Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Indigenous Psychology

Kim dan Berry (1993) mendefinisikan Indigenous Psychology sebagai kajian ilmiah


mengenai perilaku dan mental manusia yang bersifat pribumi, tidak dibawa dari wilayah lain,
dan didesain untuk masyarakatnya sendiri. Tidak seperti psikologi mainstream yang menjunjung
tinggi teori-teori yang bersifat universal dan bebas nilai, pendekatan Indigenous
Psychology justru mendorong para peneliti Psikologi untuk mampu berpikir secara kontekstual.
Teori, konsep, dan metodenya dikembangkan secara indigenous disesuaikan dengan fenomena
psikologi yang kontekstual. Ketika suatu disiplin ilmu berkembang sedemikian pesat, maka
muncul dua pertanyaan, kapan mencapai puncak dan kapan menuju titik balik.
Pada saat ini ilmu psikologi sedang mencapai puncak dan sedang menuju ke titik balik itu,
yang ditandai dengan berkembangnya psikologi indigenous. Sesuai dengan namanya,
indigenous bermakna samefrom/of the original origin. Dalam konteks ini adalah
psikologi yang murni dan asli dari kelompok etnik tertentu, wilayah/lokasi tertentu, atau
dari semua orang yang tidak dipengaruhi orang lain. Kata ‘dipengaruhi orang lain’ menjadi
juga menjadi kata kunci dalam psikologi indigenous.Kim dkk (2010) mencatat adanya
ahli psikologi yang sudah jenuh dengan jiplakan psikologi dari barat sehingga
menganjurkan indigenisasi psikologi. Puluhan ahli lain, tentu saja dari berbagai Negara
yang berbeda, menekankan pentingnya indigenous knowledge. Mereka mewakili suara-suara
individu dengan perspektif dan penekanan yang berbeda (Kim dkk, 2010). Tujuan utama
dari pendekatan ini adalah untuk menciptakan ilmu pengetahuan yang lebih teliti, sistematis,
universal yang secara teoritis maupun empiris dapat dibuktikan (Kim et al, 2006).

Istilah indigenous itu sendiri sering dimaknai dengan kepribumian, di mana indegenous
psychology hadir untuk menggugah suatu kesadaran bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara Barat dan Timur. Perbedaan tersebut terletak pada aplikasi teori psikologi, yang mana
teori psikologi barat belum tentu dapat diaplikasikan secara baik pada orang Indonesia karena
memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Indegenous psychology berusaha menjelaskan
perilaku manusia sesuai dengan konteksnya.

Ada beberapa hal pendekatan yang dikaitkan antara Indigenous Psychology dengan
pendekatan psikologi lintas budaya. Menurut Uichol (2006) terdapat 10 karakteristik Indigenous
Psychology, yaitu :
1. Indigenous Psychology menekankan pada kajian terhadap fenomena psikologi dalam
konteks keluarga, sosial, politik, filosofi, sejarah, agama, budaya, dan ekologi.
2. Indigenous Psychology bukan merupakan kajian terhadap orang-orang suku asli,
kelompok etnik, ataupun orang-orang yang tinggal di negara-negara dunia ketiga.
3. Indigenous Psychology bukan berarti menggunakan metode tertentu.
4. Diasumsikan bahwa hanya orang atau budaya asli tersebut yang dapat memahami
fenomena indigenous dan budaya yang ada, dan bahwa orang luar hanya memiliki
pemahaman yang terbatas.
5. Indigenous Psychology berbeda dengan native psychology milik Heider.
6. Konsep-konsep indigenous telah dianalisa sebagai contoh indigenous psychology,
meskipun konsep-konsep tersebut menarik tetapi konsep tersebut memiliki nilai
komunikatif yang terbatas bagi orang yang tidak mengerti bahasanya.
7. Banyak ilmuwan psikologi mencari penjelasan fenomena indigenous.
8. Indigenous psychology merupakan bagian dari tradisi sains budaya.
9. Indigenous psychology mendorong keterkaitan antara manusia dengan social scienses.
10. Terdapat dua startingpoint dalam penelitian Indigenous Psychology, yaitu indigenization
from without and from within.

Hingga saat ini, pencetus psikologi Indigenous tentu masih jadi perdebatan. Namun, ini
menjadi massif ketika banyak pemikir dan ahli memulai kerja dengan menggali potensi-potensi
yang ada lingkungan mereka sendiri.

Perkembangan Indigineous Psychology

Indonesia merupakan negara yang terdiri dari beragam kebudayaan. Dengan keragaman
budaya yang begitu luas, Indonesia merupakan ladang yang sangat subur untuk penelitian
tentang Indigenous Psychology. Misi Indigenous Psychology untuk menuju psikologi global
dapat dimulai dengan memperkuat temuan-temuan indigenous dari dalam negeri. Arah menuju
kesana sudah semakin terlihat dengan banyak munculnya pusat studi tentang Indigenous
Psychology, seperti Center for Indigenous and Cultural Psychology (CICP) di Fakultas Psikologi
UGM, Center for Indigenous and Health Psychology (CIHP) di Prodi Psikologi Universitas
Udayana, Center for Indigenous and Islamic Psychology (CIIP) di Fakultas Psikologi,
Universitas Muhammadiyah Surakarta, dan Center for Community and Indigenous Psychology
(CCIP) Prodi Psikologi Universitas Sebelas Maret.

Sebagai sebuah pendekatan alternatif yang berkembang di Indonesia, Indigenous


Psychology tentu saja memberikan angin segar bagi pengembangan aspek teoritis ilmu psikologi
yang selama ini masih didominasi oleh teori Barat. Dengan keragaman budaya Indonesia yang
begitu luas, Indigenous Psychology hadir untuk penyegaran teori psikologi yang lebih
kontekstual dengan budaya bangsa Indonesia. Hal ini juga masih dalam rangka mewujudkan
tujuan besar yaitu menuju psikologi global yang berlandaskan atas Indigenous Psychology dari
berbagai konteks budaya. Secara garis besar ada dua model indigenisasi yang dilakukan untuk
dalam mengembangan psikologi global. yaitu indigenisasi dari jalur luar (indigenization from
without) dan indigenisasi dari jalur dalam (indigenization from within) (Enriquez, 1993). 

Indigenous psychology dapat juga didefinisikan sebagai pandangan psikologi yang asli


pribumi dan memiliki pemahaman mendasar pada fakta-fakta atau keterangan yang dihubungkan
dengan konteks kebudayaan setempat. Definisi ini, menurut Prof. Kusdwiratri Setiono, ada
empat hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

Pertama, pengetahuan psikologi tidak dipaksakan dari luar, melainkan dimunculkan dari tradisi
budaya setempat; kedua psikologi yang sesungguhnya bukan berupa tingkah laku artifisial
(buatan) yang diciptakan (hasil studi eksperimental), melainkan berupa tingkah laku
keseharian; ketiga, tingkah laku dipahami dan diinterpretasi tidak dalam kerangka teori yang
diimport, melainkan dalam kerangka pemahaman budaya setempat; keempat, psikologi
indegenus mencakup pengetahuan psikologi yang relevan dan didesain untuk orang-orang
setempat. Dengan kata lain, psikologi indigenus mencerminkan realitas sosial dari masyarakat
setempat. Psikologi indigenus menurut Prof. Kusdwiratri Setiono, juga merupakan psikologi
yang appropriate (cocok; tepat; pantas) untuk setiap budaya yang ada di negara manapun.

Prof. Sarlito Sarwono, guru besar Psikologi UI, juga menjelaskan bahwa keberadaan Psikologi di
Indonesia saat ini memang sedang menghadapi beberapa permasalahan, antara lain apa yang
sudah berhasil diterapkan di Barat tidak selalu dapat diterapkan di Indonesia. Hal ini bisa terjadi
karena adanya perbedaan etnik dan kondisi masyarakat Negara kita, misalnya masyarakat desa
dan kota. Sehingga, apa yang sudah berhasil diterapkan di satu etnik belum tentu sesuai untuk
etnik lain.

Contoh riset Indigenous Psychology

Beberapa judul penelitian Indigenous Psychology dipaparkan di sini sekadar sebagai contoh
saja. Pembaca dapat mencari inspirasi dengan cara membaca judul penelitian berikut atau di luar
sana tetapi tentu saja dilarang untuk mengcopy-paste karena telah dipublikasikan. Berikut judul-
judul riset Indigenous Psychology terpilih:

ULASAN KONSEP: PENDEKATAN PSIKOLOGI INDIJINUS

Psikologi Nusantara: Kesanakah Kita Menuju?

Daftar Pustaka indigenous psikologi

https://www.semestapsikometrika.com/2017/12/indigenous-psychology-dasar-filosofi.html

file:///C:/Users/KARINA%20TIARA%20M/Downloads/456-959-1-SM.pdf
https://fpscs.uii.ac.id/2011/04/18/indigenious/

Anda mungkin juga menyukai