan melangkah ke arah
tujuan yang telah ditetapkan, dan klien tahu kapan kontraknya akan habis.
Kontrak berbentuk pernyataan klien – konselor untuk bekerja sama mencapai
tujuan dan masing-masing terikat untuk saling bertanggung jawab. Beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi dalam kontrak, yaitu:
1) Dalam kontrak, konselor dan klien harus melalui transaksi dewasa,
serta ada kesepakatan dalam menentukan tujuan-tujuan yang ingin
dicapai.
2) Kontrak harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: a)
pertimbangan pertama yaitu konselor memberikan layanan kepada
klien secara profesional (baik berupa kesempatan maupun keahlian);
b) pertimbangan kedua yaitu klien memberikan imbalan jasa kepada
konselor, dan menandatangani serta melaksanakan isi kontrak sesuai
dengan waktu atau jadwal yang telah ditetapkan.
3) Kontrak memiliki pengertian sebagai suatu bentuk kompetensi antara
dua pihak, yaitu konselor yang harus memiliki kecakapan untuk
membantu klien dalam mengatasi masalahnya dan klien harus cukup
umur dan matang untuk memasuki suatu kontrak.
4) Tujuan dari kontrak haruslah sesuai dengan kode etik konseling.
4. Setelah kontrak ini selesai, baru kemudian konselor bersama klien menggali
ego state dan memperbaikinya sehingga terjadi dan tercapainya tujuan
konseling.
D. Teknik Konseling
a) Tahap-tahap Konseling
1. Analisis Struktur (Structural Analysis)
Analisis struktural adalah alat yang digunakan individu untuk membantu
individu menjadi sadar atas isi dan fungsi ego state-nya (orang tua, dewasa dan
anak). Analisis struktur membantu konseli mengatasi bentuk ego state yang
membuatnya terhambat dan membantu menemukan ego state yang mendasari
tingkah laku sehingga konseli dapat menentukan pilihan-pilihan hidupnya. Dua
masalah dalam kepribadian yang dapat dipertimbangkan dalam analisis
struktur, yaitu: kontiminasi atau perencanaan (contamination) dan ekslusi
(exclusion). Kontaminasi terjadi ketika isi dari ego state bercampur dengan
ego state lainnya. Kontaminasi terjadi bila ego state anak (child) dan ego state
orang tuanya (parent) memasuki batasan ego state dewasa (adult) sehingga
mengganggu kejernihan pikiran dan fungsi ego state dewasa. Sedangkan
ekslusi terjadi bila satu ego state memblokade ego state yang lain dan tidak
memperbolehkan perpindahan antara ego state dengan ego state lainnya.
2. Analisis Transaksi (Transactional Analysis)
Analisis transaksi adalah jantung dari pendekatan analisis transaksional.
Transaksi didefinisikan sebagai sebuah unit dalam sebuah komunikasi manusia
atau sebagai hubungan stimulus-respons antara dua orang ego state. Pada
dasarnya, analisis transaksi adalah deskripsi dari apa yang dilakukan dan
dikatakan oleh dirinya dan orang lain. Analisis transaksional dikelompokkan
menjadi tiga kategori, yaitu: transaksi komplementer (complementary
transaction), transaksi bersilang (crossed transaction), dan transaksi ulterior
atau terselubung (ulterior transaction).
1) Transaksi Komplementer (Complementary Transaction)
Transaksi komplementer dideskripsikan oleh Berne sebagai “the
natural order of healthy human relationship” yaitu bentuk nyata
hubungan antar manusia secara sehat, ketika stimulus dan respons datang
dari ego state yang diinginkan.
2) Transaksi bersilang (Crossed Transaction)
Transaksi terjadi ketika pesan disampaikan dari satu ego state dan
mendapatkan respons dari ego state yang tidak diharapkan.
3) Transaksi Terselubung (Ulterior or Covert Transaction)
Transaksi yang kompleks yang melibatkan dua atau lebih ego state
dan pesan yang disampaikan tidak jelas.
3. Analisis Naskah Hidup (Scripts Analysis)
Naskah psikologis adalah program yang terjadi pada individu yang
berkelanjutan seperti drama kehidupan dan hal ini mendikte perjalanan hidup
individu. Manusia–secara sadar atau tidak sadar–bertingkah laku kompulsif
tergantung program tersebut. Menurut Berne, naskah hidup adalah rencana
hidup yang dipilih oleh anak pada masa kehidupannya berdasarkan pesan yang
diterima oleh anak dari orang tuanya. Berne percaya bahwa naskah hidup
mempunyai lima komponen, yaitu (1) arahan dari orang tua, (2) perkembangan
kepribadian yang berhubungan dengan individu, (3) keputusan masa kanak-
kanak yang disesuaikan dengan diri, (4) ketertatarikan pada kesuksesan atau
kegagalan, dan (5) bentuk tingkah laku.
4. Analisis Game
Terdapat tiga peran dalam analisis games, yaitu persecutor, victim, dan
recuer. Dalam permainan tidak ada pemenang, semua pemain kalah. Analisis
transaksional berpandangan bahwa games adalah pertukaran strokes yang
mengganti perasaan yang tidak menyenangkan dan meningkatkan naskah
hidup. Dalam melakukan analisis games, konselor melakukan rackets. Rackets
adalah perasaan tidak menyenangkan yang dialami individu setelah bermain
games. Hal ini berupa perasaan kronis yang dipertahankan individu karena
perasaan ini kerap sekali dirasakan bersama orang tua karena perasaan individu
ketika masa kecil. Rackets terdiri dari calling up dan koleksi perasaan yang
digunakan individu untuk menjustifikasi naskah hidup dan keputusan. Analisis
games dan rackets adalah aspek penting dalam memahami transaksi dengan
orang lain.
b) Teknik-teknik Konseling
1. Permission (Pemberian Kesempatan), dalam konseling kesempatan ini
diberikan kepada klien untuk; 1) menggunakan waktunya secara efektif tanpa
melakukan ritual pengunduran diri; 2) mengalami semua status ego yang
biasanya dilakukan dengan mendorong klien menggunakan kemampuan
Status Ego Dewasa untuk menikmati kehidupan; 3) tidak memainkan
permainan dengan cara tidak membiarkan klien memainkannya.
2. Protection (Proteksi), klien mungkin akan merasa ketakutan setelah ia
menerima kesempatan untuk menghentikan perintah-perintah orang tua dan
menggunakan Status Ego Dewasa dan Status Ego Anak.
3. Potency (Potensi). Seorang konselor bukan ahli sihir, melainkan orang yang
tahu apa yang akan dilakukan dan kapan melakukannya. Oleh karena itu
kemampuan konselor terletak pada keahliannya, sehingga keterampilan
tersebut efektif secara optimal.
KESIMPULAN