DISUSUN OLEH :
WAHYU FIRDAUS (1470201056)
TAUFIQ HIDAYAT (1470201098)
FITRI CALISTA (1470201105)
YULINA (1470201086)
SEMESTER 6
ILMU KOMUNIKASI (ADVERTISING)
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat, berkah,
bimbingan, dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang
berjudul PENGANTAR PERILAKU KONSUMEN DAN FAKTOR FAKTOR
YANG MEMPENGARUHINYA. Makalah ini disusun guna melengkapi tugas
mata kuliah Perilaku Konsumen.
Dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari pihak-pihak yang selalu
memberikan dukungan, arahan serta masukan sehingga penulisan ini bisa
diselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepadadosen pengajar dan pembimbing mata kuliah Perilaku
Konsumen serta kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan
makalah ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk menjadi perbaikan di masa yang akan datang.
Penulis
KATA PENGANTAR.........................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................1
1.1. Latar Belakang.........................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................1
1.3 Tujuan Pembahasan..................................................2
1.4. Manfaat Penulisan.....................................................2
BAB II PEMBAHASAN....................................................3
2.1. Pengertian Konsumen................................................3
2.2. Konsep Perilaku Konsumen........................................5
2.3. Pentingnya Mempelajari Perilaku Konsumen.................9
2.4. Pendekatan Perilaku Konsumen sebagai Disiplin Ilmu....12
2.5. Variabel-variabel dalam Perilaku Konsumen................12
2.6. Kebutuhan dan Tujuan Konsumen.............................13
2.7. Karakteristik Konsumen..........................................16
2.8. Teori-teori Perilaku Konsumen..................................18
2.9. Kepribadian dan Perilaku Konsumen..........................19
Daftar Pustaka...............................................................22
3. Apa pengertian dari perilaku konsumen dan faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi perilaku konsumen?
4. Untuk mengetahui masalah apa saja yang sering dihadapi dalam melakukan
Analisis Perilaku Konsumen.
Hasil penulisan makalh ini dapat dijadikan sumber informasi dan masukan
bagi perusahaan guna untuk meningkatkan jumlah penjualan produk mereka.
Grosir/
Konsultan/
Pedagang Pabrik/Pembuatan Barang Management
Besar
Gambar 1.1. Posisi Peran Konsumen Dengan Produsen Bisah Silih Berganti
Dari pengertian yang dikemukakan para ahli di atas dapat dikatakan bahwa
perilaku konsumen adalah tindakan yang dilakukan konsumen guna mencapai dan
memenuhi kebutuhannya baik untuk menggunakan, mengkonsumsi, maupun
menghabiskan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
yang menyusul. Dengan dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah (1)
disiplin ilmu yang mempelajari perilaku individu, atau organisasi dan proses-
proses yang digunakan konsumen untuk menyeleksi, menggunakan produk,
pelayanan, pengalaman atau ide untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen; (2) tindakan yang dilakukan oleh konsumen guna mencapai dan
memenuhi kebutuhannya baik dalam penggunaan, pengkonsumsian, maupun
penghabisan barang dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
yang menyusul; (3) tindakan perilaku yang dilakukan konsumen yang dimulai
dengan merasakan adanya kebutuhan dan keinginan, kemudian berusaha
mendapatkan produk yang diinginkan, mengkonsumsi produk tersebut dan
berakhir dengan tindakan tindakan pasca pembelian, yaitu perasaan puasa atau
tidak puas.
Menurut Danang Sunyoto (2013), ada tiga variabel dalam peilaku konsumen,
yaitu variabel stimulu, variabel respons, dan variabel antara. Hal ini sesuai dengan
pendapat David L.London dan Albert J. Della Bitta (1984) dalam Anwar Prabu
Mangkunegara (1998) mengemukakan bahwa; Three classes of variables are
involved in understanding consumer behavior in any of these specific situation:
stimulus variables, response variables, and intervening variables.
1. Variabel stimulus: merupakan variabel yang berada di luar diri individu
(faktor eksternal) yang sangat berpengaruh dalam proses pembelian.
Contohnya, merek dan jenis barang, iklan, pramuniaga, penataan barang,
dan ruangan toko.
2. Variabel respons: variabel respons merupakan hasil aktivitas individu
sebagai reaksi dari variabel stimulus. Variabel respons sangat bergantung
pada faktor individu dan kekuatan stimulus. Contohnya: keputusan
membeli barang, pemberi penilaian terhadap barang, dan perubahan sikap
terhadap suatu produk.
3. Variabel intervening: merupakan variabel antara stimulu dan respons.
Variabel ini merupakan faktor internal individu, termasuk motif-motif
membeli, sikap terhadap suatu peristiwa, dan persepsi terhadap suatu
barang. Peranan variabel intervening adalah untuk memodifikasi respons.
Dalam memahami tentang apa, siapa, dan mengapa konsumen, perlu dipelajari
ttentang berbagai perbedaan dan kesamaan relatif karakteristik yang melekat pada
konsumen. Perbedaan dan kesamaan relatif karakteristik tersebut disebabkan oleh
beberapa hal meliputi demografi, geografi, dan psikografi. Demografi terkait
dengan masalah kependudukan dengan unsur-unsur yang sangat luas dan
beragam. Geografi terkait dengan penyebaran lokasi pemukiman penduduk, dan
psikografi terkait dengan masalah hobi, kesenangan dan kebiasaan lainnya
(Mulyadi Nitisusastro, 2012).
Dalam kaitan dengan masalah demografi elemen-elemen karakteristik
didalamnya meliputi: usia, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat
pendapatan. Dalam kaitan dengan geografi, terkait dengan penyebaran penduduk
dan lokasi pemukiman. Selanjutnya dengan psikografi terkait didalamnya hobi,
kesenangan, kebiasaan, kepercayaan atau keyakinan, selera, orientasi dalam
kehidupan, dan masih banyak lagi. Pada gender, konsumen-konsumen dibedakan
dalam kelamin laki-laki dan perempuan. Kemudian dipilah-pilah dalam usia, dari
usia sejak dilahirkan, dan bahkan selagi dalam kandungan ibunya sampai dengan
usia lanjut. Terkait dengan masalah gender ini, meskipun dalam kehidupan nyata
terdapat kelompok gender lain yang sering kita kenal dengan sebutan waria,
namun tidak menjadi bagian dalam pembahasan buku ini.
Di Negara yang telah maju, kelompok jenis pekerjaan dibedakan dalam
pekerja kerah putih (white collars) dan pekerja kerah biru (blue collars). Yang
dimaksud pekerja kerah putih adalah orang yang bekerja diperkantoran, yang
sehari-hari menggunakan baju bersih dan atau menggunakan dasi, sedangkan
pekerja kerah biru maksudnya para pekerja dan atau buruh yang bekerja di pabrik
dan atau pertambangan. Di Indonesia jenis pekerjaan dibedakan dalam pekerja
sektor formal dan pekerja sektor non formal atau disebut juga dengan sektor riil.
Sektor formal artinya sektor yang di dalam sistem pelaksaan kerjanya telah
memiliki berbagai peraturan dan ketentuan. Contoh jenis pekerjaan sektor formal
adalah kantor-kantor pemerintah, kantor-kantor perusahaan yang masuk dalam
kategori korporasi atau perusahaan besar, seperti PT. Telekomunikasi Indonesia,
PT Garuda Indonesia, PT Bank Rakyat Indonesia, PT Bank BCA dan sebagainya.
Sedangkan jenis pekerjaan yang masuk dalam kateogori sektor non formal atau
disebut dengan riil adalah para pelaku usaha swasta dalam skala mikro, kecil dan
menengah.
Usaha swasta biasanya belum memiliki sistem dalam prosedur kerja yang
tertata, sehingga masih menggunakan cara-cara seadanya. Contoh jenis usaha
yang masuk dalam kategori non formal adalah tukang gunting rambut yang
berlokasi di tenda-tenda atau kios-kios kecil, warung sate, warung bakso, para
pedagang yang ada di pasar-pasar tradisional, warung nasi sederhana dan
sejenisnya. Lokasi pemukiman konsumen bisa dibedakan menjad penduduk yang
bermukim di daerah duam musim seperti di Indonesia, dan yang bermukim di
daerah empat musim, seperti yang tinggal di Eropa, Amerika Utara, atau di
Australia. Di Indonesia sendiri, konsumen masih dapat dibedakan antara yang
bermukim didaerah pegunungan yang suhu udaranya lebih dingin. Demikian juga
dengan konsumen yang merupakan penduduk perkotaan dan pedesaan (Mulyadi,
2009).
Dalam hal kepercayaan atau keyakinan konsumen dibedakan antara pemeluk
agam Islam, Kristen Katholik, Kristen Protestan, Hindu, Budha dan Konghucu.
Mereka memiliki kebutuhan masing-masing sesuai dengan kepercayaan dan
keyakinan yang dianutnya. Pada bulan suci ramadhan misalnya, kaum muslimin
membutuhkan buah kurma yang diyakini sebagai makanan sunnah Nabi.
Demikian pula selama bulan suci ramadhan dan menjelang hari Raya Idul Fitri
pada umumnya ingin berpakaian secara Islami. Tidak mengherankan tuntutan
kebutuhan masyarakat muslim menjadi meningkat. Pada hari raya agam Kristen
juga tidak berbeda, umat Kristiani membutuhkan benda-benda yang diperlukan
untuk merayakan dan mengagungkan Hari Raya Natal dan Tahun Baru. Dengan
demikian berbagai kebutuhan masyarakat juga meningkat.
Fenomena masyarakat Indonesia yang sangat agamis, menjadikan setiap
peristiwa atau perayaan hari besar keagamaan membawa kebutuhan dan
keinginan. Salah satu dari sekan banyak kebutuhan dan keinginan tersebut antara
lain : berkumpul kembali dengan sanak keluarga dan kembali kekota kelahiran,
setelah sekian lama merantau di kota lain. Peningkatan kebutuhan untuk
berkumpul kembali dengan sanak saudara ini membuat mobilitas masyarakat yang
sangat besar, yaitu perjalanan dari kota ke desa yang kita kenal dengan istilah
mudik. Selama bertahun-tahun fenomena mudik menjadi peluang yang sangat
menjanjikan bagi para pelaku usah, dimana setiap tahun kebutuhan dan keinginan
masyarakat semakin meningkat. Bila beberapa tahun yang lalu rest area tidak atau
kurang begitu menjadi kebutuhan dan keinginan, dewasa ini semakin banyaknya
pengguanaan kendaraan roda empat dan roda dua, maka kebutuhan dan keinginan
adanya tempat-tempat istirahat bagi para pemudik menjadi semakin meningkat.
Jelas terlihat bahwa setiap karakteristik membawa perbedaan dan kebutuhan,
keinginan konsumen. Tanpa memahami karakteristik yang melekat pada
konsumen, akan mengakibatkan ketidaktepatan para pelaku usaha dalam
memproduksi, memasarkan dan menjual produk-produknya. Sebaliknya apabila
para pelaku usaha mempelajari, memahami dan menangkap berbagai aspirasi
kebutuhan dan keinginan masyarakat, makan akan mampu menangkap berbagai
peluang tentang kebutuhan dan keinginan konsumen.
Menurut Basu Swastha & Hani Handoko (1987) dalam Danang Sunyoto
(2013) menjelaskan bahwa teori-teori yang berkaitan dengan perilaku konsumen
dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu:
1. Teori ekonomi mikro. Menurut teori tersebut keputusan untuk membeli
merupakan hasil perhitungan ekonomis rasional yang sadar. Pembeli
individual berusaha menggunakan barang-barang yang akan memberikan
kegunaan (kepuasan) paling banyak, sesuai dengan selera dan harga-harga
relatif.
2. Teori psikologis. Teori psikologis ini mendasarkan diri pada faktor-faktor
psikologi individu yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan
lingkungan.
3. Teori belajar. Biasanya lebih menekankan pada tindakan penafsiran dan
peramalan terhadap proses belajar konsumen merupakan kunci untuk
mengetahui tingkah laku pembelinya. Beberapa prinsip yang terkandung
dalam teori ini adalah:
a. Stimulus Response Theory (teori rangsangan tanggapan). Menurut teori
ini, proses belajar merupakan suatu tanggapan dari seseorang (binatang)
terhadap suatu rangsangan yang dihadapinya.
b. Cognitive theory (teori kesadaran). Menurut teori kesadaran, proses belajar
itu dipengaruhi oleh faktor sikap, keyakinan, pengalaman masa lalu dan
kesadaran mengetahui bagaimana memanfaatkan kesadaran untuk
mencapai tujuan atau mengorganisir nilai.
c. Geestalt dan field theory (teori bentuk dan bidang). Gestalt memandang
bahwa rangsangan individual diterima dan diartikan berdasarkan
pengalaman masa lalu, prosses pengamatan dan pengarahan tujuan, yang
merupakan variabel yang menentukan terhadap perilaku. Field theory
mengemukakan bahwa perilaku secara umum adalah hasil interaksi yang
nampak antarindividu dan lingkungan psikologis. Lingkungan psikologis
ditentukan oleh sifat-sifat lingkungan dan sifat-sifat pribadi.
4. Teori psikoanalitis. Menurut teori ini perilaku manusia dipengaruhi oleh
adanya keinginan yang terpaksa dan adanya motif yang tersembunyi. Perilaku
manusia semakin komplek, sehingga sumber motifnya sulit diketahui dan
bahkan tidak dipahami oleh yang bersangkutan.
5. Teori sosiologis. Teori ini lebih menitikberatkan pada hubungan dan pengaruh
antar individu yang dikaitkan dengan perilaku mereka. Jadi, lebih
mengutamakan perilaku kelompok bukan perilaku individu.
6. Teori Antropologis. Teori ini menekankan pada perilaku pembeli dari suatu
kelompok masyarakat, antara lain: kebudayaan (culture), subculture dan
kelas-kelas sosial, karena faktor-faktor tersebut memainkan peranan penting
dalam pembentukan sikap dan merupakan petunjuk mengenai nilai-nilai yang
akan dianut oleh seorang konsumen.