Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Jika kita bicara mengenai bimbingan karir melalui pendekatan pemilihan karir
dengan teori belajar sosial yang dikemukakan oleh Krumboltz, Mitchell dan Gelatt.
Maka kita harus melihat terlebih dahulu konsep dasar dan latar belakang dari teori
belajar sosial itu sendiri, yang dikemukakan oleh Albert Bandura yang telah
memperoleh penghargaan APA (American Psychological Award) pada tahun 2004,
atas kontribusinya dalam disiplin ilmu psikologi.

Bandura memandang bahwa kepribadian harus memperhitungkan konteks sosial


dimana tingkah laku itu diperoleh dan dipelihara. Teori belajar sosial dari Bandura ini
didasarkan pada konsep saling menentukan (reciprocal determinism), tanpa
penguatan (beyond reinforcement), dan pengaturan diri sendiri/berfikir (self
regulation/cognition).

1. Determinis resiprokal ini menjelaskan bahwa tingkah laku manusia dalam bentuk
interaksi timbal-balik yang terus menerus antara determinan kognitif, behavioral dan
lingkungan.

2. Tanpa reinforcement ini Bandura memandang teori Skinner dan Hull terlalu
bergantung pada reinforcemen, sehingga jika setiap unit respon sosial yang komplek
harus diberi reinforce satu persatu, bisa jadi individu tidak belajar apapun. Maka
Bandura memandang individu belajar lewat observasi dan tingkah laku ditentukan
oleh antisipasi konsekuensi.

3. Kognisi dan regulasi diri, konsep ini mengtakan bahwa individu memiliki
kemampuan untuk mengtur diri sendiri, mempengaruhi tingkah laku dengan cara
mengobservasi lingkungan dan berfikir secara komprehensif.

1
Maka dengan adanya konsep saling menentukan yaitu resiprocal determinism,
individu bertingkah laku akan bergantung pada resiprokal antara lingkungan dengan
kondisi personal (kognitif, afektif, biological events), yang berujung kepada faktor
kognitif pada keyakinan dan pengharapan bahwa dia mampu atau tidak mampu dalam
suatu aktifitas atau pekerjaan. Bandura menyebut keyakinan dan pengharapan ini
dengan efikasi diri (self effication) dan ekspektasi hasil (outcome expectations).

Menurut Bandura sumber dari efikasi diri ini yaitu:

1. Mastery Experience (pengalaman yang telah dikuasai/pengalaman performansi),


hal ini berkaitan akan keberhasilan dan pengalaman individu dalam suatu kegiatan
dan aktifitas, yang menunjang aktifitasnya kedepan.

2. Vicarious Experience (pengalaman yang disubtitusikan), hal ini berkaitan akan


pengalaman individu dalam mengamati aksi atau tindakan orang lain sebagai
modelnya. Semakin tinggi pengaruh sumber ini jika individu tersebut menganggap
orang lain tersebut memiliki kesamaan dengannya.

3. Social Persuasions (persuasi sosial), hal ini berkaitan dengan pesan sosial yang
diperoleh individu dari orang yang berada di lingkungannya.

4. Psychological States (kondisi psikologis), hal ini berkaitan tentang keadaan emosi
individu seperti stress, anxiety (ketakutan) serta kondisi mood.

Maka menurut Bandura (dalam Al Wisol hal. 363), sumber pengontrol tingkah laku
adalah resiprokal antara lingkungan, tingkah laku dan kognitif yang berhubungan
dengan pribadi yang terbentuk dari sumber efikasi diri di atas. Yang tentunya akan
mengarahkan individu kepada kecendrungan aktifitas mana yang akan di lakukannya
dalam kehidupan sosialnya.

2
Berdasarkan perspektif teori di atas tersebut Krumboltz, Mitchell dan Gelatt
mengembangkan teori tersebut dalam konseling karir serta menjadi pendekatan dalam
membuat pemilihan dan penentuan karir.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana teori pengambilan keputusan karir behavioral Krumboltz?
2. Bagaimana Aplikasi teori karir behavioral?
3. Bagaiamana mengancang tugas dan pengambilan keputusan karir?
4. Bagaimana status dan kegunaan teori Krumblozt?
5. Apa kelebihan dan kelemahan teori Krumblozt?

C. Tujuan Penilisan
1. Untuk mengetahui bagaimana teori pengambilan keputusan karir behavioral
Krumblozt.
2. Untuk mengetahui bagaiman aplkasi teori karir Behavioral Krumblozt.
3. Untuk mengetahui bagaimana mengancang tugas dan pengambilan keputusan
karir,
4. Untuk mengetahui bagaimana status dan kegunaan teori Krumblozt.
5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan teori Krumblozt.

3
BAB II
PEMBAHASAM

A. TEORI PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIR BEHAVIORAL


KRUMBOLTZ

Teori Krumboltz yang disebutkan secara umum, mengenali empat kategori faktor
yang mempengaruhi pengambilan keputusan karier sesorang yaitu, factor-faktor
genetik, lingkungan, belajar, dan ketrampilan menghadapi tugas atau masalah.

1. Faktor Genetik

Faktor ini dibawa sejak lahir berupa wujud dan keadaan fisik dan
kemampuan. Keadaan ini bisa membatasi preferensi dan ketrampilan
seseorang untuk menyusun rencana pendidikan dan akhiranya untuk bekerja.
Teori ini mengatakan bahwa orang-orang tertentu terlahir memiliki
kemampuan, besar atau kecil, untuk memperoleh manfaat dari pengalaman
pergaulannya dengan lingkungan, sesuai dengan keadaan dirinya.
Kemampuan- kemampuan khusus seperti kecerdasan, bakat, music,
demikianpun gerak otot, merupakan hasil interaksi pradisposisi bawaan
dengan lingkungan yang dihadapi seseorang.

2. Kondisi Lingkungan

Faktor lingkungan yang berpengaruh pada pengambilan kerja, berupa


kesempatan kerja, kesempatan pendidikan dan pelatihan, kebijaksanaan dan
prosedur seleksi, imbalan, undang-undang, dan peraturan perburuhan,
peristiwa alam, sumber alam, kemajuan teknologi, perubahan dalam
organisasi sosial, sumber keluarga, sistem pendidikan, lingkungan tetangga
dan masyarakat sekitar, pengalaman belajar. Faktor-faktor ini umumnya ada

4
di luar kendali individu, tetapi pengaruhnya bisa direncanakan atau tidak bisa
direncanakan.

3. Faktor Belajar

Kegiatan yang paling banyak dilakukan manusia adalah belajar. Pengalaman


belajar ini mempengaruhi tingkah laku dan keputusan orang, antara lain
tingkah laku pilihan pekerjaan. Ada dua jenis belajar, yaitu belajar
instrumental dan asosiatif. Belajar instrumental ialah belajar yang terjadi
melalui pengalaman orang waktu berada di dalam suatu lingkungan dan ia
mengerjakan langsung lingkungan itu, dan ia mendapatkan sesuatu sebagai
hasil dari tindak perbuatannya itu, yaitu hasil yang dapat diamatinya. Tiga
komponen penglaman belajar ini adalah antiseden ialah segala sesuatu
mengenai diri, lingkungan, kejadian yang hadir sebelum, atau mendahului,
dan ada sangkut pautnya dengan perbuatan (respons). Respons perbuatan ialah
apa yang dilakukan orang, baik yang tampak maupun yang tidak.
Konsekuensi ialah segala apa yang terjadi setelah perbuatan dilakukan atau
tindakan diambil, yang kelihatan langsung sebagai hasil atau akibat yang tidak
kelihatan.

4. Keterampilan Menghadapi Tugas (Task-Approach Skills)

Ketrampilan ini dicapai sebagai buah interaksi atau pengalaman belajar, ciri
genetik, kemampuan khusus (bakat), dan lingkungan. Termasuk di dalam
keterampilan ini adalah standar kinerja, nilai kinerja, kebiasaan kerja, proses
persepsi dan kognitif (perhatian, daya ingat), set mental dan respon emosional.
Dalam pengalamannya, individu menerapkan keterampilan ini untuk
menghadapi dan menangani tugas-tugas baru.

B. APLIKASI TEORI KARIR BEHAVIORAL KRAMBOLTZ

5
Krumboltz dan Baker (1973) mengidentifikasi beberapa langkah yang terlibat dalam
konseling karir yaitu

1. Menjelaskan masalah dan tujuan

2. Mengidentifikasi bermacam solusi

3. Mengumpulkan informasi tentang masalah yang telah dikenali

4. Menguji kemungkinan hasil dari pilihan yang beragam

5. Mengevaluasi ulang tujuan, menentukan

6. Menyamaratakan semua proses kepada masalah yang baru

Masalah karir klien sering berhubungan kepada ketidakmampuan individu untuk


membuat pemilihan yang berhubungan dengan apa yang dibutuhkan dalam karirnya
(Krumboltz and Thoresen, 1969). memberikan beberapa point mengenai masalah
klien yang berhubungan dalam konseling karir yang termasuk dalamnya beberapa
kombinasi yaitu:

1. Ketidakjelasan tujuan

2. Adanya penghalang dalam aktifitas

3. Adanya ketakutan akan kemungkinan kegagalan

4. Konflik dalam pilihan

Keempat point ini adalah diantaranya item dalam Skala Pilihan Karir
(Osipow, Carney, Win;er, Yanico and Koschier, 1976; Osipow, 1980), sebagai
instrument yang didesain untuk mengukur kebimbangan karir terdahulu dengan
differential-diagnosis-treatment.

6
Krumboltz et al. juga memberikan beberapa observasi untuk konseling karier sebagai
berikut:

a. Pembuatan keputusan karier merupakan keterampilan yang dipelajari.

b. Individu yang mengaku telah melakukan pilihan karier memerlukan


bantuan juga (pilihan kariernya mungkin telah dilakukan berdasarkan
informasi yang tidak akurat dan alternative yang keliru).

c. Keberhasilan diukur berdasarkan keterampilan yang telah ditunjukkan


mahasiswa dalam membuat keputusan (diperlukan evaluasi terhadap
keterampilan membuat keputusan).

d. Klien berasal dari berbagai macam kelompok.

e. Klien tidak usah merasa bersalah jika mereka tidak yakin tentang karier apa
yang harus dimasukinya.

f. Tidak ada satu okupasi yang dapat dipandang tepat untuk semua orang

C. KETERAMPILAN MENGANCANG TUGAS DAN PENGAMBILAN


KEPUTUSAN KARIR

Menurut Krumboltz dan Baker (Mitchell dan Krumboltz, 1984), hal yang penting
dalam pengambilan keputusan karir adalah kemampuan untuk:

1. Mengenal situasi keputusan penting.

2. Menentukan apa keputusan atau tugas yang dapat dikelola dan yang realistis.

3. Memeriksa dan menilai secara cermat dan tepat generalisasi observasi-diri dan
generalisasi pandangan atas dunia.

7
4. Menyusun alternate-alternatif yang luas dan beragam.

5. Mengumpulan informasi yang diperlukan tentang alternatif-alternatif itu.

6. Menentukan sumber observasi mana yang paling andal, cermat, dan relevan.

7. Merencanakan dan melaksanakan urutan langkah-langkah pengambilan keputusan


tersebut.

Menurut teori belajar, dalam pengambilan keputusan karir, orang berada di


lingkungan tertentu, dengan membawa ciri-ciri bawaan dari keturunannya dan
menghadapi berbagai pengalaman belajar. Orang memang tidak bisa mengatur sifat
bawaannya, tetapi bisa mempengaruhi lingkungan dan pengalaman belajarnya. Ini
kemudian menimbulkan pengalaman-pengalaman baru dan pengambilan keputusan
berikutnya.

Teori belajar tentang keputusan karir berguna untuk mengenali kondisi-kondisi


lingkungan dan peristiwa yang memberikan pengalaman belajar kepada seseorang
untuk menyusun rencana karir. Teori ini tidak menentukan urutan langkah-langkah
tertentu yang harus ditempuh, karena ada banyak jalan yang bisa membawa orang ke
keberhasilan menyusun rencana. Hal yang penting adalah bahwa jalan itu
memberikan kepuasan. Teori Krumboltz termasuk dalam pendekatan belajar sosial
untuk perkembangan karir.

Krumboltz et al. menekankan bahwa pengalaman belajar yang unik dari masing-
masing individu selama hidupnya menyebabkan berkembangnya pengaruh-pengaruh
primer yang mengarahkan pilihan karirnya. Pengaruh tersebut mencakup:

1. Penggeneralisasian self berdasarkan pengalaman dan kinerja yang terkait dengan


standar yang dipelajari.

2. Keterampilan yang dipergunakan dalam menghadapi lingkungan, dan

8
3. Perilaku memasuki karir seperti melamar pekerjaan atau memilih lembaga
pendidikan atau pelatihan

Pembentukan keyakinan dan generalisasi individu merupakan hal yang sangat penting
dalam model social-learning. Peranan konselor adalah menelusuri asumsi-asumsi dan
keyakinan individu dan mengeksplorasi alternative keyakinan dan tindakan yang
perlu dilakukan. Membantu individu memahami sepenuhnya validitas keyakinan
individu merupakan komponen utama model social-learning. Secara spesifik,
konselor sebaiknya berusaha mengatasi masalah-masalah berikut:

1. Individu mungkin tidak dapat mengakui bahwa masalah yang dihadapinya dapat
diatasi (mereka berasumsi bahwa sebagian besar masalah merupakan bagian dari
kehidupan yang normal dan tidak dapat diatasi).

2. Individu mungkin tidak dapat melakukan upaya yang dibutuhkan untuk membuat
keputusan atau memecahkan masalah (mereka tidak banyak berusaha mengeksplorasi
alternatif).

3. Individu mungkin tidak menyadari adanya alternative yang memuaskan (mereka


melakukan overgeneralisasi asumsi yang salah).

4. Individu mungkin memilih alternative yang buruk atau alas an yang tidak tepat
(individu tidak mampu mengevaluasi karir secara realistic karena keyakinan yang
salah dan ekspektasi yang tidak relistik).

5. Individu mungkin mengalami kekecewaan dan kecemasan akibat persepsi bahwa


mereka tidak dapat mencapai tujuan yang diinginkannya (tujuannya mungkin tidak
realistik atau konflik dengan tujuan lain).

D. STATUS DAN KEGUNAAN TEORI KRUMBOLTZ

Teori Krumboltz (Krumboltz, 1996; Mitchell & Krumboltz, 1996) hanya menarik
perhatian sebagian kecil peneliti dan praktisi meskipun banyak yang
9
merekomendasikannya. Teori ini cukup atraktif sebagai dasar konseling karir.
Krumboltz menolak gagasan tradisional bahwa tujuan konseling karir adalah untuk
memilih pekerjaan berdasarkan karakter personal pembuat keputusan. Tetapi,
Krumboltz menyarankan bahwa tujuannya adalah untuk memfasilitasi perolehan
pengetahuan tentang diri dan skill yang dibutuhkan untuk menangani dunia yang
selalu berubah yang dipenuhi dengan ketidakpastian. Dia mengembangkan Career
Beliefs Inventory (Krumboltz, 1991) dan buku catatan yang menyertainya (Levin,
Krumboltz, & Krumboltz, 1995) untuk membantu pembaca mengidentifikasi
keyakinan mereka dan memadukannya dengan minat mereka. Menurut Krumboltz,
Individu yang tidak belajar untuk mengambil keuntungan dalam kesempatan
pembelajaran yang diberikan kepada mereka dalam pelatihan dasar berkelanjutan
cenderung untuk membuat keputusan tidak bagus. Yang paling penting, konseling
karir harus menyiapkan klien untuk mengenali dan mengambil keuntungan dari
kesempatan pembelajaran yang diberikan pada mereka. Konseling karir harus
dilakukan dengan empat pertimbangan.

1. Para klien harus siap untuk mengembangkan pengetahuan dan keahlian


mereka dibandingkan keadaan mereka ketika pertama kali mereka masuk
proses konseling. Konselor karir harus membantu klien untuk memetakan
status mereka dan memberikan garis besar rencana untuk perubahan dan
pengembangan. Dengan adanya rencana untuk berubah. Para klien
mengembangkan struktur kesempatan mereka.

2. Para klien harus siap dengan sebuah kondisi umum pekerjaan yang sedang
berubah.

3. Meskipun diagnosa permasalahan pengembangan karir saat ini adalah


sebuah langkah dalam proses konseling karir, hal ini tidak cukup. Para klien
harus didorong untuk menghadapi tekanan dunia yang selalu berubah.

10
4. Para konselor karir harus lebih fokus dan membantu klien menangani
serangkaian masalah pekerjaan yang meeka hadapi. Klien harus memahami
nilai dan hal yang memuaskan mereka. Mereka harus meraih kontrol hidup
mereka, untuk mampu menangani permasalahan di tempat kerja, termasuk
bagaimana maju di tempat kerja dan rencana untuk berhenti.

E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI KARIR BEHAVIORAL


KRUMBOLTZ

A. Kelebihan :

1. Pendekatan ini menekankan bahwa proses konseling dipandang sebagai


proses belajar yang akan menghasilkan perubahan perilaku konseli secara
nyata.

2. Pendekatan ini menunjukkan fleksibilitas yang besar, karena tujuan


konseling dan prosedur yang diikuti untuk sampai pada tujuan tersebut
disesuaikan dengan kebutuhan konseli.

3. Pendekatan ini akan membantu individu untuk bisa membekali dirinya


untuk mencegah timbulny persoalan kejiwaan.

B. Kelemahan:

Pendekatan ini tidak bermanfaat untuk kasus-kasus berkaitan dengan kehilangan


makna dalam hidup. Dengan kata lain, konseling ini hanya menangani kasus berupa
cara bertingkah laku yang salah/tidak sesuai.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Krumboltz mengidentifikasi empat faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan karir:
Pengaruh gen dan kemampuan khusus. Kondisi-kondisi dan peristiwa lingkungan.
Pengalaman belajar. Keterampilan menghadapi tugas (task-approach skills). Menurut
teori belajar, dalam pengambilan keputusan karir, orang berada di lingkungan
tertentu, dengan membawa ciri-ciri bawaan dari keturunannya dan menghadapi
berbagai pengalaman belajar.
B. Saran
Mengingat pentingnya bimbingan dan konseling karir sebagai pemberi arah sekaligus
penerang jalan hidup, maka dalam pelaksanaannya, khususnya khususnya di
persekolahan, hendaknya lebih diintensifkan dan diefektifkan, sehingga mampu
membantu siswa dalam: (a) pemahaman secara tepat tentang dirinya, (b) pengenalan
terhadap keragaman dunia kerja dan persyaratannya, (c) mempersiapkan diri secara
matang dalam memasuki dunia kerja, (d) penempatan bidang-bidang pekerjaan
tertentu yang sesuai, (e) memecahkan berbagai persoalan khusus berkaitan dengan
pekerjaan dan pola-pola kehidupan yang lain, dan (f) penghargaan yang obyektif dan
sehat terhadap pekerjaan, jabatan, serta karir.

12
DAFTAR PUSTAKA

Munandir. 1996. Program Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta: Jalan Pintu Satu.
Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Koseling (Studi dan Karir). Yogyakarta: Andi
Offset.

13
14

Anda mungkin juga menyukai