Anda di halaman 1dari 24

MIND MAPPING

MAKALAH

disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengembangan Asesmen
Pendidikan Biologi

Dosen Pengampu:
Dr. Hj. Siti Sriyati, M.Si.

Oleh:
Ayudya Fitriyani
NIM. 2001358
Pendidikan Biologi A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Mind Map” ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
salah satu tugas pada mata kuliah Pengembangan Asesmen Pendidikan Biologi.
Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang mind
mapping. Mulai dari pengertian, karakteristik, manfaat, cara membuat, jenis-jenis,
asesmen mind mapping, dan contoh mind mapping.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Dr. Siti Sriyati, M.Si. selaku
dosen pada mata kuliah Pengembangan Asesmen Pendidikan Biologi yang telah
membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa,
penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu,
semoga makalah ini dapat menjadi sumber wawasan yang baik bagi para pembaca.
Penulis menyadari bahwa makalah yang disusun masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, Desember 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..........................................................................1
B. Rumusan Makalah ....................................................................2
C. Tujuan Penulisan ......................................................................2
D. Manfaat Penulisan ....................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Mind Mapping .........................................................4
B. Karakteristik Mind Mapping .....................................................5
C. Manfaat Mind Mapping .............................................................7
D. Cara Membuat Mind Mapping ..................................................8
E. Jenis-jenis Mind Mapping .......................................................10
F. Asesmen Mind Mapping..........................................................12
G. Contoh-contoh Mind Mapping ................................................14
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................19
B. Saran .......................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemahaman membaca memungkinkan pembaca memperoleh informasi dan
memberikan hasil setelah kegiatan membaca. Namun, dalam memahami isi suatu
bagian dalam buku teks, siswa harus mampu memperoleh inti informasi yang
berkaitan dengan topik di antara kalimat-kalimat yang tumpang tindih.
Keterampilan membaca akan meningkat tergantung pada kemampuan siswa dalam
memahami setiap kalimat dalam teks. Kalimat sederhana memang mudah
dipahami, namun dalam buku teks biasanya memererukan upaya lebih bagi mereka
untuk memahaminya. Oleh karena itu, dalam kegiatan membaca, strategi
pemahaman membaca dapat digunakan untuk membantu siswa memahami isinya.
Pendidik mungkin mempunyai berbagai strategi pemahaman bacaan yang
sesuai dengan kelasnya untuk membantu siswa memahami materi. Terdapat tiga
strategi yang umum digunakan dalam pemahaman membaca: skimming dan
scanning, mind map, serta summarizing. Pendidik dapat memilih salah satu strategi
yang dianggap sesuai dengan kebutuhan untuk membantu siswa dalam memahami
topik. Selain itu, Ardakani (dalam Hasanah et al., 2017) menyebutkan bahwa teknik
mind mapping dapat membantu siswa meningkatkan kemampuan pemahaman
membaca mereka.
Umumnya siswa membuat Mind Mapping sebagai alat pembelajaran dan
lebih memahami materi yang diberikan di kelas. Selain itu, Verbeke (dalam
Hasanah et al., 2017) menyebutkan bahwa ada beberapa cara dalam menggunakan
mind mapping, seperti: alat pengajaran, alat pembelajaran, alat penilaian, alat
desain kursus dan lain-lain. Sejalan dengan itu, Buzan (dalam Hasanah et al., 2017)
juga mengatakan bahwa “jika tujuan ujian adalah untuk menguji pengetahuan dan
pemahaman siswa daripada kemampuan menulis mereka, mind mapping adalah
solusi yang ideal”. Dengan demikian, dapat menjadi pertimbangan bahwa mind
mapping dapat dimanfaatkan sebagai alat penilaian alternatif untuk menilai
pemahaman membaca siswa. Faktanya mind mapping telah digunakan di sekolah-

1
sekolah, universitas, dan perguruan tinggi di seluruh dunia, namun perhatian dalam
menilainya masih terlalu sedikit.
Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penelitian yang berkaitan dengan
penerapan dan pengaruh mind mapping dalam berbagai aspek pendidikan.
Berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan di atas bahwa mind map dapat
digunakan sebagai alat penilaian, hal tersebut menjadi pertimbangan penulis untuk
membahas pada makalah kali ini tentang bagaimana dapat memanfaatkan mind map
sebagai alat penilaian.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada
makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan mind mapping?
2. Apa saja karakteristik mind mapping?
3. Apa manfaat membuat mind mapping?
4. Bagaimana cara membuat mind mapping?
5. Apa saja jenis-jenis mind mapping?
6. Bagaimana asesmen mind mapping?
7. Bagaimana contoh-contoh mind mapping?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari makalah ini, diantaranya:
1. Untuk mengetahui pengertian dari mind mapping.
2. Untuk mengetahui karakteristik mind mapping.
3. Untuk mengetahui manfaat membuat mind mapping.
4. Untuk mengetahui cara membuat mind mapping.
5. Untuk mengetahui jenis-jenis mind mapping.
6. Untuk mengetahui asesmen mind mapping.
7. Untuk mengetahui contoh mind mapping.
D. Manfaat Penulisan
Makalah berjudul “Mind Mapping” memberikan manfaat bagi penulis dan
pembaca kalangan akademik ataupun umum. Informasi hasil telaah pustaka
mengenai mind map diharapkan dapat memberikan wawasan dan pengetahuan
khususnya bagi penulis, umumnya bagi pembaca. Selain sebagai penambah

2
wawasan, kajian ini membantu pembaca dan penulis supaya mengetahui mengenai
pengertian, karakteristik, manfaat, cara membuat, jenis-jenis, asesmen mind
mapping, dan contoh mind mapping.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mind Mapping


Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah
akan memetakan pikiran-pikiran kita (Buzan, 2009). Menurut Svantesson (dalam
Widiyono, 2021) menyatakan mind mapping atau peta pikiran adalah suatu teknik
pembuatan catatan-catatan yang dapat digunakan pada situasi, kondisi tertentu,
seperti dalam pembuatan perencanaan, penyelesaian masalah, membuat ringkasan,
membuat struktur, pengumpulan ide-ide, untuk membuat catatan, kuliah, rapat,
debat dan wawancara. Buzan (2012) menjelaskan bahwa mind map juga merupakan
peta rute hebat bagi ingatan, memungkinkan menyusun fakta dan pikiran
sedemikian rupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Catatan yang
dibuat tersebut membentuk gagasan yang saling berkaitan, dengan topik utama di
tengah dan subtopik serta perincian mejadi cabang-cabangnya. Hal tersebut dapat
menjadikan siswa merasa senang dan tidak bosan dalam mengikuti pelajaran,
sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar (Wicoff dalam Widiyono, 2021).
Menurut Alamsyah (2009), mind mapping selaras dengan cara kerja alami
otak, karena mind mapping melibatkan kedua belahan otak. Seseorang mencatat
dengan melibatkan simbol-simbol atau gambar-gambar yang disukainya,
menggunakan warna-warna untuk percabangan-percabangan yang
mengindikasikan makna tertentu dan bisa melibatkan emosi, kesenangan,
kreativitas seseorang dalam membuat catatan-catatan. Menurut Septiana (2007),
agar pembelajaran membekas dalam ingatan peserta didik, maka diperlukan
penekanan hal-hal yang telah dipelajari selama sesi kelas itu. Gambar atau tulisan
yang menarik dan berkesan dapat membantu siswa mengingat kembali hal-hal yang
telah mereka lakukan dan pelajari.
Umumnya siswa membuat Mind Mapping sebagai alat pembelajaran dan
lebih memahami materi yang diberikan di kelas. Selain itu, Verbeke (dalam
Hasanah et al., 2017) menyebutkan bahwa ada beberapa cara dalam menggunakan
mind mapping, seperti: alat pengajaran, alat pembelajaran, alat penilaian, alat
desain kursus dan lain-lain. Sejalan dengan itu, Buzan (dalam Hasanah et al., 2017)

4
juga mengatakan bahwa “jika tujuan ujian adalah untuk menguji pengetahuan dan
pemahaman siswa daripada kemampuan menulis mereka, mind mapping adalah
solusi yang ideal”. Dengan demikian, dapat menjadi pertimbangan bahwa mind
mapping dapat dimanfaatkan sebagai alat penilaian alternatif untuk menilai
pemahaman membaca siswa.
B. Karakteristik Mind Mapping
Mind mapping memiliki prinsip dan ciri tersendiri. Mind mapping
menggunakan teknik penyaluran gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas,
simbol, gambar, dan menggambarkan secara kesatuan dengan menggunakan 3
teknik pohon. Mind mapping ini didasarkan pada detail-detail dan suatu peta pikiran
yang mudah diingat karena mengikuti pola pemikiran otak.
Semua mind map mempunyai kesamaan yakni menggunakan warna.
Semuanya memiliki struktur alami yang memancar dari pusat. Semuanya
menggunakan garis lengkung, simbol, kata, dan gambar yang sesuai dengan satu
rangkaian Turan yang sederhana, mendasar, alami, dan sesuai dengan cara kerja
otak. Dengan mind map, daftar informasi yang panjang bisa dialihkan menjadi
diagram warna-warni, sangat teratur dan mudah diingat yang bekerja selaras dengan
cara kerja alami otak dalam melakukan berbagai hal (Buzan, 2009)
Menurut Buzan, teknik pembuatan catatan dan pengelompokan pikiran yang
dirancang untuk memenuhi kebutuhan seluruh otak yang harus menyertakan tidak
hanya kata-kata, angka, rangkaian dan juga garis-garis tetapi juga dengan warna,
gambar-gambar, dimensi, simbol-simbol itulah peta pikiran atau mind mapping
(Buzan, 2012).
Mind mapping merupakan teknik penyusunan catatan demi membantu
siswa menggunakan seluruh potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan
kerja otak bagian kiri dan kanan. Metode ini mempermudah memasukan informasi
ke dalam otak dan untuk kembali mengambil informasi dari dalam otak. Mind
mapping merupakan teknik yang paling baik dalam membantu proses berfikir otak
secara teratur karena menggunakan teknik grafis yang berasal dari pemikiran
manusia yang bermanfaat untuk menyediakan kunci-kunci universal sehingga
membuka potensi otak. (Prayudi dalam Widiyono, 2021). Dengan metode mind

5
mapping siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga 78%. Berikut adalah
perbedaan antara tulisan biasa dan mind map:
1. Tulisan Biasa
a. Hanya berupa tulisan-tulisan saja.
b. Hanya dalam satu warna.
c. Untuk mereview ulang memerlukan waktu yang lama.
2. Mind map
a. Berupa tulisan, symbol dan gambar.
b. Berwarna-warni.
c. Untuk me-review ulang diperlukan waktu yang pendek.
d. Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif.
e. Membuat individu menjadi lebih kreatif .
Dari uraian tersebut, peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik
mencatat yang mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan
mengembangkan potensi kerja otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan
adanya keterlibatan kedua belahan otak maka kan memudahkan seserorang untuk
mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara tertulis maupun
secara 7 verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya
memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima. Peta pikiran yang
dibuat dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan
perasaan yang terdapat dalam diri setiap harinya. Suasana menyenangkan yang
akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran (Sugiarto dalam Widiyono, 2021).
Alamsyah (2009) menjelaskan setiap peta pikiran (mind map) mempunyai
elemen-elemen sebagai berikut:
1. Pusat peta pikiran atau central topic, merupakan ide atau gagasan utama.
2. Cabang utama atau basic ordering ideas (BOI), cabang tingkat pertama
yanglangsung memancar dari pusat peta pikiran.
3. Cabang, merupakan pancaran dari cabang utama, dapat dituliskan ke
segalaarah.
4. Kata, menggunakan kata kunci saja.
5. Gambar, dapat menggunakan gambar-gambar yang disukainya.
6. Warna, gunakan warna-warni yang menarik dalam peta pikiran.

6
C. Manfaat Membuat Mind Mapping
Alamsyah (2009) menyebutkan beberapa manfaat dari penggunaan metode
mind mapping, antara lain:
1. Dapat melihat gambaran secara menyeluruh dengan jelas.
2. Dapat melihat detail tanpa kehilangan benang merahnya antar topik.
3. Terdapat pengelompokkan informasi.
4. Menarik perhatian mata dan tidak membosankan.
5. Memudahkan berkonsentrasi.
Selain itu manfaat mind mapping, juga dapat:
1. Meningkatkan kemampuan untuk mengingat sesuatu yang penting
Dengan membuat mind mapping, tentunya akan memudahkan seseorang
dalam mengingat, serta menemukan gambaran utuh dari informasi yang telah
didapat. Materi-materi yang telah didapat dari membaca buku atau sumber-sumber
lain dikumpulkan menjadi satu menggunakan metode mind mapping.
2. Melatih manajemen informasi, konsentrasi serta ketelitian
Membuat mind mapping sendiri secara tidak langsung akan melatih dalam
mengatur informasi yang telah didapat. Semakin lama akan semakin terbiasa
mengelompokkan materi-materi yang sesuai dengan suatu tema bahasan. Hal ini
juga menuntut kejelian serta konsentrasi, sehingga jika rutin dilakukan akan
semakin terasah kemampuan tersebut.
3. Mengasah kreativitas dan imajinasi
Mind mapping juga dapat menjadi ajang melatih kreativitas dalam
menciptakan rangkuman yang menarik. Dengan tampilan yang enak dilihat tentu
akan mendorong untuk semakin sering membacanya kembali sehingga
meningkatkan ingatan pada sebuah pokok bahasan. Proses ini juga melibatkan daya
imajinasi dalam menghadirkan visualisasi untuk kemudahan mencerna materi.
4. Menghemat waktu dalam mempelajari dan memahami informasi
Membiasakan diri membuat mind mapping juga berdampak pada waktu
yang disisihkan dalam memahami sebuah materi. Seseorang akan dengan cepat
mempelajari sebuah pelajaran. Aktivitas membaca pun takkan jadi sia-sia karena
bantuan mind map. Hal ini menjadi keuntungan karena dapat mempelajari pokok
bahasan lain dalam jangka waktu yang cukup singkat.

7
5. Dapat diaplikasikan pada beberapa hal
Penerapan mind mapping tidak melulu di dunia pendidikan saja, tetapi dapat
diaplikasikan dalam pekerjaan atau rencana bisnis. Mind map akan membantu
dalam menyusun strategi agar efektivitas kerja dapat terjaga. Pada prosesnya, hal
tersebut akan berpengaruh pada hasil akhir dari tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Kesimpulannya mind map selain meningkatkan keterampilan belajar (study
skill) juga meningkatkan keterampilan hidup (Life Skill).
Dengan memanfaatkan mind map sebagai alat penilaian, dapat memberikan
informasi yang dibutuhkan pendidik untuk mengembangkan pembelajaran yang
tepat dan meningkatkan pengajaran bagi siswa karena mind map dapat memberikan
visualisasi pengetahuan siswa kepada pendidik sehingga dapat mencerminkan
pemahaman bacaan siswa. Mind map memberikan kesempatan kepada pendidik
untuk mengomunikasikan apa yang sebenarnya dipikirkan siswa Hasanah et al.,
2017). Oleh karena itu, pemetaan pikiran dapat menjadi alat penilaian alternatif lain
untuk pemahaman bacaan.
D. Cara Membuat Mind Mapping
Terdapat dua versi dalam membuat mind map, yaitu cara tradisional dan
cara modern dengan aplikasi. Hal-hal yang harus diperhatikan ketika akan membuat
mind map, bahan bacaan yang berasal dari buku teks, yaitu:
1. Membaca teks secara keseluruhan
Dengan membaca teks secara menyeluruh maka akan mengetahui isi cerita.
Sewaktu membaca teks beri tkita pada kata-kata yang dianggap penting untuk
mencatat di mind map.
2. Mengenali tipe teks
Sebelum membuat mind map, maka harus menemukan desain yang cocok
untuk masing-masing teks yang spesifik. Setelah membaca teks maka akan
mengetahui desain yang sesuai untuk mind map yang akan dibuat. Secara sederhana
sebuah teks dapat dikategorikan ke dalam tiga kelompok:
3. Komparasi (perbandingan)
Sebuah teks dikategorikan komparasi apabila teks tersebut terdapat
perbandingan antara A dan B, antara yang baik dan yang jelek dan sebagainya.

8
Kronologi atau rangkaian peristiwa teks tersebut mempunyai sebuah awal dan akhir
yang jelas, misalnya biografi, sejarah, proses dan sebagainya. Desain ini biasanya
sesuai dengan arah jarum jam.
4. Presentasi (paparan)
Apabila cerita tanpa permulaan atau akhir yang jelas, apabila kata-kata
dipaparkan tanpa urutan yang khusus, maka bisa didesain sesuai dengan keinginan.
5. Menulis mind map
Pada saat membaca maka telah memperoleh kata-kata penting yang telah
diberi tanda, tahap ini adalah tahap menulis kata-kata penting pada mind map.
Setelah menulis kata utama maka dihubungkan dengan garis hubung pada kata-kata
yang menjadi cabang dari kata-kata utama. (Svantesson dalam Widiyono, 2021).
Berkut ini langkah-langkah untuk membuat mind map (Windura, 2008):
1. Mulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan vertikal
atau horizontal.
2. Menentukan central topic yang akan dibuat dengan metode mind mapping,
central topic biasanya adalah judul buku atau judul bab yang dipelajari danharus
diletakkan di tengah kertas serta diusahakan berbentuk gambar.
3. Membuat basic ordering ideas (BOI) untuk central topic yang telah dipilih,
gunakan warna yang berbeda pada masing-masing garis BOI. BOI biasanya
adalah judul bab atau sub bab dari buku yang akan dipelajari atau bisa juga
dengan menggunakan 5WH (what, where, why, who, when, dan how). Buzan
(2009) menjelasakan garis BOI dibuat lebih tebal dibandingkan dengan garis
cabang-cabang selanjutnya setelah cabang utama (BOI) dan seluruh garis caban
gutama (BOI) harus tersambung ke pusat/central topic.
4. Melengkapi setiap BOI dengan cabang-cabang yang berisi data-data
pendukungyang terkait garis cabang kedua, ketiga, dan selanjutnya lebih tipis
dibandingkan garis cabang utama (BOI) dan warna garis cabang kedua, ketiga,
dan selanjutnyatersebut mengikuti warna BOI nya masing-masing
5. Melengkapi setiap cabang dengan gambar, simbol, kode, daftar, grafik agar
lebih menarik, lebih mudah untuk diingat dan dipahami, jika perlu lengkapi
dengan garis penghubung bila ada BOI yang saling terkait satu dengan lainnya
serta tuliskan kata kuncinya saja untuk setiap garis.

9
E. Jenis-jenis Mind Mapping
Mind mapping tidak hanya berisikan teori atau materi saja. Lebih dari itu,
mind mapping bisa berisi sebuah ide, rancangan proyek, sampai ringkasan laporan
hasil kerja. Berkut beberapa contoh mind mapping yang bisa digunakan (Widiyono,
2021):
1. Mind mapping Pohon
Mind mapping yang paling sering ditemui adalah mind mapping pohon.
Dalam membuat mind mapping podiprlukan kreativitas yang tinggi agar mind
mapping pohon tersebut terlihat menarik. Mind mapping pohon sendiri merupakan
salah satu tipe mind mapping yang sangat simpel dibanding dengan mind mapping
lainnya. Selain simpel, pembuatannya pun juga sangat mudah karena hanya
menggambar pohon saja yang notabene orang bisa membuatnya dengan mudah
serta bisa digunakan ke dalam berbagai macam materi apapun. Dalam pembuatan
mind mapping pohon, maka gambar dari pohon itu sendiri bisa dijadikan sebagai
pokok dari pembahasan. Sedangkan gambar dari ranting, akar atau daun bisa
dijadikan sebagai poin-poin penting dari pokok materi tersebut.
2. Mind mapping Simpel
Mind mapping yang simpel ini bisa dibuat dalam banyak jenis dan tipe.
Pembuatannya hanya untuk beberapa poin dan bentuknya tidak rumit pula untuk
kategori mind mapping simpel. Dalam membuat mind mapping simpel tentunya
tidak sesulit membuat mind mapping jenis lainnya, karena cukup membuat
beberapa kolom, kemudian menghubungkan kolom tersebut satu dan lainnya.
Kemudian, bisa pula menambahkan mind mapping simpel yang telah dibuat dengan
perpaduan bebearpa warna agar terlihat lebih menarik.
3. Mind mapping Sekolah
Terdapat berbagai macam tipe yang bisa kita temukan dalam pembuatan
mind mapping untuk kategori sekolah. Mind mapping yang dibuat bisa disesuaikan
dengan materi yang akan dibahas. Misalnya, jika kita ingin temanya kesehatan
maka untuk mind mappingnya sendiri bisa dibuat dengan desain yang berbau
tentang kesehatan. Mind mapping untuk sekolah sendiri, sudah tentu harus dibuat
lebih menarik karena di dalamnya mengandung banyak sekali materi yang harus
dikuasai dan dipahami. Dalam membuat mind mapping sekolah, usahakan bentuk

10
yang kita pilih terlihat simple namun memiliki banyak perpaduan warna. Dengan
begitu, selain akan mudah dimengerti, tentunya akan semakin mudah untuk
menghapal poin-poin yang ada.
4. Mind mapping Diri Sendiri
Mind mapping diri sendiri adalah peta pemikiran yang dibuat untuk
mempermudah pembelajaran. Bisa juga diartikan sebagai mind mapping yang
dibuat untuk memetakan tentang diri sendiri. JIika berbicara mengenai mind
mapping tentang diri sendiri, maka beberapa jenisnya antara lain bisa seperti mind
mapping tentang passion, atau mind mapping tentang bagaimana koneksi dengan
lingkungan sekitar. Bisa juga contoh mind mapping struktur keluarga yang mungkin
sudah menyebar dan sulit untuk dihafal. Dalam pembuatannya, bisa menggunakan
salah satu bentuk yang dianggap menarik. Bisa dengan bentuk mind map bergaris,.
Namun, jika ingin membuatnya lebih menarik, tidak lupa memberikan warna yang
cerah dan menambahkan bentuk-bentuk unik lainnya.
5. Mind mapping Bisnis
Ketika ingin membuat sebuah konsep bisnis atau laporan sebuah proyek,
bisa menggunakan mind mapping sebagai ringkasannya. Mind mapping bisa di
katakan sebagai salah satu jalan keluar terbaik bagi yang ingin mempelajari proyek
atau laporan dengan mudah dan cepat. Dalam pembuatannya, bisa berkreasi sesuai
imajinasi. Misanya membuat mind mapping yang serius, simple, atau penuh
kreativitas. Pada umumnya mind mapping bisnis biasanya dibentuk dengan animasi
tertentu, atau bertemakan alam. Namun, tetap bisa membuat mind mapping bisnis
dengan beberapa garis dengan beberapa kolom saja.
6. Mind mapping Visi dan Misi Hidup
Mind mapping yang berisikan visi dan misi hidup ini sangat penting untuk
dibuat, agar setiap pencapaian tertinggi pun bisa diketahui sejauh mana
pencapaiannya. Dengan begitu, maka bisa lebih mengetahui seberapa besar
memperjuangkan pencapaian yang telah dibuat. Maka dari itu, pembuatan mind
mapping ini pun harus dibuat dengan baik dan benar. Dalam pembuatannya, mind
mapping visi dan misi hidup ini memiliki dua poin penting yang beda dan terpisah
yang harus ditulis. Poin yang pertama adalah visi hidup dan poin yang kedua adalah
misi hidup. Kedua poin tersebut harus dibuat terpisah. Tidak lupa juga untuk

11
memberikan sub poin yang berisi visi maupun misi dalam hidupmu yang mesti
dicapai.
F. Asesmen Mind Mapping
Dalam mempertimbangkan mind maps sebagai karya siswa yang dapat
dinilai, rubrik penilaian harus dikembangkan. Rubrik tersebut, diantaranya:
1. Harus sesuai dengan hasil pembelajaran yang diperlukan untuk topik tersebut.
Dalam hal ini tingkat yang dinilai berada pada ujung spektrum yang
“deskripsikan” dan bukan pada ujung “evaluasi”;
2. Harus adil terhadap semua tipe siswa yang berbeda dalam kelompok;
3. Tidak akan menghalangi siswa dewasa yang kemampuannya mungkin tidak
setinggi siswa yang lebih muda;
4. Tidak akan memberikan keuntungan yang tidak adil pada tata letak estetika
dibandingkan detail teknis;
5. Tidak boleh menghalangi fleksibilitas (O’Connor, 2011).
Rubrik ini juga dirumuskan secara domain independen sehingga cocok
digunakan dalam berbagai disiplin ilmu. Beberapa aturan dasar harus ditetapkan
bersama siswa mengenai bagaimana mind maps akan dinilai. Pertama adalah siswa
dapat menggunakan metode apa pun untuk menghasilkan mind maps selama
mereka dapat mengunggah menyelesaikan mind mapsnya. Kedua, isi dan struktur
akan lebih diutamakan daripada tampilannya. Berbagai contoh mind maps
disediakan bagi siswa dengan nilai indikatif yang dialokasikan kepada masing-
masing siswa untuk mengilustrasikan skema penilaian dalam praktik. Setelah siswa
mengirimkan upaya pertama mereka, upaya ini dinilai dan umpan balik diberikan
kepada setiap siswa.
Karakteristik utama yang digunakan untuk menilai peta pikiran tercantum
di bawah ini (O’Connor, 2011).
1. Comprehensiveness (Kelengkapan)
a. Broadness of Knowledge (Luasnya Pengetahuan): Ini bisa sesederhana
menghitung elemen. Untuk topik seperti pencemaran air, materinya dapat
dengan mudah dibagi menjadi beberapa bagian utama dan masuk akal jika
mengharapkan elemen dalam peta pikiran mewakili setiap elemen.

12
b. Focus, wrong focus, emphasis on wrong areas (Fokus, salah fokus, penekanan
pada area yang salah): Meskipun siswa mungkin telah memahami unsur-unsur
yang membentuk suatu topik, mereka mungkin salah menafsirkan inti
keseluruhan suatu topik dan menggambarkan hal ini dengan memiliki peta
pikiran dengan fokus yang salah atau dengan penekanan yang memberikan
prioritas yang salah pada unsur-unsur tertentu.
2. Organisation and layout (Organisasi dan tata letak)
a. Branches well defined and placed (Cabang-cabangnya terdefinisi dan
ditempatkan dengan baik): Dalam beberapa kasus, seorang siswa mungkin tidak
memiliki pemahaman rinci tentang suatu topik namun mungkin memiliki
pemahaman umum tentang keseluruhan topik dan dapat menyajikannya dalam
struktur cabang yang terdefinisi dengan baik dan ditempatkan.
b. Structure, Sophistication of branch structure, use of links (Struktur,
Kecanggihan struktur cabang, penggunaan tautan): Penggunaan keterkaitan
antar elemen dan sub elemen peta pikiran akan menunjukkan apresiasi siswa
terhadap kompleksitas dan keterkaitan yang ada antar topik.
c. Sophistication, Correct integration of concepts in an organised complete
structure (Kecanggihan, Integrasi konsep yang benar dalam struktur lengkap
yang terorganisir): Hal ini sangat terlihat dimana seorang siswa telah memahami
secara utuh suatu topik dan hubungan antara setiap elemen dan sub elemen
dalam peta pikiran.
3. Correctness (Kebenaran)
a. Accuracy of information (Akurasi informasi): Biasanya cukup jelas jika
pembelajar memasukkan unsur-unsur yang salah atau salah. Sehubungan
dengan ini relatif mudah untuk menafsirkan setiap konsep/kesalahan
pemahaman yang dimiliki siswa pada tahap ini.
Ciri-ciri tersebut telah diringkas dalam rubrik penilaian yang tersedia bagi
siswa. Rubrik yang digunakan adalah:

13
Tabel 1. Rubrik Penilaian Mind Maps (O’Connor, 2011)

G. Contoh Mind Mapping


Untuk membantu perbandingan, peta pikiran berikut memiliki pokok
bahasan yang sama yakni mengenai pencemaran air (O’Connor, 2011).

Gambar 1. Good mind map

14
Gambar 2. Very good mind map

Gambar 3. Excellent mind map

15
Mind map ini menunjukkan perkembangan dari mind map yang baik menuju
peta pikiran yang sangat baik. mind map pertama, Gambar 1. terdiri dari elemen
utama dan sub elemen untuk keseluruhan topik. Siswa telah menyusun unsur-
unsurnya secara logis dan menyusun sub-sub unsurnya dengan tepat. Ada beberapa
kesalahan ejaan kecil. Pada mind map kedua, Gambar 2. siswa telah membagi topik
menjadi elemen-elemen yang lebih rinci dan telah membaginya menjadi sub-sub
elemen. Mind map bersifat komprehensif dan siswa telah memikirkan dengan jelas
kategori apa yang akan digunakan dan bagaimana menyusunnya dalam mind map.
Mind map ketiga, Gambar 3. lebih rinci dibandingkan sebelumnya dan siswa telah
menghubungkan elemen-elemen tersebut untuk menunjukkan apresiasi mereka
terhadap hubungan antar elemen. Pada peta pikiran berikut, Gambar 4. siswa
memasukkan setiap elemen yang tercakup dalam catatan kuliah dan dalam
perkuliahan. Siswa jelas memiliki bakat untuk desain dan tata letak. Mind map ini
akan menjadi luar biasa.

Gambar 4. Mind Map


Peta pikiran berikut menunjukkan contoh di mana siswa memilih
menggambar tangan untuk menggunakan perangkat lunak tipe kantor standar.

16
Gambar 5. Mind map Hand Drawn

Gambar 5. Mind map Microsoft Word

17
Gambar 6. Mind map Microsoft Power Point

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah akan
memetakan pikiran-pikiran. Asesmen mind map adalah alat penilaian alternatif
untuk menilai pemahaman membaca siswa.
2. Mind map mempunyai elemen-elemen pusat peta pikiran atau central topic,
cabang utama atau basic ordering ideas (BOI), cabang yang merupakan
pancaran dari cabang utama, kata kunci saja, gambar, dan warna.
3. Manfaat mind mapping yaitu meningkatkan kemampuan untuk mengingat
sesuatu yang penting, melatih manajemen informasi, konsentrasi serta
ketelitian, mengasah kreativitas dan imajinasi, menghemat waktu dalam
mempelajari dan memahami informasi, serta dapat diaplikasikan pada beberapa
hal. Mind map sebagai alat penilaian, dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan pendidik untuk mengembangkan pembelajaran yang tepat dan
meningkatkan pengajaran bagi siswa.
4. Cara membuat mind map yaitu memahami materi yang akan dibuat mind map,
mulai dari bagian tengah kertas kosong, menentukan central topic, membuat
basic ordering ideas (BOI), melengkapi setiap BOI dengan cabang-cabang,
melengkapi setiap cabang dengan gambar, simbol, kode, daftar, grafik.
5. Jenis-janis mind mapping, diantaranya mind mapping pohon, mind mapping
simpel, mind mapping sekolah, mind mapping diri sendiri, dan mind mapping
bisnis.
6. Dalam mempertimbangkan mind maps sebagai karya siswa yang dapat dinilai,
rubrik penilaian harus dikembangkan. Selain itu, terdapat karakteristik utama
yang digunakan untuk menilai mind maps.
7. Terdapat contoh mind maps yang menunjukkan perkembangan dari mind map
yang baik menuju mind maps yang sangat baik. Selain itu, terdapat pula cotoh
mind maps yang digambar tangan dan yang dibuat menggunakan aplikasi.

19
B. Saran
Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa mind map ini dapat
digunakan sebagai alat penilaian. Namun, penulis menyarankan untuk melakuan
pengembangan terhadap instrumen penilaian mind map yang disesuaikan dengan
kemampuan atau keterampilan yang akan diases atau dinilai.
.

20
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, I., Syarif, H., & Ratmanida. (2017). Utilizing Mind Mapping as
Assessment Tool for Reading Comprehension. English Language Teaching
and Research, 1(1), 152-163.
Widiyono. (2021). ”Mind Mapping” Strategi Belajar Yang Menyenangkan.
Yogyakarta: Lima Aksara.
O’Connor, Robbie. (2011). The Use of Mind Maps as an Assessment Tool.
International Conference on Engaging Pedagogy.
Buzan, Tony. (2009). Buku Pintar Mind map. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Buzan, Tony. (2012). Use Both Sides of Your Brain. Surabaya: Ikon.
Alamsyah, M. (2009). Kiat Jitu Meningkatkan Prestasi Belajar dengan Mind
Mapping. Yogyakarta: Mitra Pelajar.
Windura, S. (2008). Be An Absolute Genius. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Anda mungkin juga menyukai