Anda di halaman 1dari 17

PENGANTAR EKONOMI MIKRO

“TEORI PERILAKU PRODUSEN”

OLEH KELOMPOK 9 :

NAMA : NI KOMANG ARIANI 18/2102622010284

: NI WAYAN ANGGIE ARIESTA PUTRI 19/2102622010285

: NI KADEK DWI INDRAYANTI 20/2102622010286

KELAS : D AKUNTANSI MALAM

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan guna memenuhi tugas
kelompok untuk mata kuliah Pengantar Ekonomi Mikro.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya, sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan yang kami
miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran masukan
bahkan kritik yang membangan dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
Pendidikan.

Denpasar, 23 Maret 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................1

DAFTAR ISI..........................................................................................................ii

BAB I.......................................................................................................................1

PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah................................................................................1

1.2. Rumusan masalah..........................................................................................1

1.3. Tujuan penulisan...........................................................................................2

BAB II..................................................................................................................3

KAJIAN PUSTAKA...........................................................................................3

2.1 Perusahaan Ditinjau dari Sudut Teori Ekonomi.............................................3

2.2. Fungsi Produksi............................................................................................4

2.3 Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah.................................................5

2.4 Konsep Skala Produksi...................................................................................8

2.5 Konsep Skala Ekonomi................................................................................10

BAB III..................................................................................................................12

PENUTUP.............................................................................................................12

3.1 Kesimpulan...................................................................................................12

3.2 Saran.............................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Dalam ekonomi mikro dipelajari tentang bagaimana individu
menggunakan sumber daya yang dimilikinya untuk mencapai tingkat kepuasan
yang optimum. Secara teori, tiap individu melakukan kombinasi konsumsi atau
produksi yang optimum dengan asumsi ceteris paribus. Salah satu bagian dari
pembahasan mikro ekonomi adalah bagaimana kemampuan produsen dalam
menggunakan sumber daya (input) yang ada untuk menghasilkan atau
menyediakan produk yang bernilai maksimal bagi konsumennya.
Pembahasan tentang perilaku produsen inilah untuk melihat sejauh mana
sebuah perusahaan dalam memproduksi kebutuhan konsumen-konsumennya.
Sehingga kendala pada pengambilan keputusan, yaitu seberapa banyak faktor-
faktor produksi seperti peralatan produksi dan jumlah tenaga kerja dapat
menghasilkan output yang memenuhi permintaan konsumen.
Adapun perilaku produsen adalah menghasilkan produksi berupa
barangdan jasa. Tanpa kegiatan produksi, maka konsumen tidak dapat
mengonsumsi barang dan jasa yang dibutuhkannya. Kegiatan produksi dan
konsumsi adalahsebuah mata rantai yang saling berkaitan dan tidak bisa saling
dilepaskan. Olehkarena itu, prinsip-prinsip yang berlaku dalam kegiatan konsumsi
pada dasarnya juga akan menjadi prinsip dalam kegiatan produksi.

1.2. Rumusan masalah


Dalam makalah ini penulis memberikan permasalahan yang akan dibahas yaitu :

1.2.1. Bagaimana perusahaan ditinjau dari sudut teori ekonomi?

1.2.2. Apa sajakah fungsi produksi?

1.2.3. Bagaimana teori produksi dengan satu faktor berubah?

1.2.4. Bagaimana konsep skala produksi?

1
1.2.5. Bagaimana konsep skala ekonomi?

1.3. Tujuan penulisan


Setiap kegiatan yang kita lakukan pasti mempunyai suatu tujuan, demikian juga
dengan makalah ini. Sesuai dengan permasalahan diatas, penulis mempunyai
tujuan dalam penulisan makalah ini yaitu :

1.3.1.Untuk bagaimana perusahaan ditinjau dari sudut teori ekonomi .

1.3.2. Untuk mengetahui apa sajakah fungsi produksi.

1.3.3. Untuk mengetahui teori produksi dengan satu faktor berubah.

1.3.4. Untuk mengetahui konsep skala produksi.

1.3.5. Untuk mengetahui konsep skala ekonomi.

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perusahaan Ditinjau dari Sudut Teori Ekonomi


Di dalam teori ekonomi, di dalam menganalisis kegiatan perusahaan yang
memproduksi barang dan jasa untuk memenuhi permintaan yang wujud di pasar,
dan berbagai perbedaan tersebut tidak diperhatikan. Analisis yang dibuat tidak
membedakan apakah perusahaan ituperusahaan pemerintah atau swasta dan
apakah perusahaan swasta itu berbentuk perusahaan perseorangan atau
perkongsian atau perseroan terbatas. Begitu pula tidak dilakukan pembedaan
diantara perusahaan kecil dan perusahaan raksasa dan perusahaan
pertanian,industri atau perdagangan.

2.1.1. Tujuan Perusahaan: Memaksimumkan Keuntungan

Dalam teori ekonomi, pemisalan terpenting dalam menganalisis kegiatan


perusahaan “mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada
tingkat di mana keuntungan mereka mencapai jumlah yang maksimum”. Dalam
praktek, pemaksimuman keuntungan bukanlah satu-satunya tujuan perusahaan.
Ada perusahaan yang menekankan kepada volume penjulan ada pula yang
memasukkan pertimbangan politik dalam menentukan tingkatproduksi yang akan
di capai. Ada pula perusahaan yang lebih menekankan kepada usahauntuk
mengabdi kepentingan masyarakat dan kurang memperhatikan tujuan mencari
keuntungan yang maksimum. Telah terbukti bahwa analisis terhadap kegiatan
perusahaan yang didasarkan kepada tujuan memaksimumkan keuntungan
memperoleh kesimpulan yangsesuai dengan kenyataan yang sebenarnya.

2.1.2. Cara Mencapai Tujuan Memaksimumkan Keuntungan

Keuntungan atau kerugian adalah perbedaan antara hasil penjualan dan


biaya produksi.Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya
produksi, dan kerugianakan dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya

3
produksi. Keuntungan yangmaksimum dicapai apabila perbedaan di antara hasil
penjualan dan biaya produksi mencapaitingkat yang paling besar.

2.1.3. Jangka Pendek Dan Jangka Panjang

Dalam menganalisis bagaimana perusahaan melakukan kegiatan produksi,


teoriekonomi jangka waktu analisis kepada dua jangka waktu: jangka waktu
pendek dan jangka waktu panjang. Analisis ke atas kegiatan memproduksi
perusahaan dikatakan didalam jangka pendek apabila sebagian dari faktor
produksi dianggap tetap jumlahnya. Didalam masa tersebut perusahaan tidak
dapat menambah jumlah faktor produksi yang dianggap tetap tersebut. Dalam
jangka panjang semua faktor produksi dapat mengalami penambahan.Ini berarti
bahwa dalam jangka panjang setiap faktor produksi dapat
ditambah jummlahnya kalau memang hal tersebut yang berlaku di pasar.

2.1.4. Firma Dan Industri

Dalam teori ekonomi firma atau perusahaan adalah suatu badan usaha
yangmenggunakan faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang-barang
yangdibutuhkan masyarakat. Pengertian industri dalam teori ekonomi sangat
berbeda artinya denganpengertian industri yang pada umumnya dimengerti orang.
Dalam teori ekonomi istilah industri diarikan sebagai kumpulan firma-firma
yang menghasilkan barang yang samaatau saat bersamaan yang terdapat pada
suatu pasar.

2.2. Fungsi Produksi


Gabungan teknologi yang akan dipakai oleh suatu perusahaan khususnya
manufacture digambarkan dalam fungsi produksi. Fungsi produksi ini
menggambarkan keadaan bagaimana metode produksi yang digunakan oleh
perusahaan secara efisien dan efektif. Secara teknisnya bagaimana metode
produksi yang digunakan perusahaan seperti pemilihan kuantitas dan bahan baku,
penggunaan mesin, waktu dalam proses produksi, jumlah tenaga kerja. Metode
produksi yang efisien merupakan hal yang sangat diharapkan oleh produsen.

4
Secara umum, fungsi produksi menunjukkan bahwa jumlah barang produksi
tergantung pada jumlah faktor produksi yang digunakan.

Dalam ekonomi mikro dalam membentuk fungsi produksi, biasanya


hubungan matematis penggunaan faktor produksi disederhanakan dalam dua
faktor produksi, yaitu modal/capital (K) dan tenaga kerja/labor (L) agar
memudahkan pemodelan dan analisis. Kedua faktor produksi tersebut membentuk
fungsi produksi sebagai berikut :

Q = f (K, L, R, T)

Dimana: Q = tingkat output; K = Barang Modal; L = Tenaga Kerja; R =


Resource atau sumber daya; T = Teknologi

Besar kecilnya tingkat produksi suatu produk, jika dilihat berdasarkan


persamaan fungsi produksi dipengaruhi oleh jumlah modal, jumlah SDM, jumlah
SDA, dan teknologi yang dipakai. Semakin banyak jumlah yang akan produksi
tentu semakin banyak dibutuhkan faktor produksi. Ini yang dikenal dengan
variable cost. Tetap untuk fixed cost, jumlah produksi yang dihasilkan akan
berbeda oleh berapapun faktor produksi, karena factor produksi yang dianggap
tetap. Faktor produksi tetap contohnya: modal, mesin, peralatanya serta bangunan
perusahaan. Sedangkan faktor produksi yang mengalami perubahan adalah SDM
dan bahan baku.

2.3 Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah


Teori Produksi sederhana yang menggambarkan tentang hubungan antara
tingkat produksi suatu barang dengan satu faktor produksi yang digunakan untuk
menghasilkan tingkat produksi barang.
Ada tiga titik yang harus diidentifikasi dalam fungsi produksi yaitu
inflection point (titik belok), titik singgung ‘garis sinar’ dengan TPP dan titik saat
TPP maksimum. Dalam fungsi produksi tersebut dibagi dalam tiga tahap
produksi.

5
Hubungan produksi dan faktor produksi yang digambarkan di atas
mempunyai lima sifat yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Mula-mula terdapat kenaikan hasil bertambah ( garis OB), di mana produk
marginal semakin besar; produk rata-rata naik tetapi di bawah produk
marginal.
2. Pada titik balik (inflection point) B terjadi perubahan dari kenaikan hasil
bertambah menjadi kenaikan hasil berkurang, di mana produk marginal
mencapai maksimum( titik C’); produk rata-rata masih terus naik.
3. Setelah titik B, terdapat kenaikan hasil berkurang (garis BM), di mana
produk marginal menurun; produk rata-rata masih naik sebentar kemudian
mencapai maksimum pada titik C’ , di mana pada titik ini produk rata-rata
sama dengan produk marginal. Setelah titik C’
4. Pada titik M tercapai tingkat produksi maksimum, di mana produk marginal
sama dengan nol; produk rata-rata menurun tetapi tetap positif.

5. Sesudah titik M, mengalami kenaikan hasil negatif, di mana produk marginal


juga negatif produk rata-rata tetap positif.

Teori produksi ini mengikuti hukum hasil lebih yang semakin berkurang
(low of diminshing return), menunjukkan bila lebih banyak unit input yang
digunakan per unit waktu dimana jumlah input lain tetap, produk marjinal dari

6
input variabel itu menurun setelah melewati satu titik. Hukum Law of
Diminishing Return ini menyatakan :
“Apabila penggunaan satu macam input ditambah sedang input-input yang
lain tetap maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahansatu
unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik, tetapi kemudian seterusnya
menurun jika input tersebut terus ditambahkan.”

Contohnya apabila terdapat satu faktor produksi yang dapat diubah misalnya
tenaga kerja, jika jumlah tenaga kerjanya terus menerus ditambah sebanyak
satu unit, pada mulanya produksi total akan semakin banyak pertambahannya,
tetapi sesudah mencapai suatu tingkat tertentu produksi tambahan akan
semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negatif dan akan
menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan akhirnya
mencapai tingkat yang maksimum kemudian menurun.

Dari sifat-sifat tersebut dapat disimpulkan bahwa tahapan produksi


seperti yang dinyatakan dalam The Law of Diminishing Returns dapat dibagi
ke dalam tiga tahap, yaitu :
a. produksi total dengan increasing returns;

b. produksi total dengan decreasing returns; dan

c. produksi total yang semakin menurun.

Produksi Total, Produksi Rata – rata, dan Produksi Marjinal

• Produksi Marjinal

Tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan satu

tenaga kerja yang digunakan. adalah pertambahan produksi total,

∆𝐿 adalah pertambahan tenaga kerja total, maka produksi marjinal (MP)


dapat dihitung menggunakan rumus :

7
MP =

• Produksi Rata – rata

Produksi yang secara rata – rata dihasilkan oleh setiap pekerja.


Apabil produksi total adalah TP, jumlah tenaga kerja adalah L, maka
produksi rata – rata (AP) dapat dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut :

AP =

Teori ini menggambarkan bagaimana tingkat produksi akan


mengalami perubahan apabila dimisalkan satu faktor produksi , yaitu
tenaga kerja, terus menerus ditambah tetapi faktor-faktor produksi lainya
dianggap tetap jumlahnya, yaitu tidak dapat di ubah lagi.

2.4 Konsep Skala Produksi


Skala produksi atau konsep Return to scale merupakan perubahan skala
output (hasil produksi) akibat dari penggandaan input/faktor produksi yang
digunakan. Skala produksi dari sisi produksi disini masih berhubungan dengan
pembahasan teori produksi. Disini akan melihat kondisi dimana perusahaan ingin
menambah input/faktor produksi baik itu menambah tenaga kerja dan mesin.
Skala produksi melihat akibat perubahan skala penambahan input tersebut akan
menghasilkan berapa output.

Ada tiga kemungkinan hasil produksi (output) yang terjadi akibat penggandaan
input. Uraian ringkas mengenai ketiga hal tersebut sebagai berikut:

1. Skala hasil konstan (constant return to scale)

Skala hasil produksi konstan (constant return to scale) yaitu kondisi dimana
penggandaan input yang dilakukan perusahaan akan memberikan penggandaan
8
output (hasil produksi) yang sama. Contoh kondisi ini seperti yang telah di
contohkan diatas. Pada perusahaan roti inputnya dilipatgandakan menjadi dua kali
lipat. Dan outputnya juga meningkat tepat dua kali lipat. Penggandaan input sama
dengan penggandaan output yang dihasilkan.

2. Skala hasil menurun (decrease return to scala)

Skala hasil menurun (decrease return to scale) yaitu dimana perusahaan


menggandakan input yang digunakan, namun skala output yang dihasilkan lebih
kecil dari skala penggandaan input. Bila pada contoh perusahaan roti yang
menggandakan input menjadi dua kali lipat diatas, skala hasil menurun akan
terjadi bila skala outputnya kurang dari dua kali lipatnya. Output awalnya 250
roti, setelah input digandakan dua kali lipat, ternyata hasilnya kurang dari 500
roti. Artinya skala penggandaan output nya kurang dari skala penggandaan input.

3. Skala hasil meningkat (increase return to scale)

Skala hasil meningkat (increase return to scale yaitu kondisi dimana skala
penggandaan input mengakibatkan perubahan skala penggandaan output yang
lebih besar. Misalkan input yang digunakan ditambah menjadi dua kali lipat,
ternyata outputnya bertambah menjadi tiga kali lipat atau empat kali lipat. Bila
9
menggunakan contoh ilustrasi diatas, penggandaan input dua kali lipat
mengakibatkan skala penambahan output lebih dari dua kali lipat atau lebih dari
500 roti yang dihasilkan (bisa sebanyak 510 roti, 550 roti atau bahkan lebih).
Skala penambahan outpunya disitu lebih besar dari skala penambahan input.

2.5 Konsep Skala Ekonomi


Skala ekonomi atau yang biasa disebut dengan economies scale adalah
suatu penghematan biaya saat perusahaan meningkatkan skala produksinya.
Peningkatan output ini memungkinkan pihak perusahaan untuk bisa mendapatkan
biaya produksi rata-rata yang menurun. Sehingga, produksi akan menjadi lebih
efisien, karena pihak perusahaan bisa lebih mendistribusikan total biaya tetap pada
sejumlah besar output.

Jenis – jenis skala ekonomi berdasarkan sumber penghematan biaya, maka skala
ekonomi terbagi menjadi skala ekonomi internal dan skala ekonomi eksternal.

1. Skala Ekonomi Internal

Skala ekonomi internal adalah salah satu jenis skala ekonomi yang mana sumber
daya penurunan biaya rata-ratanya berasal dari pihak internal perusahaan itu
sendiri. Sehingga, hal tersebut membuatnya menjadi lebih unik dan hanya untuk
perusahaan tertentu saja. Hal tersebut kemungkinan dihasilkan dari ukuran
perusahaan atau karena keputusan dari manajemen perusahaan itu sendiri.

2. Skala Ekonomi Eksternal

Skala ekonomi eksternal ini adalah skala ekonomi yang  mana sumber
penghematan biayanya didapat dari luar perusahaan dan berlaku untuk semuanya.

Manfaat – manfaat skala ekonomi :

10
1. Meningkatkan Daya Saing

Struktur biaya yang lebih rendah memungkinkan suatu perusahaan untuk bisa
mendapatkan keunggulan yang kompetitif. Perusahaan akan lebih siap apabila
pesaing memperoleh strategi agresif dengan cara menurunkan harga jual.

2. Menyediakan Bisnis untuk Platfrom untuk Tumbuh

Penurunan biaya rata-rata yang merujuk pada keuntungan tinggi akan lebih
banyak menghasilkan profit untuk perusahaan guna mendanai ekspansi di masa
depan.

3. Harga Lebih Rendah

Pengurangan biaya per unit akan memungkinkan suatu perusahaan dalam


menawarkan harga yang lebih rendah. Untuk konsumen, hal tersebut akan
meningkatkan keterjangkauan mereka dalam membeli produk.

4. Variasi Produk

perusahaan akan bisa menginvestasikan kembali keuntungannya dalam meneliti


dan juga mengembangkan agar bisa menghasilkan berbagai produk agar bisa
memenuhi keperluan konsumen.

5. Upaya yang Lebih Tinggi

Karyawan akan bisa menegosiasikan gaji yang lebih tinggi lagi saat keuntungan
perusahaan mereka bisa meningkat.

Berikut ini faktor-faktor yang dapat menyebabkan skala ekonomi, diantaranya :

1. Adanya spesialisasi biaya-biaya baik biaya produksi maupun biaya tetap


dalam proses produksi seperti biaya mesin, biaya pembelian gedung atau
yang lainnya.

2. Berkurangnya kebutuhan produksi lain dan harga bahan baku

3. Munculnya produk sampingan dari proses produksi

4. Mendorong usaha lain untuk berkembang

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Teori Perilaku Produsen adalah teori yang menjelaskan tentang bagaimana
tingkah laku produsen dalam menghasilkan produk yang selalu berupaya untuk
mencapai efisiensi dalam kegiatan produksinya. Produsen berusaha untuk
menghasilkan produksi seoptimal mungkin dengan mengatur penggunaan faktor
produksi yang paling efisien.
Produsen adalah orang atau suatu badan usaha/perusahaan yang
melakukan fungsi menaikan nilai guna suatu barang atau jasa sehingga dapat
menghasikan barang konsumsi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Produksi
adalah setiap kegiatan yang dapat meningkatkan nilai guna suatu barang. Perilaku
produsen adalah kegiatan pengaturan produksi sehingga produk yang dihasilkan
bermutu tinggi sehingga bisa diterima di masyarakat.
Dalam ekonomi mikro dalam membentuk fungsi produksi, biasanya
hubungan matematis penggunaan faktor produksi disederhanakan dalam dua
faktor produksi, yaitu modal/capital (K) dan tenaga kerja/labor (L) agar
memudahkan pemodelan dan analisis. Kedua faktor produksi tersebut membentuk
fungsi produksi sebagai berikut : Q = f (K, L). Dimana Q = tingkat output; K=
Barang Modal; L = Tenaga Kerja.
Teori Produksi sederhana yang menggambarkan tentang hubungan antara
tingkat produksi suatu barang dengan satu faktor produksi yang digunakan untuk
menghasilkan tingkat produksi barang.
Skala produksi atau konsep Return to scale merupakan perubahan skala
output (hasil produksi) akibat dari penggandaan input/faktor produksi yang
digunakan. Skala ekonomi atau yang biasa disebut dengan economies
scale adalah suatu penghematan biaya saat perusahaan meningkatkan skala
produksinya.

12
3.2 Saran
Perilaku produsen mengajarkan kita untuk lebih teliti dalam memberikan
harga jual yang tidak merugikan produsen dan juga tidak memberatkan konsumen
sehingga daya konsumsi pun stabil karena selain konsumen membutuhkan barang
atau jasa yang dihasilkan produsen, konsumen juga mampu membeli barang atau
jasa yang di jual.

13
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. (2011). Pengantar Teori Ekonomi Mikro. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

Ayu Rai, Pengantar Teori Ekonomi Mikro, Universitas Narotama, 2011.

M. Laksono TR., Seri Diktat Kuliah Pengantar Ekonomi Mikro, STI


Anindyaguna, Semarang SEMARANG 2008.

https://majoo.id/solusi/detail/fungsi-produksi

https://accurate.id/ekonomi-keuangan/economies-scale-adalah/

https://studiekonomi.com/ekonomi/mikro/skala-hasil-produksi-return-to-scale/
#:~:text=Skala%20produksi%20atau%20skala%20hasil,input%2Ffaktor
%20produksi%20yang%20digunakan.

https://pluang.com/id/blog/glossary/skala-ekonomis-adalah-2

14

Anda mungkin juga menyukai