Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TAHAPAN-TAHAPAN PELAKSANAAN KONSELING DAN TERAPI

KELUARGA

Diajukan untuk melengkapi tugas mata kuliah Konseling dan Terapi Keluarga

Dosen Pembimbing: Muqarramah Fitri, M. Pd

Disusun Oleh :

Kelompok II

Sakriva Fitriani 202132048

Rahma Syitta 202132008

Apri Mahara 202132034

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LHOKSEUMAWE

TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Bissmillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah


memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua dan penulis, sehingga
makalah yang berjudul “Tahapan-Tahapan Pelaksanaan Konseling Dan Terapi
Keluarga’’ ini dapat diselesaikan .

Makalah ini merupakan salah satu mata kuliah Konseling dan Terapi
Keluarga yang diberikan oleh dosen pengampu. Makalah ini diharapkan agar
dapat menambah pengetahuan dan wawasan sebagai seorang mahasiswa.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampun atas ilmu

baru yang penulis dapatkan dari makalah ini yang merupakan salah satu ilmu yang

belum pernah penulis dapatkan sebelumnya. Semoga saja dalam penyusunan

makalah ini dapat manfaat. Dalam pembuatan makalah ini, penulis menyadari

adanya berbagai kekurangan, badik dalam isi materi maupun penyusunan kalimat.

Namun demikian, perbaikan merupakan hal yang berlanjut hingga kritik

dan saran penyempurrnaan makalah ini sangat penulis harapkan. Mudah-

mudahan dapat membantu, meski sedikit pada kita mampu untuk menjelaskan

secara lebih jelas lagi dan dengan harapkan semoga kita semua mampu berinovasi

dan meningkatkan pengetahuan dengan potensi yang dimiliki. Aamiin

Lhokseumawe, 07 September 2023

Kelompok II

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 1

C. Tujuan ............................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian konseling keluarga dan terapi keluarga ........................... 3

B. Tahapan-tahapan dalam konseling kelurga ....................................... 4

C. Tahapan-tahapan dalam terapi keluarga............................................ 6

BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan ....................................................................................... 8

B. Saran.................................................................................................. 8

DAFTAR PUSAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebuah keluarga adalah sebuah sistem sosial yang alami, dimana


seseorang menyusun aturan, peran, struktur kekuasaan, bentuk komunikasi, cara
mendiskusikan pemecahan masalah sehingga dapat melaksanakan berbagai
kegiatan dengan lebih efektif. Dalam penjelasan yang lain dikatakan bahwa
keluarga adalah suatu unit yang berfungsi sesuai atau tidak sesuai menurut tingkat
persepsi peran dan interaksi di antara kinerja peran dari macam-macam anggota
keluarga. Sebuah keluarga adalah sebuah sistem sosial yang alami, dimana
seseorang menyusun aturan, peran, struktur kekuasaan, bentuk komunikasi, cara
mendiskusikan pemecahan masalah sehingga dapat melaksanakan berbagai
kegiatan dengan lebih efektif. Dalam penjelasan yang lain dikatakan bahwa
keluarga adalah suatu unit yang berfungsi sesuai atau tidak sesuai menurut tingkat
persepsi peran dan interaksi di antara kinerja peran dari macam-macam anggota
keluarga.

Mengenai masalah kebahagiaan merupakan persoalan yang tidak mudah.


Hal ini disebabkan karena kebahagiaan adalah bersifat relatif dan subyektif.
Subyektif karena kebahagiaan bagi seseorang belum tentu berlaku bagi orang lain.
Relatif karena sesuatu hal yang pada suatu waktu dapat menimbulkan
kebahagiaan, pada waktu yang lain hal tersebut mungkin tidak menimbulkan
kebahagiaan. Hal ini akan terkait dengan frame of reference dari individu yang
bersangkutan.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan apa pengertian dari konseling keluarga dan terapi kelurga ?
2. Jelaskan tahapan apa saja yang ada dalam konseling kelurga ?
3. Jelaskan tahapan apa saja yang terdapat dalam terapi keluarga ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari konseling keluarga dan terapi kelurga

1
2. Untuk mengetahui tahapan apa saja yang ada dalam konseling kelurga
3. Untuk mengetahui tahapan apa saja yang terdapat dalam terapi keluarga

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dari Konseling Keluarga dan Terapi Keluarga

Pengertian konseling dalam kamus bimbingan dan konseling adalah


hubungan timbalil balik antara dua individu yang seorang karena keahliannya
(konselor) yang dapat membantu klien (mempunyai problem) melalui pertemuan
atau hubungan timbal balik itu.

Menurut Golden dan Sherwood yang dikutip oleh Latipun bahwa


konseling keluarga adalah metode yang dirancang dan difokuskan pada masalah-
masalah keluarga dalam usaha untuk membantu memecahkan masalah pribadi
yang ada pada diri klien.1

Konseling keluarga memandang keluarga secara keseluruhan bahwa


permasalahan yang dialami seorang anggota keluarga akan efektif diatasi jika
melibatkan anggota keluarga yang lain. Konseling keluarga bertujuan membantu
anggota keluarga belajar dan memahami bahwa dinamika keluarga merupakan
hasil pengaruh hubungan anggota keluarga, membantu anggota keluarga agar
dapat menerima kenyataan bahwa apabila salah seorang anggota keluarga
memiliki permasalahan, hal itu akan berpengaruh terhadap persepsi, harapan, dan
interaksi anggota kelurga lainnya.

Terapi keluarga adalah serangkaian terapi psikilogi atau konseling yang


diberikan kepada sebuah keluarga dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah
internal, seperti masalah ekonomi, masalah antar anggota keluarga, hingga
masalah kenakalah anak.

Terapi kelurga juga dapat membantu setiap anggota keluarga agar dapat
meningkatkan komunikasi dan menyelesaikan masalah. Saat dalam masa sulit,

1
Faizah Noer, Bimbingan Konseling Keluarga dan Remaja, (Surabaya: UINSA Press,
2017) h. 25

3
metode ini bisa dibilang sangat baik untuk menemukan solusi yang tepat, hingga
mendapatkan penanganan terkait masalah mental atau perilaku salah satu anggota.

Jadi Konseling dan Terapi Keluarga adalah istilah yang berkaitan erat dan
sering digunakan secara bergantian, yang juga digunakan sebagai istilah yang
lebih luas yang mencakup berbagai pendekatan dan teknik terapeutik yang
diadopsi oleh psikolog, pekerja sosial, dan profesional lainnya untuk
meningkatkan komunikasi, menyelesaikan konflik, dan mendukung keluarga
dalam menghadapi tantangan.

B. Tahapan Penerapan Dalam Konseling Keluarga

Ada tiga tahap dalam konseling keluarga, sebagai berikut:

1. Wawancara tahap awal

Pada tahap ini, konselor mengawali kontak dengan salah seorang


anggota keluarga. Seringkali anggota keluarga yang mulai mengontak
konselor melalui telepon dengan menyampaikan problem-problem yang
dialaminya dalam bentuk keluhan-keluhan yang berhubungan dengan biologis,
psikologis, dan hubungan anterpribadi. Oleh karena itu keluhan-keluhan yang
disampaikan oleh anggota keluarga berhubungan dengan kehidupan keluarga,
konsekuensinya kebanyakan konselor memilih untuk mengundang setiap
orang yang tinggal dalam system keluarga itu untuk datang bersama-sama
dalam wawancara konseling tahap awal. Pertemuan ini dimaksudkan untuk
mengumpulkan data dari tangan pertama mengenai pola-pola kerjasama
keluarga dan strategi untuk mengatasi stress, yang pada gilirannya akan
digunakan pada situasi wawancara konseling sebenarnya.

2. Wawancara tahap pertengahan

Pada tahap ini konselor berperan sebagai pembimbing dan pengarah,


tetapi senantiasa berupaya menghindari mengambil alih peran orangtua.
Konselor harus bersikap netral dan menahan diri untuk tidak mencampuri
urusan pribadi seorang anggota keluarga, memfasilitasi komunikasi yang

4
terbuka dan menyenangkan, serta mengajak setiap anggota keluarga untuk
berpartisipasi dalam proses konseling. Di lain pihak setiap anggota keluarga
harus bersedia terbuka dan mengurangi sikap-sikap permusuhan atau konflik-
konflik. Dengan begitu, setiap anggota keluarga akan mulai menyadari bahwa
hubungan-hubungan yang tidak menyenangkan yang dapat diubah, dikurangi
bahkan dihilangkan. Hasil keseluruhan yang diharapkan dari fase pertengahan
dalam konseling adalah kesiapan terbaik untuk menerima ide-ide perubahan
dan keinginan yang lebih meningkat untuk turut aktif mencapai hasil positif
yang diharapkan dari konseling keluarga.

3. Wawancara tahap akhir

Konseling keluarga membutuhkan waktu bebrapa session mingguan


atau bulanan. Konseling keluarga dapat dihentikan apabila anggota keluarga
yang terlibat dalam proses konseling keluarga bisa bekerja sama dengan baik
sebagai suatu kelompok untuk menelesaikan masalah-masalah mereka dan
mengubah perilaku-perilaku yang destruktif. Mereka juga telah mampu
mengembangkan suatu internal dan tidak bergantung kepada orang lain,
termasuk tidak bergantung kepada konselor. Selain itu, mereka telah mampu
berkomunikasi secara terbuka, eksplisit, dan jelas. Mampu melakukan peranan
masing-masing secara fleksibel, dan setiap anggota keluarga mampu
menyeimbangkan antara hak dan kewajibannya masing-masing dalam
keluarga. Jadi sesi terapi dapat dihentikan apabila keluarga tersebut dapat
menyelesaikan konflik dalam keluarga nya sendiri, keluhan dan gejala yang
dulu tampak biasanya hilanhg, keluarga tersebut menyantukan diri dalam
kegiatan-kegiatan yang lebih bermanfaat, mereka telah mengembangkan cara-
cara penyelesaian masalah dengan kemampuan sendiri.

Adapun tahapan konseling keluarga secara garis besar dikemukakan oleh


Crane yang mencoba menyusun tahap konseling keluarga, yaitu sebagai berikut:

5
1. Orang tua membutuhkan untuk di didik dalam bentuk perilaku alternatif,
hal ini dapat dilakukan dengan cara kombinasi trugas-tugas membaca dan
sesi pengajaran
2. Setelah orang tua membaca tentang prinsip dan telah dijelaskan materinya,
konselor menunjukkan kepada orang tua bagaimana cara
mengimplementasikan ide tersebut. Pertama kali ajarkan pada anak,
sedangkan orang tua melihat bagaimana cara melakukan hal tersebut agar
dikerjakan.
3. Secara tipikal orang tua membutuhkan contoh yang menunjukkan
bagaimana mengkonfrontasikan anak-anak yang beroposisi, dan sangat
penting menunjukkan kepada orang tua yang kesulitan dalam memahami
dan menerapkan cara yang tepat dalam memperlakukan anaknya.
4. Selanjutnya orang tua mencoba untuk mengimplementasikan prinsip-
prinsip yang telah mereka pelajari menggunakan situasi sesi terapi.
5. Setelah terapi memberi contoh kepada orangtua cara menangani anak
secara tepat, orang tua mencoba menerapkannya dirumah.2
C. Tahapan-tahapan Penerapan Dalam Terapi Keluarga

Adapun tahapan family therapy secara garis besar proses dalam konseling
keluarga adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Rapport, merupakan suasana hubungan konseling


yang akrab, jujur, saling percaya, sehingga menimbulkan keterbukaan
dari konseli. Upaya pengembangan rapport ini ditentukan oleh aspek-
aspek diri konselor yakni kontak mata, perilaku nonverbal (perilaku
attending, bersahabat atau akrab, hangat, luwes, ramah, jujur atau asli,
penuh perhatian) dan bahas lisan atau verbal yang baik.
2. Pengembangan apresiasi emosional, dimana munculnya kemampuan
untuk menghargai perasaan masing-masing anggota keluarga, dan
keinginan mereka agar masalah yang mereka hadapi dapat

2
http://repository.radenfatah.ac.id/17015/2/BAB%20II.pdf dikutip dari Latipun, Op.Cit.,
H. 156-157

6
terselesaikan semakin besar. Muncul dinamika interaksi dari semua
individu yang terlibat dalam konseling.
3. Pengembangan alternatif modus perilaku. Dalam tahap ini, baik
konseli maupun anggota keluarga mengembangkan dan melatihkan
perilaku-perilaku baru yang disepakati berdasarkan hasil diskusi
dalam konseling. Pada tahap ini muncul home assignment, yaitu
mempraktikan perilaku baru selama masa 1 minggu (misalnya) di
rumah, kemudian akan dilaporkan pada sesi berikutnya untuk dibahas,
dievaluasi, dan dilakukan tindakan selanjutnya.
4. Fase membina hubungan konseling. Adanya acceptance,
unconditional positive regard, understanding, genuine, empathy.
Memperlancar tindakan positif yang terdiri dari eksplorasi,
perencanaan atau mengembangkan perencanaan bagi konseli sesuai
dengan tujuan untuk memecahkan masalah, kemudian penutup untuk
mengevaluasi hasil konseling sampai menutup hubungan konseling.3

3
Sofyan S. Willis, Konseling Keluarga, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal.133-138

7
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Jadi Konseling dan Terapi Keluarga adalah istilah yang berkaitan erat dan
sering digunakan secara bergantian, yang juga digunakan sebagai istilah yang
lebih luas yang mencakup berbagai pendekatan dan teknik terapeutik yang
diadopsi oleh psikolog, pekerja sosial, dan profesional lainnya untuk
meningkatkan komunikasi, menyelesaikan konflik, dan mendukung keluarga
dalam menghadapi tantangan.

Ada tiga dalam tahap konseling keluarga, yaitu: wawancara tahap awal,
wawancara tahap pertengahan, wawancara tahap akhir.

Adapun tahapan family therapy secara garis besar proses dalam konseling
keluarga adalah sebagai berikut: pengembangan Raport, pengembangan apresiasi
emosional, pengembangan alternatif modus perilaku, fase membina hubungan
konseling.

B. Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan bentuk
penyusunan maupun materinya dan masih memerlukan tambahan dari pembaca,
baik dari segi referensi ataupun tulisannya. Maka dari itu kritik dan saran yang
sangat kami harapkan demi penyempurnaan makalah ini. Kepada dosen
pengampu mata kuliah konseling dan terapi keluarga selalu bimbingan dan
arahannya apabila pemaparan ini masih jauh dari yang di harapkan. Semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Aamiin.

8
DAFTAR PUSTAKA

J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi. Penerjemah Kartini Kartono


(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1981).
Thantawy R, Kamus Bimbingan dan Konseling (Jakarta: Pamator, 1997).
Sofyan S. Willis, Konseling Keluarga, (Bandung: Alfabeta, 2009).
http://repository.radenfatah.ac.id/17015/2/BAB%20II.pdf Pada tanggal 14
september 2023, jam 13.37
https://dosen.upiyai.ac.id/v5/dokumen/materi/950251/156_202307060359
38_04156_35_Kelompok%2010_Terapi%20Keluarga.pdf Pada tanggal 14
september 2023, jam 13.51
Noer, Faizah, Laela, Bimbingan Konseling Keluarga dan Remaja,
(Surabaya: UINSA Press, 2017).

Anda mungkin juga menyukai