Anda di halaman 1dari 11

Pengambilan keputusan dalam manajemen pendidikan

Dalam sepanjang hidupnya manusia selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan atau alternatif
dan pengambilan keputusan. Hal ini sejalan dengan teori real life choice, yang menyatakan
dalam kehidupan sehari-hari manusia melakukan atau membuat pilihan-pilihan di antara
sejumlah alternatif. Pilihan-pilihan tersebut biasanya berkaitan dengan alternatif dalam
penyelesaian masalah yakni upaya untuk menutup terjadinya kesenjangan antara keadaan saat
ini dan keadaan yang diinginkan.
Matlin (1998) menyatakan bahwa situasi pengambilan keputusan yang dihadapi seseorang
akan mempengaruhi keberhasilan suatu pengambilan keputusan. Setelah seseorang berada
dalam situasi pengambilan keputusan maka selanjutnya dia akan melakukan tindakan untuk
mempertimbangkan, menganalisa, melakukan prediksi, dan menjatuhkan pilihan terhadap
alternatif yang ada.

Dalam tahap ini reaksi individu yang satu dengan yang lain berbeda-beda sesuai dengan
kondisi masing-masing individu. Ada individu yang dapat segera menentukan sikap terhadap
pertimbangan yang telah dilakukan, namun ada juga individu lain yang tampaknya
mengalami kesulitan untuk menentukan sikapnya.

Dalam praktiknya terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses pengambilan


keputusan. Arroba (1998) menyebutkan 5 faktor faktor yang mempengaruhi proses
pengambilan keputusan, yaitu: (1) informasi yang diketahui perihal permasalahan yang
dihadapi; (2) tingkat pendidikan; (3) personality; (4) coping, dalam hal ini dapat berupa
pengalaman hidup yang terkait dengan permasalahan (proses adaptasi); dan (5) culture. Hal
senada dikemukakan Siagian (1991) bahwa terdapat aspek-aspek tertentu bersifat internal
dan eksternal yang dapat mempengaruhi proses pengambilan keputusan.

Adapun aspek internal tersebut antara lain :


 Pengetahuan. Pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang secara langsung maupun tidak
langsung akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Biasanya semakin luas
pengetahuan seseorang semakin mempermudah pengambilan keputusan.
 Aspek kepribadian. Aspek kepribadian ini tidak nampak oleh mata tetapi besar
peranannya bagi pengambilan keputusan.
Sementara aspek eksternal dalam pengambilan keputusan, antara lain :
 Kultur. Kultur yang dianut oleh individu bagaikan kerangka bagi perbuatan individu. Hal
ini berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan.
 Orang lain. Orang lain dalam hal ini menunjuk pada bagaimana individu melihat contoh
atau cara orang lain (terutama orang dekat ) dalam melakukan pengambilan keputusan.
Sedikit banyak perilaku orang lain dalam mengambil keputusan pada gilirannya juga
berpengaruh pada perilkau individu dalam mengambil keputusan.

Dengan demikian, seseorang yang telah mengambil keputusan, pada dasarnya dia telah
melakukan pemilihan terhadap alternatif-alternatif yang ditawarkan kepadanya. Kendati
demikian, hal yang tidak dapat dipungkiri adalah kemungkinan atau pilihan yang tersedia
bagi tindakan itu akan dibatasi oleh kondisi dan kemampuan individu yang bersangkuran,
lingkungan sosial, ekonomi, budaya, lingkungan fisik dan aspek psikologis

Seorang pemimpin pendidikan harus mampu menjadi pemecah masalah bagi dirinya dan
orang lain. Ini merupakan konsekuensi logis sebagai seorang pemimpin, karena mau tidak
mau, suka tidak suka, ia harus berani mengambil keputusan. Karena posisinya sebagai
problem solver, ia harus benar-benar memiliki daya analisis yang tinggi, sehingga keputusan
yang diambilnya sudah dipertimbangkan secara matang, yang dapat dilakukan melalui studi
kasus, pengamatan, maupun wawancara terfokus.

Pemimpin pendidikan sebagai problem solver dituntut untuk memiliki kreativitas dalam
memecahkan masalah dan mengembangkan alternatif penyelesaiannya. Berpikir kreatif
untiuk memecahkan masalah dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut:
 Tahap orientasi masalah, yaitu merumuskan masalah dan mengindentifikasi
aspek aspek masalah tersebut. dalam prospeknya, si pemikir mengajukan beberapa
pertanyaan yang berkaitan dengan masalahyang dipikirkan.
 Tahap preparasi. Pikiran harus mendapat sebanyak mungkin informasi yang relevan
dengan masalah tersebut. Kemudian informasi itu diproses untuk menjawab pertanyaan
yang diajukan pada tahap orientasi.
 Tahap inkubasi. Ketika pemecahan masalah mengalami kebuntuan maka biarkan
pikiran beristirahat sebentar. Sementara itu pikiran bawah sadar kita akan bekerja secara
otomatis untuk mencari pemecahan masalah.
 Tahap iluminasi. Proses inkubasi berakhir, karena si pemikir mulai mendapatkan ilham
serta serangkaian pengertian (insight) yang dianggap dapat memecahkan masalah.
 Tahap verifikasi, yaitu melakukan pengujian atas pemecahan masalah tersebut, apabila
gagal maka tahapan sebelummnya harus di ulangi lagi.

Dalam hal mengambil keputusan, antar individu yang satu dengan individu yang lain
melakukan pendekatan dengan cara yang tidak sama. Setiap orang mempunyai cara unik
dalam mengambil keputusan. Jadi ada gaya yang berbeda-beda antar individu yang satu
dengan yang lain dalam melakukan pengambilan keputusan. Harren (1980) menyebutkan
gaya pengambilan keputusan adalah cara-cara unik yang dilakukan seseorang di dalam
membuat keputusan-keputusan penting dalam hidupnya.

Gaya pengambilan keputusan bersifat melekat pada kondisi seseorang. Gaya pengambilan
keputusan dipelajari dan dibiasakan oleh individu dalam kehidupannya, sehingga menjadi
bagian dan miliknya serta menjadi pola respon saat individu menghadapi situasi pengambilan
keputusan. Gaya pengambilan keputusan juga menjadi ciri atau bagian unik dari individu
(Phillips, dkk. 1984).

Harren, dkk. membedakan pengambilan keputusan ke dalam 2 (dua) gaya pengambilan yang
berseberangan yaitu gaya rasional dan intuitif. Penggolongan dua gaya ini di dasarkan atas:

 Tingkat individu menggunakan strategi pengambilan keputusan yang bersifat emosional.


 Cara individu mengolah dan menanggapi informasi serta melakukan evaluasi dalam
situasi pengambilan keputusan.

Sudrajat, Ahmad. Pengambilan Keputusan dalam Manajemen Pendidikan.


(https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/01/25/konsep-pengambilan-keputusan-dalam-
manajemen-pendidikan/). Diakses pada, rabu 22 Februari 2017
1 Pengertian Keputusan
Terdapat beberapa pengertian keputusan yang telah disampaikan oleh para ahli,
diantaranya adalah sebagai berikut :

(1).Menurut Ralp C. Davis


Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas. Suatu keputusan
merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan. Keputusan harus menjawab
pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam hubungannya dengan perencanaan.
Keputusan dapat pula berupa tindakan terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari
rencana semula.

(2).Menurut Mary Follet


Keputusan adalah suatu hukum atau sebagai hukum situasi.
Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat, baik
pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukumnya atau ketentuannya, maka tidak sama
dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal dijalankan, tetapi itu merupakan wewengan dari
hukum situasi.

(3).Menurut James A.F. Stoner


Keputusan adalah pemilihan diantara alternatif-alternatif. Definisi ini mengandung tiga
pengertian, yaitu :
a. Ada pilihan dasar logika atau pertimbangan
b. Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik
c. Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada tujuan tersebut.

(4).Menurut Prof.Dr.Prajudi Atmosudirjo,SH.


Keputusan adalah suatu pengakhiran dari proses pemikiran tentang suatu masalah atau
problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat guna mengatasi masalah
tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu alternatif.
Dari pengertian-pengertian keputusan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa:
Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi yang
dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif

Pengertian Pengambilan Keputusan


Terdapat beberapa pengertian pengambilan keputusan yang telah disampaikan oleh para ahli,
diantaranya adalah sebagai berikut :

(1).Menurut George R. Terry


Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu dari dua atau
lebih alternatif yang ada.
(2).Menurut S.P. Siagian
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap hakikat alternatif
yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut perhitungan merupakan tindakan yang
paling tepat.
(3).Menurut James A.F. Stoner
Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu tindakan sebagai
cara pemecahan masalah
Dari pengertian-pengertian pengambilan keputusan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan
bahwa :
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari
beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara
pemecahan masalah

George R. Terry menyebutkan 5 dasar (basis) dalam pengambilan keputusan,


yaitu: (1) intuisi; (2) pengalaman; (3) fakta; (4) wewenang; dan (5) rasional.

1. Intuisi
Pengambilan keputusan berdasarkan intuisi adalah pengambilan keputusan yang
berdasarkan perasaan yang sifatnya subyektif. Dalam pengambilan keputusan berdasarkan
intusi ini, meski waktu yang digunakan untuk mengambil keputusan relatif pendek, tetapi
keputusan yang dihasilkan seringkali relatif kurang baik karena seringkali mengabaikan
dasar-dasar pertimbangan lainnya.

2. Pengalaman.
Pengambilan keputusan berdasarkan pengalaman memiliki manfaat bagi
pengetahuan praktis, karena dengan pengalaman yang dimiliki seseorang, maka dapat
memperkirakan keadaan sesuatu, dapat memperhitungkan untung-ruginya dan baik-buruknya
keputusan yang akan dihasilkan.

3. Wewenang.
Pengambilan keputusan berdasarkan wewenang biasanya dilakukan oleh
pimpinan terhadap bawahannya, atau oleh orang yang lebih tinggi kedudukannya kepada
orang yang lebih rendah kedudukannya. Hasil keputusannya dapat bertahan dalam jangka
waktu yang cukup lama dan memiliki otentisitas (otentik), tetapi dapat menimbulkan sifat
rutinitas, mengasosiasikan dengan praktek diktatorial dan sering melewati permasalahan yang
seharusnya dipecahkan sehingga dapat menimbulkan kekaburan.

4. Fakta.
Pengambilan keputusan berdasarkan data dan fakta empiris dapat memberikan
keputusan yang sehat, solid dan baik. Dengan fakta, tingkat kepercayaan terhadap pengambil
keputusan dapat lebih tinggi, sehingga orang dapat menerima keputusan yang dibuat itu
dengan rela dan lapang dada.

5. Rasional
Pada pengambilan keputusan yang berdasarkan rasio, keputusan yang dihasilkan
bersifat objektif, logis, lebih transparan dan konsisten untuk memaksimumkan hasil atau nilai
dalam batas kendala tertentu, sehingga dapat dikatakan mendekati kebenaran atau sesuai
dengan apa yang diinginkan. Pengambilan keputusan secara rasional ini berlaku sepenuhnya
dalam keadaan yang ideal. Pada pengambilan keputusan secara rasional terdapat beberapa hal
sebagai berikut:
 · Kejelasan masalah: tidak ada keraguan dan kekaburan masalah.
 · Orientasi tujuan: kesatuan pengertian tujuan yang ingin dicapai.
 · Pengetahuan alternatif: seluruh alternatif diketahui jenisnya dan konsekuensinya.
 · Preferensi yang jelas: alternatif bisa diurutkan sesuai kriteria.
 · Hasil maksimal: pemilihan alternatif terbaik berdasarkan atas hasil ekonomis yang
maksimal.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan

Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil


keputusan sebagai berikut:
1. hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu
diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
2. setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi;
3. setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan
orang lain;
4. jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
5. pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian
harus diubah menjadi tindakan fisik;
6. pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama;
7. diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;
8. setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang
diambil itu betul; dan
9. setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.

Kemudian terdapat enam faktor lain yang juga ikut mempengaruhi pengambilan keputusan.
1. Fisik
Didasarkan pada rasa yang dialami pada tubuh, seperti rasa tidak nyaman, atau kenikmatan.
Ada kecenderungan menghindari tingkah laku yang menimbulkan rasa tidak senang,
sebaliknya memilih tingkah laku yang memberikan kesenangan.
2. Emosional
Didasarkan pada perasaan atau sikap. Orang akan bereaksi pada suatu situasi secara
subjective.
3. Rasional
Didasarkan pada pengetahuan orang-orang mendapatkan informasi, memahami situasi dan
berbagai konsekuensinya.
4. Praktikal
Didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan melaksanakan. Seseorang akan
menilai potensi diri dan kepercayaan dirinya melalui kemampuanya dalam bertindak.
5. Interpersonal
Didasarkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada. Hubungan antar satu orang keorang
lainnya dapat mempengaruhi tindakan individual.
6. Struktural
Didasarkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik. Lingkungan mungkin memberikan hasil
yang mendukung atau mengkritik suatu tingkah laku tertentu.

Jenis -Jenis pengambilan keputusan

1. Pengambilan keputusan terprogram :


Jenis pengambilan keputusan ini.mengandung suatu respons otomatik terhadap
kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Masalah yang bersifat
pengulangan dan rutin dapat diselesaikan dengan pengambilan keputusan jenis ini. Tantangan
yang besar bagi seorang analis adalah mengetahui jenis-jenis keputusan ini dan memberikan
atau menyediakan metode-metode untuk melaksanakan pengambilan keputusan yang
terprogram di mana saja. Agar pengambilan keputusan harus didefinisikan dan dinyatakan
secara jelas. Bila hal ini dapat dilaksanakan, pekerjaan selanjutnya hanyalah mengembangkan
suatu algoritma untuk membuat keputusan rutin dan otomatik.
2. Pengambilan keputusan tidak terprogram:
Menunjukkan proses yang berhubungan dengan masalah – masalah yang tidak jelas.
Dengan kata lain, pengambilan keputusan jenis ini meliputi proses- proses pengambilan
keputusan untuk menjawab masalah-masalah yang kurang dapat didefinisikan. Masalah-
masalah ini umumnya bersifat kompleks, hanya sedikit parameter – parameter yang diketahui
dan kebanyakan parameter yang diketahui bersifat probabilistik. Untuk menjawab masalah
ini diperlukan seluruh bakat dan keahlian dari pengambilan keputusan, ditambah dengan
bantuan sistem informasi. Hal ini dimaksud untuk mendapatkan keputusan tidak terprogram
dengan baik. Perluasan fasilitas fasilitas pabrik, pengembangan produk baru, pengolahan dan
pengiklanan kebijaksanaan- kebijaksanaan, manajemen kepegawaian, dan perpaduan
semuanya adalah contoh masalah-masalah yang memerlukan keputusan-keputusan yang tidak
terprogram. Sangat banyak waktu yang dikorbankan oleh pegawai-pegawai tinggi
pemerintahan, pemimpin-pemimpin perusahaan, administrator sekolah dan manajer
organisasi lainnya dalam menjawab masalah dan mengatasi konflik. Ukuran keberhasilan
mereka dapat dihubungkan secara langsung.

8 Langkah dalam pengambilan keputusan


1. Mengenali suatu masalah
2. Mengidentifikasikan kriteria keputusan
3. Mengalokasikan berat kriteria
4. Menyusun Alternatif
5. Menganalisis alternatif
6. Memilih sebuah alternatif
7. Mengimplementasikan alternatif terpilih
8. Mengevaluasi keefektifan kepuasan
Gaya Pengambilan Keputusan
1. Gaya mengarahkan
2. Gaya Analitis
3. Gaya Konseptual
4. Gaya Prilaku
Judin, Sirat. Dasar, Faktor dan Jenis Pengambilan Keputusan.
(http://pmpjuned33.blogspot.co.id/2013/09/dasar-faktor-dan-jenis-pengambilan.html).
Diakses pada rabu, 22 Februari 2017

Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan

1. Fungsi Pengambil Keputusan

Fungsi dari pengambilan keputusan ini adalah:

a. Pangkal permulaan dari semua aktivitas menusia yang sadar dan terarah, baik secara
individual maupun secara kelompok, baik secara institusional maupun secara organisasional.

b. Sesuatu yang bersifat futuristik, yaitu bersangkutpaut dengan hari depan, masa yang akan
datang dimana efeknya atau pengarahnya berlangsung cukup lama.

2. Tujuan Pengambilan Keputusan

Tujuan dari pengambilan keputusan ini adalah:

a. Tujuan yang bersifat tunggal, terjadi apabila keputusan yang dihasilkan hanya menyangkut
satu masalh. Artinya, sekali diputuskan tidak aka nada kaitannya dengan masalah lain.

b. Tujuan yang bersifat ganda, terjadi apabila keputusan yang diambil sekaligus memecahkan
dua masalh atau lebih yang bersifat kontradiktif atau yang tidak kontradiktif.

Model-Model Pengambilan Keputusan

Model-model pengambilan keputusan yang dapat diadopsi oleh lembaga pendidikan, yaitu:

1. Rational Model

Model ini dipergunakan jika tingkat ambiguitas atau konfliksitas sasaran maupun tingkat
ketidakpastian teknis rendah. Pilihan dipermudah oleh kinerja program dan standar
operasional yang disusun menurut aturan keputusan serta rutinitas yang telah dipelajari
sebuah organisasi atau lembaga pendidikan.

2. Political Model

Ketika tujuan diperebutkan oleh berbagai kelompok kepentingan dan kepastian teknis tinggi
dalam kelompok, keputusan dari tindakan merupakan hasil tawar-menawar antara pemain
yang mengejar kepentingan mereka dan manipulasi instrument pengaruh yang tersedia.

3. Anarchy Model

Model ini dipergunakan jika tingkat ambiguitas atau konfliksitas sasaran maupun tingkat
ketidakpastian teknis tinggi. Keputusan terjadi melalui peluang dan waktu ketika ada
masalah, partisipan, dan pilihan tepat serta solusi dilekatkan terhadap persoalan dan persoalan
dipilih oleh partisipan yang memiliki waktu dan energy untuk melakukan hal tersebut.
4. Process Model

Model ini dipergunakan jika tingkat ambiguitas atau konfliksitas sasaran rendah sedangkan
ketidakpastian teknisnya tinggi. Ketika tujuan atau sasaran bersifat strategis dan jelas tetapi
metode teknis untuk mencapainya tidak pasti, pengambilan keputusan menjadi proses
dinamis yang ditandai dengan banyak interupsi dan iterasi.

Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan

Menurut Herbert A. Simon[9], pengambilan keputusan meliputi hal-hal berikut :

1. Inteligensi (Intelligence)

Inteligensi ini menyelidiki lingkungan bagi kondisi dalan mengambil keputusan, data mentah
diperoleh, diproses, dan diperiksa untuk pertunjukan yang dapat mengidentifikasi masalah-
masalah.

2. Rancangan (Design)

Dalam rancangan atau design ini meliputi menemukan, mengembangkan, dan menganalisis
kegiatan yang mungkin dilakukan. Hal ini mencakup proses memahami masalah,
membangkitkan cara pemecahan, dan menguji pemecahan untuk mengetahui kemungkinan
dilaksanakan.

3. Implementasi (Implementation)

Implementasi adalah pelaksanaan tindakan setelah memperoleh pilihan atas berbagai


alternatif kegiatan yang telah ditentukan.

Sedangkan menurut Wenrich (1974), langkah dalam pengambilan keputusan ini ada lima[10],
yaitu:

1. Identifikasi dan Analisis Masalah

Salah satu cara yang paling efektif dalam identifikasi dan analisis masalh adalah
menembangkan sistem majemuk dari umpan balik dan manajemen informasi yang dapat
dibandingkan dan dikontraskan. Untuk menangani sistem majemuk ini sangat diperlukan
sejumlah orang atau kelompok kerja yang akan dapat menangani masalah yang sama. Dengan
demikian, akan terkumpulah banyak informasi atau data yang merupakan inti dari proses
pemecahan masalah.

2. Penelitian sebagai Alternatif untuk Memecahkan Masalah

Di dalam melakukan pemilihan terhadap alternatif pemecahan masalah, cara yang paling
untuk mencoba mendapatkan adalah dengan melihat dari sebanyak mungkin sumber,
terutama dari pengambilan keputusan yang akan dibuat.

3. Mengadakan Antisipasi Akibat Pemilihan Alternatif


Mengadakan antisipasi akibat pemilihan alternatif ini barangkali merupakan aspek yang
paling menyulitkan dalam proses pemecahan masalah dan hal ini disebabkan karena banyak
faktor yang harus dipertimbangkan. Akibat dari pengambilan keputusan tersebut ada yang
sudah dirancang tetapi ada juga yang tidak dapat diketahui sebelumnya.

4. Pemilihan dan Implementasi Alternatif

Setelah mengadakan antispasi terhadap pengambilan alternatif-alternatif tersebut maka


selanjutnya yang perlu dipertimbangkan adalah alternate-alternatif itu sendiri. Apabila orang
yang menentukan alternatif atau pilihan itu tidak sendirian dan jumlah alternatif yang
diajukan cukup banyak, maka harus diadakan penentuan berdasarkan tujuan yan mendasar
dan skala prioritas dari lembaga itu sendiri. Jika satu alternatif sudah dipilih, maka sebaiknya
segera dilaksanakan.

5. Mengadakan kaji ulang tentang akibat yang nyata setelah dilakukan hasil pengambilan
keputusan.

Adapun langkah-langkah dalam pengambilan keputusan menurut M.Gene


Newport[11] adalah:

1. Penentuan Tujuan

Pemimpin berpegang teguh pada tujuan yang hendak dicapai dalam pengambilan keputusan.
Tujuan tersebut menjadi tolok ukur dalam memilih alternatif pilihan.

2. Pembatasan Masalah

Sebelum membuat keputusan, harus ditegaskan secara akurat apa permasalahan pokok yang
dihadapi. Kemampuan merumuskan masalah secara tepat merupakan faktor utama dalam
menetapkan suatu keputusan.

3. Menentukan Alternatif Pemecahan

Apabila perumusan masalah pokok sudah terlaksana, maka dicari berbagai alternatif
pemecahan masalah. Pimpinan sebaiknya berpikir dan mengidentifikasi berbagai
kemungkinan pemecahan.

4. Memilih Alternatif yang Terbaik

Melalui pemilihan dari pertimbangan yang rasional, maka pimpinan menentukan pilhan dari
berbagai kemungkinan. Pilihan itu harus ada alasan atau perhitungan yang rasional dan inilah
yang menjadi inti pengambilan keputusan yaitu memilih alternatif.

5. Implementasi

Setelah diambil atau dipilih sebuah alternatif, maka selanjutnya adalah penerapan dari
alternatif tersebut.

6. Tindak Lanjut
Monitoring adalah suatu proses belajar dimana pimpinan merefleksikan setelah tindakan yang
telah dilaksanakan apakah terlaksana sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

Rodiaty, Ety dkk. 2008. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai