Anda di halaman 1dari 18

BAB 2

PIUTANG
Indikator Pencapaian :

1. Menerapkan pengukuran dan pengakuan piutang


2. Melakukan pengukuran dan pengakuan piutang
3. Menganalisis metode langsung dan metode cadangan untuk piutang tak tertagih
4. Melakukan pencatatan metode langsung dan metode cadangan untuk piutang tak
tertagih
5. Menganalisis kartu piutang
6. Melakukan pencatatan kartu piutang

A. Pengelompokkan piutang
 Pengertian piutang

Dalam arti luas, piutang merupakan tuntutan terhadap pihak lain yang berupa uang, barang
atau jasa yang dijual secara kredit. Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), pengertian piutang adalah uang yang dipinjamkan (yang dapat ditagih dari
seseorang) atau tagihan uang perusahaan kepada para pelanggan yang diharapkan akan
dilunasi dalam waktu paling lama satu tahun sejak tanggal keluarnya tagihan.

Pengertian piutang dalam akuntansi lebih dipersempit, yaitu salah satu unsur dari aktiva
lancar (aset ekonomi yang mudah dicairkan) dalam neraca perusahaan, yang timbul akibat
adanya penjualan barang, jasa atau pemberian kredit terhadap debitur, yang pada umumnya
diberikan tempo 30 hingga 90 hari untuk pembayarannya.

Intinya, dalam akuntansi, piutang digunakan untuk menjelaskan adanya tuntutan pada pihak
luar perusahaan, yang diharapkan akan selesai dengan penerimaan sejumlah uang tunai.

 Penyebab Timbulnya Piutang

Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa perusahaan, di
mana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukan setelah tanggal
transaksi jual beli. Dengan kata lain, piutang timbul karena adanya pemberian kredit kepada
debitur yang pelunasannya dilakukan secara mengangsur atau dengan cicilan.
Ada kalanya sebuah piutang menjadi piutang tak tertagih jika belum ada pembayaran ketika
jatuh tempo. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan munculnya piutang tak tertagih ini
adalah :

 Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah.


 Turunnya penjualan dan naiknya piutang
 Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap
 Turunnya piutang diikuti turunnya penjualan dengan jumlah yang lebih besar
 Naiknya penjualan diikuti naiknya piutang dengan jumlah yang lebih besar.

 Perbedaan antara Piutang dengan Hutang

Untuk mengetahui perbedaan antara piutang dengan hutang, kita bisa melihat dari definisinya
secara sederhana. Dalam KBBI, hutang atau utang yaitu uang yang dipinjam dari orang atau
pihak lain, atau kewajiban membayar kembali apa yang sudah diterima.

Dalam bisnis, hutang bisa didefinisikan sebagai hak milik orang atau pihak lain yang masih
ada di dalam bisnis kita. Hak tersebut dapat berupa barang atau uang, sedangkan piutang
merupakan kebalikannya, yaitu hak milik kita atau perusahaan yang belum dibayarkan oleh
orang lain atau pihak lain.

Perbedaan lainnya yaitu :

 Pemilik piutang disebut kreditur, sedangkan pemilik hutang disebut debitur. 


 Dalam pembukuan atau akuntansi, piutang adalah termasuk aktiva lancar, sedangkan
hutang termasuk beban, yaitu pasiva yang keberadaannya mengurangi aktiva. 
 Saat menerima piutang, biasanya ada penerimaan tambahan yang disebut bunga
piutang, sedangkan saat membayar hutang, biasanya ada tambahan beban yang
disebut beban bunga.
 Ciri-Ciri Piutang

Berikut ini adalah ciri-ciri piutang :

 Adanya nilai jatuh tempo

Seorang pembeli yang melakukan transaksi dengan cara kredit bukan hanya membayar
sejumlah nilai barang yang telah dibeli, tetapi juga bunganya karena dia meminta waktu
untuk membayar barang tersebut dengan tempo. Nilai jatuh tempo merupakan penjumlahan
dari nilai transaksi utama lalu ditambah dengan nilai bunga yang dibebankan untuk
dibayarkan pada tanggal jatuh tempo.

 Adanya tanggal jatuh tempo

Tanggal jatuh tempo dapat diketahui dari lamanya atau umur piutang. Umumnya, penjual
menggunakan dua jenis pengukuran umur, yaitu bulan dan hari. Jika menggunakan hitungan
bulanan, maka tanggal jatuh temponya sama dengan tanggal pembeli melakukan transaksi
kredit tersebut, hanya saja berbeda bulan. Apabila berpatokan pada harian, maka wajib
dilakukan perhitungan untuk menentukan kapan tanggal jatuh temponya secara pasti.

 Adanya bunga yang berlaku

Piutang dapat terjadi dikarenakan pembeli memutuskan melakukan transaksi secara kredit.
Hal inilah menimbulkan bunga. Bunga dalam hal ini dibayar sebagai bentuk konsekuensi
pembeli yang meminta waktu pembayaran tertentu dan sebagai keuntungan bagi penjual
karena sudah bersabar dalam menunggu pelunasan kredit tersebut. Untuk besaran bunga
dalam hal ini sesuai kebijakan dari penjual dalam menentukan tingkat bunga yang dipakai.

Baca juga :

 Khawatir Kredit Macet Karena Piutang Usaha? Ini Solusinya


 Bisnis Bermasalah Akibat Terlilit Hutang? Ini Solusinya
 Tips Mengatur Keuangan Usaha dan Keuangan Pribadi
 Jenis-Jenis Piutang

 Piutang Usaha

Piutang usaha atau account receivable adalah suatu jumlah pembelian kredit dari pelanggan,
yang muncul sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa. Piutang ini biasanya
diperkirakan akan tertagih dalam waktu 30-60 hari. Secara umum, jenis piutang ini
merupakan piutang terbesar yang dimiliki perusahaan.

 Wesel Tagih

Wesel Tagih atau notes receivable adalah surat formal yang diterbitkan sebagai bentuk
pengukuran utang. Wesel tagih biasanya memiliki waktu tagih antara 60-90 hari bahkan lebih
lama serta mewajibkan pihak yang berhutang untuk membayar bunga. Wesel tagih dan
piutang usaha yang disebabkan karena transaksi penjualan biasa disebut dengan piutang
dagang (trade account).

 Piutang Lainnya

Piutang lain-lain atau other receivable adalah jenis piutang yang mencakup selain piutang
dagang. Contoh : piutang bunga, piutang gaji, uang muka karyawan, dan restitusi pajak.
Secara umum bukan berasal dari kegiatan operasional perusahaan. Oleh karena itu, piutang
jenis ini diklasifikasikan dan dilaporkan pada bagian yang secara terpisah di neraca.

 Klasifikasi Piutang

Piutang biasanya diklasifikasikan menjadi piutang dagang dan piutang bukan dagang.

 Piutang Dagang

Yang termasuk piutang dagang yaitu piutang usaha (accounts receivable) dan wesel tagih
(notes receivable). Piutang usaha merupakan piutang dagang yang tidak dijamin dengan
rekening terbuka. Piutang jenis ini adalah perluasan kredit jangka pendek bagi pelanggan dan
tempo pembayarannya berkisar 30 hingga 90 hari, Sedangkan wesel tagih dikuatkan dengan
janji tertulis untuk membayar transaksi jual-beli yang telah dilakukannya.
 Piutang Bukan Dagang

Yang termasuk piutang bukan dagang antara lain :

1. Penjualan surat berharga atau kepemilikan selain barang dan jasa.


2. Uang muka bagi para pemegang saham, direktur, pejabat, karyawan dan
perusahaan afiliasi.
3. Pembayaran di awal pembelian.
4. Tuntutan atas kerugian atau kerusakan produk.
5. Saham yang harus disetor.
6. Dilakukan setoran untuk menjamin kontrak atau pembayaran biaya.
7. Setoran kepada kreditur, perusahaan keperluan umum, dan serta lembaga
lainnya.

 Contoh Piutang

Berikut ini adalah salah satu contoh piutang dagang dan piutang bukan dagang dalam suatu
usaha :

 Piutang dagang

Perusahaan X menjual dagangannya kepada Toko Y sejumlah Rp. 12.000.000. Toko Y pada
saat itu hanya membayar sebesar Rp. 2.000.000 dan akan membayar sisanya pada tengah
bulan. Dengan demikian, perusahaan X mempunyai piutang dari Toko Y sejumlah Rp.
12.000.000 dikurangi Rp.2.000.000 , yakni Rp. 10.000.000

 Piutang bukan dagang

Pada tanggal 1 Januari, PT A membayar sewa kantornya untuk jangka waktu setahun sebesar
Rp. 24.000.000. Maka, pada pencatatan laporan keuangan di akhir Januari, PT A mempunyai
Piutang Sewa kantor sebesar Rp.24.000.000 – Rp. 2.000.000 (Beban sewa bulan Januari) =
Rp. 22.000.000.
 Pengelolaan Piutang

Piutang perlu dikelola secara efektif dan efisien agar keberadaannya tidak mengganggu aliran
kas suatu usaha. Ada beberapa metode yang bisa dilakukan dalam mengelola piutang, antara
lain :

 Standar Kredit, yaitu kualitas kelayakan minimal kredit seorang pemohon kredit.
Standar kredit harus dibuat oleh sebuah perusahaan agar manfaat yang diperoleh bisa
lebih tinggi dari biaya akibat adanya standar tersebut. Adanya standar kredit bisa
membantu menaikkan penjualan perusahaan secara kredit dengan tetap menjaga
kemungkinan resiko piutang tak tertagih.
 Syarat Kredit, yaitu penetapan jangka waktu pemberian kredit, termasuk juga
potongan kredit apabila ada pembayaran sebelum tanggal jatuh tempo.
 Kebijakan Kredit dan Pengumpulan Piutang, meliputi jenis-jenis keputusan sebagai
berikut: persyaratan khusus, potongan tunai, dan juga tingkat pengeluaran untuk
pengumpulan piutang.

B. Pencatatan data mutasi piutang ke kartu pelanggan

 Pengertian

Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang timbul
akibat adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian kredit terhadap debitur yang
pembayarannya pada umumnya diberikan dalam tempo 30 hari sampai dengan 90 hari.

 Penggolongan piutang

Penggolongan piutang dan umur piutang dapat digolongkan ke dalam 4 jenis yaitu :

1. Piutang lancar, yakni piutang yang diharapkan tertagihnya dalam 1 tahun atau siklus
usaha normal
2. Piutang tidak lancar, yakni tagihan atau piutang yang tidak dapat ditagih dalam jangka
waktu 1 tahun
3. Piutang yang dihapuskan, yakni suatu tagihan yang tidak dapat ditagih lagi
dikarenakan pelanggan mengalami kerugian atau bangkrut
4. Piutang dicadangkan, yakni tagihan yang disisihkan sebelumnya untuk menghindari
piutang tidak tertagih
 Prosedur pencatatan piutang

Persiapan yang diperlukan dalam prosedur pencatatan piutang, antara lain sebagai berikut :

1. Kartu piutang
2. Buku jurnal yang diperlukan dalam pencatatan akuntansi : jurnal penjualan, jurnal
umum, jurnal penerimaan kas

Contoh :

Data mutasi piutang suatu perusahaan pada toko Purple dengan No. Rek : 018 bulan
September adalah sebagai berikut :

 1 September 2006 saldo awal Rp. 11.800.000


 2 September pengiriman faktur No. 354 seharga Rp. 6.500.000
 3 September 2006 pembayaran faktur No. 338 sebesar Rp. 5.200.000
 10 September pengiriman memo kredit No. 014 untuk pengurangan harga faktur No.
354 sebesar Rp. 200.000
 15 September 2006 pelunasan faktur No. 338 sebesar Rp. 6.600.000
 25 September 2006 pengiriman faktur No. 366 seharga Rp. 4.750.000

Kartu Piutang
No. Rekening  : 018 Lembar ke :
Nama               : Toko Purple Syarat           : -
Alamat            : Jl. Kartini 5 Batas kredit  : -

Tgl Keterangan No. Mutasi Saldo


Bukti Debet Kredit Debet Kredit
1 Sep Saldo 11.800.000
2 Sep Penjualan 6.500.000 18.300.000
kredit
3 Sep Penerimaan 5.200.000 13.100.000
kas
10 Retur 200.000 12.900.000
Sep penjualan
15 Penerimaan 6.600.000 6.300.000
Sep kas
25 Penjualan 4.750.000 11.050.000
Sep kredit

 Mengidentifikasi data mutasi piutang

1. Menghitung data mutasi piutang


Transaksi penjualan kredit akan berpengaruh positif terhadap saldo piutang, sedangkan retur
penjualan, pelunasan piutang, dan penghapusan piutang berpengaruh negatif terhadap saldo
piutang. Pitang pelanggan akan di debet di kolom mutasi pada kartu piutang apabila terjadi
transaksi-transaksi yang menyebabkan timbul atau bertambahnya piutang. Sebaliknya piutang
pelanggan akan di kolom mutasi pada kartu piutang apabila terjadi transaksi-transaksi yang
menyebabkan berkurangnya piutang
2. Membukukan data piutang ke masing-masing kartu piutang
Pengelolaan kartu piutang dilakukan oleh bagian kartu piutang yang berada dibawah bagian
akunting. Tugas bagian ini adalah mencatat mutasi piutang untuk setiap debitur
3. Melakukan konfirmasi saldo
Konfirmasi adalah surat pernyataan yang berasal dari perusahaan kepada debitur, untuk
memberitahukan secara langsung kepada akuntan public yang memeriksa ikhtisar
keuangannya mengenai benar atau tidaknya saldo piutang pada tanggal tertentu

 Kerugian piutang
Pencatatan penghapusan piutang
Pencatatan piutang yang tercantum pada neraca menurut pernyataan standar akuntansi
keuangan di Indonesia adalah sebesar jumlah piutang yang jatuh tempo dikurangi perkiraan
jumlah yang tidak dapat ditagih. Metode dalam pencatatan penghapusan piutang meliputi
metode langsung,  metode tidak langsung, dan metode cadangan

C. Surat konfirmasi saldo piutang


1. Pengertian Konfirmasi Piutang
Yang pertama yang akan kita bahas adalah pengertian konfirmasi piutang. Konfirmasi adalah
surat pernyataan yang berasal dari perusahaan kepada debitur, untuk memberitahukan secara
langsung kepada akuntan publik yang memeriksa ikhtisar keuangannya, mengenai benar atau
tidaknya saldo piutang pada tanggal tertentu seperti yang disebutkan dalam surat tersebut.
Sedangkan konfirmasi piutang adalah surat pernyataan yang menyajikan rincian jumlah
kewajiban yang harus dibayar oleh debitur pada waktu tertentu. (Untuk contoh bentuk surat
konfirmasi piutang dapat dilihat di bawah ini!)
2. Jenis Konfirmasi Piutang
Ada dua jenis konfirmasi piutang yang dapat kita jumpai, yaitu konfirmasi positif dan negatif
(pemeriksaan piutang).
a. Konfirmasi positif, yaitu surat konfirmasi yang dikirim oleh akuntan publik yang berisi
permintaan agar debitur mengirim surat balasan kepada akuntan publik, baik jika setuju
maupun jika tidak setuju tentang saldo dalam surat konfirmasi .

ciri-ciri debitur yang perlu dikirim surat konfirmasi positif adalah :


1) Tidak ada kepastian tentang kesalahan atau ketidakberesan dari akibat hasil penilaian
sistem pengendalian intern (SPI) lemah
2) Debitur merupakan perusahaan bukan orang prbadi
3) Jumlah saldo debitur sangat besar dari seluruh piutang
4) Piutang berasal dari penjualan kredit

b. Konfirmasi negatif, yaitu surat konfirmasi yang dikirim oleh akuntan publik kepada debitur
di mana pihak debitur meminta mengirim balasannya langsung kepada akuntan publik jka
tidak setuju atas saldo dalam surat konfirmasi.

Ciri-ciri debitur yang perlu dikirim surat konfirmasi negatif :


1) Hasil penilaian system pengendalian intern sangat baik
2) Debitur banyak jumlahnya tetapi saldonya relatif kecil
3) Debitur terdiri atas orang pribadi

Setelah pihak perusahaan mengidentifikasi dan melakukan verifikasi data dalam kartu
piutang, maka langkah yang harus dilakukan berikutnya adalah menghubungi pelanggan
untuk mengkonfirmasikan piutang pelanggan.

3. Bentuk Surat Konfirmasi Piutang


Ada beberapa bentuk surat konfirmasi piutang, yaitu sebagai berikut :
a. Surat konfirmasi piutang akhir tahun. Dalam konfirmasi ini yang diinformasikan kepada
pelanggan hanya saldo akhir bulan tertentu saja. Konfirmasi ini memiliki kelemahan yaitu
apabila saldo piutang tidak sesuai dengan catatan debitur, apabila debitur tidak mempunyai
catatan, debitur akan mengalami kesulitan karena tidak dapat menelusuri ketidaksesuaian
saldo piutang
b. Surat konfirmasi satuan piutang. Dalam konfirmasi ini berbentuk satuan piutang yang
dikirimkan kepada pelanggan adalah saldo awal satu bulan. Surat konfirmasi piutang ini
dikutip dari kartu piutang pelanggan. Isi konfirmasi adalah saldo awal bulan, mutasi debit dan
kredit selama satu bulan dan saldo akhir bulan.
c. Surat konfirmasi faktur yang belum terbayar. Dalam konfirmasi ini yang diinformasikan
kepada pelanggan hanya faktur yang belum dibayar sampai tanggal tertentu

Apabila dalam surat konfirmasi disertakan pula maksud menagih sisa piutang. maka surat
balasannya dapat berupa persetujuan pembayaran atau dapat berupa permintaan penangguhan
pembayaran. Surat balasan kemudian dianalisis dengan melakukan pengecekan bukti
transaksi dan menganalisis pengunduran jangka waktu pembayaran piutang.

D. Metode penghapusan piutang tidak tertagih


Pengertian
Piutang yang tak tertagih adalah salah satu bentuk kerugian yang harus diantisipasi dengan
berbagai transaksi untuk menutupi kerugian ini. Tidak ada taksiran kerugian piutang yang
dibebankan pada akhir periode, tetapi kerugian piutang diakui saat ada piutang yang tidak
dapat ditagih sehingga harus dihapuskan dan dibebankan pada rekening ‘Kerugian Piutang.
Penerimaan piutang yang semula tidak dapat ditagihan yang sudah dihapus akan dikreditkan
ke rekening Kerugian Piutang kalau pembukuan belum ditutup. Namun contoh piutang tak
tertagih yang sudah dihapus itu pada buku-buku ditutup harus dikreditkan ke rekening
‘Penerimaan Piutang’ yang sudah dihapus.

Piutang yang tak tertagih harus dihapus dengan dua metode pencatatan yang sesuai hakikat
akuntansi, yaitu metode cadangan (allowance method) dan metode penghapusan piutang
langsung (direct write of method). Berikut ini penjelasan kedua metode tersebut.

1. Metode Cadangan

Metode cadangan dipakai pada saat kerugian piutang yang besar jumlahnya. Ada tiga hal
penting terkait metode cadangan sesuai konsep dasar akuntansi antara lain:
Piutang tak tertagih yang jumlahnya diperkirakan terlebih dahulu, kemudian diakui sebagai
biaya pada periode penjualan. Contohnya, piutang tak tertagih berasal dari tahun 2015,
kerugian harus diakui pada tahun 2015 juga.
Taksiran kerugian piutang dicatat dengan mendebet kerugian piutang dan mengkredit
cadangan kerugian piutang pada jurnal penyesuaian.
Piutang yang tidak dapat ditagih dicatat dengan mendebet rekening cadangan kerugian
piutang dan mengkredit rekening piutang usaha kalau piutang tersebut sudah dihapus dari
pembukuan.

2. Metode Penghapusan Langsung

Perusahaan tidak perlu melakukan taksiran piutang kalau memakai metode penghapusan
langsung. Suatu piutang yang sudah diyakini tidak bisa ditagih atau dilunasi oleh oknum yang
berutang, kerugian atas piutang langsung didebetkan ke dalam rekening kerugian piutang dan
mengkredit rekening piutang dagang. Setelah itu rekening cadangan kerugian piutang tidak
digunakan lagi. Penggunaan metode penghapusan langsung tidak menunjukkan jumlah
piutang yang akan ditagih dalam neraca karena neraca hanya mencerminkan jumlah piutang
bruto.

Dalam metode penghapusan langsung, rekening kerugian piutang hanya mencerminkan


jumlah kerugian perusahaan yang sebenarnya. Kerugian piutang sering dilaporkan pada
periode yang berbeda dengan tanggal penjualannya sehingga perusahaan tidak punya
gambaran tentang nilai piutang bersih yang dapat direalisasi. Solusinya adalah metode ini
tidak diakui untuk pelaporan keuangan kecuali jumlah kerugian piutang terbilang tidak
material/kecil.

Taksiran kerugian piutang dicatat ke rekening ‘Kerugian Piutang’ di sisi debet dan ‘Cadangan
Kerugian Piutang’ di sisi kredit. Berikut ini contoh pencatatannya.

Kerugian Piutang Rp. xxx


Cadangan Kerugian Piutang Rp. xxx

Penghapusan piutang adalah kerugian sehingga pencatatannya tidak dibebankan ke rekening


Kerugian Piutang tetapi dibebankan ke rekening Cadangan Kerugian Piutang. Kerugian
piutang ini sudah diakui pada akhir periode sebelumnya. Contohnya, penghapusan piutang
sebesar Rp 150.000, maka jurnalnya adalah:

Cadangan Kerugian Piutang Rp. 150.000


Piutang Rp. 150.000

Terkadang piutang yang sudah dihapus dilunasi kembali. Penerimaan piutang yang sudah
dihapuskan akan dikreditkan ke rekening ‘Cadangan Kerugian Piutang’ seperti berikut ini.

Kas Rp. xxx


Cadangan Kerugian Piutang Rp. Xxx

Pelunasan piutang yang sudah dihapus tidak langsung diterima, piutang yang diketahui akan
dilunasi dibuat jurnal untuk mencatat kembali piutang yang sudah dihapus sebagai berikut :

Piutang Rp. xxx


Cadangan kerugian piutang Rp. xxx

Penerimaan uang atas pitang dicatat pada jurnal berikut ini.

Kas Rp xxx
Piutang Rp xxx
E. Tafsiran piutang tidak tertagih

Dalam praktik akuntansi terutama untuk basis akrual, timbulnya utang dan piutang
merupakan hal yang wajar  dan biasa terjadi. Untuk piutang, biasanya timbul karena
kebijakan kredit dari perusahaan dalam penjualan barang atau jasa perusahaan kepada pihak
lain. Namun, terkadang terjadi suatu keadaan tidak tertagihnya sebagian piutang oleh
perusahaan, hal ini merupakan konsekuensi dari kebijakan kredit yang biasanya dilakukan
oleh perusahaan yang bertujuan meningkatkan penjualan barang atau jasa perusahaan,
Hendriksen dan Breda dalam Sugiri dan Sumiyana (2005) mengungkapkan tidak tertagihnya
piutang mencerminkan aliran keluar (outflow) aktiva atau aset sebagai upaya untuk
memperoleh pendapatan (revenue).

Oleh karena itu, piutang tak tertagih dikategori sebagai biaya (expense). Meskipun
begitu, terdapat pandangan teoretis bahwa piutang tak tertagih (bad debt) diakui sebagai
pengurang penjualan, serupa dengan perlakuan potongan penjualan dan retur penjualan.

Untuk penaksiran kerugian dari piutang tak tertagih biasanya digunakan dua metode yaitu:

a. Metode cadangan, yang mengakui rugi piutang tak tertagih pada periode penjualan
kredit yang sedang berjalan dengan cara menaksir dan bukan pada saat periode
dihapusnya piutang.
b. Metode langsung, atau metode penghapusan langsung yang mengakui rugi pada saat
telah terjadi penghapusan piutang dengan mendebit Biaya Piutang tidak tertagih dan
mengkredit Piutang Usaha, namun metode ini hanya diperbolehkan apabila jumlahnya
tidak material.
 Metode Cadangan
Untuk metode cadangan penaksiran jumlah piutang yang tidak dapat ditagih
dilakukan pada akhir periode ketika perusahaan akan menyusun laporan keuangan untuk
digunakan pada periode tersebut. Ada dua dasar yang biasa digunakan untuk menentukan
jumlah kerugian piutang tak tertagih, yaitu:
a. Pendekatan Laporan Laba
Pada pendekatan ini, perhitungan taksiran piutang tak tertagih mendasarkan
pada penjualan selama satu periode pelaporan. Untuk memperoleh jumlah taksiran
biasanya dilakukan dengan cara mengalikan prosentase tertentu, dengan jumlah
penjualan pada periode tersebut.
Untuk memperoleh prosentase piutang tak tertagih dengan menggunakan cara
menghitung perbandingan piutang yang tak tertagih atau yang dihapus dengan jumlah
penjualan tahun lalu kemudian tinggal disesuaikan dengan periode yang berjalan.
Secara logika piutang tak tertagihmuncul karena penjualan kredit, oleh karena itu
akan lebih baik jika piutang tak tertagih dihitung dengan menggunakan dasar
penjualan kredit. Namun pada praktiknya pemisahan antara penjualan kredit dan debit
dapat menimbulkan pekerjaan tersendiri, maka untuk praktisnya prosentase piutang
tak tertagih bisa menggunakan dasar jumlah penjualan periode berjalan.

Contoh: Penjualan kredit tahun 2013 adalah Rp 20juta. Berdasarkan pada pengalaman tahun-
tahun sebelumnya manajemen menaksir risiko piutang tak tertagih adalah 5% dari jumlah
penjualan kredit, sehingga biaya piutang tak tertagih untuk tahun 2013 adalah Rp 1 juta (5%
x 20 juta). Jurnal penyesuaian untuk mencatat taksiran tersebut. pada akhir tahun 2013
adalah:

Pendekatan laporan laba tidak memperhatikan saldo rekening cadangan


piutang tak tertagih sebelum penyesuaian, meskipun mungkin ada sisa saldo pada
rekening cadangan piutang tak tertagih yang berasal dari periode sebelumnya.

b. Pendekatan neraca atau laporan posisi keuangan


Pada pendekatan ini, cadangan piutang tak tertagih ditentukan dari saldo
piutang akhir periode. Cara perhitungan yang bisa dilakukan ada 3 cara yaitu (a)
Jumlah taksiran piutang tak tertagih dinaikan sampai prosentase tertentu dari saldo
piutang akhir periode, (b) taksiran piutang tak tertagih ditambah dengan prosentase
tertentu dari saldo piutang, dan (c) jumlah taksiran piutang tak tertagih dinaikkan
hingga suatu jumlah yang dihitung dengan menganalisa umur piutang.

 Jumlah taksiran piutang tak tertagih dinaikan sampai prosentase tertentu dari saldo
piutang akhir periode. Untuk memperoleh cadangan piutang tak tertagih yaitu
dengan mengalikan prosentase tertentu terhadap saldo piutang akhir periode,
setelah itu hasil perhitungan tadi dikurangi atau ditambah dengan saldo rekening
piutang tak tertagih. Misalkan pada 31 Des 2013 rekening piutang sebesar 20 juta
dan rekening cadangan piutang tak tertagih menunjukkan saldo kredit sebesar
250.000.

Prosentase piutang tak tertagih ditetapkan sebesar 5% dari saldo piutang. Maka
jumlah yang akan dicatat pada jurnal adalah sebesar 1.000.000 (5%x20 juta)
dikurangi jumlah sisa saldo pada rekening cadangan piutang tak tertagih (250.000)
yaitu 750.000, dengan jurnal sebagai berikut.

Metode ini menghubungkan cadangan piutang tak tertagih dengan saldo


piutang yang ada sehingga menunjukkan jumlah piutang yang diharapkan dapat
ditagih. Tapi jika melihat dari sudut pandang laporan laba rugi maka metode tidak
dapat menunjukkan berapa taksiran piutang tak tertagih yang sebenarnya untuk
periode ini, karena dalam perhitungannya dipengaruhi oleh perhitungan cadangan
piutang tak tertagih periode sebelumnya.

 Jumlah cadangan dinaikkan sesuai perhitungan analisa umur piutang. Metode ini
membutuhkan penelusuran dengan seksama rekening-rekening pembantu piutang
dari masing-masing individu atau pelanggan yang kemudian dikelompokkan
menjadi dua, yaitu yang belum menunggak dan yang menunggak atau melebihi
jangka waktu kredit. Selanjutnya rekening individu dan pelanggan menunggak
kembali digolongkan berdasarkan jangka waktu tunggakannya, misalnya kurang
dari satu bulan, lalu satu hingga dua bulan dan seterusnya. Setelah
pengelompokkan berdasar umur tunggakan maka langkah selanjutnya adalah
menentukan besaran prosentase dari masing-masing umur tunggakan atau piutang
yang tak tertagih.
 Contoh penaksiran kerugian piutang tak tertagih

PT. ASTUTI melaporkan pada akhir tahun 2006, 2007 dan 2008 tentang:

Keterangan 2006 2007 2008


Penjualan kredit (net) Rp 2.000.000 Rp 3.000.000 Rp 2.500.000
Piutang dagang (31 Desember) Rp 1.000.000 Rp 1.500.000 Rp 1.200.000

Taksiran Kerugian Piutang dari 2% dari Penjualan Kredit Bersih

Periode Perhitungan Kerugian piutang Cadangan kerugian


Akhir tahun 2006 2% x Rp 2.000.000 Rp 40.000 Rp 40.000
Akhir tahun 2007 2% x Rp 3.000.000 Rp 60.000 Rp 100.000
Akhir tahun 2008 2% x Rp 2.500.000 Rp 50.000 Rp 150.000

Taksiran Kerugian piutang dari 10% dari saldo piutang dagang

Periode Perhitungan Cadangan kerugian Kerugian piutang


Akhir tahun 2006 10% x Rp 1.000.000 Rp 100.000 Rp 100.000
Akhir tahun 2007 10% x Rp 1.500.000 Rp 150.000 50.000
Akhir tahun 2008 10% x Rp 1.200.000 Rp 120.000 -30.000

2006 Bad Debt expense 40.000


     Allowance for bad debt 40.000
2007 Bad Debt expense 60.000
     Allowance for bad debts 60.000
2008 Bad Debt expense 50.000
     Allowance for bad debt 50.000

 PENCATATAN DENGAN PENDEKATAN LAPORAN LABA-RUGI


Bila penaksiran berdasarkan jumlah penjualan maka jumlah cadangan kerugian yang
akan dilaporkan ditentukan sebesar jumlah taksirannya ditambah dengan sadlo cadangan
yang masih ada. Contoh : Jurnal cadangan kerugian piutang Jurnal Taksiran kerugian
piutang dari Penjualan kredit bersih

 PENCATATAN DENGAN PENDEKATAN NERACA


Bila penaksiran berdasarkan saldo piutang maka jumlah cadangan kerugian yang
akan dilaporkan ditentukan sebesar jumlah taksirannya, sehingga ada dua kemungkinan
yaitu apakah saldo cadangan yang masih ada lebih kecil atau lebih besar dari jumlah
taksiran tersebut.
a. Bila cadangan sekarang lebih besar dari saldo cadangan yang ada berarti cadangan
Kurang maka harus ditambah jurnalnya:
Bad Debt Expense                 xxx
       Allowance for bad debts          xxx
b. Bila cadangan saekarang lebih kecil dari saldo cadangan yang ada berarti cadangan
Lebih maka harus dikurangi jurnalnya:
Allowance for bad debts     xxx
       Bad Debt Expense               xxx

Jurnal Taksiran kerugian piutang dari saldo Piutang dagang

2006 Bad Debt expense 100.000


     Allowance for bad debt 100.000
2007 Bad Debt expense 50.000
     Allowance for bad debts 50.000
2008 Allowance for bad debt 30.000
     Bad Debt expense 30.000

Lembar kerja siswa

1. Pelaporan piutang biasanya dinilai dari jumlah yang akan diterima. Jumlah ini belum
tentu sama dengan jumlah yang tercantum sebagai piutang secara formal. Biasanya
perusahaan akan membentuk suatu dana yang disebut “Penyisihan Piutang Tak
Tertagih.”
Berikut ini contoh penyajian piutang dalam Neraca. (baca: penyisihan piutang tak tertagih di
neraca)

Piutang usaha Rp. 10.000.000

Penyisihan piutang tak tertagih (Rp. 100.000)

Piutang usaha netto Rp. 9.900.000

Ada 2 cara untuk menaksir jumlah penyisihan piutang tak tertagih menurut akuntansi sebagai
sistem informasi, yaitu berdasarkan saldo piutang yang terdiri dari saldo piutang rata rata dan
analisis umur piutang serta berdasarkan saldo penjualan.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.muttaqin.id/2018/09/konfirmasi-saldo-piutang-contoh-soal-jenis-
konfirmasi.html
https://dosenakuntansi.com/metode-penghapusan-piutang-tak-tertagih

Anda mungkin juga menyukai