Anda di halaman 1dari 15

PENGANTAR EKONOMI MIKRO CPMK 9

KONSEP PERILAKU PRODUSEN

Oleh :

I MADE WIRATAMA (01) (2002612010321)


YUNITA BILI (13) (2202612010922)
I GEDE YOGI PRATAMA (24) (2002612010933)
PUTU TIA ASTINI (28) (2002612010937)

PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan banyak nikmatnya kepada kami. Sehingga kami mampu menyelesaikan
Makalah Pengantar Ekonomi Mikro yang berjudul “Teori Perilaku Produsen ”
dengan waktu yang kami rencanakan. Makalah ini kami buat dalam rangka
memenuhi salah satu syarat penilaian mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro . Yang
meliputi nilai tugas,nilai kelompok,nilai individu,dan nilai keaktifan.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari
berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama
mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran
serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik dari pembaca sangat kami harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan dalam
makalah yang disusun. Oleh karena itu penulis mohon maaf atas kesalahan tersebut.
Kritik dan saran dari pembaca senantiasa ditunggu oleh penulis guna meningkatkan
kualitas tulisan ke depannya.

Denpasar, 15 April 2023

Penulis
DAFTAR ISI

COVER...............................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan...............................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN....................................................................................................3
2.1 Konsep Perusahaan Ditinjau Dari Sudut Ekonomi...........................................3
2.2 Konsep Fungsi Produksi...................................................................................4
2.3 Konsep Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah......................................5
2.4 Konsep Skala Produksi.....................................................................................8
2.5 Konsep Skala Ekonomi....................................................................................9
BAB 3 PENUTUP............................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.....................................................................................................11
3.2 Saran...............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam teori ekonomi, permisalan terpenting dalam menganalisis kehiatan
perusahaan adalah “mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada
tingkat di mana keuntungan mereka mencapai jumlah yang maksimum”. Dalam
praktek, pemaksimuman keuntungan bukanlah satu satunya tujuan perusahaan. Ada
perusahaanyang menekankan kepada volume penjualan dan ada pula yang
memasukan pertimbangan politik dalammenentukan tingkat produksi yang akan
dicapai. Ada pula perusahaan yang lebih menekankan kepad ausaha untuk mengabdi
kepentingan masyarakat dan kurang memperhatikan tujuan mencari keuntunganyang
maksimum. Memang beberapa tujuan yang ditemui dalam praktek tersebut
memberikan suatu alasan untuk meragukan kesesuaian dari pada kemisalan
keuntungan dalam menganalisis kegiatan perusahaan. Tetapi disamping menyadari
kenyataan tersebut perlu juga di ingat bahwa pada sebagian besar perusahaan tujuan
memaksimumkan keuntungan merupakan keuntungan yang paling penting. Telah
terbukti bahwa analisis terhadap kegiatan perusahaan yang didasarkan pada tujuan
memaksimumkan keuntungan memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan kenyataan
yang sebenarnya.
Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya
produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi,
dan kerugian akan dialami apabila hasilpenjualan kurang dari biaya produksi.
Keuntungan yang maksimum akan dicapai apabila perbedaan diantara hasil penjualan
dan biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumusakan
masalah sebagai berikut.
1. Bagaimana konsep perusahaan ditinjau dari udut ekonomi?
2. Bagaiamana konsep fungsi produksi?
3. Bgaiamana konsep teori produksi dengan satu faktor?
4. Bagaiaman konsep skala produksi?
5. Bagaiamana konsep skala ekonomi?

1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan, maka diketahui tujuan sebagai berikut.
1. Mengetahui dan memahami konsep perusahaan ditinjau dari udut ekonomi.
2. Mengetahui dan memahami konsep fungsi produksi.
3. Mengetahui dan memahami konsep teori produksi dengan satu faktor.
4. Mengetahui dan memahami konsep skala produksi.
5. Mengetahui dan memahami konsep skala ekonomi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kosep Perusahaan Ditinjau Dari Sudut Ekonomi


Dalam teori ekonomi, permisalan terpenting dalam menganalisis kehiatan
perusahaan adalah “mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada
tingkat di mana keuntungan mereka mencapai jumlah yang maksimum”. Dalam
praktek, pemaksimuman keuntungan bukanlah satu satunya tujuan perusahaan. Ada
perusahaanyang menekankan kepada volume penjualan dan ada pula yang
memasukan pertimbangan politik dalammenentukan tingkat produksi yang akan
dicapai. Ada pula perusahaan yang lebih menekankan kepad ausaha untuk mengabdi
kepentingan masyarakat dan kurang memperhatikan tujuan mencari keuntunganyang
maksimum. Memang beberapa tujuan yang ditemui dalam praktek tersebut
memberikan suatu alasan untuk meragukan kesesuaian dari pada kemisalan
keuntungan dalam menganalisis kegiatan perusahaan. Tetapi disamping menyadari
kenyataan tersebut perlu juga di ingat bahwa pada sebagian besar perusahaan tujuan
memaksimumkan keuntungan merupakan keuntungan yang paling penting. Telah
terbukti bahwa analisis terhadap kegiatan perusahaan yang didasarkan pada tujuan
memaksimumkan keuntungan memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan kenyataan
yang sebenarnya.
Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan biaya
produksi. Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi,
dan kerugian akan dialami apabila hasilpenjualan kurang dari biaya produksi.
Keuntungan yang maksimum akan dicapai apabila perbedaan diantara hasil penjualan
dan biaya produksi mencapai tingkat yang paling besar. Dalam memecahkan
persoalan ini dua aspek harus dipikirkan yaitu :
1. Komposisi faktor produksi yang bagaimana perlu digunakan untuk menciptakan
tingkat produksiyang tinggi
2. Komposisi faktor produksi yang bagaimana akan meminimumkan biaya produksi
yangdikeluarkan untuk mencapai satu tingkat produksi yang tertentu
2.2. Konsep Fungsi Produksi

Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis yang
disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan yang
menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor- faktor produksi yang
dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa
memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk.
Jadi fungsi produksi adalah model matematis yang menunjukkan hubungan antara
jumlah input-an produksi yang dipakai dengan jumlah output barang atau jasa yang
dihasilkan dari proses produksi. Secara matematis fungsi produksi tersebut dapat
dinyatakan:
Y = f (X1, X2, X3, , Xn)
Dimana:
Y = tingkat produksi (output) yang dihasilkan
X1, X2, X3,…, Xn = berbagai faktor produksi (input) yang digunakan, misalnya
X1 adalah tenaga kerja (labor, L) dan X2 adalah modal (capital, K).
Fungsi ini masih bersifat umum, hanya biasa menjelaskan bahwa produk yang
dihasilkan tergantung dari faktor-faktor produksi yang dipergunakan, tetapi belum
bisa memberikan penjelasan kuantitatif mengenai hubungan antara produk dan faktor-
faktor produksi tersebut. Untuk dapat memberikan penjelasan kuantitatif, fungsi
produksi tersebut harus dinyatakan dalam bentuknya yang spesifik, seperti misalnya:
a) Y = a + bX ( fungsi linier)
b) Y = a + bX – cX2 ( fungsi kuadratis)
c) Y = aX1bX2cX3d ( fungsi Cobb-Douglas), dan lain-lain.

Contoh fungsi produksi:


Y = 12X2 – 0,2 X3 dimana : Y = produk; X = faktor produksi.

Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi oleh fungsi produksi adalah :


 Fungsi produksi bersifat kontinyu
 Fungsi produksi bernilai tunggal dari masing-masing variabel di dalamnya
 Derivasi I dan II fungsi ini tetap kontinyu
 Fungsi produksi harus relevan (bernilai positip) baik untuk input X maupun
output Y
 Penggunaan tehnologi adalah maksimal pada tingkatnya.
Dalam ekonomi mikro dalam membentuk fungsi produksi, biasanya hubungan
matematis penggunaan faktor produksi disederhanakan dalam dua faktor produksi,
yaitu modal/capital (K) dan tenaga kerja/labor (L) agar memudahkan pemodelan dan
analisis. Kedua faktor produksi tersebut membentuk fungsi produksi sebagai berikut :
Q = f (K, L)
Dimana: Q = tingkat output; K = Barang Modal; L = Tenaga Kerja

2.3. Konsep Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah


Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan diantara
tingkat produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk
menghasilkan berbagai tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut
dimisalkan bahwa faktor-faktor produksi lainnya jumlahnya tetap, yaitu modal dan
tanah jumlahnya dianggap tidak mengalami perubahan. Juga teknologi dianggap tidak
mengalami perubahan. Satu-satunya faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya
adalah tenaga kerja. Teori produksi dengan satu faktor berubah meliputi:
1. Hukum Hasil Lebih Yang Semakin Berkurang
Dalam teori ekonomi terdapat asumsi dasar mengenai sifat dari faktor produksi
yaitu tunduk pada suatu hukum yang disebut sebagai hukum The Law of
Diminishing Return. Hukum hasil lebih yang semakin berkurang merupakan suatu
hal yang tidak dapat dipisahkan dari teori produksi. Hukum tersebut menjelaskan
sifat pokok dari hubungan diantara tingkat produksi dengan tenaga kerja yang
digunakan untuk mewujudkan produksi tersebut. Hukum hasil lebih yang semakin
berukurang menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang dapat diubah
jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada
mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya, tetapi sesudah
mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan
akhirnya mencapai nilai negatif. Sifat pertambahan produksi seperti ini
menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya ia
mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun. Dengan demikian
pada hakikatnya hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa
hubungan antara tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat
dibedakan dalam tiga tahap, yaitu:
a) Tahap pertama : Produksi total mengalami pertambahan yang semakin cepat.
b) Tahap kedua : Produksi total pertambahannya semakin lambat.
c) Tahap ketiga : Produksi total semakin lama semakin berkurang.
2. Produksi Total, Produksi Rata-Rata, dan Produksi Marginal
Produksi Total, yaitu kemampuan tenaga kerja untuk menghasilkan produksi.
Produksi Marginal, yaitu tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan
satu tenaga kerja yang digunakan.

Dimana : MP = Produksi marginal ∆TP = Pertambahan produksi total ∆L =


Pertambahan Tenaga Kerja 3) Produksai Rata-Rata, yaitu produksi yang secara
rata-rata dihasilkan oleh setiap pekerja

Hukum kenaikan hasil yang semakin berkurang dapat ditunjukkan melalui


hubungan antara kurva TPP (Total Physical Product), MPP (Marginal Physical
Product) dan APP (Average Physical Product). Kurva TPP adalah kurva yang
menunjukkan tingkat produksi total pada berbagai penggunaan input variabel
(input lainnya dianggap tetap). Kurva MPP adalah kurva yang menunjukkan
tambahan output sebagai akibat dari tambahan satu unit input variabel pada
berbagai tingkat penggunaan input variable
Tahap-tahap produksi dapat diketahui dari gambar bahwa:
a) Tahap I : Daerah produksi yang terletak antara titik 0 dan titik perpotongan garis
MPP dan APP. Pada tahap ini, kurva APP akan terus meningkat jika
penggunaan input variabel ditambah. Kurva APP terletak dibawah kurva MPP.
Elastisistas produk pada tahap ini adalah Ep > 1. Hal ini berarti bahwa
penambahan faktor produksi sebesar satu persen akan mengakibatkan kenaikan
hasil produksi sebesar lebih dari satu persen. Jika penggunaan faktor produksi
seperti pada tahap ini, maka penggunaan faktor produksi dikatakan tidak
rasional selama Ep > 1 karena jika penggunaan input ditambah maka
penambahan output total yang dihasilkan akan lebih besar daripada penambahan
penggunaan input itu sendiri. Dengan kata lain, setiap adanya penambahan input
di daerah ini akan selalu menambah output dan jika hal itu dirasakan lebih
menguntungkan. Jika input tersebut terus ditambah, pada saat TPP mulai
berubah arah, yaitu pada titik puncak garis MPP yang disebut infelction point.
Titik tersebut merupakan titik awal dimana The Law of Diminishing Return
mulai berlaku.
b) Tahap II: Daerah antara titik perpotongan garis MPP-APP dan titik perpotongan
garis MPP dan sumbu L. Pada daerah ini kurva APP mulai menurun, kurva
MPP juga menurun tetapi masih di daerah positif, dan kurva APP di atas kurva
MPP. Daerah ini disebut daerah yang rasional, karena adanya penambahan
penggunaan input variabel masih dapat meningkatkan output, walaupun dengan
persentase kenaikan yang sama atau lebih kecil dari kenaikan input variabel
yang digunakan. Hal ini ditunjukkan oleh besarnya elastisitas produksi yang
berada antara 0 dan 1 (0 < Ep < 1), yang berarti dengan penambahan faktor
produksi sebesar satu persen akan mengakibatkan kenaikan produksi yang
kurang dari satu persen tetapi lebih besar dari pada nol.
c) Tahap III: Daerah produksi disebelah titik perpotongan garis MPP dan Sumbu L
yang ditunjukkan dengan menurunnya kurva APP dan MPP menjadi negatif.
Kurva TPP pada daerah ini juga mulai menurun, dan daerah ini juga disebut
daerah titik irasional karena elastisitas produksi negatif 14 (EP < 0) . Elastisitas
negatif berarti jika ada penambahan input sebesar satu persen, maka justru akan
menurunkan hasil produksi.

2.4. Konsep Skala Produksi


Skala produksi atau skala hasil produksi merupakan perubahan skala output
(hasil produksi) akibat dari penggandaan input/faktor produksi yang digunakan. Skala
hasil produksi (return to scale) mempunyai tiga kemungkinan hasil produksi. Skala
produksi atau skala hasil produksi merupakan perubahan skala output (hasil produksi)
akibat dari penggandaan input/faktor produksi yang digunakan. Ingat bahwa, skala
produksi dari sisi produksi disini masih berhubungan dengan pembahasan teori
produksi. Ada tiga kemungkinan hasil produksi (output) yang terjadi akibat
penggandaan input. Kemungkinan tersebut yaitu skala hasil konstan, skala hasil
menurun, dan skala hasil meningkat. Uraian ringkas mengenai ketiga hal tersebut
sebagai berikut:
a) Skala hasil konstan (constant return to scale).
Skala hasil produksi konstan (constant return to scale) yaitu kondisi dimana
penggandaan input yang dilakukan perusahaan akan memberikan penggandaan
output (hasil produksi) yang sama.
b) Skala hasil menurun (decrease return to scala).
Skala hasil menurun (decrease return to scale) yaitu dimana perusahaan
menggandakan input yang digunakan, namun skala output yang dihasilkan lebih
kecil dari skala penggandaan input.
c) Skala hasil meningkat (increase return to scale)
Skala hasil meningkat (increase return to scale) yaitu kondisi dimana skala
penggandaan input mengakibatkan perubahan skala penggandaan output yang
lebih besar. Misalkan input yang digunakan ditambah menjadi dua kali lipat,
ternyata outputnya bertambah menjadi tiga kali lipat atau empat kali lipat.

2.5. Konsep Skala Ekonomi


Economies of Scale atau yang disebut dengan skala ekonomi merupakan
kondisimenurunnya biaya produksi per unit dari suatu firm yang secara bersamaan
terjadi denganpeningkatan jumlah produksi (output). Konsep skala ekonomi
merupakan suatu konsep penting yang menjelasakan secara praktis fenomena-
fenomena keadaan perdagangandi dunia nyata seperti pola perdagangan internasioal
jumlah firm di pasar atau yanglainnnya. Dalam ekonomi mikro, skala ekonomi
merujuk pada kegiatan ekspansi firm yang berhubungan dengan keuntungan biaya,
sedangkan menurut konsep lama skala ekonomiberhubungan dengan saat adanya
ukuran fasilitas firm dan penggunaan input lainnyameningkat terjadi penurunan biaya
per unitnya.
Begitu pula istilah skala ekonomi erat kaitannya dengan skala pengembalian
(return to scale), dimana skala pengembalian merupakan hubungan antara faktor-
faktor produksi dengan jumlah output, jikadihubungkan skala ekonomi dapat dilihat
dari skala pengembalian dari biaya produksi. Skala ekonomi terjadi ketika biaya total
rata-rata jangka panjang mengalami penurunanbersamaaan terjadinya peningkatan
output, semakin tinggi produksi yang dilakukan firmakan menyebabkan peningkatan
kapasitas produksi firm, sehingga akan menyebabkan pertambahan efisiensi dari
kegiatan produksi.
Berikut ini faktor-faktor yang dapat
menyebabkan skala ekonomi, diantaranya :
a) Adanya spesialisasi biaya-biaya baik biaya produksi maupun biaya tetap
dalam prosesproduksi seperti biaya mesin, biaya pembelian gedung atau yang
lainnya.
b) Berkurangnya kebutuhan produksi lain dan harga bahan baku.
c) Munculnya produk sampingan dari proses produksi.
d) Mendorong usaha lain.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Produksi adalah menciptakan manfaat dan bukan menciptakan
materi.Maksudnya adalah bahwa manusia mengolah materi itu untuk mencukupi
berbagai kebutuhannya, sehingga materi itu mempunyai kemanfaatan. Apa yang bisa
dilakukan manusia dalam “memproduksi” tidak sampai pada merubah substansi
benda. Yang dapat dilakukan manusia berkisar pada misalnya mengambilnya dari
tempat yang asli dan mengeluarkan atau mengeksploitasi (ekstraktif) Dalam teori
ekonomi, permisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan perusahaan adalah
“mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada tingkat di mana
keuntungan mereka mencapai jumlah yang maksimum”. Dalam praktek,
pemaksimuman keuntungan bukanlah satu satunya tujuan perusahaan. Ada
perusahaan yang menekankan kepada volume penjualan dan ada pula yang
memasukan pertimbangan politik dalam menentukan tingkat produksi yang akan
dicapai. Dalam teori ekonomi, setiap proses produksi mempunyai landasan teknis
yang disebut fungsi produksi. Fungsi produksi adalah suatu fungsi atau persamaan
yang menunjukkan hubungan fisik atau teknis antara jumlah faktor- faktor produksi
yang dipergunakan dengan jumlah produk yang dihasilkan per satuan waktu, tanpa
memperhatikan harga-harga, baik harga faktor-faktor produksi maupun harga produk.
Jadi fungsi produksi adalah model matematis yang menunjukkan hubungan antara
jumlah input-an produksi yang dipakai dengan jumlah output barang atau jasa yang
dihasilkan dari proses produksi.

3.2. Saran
Dalam perusahaan tentunya ingin selalu memaksimumkan keuntungan, namun
hendaknya juga tetap memperhatikan produk yang diproduksi agar dapat memberikan
manfaat kepada masyarakat dan memperhatikan pada volume penjualan dalam
menentukan tingkat produksi yang akan dicapai.
DAFTAR PUSTAKA

Agung, I. G., Pasay, N. A., & Sugiharso. (2008). Teori Ekonomi Mikro : Suatu.
Analisis Produksi Terapan. Jakarta: PT. Raja.
Anny Karismawati. Makalah Eonomi Mikro. Diakses dari
https://www.academia.edu/34667394/ECONOMIES_OF_SCALE pada 10
April 2023.

M. Laksono TR., Seri Diktat Kuliah Pengantar Ekonomi Mikro, STIE


Anindyaguna, Semarang SEMARANG 2008

Rohmawati dan Supriyanti. Makalah Ekoonomi Mikro. Prodi Akuntansi Fakultas


Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pamulang. Diakses dari
https://osf.io/9cbz2/download

Anda mungkin juga menyukai