Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
UNIVERSITAS UDAYANA
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa karena atas rahmat dan
karunia beliau kami dapat menyelesaikan paper ini dengan baik dan tepat waktu. Dalam
paper yang kami buat ini berisi tentang Konsep dan Perilaku Produsen.
Kami menyadari bahwa paper yang kami susun ini masih belum bahkan jauh dari kata
sempurna karena keterbatasan materi dan pengalaman yang kami punya. Kami akan
menerima segala kritik dan saran yang anda berikan agar kami dapat menjadi yang lebih baik
kedepannya. Kritik dan saran tersebut sangat berguna bagi kami dan akan kami terima
dengan sebaik – baiknya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................................
DAFTAR ISI.................................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................................................
BAB 2 TEORI...............................................................................................................................
BAB 3 PENUTUP........................................................................................................................
1.1 KESIMPULAN.................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN
TEORI
Q = f (K, L, R, T)
Dimana :
K : Jumlah stok modal
L : Jumlah tenaga kerja dan ini meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian
keusahawanan
R : Kekayaan alam
T : Teknologi yang digunakan
Q : Jumah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor produksi
tersebut, yaitu secara bersama digunakan untuk memproduksi barang yang sedang
dianalisis sifat produksinya.
Dalam tahap ini, setiap tambahan tenaga kerja menghasilkan tambahan produksi
yang lebih besar dari yang dicapai pekerja sebelumnya. Dalam analisis ekonomi
keadaan itu dinamakan produksi marginal pekerja yang semakin bertambah.
Sedangkan penjelasan dari tahap kedua adalah keadaan dimana produksi marginal
semakin berkurang, maksudnya setiap pertambahan pekerja akan menghasilkan
tambahan produksi kurang daripada tambahan produksi pekerja sebelumya. Untuk
tahap ketiga, pertambaha tenaga kerja tidak akan menambah produksi total , yaitu
produksi total berkurang.
c. Produksi Total, Produksi Rata-Rata dan Produksi Marjinal
Nilai produksi marjinal, yaitu tambahan produksi yang diakibatkan oleh
pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan. Apabila ∆L adalah pertambahan
tenaga kerja, ∆TP adalah pertambahan produksi total, maka produksi marjinal (MP)
dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut :
MP= ∆TP/ ∆ L
Besarnya produksi rata - rata, yaitu produksi yang secara rata - rata dihasilkan oleh
setiap pekerja. Apabila produksi total adal TP, jumlah tenaga kerja adalah L, maka
produksi rata-rata (AP) dapat dihitung dengan menggunakan per-samaan berikut :
AP= TP/ L
Bentuk cekung ke atas apabila tenaga kerja yang digunakan masih sedikit (yaitu
apabila tenaga kerja kurang dari 3). Ini berarti tenaga kerja adalah masih kekurangan
kalau dibanding faktor produksi lain (dalam contoh faktor produksi lain tersebut
adalah tanah) yang dianggap tetap jumlahnya. Dalam keadaan yang seperti itu
produksi marjinal bertambah tinggi, dan sifat ini dapat dilihat pada kurva MP (yaitu
kurva produksi marjinal) yang menaik. Setelah menggunakan 4 tenaga kerja,
pertambahan tenaga kerja selanjutnya tidak akan menambah produksi total secepat
seperti sebelumnya. Keadaan ini digambarkan olch (i) kurva produksi marjinal
(kurva MP) yang menurun, dan (il) kurva produksi total (kurva TP) yang mulai
berbentuk cembung ke atas.
Sebelum tenaga kerja yang digunakan melebihi 4, produksi marjinal adalah lebih
tinggi daripada produksi rata-rata. Maka kurva produksi rata-rata, yaitu kurva AP,
akan bergerak ke atas atau horizontal. Keadaan ini menggambarkan bahwa produksi
rata-rata bertambah tinggi atau tetap. Pada waktu 4 tenaga Ikerja digunakan kurva
produksi marjinal memotong kurva produksi rata-rata. Sesudah perpotongan
tersebut kurva produksi rata - rata menurun ke bawah yang menggambarkan bahwa
produksi rata-rata semakin merosot. Perpotongan di antara kurva MP dan kurva AP
menggambarkan permulaan dari tahap kedua. Pada keadaan ini produksi rata-rata
mencapai tingkat yang paling tinggi. Tahap ketiga dimulai pada waktu 9 tenaga
kerja digunakan. Pada tingkat tersebut kurva MP memotong sumbu datar dan
sesudahnya kurva tersebut berada di bawah sumbu datar. Keadaan ini
menggambarkan bahwa produksi marjinal mencapai angka yang negatif. Kurva
produksi total (TP) mulai menurun pada tingkat ini, yang menggambarkan bahwa
produksi total semakin berkurang apabila lebih banyak tenaga kerja digunakan.
Keadaan dalam tahap ketiga ini menunjukkan bahwa tenaga kerja yang digunakan
adalah jauh melebihi daripada yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan
produksi tersebut secara efisien.
BAB III
PENUTUP
1.1. KESIMPULAN
Perilaku produsen adalah sikap yang akan diambil produsen dalam menjalankan
kegiatan produksi. Selain itu perilaku produsen bisa berupa sikap maupun kegiatan
produsen dalam menjalankan proses produksi. Perilaku produsen merupakan
tindakan yang dipicu oleh beberapa faktor alternatif produksi. Tindakan itu dapat
berupa alokasi dana maupun penggunaan faktor produksi untuk mengubah input
menjadi output. Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan faktor produksi dan
tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor - faktor produksi dikenal dengan istilah
input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output. Jumlah produksi yang
berbeda-beda dengan sendirinya akan memerlukan berbagai faktor produksi tersebut
dalam jumlah yang berbeda - beda juga. Dengan membandingkan berbagai gabungan
faktor-faktor produksi untuk menghasilkan sejumlah barang tertentu dapatlah
ditentukan gabungan faktor produksi yang paling ekonomis untuk memproduksi
sejumlah barang tersebut. Teori produksi satu faktor berubah adalah teori produksi
yang menggambarkan mengenai hubungan di antara tingkat produksi suatu barang
dengan jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk menghasilkan berbagai tingkat
produksi barang tersebut. Pada teori produksi ini terdapat hukum yang sangat
berkaitan dan tidak dapat dipisahkan dari teori produksi karena menjelaskan sifat
pokok dari hubungan antara tingkat produksi dan tenaga kerja yang digunakan untuk
mewujudkan produksi tersebut. Pada teori produksi terdapat tambahan produksi yang
diakibatkan oleh pertambahan satu tenaga kerja yang digunakan, tambahan produksi
ini disebut Nilai Marjial Produksi
DAFTAR PUSTAKA
Damanik, D., Panjaitan P.D., Pardede, A.F., Muhammadin, A.M., Weya, I., Basmar E.,
Arfandi, Purba, B., Nasruddin, W. 2021. Sistem Ekonomi Indonesia. Medan: Yayasan Kita
Munulis.