Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGANTAR LAYANAN KELOMPOK

Disajikan untuk memenuhi tugas mata kuliah : Pengantar konseling

Dosen Pengampu :

Yudhi Purwa Nugraha, M.Pd., Kons

Disusun Oleh :

Andico Adi Permadani (2003402021046)

Agus Setiawan ( 2003402021038)

Siti Hindun (2003402021065)


Rina Agustin ( 2003402021064)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DDAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM JEMBER

2021

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah S.W.T. yang maha pengasih lagi maha penyayang.
Serta mari kita sama-sama panjatkan puji syukur kehadiratnya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, inayahnya kepada kita semua, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada Allah S.W.T. yang telah memberi kemudahan
untuk menyelesaikan makalah dengan tepat waktu. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca. Terima kasih.

Jember , 18 september 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................3
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
I.I Latar belakang...............................................................................................................................4
I.2 Rumusan masalah.........................................................................................................................4
I.3. Tujuan..........................................................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................5
2.1 Pengantar layanan kelompok......................................................................................................5
2.1 Perbedaan kelompok psikoedukasi, kenseling kelompok, dan terapi kelompok.........................8
2.3 mempersiapkan kelompok..........................................................................................................9
BAB III..................................................................................................................................................13
PENUTUP.............................................................................................................................................13
3.1. KESIMPULAN.............................................................................................................................13
3.2. SARAN.......................................................................................................................................14
DAFTAR................................................................................................................................................15
PUSTAKA..............................................................................................................................................15

3
BAB I

PENDAHULUAN
I.I Latar belakang

Bimbingan kelompok merupakan salah satu bentuk layanan yang diberikan di


sekolah. Kegiatan bimbingan kelompok akan terlihat hidup jika di dalamnya terdapat
dinamika kelompok (Folastri & Rangka, 2015).Menurut Sukardi (2000) menjelaskan
bahwalayanan bimbingan kelompok adalah layanan yang memungkinkan sejumlah peserta
didik secara bersama-sama memperoleh bahan dari narasumber tertentu (terutama guru
pembimbing atau konselor) yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-haribaik
individu sebagai pelajar, anggota keluarga, dan masyarakat serta untuk
mempertimbangkan dalam pengambilan keputusan. Adapun tujuan bimbingan kelompok
yaitu: (1)mengembangkan kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan
komunikasi anggota kelompok, (2) membahas topik-topik tertentu yang mengandung
permasalahan aktual (hangat) dan menjadi perhatian peserta, (3) melalui dinamika kelompok
yang intensif, pembahasan topik-topik itu mendorong pengembangan perasaan, pikiran,
persepsi, wawasan, dan sikap yang menunjang diwujudkannya tingkah laku yang lebih
efektif (Folastri & Rangka, 2015; Prayitno, 2004).

I.2 Rumusan masalah

1.apa itu layanan kelompok ?

2.bagaimana mempersiapkan kelompok

I.3. Tujuan

1.memahami bagaimana membentuk kelompok

2.memahami ap aitu layanan kelompok

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengantar layanan kelompok

Konseling kelompok adalah seni dalam arti bahwa fasilitator kelompok harus
fleksibel dan kreatif dalam beradaptasi dengan gerakan yang sedang berlangsung dalam
proses kelompok. Kelompok adalah suatu perkumpulan yang diikuti oleh lebih dari dua(2)
orang memiliki tujuan . Fasilitator perlu melepaskan gagasan yang telah terbentuk
sebelumnya tentang apa yang akan terjadi dalam suatu kelompok dan membiarkan kelompok
bergerak menuju realisasi potensi uniknya sendiri. Fasilitator juga harus peka terhadap isu
keragaman dalam kelompok. Dalam melakukannya, fasilitator, seperti seniman, dapat
membantu anggota menciptakan kesempatan untuk berbagi dan belajar. Ilmu konseling
kelompok diarahkan pada sejumlah masalah penting yang berkaitan dengan kerja kelompok.
Kerja kelompok kontemporer menekankan kapasitas kelompok untuk memberikan individu
dan kelompok secara keseluruhan fokus untuk meningkatkan motivasi dan produktivitas.
Struktur dapat mencakup memastikan bahwa calon anggota sesuai untuk kelompok,
menetapkan aturan atau pedoman untuk berfungsinya kelompok,mendorong anggota untuk
merumuskan tujuan konseling pribadi, dan menggunakan kerangka acuan konseptual untuk
memfasilitasi kelompok ( seperti perspektif konseling singkat yang berfokus pada solusi).
Ilmu konseling kelompok juga dapat melibatkan penelitian dan evaluasi untuk menentukan
kemanjuran teori dan praktik kelompok. Pengantar layanan kelompok terdiri dari kelompok
psikoedukasi, konseling kelompok, terapi kelompok, tugas/kelompok kerja.

A. Kelompok psikoedukasi
Kelompok psikoedukasi ialah untuk mendidik peserta kelompok. Seperti peserta
yang memiliki kekurangan informasi (Hall, Rushing, & Khurshid, 2011)
.Kelompok psikoedukasi (sebelumnya disebut kelompok bimbingan) berusaha
untuk meningkatkan pemahaman diri, menekankan pendidikan dan pelatihan,
mempromosikan pertumbuhan dan pemberdayaan pribadi, dan mencegah masalah
masa depan melalui penyebaran pendidikan kesehatan mental dalam pengaturan
kelompok (Aasheim, 2010; ASGW, 2000). Ruang lingkup praktek untuk

5
kelompok psikoedukasi pada dasarnya mencakup fungsi individu yang "berisiko"
untuk ancaman lingkungan (misalnya, AlDS, obat-obatan,keterampilan
komunikasi, Pendidikan seks, dan masalah keragaman) penggunaan atau
penyalahgunaan, dll.), yang mendekati titik transisi perkembangan (misalnya,
orang tua baru),atau yang sedang menghadapi krisis ringan (seperti bunuh diri
karena putus cinta). Tujuan utama dalam kerja kelompok psikoedukasi adalah
untuk mencegah perkembangan masa depan perilaku disfungsional. Psikoedukasi
Konselor sekolah sering mengadakan kelompok psikoedukasi. Fokusnya bisa
pada salah satu dari sejumlah topik seperti keterampilan penolakan, intimidasi,
atau penggunaan media sosial yang tepat. Keanggotaan dalam kelompok ini
biasanya terdiri dari siswa dalam pengaturan kelas dan, meskipun informasi yang
diberikan dapat memfasilitasi kesehatan dan kesejahteraan anggota, agenda
individu anggota kelompok tidak dibahas secara mendalam seperti yang akan
terjadi dalam sebuah kelompok. konseling atau psikoterapi kelompok karena
ukuran yang lebih besar dari kelompok tersebut. Meskipun kelompok
psikoedukasi berasal dari sekolah, hari ini kelompok pencegahan dan pendidikan
dapat ditemukan di banyak pengaturan tambahan, seperti bisnis dan industri, pusat
komunitas, dan lembaga komunitas.
B. Konseling kelompok
Konseling Kelompok Seperti halnya konseling dan terapi individu, banyak orang
membedakan antara konseling kelompok dan terapi kelompok (Capuzzi & Gross,
2010; Gladding, 2012). Biasanya, konseling kelompok difokuskan pada
pencegahan dan kesehatan, peningkatan diri, peningkatan wawasan, aktualisasi
diri, dan sadar sebagai lawan dari motivasi bawah sadar. konseling kelompok
berfokus pada membantu peserta kelompok untuk menyelesaikan masalah hidup
yang biasa, namun seringkali sulit, dengan merangsang dukungan interpersonal
dan pemecahan masalah kelompok (Steen, 2011). Konselor kelompok
mendukung peserta dalam mengembangkan kompetensi pemecahan masalah
interpersonal yang ada sehingga mereka dapat menjadi lebih mampu menangani
masalah masa depan yang serupa. Lingkup praktik untuk kerja kelompok mereka
meliputi karir yang tidak berat, pendidikan, pribadi, interpersonal, sosial, dan
perkembangan dari individu yang pada dasarnya berfungsi normal.

6
C. Terapi kelompok
Terapi Kelompok Berbeda dengan kelompok konseling yang cenderung bersifat
preventif dan berorientasi pada kesehatan, terapi kelompok biasanya berfokus
pada masalah jangka panjang yang mendalam. Psikoterapi kelompok membantu
anggota kelompok individu memulihkan masalah psikologis yang mendalam atau
merekonstruksi dimensi kepribadian utama. terapi kelompok menggunakan
prinsip-prinsip perkembangan dan fungsi manusia yang normal dan abnormal
melalui strategi intervensi kognitif, afektif, perilaku, atau sistemik berbasis
kelompok yang diterapkan dalam konteks rangsangan emosional negatif yang
menangani masalah pribadi dan interpersonal dalam hidup, memulihkan distorsi
persepsi dan kognitif atau pola perilaku disfungsional yang berulang, dan
mendorong pertumbuhan dan perkembangan pribadi dan interpersonal di antara
orang-orang yang mungkin mengalami gangguan penyesuaian diri yang parah
atau kronis.
D. Tugas/ kelompok kerja
Pekerja kelompok yang mengkhususkan diri dalam mempromosikan
pengembangan dan fungsi tugas dan kelompok kerja berusaha untuk mendukung
kelompok tersebut dalam proses meningkatkan fungsi mereka
dan kinerja. Spesialis tugas dan kelompok kerja menggunakan prinsip-prinsip
dinamika kelompok, pengembangan organisasi, dan pembangunan tim untuk
meningkatkan keterampilan anggota kelompok.

7
2.1 Perbedaan kelompok psikoedukasi, kenseling kelompok, dan terapi kelompok

Perbedaan kelompok psikoedukasi, konseling kelompok, dan terapi kelompok, saat ini
konselor dapat ditemukan menjalankan semua jenis kelompok dalam berbagai peraturan.
Dibawah ini adalah bentuk perbedaan antara psikoedukasi, konseling, dan terapi kelompok:

Psikoedukas Konseling Psikoterapi

-kesehatan -proses kelompok -wawasan dan


-pencegahan -dinamika perubahan
-pendidikan kelompok -proses group
-wawasan -dinamika
High -kesehatan kelompok
-pengungkapan -patologi
diri -kesulitan parah
-pencegahan -motivasi tidak
-perubahan sadar
-pengungkapan
diri
-wawasan
-proses kelompok -pendidikan
-dinamika -masa lalu
kelompok
-pengungkapan
diri
-mengubah
MEDIUM

8
-masa lalu -motivasi tidak
-motivasi tidak sadar -kesehatan
sadar -kesulitan parah -pencegahan
-kesulitan parah -patologi -pendidikan
LOW -patologi

2.3 mempersiapkan kelompok

Terlepas dari jenis kelompok yang sedang dilakukan, sebelum memulai, ada sejumlah
masalah praktis yang harus dipertimbangkan oleh pemimpin kelompok yang efektif untuk
membangun iklim yang kondusif bagi kelompok. Beberapa di antaranya adalah cara merekrut
anggota, komposisi kelompok, bentuk kelompok, ukuran kelompok, durasi dan frekuensi
pertemuan, dan gaya kepemimpinan pemimpin kelompok.

a. Menentukan anggota

Ada beberapa cara untuk menentukan suatu anggota. Diantaranya anggota dapat
diperoleh dari kita mencari referensi dari rekan-rekan; mencari rujukan dari sumber
yang sesuai (misalnya, guru, kantor penasihat akademik, dan dokter); menempatkan
tanda (misalnya, tanda di aula tempat tinggal); dan merujuk klien yang sesuai dari
beban kasus sendiri. Tentu saja, tipe orang yang diinginkan oleh sebuah pemimpin
dalam kelompok (komposisi kelompok) akan sangat mempengaruhi bagaimana
anggotanya direkrut.

9
b. Komposisi kelompok

Komposisi kelompok adalah hal penting lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam
membentuk kelompok. Kelompok dapat berupa heterogen atau homogen. Kelompok
heterogen terdiri dari individu-individu dari berbagai usia, jenis kelamin, budaya,
status sosial ekonomi, dan sebagainya. Kelompok-kelompok ini dapat membantu
mempromosikan keragaman ide untuk dipertimbangkan oleh anggota kelompok.
Kelompok heterogen juga diyakini mendorong individualisasi yang lebih besar karena
berbagai masalah yang dapat mereka tangani (Unger, 1989). Kelompok heterogen
biasanya digunakan di sekolah, di mana seorang konselor mungkin mengadakan sesi
tentang alkohol dan penggunaan narkoba dengan seluruh kelas, atau di pusat
kesehatan jiwa komunitas, di mana seorang konselor mungkin meminta beberapa
klien berpartisipasi dalam konseling kelompok untuk menyelesaikannya. Kelompok
homogen, di sisi lain, terdiri dari individu yang memiliki kesamaan, seperti seperti
orang tua yang ingin belajar tentang pengasuhan anak atau klien yang menderita
gangguan makan. Keuntungan dari kelompok homogen adalah bahwa mereka
meningkatkan universalitas dengan menyatukan individu dengan masalah yang sama
atau konsentrasi. Kelompok homogen juga diyakini dapat meningkatkan kohesi dan
identifikasi daripada kelompok heterogen (Unger, 1989).

c. Bentuk kelompok
bentuk kelompok mulai dari kontinum kelompok deskriptif hingga bentuk kelompok
dominan preskriptif, yaitu: kelompok sepintas – katartis – belajar – pembuat
kebijakan – kelompok aksi. Pembentukan kelompok (small group) di Indonesia
adalah untuk mempercepat proses pembangunan, terutama masyarakat desa.
Pembangunan masyarakat desa dalam pelaksanaannya banyak menggunakan
pendekatan kelompok. Pendekatan tersebut digunakan dalam implementasi program
pembangunan masyarakat desa yang bertumpu pada model pemberdayaan masyarakat
miskin.

10
d. Ukuran kelompok

Ukuran kelompok yang sesuai bervariasi menurut jenis kelompok dan usia
anggotanya. Misalnya, kelompok terapi bermain tidak boleh melebihi empat anak
agar konselor efektif. Sebaliknya, seorang konselor sekolah dapat secara efektif
bekerja dengan kelas yang penuh dengan siswa. Untuk konseling kelompok dan
psikoterapi, rata-rata ukuran kelompok berkisar dari 4 sampai 10 anggota
(Burlingame ^~^ Fuhriman, 1990), ukuran yang cukup besar untuk memasukkan
keanekaragaman ide namun cukup kecil untuk memberikan kesempatan bagi anggota
cach untuk berpartisipasi, Besar kecilnya kelompok biasanya tergantung pada tujuan
dan jenis kelompok yang akan dibentuk. Sedangkan beberapa kelompok swadaya dan
kelompok psikoedukasi mungkin memiliki jumlah individu (kadang-kadang lebih dari
25), ukuran ideal untuk konseling dan terapi kelompok berkisar dari sekitar 4 sampai
12 anggota.
e. Durasi waktu dan frerkuensi pertemuan

Durasi berkaitan dengan tiga masalah: apakah kelompok terbuka atau tertutup,
lamanya setiap sesi, dan jumlah sesi. Grup terbuka sedang berlangsung, tanpa tanggal
penghentian, dan mereka mengizinkan anggota baru untuk bergabung
kapan saja. Alcoholics Anonymous menggunakan tormat grup terbuka, mendorong
anggota baru untuk mulai hadir kapan saja. Grup tertutup memiliki tanggal mulai
tertentu, dan mereka tidak mengizinkan anggota baru
bergabung setelah sesi pertama. Kelompok tertutup sering digunakan ketika para
anggota ingin mempelajari prinsip-prinsip tertentu dan tidak ingin harus terus
meninjau apa yang telah dibahas pada sesi sebelumnya. Kelompok pendidikan orang
tua dirancang untuk membantu anggota belajar tentang pengasuhan anak mungki
merupakan contoh kelompok tertutup. Sekitar setengah dari kelompok rawat jalan
rumah sakit terbuka sementara setengahnya tertutup, sedangkan kelompok rawat inap
cenderung terbuka untuk menampung pasien baru saat mereka dirawat di rumah sakit.
1Kelompok pemimpin dan anggota harus menentukan lama sesi sebelumnya dan
mematuhinya sebanyak mungkin sehingga anggota kelompok dapat
merencanakannya. Jumlah sesi yang terkait dengan kerja kelompok bervariasi sesuai
dengan jenis kelompok, kebutuhan anggota kelompok, dan orientasi teoretis
pemimpin kelompok. Kelompok pendidikan mungkin memerlukan 6 hingga 10 sesi

11
atau diperpanjang selama satu tahun ajaran. Untuk kelompok konseling dan
psikoterapi, jumlah sesi bervariasi sesuai dengan pengaturan. Kelompok pasien
psikiatri rawat inap biasanya bertemu setidaknya sekali setiap hari selama pasien
berada di rumah sakit. Idealnya,konseling kelompok dan psikoterapi dalam
pengaturan kesehatan mental rawat jalan, seperti praktik pribadi, terjadi sekali

f. Gaya kepemimpinan kelompok

Gaya kepemimpinan akan bervariasi berdasarkan kepribadian pemimpin dan orientasi


teoritis. Sebelum memulai sebuah kelompok, seorang pemimpin yang baik harus
mempertimbangkan dampak gaya kepemimpinannya terhadapnya (Corey, 2012;
Gladding, 2012). Misalnya, seorang pemimpin yang lebih nyaman dengan pendekatan
yang berpusat pada orang yang mencakup ekspresi perasaan mungkin ingin
mempertimbangkan apakah dia akan menjadi orang terbaik untuk menjalankan
penurunan berat badan atau menjembatani kelompok fobia, yang keduanya umumnya
lebih baik dengan fokus kognitif-perilaku.Selain itu, pemimpin yang baik
mempertimbangkan komposisi kelompoknya dan telah menyesuaikan
gaya dengan kebutuhan anggota kelompok. Akhirnya, penelitian menunjukkan bahwa
kelompok yang efektif pemimpin "akan ingin menjadi positif, mendukung,
menyediakan struktur yang memadai, memperhatikan"mengembangkan kohesi
kelompok, memungkinkan anggota kelompok untuk mengambil kepemilikan atas
kelompok mereka, dan memberikan konteks yang bermakna untuk apa yang terjadi
dalam kelompok”.

12
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Konseling kelompok adalah seni dalam arti bahwa fasilitator kelompok harus fleksibel dan
kreatif dalam beradaptasi dengan gerakan yang sedang berlangsung dalam proses kelompok.
Kelompok adalah suatu perkumpulan yang diikuti oleh lebih dari dua(2) orang memiliki
tujuan .

Ilmu konseling kelompok juga dapat melibatkan penelitian dan evaluasi untuk menentukan
kemanjuran teori dan praktik kelompok. Pengantar layanan kelompok terdiri dari kelompok
psikoedukasi, konseling kelompok, terapi kelompok, tugas/kelompok kerja.

Adapun perbedaan yang terdapat antara Perbedaan kelompok psikoedukasi, kenseling


kelompok, dan terapi kelompok yang telah di jelaskan sebagaimana mestinya di dalam
makalah ini.

Disamping itu masalah praktis yang harus dipertimbangkan oleh pemimpin kelompok yang
efektif untuk membangun iklim yang kondusif bagi kelompok. Beberapa di antaranya adalah
cara merekrut anggota, komposisi kelompok, bentuk kelompok, ukuran kelompok, durasi dan
frekuensi pertemuan, dan gaya kepemimpinan pemimpin kelompok.

13
3.2. SARAN

Dengan selesainnya makalah ini penulis harap agar mamppu membaca mengambil sedikit
hikmah dari kandungan yang terdapat didalamnya setiap karya pasti indah, namun setiap ke
indahan itu belum tentu yang terbaik. Maka penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan
dam kekurangan dalam penulian ataupun kandungan pokok pembahasan. Kerotik dan saran
penulis dan terima, guna karya yang lebih baik kedepannya sekian dan terima kasih.

14
DAFTAR

PUSTAKA

Nystul.2016.Introduction to Counseling An Art and Science Perspective.

Mcleod, 2013. An introduction to counselling

David Capuzzi, Douglas R. Gross, 2017. Introduction to the Counseling Profession

Edward S. Neukrug, 2016 The World of the Counselor An Introduction to the Counseling
Profession

https://journal.unindra.ac.id/index.php/teraputik/article/view/132/pdf

15

Anda mungkin juga menyukai