Anda di halaman 1dari 17

TUGAS PAPER

MANAJEMEN KEUANGAN
“FINANCIAL TECHNOLOGY DAN PERSONAL FINANCE”

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Dra. Nyoman Abundanti, M.M.

Disusun oleh :
1. Putu Sri Raditha Saraswati Okan Suparta (2207521282 / 23)

UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI SARJANA MANAJEMEN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan materi paper saya mengenai
"Financial Technology dan Personal Finance".

Tidak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pengampu Dra. Nyoman
Abundanti, M.M. dan para rekan yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan
materi paper ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari
berbagai pihak.

Sebagai penyusun, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan
maupun tata bahasa penyampaian dalam materi paper ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah
hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki materi paper ini agar
dapat menjadi lebih baik.

Saya berharap semoga karya ilmiah yang saya susun ini memberikan manfaat dan juga inspirasi
untuk pembaca.

Denpasar, 30 Juni 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

I. I Latar Belakang

Analisis teori tingkah laku konsumen memberikan latar belakang penting didalam memahami
sifat permintaan para pembeli di pasar mengenai alas an yang mendorong para pembeli
menaikkan permintaannya terhadap suatu barang apabila harganya turun dan mengurangkan
pembeliannya sekiranya harga naik. Sekarang tiba waktunya untuk mengalihkan perhatian
kepada persoalan penawaran yaitu melihat dan mempelajari sikap para produsen dalam
menawarkan barang yang diproduksinya. Untuk melihat seluk – beluk kegiatan perusahaan
dalam memproduksi dan menawarkan barangnya diperlukan analisis atas berbagai aspek
kegiatan produksinya. Pertama analisis faktor – faktor produksi yang akan digunakan untuk
menghasilkan barang yang akan diproduksi, biaya produksi untuk menghasilkan barang dan
analisis bagaimana seorang pengusaha akan membandingkan hasil penjualan produksinya
dengan biaya produksi yang dikeluarkannya, untuk menentukan tingkat produksi yang akan
memberikan keuntungan yang maksimum kepadanya.

I. II Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, diperoleh empat rumusan masalah,
yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana perusahaan ditinjau dari sudut ekonomi?


2. Apa itu fungsi produksi?
3. Apa itu teori produksi dengan satu faktor berubah dan bagaimana?

I. III Tujuan Pembahasan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, diperoleh empat tujuan
pembahasan, yaitu sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana perusahaan ditinjau dari sudut ekonomi


2. Mengetahui apa itu fungsi produksi
3. Mengetahui ap aitu teori produksi dengan satu faktor berubah dan bagaimana
BAB II PEMBAHASAN

II.I Perusahaan Ditinjau Dari Sudut Ekonomi

Sudut ekonomi adalah perspektif atau sudut pandang yang digunakan dalam menganalisis
masalah-masalah ekonomi. Sudut pandang ini mencakup pemahaman tentang bagaimana
manusia menggunakan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan
mereka. Organisasi perusahaan dapat dibedakan kepada tiga bentuk organisasi yang pokok, yaitu
Perusahaan perseorangan, firma dan perseroan terbatas. Di samping itu ada pula perusahaan
negara dan perusahaan yang dikendalikan secara koperasi.

PERUSAHAAN PERSEORANGAN
Perusahaan perseorangan adalah organisasi perusahaan yang terbanyak jumlahnya dalam
setiap perekonomian. Tetapi sumbangannya kepada keseluruhan produksi nasional tidaklah
terlalu besar (jauh lebih kecil dari perusahaan perseroan terbatas) karena kebanyakan dari usaha
tersebut dilakukan secara kecil-kecilan, yaitu modalnya tidak begitu besar dan begitu pula halnya
dengan hasil produksi dan penjualannya.

PERUSAHAAN PERKONGSIAN ATAU FIRMA


Operasi perusahaan seperti ini adalah organisasi perusahaan yang dimiliki oleh beberapa
orang. Mereka bersepakat untuk secara bersama menjalankan suatu usaha dan membagi
keuntungan yang diperoleh berdasarkan perjanjian yang telah disepakati bersama. Dalam
perusahaan perkongsian, para pemilik disebut sebagai "mitra" dan masing-masing memiliki hak
dan kewajiban yang sama dalam menjalankan perusahaan.

PERSEORAN TERBATAS
Perusahaan Terbatas atau PT (Perseroan Terbatas) adalah bentuk perusahaan yang
memiliki struktur hukum yang terpisah dari pemiliknya. Pemilik perusahaan terbatas memiliki
tanggung jawab terbatas sesuai dengan saham yang mereka miliki dalam perusahaan tersebut.
Dalam PT, kepemilikan perusahaan dapat dibagi menjadi bagian-bagian yang disebut saham,
yang dapat diperdagangkan di pasar saham.
BENTUK LAIN ORGANISASI PERUSAHAAN
Tiga jenis organisasi perusahaan di atas adalah organisasi perusahaan yang meliputi
sebagian besar perusahaan yang ada di berbagai perekonomia. Di samping itu terdapat juga
organisasi perusahaan yang bentuknya sedikit berbeda dari ketiga jenis yang diuraikan di atas,
yaitu perusahaan negara dan usaha koperasi.
PERUSAHAAN MILIK NEGARA
Perusahaan ini lebih dikenal sebagai BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Perusahaan
negara dikelola seperti perusahaan perseroan terbatas. Perbedaannya terletak pada pemilik
perusahaan tersebut, yaitu saham-saham dari perusahaan negara adalah dimiliki oleh pemerintah.
Perusahaan pemerintah berkecimpung di dalam berbagai kegiatan ekonomi. Di hampir setiap
negara perusahaan pemerintah biasanya menajalankan kegiatan menyediakan jasa-jasa yang
menjadi kebutuhan pokok masyarakat.
PERUSAHAAN KOPERASI
Perusahaan koperasi adalah perusahaan yang didirikan bukan untuk mencari keuntungan
tetapi untuk melindungi kepentingan para anggotanya. Perusahaan koperasi dapat dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu:
 Koperasi Konsumsi : Menjalankan kegiatan membeli barang-barang dan kemudian
menjualnya kepada para anggota.
 Koperasi Produksi : berusaha untuk menjual hasil produksi para anggotanya dapat dijual
dengan harga yang tinggi dan tidak ditindas para tengkulak atau para pemebeli.
 Koperasi Kredit : adalah badan pinjam-meminjam yang meminjamkan uang kepada
anggotanya dengan tingkat bunga yang relative rendah.

PERUSAHAAN DITINJAU DARI SUDUT TEORI EKONOMI


Dalam teori ekonomi, dalam menganalisis yang dibuat tidak membedakan apakah
perusahaan itu perusahaan pemerintah atau swasta dan apakah perusahaan swasta itu berbentuk
perusahaan perseorangan atau perkongsian atau perseroan terbatas. Dalam teori ekonomi,
berbagai jenis perusahaan dipandang sebagai unit-unit badan usaha yang mempunyai tujuan yang
sama, yaitu “mencapai keuntungan yang maksimum”.
TUJUAN PERUSAHAAN: MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN
Dalam teori ekonomi, pemisalan dalam menganalisasis kegiatan perusahaan adalah
“mereka akan melakukan kegiatan memproduksi sampai kepada tingkat di mana keuntungan
mereka mencapai jumlah yang maksimum”. Dalam praktek, pemaksimuman keuntungan
bukanlah satu-satunya tujuan perusahaan. Ada perusahaan yang menekankan kepada volume
penjualan dan ada pula yang memasukkan pertimbangan politik dalam menentukan volume
produksi yang akan dicapai. Ada pulaperusahaan yang lebih menekankan kepada usaha untuk
mengabdi kepentinganmasyarakat dan kurang memperhatikan tujuan mencari keuntungan yang
maksimum.Telah terbukti bahwa analisis terhadap kegiatan perusahaan yang didasarkan
kepadatujuan memaksimumkan keuntungan memperoleh kesimpulan yang sesuai
dengankenyataan yang sebenarnya.

CARA MENCAPAI TUJUAN MEMAKSIMUMKAN KEUNTUNGAN


Keuntungan dan kerugian adalah perbedaan anatara hasil penjualan dan biaya produksi.
Keuntungan diperoleh apabila hasil penjualan melebihi dari biaya produksi, dan kerugian akan
dialami apabila hasil penjualan kurang dari biaya produksi. Keuntungan yang maksimum dicapai
apabila perbedaan di antara hasil penjualan dan biaya produksi mencapai tingkat yang paling
besar.

II.II Fungsi Produksi


Fungsi Produksi menunjukkan sifat hubungan diantara faktor – faktor produksi dan
tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor – faktor produksi dikenal pula dengan istilah input dan
jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output. Fungsi produksi selalu dinyatakan dalam
bentuk rumus, yaitu seperti yang berikut :

Q = Jumlah output (hasil)


K = Modal (kapital)
L = Tenaga kerja (labour)
R = Resource (Sumberdaya)
T = Teknologi

Di mana K adalah jumlah stok modal, L adalah jumlah tenaga kerja dan ini meliputi berbagai
jenis tenaga kerja dan keahlian kewirausahaan, R adalah kekayaan alam, dan T adalah tingkat
teknologi yang digunakan. Sedangkan Q adalah jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai
jenis
faktor – faktor produksi tersebut, yaitu secara Bersama digunakan untuk memproduksi barang
yang sedang dianalisis sifat produksinya.
Persamaan diatas merupakan suatu pernyataan matematik yang pada dasarnya berarti
bahwa tungkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal, jumlah tenaga kerja,
jumlah kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan. Jumlah produksi yang berbeda –
beda dengan sendirinya akan memerlukan berbagai faktor produksi tersebut dalam jumlah yang
berbeda – beda juga. Di samping itu, untuk satu tingkat produksi tertentu, dapat pula digunakan
gabungan faktor produksi yang berbeda. Sebagai contoh, untuk memproduksi sejumlah hasil
pertanian tertentu perlu digunakan tanah yang lebih luas apabila bibit unggul dan pupuk tidak
digunakan, tetapi luas tanah dapat dikurangi apabila pupuk dan bibit unggul dan teknik bercocok
tanam modern digunakan. Dengan membandingkan berbagai gabungan faktor – faktor produksi
untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu dapatlah ditentukan gabungan faktor produksi
yang paling ekonomis untuk memproduksi sejumlah barang tersebut.
Teori produksi dalam ilmu ekonomi membedakan analisisnya kepada dua pendekatan yaitu teori
produksi dengan satu faktor berubah dan teori produksi dua faktor berubah, yang dimana dalam
materi kali ini akan dibahas mengenai salah satu yakni Teori Produksi Dengan Satu Faktor
Berubah.

II.III Teori Produksi Dengan Satu Faktor Berubah


Teori produksi yang sederhana menggambarkan tentang hubungan di antara tingkat
produksi suatu barang dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai
tingkat produksi barang tersebut. Dalam analisis tersebut dimisalkan bahwa faktor – faktor
produksi lainnya adalah tetap jumlahnya, yaitu modal dan tanah jumlahnya dianggap tidak
mengalami perubahan. Juga teknologi dianggap tidak mengalami perubahan. Satu – satunya
faktor produksi yang dapat diubah jumlahnya adalah tenaga kerja.

HUKUM HASIL LEBIH YANG SEMAKIN BERKURANG


Hukum hasil yang semakin lebih berkurang merupakan suatu hal yang tidak dapat
dipisah-pishkan dari teori produksi. Hukum tersebut menjelaskan sifat pokok dari hubungan di
antara tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan untuk mewujudkan produksi tersebut.
Hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa apabila faktor produksi yang
dapat diubah jumlahnya (tenaga kerja) terus menerus ditambah sebanyak satu unit, pada mulanya
produksi total akan semakin benyak pertambahannya, tetapi sesudah mencapai suatu tingkat
tertentu produksi tambahan akan semakin berkurang dan akhirnya mencapai nilai negative. Sifat
pertambahan produksi seperti ini menyebabkan pertambahan produksi total semakin lambat dan
akhirnya ia mencapai tingkat yang maksimum dan kemudian menurun. Dengan demikian pada
hakikatnya hukum hasil lebih yang semakin berkurang menyatakan bahwa hubungan di antara
tingkat produksi dan jumlah tenaga kerja yang digunakan dapat dibedakan dalam tiga tahap,
yaitu:
 Tahap pertama : produksi total mengalami perubahan yang semakin cepat.
 Tahap kedua : produksi total pertambahannya semakin lambat
 Tahap ketiga : produksi total semakin lama semakin berkurang

PRODUKSI TOTAL, PRODUKSI RATA – RATA DAN PRODUKSI MARGINAL


Produksi marginal, produksi total, dan produksi rata-rata merupakan istilah yang
memiliki keterkaitan. Agar memudahkan pemahaman, kami akan memberikan tabel dan kurva
ketiganya bersamaan yang mengilustrasikan tentang produksi marginal, produksi total dan
produksi rata-rata. Rumus untuk menghitung nilai produksi marginal, produksi total, produksi
rata-rata. Untuk menghitung nilai produksi total (TP) yaitu:

TP = f (K, L)

Dengan TP adalah produksi total, K adalah barang modal, dan L adalah tenaga kerja. Dalam
tulisan ini barang modal dianggap konstan karena analisis disini pada jangka pendek.
Sehingga faktor produksi yang bersifat variabel hanya tenaga kerja (labor).
Sedangkan untuk produksi marginal dapat dirumuskan dengan:

Pada rumus di atas digambarkan bahwa produksi marginal merupakan turunan pertama dari
fungsi produksi total.

Adapun untuk menghitung produksi rata-rata dapat dengan rumus:

Adapun tabel ilustrasi untuk produksi marginal, produksi total dan produksi rata-rata dapat
ditampilkan sebagai berikut:

Jumlah Tenaga Produksi Total Produksi Marginal Produksi Rata - rata


Kerja
1 2 2 2.00
2 5 3 2.50
3 9 4 3.00
4 14 5 3.50
5 20 6 4.00
6 27 7 4.50
7 35 8 5.00
8 44 9 5.50
9 54 10 6.00
10 62 8 6.20
11 68 6 6.18
12 71 3 5.92
13 73 2 5.62
14 73 0 5.21
15 70 -3 4.67

Dari paparan tabel diatas dapat dibuatkan kurva untuk memberikan ilustrasi yang memudahkan
pemahaman. Adapun kurva ilustrasi produksi marginal (marginal product), produksi total (total
product) dan produksi rata-rata (average product) dapat dilihat dibawah ini:

Pada kurva diatas mengilustrasikan apa yang ditampilkan didalam tabel yang telah diberikan.
Pada kurva warna biru menggambarkan produksi total. Kurva warna orange menggambarkan
produksi marginal. Kurva warna abu-abu akan menggambarkan produksi rata-rata. 

PRODUKSI TOTAL (TOTAL PRODUCT)


Produksi total adalah jumlah output yang dihasilkan atas penggunaan input produksi.
Pada kaitannya dengan pembahasan teori produksi dengan satu input variabel, maka input yang
digunakan adalah tenaga kerja. Sehingga produksi total (total product) dalam pembahasan adalah
jumlah output (barang atau jasa) yang dihasilkan dari penggunaan tenaga kerja. Untuk
memahami produksi total (total product) perhatikan tabel diatas pada kolom jumlah tenaga kerja
dan kolom produksi total. Ilustrasi dari produksi total (total product) ditampilkan juga pada kurva
produksi total (total product) yang berwarna biru. Dari tabel dan kurva produksi total (total
product) akan tergambar hubungan jumlah tenaga kerja sebagai input dengan output yang
dihasilkan.

Pada ilustrasi diatas misalkan terlihat bahwa ketika jumlah tenaga kerja sebanyak 1 orang,
produksi total yang dapat dihasilkan sebesar 2 unit. Bila kita permisalkan produsen dalam hal ini
adalah produsen roti, maka dengan tenaga kerja 1 orang akan dapat menghasilkan 2 buah roti.
Pada saat jumlah tenaga kerja 2 orang akan mampu menghasilkan produksi total sebanyak 5 roti.
Dengan 3 tenaga kerja akan memberikan produksi total sebanyak 9 roti. Begitu seterusnya.
Begitu pula kondisi tatkala penggunaan tenaga kerja sebanyak 0 akan memberikan produksi total
(total product) sebanyak 0. Tidak ada tenaga kerja yang memproduksi barang tentunya tidak ada
produksi total yang dihasilkan. Pada penggunaan tenaga kerja sebanyak 1-9 orang terdapat dua
kenaikan yang harus diperhatikan. Pertama, penggunaan tenaga kerja sebanyak 1-9 akan
menambah jumlah produksi total (total product). Dari tabel dan grafik produksi total (total
product) menunjukkan angka kenaikan. Kedua, penggunaan tenaga kerja pada tahap ini juga
menaikkan juga produksi marginal atau tambahan output atas penambahan satu unit faktor
produksi. Pada kondisi seperti ini, tambahan upah bayar tenaga kerja masih jauh lebih rendah
dari tambahan output yang dihasilkan (atau tambahan pendapatan bagi produsen). Pada
penggunaan tenaga kerja sebanyak 10-14 menunjukkan adanya penambahan produksi total
namun juga terjadi penurunan produksi marginal (marginal product). Hal ini menunjukkan
adanya hukum The Law of Diminishing Return (LDR). Dengan hukum LDR ini juga dapat
menjelaskan kondisi mengapa penambahan tenaga kerja menjadi 15 justru menyebabkan
turunnya jumlah produksi total (total product). Penjelasan lebih jauh mengenai hal ini akan
dibahas pada sub bagian the law of diminishing return. 

PRODUKSI MARGINAL (MARGINAL PRODUCT)


Produksi marginal adalah tambahan output yang dihasilkan karena menambahkan satu
unit faktor produksi. Jadi yang perlu diingat bahwa produksi marginal adalah melihat besarnya
tambahan output (perubahan output) setelah menambah satu tenaga kerja. Dalam kasus
ini faktor produksi yang digunakan yaitu tenaga kerja. Asumsi yang digunakan yaitu ceteris
paribus. Dengan demikian, kita mengasumsikan bahwa dengan hanya tenaga kerja saja yang
mempengaruhi output yang diproduksi.

Perhatikan kolom produksi marginal, produksi total dan jumlah tenaga kerja pada tabel. Yang
tersirat dari tabel dan grafik diatas bahwa pada saat tenaga kerja sebanyak 0, produksi totalnya
juga 0 karena tidak tenaga kerja yang menghasilkan output. Pada saat tenaga kerja ditambahkan
sebanyak 1, didapatkan produksi total sebesar 2 dan produksi marginal sebesar 2. Produksi
marginal didapatkan sebesar 2 karena produksi marginal adalah tambahan output setelah
menambah satu tenaga kerja. Tambahan output ini dilihat dari perubahan produksi total.
Sebelumnya produksi totalnya sebesar 0, naman bertambah menjadi 2 setelah menambah 1
tenaga kerja. Tambahan 2 pada produksi total ini lah yang diketahui sebagai produksi marginal.
Pada saat tenaga kerja ditambahkan lagi dari 1 menjadi 2 orang. Tambahan tenaga kerja ini
menyebabkan produksi total berubah dari 2 unit menjadi 5 unit. Terdapat kenaikan produksi total
sebesar 3 unit. Tambahan output produksi sebesar 3 unit setelah menambah 1 tenaga kerja inilah
yang menjadi nilai produksi marginal. Begitu pula ketika tenaga kerja ditambahkan lagi 1 orang
dari sebelumnya 2 menjadi 3 orang, didapatkan produksi marginal sebesar 4. Begitulah produksi
marginal dihitung.

Bila diperhatikan lebih teliti, terdapat pola yang muncul dalam data dan grafik produksi
marginal. Pada saat tenaga kerja terus bertambah hingga 9 orang, terjadi kenaikan produksi
marginal. Sampai pada tingkat ini, kurva produksi marginal secara konsisten mengalami
peningkatan. Sedangkan kurva produksi total disaat yang sama mengalami peningkatan
signifikan. Namun setelah menambah tenaga kerja lebih dari 9 orang (tenaga kerja ke 10-15
orang), kurva produksi marginal mengalami penurunan dan produksi total juga mulai landai
(kenaikan mengalami perlambatan). Peristiwa kurva produksi marginal yang mengalami
penurunan ini dapat dijelaskan oleh hukum The Law of Diminishing Return (LDR).

THE LAW OF DIMINISHING RETURN


The law of diminishing return adalah konsep yang menyatakan bahwa setelah mencapai
titik tertentu, dengan penambahan input variabel (dalam kasus ini yaitu tenaga kerja) terhadap
input tetap akan terjadi penurunan produksi marginal. The law of diminishing return menyoroti
peristiwa semakin mengecilnya nilai produksi marginal. Peristiwa yang bisa terjadi dalam
melakukan produksi barang akan terjadi law of diminishing marginal return pada saat setelah
penambahan tenaga kerja ke 10 hingga 15. Peristiwa penambahan tenaga kerja ke 10 hingga 15
pada kurva menggambarkan the law of diminishing return. Berdasarkan hukum the law of
diminishing return (LDR) ini menjelaskan bahwa penambahan tenaga kerja ke 10 hingga 15 akan
terjadi penurunan produksi marginal. Penurunan produksi marginal berarti bahwa tambahan
output yang dihasilkan dari penambahan tenaga kerja semakin kecil. Penurunan tambahan output
ini bukan karena disebabkan oleh kualitas tenaga kerja yang ditambahkan lebih buruk dari tenaga
kerja sebelumnya. Tenaga kerja dalam kasus ini dianggap memiliki kapabilitas yang sama. Ingat
kembali asumsi ceteris paribus yang kita gunakan. Berarti bahwa faktor diluar tenaga kerja tidak
berubah. Dalam jangka pendek, input tetap (fixed input) tidak berubah. Penggunaan input tetap
sampai pada titik tertentu akan memiliki keterbatasan. Input tetapnya dianggap tidak berubah
(tidak bertambah) sedangkan kapasitas tenaga kerja terus bertambah sehingga tidak sebanding.
Hal inilah yang menyebabkan terjadinya penurunan produksi marginal karena adanya
keterbatasan dalam input tetap.

 PRODUKSI RATA – RATA (AVERAGE PRODUCT)

Produksi rata-rata adalah rata-rata jumlah yang diproduksi oleh setiap unit faktor
produksi. Inti pada produksi rata-rata ini adalah nilai rata-rata hasil produksi untuk setiap tenaga
kerja dalam kasus ini. Produksi rata-rata dapat dirumuskan dengan:

Produksi rata-rata = produksi total / jumlah tenaga kerja

Perhatikan tabel dan kurva produksi rata-rata diatas. Pada saat jumlah tenaga kerja 1 dapat
dihasilkan jumlah output sebanyak 2, sehingga rata-rata output yang dihasil tenaga kerja sebesar
2. Pada saat jumlah tenaga kerja sebanyak 5 orang, jumlah produksi total yang dihasilkan yaitu
sebanyak 20. Sehingga produksi rata-rata untuk tiap tenaga kerja yaitu menghasilkan 4 unit
output. Pergerakan kurva produksi rata-rata ini mirip polanya dengan kurva produksi marginal,
hanya saja pergerakan kurva produksi rata-rata lebih lambat.

BAB III PENUTUP

III. I Kesimpulan

III. II Daftar Pustaka

Anda mungkin juga menyukai