Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
2023
1. Konsep Dasar Konseling Lintas Budaya
melibatkan antara konselor dan klien yang berbeda budayanya dan dilakukan
Konseling lintas budaya melibatkan konselor dan klien yang berasal dari latar
belakang budaya yang berbeda, dan karena itu proses konseling sangat rawan
konseling tidak berjalan efektif. Agar berjalan efektif, maka konselor dituntut
untuk memiliki kepekaan budaya dan melepaskan diri dari bias-bias budaya,
budaya” (cultural encounter) antara konselor dan klien (Supriadi, 2001: 6).
partner secara meningkat dari budaya yang berbeda baik antara kelompok
aspek-aspek khusus budaya dalam proses konseling dan dalam gaya konseling
konseli. Dalam pandangan Rendon (1992) perbedaan budaya bisa terjadi pada
ras atau etnik yang sama ataupun berbeda. Konseling lintas budaya adalah
sebagai hubungan konseling yang melibatkan para peserta yang berbeda etnik
melibatkan konselor dan konseli yang secara rasial dan etnik sama, tetapi
konseling lintas budaya melibatkan konselor dan konseli yang berasal dari
latar belakang budaya yang berbeda, dan karena itu proses konseling sangat
konselor dituntut untuk memiliki kepekaan budaya dan melepaskan diri dari
konseli.
oppression).
generasi. Oleh sebab itu kekuatan model konseling ini terletak pada
b. Budaya
ditelusuri dari asal usul kata di Indonesia, yang berasal dari budi dan daya.
Budi berarti pikiran, cara berpikir, atau pengertian; sedangkan daya merujuk
pada kekuatan, upaya-upaya, dan hasil-hasil. Jika saja budaya diterjemahkan
sebagai produk berpikir dan berkarya, maka jelaslah bahwa budaya memang
merupakan sesuatu yang amat luas. Bahkan apapun yang nampak di dunia ini,
yang telah terpola dalam suatu masyarakat dan diwariskan dari generasi ke
1978). Secara singkat dapat pula diartikan bahwa budaya adalah pandangan
hidup sekelompok orang (Berry, dkk.,1998), atau dalam rumusan yang lebih
umum adalah “cara kita hidup seperti ini”, the way we are, yang diekspresikan
kekeluargaan dan gotong-royong yang sangat kuat; dan (4) orientasi nilai
budaya vertikal.
bahwa masa yang telah lampau selalu akan kembali. Persepsi waktu yang
lingkaran proses pertanian akan terulang tiap tahun. Hal inipun masih
yang linier. Kalau tidak demikian, maka tidak mungkin bangsa Indonesia
ataupun lunak.
nasib.
yang berupa sikap kekeluargaan dan gotong royong yang sangat kuat
antara kita memang masih perlu membiasakan diri untuk bersikap lebih
salah satu negara yang terkaya di dunia, dan memiliki sistem industri yang
sangat maju.
tidak hanya dalam masyarakat Jawa dan Bali, tetapi ternyata juga dalam
orientasi vertikal itu adalah ketaatan pada orang tua, orang senior, guru,
dinilai sangat tinggi. Anak yang manut (yaitu taat) adalah anak yang
sangat terpuji, sementara anak yang selalu mempunyai kehendak sendiri
apalagi pada hal yang lebih abstrak, yaitu prinsip. Namun, untunglah orang
bergantung pada ada atau tidak adanya pengawasan. Konsep Islam tentang
khusyu’ dalam shalat dan imsyak dalam shaum perlu dikaji secara
c. Etnis
Etnis atau suku bangsa merupakan suatu kesatuan sosial yang dapat
yang terikat oleh kesadaran dan identitas kolektif yang dipertegas dengan
pemahaman akan kesatuan bangsa (Koentjaraningrat, 2007). Dalam hal ini
pemahaman yang luas akan kesatuan kebudayaan dan juga persamaan asal-
istilah etnis atau etnik memiliki makna sebagai suatu kelompok sosial
masyarakat yang berada dalam sebuah sistem sosial atau kebudayaan yang
tertentu berdasar pada faktor genetik, adat maupun tradisi, agama dan
adanya garis keturunan yang dianut suku tertentu, misal garis keturunan ayah
yang terkenal dengan istilah Patrialineal yang dianut suku batak, garis
keturunan ibu atau Matrialineal yang dianut suku sunda, serta adanya etnis
atau suku bangsa campuran yang merupakan perpaduan dari dua ras yang
kesimpulan bahwa etnis atau suku bangsa merupakan suatu kesatuan sosial
dalamnya.
d. Ras
bukan berdasarkan ciri-ciri yang terstruktur secara sosial. Ras juga bisa
lainnya.
kulit, bentuk tengkorak kepala, struktur rambut, bentuk mata atau hidung, dan
stratifikasi sosial, yang mana bagi para ilmuwan di bidang sosial dan ekonomi
sangat besar kepada kelompok yang terlantar. Terjadi diskriminasi rasial yang
sering bertepatan dengan pola pikir yang agak rasis, dimana para individu atau
ideologi dari satu kelompok yang melihat anggota dari kelompok lain sebagai
tertindas atau diasingkan, sementara para individu dan lembaga yang dominan
7. Dukungan Komunitas
Konselor dapat membantu klien terhubung dengan sumber daya komunitas
yang relevan dan dukungan sosial yang dapat membantu mereka
mengatasi stres dan kesulitan yang mungkin mereka hadapi.
b. Spiritualitas
Isu penting dan kebutuhan masa depan spiritualitas dalam konteks konseling
lintas budaya adalah subjek yang kompleks dan penting. Spiritualitas adalah
bagian integral dari kehidupan banyak individu, dan dalam konteks konseling
1. Keanekaragaman Budaya
2. Ketidaksetaraan Akses
3. Konflik Nilai
prinsip spiritual atau agama tertentu dan kode etik atau prinsip konseling
4. Kesejahteraan Spiritual
5. Pelatihan Konselor
6. Kesadaran Budaya
sesuai dengan standar etika dan profesional. Dalam masa depan, penting untuk
c. Kelas sosial
Isu penting dan kebutuhan masa depan kelas sosial sebagai tantangan bagi
konseling lintas budaya adalah topik yang kompleks dan relevan dalam bidang
konseling dan psikologi. Pemahaman yang lebih baik tentang isu ini dapat
kelas sosial yang lebih rendah mungkin memiliki akses yang lebih terbatas
masih dianggap sebagai tindakan yang tabu atau negatif. Kelas sosial juga
konseling. Orang dari latar belakang sosial yang lebih rendah mungkin lebih
cenderung merasa malu atau takut untuk mencari konseling, yang dapat
dianggap sebagai hal yang tidak signifikan atau bahkan diabaikan, yang dapat
4. Keterbatasan Sumber Daya Ekonomi: Individu dari kelas sosial yang lebih
perawatan, transportasi, atau waktu yang harus dikeluarkan untuk pergi ke sesi
memiliki pemahaman yang lebih baik tentang isu-isu sosial dan budaya yang
berkaitan dengan kelas sosial tidak dapat diabaikan. Konselor yang berasal
dari latar belakang yang beragam dan memiliki pemahaman yang lebih
mendalam tentang tantangan yang dihadapi oleh individu dari berbagai kelas
Dalam rangka mengatasi tantangan ini, penting bagi konselor lintas budaya
memahami dan merespons isu-isu kelas sosial. Selain itu, kerja sama antara
yang lebih inklusif dan mendukung bagi semua individu, tanpa memandang