Anda di halaman 1dari 3

Mata Kuliah : Teori Kepribadian

Dosen Pengampu : Ananda Rachmaniar, M.Pd.


Nama : Syifa Nabila
NIM : 19559014

1. (a) Depresion

2. Teori kepribadian yang sesuai dalam menangani dan memberikan treatment


pada kasus depresi adalah :
Teori Kepribadian Albert Ellis “Rational Emotive Behaviour Therapy”
 Ideal karena teori ini merupakan pendekatan teknik behavior kognitif yang
menekankan pada keterkaitan dengan perasaan, tingkah laku, dan pikiran.
Dalam teori REBT, tingkah laku bermasalah timbul karena adanya pemikiran
irasional sehingga treatment REBT  pendekatan pada pemikiran individu.
REBT focus untuk merubah pikiiran irasional menjadi rasional sehingga
berpengaruh pada perubahan afeksi dan perilaku baru. Diharapkan dengan adanya
treatment merubah pola piker dari irasional menjadi rasional, bisa menurunkan
tingkat depresi seseorang.

3. Analisis teori REBT :


- Struktur Kepribadian menurut REBT :
REBT merupakan pendekatan yang mengaitkan 3 aspek yaitu perasaan-
tingkahlaku- dan pikiran. Ketiganya saling mempengaruhi.
Antecedent event (A) bisa diartikan sebagai pengalaman pemicu, peristiwa
terdahulu seperti kesulitan keluarga, kendala pekerjaan, trauma masa kecil dan
hal lainnya yang kita anggap sebagai sumber ketidakbahagiaan, belief (B)
yaitu keyakinan, keyakinan disini bisa menjadi keyakinan yang rasional atau
keyakinan irasional, keyakinan irasional inilah yang menyebabkan kita tidak
bahagia dan merusak diri sendiri, emotional consequence (C) yaitu
konsekuensi emosional sebagai bentuk reaksi individu (senang maupun
hambatan emosi).

- Dinamika Kepribadian menurut REBT :


 B merupakan keyakinan terhadap A yang biasanya memunculkan C
(reaksi emosipositif atau negative). C ini konsekuensi dari emosi yang bisa
benar ataupun salah. Sedangkan A (peristiwa) tidak menjadikan adanya
emosional. Ketika kejadian yang sesuai harapan hadir, akan memunculkan
konsekuensi bagus atau senang, jika ada kejadian yang tidak sesuai dengan
harapan itulah akan menimbulkan pikiran irasional dan ketidakberfungsian
psikologis dengan baik.
- Kasus Depresi ditinjau dari aspek perkembangan menurut REBT :
Depresi timbul karena adanya keyakinan irasional dalam diri karena
peristiwa yang pernah dialami, ada beberapa jenis pikiran yang keliru yang
akhirnya memunculkan keyakinan irasional, yaitu : mengabaikan hal-hal
positif, terpaku pada hal negative dan akhirnya terlalu cepat menggeneralisasi.
Singkatnya Albert Ellis mengatakan bahwa ada 3 keyakinan irasional yaitu :
harup punya kemampuan yang sempurna, orang lain harus memahami dan
mempertimbangkan dirinya, dan realita lingkungan harus memberi
kebahagiaan pada dirinya. Keyakinan irasional yang telah turun temurun dari
nenek moyang inilah yang menjadikan seseorang merasa bersalah, dan gagal
dalam hidup yang berujung pada depresi.
Disini, dinamika yang terjadi yang dapat menyebabkan depresi
contohnya adalah saat seseorang memiliki pengalaman (A) terlahir dari
keluarga broken home, kemudian ia memiliki keyakinan (B) pada peristiwa
atau pengalaman yang dimilikinya (A) tersebut bahwa setiap anak yang
terlahir dari keluarga broken home akan memiliki kepribadian yang tidak sehat
mentalnya dikarenakan adanya peristiwa kelam masa lalu orangtuanya yang
gagal mempertahankan sebuah rumah tangga, dan terjadilah reaksi (C) ia
emosi dan depresi karena percaya dengan keyakinan irasional tersebu, dimana
ia hanya focus pada hal negative saja dan mengabaikan hal positif yang ada
pada diri dan lingkungannya.
- Aplikasi pendekatan teori REBT dalam mengatasi depresi :
Saat ada peristiwa yaitu seseorang terlahir dari keluarga broken home,
munculah suatu keyakinan atau kepercayaan bahwa dirinya (orang tersebut)
akan menjadi pribadi yang gagal dikarenakan orangtuanya pun gagal dalam
mengarungi kehidupan terkhusus dalam rumah tangga, timbullah depresi
sebagai reaksi dari kepercayaan orang itu terhadap pengalaman hidupnya. Ia
pun depresi saat mau ke jenjang pernikahan karena terngiang-ngiang dan takut
jika pernikahannya kandas sebagaimana pernikahan orangtuanya.
Kemudian konselor melakukan pendekatan REBT melalui Disputation
(D) yaitu teknik perdebatan. Ada tiga jenis dasar dalam Disputation yaitu
 (1) Deteksi keyakinan irasional dimana ada ungkapan yang mengandung
“harus” contohnya keyakinan bahwa anak broken home harus gagal juga
dalam pernikahan seperti orangtuanya. Atau saya harus berasal dari
keluarga yang baik-baik saja jika saya ingin sukses. Konselor membantu
konseli untuk menunjukkan bahwa konseli tidak logis, membantu
memahami bagaimana dan mengapa menjadi demikian, menunjukkan
gangguan irasional dengan ketidak bahagiaan dan gangguan emosional
yang ia alami.
 (2) Deskriminasi atau tahap membedakan antara keyakinan rasional
dengan keyakinan irasional, konselor disini berperan aktif untuk
membantu konseli meyakini bahwa berfikir dapat ditantang dan dirubah.
 (3) Debat Keyakinan Irasional atau disebut “disputing” dimana konselor
membantu konseli untuk bisa mendebatkan gangguan atau keyakinan
irasional yang dipertahankan selama ini meuju cara berfikir yang lebih
rasional dengan cara reinduktrinasi yang rasional termasuk bersikap secara
rasional.

Sesudah dilakukan Dispute atau perdebatan, kemudian ada langkah


selanjutnya yaitu Effective (E) dimana konselor membantu individu
mengembangkan filosofi baru yang lebih rasional menggantikan keyakinan
irasional. Jika telah sampai dipoin ini, konseli yang memiliki depresi akan
berangsur-angsur merubah keyakiann irasionalnya dan perilakunya pun akan
lebih produktif karena telah bisa memilah rasionalitas, kemudian ia pun dapat
meminimalisir depresi dan kebencian pada diri sendiri, memiliki kepuasan
juga rasa tenang dan senang.

Disini konselor dapat bereksplor dalam menggunakan teknik REBT


diantaranya teknik kognitif (Coping self-statements, Cost-benefit analysis,
Psychoeducational method, Teaching others, Problem solving), teknik
emotive (imagery, role playing, shame-attacking exercise, forceful self-
statements, forceful self-dialogue) dan teknik behavior (Activity homework,
Reinforcement and penalties, Skill training)

- Peran perkembangan, orang tua, teman sebaya, dan sekolah dalam


mengatasi kasus depresi dengan pendekatan REBT :
Factor biologis : berkontribusi dalam kepribadian seseorang, ia bisa lebih peka
terhadap kesehatan fisiknya, seperti lebih banyak makan yang bergizi,
olahraga, yoga dan lainnya untuk bisa menjadi support system menjadi pribadi
yang lebih baik.
Factor social : hubungan interpersonal sangat berdampak pada proses
pemulihan, keluarga dan lingkungan bisa bahu membahu untuk membantu
proses pemulihan ini dengan menanamkan keyakinan yang rasional juga untuk
seorang yang depresi agar ia pun bisa merubah keyakinan irasional menjadi
rasional, karena bagaimanapun factor lingkungan sangat berdampak dalam
perkembangan kognitif dan sosio emosi seseorang. Bisa memberikan arahan
dan membantu untuk orang ini bisa mendapatkan lingkungan dan kelompok
social yang lebih baik juga bisa membawa ia kearah yang produktif, bersyukur
dan positif,dalam menjalani ritme kehidupan.

Anda mungkin juga menyukai