Anda di halaman 1dari 20

UTS

MANAJEMEN STRATEGI

DI SUSUN OLEH :
MAYASARI
( 19010075 )
Kls : M7R3A
MK : MANAJEMEN STRATEGI
Dosen :

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI BANTEN


TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan pada Tuhan yang Maha Esa karena berkat, rahmat dan
karunianya, saya dapat menyelesaikan tugas ini. Adapun tujuan disusunnya proposal ini
adalah untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Laboratorium Kewirausahaan. Mungkin
sedikit banyak kendala yang saya alami dalam menyusun proposal ini. Namun, itu semua
tidak menyurutkan niat saya untuk menyelesaikan makalah ini.

Saya telah berupaya menyempurnakan Makalah ini, namun seperti kata pepatah, “
Tak ada gading yang tak retak” maka saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari Ibu/ Bapak, teman-teman dan orang lain yang ingin meluangkan
waktunya untuk menyimak isi dari Makalah ini. Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu saya sehingga Makalah ini dapat terselesaikan.
saya sangat berharap Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

SERANG, NOVEMBER 2022

PENYUSUN
MAYA SARI

1
Daftar Isi

Daftar Isi…………………………………………………………………………1
Bab I. Pendahuluan
1. Latar Belakang…………………………………………………………3
2. Rumusan Masalah……………………………………………………...4
Bab II. Pembahasan
1. Pengertian Pengambilan Keputusan…………………………………….5
2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan……………………………6
3. Fase Pengambilan Keputusan…………………………………………...6
4. Teknik Pengambilan Keputusan………………………………………...8
5. Macam – Macam Keputusan Manajemen……………………………....8
6. Tahap - Tahap Pengambilan Keputusan………………………………...9
7. Gaya Pengambilan Keputusan………………………………………....13
8. Model Pengambilan Keputusan…………………………………..……14
9. Pengambilan Keputusan Individu…………………………………...…16
10. Pengambilan Keputusan Kelompok………………………………….17
Bab III. Kesimpulan
1. Kesimpulan…………………………………………………………..18
2. Daftar Pustaka………………………………………………………..19

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, terdapat terjadi perubahan-perubahan kondisi
yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal organisasi. Dalam menghadapi
perkembangan dan perubahan yang terjadi maka diperlukan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat.
Proses pengambilan keputusan yang cepat dan tepat dilakukan agar roda organisasi beserta administrasi
dapat berjalan terus dengan lancar
Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau administrator. Kegiatan
pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian masalah,
evaluasi daripada alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik.
Kemampuan seorang pimpinan dalam membuat keputusan dapat ditingkatkan apabila ia mengetahui dan
menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan pimpinan dalam
pembuatan keputusan maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, sehingga
akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja organisasi.
Pembuatan keputusan diperlukan pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen. Misalnya,
dalam tahap perencanaan diperlukan banyak kegiatan pembuatan keputusan sepanjang proses
perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibuat dalam proses perencanaan ditujukan kepada
pemilihan alternative program dan prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan tersebut mencakup kegiatan
identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan
dan berbagai dampak yang mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau operasional
dalam suatu organisasi, para manajer harus membuat banyak keputusan rutin dalam rangka
mengendalikan usaha sesuai dengan rencana dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam tahap
pengawasan yang mencakup pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan
dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang telah dilakukan.
Hakikatnya kegiatan administrasi dalam suatu organisasi adalah pembuatan keputusan. Kegiatan yang
dilakukan tersebut mencakup seluruh proses pengambilan keputusan dari mulai identifikasi masalah
sampai dengan evaluasi dari pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh elemen-elemen dalam

3
administrasi sebagai suatu sistem organisasi. Artinya dalam membuat suatu keputusan untuk
memecahkan suatu permasalahan yang ditimbulkan dari adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam
organisasi dibutuhkan informasi yang cukup baik dari internal maupun eksternal organisasi guna
mengambil keputusan yang tepat dan cepat.
Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat merupakan bagian dari kegiatan
administrasi dimaksudkan agar permasalahan yang akan menghambat roda organisasi dapat segera
terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi dapat berjalan secara efisien dan efektif dalam
rangka mencapai suatu tujuan organisasi.

2. Rumusan Masalah
Pada tahap perumusan masalah ini yang menjadi pertanyaan yaitu terkait dengan
1. Pengertian, fungsi, dan tujuan pengambilan keputusan
2. Fase dan tahapan yang terjadi dalam mengambil keputusan
3. Macam-macam pengambilan keputusan
4. Model dan gaya seorang manajer dalam mengambil keputusan
5. Perbedaan pengambilan keputusan secara individu dan secara kelompok

4
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Pengambilan Keputusan


Pengambilan keputusan (desicion making) adalah melakukan penilaian dan menjatuhkan pilihan.
Keputusan ini diambil setelah melalui beberapa perhitungan dan pertimbangan alternatif. Sebelum pilihan
dijatuhkan, ada beberapa tahap yang mungkin akan dilalui oleh pembuat keputusan. Tahapan tersebut bisa
saja meliputi identifikasi masalah utama, menyusun alternatif yang akan dipilih dan sampai pada
pengambilan keputusan yang terbaik.
Secara umum, pengertian pengambilan keputusan telah dikemukakan oleh banyak ahli, diantaranya
adalah :

1. G. R. Terry : Mengemukakan bahwa pengambilan keputusan adalah sebagai pemilihan yang


didasarkan kriteria tertentu atas dua atau lebih alternatif yang mungkin.

2. Claude S. Goerge, Jr : Mengatakan proses pengambilan keputusan itu dikerjakan oleh kebanyakan
manajer berupa suatu kesadaran, kegiatan pemikiran yang termasuk pertimbangan, penilaian dan
pemilihan diantara sejumlah alternatif.

3. Horold dan Cyril ODonnell : Mereka mengatakan bahwa pengambilan keputusan adalah pemilihan
diantara alternatif mengenai suatu cara bertindak yaitu inti dari perencanaan, suatu rencana tidak
dapat dikatakan tidak ada jika tidak ada keputusan, suatu sumber yang dapat dipercaya, petunjuk atau
reputasi yang telah dibuat.

4. P. Siagian : Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah,
pengumpulan fakta dan data, penelitian yang matang atas alternatif dan tindakan.

2. Fungsi dan Tujuan Pengambilan Keputusan

5
1. Fungsi pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan sebagai suatu kelanjutan dari cara pemecahan masalah mempunyai fungsi
antara lain:
a. Pangkal permulaan dari semua aktivitas manusia yang sadar dan terarah baik secara individual
maupun secara kelompok, baik secara lnstitusional maupun secara organisasional.
b. Sesuatu yang bersifat futuristic, artinya menyangkut dengan hari depan/masa yang akan datang,
dimana efeknya atau pengaruhnya berlangsung cukup lama.

2. Tujuan Pengambilan Keputusan


Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan
organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu dapat berjalan lancer dan tujuan dapat dicapai
dengan mudah dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melaksanakan kegiatan.
Ini merupakan masalah yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan
dimaksudkan untuk memecahkan masalah tersebut

3. Fase Pengambilan Keputusan


Menurut Simon, fase – fase dalam proses pengambilan keputusan pada mulanya hanya ada tiga :
1. Fase Inteligensi
2. Fase Desain
3. Fase Pilihan

Namun kemudian Simon kembali menambahkan sebuah fase dalam proses pengambilan keputusan yaitu :
4. Fase Implementasi

Penambahan tersebut ternyata belum berakhir karena kemudian Simon kembali menambahkan satu fase
dalam pengambilan keputusan sehingga secara keseluruhan ada lima fase :
1. Fase Inteligensi
2. Fase Desain
3. Fase Pilihan
4. Fase Implementasi
5. Fase Monitoring

Fase Inteligensi

6
Intelegensi dalam pengambilan keputusan meliputi pemindaian (scanning) lingkungan. Inteligensi
mencakup berbagai aktivitas yang menekankan identifikasi situasi atau peluang – peluang masalah.
Fase inteligensi dimulai dengan identifikasi terhadap tujuan dan sasaran organisasional yang berkaitan
dengan isu yang terkait dan menentukan apakah tujuan tersebut telah terpenuhi.
Pada fase pertama ini, seseorang berusaha menentukan apakah ada suatu masalah, mengidentifikasi gejala
– gejalanya, menentukan keluasanya, dan mendefinisikan secara eksplisit.

Fase Desain
Fase desain meliputi penemuan atau mengembangkan dan menganalisis tindakan yang mungkin
dilakukan.
Sebuah model masalah pengambilan keputusan dibangun, dites, dan divalidasi.
Pemodelan meliputi konseptualisasi masalah dan mengabstraksikan masalah ke dalam bentuk kuantitatif
dan atau kualitatatif.

Fase Pilihan
Fase pilihan adalah fase dimana dimana dibuat suatu keputusan yang nyata dan diambil suatu komitmen
untuk mengikuti tindakan tertentu.
Fase pilihan meliputi pencarian, evaluasi, dan rekomendasi terhadap suatu solusi yang tepat untuk model.

Fase Implementasi
Fase implementasi meliputi membuat suatu solusi yang direkomendasikan bisa bekerja.

7
Gambar 1: Bagan Proses Pengambilan Keputusan :

Kesimpulan
Pengambilan keputusan melibatkan empat fase utama yaitu ; fase inteligensi, fase desain, fase pilihan, dan
fase implementasi.
Pada fase inteligensi, masalah (peluang) diidentifikasikan, diklasifikasikan, dan diuraikan (jika
diperlukan).

Pada fase desain, suatu model sistem dibuat, kriteria pemilihan ditetapkan, alternatif dihasilkan, hasil
diprediksi, dan metodologi keputusan dibuat.
Pada fase pilihan, berbagai alternatif dibandingkan dan pencarian solusi yang terbaik (atau yang cukup
baik) dimulai. Berbagai teknik pencarian disediakan.
Komputer dapat mendukung semua fase pengambilan keputusan dengan mengotomatisasi tugas/proses
yang diperlukan.

4. Teknik Pengambilan Keputusan


Teknik yang biasa dilakukan dalam kegiatan manajerial meliputi:
1. Operational Research/Riset Operasi: Penggunaan metode saintifik dalam analisa dan pemecahan
persoalan.
2. Linier Programming: Riset dengan rumus matematis. Teori Pengambilan Keputusan
3. Gaming War Game: Teori penentuan strategi.
4. Probability: Teori kemungkinan yang diterapkan pada kalkulasi rasional atas hal-hal tidak normal.

5. Macam – Macam Keputusan Manajemen


Oleh Herbert Simon secara umum membedakan antara dua jenis keputusan, yaitu:
Keputusan yang terprogram (programmed decision)
Keputusan setengah terprogram (half-programmed decision)
Keputusan yang tidak terprogram (non-programmed decision).

1. Keputusan terprogram/ keputusan terstruktur :


Keputusan terprogram/ terstruktur merupakan keputusan yang dilaksanakan berulang-ulang dan rutin,
sehingga dapat diprogram. Keputusan terstruktur terjadi dan dilakukan terutama padad manjemen tingkat
bawah

8
Contoh : Manajer produksi dari PT. XYZ selalu melakukan kegiatan rutin disetiap awal bulan, yaitu
dengan melakukan pembelian bahan baku untuk persediaan.

2. Keputusan setengah terprogram/ setengah terstruktur :


Keputusan setengah terprogram/ setengah terstruktur merupakan keputusan yang sebagian dapat
diprogram, sebagian berulang-ulang dan rutin dan sebagian tidak terstruktur. Keputusan ini seringnya
bersifat rumit dan membutuhkan perhitungan-perhitungan serta analisis yg terperinci.
Contoh : Pak Darwin adalah seorang Menajer Keuangan pada PT. Arta. Pekerjaan pada devisi keuangan
mengharuskan Pak Darwin harus cermat dalam menginvestasikan serta mengolah keuangan pada PT.
Arta. Pada saat itu diharuskan penggantian mesin di pabrik dan harus menghitungan dengan cermat
sebelum melakukan investasi pada mesin yang akan dibeli agar investasi yang dilakukan tidak merugikan
perusahaan. Maka Pak Darwin harus melakukan keputusan untuk menginvestasikan keuangan
perusahaan secara cermat.

3. Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur :


Keputusan tidak terprogram/ tidak terstruktur merupakan keputusan yangg tidak terjadi berulang-ulang
dan tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Keputusan ini terjadi di manajemen tingkat atas. Informasi
untuk pengambilan keputusan tidak terstruktur tidak mudah untuk didapatkan dan tidak mudah tersedia
dan biasanya berasal dari lingkungan luar. Pengalaman manajer merupakan hal yg sangat penting didalam
pengambilan keputusan tidak terstruktur.
Contoh : Pak Andre adalah seorang Presiden Direktur PT. Angkasa. Ia harus selalu bisa mengambil
keputusan dengan cepat demi kelangsungan perusahaannya. Pengambilan keputusan yang dia ambil
berdasarkan informasi pasar yang harus selalu ia dengan dan ketahui. Contohnya adalah harga saham
yang selalu berubah. Dia harus bisa menyesuaikan keuangan perusahaan agar harga saham perusahaan
pada bursa efek bisa selalu stabil.

6. Tahap - Tahap Pengambilan Keputusan


Sebagai dalam proses pengambilan keputusan, model tersebut memuat tiga tahap pokok, yaitu sebagai
berikut :

Ø Riset, yaitu mempelajari lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan.

Ø Perancangan, yaitu mendaftar, mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang mungkin.

9
Ø Pemilihan, yaitu menetapkan arah tindakan tertentu dari totalitas yang ada.

6.1. Menurut Para Ahli


Menurut G. R. Terry :
1. Merumuskan problem yang dihadapi
2. Menganalisa problem tersebut
3. Menetapkan sejumlah alternatif
4. Mengevaluasi alternatif
5. Memilih alternatif keputusan yang akan dilaksanakan

Menurut Peter Drucer :


1. Menetapkan masalah
2. Manganalisa masalah
3. Mengembangkan alternatif
4. Mengambil keputusan yang tepat
5. Mengambil keputusan menjadi tindakan efektif

Menurut Stonner
Menentukan penyebab masalah
• Tentukan masalah
• Diagnosis penyebab
• Menguji penyebabnya
Mengembangkan Alternatif
• Mencari alternative yang kreatif dan tidak buru-buru mengevaluasi
Evaluasi Alternatif dan Pemilihan alternative yang Baik
• Evaluasi alternative
• Pilih alternative terbaik
Melaksanakn keputusan dan mengadakn tindak lanjut.
• Antisipasi masalah potensial
• Menggunakan tindakan preventif
• “Set up” tindakan kontigensi.

6.2. Menurut James L. Gibson

10
James L. Gibson, dkk mengemukakan proses pengambilan keputusan seluruhnya terdiri atas enam
tahapan.

Apabila ditetapkan kebijakan untuk menangani masalah yang identik, maka manajer tidak dituntut untuk
mengembangkan dan mengevaluasi setiap munculnya masalah.

Tahap 1.
Identifikasi dan definisi masalah

Tahap ini meliputi kegiatan pengambilan informasi, proses informasi, dan pertimbangan yang mendalam.
Organisasi dapat diukur dengan perbedaan antara tingkat hasil yang diharapkan pada perumusan tujuan
dan sasaran dengan hasil yang dicapai sesungguhnya. Beberapa indikator lain yang dapat membantu
dalam melihat permasalahan organisasi adalah sebagai berikut ;

a. Penyimpangan kinerja
Indikator ini muncul apabila terjadi sebuah perubahan secara tiba – tiba pada beberapa pola kinerja
yang telah ditetapkan. Contohnya, meningkatnya perputaran karyawan, tingkat absensi yang
meningkat, penurunan tingkat penjualan, pengeluaran yang semakin meningkat, dan banyaknya
produk yan rusak.

b. Kritikan orang lain


Berbagai tindakan orang diluar organisasi bisa menjadi pentujuk adanya masalah. Pelanggan
mungkin tidak puas dengan sebuah produk yang dikomsumsi, pemerintah memberikan tindakaan
hukum, dan serikat buruh yang mungkin memberikan keluhannya.

c. Lingkungan
Lingkungan dapat memberi informasi masalah melalui berbagai cara. Contoh jika pesaing sukses
dalam meluncurkan produk baru yang menjadi pesaing produk organisasi, maka timbul suatu
masalah.

Tipe – Tipe Masalah

a. Masalah terstruktur dan tidak terstruktur

11
Masalah–masalah terstruktur merupakan masalah pada umumnya, terus terang dan jelas dalam hal
informasi yang membutuhkan untuk menyelesaikanya. Sebagai contoh, masalah–masalah pribadi
biasanya terjadi ketika pembuatan keputusan kenaikan gaji dan promosi permintaan liburan, tugas-
tugas kepanitian, dan sebagainya.

Masalah tidak terstruktur (unstructured problems) merupakan masalah yang membingungkan dan
memiliki informasi yang terbatas dalam situasi yang baru atau tidak terduga. Contohnya, perusahaan
dihadapi pada problem dimana unit bisnisnya terpaksa dijual karena hilangnya pelanggan.

b. Masalah menghadapi krisis


Suatu masalah krisis merupakan masalah yang tidak terduga dan dapat menghancurkan jika tidak
tertangani dengan cepat dan tepat. Para manajer menghadapi persoalan krisis multi dimensi dan
mereka mengantisipasi krisis–krisis itu dengan berbagai cara, misalnya dengan membentuk sistem
informasi krisis.

Tahap-tahap 2.
Mengembangkan alternatif pemecahan.

Pengembangan alternatif merupakan proses pencarian dimana lingkungan intern dan ekstern yang relavan
dari organisasi diperiksa untuk memberikan informasi yang dapat dikembangkan menjadi alternatif yang
mungkin. Namun demikian, manajer harus ingat akan beberapa keterbatasan dalam setiap alternatif,
misalnya keterbatasan dalam masalah hukum, etika, peraturan yang ada.

Tahap 3.
Evaluasi alternatif pemecahan

Pada situasi yang lain, manajemen lebih sering menghadapi situasi dengan kepastian yang tinggi. Dalam
hal ini tidak mudah memperkirakan konsekuesin dari keputusan. Situasi resiko dengan tidak pasti berada
diantara dari ekstern tersebut. Oleh karena itu hubungan antara alternatif keluaran didasarkan pada tiga
kondisi tersebut adalah :
Kodisi kepastian.
Kondisi berisiko
Kondisi ketidakpastian

12
Tahap 4.
Memilih alternatif

Tahap ke empat merupakan tindakan terpenting yaitu memilih alternatif terbaik diantara alternatif –
alternatif yang telah dinilai dan di evaluasi. Tujuan pemilihan alternaif adalah memecahka masalah agar
dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya. Walaupun manajer sebagai
pengambil keputusan memilih alternatif dengan harapan mencapai sasaran, tetapi memilih tersebut
seharus tidak dipandang sebagai suatu aktifitas yang mandiri.

Tahap 5.
Implementasi keputusan

Implementasi mencakup pencapaian keputusan itu kepada orang–orang yang terkait dan mendapatkan
komitmen mereka pada keputusan tersebut. Oleh karena itu pekerjaan manajer tidak hanya terbatas pada
keterampilan memilih pemecahan yang baik, akan tetapi meliputi juga pengetahuan dan keterampilan
yang perlu untuk melaksanakan pemecahan masalah tersebut menjadi perilaku dalam organisasi.

Tahap 6.
Evaluasi dan pengendalian

Tahap terakhir adalah monitor dan evaluasi. Tahap ini dilaksanakan untuk memastikan bahwa
pelaksanaan keputusan yang diambil mengenai sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Jika ternyata tujuan
tidak tercapai, manajer dapat melakukan respon dengan cepat.

7. Gaya Pengambilan Keputusan


Gaya Manajer dalam pengambilan keputusan akan banyak diwarnai oleh beberapa hal seperti latar
belakang pengetahuan, perilak pengalaman, dan sejenisnya. Cara-cara manajer dala mendekati masalah
tersebut antara lain :

13
Ø Pertama, penghindar masalah. Seorang penghindari masalah mengabaikan informasi yang
menunujukkan kesebuah masalah. Para penghindari masalah ini tidak aktif dan tidak ingin menghadapi
masalah.

Ø Kedua, penyelesian masalah. Seorang penyelesaian masalah mencoba menyelesaikan masalah-masalah


apabila masalah-masalah itu muncul. Mereka bersikap reaktif menghadapi masalah-masalah yang
timbul.

Ø Ketiga, Pencarian masalah. Seorang pencari masalah secara aktif mencari masalah-masalah guna
diselesaikan atau mencari peluang-peluang baru untuk dikejar.

8. Model Pengambilan Keputusan


Teori manajemen mengenal perbedaan antara dua model utama dalam pembuatan keputusan. Kedua
model tersebut adalah model klasik dan model administrasi.

1. Model Keputusan Klasik

Model keputusan klasik (classical decision) berpandangan bahwa manager bertindak dalam kepastian.
Pendekatan klasik ini merupakan model yang sangat rasional utuk pembuatan keputusan manajerial.

2. Model keputusan Administratif

Menurut Herbert Simon, manager dalam pengambilan keputusan menghadapi 3 kondisi:


a. Informasi tidak sempurna, dan tidak lengkap.
b. Rasionalitas yang terbatas (bounded rasionality).
c. Cepat puas (satisfice).

Dan ada 3 konsep untuk membantu manajer menempatkan pembuatan keputusan dalam perspektif, yaitu:
a. Rasionalitas terbatas dan memadai (bounded rationality and satisficing)
Menekankan bahwa pembuatan keputusan harus menghadapi kenyataan tidak memadainya informasi
mengenai sifat masalah dan menyelesaikan yang mungkin, kekurangan waktu dan uang untuk
mengumpulkan informasi yang lebih lengkap, ketidakmampuan untuk mengingat sejumlah dasar
informasi, dan batas-batas kecerdasan mereka sendiri. Yang perlu dipelajari oleh pembuatan keputusan

14
efektif adalah menerima yang memadai dengan gambaran sasaran organisasi jelas terbayang dalam
benak.

b. Heuristic
Orang yang tergantung pada prinsip heuristic / pedoman umum, untuk menyederhanakan pembuatan
keputuasan

c. Memutuskan siapa yang membuat keputusan (bisa)


Model rasional tidak memberikan pedoman mengenai siapa yang harus membuat keputusan, “siapa
yang akan memutuskan?” merupakan keputusan pertama yang harus dibuat manajer. Keputusan ini
bias sangat rumit.

Menurut pendapat B.A. Fisher , model dalam pengambilan keputusan dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu :

a. Model Preskiptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil keputusan dengan cara
memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal dan urut-urutan yang membantu kelompok mencapai
consensus. Model ini disebut juga sebagai model normatif.
Penerapan model preskiptif atau model normatif meliputi lima langkah, yaitu :
o Orientasi, yaitu menentukan bagaimana situasi yang dihadapi.
o Evaluasi, yaitu menentukan sikap yang perlu diambil.
o Pengawasan, yaitu menentukan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi situasi tersebut.
o Pengambilan keputusan, yaitu menentukan pilihan atas berbagai alternatif yang telah dievaluasi.
o Pengendalian, yaitu melakukan pengawasan terhadap pelaksannan hasil keputusan.

b. Model Deskriptif
Model yang menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan. Model ini juga menerangkan
(menggambarkan) segala sesuatu sebagaimana apa adanya. Model ini juga memberikan kepada manajer
informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan-keputusan, dan tidak menawarkan
penyelesaian masalah.

15
Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Model Keputusan
Pengambilan keputusan merupakam proses interaksi antara input-input sebagai bahan dasar pembentukan
suatu model keputusan, yang terdiri atas tujuan organisasi, kendala-kendala intern, kriteria pelaksanaan
dan berbagai alternatif pemecahan masalah. Interaksi tersebut diharapkan akan menghaslkan output yang
baik yang berupa pelaksanaan keputusan, pengendalian, dan umpan baliknya.

Pengambilan keputusan baik keputusan pribadi maupun keputusan kelompok dipengaruhi oleh beberapa
faktor, yaitu:
1. keadaan lingkungan dn nilai-nilai yang kerap kali bertentangan
2. pengaruh politik
3. emosionalisme
4. tingkat pendidikan
5. model keputusam faktual.

Lima faktor tersebut akan berpengaruh terhadap pembentukan suatu model keputusan

9. Pengambilan Keputusan Individu


Dalam keputusan individual, manager membuat pilihan tindakan yang disukai. Beberapa faktor perilaku
hanya mempengaruhi aspek–aspek tertentu dari proses pengambilan keputusan. Faktor tersebut adalah :

Ø Kepribadian nilai,
Ø Kencendrungan akan resiko, dan
Ø Kemungkinan ketidakcocokkan.

Kepribadian
Satu penelitian telah berusaha pengaruh dari beberapa variable terpilih teradap proses pengambilan
kepriadian, tetapi memasukan juga rangkaian variable lain yaitu :

Ø Variabel kepribadian : Hal ini mencakup sikap, kepercayaan individu.


Ø Variabel situasional : Menyinggung situasi ekstern, yang dapat diamati, yang dihadapi oleh orang –
orang itu sendiri.

16
Ø Variabel interaksional : Hal ini menyinggung keadaan pada saat itu dari orang-orang sebagai akibat
dari interaksi situasi tertentu dengan ciri-ciri khas kepribadian orang.

Nilai
Nilai itu diperoleh pada waktu orang masih muda sekali dan merupakan bagian dasar dari pikiran
seseorang. Pengaruh itu dapat dilihat dari setiap proses pengambilan keputusan manajemen sebagai
berikut ;
Dalam menetapkan sasaran, pertimbangan nilai perlu sekali mengenai pemilihan kesepatan dan
penentuan prioritas.
Dalam mengembangkan alterntif, orang perlu mempertimbankan nilai berbagai macam kemungkinan.
Apabila memilih alternatif, nilai dari orang yang mengambil kputusan memperngaruhi alternatif manakah
yang akan dipilih.
Apabila melaksanakan keputusan, pertimbangan nilai sangat perlu dalam memilih cara pelaksanaanya.
Dalam fase evaluasi dan pengendalian, pertimbangan nilai tidak dapat dihindari apabila mengambil
tindakan.

Kecenderungan Akan Resiko


Seseorang pengambil keputusan yang agak segan mengambil resiko akan menetapkan sasaran yang
bebeda, mengevaluasi alternatif secara berbeda juga. Orang tersebut akan berusaha menetapkan pilihan
dimana resiko atau ketidakpastian sangat rendah, atau dimana kepastian akan hasilnya sangat tinggi.

Kemungkinan Ketidakcocokan
Apabila terjadi ketidak cocokan, maka tentu saja ketidak cocokan ini dapat dikurangi dengan mengakui
bahwa telah terjadi kesalahan. Orang tesebut lebih memungkinkan menggunakan satu atau beberapa
metode berikut ini untuk mengurangi ketidak cocokan mereka :
Mencari informasi yang mendukung kebijaksanaan dari keputusa mereka.
Secara selektif memahami (mengubah) informasi dengan suatu cara yang dapat mendukung keputusan
mereka.
Merubah siap mereka, sehingga mereka memiliki pandangan yang baik terhadap alternatif yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Mengelakan pentingnya segi – segi postif dan mempertinggi unsur – unsur positif dari keputusanya.

10. Pengambilan Keputusan Kelompok

17
Pengambilan keputusan oleh kelompok berarti mengikutsertakan dan memberi kesempatan pada yang
terpengaruh oleh keputusan untuk ikut serta, sehingga membantu mengembangkan kemampuan anggota
kelompok. Orang yang ikut dalam pengambilan keputusan akan lebih antusias dalam pelaksanaan nanti.
Dalam mengunakan kelompok, manajer harus memperhatikan keuntungan dan kerugian dari kelompok
tersebut.

Keuntungan :
Informasi dan pengetahuan lebih banyak.
Lebih banyak alternatif yang dapat dihasilkan.
Penerimaan penilaian hasil akhir akan lebih besar.
Komunikasi yang lebih baik akan muncul.

Kerugian :
Membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih besar karena waktu yang hilang banyak.
Menimbulkan kompromi
Satu atau beberapa orang barang kali akan mendominasi kelompok.
Tekanan kelompok akan muncul dan membatasi kreativitas individual.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengambilan keputusan merupakan salah satu fungsi manajemen dimana pihak terkait melakukan
pertimbangan dan menjatuhkan pilihan yang meliputi merumuskan masalah, menganalisa masalah,
menentukan dan mengembangkan alternatif, mengambil tindakan berdasarkan hasil pertimbangan, dan
melakukan evaluasi.
Pengambilan keputusan sangat dibutuhkan sebagai salah satu pemecahan masalah dalam kegiatan
manajemen. hal ini diharapkan dapat membantu kegiatan-kegiatan organisasi dalam mencapai tujuan

18
organisasinya. dengan kata lain, pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan masalah dalam
kegiatan organisasi.
Keputusan dapat dilakukan secara mendadak, hal ini bisa dikarenakan keadaan yang tidak
memungkinkan untuk merumuskan keputusan terlebih dahulu; dan pengambilan keputusan yang
didasarkan pada kegiatan rutin sehingga dapat dirumuskan terlebih dahulu.

Daftar Pustaka

Sutabri, Tata. 2003. Sistem Informasi Manajemen. Andi. Yogyakarta.


Lutfan F, 2006. Perilaku Organisasi Edisi 10, Yogyakarta: Penerbit Andi,
Kasim, Azhar. 1995. Teori Pembuatan Keputusan. Jakarta : Lembaga Penerbit FE UI.
Syamsi, Ibnu. 1989. Pengambilan Keputusan (Decision Making). Jakarta : Bina Aksara.

19

Anda mungkin juga menyukai