Disusun Oleh :
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MOCH. SROEDJI JEMBER
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan
Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga
bisa menyelesaikan makalah ini. Dimana pada kesempatan kali ini kami mengangkat
tema tentang “Pembuatan Keputusan Manajerial”. Makalah ini disusun sebagai salah
satu tugas mata kuliah Pengantar Manajemen.
Dalam kesempatan ini, kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang
setinggi-tingginya kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam proses
penyusunan makalah ini, sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya,
yaitu :
1. Kepada ibu Melati Putri Maheswari., SE, MM
Selaku dosen pengajar mata kuliah Pengantar Manajemen
Kami memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, kami mohon kritik dan saran yang membangun demi
penyempurnaan penyusunan makalah pada masa yang akan datang.
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................... 2
DAFTAR ISI...................................................................................... 3
BAB I PENDAHULAN
1. Latar Belakang Masalah..................................................... 4
2. Rumusan Masalah.............................................................. 5
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Pengambilan Keputusan................................ 6
2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan................... 6
3. Fase Pengambilan Keputusan.......................................... 7
4. Teknik Pengambilan Keputusan...................................... 9
5. Macam – Macam Keputusan Manajemen........................ 10
6. Tahap – Tahap Pengambilan Keputusan......................... 11
7. Gaya Pengambilan Keputusan......................................... 15
8. Model Pengambilan Keputusan....................................... 16
9. Pengambilan Keputusan Individu................................... 18
10. Pengambilan Keputusan Kelompok................................ 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, terdapat terjadi
perubahan-perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan
eksternal dan internal organisasi. Dalam menghadapi perkembangan dan
perubahan yang terjadi maka diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan
tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dilakukan agar roda
organisasi beserta administrasi dapat berjalan terus dengan lancar
4
Sedangkan dalam tahap pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan,
dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai
pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang telah dilakukan.
2. Rumusan Masalah
a. Pengertian, fungsi, dan tujuan pengambilan keputusan
b. Fase dan tahapan yang terjadi dalam mengambil keputusan
c. Macam-macam pengambilan keputusan
d. Model dan gaya seorang manajer dalam mengambil keputusan
e. Perbedaan pengambilan keputusan secara individu dan secara kelompok
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan
1. Fungsi pengambilan keputusan :
Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah
mempunyai fungsi antara lain:
a) Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah
baik secara individual maupun secara kelompok, baik secara lnstitusional
maupun secara organisasional.
b) Sesuatu yang bersifat futuristic, artinya menyangkut dengan hari
depan/masa yang akan datang, dimana efeknya atau pengaruhnya
berlangsung cukup lama.
7
1. Fase Inteligensi
2. Fase Desain
3. Fase Pilihan
4. Fase Implementasi
5. Fase Monitoring
1. Fase Inteligensi
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi pemindaian (scanning)
lingkungan. Inteligensi mencakup berbagai aktivitas yang menekankan
identifikasi situasi atau peluang – peluang masalah.
Fase inteligensi dimulai dengan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran
organisasional yang berkaitan dengan isu yang terkait dan menentukan apakah
tujuan tersebut telah terpenuhi.
Pada fase pertama ini, seseorang berusaha menentukan apakah ada suatu
masalah, mengidentifikasi gejala – gejalanya, menentukan keluasanya, dan
mendefinisikan secara eksplisit.
2. Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan
yang mungkin dilakukan.
Sebuah model masalah pengambilan keputusan dibangun, dites, dan divalidasi.
Pemodelan meliputi konseptualisasi masalah dan mengabstraksikan masalah ke
dalam bentuk kuantitatif dan atau kualitatatif.
3. Fase Pilihan
Fase pilihan adalah fase dimana dimana dibuat suatu keputusan yang nyata dan
diambil suatu komitmen untuk mengikuti tindakan tertentu.
Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi
yang tepat untuk model.
4. Fase Implementasi
Fase implementasi meliputi membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa
bekerja.
8
Gambar 1: Bagan Proses Pengambilan Keputusan :
Kesimpulan
Pengambilan keputusan melibatkan empat fase utama yaitu ; fase inteligensi,
fase desain, fase pilihan, dan fase implementasi.
Pada fase inteligensi, masalah (peluang) diidentifikasikan, diklasifikasikan, dan
diuraikan (jika diperlukan).
Pada fase desain, suatu model sistem dibuat, kriteria pemilihan ditetapkan,
alternatif dihasilkan, hasil diprediksi, dan metodologi keputusan dibuat.
Pada fase pilihan, berbagai alternatif dibandingkan dan pencarian solusi yang
terbaik (atau yang cukup baik) dimulai. Berbagai teknik pencarian disediakan.
Komputer dapat mendukung semua fase pengambilan keputusan dengan
mengotomatisasi tugas/proses yang diperlukan.
9
1. Operational Research/Riset Operasi: Penggunaan metode saintifik dalam
analisa dan pemecahan persoalan.
2. Linier Programming: Riset dengan rumus matematis. Teori Pengambilan
Keputusan
3. Gaming War Game: Teori penentuan strategi.
4. Probability: Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas
hal-hal tidak normal.
10
harus melakukan keputusan untuk menginvestasikan keuangan perusahaan
secara cermat.
Ø Pemilihan, yaitu menetapkan arah tindakan tertentu dari totalitas yang ada.
11
3. Menetapkan sejumlah alternatif
4. Mengevaluasi alternatif
5. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan
Menurut Stonner
Menentukan penyebab masalah
• Tentukan masalah
• Diagnosis penyebab
• Menguji penyebabnya
Mengembangkan Alternatif
• Mencari alternative yang kreatif dan tidak buru-buru mengevaluasi
Evaluasi Alternatif dan Pemilihan alternative yang Baik
• Evaluasi alternative
• Pilih alternative terbaik
Melaksanakn keputusan dan mengadakn tindak lanjut.
• Antisipasi masalah potensial
• Menggunakan tindakan preventif
• “Set up” tindakan kontigensi.
12
Tahap 1.
Identifikasi dan definisi masalah
Tahap ini meliputi kegiatan pengambilan informasi, proses informasi, dan
pertimbangan yang mendalam. Organisasi dapat diukur dengan perbedaan antara
tingkat hasil yang diharapkan pada perumusan tujuan dan sasaran dengan hasil
yang dicapai sesungguhnya. Beberapa indikator lain yang dapat membantu dalam
melihat permasalahan organisasi adalah sebagai berikut ;
a. Penyimpangan kinerja
Indikator ini muncul apabila terjadi sebuah perubahan secara tiba – tiba pada
beberapa pola kinerja yang telah ditetapkan. Contohnya, meningkatnya
perputaran karyawan, tingkat absensi yang meningkat, penurunan tingkat
penjualan, pengeluaran yang semakin meningkat, dan banyaknya produk yan
rusak.
c. Lingkungan
Lingkungan dapat memberi informasi masalah melalui berbagai cara. Contoh
jika pesaing sukses dalam meluncurkan produk baru yang menjadi pesaing
produk organisasi, maka timbul suatu masalah.
13
Masalah–masalah terstruktur merupakan masalah pada umumnya, terus terang
dan jelas dalam hal informasi yang membutuhkan untuk menyelesaikanya.
Sebagai contoh, masalah–masalah pribadi biasanya terjadi ketika pembuatan
keputusan kenaikan gaji dan promosi permintaan liburan, tugas-tugas kepanitian,
dan sebagainya.
Tahap 2.
Mengembangkan alternatif pemecahan.
Pengembangan alternatif merupakan proses pencarian dimana lingkungan intern
dan ekstern yang relavan dari organisasi diperiksa untuk memberikan informasi
yang dapat dikembangkan menjadi alternatif yang mungkin. Namun demikian,
manajer harus ingat akan beberapa keterbatasan dalam setiap alternatif, misalnya
keterbatasan dalam masalah hukum, etika, peraturan yang ada.
Tahap 3.
Evaluasi alternatif pemecahan
Pada situasi yang lain, manajemen lebih sering menghadapi situasi dengan
kepastian yang tinggi. Dalam hal ini tidak mudah memperkirakan konsekuesin
dari keputusan. Situasi resiko dengan tidak pasti berada diantara dari ekstern
tersebut. Oleh karena itu hubungan antara alternatif keluaran didasarkan pada tiga
kondisi tersebut adalah :
Kodisi kepastian.
14
Kondisi berisiko
Kondisi ketidakpastian
Tahap 4.
Memilih alternatif
Tahap ke empat merupakan tindakan terpenting yaitu memilih alternatif terbaik
diantara alternatif – alternatif yang telah dinilai dan di evaluasi. Tujuan pemilihan
alternaif adalah memecahka masalah agar dapat mencapai tujuan dan sasaran yang
telah ditentukan sebelumnya. Walaupun manajer sebagai pengambil keputusan
memilih alternatif dengan harapan mencapai sasaran, tetapi memilih tersebut
seharus tidak dipandang sebagai suatu aktifitas yang mandiri.
Tahap 5.
Implementasi keputusan
Implementasi mencakup pencapaian keputusan itu kepada orang–orang yang
terkait dan mendapatkan komitmen mereka pada keputusan tersebut. Oleh karena
itu pekerjaan manajer tidak hanya terbatas pada keterampilan memilih pemecahan
yang baik, akan tetapi meliputi juga pengetahuan dan keterampilan yang perlu
untuk melaksanakan pemecahan masalah tersebut menjadi perilaku dalam
organisasi.
Tahap 6.
Evaluasi dan pengendalian
Tahap terakhir adalah monitor dan evaluasi. Tahap ini dilaksanakan untuk
memastikan bahwa pelaksanaan keputusan yang diambil mengenai sasaran dan
tujuan yang ingin dicapai. Jika ternyata tujuan tidak tercapai, manajer dapat
melakukan respon dengan cepat.
15
Ø Pertama, penghindar masalah. Seorang penghindari masalah mengabaikan
informasi yang menunujukkan kesebuah masalah. Para penghindari masalah ini
tidak aktif dan tidak ingin menghadapi masalah.
16
a. Rasionalitas terbatas dan memadai (bounded rationality and satisficing)
Menekankan bahwa pembuatan keputusan harus menghadapi kenyataan
tidak memadainya informasi mengenai sifat masalah dan menyelesaikan
yang mungkin, kekurangan waktu dan uang untuk mengumpulkan informasi
yang lebih lengkap, ketidakmampuan untuk mengingat sejumlah dasar
informasi, dan batas-batas kecerdasan mereka sendiri. Yang perlu dipelajari
oleh pembuatan keputusan efektif adalah menerima yang memadai dengan
gambaran sasaran organisasi jelas terbayang dalam benak.
b. Heuristic
Orang yang tergantung pada prinsip heuristic / pedoman umum, untuk
menyederhanakan pembuatan keputuasan
a. Model Preskiptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil
keputusan dengan cara memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal dan
urut-urutan yang membantu kelompok mencapai consensus. Model ini
disebut juga sebagai model normatif.
Penerapan model preskiptif atau model normatif meliputi lima langkah,
yaitu :
o Orientasi, yaitu menentukan bagaimana situasi yang dihadapi.
o Evaluasi, yaitu menentukan sikap yang perlu diambil.
o Pengawasan, yaitu menentukan apa yang harus dilakukan untuk
menghadapi situasi tersebut.
17
o Pengambilan keputusan, yaitu menentukan pilihan atas berbagai alternatif
yang telah dievaluasi.
o Pengendalian, yaitu melakukan pengawasan terhadap pelaksannan hasil
keputusan.
b. Model Deskriptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan.
Model ini juga menerangkan (menggambarkan) segala sesuatu sebagaimana
apa adanya. Model ini juga memberikan kepada manajer informasi yang
mereka butuhkan untuk membuat keputusan-keputusan, dan tidak
menawarkan penyelesaian masalah.
18
Dalam keputusan individual, manager membuat pilihan tindakan yang disukai.
Beberapa faktor perilaku hanya mempengaruhi aspek–aspek tertentu dari proses
pengambilan keputusan. Faktor tersebut adalah :
Ø Kepribadian nilai,
Ø Kencendrungan akan resiko, dan
Ø Kemungkinan ketidakcocokkan.
Kepribadian
Satu penelitian telah berusaha pengaruh dari beberapa variable terpilih teradap
proses pengambilan kepriadian, tetapi memasukan juga rangkaian variable lain
yaitu :
Nilai
Nilai itu diperoleh pada waktu orang masih muda sekali dan merupakan bagian
dasar dari pikiran seseorang. Pengaruh itu dapat dilihat dari setiap proses
pengambilan keputusan manajemen sebagai berikut ;
Dalam menetapkan sasaran, pertimbangan nilai perlu sekali mengenai
pemilihan kesepatan dan penentuan prioritas.
Dalam mengembangkan alterntif, orang perlu mempertimbankan nilai berbagai
macam kemungkinan.
Apabila memilih alternatif, nilai dari orang yang mengambil kputusan
memperngaruhi alternatif manakah yang akan dipilih.
19
Apabila melaksanakan keputusan, pertimbangan nilai sangat perlu dalam
memilih cara pelaksanaanya.
Dalam fase evaluasi dan pengendalian, pertimbangan nilai tidak dapat dihindari
apabila mengambil tindakan.
Kemungkinan Ketidakcocokan
Apabila terjadi ketidak cocokan, maka tentu saja ketidak cocokan ini dapat
dikurangi dengan mengakui bahwa telah terjadi kesalahan. Orang tesebut lebih
memungkinkan menggunakan satu atau beberapa metode berikut ini untuk
mengurangi ketidak cocokan mereka :
Mencari informasi yang mendukung kebijaksanaan dari keputusa mereka.
Secara selektif memahami (mengubah) informasi dengan suatu cara yang dapat
mendukung keputusan mereka.
Merubah siap mereka, sehingga mereka memiliki pandangan yang baik terhadap
alternatif yang telah ditetapkan sebelumnya.
Mengelakan pentingnya segi – segi postif dan mempertinggi unsur – unsur
positif dari keputusanya.
Keuntungan :
20
Informasi dan pengetahuan lebih banyak.
Lebih banyak alternatif yang dapat dihasilkan.
Penerimaan penilaian hasil akhir akan lebih besar.
Komunikasi yang lebih baik akan muncul.
Kerugian :
Membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih besar karena waktu
yang hilang banyak.
Menimbulkan kompromi
Satu atau beberapa orang barang kali akan mendominasi kelompok.
Tekanan kelompok akan muncul dan membatasi kreativitas individual.
BAB III.
PENUTUP
A. Kesimpulan
21
B. Kritik dan Saran
C. Daftar Pustaka
Sutabri, Tata. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Andi. Yogyakarta.
Lutfan F, 2006. Perilaku Organisasi Edisi 10, Yogyakarta: Penerbit Andi,
Kasim, Azhar. 1995. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.
Syamsi, Ibnu. 1989. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara
22