Anda di halaman 1dari 89

ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN KEUNTUNGAN PADA INDUSTRI

KOMPUTER (ISIC 26210) DI INDONESIA

Skripsi Oleh :

Gian Jou Mehitabel

01021381722202

KEMENTRIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS EKONOMI
2022

i
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN KOMPREHENSIF

ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN KEUNTUNGA PADA INDUSTRI


KOMPUTER (ISIC 26210) DI INDONESIA

Disusun Oleh:
Nama : Gian Jou Mehitabel
Nim : 01021381722202
Fakultas : Ekonomi
Jurusan : Ekonomi Pembangunan Bidang
Kajian/Konsentrasi : Ekonomi Industri

Tanggal Persetujuan Dosen Pembimbing

Tanggal: 02-10- 2021 Ketua:


Drs. Muhammad Teguh,.Si
NIP. 196108081989031003

Tanggal: 18-09-2021 Anggota:


Drs. Harunnurrasyid. M.Com
NIP. 196002091989031001

ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN KEUNTUNGAN PADA INDUSTRI


KOMPUTER (ISIC 26210) DI INDONESIA

Disusun oleh:
Nama : Gian Jou Mehitabel
NIM : 01021381722202
Fakultas : Ekonomi
Jurusan : Ekonomi Pembangunan
Telah diuji dalam ujian komprehensif pada tanggal 26 November 2021 dan
telah memenuhi syarat untuk diterima.
Panitia Ujian
Komprehensif Indralaya, 5 Januari 2022

Ketua Anggota Anggota

Drs. Muhammad Teguh, Drs. Harunnurrasyid.


M.Si NIP. M.Com NIP.
196108081989031003 196002091989031001

Mengatahui,
Ketua Jurusan
Ekonomi
Pembangunan

Dr. Mukhlisin,
S.E.,M.Si
NIP.
197304062010121001

iii
Drs. Nazeli Adnan,
M.Si NIP.
195804171988101002

iv
SURAT PERNYATAAN INTEGRITAS KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama Mahasiswa : Gian Jou Mehitabel
Jurusan 01021381722202

Jurusan : Ekonomi Pembangunan


Bidang Kajian : Ekonomi Industri

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi saya yang berjudul :

“Analisis Biaya Produksi dan Keuntungan pada Industri Komputer(ISIC26210)


di Indonesia”
Pembimbing :

Ketua : Drs Muhammad Teguh, M. Si


Anggota : Drs. Harunnurrasyid, M. Com
Tanggal Ujian : 26 November 2021
Adalah benar hasil karya saya sendiri. Dalam skripsi ini tidak ada kutipan hasil
karya orang lain yang tidak disebutkan sumbernya .
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila pernyataan
saya ini tidak benar di kemudian hari, maka saya bersedia dicabut predikat
kelulusan dan gelar kesarjanaan.

Palembang, 5 Januari 2022


Pembuat Pernyataan,

Gian Jou Mehitabel


Nim. 01021381722202

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Y.M.E, karena

berkat rahmat, dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Analisis Biaya Produksi dan Keuntungan pada Industri Komputer(ISIC

26210) di Indonesia”.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada

kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Penulis sangat

mengharapkan masukan, kritik dan saran yang bersifat membangunan kearah

perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi yang berjudul “Analisis Biaya

Produksi dan Keuntungan pada Industri Komputer(ISIC 26210) di Indonesia” ini

dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

v
UCAPAN TERIMAKASIH

Selama menyelesaikan penyusunan Skripsi ini Penulis telah banyak bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, Penulis ingin menyampaikan ucapan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak pihak yang turut

membantu, khususnya :

1. Tuhan YME yang telah melimpahkan segala nikmat dan rahmat-Nya

sehingga Saya bisa menyelesaikan skripsi Saya. Rasa syukur tak terhingga

Saya ucapkan atas doa-doa yang telah dikabulkan-Nya.

2. Terimakasih untuk Mamski, Papski, dan Keluarga yang selalu

menyemangati dan mendoakan Bang Gi, selalu memberikan segala bentuk

usaha yang terbaik untuk Tamara.

3. Prof. Dr. Ir. H. Anis Saggaff, M.S.C.E selaku Rektor Universitas Sriwijaya.

4. Prof. Dr. Mohammad Adam, S.E., M.E selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sriwijaya.

5. Dr. Mukhlis, S.E., M.Si selaku ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya yang telah memberikan izin

kepada penulis untuk menyelesaikan studi.

6. Bapak Drs. Muhammad Teguh M.Si dan Bapak Drs.Harunnurrasyid M.

Com selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah mengorbankan waktu,

tenaga dan pikirannya untuk membimbing serta memberikan saran dan

kritik dalam menyelesaikan skripsi ini.

vi
7. Bapak Nazeli Adnan M.Si selaku Dosen Penguji atas bimbingan, koreksi

dan arahan yang diberikan.

8. Bapak Prof. Taufiq Marwah, S.E., M.Si selaku dosen pembimbing

akademik yang telah memberikan arahan ketika perkuliahan berlangsung.

9. Rekan-rekan Dosen di lingkungan Jurusan Ekonomi Pembangunan yang

bersedia telah memberikan pemahaman materi saat menjelani proses

perkuliahan.

10. Mbak Yosi selaku Pengelola Ekonomi Pembangunan yang telah

membantu mengurus seluruh urusan administrasi dan kepentingan lainnya

saat menjalani proses bimbingan dan perkuliahan.

11. Teman-teman seperjuangan “Pendaki EP” yang telah memberikan support

untuk menulis serta memberikan informasi-informasi terkait

berlangsungnya perkuliahan.

12. Shapran, Ageng, Kak Nengsih, Joy, Enci, Bu Dessy dll yang telah

membantu Gian Jou Mehitabel ketika mengalami kesulitan dan terus

menyemangati dalam proses penyelesaian skripsi ini.

13. Teman-teman satu bimbingan yang saling memberikan semangat.

14. Teman-teman konsentrasi Ekonomi Industri yang menemani selama masa

perkuliahan.

15. Teman-teman Ekonomi Pembangunan angkatan 2017 yang saling

memberian dukungan dari awal perkuliahan hingga sekarang.

vii
16. Teman yang setia di masa lalu SD, SMP, dan SMA, yang telah

mengantarkan sampai dengan gerbang perjuangan dan mengajarkan

Penulis menjadi pribadi yang lebih baik dan kuat dalam menyelesaikan

Skripsi ini.

17. Rekan-rekan seperjuangan lainnya yang tidak bisa disebutkan satu pesatu.

viii
ABSTRAK

ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN KEUNTUNGAN PADA


INDUSTRI KOMPUTER(ISIC 26210) DI INDONESIA

Oleh :
Gian Jou Mehitabel; M. Teguh; Harunnurrasyid
Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh biaya
produksi terhadap keuntungan pada Industri Komputer (ISIC 26210) di
Indonesia.Pada penelitian ini digunakan data time series dari tahun 2001 sampai
2018, Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder,
Penelitian kali ini menggunakan teknik analisis regresi sederhana, PCM,
Koefisien determinan (R2).Berdasarkan hasil estimasi penelitian diperoleh nilai
koefisien determinasi sebesar 0,965613 1. Nilai konstanta sebesar -1835225 bearti
bila biaya produksi tidak ada maka nilai keuntungan adalah sebesar -1835225 2.
Nilai koefisien dari b1 sebesar 0.426174 berarti bila biaya produksi bertambah 1
satuan maka keuntungan akan bertambah sebesar 0.42557 Hasil penelitian
menunujukkan bahwa biaya produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
biaya keuntungan industri komputer dengan rata rata biaya produksi industri
komputer di Indonesia pada tahun 2001- 2018 adalah sebesar 3,2 milyar rupiah
dan keuntungan rata rata pertahun pada industri komputer di Indonesia pada tahun
2001-2018 adalah 4,6 miliar rupiah. Keuntungan tertinggi terjadi pada tahun 2012
yaitu, sebesar 13,7 miliar

Kata kunci :Biaya Produksi, Biaya Keuntungan, Industri Komputer

Ketua, Anggota,

Drs Muhammad Teguh M, Si Drs Harunnurrasyid M.Si


NIP. 196108081989031003 NIP. 196002091989031001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Ekonomi Pembangunan

Dr. Mukhlis, S.E., M.Si


NIP. 197304062010121001

ix
ABSTRACT

ANALYSIS OF PRODUCTION COSTS AND PROFITS IN THE

COMPUTER INDUSTRY (ISIC 26210) IN INDONESIA

By :Gian Jou Mehitabel; M.Teguh; Harunnurrasyid


The purpose of this study is to find out how the effect of production costs on
profits in the Computer Industry (ISIC 26210) in Indonesia.In this study used time
series data from 2001 to 2018, The type of data used in this study is secondary
data, This time research uses simple regression analysis techniques, PCM,
determinant coefficient (R2). Based on the results of the research estimate
obtained the value of the coefficient of determination of 0.965613 1. The constant
value of -1835225 means that if the cost of production does not exist then the
profit value is -1835225
2. The coefficient value of b1 of 0.426174 means that if the cost of production
increases by 1 unit then the profit will increase by 0.42557 The results showed that
the cost of production positively and significantly on the profit costs of the
computer industry with the average production cost of the computer industry in
Indonesia in 2001-2018 was 3.2 billion rupiah and the average profit per year in
the computer industry in Indonesia in 2001-2018 was 4.6 billion rupiah. The
highest profit occurred in 2012, which was 13.7 billion.
Keywords : Production Costs, Profit Costs, computer industry

First Advisor, Member,

Drs Muhammad Teguh M, Si Drs Harunnurrasyid M .Com


NIP. 196108081989031003 NIP. 196002091989031001

Acknowledge,
Head of Economic Development Program

Dr. Mukhlis, S.E., M.Si


x
NIP. 197304062010121001

xi
RIWAYAT HIDUP

Nama Mahasiswa : Gian Jou Mehitabel


Jenis Kelamin : Laki - Laki
Tempat/Tanggal Lahir : Sungailiat, 05 Mei 1999
Agama : Kristen Protestan
Status : Belum Menikah
Alamat Rumah : Gg. Mentawai No 17, karyamakmur
pemali
Email : gianjou7@gmail.com
No. HP 082282302204
Pendidikan Formal
Sekolah Dasar : SD Harapan Sungailiat
SLTP : SMP Negeri 2 Sungailiat
SLTA : SMA Negeri 1 Pemali
Pengalaman Organisasi : (2017 - 2018)
- Staff Muda Bem
Km Fe Unsri (2018 -
2019)
- Staff ahli Bem Km Fe Unsri
- Anggota Divisi Mibak Imepa Fe
Unsri
- Kepala Divisi PPSDM Imepa Fe
Unsri
Penghargaan Prestasi :-

xi
DAFTAR ISI

JUDUL
i
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN KOMPREHENSIF........................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI...................................................................iii
SURAT PERNYATAAN INTEGRITAS KARYA ILMIAH...............................iv
KATA PENGANTAR.............................................................................................v
UCAPAN TERIMAKASIH....................................................................................vi
ABSTRAK..............................................................................................................ix
ABSTRACT.............................................................................................................x
RIWAYAT HIDUP.................................................................................................xi
DAFTAR ISI ...................................................................................................................xii
DAFTAR TABEL............................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................xvi
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang ..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian........................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................7
2.1 Landasan Teori...................................................................................................7
2.1.1 Teori Organisasi Industri..........................................................................................7
2.1.2 Kinerja........................................................................................................12
2.1.3 Teori Keuntungan.......................................................................................13
2.1.3.1 Pendekatan Totalitas...................................................................................15
2.1.3.2 Pendekatan Rata – rata...............................................................................18
2.1.4 Teori Produksi............................................................................................19
2.1.4.1 Ekuilibrium Produksi dalam Jangka Pendek - Terpenuhinya keuntungan
maksimum..................................................................................................24
2.1.4.2 Ekuilibrium Produksi dalam Jangka Pendek - Terpenuhinya Kerugian
Minimum....................................................................................................24
2.1.4.3 Kurva Penawaran dan Ekuilibrium Jangka Panjang..................................25
2.1.4.4 Pengaruh Perubahan pada Ekuilibrium Jangka panjang............................27

xii
2.1.6 Biaya Produksi..............................................................................................28
2.1.5 Fungsi Produksi..........................................................................................30
2.1.3.3 Price Cost Margin......................................................................................34
2.2 Penelitian Terdahulu...................................................................................36
2.2 Kerangka Pikir.............................................................................................40
2.4 Hubungan antara variabel...........................................................................41
2.5 Hipotesis Penelitian....................................................................................41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................42
3.1 Ruang Lingkup Penelitian...........................................................................42
3.2 Jenis dan Sumber Data...............................................................................42
3.3 Definisi Operasional Variabel....................................................................42
3.4 Teknik Analisis...........................................................................................44
3.4.1 Price Cost Margin (PCM)..........................................................................45
3.4.2 Pengujian Hipotesis....................................................................................45
3.5 Uji Koefesien Determinasi (R2 )................................................................46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................................47
4.1 Hasil Penelitian..........................................................................................47
4.2 Perkembangan JumlahTenaga Kerja Industri Komputer di Indonesia................
48
4.3 Perkembangan Upah Tenaga KerjaIndustri Komputer di Indoneisa.......49
4.4 Perkembangan Biaya Input Industri Komputer di Indonesia.....................52
4.5 Perkembangan Biaya Madya Industri Komputer.......................................53
4.6 Perkembangan Biaya Produksi Industri Komputer....................................54
4.7 Perkembangan Price Cost Margi n............................................................57
4.8 Perkembangan Biaya Produksi Terhadap Keuantungan............................60
4.9 Koefisiensi Determinasi.............................................................................61
4.10 Uji t statistik.........................................................................................................62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................62
5.1 Kesimpulan................................................................................................62
5.2 Saran...........................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................63

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Laju Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha 2015-2019............1


Tabel 4.1 Pengeluaran Upah/Gaji Untuk Tenaga Kerja Industri Komputer.........
Tahun 2001-2018...................................................................................51
Tabel 4.2 Komponen Biaya Produksi Industri Komputer.....................................56
Tabel 4.3 Price, Cost,Margin Industri Komputer di Indonesia.............................59

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Jumlah Perusahaan Industri Komputer (ISIC 26210) di Indonesia...4


Gambar 1.2 Biaya Input Industri Komputer (ISIC 26210)di Indonesia................5
Gambar 2.1 Model Analisis Organisasi Industri...................................................9
Gambar 2.2 Kurva Laba Maksimum ...................................................................15
Gambar 2.3 Kurva Laba Normal (P=AC)............................................................17
Gambar 2.4 Kurva Laba di atas normal (P>AC)................................................ 17
Gambar 2.5 Kurva Produksi Total, Produksi Rata-Rata dan Produksi .............. 22
Marjinal........................................................................................... 22
Gambar 2.6 Kurva Keseimbangan Jangka Pendek –Kerugian Minimum.......... 25
Gambar 2.7 Kurva Penawaran di Pasar Persaingan Sempurna.......................... 26
Gambar 2.8 Kurva Biaya Total(TC), Biaya Variabel (VC), Biaya Tetap (FC).......
Biaya Marginal (MC), Biaya Rata-Rata (AC), Biaya Berubah
Rata-Rata (AVC)..............................................................................29
Gambar 4.1 Perkembangan Tenaga Kerja Komputer 2001-2018.......................50
Gambar 4.2 Jumlah Upah Untuk Tenaga Kerja Industri Komputer di ..............
Indonesia 2001-2018.......................................................................50
Gambar 4.3 Perkembangan Biaya Inut Industri Komputer.................................52
Gambar 4.4 Biaya Madya Industri Komputer Tahun 2001-2018.......................53

xv
xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Industri Pengolahan merupakan sektor yang memiliki peranan penting di

Indonesia. Sektor industri masih menjadi kontribusi terbesar bagi

perekonomian Indonesia. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2019)

Produk Domestik Bruto (PDB) sektor industri 2019 mencapai Rp 2.276,6

triliun atau 20,79 % terhadap PDB nasional yang sebesar Rp 10.949 triliun.

Secara pertumbuhan dapat dilihat bahwa sektor industri dalam lima tahun

terakhir mengalami fluktuasi kondisi tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1:

Tabel 1.1
Laju Pertumbuhan PDB Menurut Lapangan Usaha 2015-2019
Lapangan usaha 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 3.75 3.36 3.81 3.89 3.64
Pertambangan dan Penggalian -3.42 0.95 0.69 2.16 1.22
Industri Pengolahan 4.33 4.26 4.27 4.27 3.80
Pengadaan Listrik dan Gas 0.9 5.39 1.54 5.47 4.04
Pengadaan Air, Pengolahan Sampah, dan Daur ulang 7.07 3.6 4.61 5.56 6.83
Konstruksi 6.36 5.22 6.79 6.09 5.76
Perdagangan Besar dan Eceran; 2.54 4.03 4.44 4.97 4.62
Transportasi dan Pergudangan 6.71 7.45 8.49 5.67 6.40
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 4.31 5.17 5.55 5.68 5.80
Informasi dan Komunikasi 9.7 8.88 9.81 7.02 9.41
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial 4.63 3.19 2.06 7.00 4.67
Jasa Pendidikann 7.33 3.8 3.66 5.35 6.29
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 6.69 5.15 6.79 7.15 8.68
Jasa Lainnya 8.08 8.02 8.66 8.97 10.55
Produk Domestik Bruto (PDB) 4.88 5.03 5.07 5.17 5.02
Sumber : BPS PDB Indonesia 2019

1
Berdasarkan Tabel 1.1 menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan sektor industri

masih di bawah pertumbuhan nasional yaitu sebesar 3,69 persen selama kurun

waktu 2015-2019. Sepanjang tahun 2019 pertumbuhan sektor industri mengalami

penurunan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu sebesar 3,80 persen.

Lebih rinci menurut Badan Pusat Statistik Indonesia (2019) perlambatan pada

sektor industri pengolahan terjadi seiring dengan menurunnya beberapa sektor

indutri pengolahan. Walaupun demikian penurunan tersebut tidak berdampak pada

Industri komputer secara keseluruhan.

Saat ini dunia sedang menghadapi era Industri 4.0 yang menekankan

kolaborasi antara proses komputerisasi dengan dunia digital, bahkan saat ini

Indonesia pun sudah mulai menggarap revolusi industri 4.0, terlihat dari

banyaknya pabrik-pabrik atau perusahaan yang telah menerapkan sistem jaringan

internet untuk memudahkan akses-akses informasi internal, pengawasan karyawan

dan pembukuan. Industri 4.0 memberikan dampak yang sangat besar dan luas,

terutama pada sektor lapangan kerja. mengenai revolusi industri 4.0 saat ini

pemerintah memprioritaskan beberapa sektor industri, salah satunya yaitu industri

komputer, selain menjadi salah satu prioritas industri 4.0, industri komputer juga

adalah salah satu industri yang terus di prioritaskan pengembangannya karena

industri komputer merupakan penyumbang ekonomi nasional dengan peningkatan

yang baik, dan industri komputer juga merupakan salah satu motor penggerak

perekonomian Indonesia (Kemenprin, 2019)

Industri membagi biaya produksi ke dalam 3 kategori yaitu bahan baku,

tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Adanya pemakaian mesin-

2
mesin untuk melakukan proses produksi yang menggunakan tenaga kerja

manusia,mengakibatkan kebutuhan akan tenaga kerjapun bertambah.

Salah satu tujuan pokok dari Industri Komputer ini adalah mendapatkan

keuntungan yang optimal dengan pengorbanan tertentu dan dapat berkembang

serta mempertahankan kelangsungan hidup dari industry itu tersebut.

Keuntungan ini didapat dari kelebihan total pendapatan usaha. Hal ini

mengakibatkan pengukuran atau perhitungan biaya produksi menjadi sangat

penting bagi perusahaan, faktor inilah yang menjadi pemicu dilakukan sebuah

penelitian yang berjudul “analisis biaya produksi dan keuntungan pada Industri

di Indonesia”

3
Grafik 1.1 Jumlah Perusahaan Industri Komputer (ISIC 26210) di Indonesia

jumlah perusahaan
600.0
506.00
500.0
405.00
Jumlah Perusahaan

400.0 351.0 365.00


342.00

300.0

200.0

100.0

0.0
2015 2016 2017 2018 2019
Tahun

Sumber:BPS, Statistik Industri Komputer 2019

Diketahui bahwa jumlah perusahaan dari tahun 2015 sampai tahun 2019

mengalami fluktuatif, dimana setiap tahunnya jumlah perusahaan industri

komputer ini tidak stabil atau jumlah perusahaan setiap tahun tidak menentu.

Kemudian dapat dilihat bahwa jumlah perusahaan industri komputer pada tahun

2018 meningkat cukup jauh dibandingkan pada tahun sebelumnya. Kondisi ini

memperlihatkan bahwa perusahaan industri komputer mengalami perkembangan

yang relatif naik turun.

4
Grafik 1.2. Biaya Input Industri Komputer (ISIC 26210) di Indonesia

biaya input

900,000.000
783,589.000 783,589.000
800,000.000
700,000.000
600,000.000
juta(rupiah)

500,000.000 425,690.000
400,399.000
400,000.000 446,529.000
398,488.000
300,000.000
200,000.000 265,585.000
228,395.000 165,944.000 182,620.000
100,000.000
-
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
tahun
Sumber: BPS, Statistik Industri Manufaktur 2019
Berdasarkan Grafik 1.2 menjelaskan bahwa nilai input produksi pada industri

komputer di Indonesia tahun 2001-2010 mengalami fluktuasi dengan rata-rata

yaitu sebesar 933 juta rupiah. Tingginya input disebabkan oleh meningkatnya

biaya bahan baku dan meningkatnya biaya upah. Biaya baku yang tinggi

disebabkan oleh harga bahan baku yang tersedia di dalam negeri sedikit. Sehingga

industri komputer harus mengimpor bahan baku dari luar. Input terendah terjadi

pada tahun 2005 yaitu sebesar Rp.165 juta

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah

dari penelitian ini adalah bagaimana pengaruh biaya produksi terhadap

keuntungan pada industri Komputer (ISIC 26210) di Indonesia.

5
1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian dari latar belakang dan rumusan masalah dalam penelitian ini,

maka tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana pengaruh biaya

produksi terhadap keuntungan pada Industri Komputer (ISIC 26210) di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Teoritis

Diharapkan dari hasil penelitian dapat menjadi masukan bagi pengembangan ilmu

ekonomi pembangunan. Serta diharapkan dari penelitian bisa jadi bahan kajian

dan perbaikan bagi peneliti untuk mengembangkan penelitian selanjutnya.

1.4.2 Manfaat Praktis

Diharapkan dapat menyumbangkan pemikiran terhadap pemecahan masalah yang

berkaitan dengan persoalan masalah pada industri komputer.

6
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Teori Organisasi Industri

Menurut Hasibuan dari sudut pandang teori ekonomi mikro industri adalah

kumpulan perusahaan-perusahaan yang menghasilkan barang-barang homogen,

atau barang-barang yang mempunyai sifat saling mengganti yang sangat erat.

Namun dari sisi pembentukan pendapatan secara makro industri merupakan

kegiatan ekonomi yang menciptakan nilai tambah (Teguh, 2010).

Studi ilmu ekonomi industri memperlihatkan, antara struktur pasar (market

structure), prilaku pasar (market conduct), dan kinerja pasar (market performance)

memiliki hubungan keterkaitan yang sangat erat. Pada satu sisi struktur pasar

menentukan prilaku perusahaan industri, dan prilaku perusahaan industry

menentukan keadaan kinerja pasar. Selanjutnya, pada sisi lainnya terjadi

hubungan timbal balik diantara tiga dimensi tersebut, yaitu dapat terjadi kinerja

pasar menentukan struktur pasar, dan struktur pasar dan menentukan perilaku

pasar (Teguh, 2010)

Teori organisasi industri terdiri dari kajian-kajian tentang organisasi industri

yang terdiri dari struktur pasar, perilaku dan kinerja industri. Kajian ini

menjelaskan tentang tujuan perusahaan, bagaimana perusahaan menetapkan harga

yang disebabkan semakin meningkatnya konsentrasi industri (Hasibuan, 1993)

7
Ada beberapa alasan mengapa ekonomi industri umumnya, dan organisasi

industri khususnya menjadi semakin penting untuk dipelajari, baik di negara-

negara maju maupun di Negara sedang berkembang:

1. Praktek-praktek struktur pasar yang semakin terkonsentrasi dalam kegiatan

bisnis telah dikenal sejak lama.

2. Semakin tinggi konsentrasi industri cenderung mengurangi persaingan

antar perusahaan yang kemudian membawa perilaku yang kurang efisien.

3. Konsentrasi industri yang tinggi membawa konsentrasi kekayaan, yang

melemahkan usaha-usaha pemerataan baik dilihat dari pemerataan

pendapatan, kesempatan kerja maupun kesempatan berusaha.

4. Kaitan struktur industri dengan penyelesaian masalah-masalah ekonomi

membawa lebih jauh intervensi pemerintah.

5. Kajian dari masalah-masalah apa yang diproduksi, bagaimana dan untuk

siapa suatu barang dan jasa diproduksi (Hasibuan: 1993)

Kinerja industri merupakan hasil tujuan yang dicapai oleh semua

perusahaan dalam suatu industri. Dari kinerja dapat dideteksi aspek perilaku

bahkan juga strukturnya (Hasibuan, 1993). Kinerja pasar merupakan hasil-hasil

atau prestasi yang muncul di dalam pasar sebagai reaksi akibat terjadinya

tindakan-tindakan para pesaing pasar yang menjalankan berbagai strategi

perusahaannya guna bersaing dan menguasai keadaan pasar. Kinerja pasar dapat

muncul dalam berbagai bentuk, beberapa diantaranya adalah harga, keuntungan

dan efisiensi (Teguh, 2010)

8
Gambar 2.1 Model Analisis Organisasi Industri

Kondisi Pasar
Sisi permintaan Sisi penawaran
Elastisitas Bahan baku
Tingkat pertumbuhan Teknologi
Substitusi Ketahanan
Tipe pemasaran Cara produk Nilai atau
pembelian berat Sikap bisnis
Sifat-sifat siklis dan musiman Organisasi buruh

Struktur
pasar
Jumlah pembeli Skala Jumlah penjual
pembeli Diferensiasi Kondisi ongkos
produk Integrasi vertikal
Kondisi entry dan exit Integrasi horizontal
Konglomerasi Organisasi buruh

Perilaku
Strategi harga Paksaan (coercion)
Strategi produk Taktik legal
Strategi promosi Advertensi
Penelitian dan inovasi

Kinerja
Efisiensi alokatif Kemajuan teknologi
Efisiensi teknis Kualitas produk
Efek inflasi Kesempatan kerja
Pemerataan Laba

Sumber: (Scherer, 1773 dalam Hasibuan 1993)


Model organisasi industri dikembangkan pertama kali oleh Mason yang

menyatakan bahwa organisasi dan struktur dari suatu pasar menentukan perilaku

dan kinerja. Dalam kerangka analisis industri, variabel, struktur, perilaku dan

kinerja merupakan mata rantai yang tidak dapat dipisahkan (Robiani, 2002).

Dalam melakukan analisa organsasi industri ada beberapa cara mengamati

kaitan antara struktur-perilaku-kinerja. Pertama, hanya memperhatikan secara

9
mendalam dua aspek yakni kaitan struktur dan kinerja sedangkan aspek perilaku

kurang ditekankan. Kedua, pengamatan kinerja dan perilaku dan kemudian

dikaitkan dengan struktur. Ketiga, menelaah kaitan struktur terhadap perilaku

kemudian baru diamati kinerjanya. Keempat, kinerja tidak perlu diamati karena

merupakan hubungan struktur dan perilaku. Dalam pembahasan ini kategori yang

digunakan adalah kategori keempat yakni tidak perlu mengamati kinerja tetapi

lebih ditekankan pada struktur dan perilaku (Hasibuan, 1993).

Kajian teori organisasi industri terdiri dari struktur, perilaku dan kinerja.

Pengertian struktur sering disamakan dengan bentuk, tetapi lebih tepat bentuk

susunan atau bangunan. Kriteria penentuan strukur industri dapat dilihat dari

jumlah perusahaan, kondisi masuk, diferensiasi produk, jumlah pembeli, jumlah

penjual, skala pembeli, kondisi biaya, konglomerasi, integritas vertikal dan

horizontal serta organisasi buruh. Perilaku industri adalah pola tanggapan dan

penyesuaian suatu industri didalam pasar untuk mencapai tujuan baik tujuan

secara umum maupun secara khusus. Ukuran untuk perilaku industri adalah

strategi harga, strategi produk, strategi promosi, paksaan, taktik legal, advertensi,

penelitian dan inovasi. Perilaku pasar untuk setiap industri tidak sama. Terjadi

perbedaan perilaku, sehingga menimbulkan variasi perilaku. Terjadinya variasi

perilaku ini disebabkan oleh struktur pasar. Kinerja industri adalah hasil kerja

yang dipengaruhi oleh sruktur pasar dan perilaku industri. Kinerja industri dapat

dilihat dari laba yang diperoleh, efisiensi teknis dan efisiensi alokatif, pemerataan,

kemajuan teknologi, nilai tambah, kualitas produksi dan kesempatan

kerja.Struktur pasar menjadi ukuran

10
dalam mengamati variasi perilaku dan kinerja industri karena secara strategis

dapat mempengaruhi kondisi persaingan serta tingkat harga barang dan jasa.

Kondisi dasar yang mengakibatkan timbulnya struktur pasar adalah dari

tingkat koofisien elastisitasnya, ini berarti ada pengaruh terhadap perilaku,harga,

barang dan jasa yang dihasilkan. Kalau tingkat konsentrasi itu relatif tinggi

sehingga merupakan struktur pasar yang oligopolistik, maka diantara perusahaan

dalam industri ada yang dapat mempengaruhi harga dan bila dilihat dari strategi

produksi maka mereka dapat mengatur penawaraan sejumlah barang. (Hasibuan,

1993).

Perilaku industri adalah pola tanggapan dan penyesuaian suatu industri di

dalam pasar untuk mencapai tujuannya. Suatu industri melakukan penyesuaian

untuk melakukan perananya dalam pasar sehingga tercapai tujuanya. Perilaku itu

jelas terlihat pada penentuan harga, promosi, koordinasi kegiatan dalam pasar dan

juga dalam kebijaksanaan produk (Hasibuan, 1993). Perilaku ditentukan oleh

struktur pasar yang selanjutnya akan dapat mempengaruhi kinerjanya (Saragih et

al., 2019).

Menurut Scherer, perilaku industri mencakup semua variabel yang ada

dalam struktur pasar seperti misalnya derajat persaingan antara penjual, ada atau

tidaknya rintangan masuk, derajat integrasi vertikal dari produksi bahan baku

sampai distributor (Robiani, 2002). Perilaku untuk setiap pasar tidaklah sama.

Terjadi perbedaan perilaku sehingga menimbulkan variasi perilaku. Terjadinya

variasi perilaku antara lain disebabkan oleh struktur pasar. Perilaku industri yang

11
mempunyai struktur atomistik berbeda dengan struktur oligopoli dan monopoli

(Hasibuan, 1993).

2.1.2 Kinerja

Kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance), sebagaimana dikemukakan

oleh (Teguh, 2010) kinerja pasar merupakan hasil-hasil atau prestasi yang muncul

di dalam pasar sebagai reaksi akibat terjadinya tindakan-tindakan para pesaing

pasar yang menjalankan berbagai strategi perusahaannya guna bersaing dan

menguasai keadaan pasar. Kinerja pasar dapat muncul dalam berbagai bentuk,

beberapa diantarannya adalah struktur biaya, keuntungan dan efisiensi.

Kinerja industri didefinisikan sebagai hasil yang dicapai oleh industri

(Robiani, 2002). Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur

kinerja suatu industri seperti variabel efisiensi, keuntungan, dan Nilai tambah.

Kinerja industri adalah hasil kerja yang dipengaruhi oleh struktur dan perilaku

industri. Kinerja industri dapat di lihat dari laba yang diperoleh, efisiensi teknis

dan alokatif, pemerataan, kemajuan teknologi, nilai tambah, kualitas produk dan

kesempatan kerja (Hasibuan, 1993).

Kinerja merupakan hasil-hasil atau pretasi yang muncul di dalam pasar

sebagai reaksi akibat tindakan-tindakan para peaing yang menjalankan berbagai

strategi perusahaan guna bersaing dan menguasai keadaan pasa, kinerja pasar

dapat muncul dalam berbagai produk, beberapa diantaranya adalah harga,

keuntungan dan efisiensi (Teguh, 2010).

Kinerja secara lebih rinci dapat dilihat dari laba, efisiensi, pertumbuhan

(termasuk perluasan pasar), kesempatan kerja, prestise profesional, kesejahteraan

12
personalia, dan juga kebanggaan kelompok. Kinerja tergabung antara kinerja

ekonomi dan non ekonomi (Hasibuan dalam Puspasari, 2006). Ukuran kinerja

bermacam-macam tergantung jenis industrinya. Pertama, ukuran kinerja

berdasarkan sudut pandang manajemen, pemilik, atau pemberi pinjaman. Kedua,

kinerja dalam suatu industri dapat diamati melalui nilai tambah, produktivitas, dan

efisiensi. Nilai tambah merupakan selisih antara nilai input dengan nilai output.

Nilai input terdiri dari biaya bahan baku, biaya bahan bakar, jasa industri, biaya

sewa gedung, serta mesin dan alat-alat. Sementara itu, nilai output merupakan

nilai barang yang dihasilkan

Faktor keuntungan perusahaan di setiap struktur pasar industri berbeda-beda

ditandai dengan suasana corak keuntungan yang diterima oleh setiap perusahaan

yang berbeda-beda juga. Industri yang berstruktur pasar persaingan sempurna

akan menerima keuntungan dalam pasar merupakan keuntungan normal. Produsen

umumnya berproduksi pada situasi harga sama dengan biaya marginal dan biaya

rata-rata. Sebaliknya, produsen industri yang berstruktur monopoli akan

berproduksi pada tingkat harga melebihi biaya rata-rata pada rentengan wilayah

kurva biaya rata-rata yang sedang menurun sehingga monopolis memperoleh

keuntungan super normal (extra profit) (Teguh, 2010).

2.1.3 Teori Keuntungan

Pada teori ekonomi, berbagai perusahaan dipandang sebagai unit – unit badan

usaha yang mempunyai tujuan yang sama, yaitu mencapai keuntungan maksimum

(Sukirno, 2006). Untuk tujuan itu, pengusaha menjalankan usaha yang bersamaan,

yaitu mengatur penggunaan faktor – faktor produksi dengan cara sefisien mungkin

13
sehingga usaha memaksimumkan keuntungan dapat dicapai dari sudut pandang

ekonomi dan sebagai cara yang paling efisien (Sukirno 2006). Ada beberapa

pendekatan keuntungan maksimum, yaitu pendekatan totalitas dan pendekatan

rata

– rata (Raharja dan Manurung, 2004).

Setiap perusahaan berusaha untuk memperoleh keuntugan yang maksimal.

keuntungan yang diperoleh perusahaan akan berpengaruh terhadap kelangsungan

hidup perusahaan tersebut. Menurut Harahap (2009), keuntungan adalah

kelebihan penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi. Sedangkan

menurut Suwardjono (2008), keuntungan dimaknai sebagai imbalan atas upaya

perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti keuntungan merupakan

kelebihan pendapatan di atas biaya (biaya total yang melekat dalam kegiatan

produksi dan penyerahan barang/jasa). Berdasarkan pengertian di atas dapat

disimpulkan bahwa keuntungan adalah kelebihan pendapatan di atas biaya.

Besar kecilnya keuntungan sebagai pengukur kenaikan sangat bergantung

pada ketepatan pengukuran pendapatan dan biaya Harahap (2008). keuntungan

adalah perbedaan antara pendapatan dengan beban jika pendapatan melebihi

beban maka hasilnya adalah laba bersih Simamora(2000). keuntungan merupakan

selisih pendapatan dan keuntungan setelah dikurangi beban dan kerugian.

keuntungan merupakan salah satu pengukur aktivitas operasi dan dihitung

berdasarkan atas dasar ekonomi akrual (J. Wild, KR Subramanyan, 2003).

Jumingan (2005) mengemukakan bahwa selisih antara penjualan bersih (unit

penjualan kali harga jual) dengan harga pokok penjualan (unit penjualan kali unit

cost) menunjukkan laba bruto.


14
Menurut Soemarso (2010) keuntungan adalah selisih lebih pendapatan atas

beban sehubungan dengan kegiatan usaha. Apabila beban lebih besar dari

pendapatan, selisihnya disebut rugi. Keuntungan atau rugi merupakan hasil

perhitungan secara periodik (berkala). Laba atau rugi yang sebenarnya baru dapat

diketahui apabila perusahaan telah menghentikan kegiatannya dan dilikuidasikan.

2.1.3.1 Pendekatan Totalitas

Keuntungan dapat didefinisikan sebagai selisih antara penerimaan atau Total

Revenue (TR) dengan biaya total atau Total Cost (TC) yang dapat dicari dengan

rumus:

Gambar 2.2 Kurva Laba Maksimum TR


TC
P

A

P2 Laba
B Maksimum
P1 

0 Q1 Q0 Q2 Q

Sumber: Robert S. Pindyck and Daniel L. Rubinfeld, Microeconomics, Eighth Edition,


2005.
Untuk menentukan tingkat output yang menghasilkan keuntungan harus

menganalisis penerimaan total dan biaya total. Penerimaan total (TR) adalah

jumlah unit output yang terjual (Q) dikalikan dengan harga output per unit (P).

15
Secara

16
sistematis keadaan penerimaan total tersebut dapat dinyatakan dalam bentuk

persamaan:

TR = P X Q

Sementara itu biaya total (TC) terdiri dari biaya tetap total (TFC) dan biaya

variabel (TVC). Secara sistematis keadaan biaya total tersebut dapat dinyatakan

pada persamaan:

TC = TFC + TVC

Perusahaan dikatakan memperoleh laba apabila nilai π positif (π > 0) yang dimana

TR > TC (Sukirno 2006). Implikasi dari pendekatan totalitas adalah perusahaan

menempuh strategi penjualan yang maksimum. Sebab semakin besar penjualan

makin besar keuntungan yang diperoleh. Hanya saja mengambil keputusan,

perusahaan harus menghitung berapa unit output yang harus diproduksi untuk

mencapai titik impas.

17
Gambar 2.3 Kurva Laba normal (P=AC)
P
MC

AC

E
P0 D = Mr = Ar

0
Q1 Q

Sumber: Robert S. Pindyck and Daniel L. Rubinfeld, Microeconomics, Eighth Edition, 2005

Perusahaan akan mendapatkan untung normal apabila harga=biaya rata rata.

Kondisi perusahaan memperoleh laba diatas normal (P=AC) :

1. Kurva AR=MR sejajar dengan sumbu 0Q

2. Kurva MC selalu memotog Kurva AC dan Kurva AC di titik terendah

3. Kurva AC (Avarage cost) selalu berada = kurva AR dan MR

Gambar 2.4 Kurva Laba diatas normal (P>AC)

P
MC

P1 D A D = P = AR =MR
ATC
P2 C
C B AVC

0 Q0 Q1

Sumber: Robert S. Pindyck and Daniel L. Rubinfeld, Microeconomics, Eighth Edition,


2005.

18
Perusahaan akan mendapatkan untung diatas normal apabila harga > biaya rata rata.

Kondisi perusahaan memperoleh laba diatas normal (P>AC):

1. Kurva AR=MR sejajar dengan sumbu 0Q

2. Kurva AC (Avarage cost) selalu berada dibawah kurva AR dan MR

3. Kurva MC selalu memotong kurva AC minimum (pada titik kurva AC yang

terendah) karena pada saat itulah proses produksi terjadi efisiensi

4. Harga terjadi pada saat kurva MC memotong kurva MR, yaitu pada titik A.

2.1.3.2 Pendekatan Rata – rata

Perhitungan keuntugan per unit dilakukan dengan membandingkan antara biaya

produksi rata – rata (AC) dengan harga jual output (P). Keuntungan per unit

dikalikan dengan output yang terjual.

Π = TR-TC = (P x Q) – TC = (P x Q ) – AC x Q

Π = (P – AC) Q

Dari persamaan ini perusahaan aka mencapai keuntungan bila harga jual

per unit output lebih tinggi biaya rata – rata (AC). Perusahaan hanya akan

mencapai angka impas bila AC lebih besar atau sama dengan harga. Keputusan

untuk memproduksi atau tidak didasarkan perbandingan besarnya P dengan AC.

Bila P lebih kecil atau sama dengan AC, perusahaan tidak mau memproduksi.

Implikasi pendekatan rata – rata adalah perusahaan atau unit usaha harus menjual

sebanyak – banyaknya sehingga keuntungan makin besar.

19
2.1.4 Teori Produksi

Modal dapat diartikan secara fisik dan bukan fisik. Dalam artian fisik modal

diartikan sebagai hal yang melekat pada faktor-faktor produksi yang dimaksud,

seperti mesin-mesin dan peralatan-peralatan produksi, kendaraan serta

bangunan. Modal juga berupa dapat berupa dana untuk membeli segala input

variabel untuk digunakan dalam proses produksi guna menghasilkan output

industri (Teguh, 2010).

Produksi adalah suatu proses di mana barang dan jasa yang disebut input

diubah menjadi barang-barang dan jasa-jasa yang disebut output. Proses

perubahan bentuk dan faktor-faktor produksi tersebut menjadi produksi disebut

dengan proses produksi. Produksi adalah proses mengubah input menjadi

output. Produksi meliputi semua kegiatan untuk menciptakan atau menambah

nilai guna dari suatu barang/jasa. Secara sederhana, produksi adalah usaha yang

dilakukan menciptakan dan meningkatkan kegunaan suatu barang untuk

memenuhi kebutuhan.Fungsi produksi merupakan interaksi antara masukan

dengan keluaran (Boediono, 2006). Produksi adalah suatu kegiatan untuk

meningkatkan manfaat dengan cara mengkombinasikan faktor-faktor produksi

kapital, tenaga kerja, teknologi, manageril skill. Produksi merupakan usaha

untuk meningkatkan manfaat dengan cara mengubah bentuk (form utility),

memindahkan tempat (place ultility), dan menyimpan (store utility). Sistem

produksi adalah merupakan keterkaitan komponen satu (input) dengan

komponen lain (output) dan juga menyangkut proses terjadi interaksi satu

dengan lainnya untuk mencapai satu tujuan.

20
Salah satu lingkungan ekonomi adalah sistem produksi. Komponen

dalam sistem produksi adalah input, proses dan output. Komponen input

meliputi: tanah, tenaga kerja, modal (capital), manajemen, energi, informasi,

dan sebagainya yang ikut berperan menjadi komponen atau bahan baku dari

suatu produk. Komponen output adalah barang dan/atau jasa. Komponen proses

dalam mentransformasi nilai tambah dari input ke output adalah pengendalian

input, pengendalian proses itu sendiri, dan pengendalian teknologi sebagai

upaya umpan balik dari output ke input. Upaya umpan balik ini adalah dalam

rangka untuk menjaga kualitas output yang diinginkan sesuai dengan harapan

(expectation) produsen. Keterkaitan pada sistem produksi mempunyai dapat

bersifat structural maupun fungsional. Dimaksud struktural meliputi tanah,

tenaga kerja, modal, dan sebagainya. Sedangkan fungsional meliputi

perencanaan, pengorganisasian, kontrol, pengendalian, dan sebagainya berkaitan

dengan manajemen. Produksi adalah sesuatu yang dihasilkan oleh suatu

perusahaan baik berbentuk barang (goods) maupun jasa (services) dalam suatu

periode waktu yang selanjutnya dihitung sebagai nilai tambah bagi perusahaan.

Jika ditelaah lebih lanjut, pengertian produksi dapat ditinjau dari dua sudut,

yaitu:

1. Pengertian produksi dalam arti sempit, yaitu mengubah bentuk barang

menjadi barang baru, ini menimbulkan form utility.

2. Pengertian produksi dalam arti luas, yaitu usaha yang menimbulkan

kegunaan karena place, time, dan posession.

21
Kemampuan suatu organisasi dalam menghasilkan produktivitas yang

tinggi artinya memperlihatkan kemampuan manajer bagian produksi dalam

mengkoordinasikan seluruh elemen yang ada dalam usaha mendukung

terbentuknya produktivitas, dan produktivitas yang baik adalah yang memiliki

nilai jual di pasar. John Kendrick mendefinisikan produktivitas sebagai

hubungan antara keluaran (output=O) berupa barang dan jasa dengan masukan

(input=I) berupa sumber daya, manusia atau bukan, yang digunakan dalam

proses produksi; hubungan tersebut biasanya dinyatakan dengan bentuk rasio

Secara konsep.

produksi adalah kegiatan menghasilkan sesuatu, baik berupa barang,

(seperti pakaian, sepatu, makanan), maupun jasa (pengobatan, urut, potong

rambut, hiburan, manajemen). Dalam pengertian sehari-hari, produksi adalah

mengolah input, baik berupa barang atau jasa, menjadi output berupa barang

atau jasa yang lebih bernilai atau lebih bermanfaat. Teori produksi adalah prinsip

ilmiah dalam melakukan produksi, yang meliputi:

1. Bagaimana memilih kombinasi penggunaan input untuk menghasilkan output

dengan produktivitas dan efesiensi tinggi.

2. Bagaimana menentukan tingkat output yang optimal untuk tingkat

penggunaan input tertentu.

3. Bagaimana mamilih teknologi yang tepat sesuai dengan kondisi perusahaan.

Perusahaan untuk memperoleh barang jadi atau output untuk barang-

barang yang di produksi perusahaan tersebut. Sementara itu teori produksi tidak

dapat dipisahkan dari The Law of Diminishing Return atau hukum kenaikan
22
hasil

23
yang berkurang. Hukum tersebut menyatakan bahwa apabila faktor produksi

yang dapat diubah jumlahnya terus-menerus ditambah sebanyak satu unit, pada

mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah

mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan

akhirnya mencapai nilai negatif dan ini menyebabkan pertambahan produksi

total semakin lambat dan akhirnya mencapai tingkat yang maksimum dan

kemudian menurun (Sukirno, 2002).

Gambar: 2.5 Kurva Produksi Total, Produksi Rata-rata dan, Produksi Marjinal

TP

I II III

TP

AP

Unit X
MP
Sumber:Mikroekonomi (Sukirno, 2010).

Sifat dan faktor-faktor produksi tersebut yang tetap dan bertambah dan waktu

pemakaiannya, ada yang jangka pendek dan jangka panjang maka terdapat 2

(dua) teori produksi, yaitu teori produksi dengan satu input variabel yang

bertambah dan teori produksi dengan dua input yang bertambah. Teori produksi

dengan satu input variabel bertambah menyatakan bahwa produk total (TP)

adalah jumlah total yang diproduksi selama periode waktu tertentu. Jika semua

masukan
24
kecuali satu faktor dijaga konstan (modal), produk total akan berubah

menurut banyak sedikitnya faktor variabel (tenaga kerja) yang digunakan.

Produk rata-rata (AP) adalah produk total per unit faktor variabel produksi,

yaitu tenaga kerja. Produk marjinal (MP) disebut juga produk inkremental, atau

produk fisik marjinal (marginal physical product = MPP) adalah perubahan

dalam produk total karena tambahan penggunaan faktor produksi yang variabel

(tenaga kerja) sebesar 1 unit, dan yang lain (modal) tetap (Lipsey,1989).

Kurva produksi total memperlihatkan produksi total yang naik secara

stabil, pertama dengan laju yang semakin meningkat, kemudian dengan laju

yang semakin berkurang. Pada gambar kurva TP, AP, dan MP diketahui pada

tahap I menunjukkan keadaan input mengalami increasing return, di

manainput yang masih sedikit, apabila ditambah akan meningkatkan total

produksi (TP), produksi rata-rata (AP) dan produksi marginal (MP). Pada tahap

II merupakan keadaan di manaconstant return, dapat dilihat bahwa TP terus

meningkat sampai produksi optimum sedangkan AP menurun dan MP menurun

sampai titik nol. Kemudian pada tahap III merupakan keadaan di mana

decreasing return di mana penambahan input menurunkan TP dan AP,

sedangkan MP negatif.

25
2.1.4.1 Ekuilibrium Produksi dalam Jangka Pendek - Terpenuhinya

keuntungan maksimum

Ekuilibrium jangka pendek tercapai apabila produsen memperoleh laba

maksimal dalam janga pendek(short-run maximum profit), atau jika produsen

mendapatkan kerugian minimum jangka pendek (short-run minimum lost).

Gambar 2.6 Kurva Keseimbangan Jangka Pendek-Keuntungan maksimum


Cost &
Revenue
MC

AC
D A
P=MR
C B
H
0
Q1 Q
 Keseimbangan jangka Pendek – Terpenuhinya Keuntungan maksimum.

Keuntungan maksimum jangka pendek tercapai jika:

1. MC = MR = P

2. Kurva MC naik keatas(dari bawah keatas)

3. P > A

2.1.4.2 Ekuilibrium Produksi dalam Jangka Pendek - Terpenuhinya

Kerugian Minimum

Syarat Terpenuhinya Kerugian Maksimum sebenarnya sama dengan

terpenuhinya keuntungan maksimum, kecuali syarat ketiga berubah, yaitu harga

(P) lebih besar dari AVC (average variabel cost).

26
Gambar 2.6 Kurva Keseimbangan Jangka Pendek-Kerugian minimum
AC
Cost & MC
Revenue

J
K AVC
A D P=MR
P M

0 Q1 Q
 Keseimbangan jangka Pendek – Terpenuhinya Kerugian minimum.

Kerugian minimum jangka pendek tercapai jika harga jual lebih rendah dari AC,

dimana P bersinggungan di titik rendah AC (titik J), kemudian ditarik garis

sejajar dengan sumbu horizontal dan didapatkn garis JK. Hasilnya, area ADJK

merupakan kerugian minimum jarak pendek.

2.1.4.3 Kurva Penawaran dan Ekuilibrium Jangka Panjang

Dalam jangka panjang terdapat dua asumsi yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Kesempatan bagi produsen untuk mengubah kapasitas produksi.

2. Kesempatan produsen lain untuk keluar masuk pasar.

Dalam jangka panjang, produsen akan keluar masuk pasar pada saat profit sama

dengan nol.

1. Ekuilibrium satu produsen dalam jangka panjang terjadi ketika P = MC

2. Terbentuknya kurva penawaran jangka panjang untuk keseluruhan pasar

3. Setiap harga yang berada diatas level tersebut (P>minimum AC) akan

menghasilkan profit.

27
Gambar 2.7 Kurva Penawaran di pasar persaingan sempurna

Ekuilibrium produsen
Cost & individual AC
Revenue
MC

P=Min

0
Q

Cost & Revenu


Ekuilibrium pasar keseluruhan

K
Supply

0 Q

Dalam jangka panjang, produsen akan keluar masuk pada saat profit mencapai

Nol. Pada saat tersebut P = Min AC. Kemudian setiap produsen menyesuaikan

diri untuk memastikan setiap permintaan sesuai dengan harga yang berlaku.

28
2.1.4.4 Pengaruh Perubahan pada Ekuilibrium jangka panjang

P Kondisi awal pasar 2 produsen


MC
AC
P2

P1
Long run Supply

0 Q1 Q2 Q
(1)

 Pada posisi awal ketika pasar hanya terdiri dari 2 produsen, pasar berada

pada kesimbangan titik A.

 Peningkatan permintaan (dari Q1 ke Q2) mendorong kenaikan harga (dari P1

ke P1), sehingga menggeser titik ekuilibrium dari A ke B.

Respon terhadap kenaikan pada permintaan


S1
Bt S2
P2
At Ct
P1 Long run Supply

D2
D1

0 Q1 (2) Q
Q2 Qt
Ket:

 Dalam jangka pendek, keseimbangan pasar keseluruhan akan bergeser dari

At ke Bt

 Peningkatan profit ini menarik produsen lain untuk masuk ke pasar, sehingga
mengubah ekuilibrium pasar menuju titik Ct.

29
2.1.6 Biaya Produksi

Biaya produksi didefinisikan sebagai semua pengeluaran yang dilakukan oleh

perusahaan untuk memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah

yang akan digunakan untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan

perusahaan tersebut. Biaya produksi dibedakan menjadi dua: biaya eksplisit dan

biaya implisit (tersembunyi). Biaya eksplisit adalah pengeluaran-pengeluaran

perusahaan berupa pembayaran dengan uang untuk mendapatkan faktor-faktor

produksi dan bahan mentah yang dibutuhkan. Sedangkan biaya tersembunyi

adalah taksiran pengeluaran terhadap faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh

perusahaan itu sendiri.

30
Gambar 2.8 Kurva Biaya Total (TC), Biaya Variabel (VC), Biaya Tetap
(FC), Biaya Marginal (MC), Biaya Rata-rata (AC), Biaya Berubah Rata-
rata (AVC)

Cost
TC
VC

C1

V FC

Cost MC

ATC

AVC

AFC

V Q

Q1
Sumber: Sukirno (2002)

Analisis biaya produksi selalu memperhatikan biaya produksi rata-rata dan biaya

produksi marginal. Biaya produksi rata-rata meliputi biaya produksi total rata-rata,
31
biaya produksi tetap rata-rata, dan biaya produksi berubah rata-rata. Biaya total

adalah sejumla seluruh biaya yang dikeluarkan. Konsep biaya total di bedakan

menjadi tiga pengertian yaitu : biaya total (total cost), biaya tetap total (total fixed

cost), dan biaya berubah total (total variable cost).

2.1.5 Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah hubungan fisik antara variabel yang output dan input,

atau variabel yang dijelaskan (Y) dengan variabel yang menjelaskan (X).

Variabel yang dijelaskan adalah output (produksi) dan variabel yang menjelaskan

adalah input (faktor produksi), atau sebagai variabel tak bebas (dependent

variable) dan (independent variable). Fungsi produksi adalah hubungan fisik

antara variabel yang dijelaskan (Y) dan variabel yang menjelaskan (X).

Variabel yang dijelaskan biasanya berupa output dan variabel yang

menjelaskan biasanya berupa input. Dalam pembahasan teori ekonomi produksi,

maka telaahan fungsi produksi ini. Hal tersebut disebabkan karena beberapa hal,

antara lain:

1. Dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan

antara faktor produksi (input) dan produksi (output) secara langsung

dan hubungan tersebut dapat lebih mudah dimengerti.

2. Dengan fungsi produksi, maka peneliti dapat mengetahui hubungan

antara variabel yang dijelaskan (dependent variable), Y, dan variabel

yang menjelaskan (independent variable), X, serta sekaligus

mengetahui hubungan antar variabel penjelas.

32
Secara matematis, hubungan ini dapat dijelaskan sebagai

berikut: Y = f (X1, X2, X3, . . . , Xn)

Dengan fungsi produksi seperti tersebut di atas, maka hubungan Y dan X

dapat diketahui dan sekaligus hubungan X1. . .Xn dan X lainnya juga dapat

diketahui. Hubungan di antara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang

diciptakannya dinamakan fungsi produksi. Faktor-faktor produksi dikenal pula

dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output.

Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam bentuk rumus, yaitu seperti yang

berikut: Q = f (K, L, R, T) Di mana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah

tenaga kerja dan ini meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian

keusahawanan, R adalah kekayaan alam, dan T adalah tingkat teknologi yang

digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai

jenis faktor-faktor produksi tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk

memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat produksinya.

Persamaan tersebut merupakan suatu pernyataan matematik yang pada

dasarnya berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah

modal, jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang

digunakan. Jumlah produksi yang berbeda-beda dengan sendirinya akan

memerlukan berbagai faktor produksi tersebut dalam jumlah yang berbeda-beda

juga.

33
Fungsi produksi menunjukkan jumlah maksimum output yang dapat

dihasilkan dari pemakaian sejumlah input dengan menggunakan teknologi

tertentu. Secara sistematika fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut:

Q = F (K, L, X, E)

Yang mana:

Q = output

K; L; X; E = input (kapital, tenaga kerja, bahan baku, keahlian keusahawanan)

Perusahaan sebagai pelaku ekonomi yang bertanggung jawab

menghasilkan barang atau jasa harus menentukan kombinasi berbagai input yang

akan dipakai untuk menghasilkannya.

Fungsi produksi menggambarkan hubungan antara input dan output. Input

atau faktor produksi biasanya diklasifikasikan sebagai tanah, tenaga kerja (labor)

atau modal. Tanah dan tenaga kerja dikategorikan sebagai input yang tidak

diproduksi untuk menjadi input untuk proses produksi selanjutnya. Sedangkan

modal adalah faktor yang sengaja diproduksi untuk proses produksi berikutnya.

Jadi modal adalah suatu output dari proses produksi yang satu, kemudian menjadi

input untuk proses produksi berikutnya.

Fungsi produksi (atau lazim pula disebut operasi) merupakan fungsi yang

diserahi tugas dan tanggung jawab untuk melakukan aktivitas pengubahan dan

pengolahan sumber daya produksi (a set of input) menjadi keluaran (output),

barang atau jasa, sesuai dengan yang direncanakan sebelumnya. Fungsi produksi

34
ini menciptakan kegunaan suatu benda meningkat akibat dilakukannya

penyempurnaan bentuk atas benda (input) yang bersangkutan.

Tentu saja dalam operasi perusahaan, fungsi dimaksud di atas tidak dapat

berjalan sendiri-sendiri, melainkan harus bersinergi antara yang satu dengan yang

lainnya sehingga secara bersama-sama mampu memberikan manfaat yang

optimal. Interaksi fungsi secara demikian dikenal dengan sebutan sebagai sistem.

Pada dasarnya sistem adalah kolektivitas beberapa fungsi atau bagian yang

memiliki tugas dan kewajiban tertentu dan secara bersama-sama melakukan kerja

sama untuk mewujudkan tujuan bersama yang telah didefinisikan sebelumnya.

Secara umum, fungsi produksi ini terbangun atas empat elemen

(subsystem), yaitu subsistem masukan (input subsystem), subsistem proses

(conversion or processing subsystem), subsistem keluaran (output subsystem),

dan sub-sistem umpan balik (feedback or production information subsystem).

Relasi IPO (Input-Process-Output) dapat dijelaskan dengan sebuah fungsi relasi

matematika yang sederhana, yaitu sebagai berikut. Y = f (X), di mana Y = output

(barang atau jasa yang dihasilkan/disediakan untuk pelanggan), f = fungsi,

metode, dan teknologi yang diimplementasikan dalam mengelola input yang

dipakai menghasilkan output melalui proses produksi tertentu, X = input yang

dipakai untuk menghasilkan output yang direncanakan Dalam konteks ini, Y

adalah dependent variabel atau variabel dependen, yaitu variabel yang nilainya

ditentukan oleh faktor lainnya, dalam hal ini proses dan input yang digunakan.

Sebagai variabel dependen, nilai Y ini berada di luar kendali manajemen.

Sebaliknya, X

35
adalah independent variabel atau variabel independen, yaitu variabel yang

menentukan nilai variabel lainnya.

Variabel X ini berada di bawah kendali manajemen. Proses sebagai

kegiatan yang dilambangkan oleh fungsi (f), juga berada di bawah kendali

manajemen. Sehubungan dengan karakteristik IPO yang dikemukakan di atas,

dalam mengelola aktivitas produksi, fokus perhatian terletak pada input X dan

proses f, bukan berfokus pada output Y yang berada di luar kendali.

2.1.3.3 Price Cost Margin

Perusahaan dari sisi keuntungan menunjukan kemampuan perusahaan

meminimumkan biaya input, sehingga mendapat selisih yang sepadan, sepadan

dalam artian perusahaan memang diasumsikan mencari keuntungan sebanyak

mungkin, namun pada dasarnya diasumsikan perusahaan memproduksi barang

pada jumlah yang optimal dengan biaya yang dapat diminimalkan. Profit atau

tingkat keuntungan secara definisi adalah selisih pendapatan yang dikurangi

dengan biaya input produksi. Dalam ekonomi industri ada beberapa hal yang

dapat digunakan untuk dapat menerangkan tingkat keuntungan, salah satunya

adalah Price Cost Margin (PCM).

Secara teori, PCM pada konteks dominant firm (pasar persaingan tidak

sempurna) diturunkan dari persamaan maksimalisasi keuntungan, sehingga

didapat persamaan Index Lerner, dimana PCM adalah rasio keuntungan terhadap

total pendapatan (Carton dan Perloff, 1999). PCM dapat dipengaruhi oleh

beberapa hal, dalam paradigma analisis empiris SCP kinerja perusahaan dan

industri dapat dipengaruhi oleh perilaku suatu perusahaan dan struktur

36
perusahaan.

37
Menurut Wulandari (2007) PCM pada kinerja perusahaan dipengaruhi oleh

pangsa pasar dan nilai tambah perusahaan, serta bahan baku sebagai input

perusahaan. Pangsa pasar dapat mempengaruhi jumlah penjualan perusahaan yang

pada akhirnya juga berpengaruh pada nilai tambah, sedangkan bahan baku sebagai

input perusahaan dapat menimalkan biaya perusahaan. Menurut Martin (1994)

kinerja perusahaan yang dilihat dari selisih (PCM) terletak pada perilaku

penetapan harga pada perusahaan, Martin mengatakan bahwa perusahaan

memiliki pilihan untuk menurunkan harga untuk mendapat selisih yang

kuantitasnya lebih besar karena akan mendapat pangsa pasar yang lebih.

Menurut Kwokka (1979) mengatakan bahwa margin suatu perusahaan

dipengaruhi oleh struktur suatu perusahaan. Penelitian tersebut merujuk pada para

peneliti tahun 60-an seperti Collins dan Preston (1968); Rhoades dan Cleaver

(1973). Singkatnya margin suatu perusahaan dihitung dari nilai tambah

perusahaan dikurangi gaji dibagi dengan shipment atau, bisa dikatakan presentase

margin pendapatan atas biaya langsung. Uji kasualitas yang dilakukan

menyimpulkan bahwa margin suatu industri dipengaruhi oleh ukuran perusahaan

(market share, tingkat konsentrasi). Penelitian ini akan menganalisis Industri

padat modal di Indonesia dalam kerangka SCP, dimana pangsa pasar dan PCM

menjadi variabel pokok bahasan penelitian.

38
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ − 𝑢𝑝𝑎ℎ
PCM = 100%
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡

Dimana:

PCM = keuntungan perusahaan

Nilai tambah = nilai output - nilai input

Nilai output = nilai penjualan

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian Syaharman (2018) yang berjudul Perhitungan Harga Pokok Produksi

Komputer pada CV. Holycom ini untuk menganalisis penerapan biaya produksi di

perusahaan CV. Holycom. Data dalam penelitian ini ialah data primer yang

didapat dengan metode pengumpulan data wawancara langsung dengan pemilik

perusahaan, menejer, pemasaran pengiriman, teknis, dll. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa 1. Perusahaan ini bergerak dalam produksi komputer sehingga

bagian produksi perlu menghitung biaya bahan komputer, tenaga kerja langsung

dan biaya operasional yang akan dipergunakan dalam menghasilkan komputer

selama satu periode. 2. Metode just in time yang dipergunakan perusahaan dalam

menghitung dan mencatat persediaan produk telah baik namun pembebanan biaya

proses produksi terhadap produk yang dihasilkan masih tinggi sehingga

mempengaruhi harga jual yang ditetapkan. 3. Tenaga kerja langsung perusahaan

yang melakukan proses produk perlu dilakukan semaksimal mungkin. Tenaga

kerja tidak langsung diadakan perusahaan pada hari-hari tertentu saja apabila

terjadi lonjakan permintaan komputer . 4. Biaya produksi yang digunakan

39
mencakup biaya

40
bahan dalam perakitan komputer, upah atau gaji tenaga kerja langsung maupun

biaya operasi.

Penelitian Asep Sepulloh Akbar dan Wati Aris Astuti (2017) yang berjudul

Pengaruh penjualan dan biaya produksi terhadap laba Pada Perusahaan

Manufaktur Sektor Aneka Industri sub Sektor Otomotif dan Komponen yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2016 ini mengkaji tentang

efek penjualan dan biaya produksi atas laba bersih di sektor perusahaan

manufaktur. Metode penelitian yang di gunakan adalah deskriptif kualitatif.

Populasi dalam penelitian ini adalah

10 perusahaan manufaktur yang terdapat di Indonesia. Teknik analisis yang

digunakan ialah regresi linear.

Study yang dilakukan Fridha Nur Harryani (2016) dengan judul pengaruh

biaya produksi terhadap Laba Usaha Percetakan pada CV Armico Bandung ini

bertujuan untuk mengetahui berapa biaya produksi dan laba yang di dapat dari

CV. Armico Bandung. Metode yang signifikan adalah metode kuantitatif. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa biaya produksi sangat berpengaruh kuat terhadap

pendapatan. Hasil dari penelitian ini adalah 1. Penjualan berpengaruh terhadap

laba bersih pada Perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia periode 2011-2016, dimana ketika penjualan meningkat maka laba

bersih akan ikut meningkat,sedangkan ketika penjualan menurun maka laba bersih

akan ikut menurun 2. Biaya produksi berpengaruh terhadap laba bersih pada pada

Perusahaan Otomotif dan Komponen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

periode 2011-2016, dimana ketika biaya produksi meningkat, maka laba bersih

41
yang diperoleh perusahaan akan menurun, begitupun sebaliknya ketika biaya

produksi menurun maka laba bersih perusahaan akan meningkat

Dewi Juwitasari, Evi and O, (2013) pada penelitian yang berjudul

Pengaruh Biaya Produksi Dan Perputaran Total Aktiva Terhadap Laba Bersih

Pada Perusahaan Sektor Lumber Yang Terdaftar Di BEI ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana biaya produksi dan biaya laba bersih pada Perusahan

Lumber yang terdaftar di BEI. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode deskriptif verifikatif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dan

kualitatif. Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability

sampling dengan menggunakan metode sensus. Unit analisis dalam penelitian ini

adalah laporan keuangan tahunan yaitu tahun 2001-2010. Analisa data yang

digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Pengujian hipotesis dalam

penelitian ini menggunakan program SPSS 18.0 for Windows. Berdasarkan hasil

penelitian menunjukan bahwa masing-masing variabel yaitu variabel biaya

produksi berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan yang negatif terhadap

laba bersih.

Novelia & Mustina (2013) pada penelitiannya yang berjudul Analisis

Struktur Biaya dan Keuntungan pada Industri Elektronik ini bertujuan untuk

menganalisis bagaimana struktur biaya dan keuntungan yang diperoleh pada

industri elektronik di Indonesia pada tahun 2005-2010. Menggunakan variable

nilai bahan yang digunakan, upah, biaya energi, biaya pengeluaran lainnya, nilai

tambah dan biaya madya. Metode analisis yang digunakan bersifat deskriptif

kualitatif dan kuantitatif. Hasil dari penelitian menyatakan bahwa struktur biaya

42
dari industri

43
elektronik tahun 2006 sampai tahun 2012, didominasi oleh biaya bahan baku dan

biaya energi.

Wahyu Pranata, Niko (2010) pada penelitian yang berjudul Analisis Biaya

Total dan Pengaruhnya Terhadap Laba Usaha Pada PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk ini bertujuan untuk untuk mengetahui biaya total yang terdiri dari

biaya produksi, biaya pemasaran, dan biaya administrasi dan umum pada PT.

Telekomunikasi Indonesia, Tbk . Kedua, untuk mengetahui perolehan laba usaha

pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk . Ketiga,Untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh biaya total yang terdiri dari biaya produksi, biaya pemasaran, dan

biaya administrasi dan umum baik secara parsial maupun simultan terhadap laba

usaha pada PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yang dianalisis dengan regeri linear

berganda. Hasil dari penelitian ini menunjukkan kinerja keuangan PT.

Telekomunikasi Indonesia (Persero), Tbk., dilihat dari laba menunjukkan

peningkatan dari tahun ke tahun, sedangkan dari segi nilai ekonomis mengalami

fluktuasi.

Hapsari, Destia (2010) pada penelitian yang berjudul Pengaruh Biaya

Produksi Terhadap Perolehan Laba Pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk ini

bertujuan Untuk mengetahui : (1) perkembangan biaya produksi yang dilakukan

oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. dalam 7 tahun terakhir, (2)

perkembangan perolehan laba PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. dalam 7 tahun

terakhir, dan (3) Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Perolehan Laba PT. Indofood

Sukses Makmur
44
Tbk. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik penarikan sampel dalam

penelitian ini adalah non probalibity sampling dengan menggunakan pendekatan

purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah

dokumentasi, studi kepustakaan, wawancara dan observasi. Sedangkan analisis

data dengan menggunakan analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian

menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang positif antara biaya bahan baku

terhadap penjualan bersih.

2.2 Kerangka Pikir


Gambar 2.4 Kerangka pikir

Industri Komputer

Proses Produksi

Biaya Produksi

Biaya Bahan Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead


Baku Langsung
Langsung

Laba

Industri Komputer adalah kelompok usaha yang mencakup usaha pembuatan

berbagai macam mesin komputasi, seperti komputer desktop, komputer laptop,

komputer mainframe, komputer ukuran tangan (misal PDA), komputer tablet,

45
server komputer, dan termasuk kegiatan perakitan computer. Kegiatan ini juga

sering disebut sebagai proses Produksi.

Keberhasilan suatu industri tersebut bisa dilihat dari tingkat keuntungan

operasi yang di dapat industri itu sendiri karena tujuan utama industry pada

umumnya adalah memperoleh laba operasi yang sebesar besarnya dan pencapaian

laba operasi merupakan faktor yang menemukan bagi kelangsungan hidup industri

itu sendiri.

2.4 Hubungan antara variabel

2.4.1. Hubungan variabel biaya produksi terhadap tingkat keuntungan

Biaya produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan oleh perusahaan untuk

memperoleh faktor-faktor produksi dan bahan-bahan mentah yang akan digunakan

untuk menciptakan barang-barang yang diproduksikan perusahaan tersebut. Biaya

produksi sangat menentukan tingkat keuntungan. Karena keuntungan adalah

selisih antara penerimaan total (total revenue) dan biaya total (total cost).

Penelitian yang dilakukan oleh yang dilakukan Oleh Fadillah Zainnah Ramadhan

(2019) “Pengaruh Biaya Produksi dan Biaya Operasional terhadap Laba Bersih

pada Perusahaan Industri manufaktur sektor industri barang konsumsi studi ini

mengatakan bahwa biaya produksi dan biaya operasional memiliki pengaruh

negatif terhadap keuntungan.

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan teori dan didukung oleh hasil penelitian pemilihan variabel biaya

produksi berpengaruh terhadap.

46
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini membahas mengenai analisis biaya produksi

terhadap keuntungan pada industri Komputer di Indonesia. Objek yang diteliti

adalah industri komputer di Indonesia. Berdasarkan Internasional Standard

Industrial Classification (ISIC), industri komputer memiliki kode ISIC 26210.

Pada penelitian ini digunakan data time series dari tahun 2001 sampai 2018

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.

Pengumpulan data sekunder yang di peroleh melalui data-data yang diterbitkan

oleh Badan Pusat Statistik (BPS) yaitu data Industri komputer di Indonesia

meliputi biaya produksi, Jumlah Perusahaan, dan biaya Input yang dimana

penelitian kali ini menggunakan data dari tahun 2001 sampai 2018.

3.3 Definisi Operasional Variabel

1. Industri adalah kumpulan dari perusahaan-perusahaan yang menghasilkan

barang-barang yang homogen atau yang mempunyai sifat saling mengganti

yang sangat erat. (Hasibuan, 1994).

2. Industri Komputer menurut kode ISIC 26210 adalah kelompok usaha yang

mencakup usaha pembuatan berbagai macam mesin komputasi, seperti

47
komputer desktop, komputer laptop, komputer mainframe, komputer ukuran

tangan (misal PDA), komputer tablet, dan server komputer. Termasuk

kegiatan perakitan computer (Hapsari, 2010).

3. Biaya Produksi adalah seluruh biaya yang terjadi untuk mengolah bahan baku

dan bahan penolong menjadi barang jadi yang siap untuk dipasarkan

(Mulyadi, 1995:14). Adapun jenis jenis biaya produksi:

 Biaya Tetap (Fixed Cost/ FC), yaitu biaya pada periode tertentu dengan

jumlah yang tetap dan tidak tergantung pada hasil produksi Komputer.

 Biaya Variabel (Variable Cost/ VC), yaitu biaya yang besarannya dapat

berubah-ubah sesuai dengan hasil produksi Komputer. Artinya, semakin

besar hasil produksi perusahaan maka semakin besar biaya variabelnya.

 Biaya Total (Total Cost/ TC), yaitu total seluruh biaya tetap dan biaya

variabel yang digunakan suatu perusahaan untuk menghasilkan

Komputer dalam satu periode tertentu. Rumus biaya total :

TC = FC + VC

TC = biaya total (total cost)

FC = biaya tetap (fixed cost)

VC = biaya variabel (variable cost)

 Biaya Rata-Rata (Average Cost/ AC), yaitu besarnya biaya produksi per

unit yang dihasilkan. Besar biaya rata-rata ini dihitung dengan cara

membagikan total biaya dengan jumlah produk yang dihasilkan.

 Biaya Marjinal (Marginal Cost/ MC), yaitu biaya tambahan yang

dibutuhkan untuk menghasilkan satu unit barang jadi. Biaya ini muncul

48
ketika dilakukan perluasan produksi dalam rangka menambah jumlah

barang yang dihasilkannya. Rumus biaya marginal yaitu membagi

tambahan TC (ΔTC) dengan tambahan Q (ΔQ).

MC = biaya marjinal (marginal cost)

TC = perubahan biaya total (total cost)

Q = perubahan kuantitas barang dan jasa

4. Nilai output adalah penerimaan atau nilai dari proses produksi yang dilakukan

oleh produsen yang dihitung dengan cara menjumlahkan output produksi

dikalikan dengan harga output produksi yang dinyatakan dalam satuan

Rupiah.

3.4 Teknik Analisis

Penelitian kali ini menggunakan teknik analisis regresi sederhana untuk

mengetahui bagaimana pengaruh biaya porduksi terhadap keuntungan Industri

komputer di Indonesia.

Pada Penelitian ini persamaan regresi linier sederhana secara matematik

diekspresikan oleh :

Y= 𝒂 + 𝒃𝑿 + 𝒆

keterangan:

Y = Keuntungan

X = Biaya Produksi

e = Error term

a = Konstanta
49
3.4.1 Price Cost Margin (PCM)

PCM merupakan indikator kemampuan perusahaan untuk meningkatkan harga

diatas biaya produksi. PCM dapat dirumuskan sebagai berikut (Lipczynki, 2005

dalam Wurryanto, 2011):

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑡𝑎𝑚𝑏𝑎ℎ − 𝑢𝑝𝑎ℎ


PCM = 100%
𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡

Dimana:

PCM = keuntungan perusahaan

Nilai tambah = nilai output - nilai input

Nilai output = nilai penjualan

3.4.2 Pengujian Hipotesis

3.4.2.1 Uji Parsial (Uji-t)

Menurut ghozali dalam sujarweni (2015), uji t menunjukkan seberapa jauh

pengaruh antara biaya produksi dengan keuntungan. Apabila nilai probalitas

signifikan lebih kecil dari 0.05 (5%) maka suatu biaya produksi berpengaruh

signifikan terhadap kinerja industri komputer. Adapun kriterianya yaitu:

a. Jika t hitung ≥ tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

b. Jika t hitung ≤ tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

50
3.5 Uji Koefesien Determinasi (R2 )

Koefisien determinan (R2) adalah metode pengukuran untuk mengetahui

kesesuaian atau ketetapan hubungan antara dalam suatu persamaan regresi.

Apabila nilai R2 = 1 menunjukkan bahwa 100% total variasi diterangkan oleh

variabel persamaan regresi atau variabel bebas (X) yang mampu menerangkan

variabel Y sebesar 100%. Apabila nilai R2 = 0 menunjukkan bahwa tidak ada

total varian yang di terangkan oleh varian bebas dari persamaan regresi. Pada

intinya koefisien determinan (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menjelaskan variasi variabel dependen (Gujarati,

2006).

Kriteria R2 dapat diartikan baik jika memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Nilai koefisien determinan (R2) lebih besar dari 0.5 membuktikan bahwa

variabel bebas dapat menyatakan bahwa variabel terikat dengan baik dan

kuat.

2. Nilai koefisien determinan (R2) sama dengan 0.5 dapat diartikan bahwa

variabel terikat sedang.

3. Nilai koefisien determinan (R2) kurang dari 0.5 dapat diartikan bahwa

variabel terikat relatif kurang baik. Hal ini dapat disebabkan pemilihan

variabel yang kurang tepat.

51
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Industri Pengolahan Komputer di Indonesia

Industri Pengolahan merupakan sektor yang memiliki peranan penting di

Indonesia. Sektor industri masih menjadi kontribusi terbesar bagi perekonomian

Indonesia.

Industri Komputer adalah kelompok usaha yang mencakup usaha

pembuatan berbagai macam mesin komputasi, seperti komputer desktop,

komputer laptop, komputer mainframe, komputer ukuran tangan (misal PDA),

komputer tablet, server komputer, dan termasuk kegiatan perakitan computer.

Kegiatan ini juga sering disebut sebagai proses Produksi.

Pada Industri Pengolahan Komputer di Indonesia Jenis data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Pengumpulan data sekunder

yang di peroleh melalui data-data yang diterbitkan oleh Badan Pusat Statistik

(BPS) yaitu data Industri komputer di Indonesia meliputi biaya produksi, dan

biaya Input yang dimana penelitian kali ini menggunakan data dari tahun 2000

sampai 2019. Berdasarkan data sekunder yang diperoleh dari Bank Indonesia dan

berbagai sumber terkait, maka selanjutnya akan dilakukan analisis kualitatif dan

kuantitaif untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara tiap tiap variabel.

Model analisis yang digunakan adalah regresi linear sederhana, melalui model

tersebut dapat diketahui ada atau tidaknya perngaruh antara variabel biaya

52
produksi terhadap biaya keuntungan.

53
4.2 Perkembangan Jumlah Tenaga Kerja Industri Komputer di Indonesia

Industri komputer merupakan salah satu cabang industri manufaktur yang

diperhitungkan dikarenakan besarnya kontribusi industri manufaktur terhadap

produk domestik bruto (PDB). Tingginya kontribusi tersebut akan mempengaruhi

penyerapan tenaga kerja pada industri komputer.

Untuk mendukung penyerapan tenaga kerja yang tinggi diperlukan

adanya pendirian lapangan usaha yang luas dan banyak. Selain modal, faktor

produksi yang penting dalam kegiatan proses produksi suatu industri yaitu tenaga

kerja. Tenaga kerja terdiri dari tenaga kerja produksi dan tenaga kerja kerja non

produksi. Tenaga kerja produksi yaitu tenaga kerja yang berperan dalam proses

kegiatan produksi untuk menghasilkan output. Sedangkan tenaga kerja non

produksi yaitu tenaga kerja yang bekerja diluar proses kegiatan produksi. Peranan

industri komputer dalam menciptakan kesempatan kerja cukup besar.

Suatu industri dalam melakukan produksinya selain membutuhkan

modal. Faktor produksi yang juga dibutuhkan dalam proses produksi adalah

tenaga kerja. Tenaga kerja dalam proses produksi melakukan tugas untuk

mengolah barang mentah atau barang setengah jadi serta mengoperasikan alat-alat

untuk menghasilkan produk perusahaan tersebut. Peranan industri komputer

dalam menciptakan kesempatan kerja terbilang cukup besar

54
Gambar 4.1 Perkembangan Tenaga Kerja Industri Komputer 2001-2018

TOTAL TENAGA KERJA


total TK

201
RIBU(RUPIAH)

80

80

80
55

50
40

40
39

31

27
26

26
26

25
24

20

19
200 1200 2200 3200 4200 5200 6200 7200 8200 9201 0201 1201 2201 3201 4201 5201 6201 72018
TAHUN

Sumber: BPS, Statistik Indonesia, Data Diolah.


Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa perkembangan jumlah tenaga kerja

industri komputer di Indonesia selama periode 2001-2018 bergerak fluktuasi

dengan rata-rata 49 ribu tenaga kerja pada industri tersebut.

Penyerapan tenaga kerja tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu sebesar 201 ribu

orang yang bekerja pada industri alas kaki di Indonesia. Menurut BKPM (2017)

yang mengatakan bahwa Industri Komputer menyerap sebesar 8% dari seluruh

angkatan kerja industri manufaktur nasional di Indonesia. Sedangkan untuk

penyerapan tenaga kerja terendah terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar Rp.19 ribu

orang yang terserap pada industri tersebut.

4.3 Perkembangan Upah Tenaga Kerja Industri Komputer di Indonesia

Industri komputer di Indonesia merupakan salah satu jenis industri yang

mempunyai peranan cukup penting. Industri komputer termasuk dalam klasifikasi

industri padat karya sehingga dapat dijadikan unggulan dalam penyerapan tenaga

55
kerja dan pemasokan devisa. Kelompok industri komputer ini dapat bersaing

dengan kelompok industri lain dengan memberikan keuntungan yang didukung

oleh upah tenaga kerja yang murah serta bahan baku yang cukup melimpah.

Industri komputer merupakan salah satu jenis industri bisa diandalkan di pasar

dunia karena jenis industri ini mempunyai keunggulan komparatif dari murahnya

tenaga kerja di Indonesia.

Gambar 4.2 Jumlah Upah Untuk Tenaga Kerja Industri Komputer Di


Indonesia 2001-2018

UPAH TENAGA KERJA


783,589.000

602,444.000
490,507.000

446,529.000

368,238.000
365,474.000
341,034.000

311,688.806
JUTA(RUPIAH)

266,480.000
250,451.000
238,389.000

194,455.000
172,628.000

171,989.000
158,385.000

153,561.000
127,968.000
62,950.000

200 1200 2200 3200 4200 5200 6200 7200 8200 9201 0201 1201 2201 3201 4201 5201 6201 72018
TAHUN

Sumber: BPS, Statistik Indonesia. Data Diolah.


Berdasarkan Gambar 4.2 diketahui bahwa upah tenaga kerja industri komputer di

Indonesia tahun 2001-2018 mengalami fluktuasi dimana selama tahun 2001-2007

upah mengalami peningkatan dengan rata-rata biaya upah sebesar 1,5 miliar

rupiah. Kondisi ini disebabkan Tenaga kerja yang lebih terdidik dan kemampuan

dalam memproduksi komputer yang semakin maju, sehingga menyebabkan

perusahaan Komputer di Indonesia harus membayar dengan upah yang relatif

tinggi.

56
Biaya upah di industri Komputer di Indonesia meliputi upah gaji pekerja

produksi dapat dilihat pada tabel 4.1:

Tabel 4.1 Pengeluaran Upah/Gaji Untuk Tenaga Kerja Industri


Komputer tahun 2001-2018

Upah ( rupiah )
Tahun Upah Pekerja
2001 62.950,000
2002 238.389,000
2003 250.451,000
2004 266.480,000
2005 158.385,000
2006 172.628,000
2007 783.589,000
2008 194.455,000
2009 490.507,000
2010 446.529,000
2011 602.444,000
2012 341.034,000
2013 127.968,000
2014 153.561,000
2015 171.989,000
2016 311.688,806
2017 365.474,000
2018 368.238,000

Total 5.506.759,806
Rata - Rata 305.931,100
Sumber: BPS Data Upah Pekerja Indonesia
Berdasarkan Tabel 4.1 menunjukkan bahwa biaya upah pekerja produksi selama

kurun waktu 2001-2018 mengalami fluktuasi dengan rata-rata sebesar 305 juta

rupiah. Upah pekerja produksi tertinggi terjadi pada tahun 2011 yaitu, sebesar 602

57
rupiah. Kondisi ini disebabkan adanya peningkatan produksi sehingga banyak

perusahaan Komputer di Indonesia yang menambah tenaga kerja.

4.4 Perkembangan Biaya Input Industri Komputer di Indonesia

Biaya input adalah biaya antara yang digunakan dalam proses kegiatan produksi

untuk menghasilkan output. Biaya input juga berpengaruh terhadap besar kecilnya

nilai tambah dan tinggi rendahnya tingkat efisien suatu industri. Biaya input ini

berupa bahan baku dan bahan penolong, bahan bakar, tenaga listrik, sewa gedung,

mesin dan alat-alat, serta pengeluaran lainnya. Adapun yang akan dibahas yaitu

biaya input industri komputer

Gambar 4.3 Perkembangan Biaya Input Industri komputer

BIAYA INPUT
3,753,561
3,410,346

biaya input
2,958,140
2,511,989
JUTA(RUPIAH)

783,589

602,444
490,507

446,529

368,238
323,468

311,689
229,016
176,621
161,162
144,672

127,968

2001 2003 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
TAHUN

Sumber: BPS, (data diolah)


Berdasarkan Gambar 4.3 menjelaskan bahwa nilai input produksi pada industri

komputer di Indonesia tahun 2001-2018 mengalami fluktuasi dengan rata-rata

yaitu sebesar 933 juta rupiah. Tingginya input disebabkan oleh meningkatnya

biaya bahan baku dan meningkatnya biaya upah. Biaya baku yang tinggi

disebabkan oleh harga bahan baku yang tersedia di dalam negeri sedikit. Sehingga

58
industri komputer

59
harus mengimpor bahan baku dari luar. Input terendah terjadi pada tahun 2013

yaitu sebesar Rp.127 juta. Input terendah di tahun tersebut disebabkan tidak stabil

ekonomi pada tahun 2013 yang menyebabkan tidak tersedianya bahan baku impor.

Namun harga bahan baku lokal sangat mahal sehingga mengharuskan industri

komputer mengurangi biaya bahan baku.

4.5 Perkembangan Biaya Madya Industri Komputer

Biaya madya adalah biaya antara yang digunakan dalam proses kegiatan produksi

untuk menghasilkan output. Biaya madya juga berpengaruh terhadap besar

kecilnya nilai tambah dan tinggi rendahnya tingkat efisiensi suatu industri. Biaya

madya ini berupa bahan baku dan bahan penolong, bahan bakar, serta tenaga

listrik. Besar kecilnya biaya madya industri komputer di Indonesia dapat

dipengaruhi oleh jumlah perusahaan yang ada pada industri tersebut.

Grafik 4.4 Biaya Madya Industri komputer Tahun 2001-2018


3,410,346.000

3,793,561.000

BIAYA MADYA
2,967,792.000
2,551,600.000
JUTA(RUPIAH)

783,589.000

602,444.000
490,507.000

465,125.509
446,529.000

410,524.000
342,984.000

345,911.000

347,198.000

256,186.000
225,928.000
176,120.000

166,828.000
161,162.000

200120022003200420052006200720082009201 020112012201320142015201620172018
TAHUN

Sumber: BPS data diolah

60
Berdasarkan Grafik 4.2 menunjukkan bahwa biaya madya selama kurun waktu

2001-2018 mengalami fluktuasi dengan rata-rata sebesar 997 juta rupiah. Biaya

madya tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu, sebesar 3,8 miliar rupiah.

Sedangkan untuk yang terendah pada tahun 2005 yaitu sebesar 161 juta

rupiah.Tinggi rendahnya biaya madya ditentukan oleh komponen biaya seperti

biaya bahan baku, biaya penolong, biaya listrik serta bahan bakar.

4.6 Perkembangan Biaya Produksi Industri Komputer

Biaya produksi merupakan seluruh biaya yang dibutuhkan oleh suatu industri

dalam proses kegiatan produksinya guna menghasillan output yang diinginkan.

Adapun biaya produksi yang dibutuhkan dalam proses kegiatan produksi berupa

biaya input madya dan biaya input produksi. Biaya input madya berupa biaya

bahan baku dan penolong serta bahan bakar, dan tenaga listrik . Sedangkan biaya

input produksi berupa upah/gaji tenaga kerja, sewa gedung, dan jasa industri.

Jumlah dari seluruh biaya tersebut adalah biaya produksi.

61
Grafik 4.3 Biaya Produksi Industri Komputer

6,820,692.000

7,547,122.000

5,925,932.000
BIAYA PRODUKSI

5,063,589.000
1,567,178.000
JUTA (RUPIAH)

1,204,888.000
981,014.000

893,058.000

778,762.000
776,814.315
692,281.000
661,377.000

669,379.000

485,202.000
402,549.000
322,324.000
320,792.000

294,796.000
200120022003200420052006200720082009201020112012201320142015201620172018
TAHUN

Sumber: BPS, Data Diolah.


Berdasarkan Grafik 4.3 dapat diketahui bahwa selama tahun 2001-2011

biaya produksi industri komputer mengalami fluktuatif. Sedangkan untuk tahun

2011-2018 biaya produksi mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2014 dengan biaya produksi sebesar

Rp 75 miliar rupiah. Untuk biaya produksi terendah terjadi pada tahun 2013 yaitu

hanya sebesar Rp 294 juta rupiah.

Secara umum biaya produksi selama tahun 2001-2018 mengalami

peningkatan. Hal ini disebabkan karena semakin berkembangnya industri

komputer di Indonesia dari sisi permintaan pasar. Tingginya permintaan terhadap

industri komputer menyebabkan meningkatnya kapasitas produksi yang

menyebabkan biaya produksi meningkat.

62
Perkembangan komponen biaya produksi dapat dilihat dari berikut:

Tabel 4.2 Komponen Biaya Produksi Industri Komputer

tahun biaya madya Upah sewa gedung biaya


tenaga kerja produksi
2001 176.120,000 62.950,000 81.722,000 320.792,000
2002 342.984,000 238.389,000 80.004,000 661.377,000
2003 345.911,000 250.451,000 73.017,000 669.379,000
2004 347.198,000 266.480,000 78.603,000 692.281,000
2005 161.162,000 158.385,000 2.777,000 322.324,000
2006 225.928,000 172.628,000 3.993,000 402.549,000
2007 783.589,000 783.589,000 - 1.567.178,000
2008 256.186,000 194.455,000 34.561,000 485.202,000
2009 490.507,000 490.507,000 - 981.014,000
2010 446.529,000 446.5 29,000 - 893.058,000
2011 602.444,000 602.444,000 - 1.204.888,000
2012 3.410.346,000 341.034,000 - 6.820.692,000
2013 166.828,000 127.968,000 - 294.796,000
2014 3.793.561,000 153.561,000 3.600.000,000 7.547.122,000
2015 2.551.600,000 171.989,000 2.340.000,000 5.063.589,000
2016 465.125,509 311.688,806 - 776.814,315
2017 2.967.792,000 365.474,000 2.592.666,000 5.925.932,000
2018 410.524,000 368.238,000 - 778.762,000
Total 17.944.334.509 5.506.759.806 8.887.343.000 35.407.749.315
Rata-rata 996.907.473 305.931.100 807.940.273 3.218.886.301
Sumber: BPS, data diolah

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa biaya madya pada Industri Komputer

di Indonesia selama kurun waktu 2001-2018 mengalami fluktuasi dengan rata-rata

sebesar 997 juta rupiah. Biaya madya tertinggi terjadi pada tahun 2014 yaitu,

sebesar 3,7 miliar rupiah. Sedangkan untuk yang terendah pada tahun 2005 yaitu

sebesar 161 juta rupiah.

63
Komponen biaya produksi selanjutnya upah tenaga kerja. Selama tahun

2011-2018 upah mengalami fluktuaktif dengan rata-rata upah sebesar 305 juta

rupiah. Upah tenaga kerja tertinggi yaitu pada tahun 2007 sebesar 783 juta dan

untuk yang terendah terjadi tahun 2001 sebesar 62 juta rupiah. Sementara itu

untuk komponen biaya sewa gedung dan jasa perusahaan selama tahun 2001-2018

mengalami fluktuaktif dengan rata-rata 807 juta rupiah. biaya sewa gedung dan

jasa perusahaan tertinggi terjadi tahun 2014 sebesar 7,5 miliar rupiah. Sedangkan

yang terendah terjadi pada tahun 2001 sebesar 320 juta rupiah. Hal ini disebabkan

karena semakin berkembangnya industri Komputer di Indonesia dari sisi

permintaan pasar. Tingginya permintaan terhadap industri alas kaki menyebabkan

meningkatnya kapasitas produksi yang menyebabkan biaya produksi meningkat.

4.7 Perkembangan Price Cost Margin

Perusahaan dari sisi keuntungan menunjukan kemampuan perusahaan

meminimumkan biaya input, sehingga mendapat selisih yang sepadan, sepadan

dalam artian perusahaan memang diasumsikan mencari keuntungan sebanyak

mungkin, namun pada dasarnya diasumsikan perusahaan memproduksi barang

pada jumlah yang optimal denganbiaya yang dapat diminimalkan. Profit atau

tingkat keuntungan secara definisi adalah selisih pendapatan yang dikurangi

dengan biaya input produksi. Dalam ekonomi industri ada beberapa hal yang

dapat digunakan untuk dapat menerangkan tingkat keuntungan, salah satunya

adalah price cost margin (PCM). Secara teori, PCM pada konteks dominant firm

(pasar persaingan tidak sempurna) diturunkan dari persamaan maksimalisasi

keuntungan,

64
sehingga didapat persamaan Index Lerner, dimana PCM adalah rasio keuntungan

terhadap total pendapatan (Carton dan Perloff, 1999).

PCM dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, dalam paradigma analisis empiris

SCP kinerja perusahaan dan industri dapat dipengaruhi oleh perilaku suatu

perusahaan dan struktur perusahaan. Menurut Wulandari (2007) PCM pada

kinerja perusahaan dipengaruhi oleh pangsa pasar dan nilai tambah perusahaan,

serta bahan baku sebagai input perusahaan. Pangsa pasar dapat mempengaruhi

jumlah penjualan perusahaan yang pada akhirnya juga berpengaruh pada nilai

tambah, sedangkan bahan baku sebagai input perusahaan dapat menimalkan biaya

perusahaan.Menurut Martin (1994) kinerja perusahaan yang dilihat dari selisih

(PCM) terletak pada perilaku penetapan harga pada perusahaan, Martin

mengatakan bahwa perusahaan memiliki pilihan untuk menurunkan harga untuk

mendapat selisih yang kuantitasnya lebih besar karena akan mendapat pangsa

pasar yang lebih.

65
Tabel 4.3 Price, Cost, Margin Industri Komputer di Indonesia
TAHUN PCM
2001 735.074,943
2002 1.485.181,888
2003 1.294.092,867
2004 1.393.076,869
2005 249.094,944
2006 1.020.410,959
2007 3.426.886,771
2008 861.705,957
2009 2.792.077,832
2010 3.204.364,861
2011 3.848.962,843
2012 13.741.790,752
2013 8.361.139,999
2014 8.359.999,999
2015 9.827.588,999
2016 2.653.701,231
2017 12.704.933,991
2018 7.549.708,997
total 83.509.795,000
rata rata 4.639.433,056
Sumber: BPS, Price, Cost, Margin data diolah

Berdasarkan Tabel 4.3 menunjukkan bahwa PCM pada Industri Komputer di

Indonesia selama kurun waktu 2001-2018 mengalami fluktuasi dengan rata-rata

sebesar 4.6 milyar rupiah. PCM tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu, sebesar

13,7 miliar rupiah. Sedangkan untuk yang terendah pada tahun 2005 yaitu sebesar

265 juta rupiah. Hasil penelitian ini didukung oleh beberapa penelitian terdahulu

yaitu Hapsari dan Destia (2010) , Wahyu Pranata dan Niko (2010), dan Novelia

dan Mustina (2013) yang menjelaskan bahwa produksi suatu industri tergantung

66
dari penggunaan input faktor-faktor produksi seperti biaya modal, bahan baku, dan

tenaga kerja, apabila input tersebut dimanfaatkan secara efektif maka tingkat

tingkat keuntungan yang efektif akan tercapai. Tingkat keuntungan tergantung dari

nilai produk yang dihasilkan, jika produk yang dihasilkan memiliki keunggulan

dan berdaya saing maka tingkat keuntungan juga semakin tinggi.

4.8 Pendekatan Biaya Produksi Terhadap Keuntungan

Dependent Variable: PCM


Method: Least Squares
Date: 12/04/21 Time: 16:43
Sample: 2001 2018
Included observations: 18

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -1835225. 783500.9 2.342339 0.0324


BIAYA_PRODUKSI 0.425557 0.252603 5.643472 0.0000

R-squared 0.965613 Mean dependent var 4639433.


Adjusted R-squared 0.644714 S.D. dependent var 4311838.
S.E. of regression 2570108. Akaike info criterion 32.46123
Sum squared resid 1.06E+14 Schwarz criterion 32.56016
Log likelihood -290.1511 Hannan-Quinn criter. 32.47487
F-statistic 31.84878 Durbin-Watson stat 1.594651
Prob(F-statistic) 0.000037

Berdasarkan persamaan hasil regresi di atas dapat dianalisis pengaruh variabel

independen terhadap dependen. Variabel biaya produksi berpengaruh positif

terhadap keuntungan.

67
4.9 Koefisiensi determinasi

Berdasarkan hasil estimasi penelitian diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar

0,965613 yang artinya variabel keuntungan ditentutkan variasinya oleh variabel

biaya produksi sebesar 97%, sedangkan sisanya sebesar 3% variasinya ditentukan

oleh variabel lain yang tidak tercantum dalam model penelitian.

4.10 Uji T statistik

Secara parsial Uji T dapat kita lihat dibawah ini:

Variabel biaya produksi berpengaruh nyata terhadap keuntungan pada α=0,05

Berdasarkan hasil diatas maka koefisien regresi dari persamaan tersebut dapat kita

jelaskan sebagai berikut:

1. Nilai konstanta sebesar -1835225 bearti bila biaya produksi tidak ada maka nilai

keuntungan adalah sebesar -1835225

2. Nilai koefisien dari b1 sebesar 0.426174 berarti bila biaya produksi bertambah

1 satuan maka keuntungan akan bertambah sebesar 0.42557

68
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Hasil penelitian menunujukkan bahwa biaya produksi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap biaya keuntungan industri komputer dengan rata rata biaya

produksi industri komputer di Indonesia pada tahun 2001- 2018 adalah sebesar 3,2

milyar rupiah dan keuntungan rata rata pertahun pada industri komputer di

Indonesia pada tahun 2001-2018 adalah 4,6 miliar rupiah. Keuntungan tertinggi

terjadi pada tahun 2012 yaitu, sebesar 13,7 miliar rupiah. Sedangkan untuk yang

terendah pada tahun 2005 yaitu sebesar 265 juta rupiah.

5.2 Saran

1. Berdasarkan nilai statistik deskriptif yang menunjukkan bahwa industri

komputer di Indonesia selama tahun 2001-2018 sudah mencapai kemajuan

namun belum dikategorikan baik secara keseluruhan, untuk meningkatkan

perkembangan Industri Komputer di Indonesia seharusnya pemerintah

memberikan dorongan modal finansial dan perlunya peningkatan inovasi dan

teknologi.

2. Disarankan bagi peneliti selanjutnya, untuk mengkaji lebih dalam faktor-

faktor produksi selain biaya produksi dan keuntungan seperti teknologi dan

produktivitas tenaga kerja sehingga diharapkan penelitian selanjutnya bisa

menyempurnakan keterbatasan dalam penelitian ini.

69
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Indonesia. (2017). Distribusi Produk Domestik Bruto.


Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia.

Badan Pusat Statistik 2001-2015. Statistik Industri Pengolahan Besar dan Sedang
Indonesia. Jakarta: Badan Pusat Statistik Indonesia.

Dumairy. (1996). Perekonomian Indonesia. Jakarta : Erlangga


Devi, E.D (2004). Analisis Biaya Produksi Industri Tekstil Di Kabupaten
Karanganyar. Surakarta.
Egbodion, J & Ahmadu, J. (2015). Production Cost of Abakaliki Rice In Ihialia
Local Goverment Area of Anambra State, Nigeria. Vol.19 (2), Hal. 329-
333.
Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya. (2014). Buku Pedoman Penulisan
Skripsi. Indralaya: Universitas Sriwijaya.
Ghozali, I. (2016). Analisis Dengan Program Eviews. Semarang : Badan Penerbit-
Undip.
Hapsari, D. (2010). Pengaruh Biaya Produksi Terhadap Perolehan Laba Pada
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Universitas Komputer Indonesia.

Hasibuan, N. (1993). Ekonomi Industri: Persaingan, Monopoli, Jakarta: LP3ES.

Jaya, W. K. (2001). Ekonomi Industri. Edisi Kedua. Yogyakarta: PT.BPFE.


Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. (2017). Peran Biaya Produksi
Kelompok Hasil Industri Terhadap Total Keuntungan Hasil Industri di
Indonesia.
Kementerian Perdagangan Indonesia. (2017). Jumlah Keuntungan Alas Kaki di
Indonesia 2010-2016.
Kuncoro, M & Anggito, A. 1994. Struktur dan Kinerja Industri Indonesia dalam
Era Deregulasi dan Globalisasi. Jurnal Kelola No.10/VII/1994, Hal. 50-75
Kemenprin. (2019). Making Indonesia. Making Indonesia, 1–8.
https://doi.org/10.7591/9781501719370

Lestari, U. H. (2011). “Analisis Biaya Produksi Alas Kaki Indonesia di Pasar


Amerika Serikat Periode 2000-2009”. Institut Pertanian Bogor.
Lipsey, R. G. (1989). Pengantar Mikro Ekonomi. Jakarta: Penerbit Erlangga.

70
Pamungkas, W. P. (2011). “Analisis Struktur Kinerja Industri Elektronik di
Indonesia”. Institut Pertanian Bogor.
Panjaitan, M. C. (2015). “Analisis Nilai Produksi Industri Komputer di Indonesia
periode 2004-2013”. Jom FEKON Vol. 2, No. 2. Hal 9.
Santi, K. (2010). Biaya Produksi Industri Laptop di Indonesia. Skripsi Universitas
Sriwijaya Fakultas ekonomi (tidak dipublikasikan)
Samuelson & Nordhaus. (2003). Ilmu mikroekonomi. Edisi tujuhbelas. Media
global edukasi.
Saraswati, M dan Widaningsih, I. (2006). Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta:
Grafindo Media Pratama.
Saragih, R., Teguh, M., & Harunurrasyid, H. (2019). Pengaruh biaya produksi
terhadap keuntungan industri Roti dan Kue di Kota Palembang. Jurnal
Ekonomi Pembangunan, 16(1), 27–33.
https://doi.org/10.29259/jep.v16i1.8875

Selvia, Lilis. (2009). Perkembangan Biaya Madya dan Efisiensi Industri Elektronik
di Indonesia. Skripsi, Universitas Brawijaya

Sukainah, I. A. (2017) meneliti “Ananlisis Efisiensi Teknis Industri Elektronik


Indonesia periode 2007-2013” Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Airlangga.
Sukirno, S. (1994). Pengantar Teori Ekonomi Makro. Jakarta: PT Raja Grafindo.
(2002). Pengantar Teori Ekonomi Makro. Jakarta: PT Raja Grafindo.
(2005). Ekonomi Mikro. Jakarta: PT Raja Grafindo Perseda
(2008). Mikroekonomi. Edisi 3. Jakarta: PT Raja Grapindo Persada.

Teguh, M. (2010). Ekonomi Industri. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Tambunan. T.H. (2001). Industrialisasi di negara sedang berkembang. Ghalia


Indonesia.

71

Anda mungkin juga menyukai