MANAJEMEN KEUANGAN
“FINANCIAL TECHNOLOGY DAN PERSONAL FINANCE”
Disusun oleh :
1. Putu Sri Raditha Saraswati Okan Suparta (2207521282 / 23)
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan materi paper saya mengenai
"Financial Technology dan Personal Finance".
Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Dra. Nyoman
Abundanti, M.M. dan para rekan yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan
materi paper ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari
berbagai pihak.
Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam materi paper ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki materi paper ini agar
dapat menjadi lebih baik.
Saya berharap semoga karya ilmiah yang saya susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
I. I Latar Belakang
Analisis teori tingkah laku konsumen memberikan latar belakang penting didalam memahami
sifat permintaan para pembeli di pasar mengenai alas an yang mendorong para pembeli
menaikkan permintaannya terhadap suatu barang apabila harganya turun dan mengurangkan
pembeliannya sekiranya harga naik. Sekarang tiba waktunya untuk mengalihkan perhatian
kepada persoalan penawaran yaitu melihat dan mempelajari sikap para produsen dalam
menawarkan barang yang diproduksinya. Untuk melihat seluk – beluk kegiatan perusahaan
dalam memproduksi dan menawarkan barangnya diperlukan analisis atas berbagai aspek
kegiatan produksinya. Pertama analisis faktor – faktor produksi yang akan digunakan untuk
menghasilkan barang yang akan diproduksi, biaya produksi untuk menghasilkan barang dan
analisis bagaimana seorang pengusaha akan membandingkan hasil penjualan produksinya
dengan biaya produksi yang dikeluarkannya, untuk menentukan tingkat produksi yang akan
memberikan keuntungan yang maksimum kepadanya.
I. II Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, diperoleh empat rumusan masalah,
yaitu sebagai berikut:
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, diperoleh empat tujuan
pembahasan, yaitu sebagai berikut:
Sudut ekonomi adalah perspektif atau sudut pandang yang digunakan dalam menganalisis
masalah-masalah ekonomi. Sudut pandang ini mencakup pemahaman tentang bagaimana
manusia menggunakan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
mereka. Organisasi perusahaan dapat dibedakan kepada tiga bentuk organisasi yang pokok, yaitu
Perusahaan perseorangan, firma dan perseroan terbatas. Di samping itu ada pula perusahaan
negara dan perusahaan yang dikendalikan secara koperasi.
PERUSAHAAN PERSEORANGAN
Perusahaan perseorangan adalah organisasi perusahaan yang terbanyak jumlahnya dalam
setiap perekonomian. Tetapi sumbangannya kepada keseluruhan produksi nasional tidaklah
terlalu besar (jauh lebih kecil dari perusahaan perseroan terbatas) karena kebanyakan dari usaha
tersebut dilakukan secara kecil-kecilan, yaitu modalnya tidak begitu besar dan begitu pula halnya
dengan hasil produksi dan penjualannya.
PERSEORAN TERBATAS
Perusahaan Terbatas atau PT (Perseroan Terbatas) adalah bentuk perusahaan yang
memiliki struktur hukum yang terpisah dari pemiliknya. Pemilik perusahaan terbatas memiliki
tanggung jawab terbatas sesuai dengan saham yang mereka miliki dalam perusahaan tersebut.
Dalam PT, kepemilikan perusahaan dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut saham,
yang dapat diperdagangkan di pasar saham.
BENTUK LAIN ORGANISASI PERUSAHAAN
Tiga jenis organisasi perusahaan di atas adalah organisasi perusahaan yang meliputi
sebagian besar perusahaan yang ada di berbagai perekonomia. Di samping itu terdapat juga
organisasi perusahaan yang bentuknya sedikit berbeda dari ketiga jenis yang diuraikan di atas,
yaitu perusahaan negara dan usaha koperasi.
PERUSAHAAN MILIK NEGARA
Perusahaan ini lebih dikenal sebagai BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Perusahaan
negara dikelola seperti perusahaan perseroan terbatas. Perbedaannya terletak pada pemilik
perusahaan tersebut, yaitu saham-saham dari perusahaan negara adalah dimiliki oleh pemerintah.
Perusahaan pemerintah berkecimpung di dalam berbagai kegiatan ekonomi. Di hampir setiap
negara perusahaan pemerintah biasanya menajalankan kegiatan menyediakan jasa-jasa yang
menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
PERUSAHAAN KOPERASI
Perusahaan koperasi adalah perusahaan yang didirikan bukan untuk mencari keuntungan
tetapi untuk melindungi kepentingan para anggotanya. Perusahaan koperasi dapat dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu:
Koperasi Konsumsi : Menjalankan kegiatan membeli barang-barang dan kemudian
menjualnya kepada para anggota.
Koperasi Produksi : berusaha untuk menjual hasil produksi para anggotanya dapat dijual
dengan harga yang tinggi dan tidak ditindas para tengkulak atau para pemebeli.
Koperasi Kredit : adalah badan pinjam-meminjam yang meminjamkan uang kepada
anggotanya dengan tingkat bunga yang relative rendah.
Di mana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini meliputi berbagai
jenis tenaga kerja dan keahlian kewirausahaan, R adalah kekayaan alam, dan T adalah tingkat
teknologi yang digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai
jenis
faktor – faktor produksi tersebut, yaitu secara Bersama digunakan untuk memproduksi barang
yang sedang dianalisis sifat produksinya.
Persamaan diatas merupakan suatu pernyataan matematik yang pada dasarnya berarti
bahwa tungkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah tenaga kerja,
jumlah kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan. Jumlah produksi yang berbeda –
beda dengan sendirinya akan memerlukan berbagai faktor produksi tersebut dalam jumlah yang
berbeda – beda juga. Di samping itu, untuk satu tingkat produksi tertentu, dapat pula digunakan
gabungan faktor produksi yang berbeda. Sebagai contoh, untuk memproduksi sejumlah hasil
pertanian tertentu perlu digunakan tanah yang lebih luas apabila bibit unggul dan pupuk tidak
digunakan, tetapi luas tanah dapat dikurangi apabila pupuk dan bibit unggul dan teknik bercocok
tanam modern digunakan. Dengan membandingkan berbagai gabungan faktor – faktor produksi
untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu dapatlah ditentukan gabungan faktor produksi
yang paling ekonomis untuk memproduksi sejumlah barang tersebut.
Teori produksi dalam ilmu ekonomi membedakan analisisnya kepada dua pendekatan yaitu teori
produksi dengan satu faktor berubah dan teori produksi dua faktor berubah, yang dimana dalam
materi kali ini akan dibahas mengenai salah satu yakni Teori Produksi Dengan Satu Faktor
Berubah.
TP = f (K, L)
Dengan TP adalah produksi total, K adalah barang modal, dan L adalah tenaga kerja. Dalam
tulisan ini barang modal dianggap konstan karena analisis disini pada jangka pendek.
Sehingga faktor produksi yang bersifat variabel hanya tenaga kerja (labor).
Sedangkan untuk produksi marginal dapat dirumuskan dengan:
Pada rumus di atas digambarkan bahwa produksi marginal merupakan turunan pertama dari
fungsi produksi total.
Adapun tabel ilustrasi untuk produksi marginal, produksi total dan produksi rata-rata dapat
ditampilkan sebagai berikut:
Dari paparan tabel diatas dapat dibuatkan kurva untuk memberikan ilustrasi yang memudahkan
pemahaman. Adapun kurva ilustrasi produksi marginal (marginal product), produksi total (total
product) dan produksi rata-rata (average product) dapat dilihat dibawah ini:
Pada kurva diatas mengilustrasikan apa yang ditampilkan didalam tabel yang telah diberikan.
Pada kurva warna biru menggambarkan produksi total. Kurva warna orange menggambarkan
produksi marginal. Kurva warna abu-abu akan menggambarkan produksi rata-rata.
Pada ilustrasi diatas misalkan terlihat bahwa ketika jumlah tenaga kerja sebanyak 1 orang,
produksi total yang dapat dihasilkan sebesar 2 unit. Bila kita permisalkan produsen dalam hal ini
adalah produsen roti, maka dengan tenaga kerja 1 orang akan dapat menghasilkan 2 buah roti.
Pada saat jumlah tenaga kerja 2 orang akan mampu menghasilkan produksi total sebanyak 5 roti.
Dengan 3 tenaga kerja akan memberikan produksi total sebanyak 9 roti. Begitu seterusnya.
Begitu pula kondisi tatkala penggunaan tenaga kerja sebanyak 0 akan memberikan produksi total
(total product) sebanyak 0. Tidak ada tenaga kerja yang memproduksi barang tentunya tidak ada
produksi total yang dihasilkan. Pada penggunaan tenaga kerja sebanyak 1-9 orang terdapat dua
kenaikan yang harus diperhatikan. Pertama, penggunaan tenaga kerja sebanyak 1-9 akan
menambah jumlah produksi total (total product). Dari tabel dan grafik produksi total (total
product) menunjukkan angka kenaikan. Kedua, penggunaan tenaga kerja pada tahap ini juga
menaikkan juga produksi marginal atau tambahan output atas penambahan satu unit faktor
produksi. Pada kondisi seperti ini, tambahan upah bayar tenaga kerja masih jauh lebih rendah
dari tambahan output yang dihasilkan (atau tambahan pendapatan bagi produsen). Pada
penggunaan tenaga kerja sebanyak 10-14 menunjukkan adanya penambahan produksi total
namun juga terjadi penurunan produksi marginal (marginal product). Hal ini menunjukkan
adanya hukum The Law of Diminishing Return (LDR). Dengan hukum LDR ini juga dapat
menjelaskan kondisi mengapa penambahan tenaga kerja menjadi 15 justru menyebabkan
turunnya jumlah produksi total (total product). Penjelasan lebih jauh mengenai hal ini akan
dibahas pada sub bagian the law of diminishing return.
Perhatikan kolom produksi marginal, produksi total dan jumlah tenaga kerja pada tabel. Yang
tersirat dari tabel dan grafik diatas bahwa pada saat tenaga kerja sebanyak 0, produksi totalnya
juga 0 karena tidak tenaga kerja yang menghasilkan output. Pada saat tenaga kerja ditambahkan
sebanyak 1, didapatkan produksi total sebesar 2 dan produksi marginal sebesar 2. Produksi
marginal didapatkan sebesar 2 karena produksi marginal adalah tambahan output setelah
menambah satu tenaga kerja. Tambahan output ini dilihat dari perubahan produksi total.
Sebelumnya produksi totalnya sebesar 0, naman bertambah menjadi 2 setelah menambah 1
tenaga kerja. Tambahan 2 pada produksi total ini lah yang diketahui sebagai produksi marginal.
Pada saat tenaga kerja ditambahkan lagi dari 1 menjadi 2 orang. Tambahan tenaga kerja ini
menyebabkan produksi total berubah dari 2 unit menjadi 5 unit. Terdapat kenaikan produksi total
sebesar 3 unit. Tambahan output produksi sebesar 3 unit setelah menambah 1 tenaga kerja inilah
yang menjadi nilai produksi marginal. Begitu pula ketika tenaga kerja ditambahkan lagi 1 orang
dari sebelumnya 2 menjadi 3 orang, didapatkan produksi marginal sebesar 4. Begitulah produksi
marginal dihitung.
Bila diperhatikan lebih teliti, terdapat pola yang muncul dalam data dan grafik produksi
marginal. Pada saat tenaga kerja terus bertambah hingga 9 orang, terjadi kenaikan produksi
marginal. Sampai pada tingkat ini, kurva produksi marginal secara konsisten mengalami
peningkatan. Sedangkan kurva produksi total disaat yang sama mengalami peningkatan
signifikan. Namun setelah menambah tenaga kerja lebih dari 9 orang (tenaga kerja ke 10-15
orang), kurva produksi marginal mengalami penurunan dan produksi total juga mulai landai
(kenaikan mengalami perlambatan). Peristiwa kurva produksi marginal yang mengalami
penurunan ini dapat dijelaskan oleh hukum The Law of Diminishing Return (LDR).
Produksi rata-rata adalah rata-rata jumlah yang diproduksi oleh setiap unit faktor
produksi. Inti pada produksi rata-rata ini adalah nilai rata-rata hasil produksi untuk setiap tenaga
kerja dalam kasus ini. Produksi rata-rata dapat dirumuskan dengan:
Perhatikan tabel dan kurva produksi rata-rata diatas. Pada saat jumlah tenaga kerja 1 dapat
dihasilkan jumlah output sebanyak 2, sehingga rata-rata output yang dihasil tenaga kerja sebesar
2. Pada saat jumlah tenaga kerja sebanyak 5 orang, jumlah produksi total yang dihasilkan yaitu
sebanyak 20. Sehingga produksi rata-rata untuk tiap tenaga kerja yaitu menghasilkan 4 unit
output. Pergerakan kurva produksi rata-rata ini mirip polanya dengan kurva produksi marginal,
hanya saja pergerakan kurva produksi rata-rata lebih lambat.
III. I Kesimpulan