1
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Psikologi Lintas Budaya dan Agama
Di susun oleh :
M. Maruf El Munir
(14710005)
(14710006)
(14710034)
diri
(self-monitoring)
merupakan
proses
dimana
yang
memiliki
self-monitoring
tinggi
akan
lebih
memusatkan perhatian pada kesan yang mereka berikan pada orang lain,
sementara individu yang mempunyai self-monitoring rendah memberikan
lebih banyak perhatian pada perasaan-perasan yang dialami dirinya
sendiri. Dengan demikian, individu yang memiliki self-monitoring tinggi,
perilakunya lebih ditentukan oleh apa yang pantas/layak sesuai dengan
situasi
daripada
oleh
sikap,
pikiran
dan
perasaan
mereka
yang
mengukur
tipe
self-monitoring
budaya
individualis.
Setelah
perilaku diri sendiri, sedangkan orang Jepang dan Cina memiliki skor tinggi
pada monitoring orang lain, supaya mereka dapat menentukan perilaku
yang layak secara sosial.
Konsep yang paling kuat dan menyeluruh mempengaruhi perilaku
kita adalah self concept. Self concept adalah ide atau citra tentang diri
sendiri dan alasan di balik berbagai perilaku yang kita munculkan. Ada
tiga label yang menggambarkan diri, yaitu : 1. sifat (atribut) didalam diri
sendiri, 2. Perilaku,
concept
dapat
terbentuk
dati
praktek
budaya,
dimana
perlu
sesuai
dengan
kenyataan
yang
ada.
Budaya
juga
antara
bagaimana
orang-orang
dalam
budaya
yang
berhubungan
dengan
kemampuan
(abilitas),
Sedangkan
budaya
individualis
yang
menekankan
nilai
adalah
bagian
terpenting
dalam
interaksi
sosial,
karena
tentang
gaya
atribusi
sebelumnya
yang
menggunakan
attribution
untuk
error adalah
menjelaskan
bias
perilaku
kerena
orang
lain
adanya
dengan
bias adalah
kecenderungan
untuk
mengantribusikan
menengah,
kulit
putih
dan
memotong
kegagalan
mereka
perilaku
buruk
atau
perasaan
negatif
orang
lain
dimiliki
orang
terhadap
kelompok-kelompok
yang
berbeda.
Pada
TARIK
INTERPERSONAL
CINTA,
KEINTIMAN,
DAN
ada dua jenis cinta yaitu Passionnate Love yang mencakup perasaan
seksual dan emosi yang intens, dan Companionate Love yang mencakup
kehangatan,kepevayaan, dan toleransi afektif kepada orang lain yang
kehidupannya telah terjalin satu sama lain dengan mendalam.
TELAAH LINTAS BUDAYA TENTANG DAYA TAEIK INTERPERSONAL,
CINTA DAN KEINTIMAN
Temuan temuan dari studi lintas budaya menunjukkan bagaimana
orang orang dari budaya yang berbeda berpikir atau menganggap tentang
cinta dan romans secara berbeda pula. Tetapi dalam beberapa penelitian
mengemukakan kesepakatan secara lintas budaya dalam pemilihan
pasangan.
Buss(1989) menemukan bahwa wanita menilai tanda tanda yang
berhubungan dengan sumber pencapaian materi pada potensi pria lebih
tinggi daripada penilaian pria, sementara pria menilai kemampuan
reproduksi lebih tinggi daripada wanita. Buss (1989) mengemukakan juga
bahwa
pemilihan
pasangan
yang
disukai
adalah
universal
dan
berkembang atas dasar tekanan seleksi yang berbeda pada pria dan
wanita.
PERKAWINAN ANTARA BUDAYA DAN ANTAR RAS
Pasangan dalam perkawinan antara budaya mengalami konflik
mengenai keintiman dan ekspresi cinta. Orang orang dari budaya berbeda
akan memperlihatkan prbedaaan dalam ekspresi emosi dasar seperti
marah atau kebahagiaan. Perkawinan antara budaya adalah contoh
pertama dari hubungan antar budaya. Menurut Gontaine ada dua
komponen kunci yang menentukan kesuksesan perkawinan antara budaya
yaitu : 1. Seseorang harus menyadari warisan budaya pasangannya, 2.
Mereka harus saling menghargai legitimasi warisan budaya dalam
berhubungan satu dengan yang lain.
Referensi
1. Saewono, Saelito. Psikologi Lintas Budaya. PT rajageagindo persada .
2014: jakarta
2. Dayakisni, Tei. Yuniaedi, Salis. Psikologi Lintas Budaya (edisi revisi).
Umm peess. 2012: malang