Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“Konsep Dan Makna Media Komunikasi Untuk Keperluan


Pembelajaran Akuntansi”

DOSEN PENGAMPU :

Dra. EFFI ASWITA LUBIS, MPd, Msi


RINI HERLIANI,SE.,Msi,AK,CA

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 2

MARRYSABELL NATALITA SITEPU (7193342026)


RAMANIA STHEFANY ROLENTA PARHUSIP (7193342024)
MARTA THERESIA NAPITUPULU (7191142009)
NINA YURIKE SIMANJUNTAK (7193342021)

JURUSAN PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kami kesempatan dalam menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Terimakasih kami
ucapkan kepada Ibu selaku dosen pengampu mata kuliah Media Pembelajaran.

Selaku manusia biasa kami menyadari dalam tugas ini terdapat kekurangan dan
kekeliruan yang tidak disengaja.Oleh karena itu kami membutuhkan kritik dan saran. Kami
harap tugas ini dapat bermanfaat bagi semua. Khususnya mata kuliah Media Pembelajaran
jurusan Pendidikan akuntansi di Universitas Negeri Medan.

Medan, 20 Agustus 2021

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...............................................................................................................ii


Daftar Isi ........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...............................................................................................1
C. Tujuan Makalah ..................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Media Komunikasi Untuk Keperluan Pembelajaran Akuntansi ...........2
B. Makna Media Komunikasi Untuk Keperluan Pembelajaran Akuntansi ............9

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ........................................................................................................17
B. Saran ..................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA

iii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Komunikasi sebagai ilmu. Struktur ilmu (pengetahuan) mencakup aspek
epistemologis, ontologis, aksiologis. Sedangkan komunikasi pendidikan dapat
diartikan sebagai komunikasi yang terjadi dalam suasana pendidikan. Dengan
demikian komunikasi pendidikan merupakan proses perjalanan pesan atau
informasi yang merambah bidang atau peristiwa-peristiwa pendidikan. Dalam
lingkup ini komunikasi tidak lagi bebas tetapi dikendalikan dan dikondisikan
untuk tujuan-tujuan pendidikan.
Dalam dunia pendidikan, komunikasi menjadi kunci yang cukup determinan
dalam mencapai tujuan. Betapa pun pandai dan luas pengetahuan seorang guru
kalau tidak mampu mengkomunikasikan pikiran, pengetahuan dan wawasannya
tentu tidak akan mampu memberikan transformasi pengetahuannya pada para
siswanya.
Sedangkan media komunikasi merupakan medium yang berguna sebagai
perantara yang mengantar informasi dari sumber dan penerima. Contoh dari
media komunikasi diantaranya, televisi, film, radio, foto, rekaman audio, gambar
yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan.
Sedangkan media komunikasi dalam pendidikan dan pembelajaran
diantaranya, media berbasis manusia, media berbasis cetakan, media berbasis
visual, media berbasis Audio-Visual, media berbasis computer, dan pemanfaatan
perpustakaan sebagai sumber belajar. (Azhar Arsyad, 2002:3).
Dengan melihat betapa pentingnya posisi media komunikasi dalam dunia
pendidikan, maka tuntutan untuk menindaklanjuti pengetahuan dalam aspek
manfaatnya sangat banyak diantaranya melalui penelitian, artikel, makalah, paper.
Apapun tulisan ini sebagai salah satu aspek dalam penelitian hanya memfokuskan
pada manfaat media komunikasi dalam pendidikan dan pengajaran.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Konsep Media Komunikasi Untuk Keperluan Pembelajaran Akuntansi?
2. Apa Makna Media Komunikasi Untuk Keperluan Pembelajaran Akuntansi ?

C. Tujuan Makalah
1. Untuk Mengetahui Konsep Media Komunikasi Untuk Keperluan Pembelajaran
Akuntansi
2. Untuk Memahami Makna Media Komunikasi Untuk Keperluan Pembelajaran
Akuntansi
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Media Komunikasi Untuk Keperluan Pembelajaran Akuntansi

 PEMBELAJARAN SEBAGAI PROSES KOMUNIKASI


Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang melibatkan seseorang dalam upaya
memperoleh pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai positif dengan memanfaatkan berbagai sumber
untuk belajar. Pembelajaran dapat melibatkan dua pihak yaitu siswa sebagai pembelajar dan
guru sebagai fasilitator. Yang terpenting dalam kegiatan pembelajaran adalah terjadinya proses
belajar (learning process). Sebab sesuatu dikatakan hasil belajar kalau memenuhi beberapa ciri
berikut : (1) belajar sifatnya disadari, dalam hal ini siswa merasa bahwa dirinya sedang belajar,
timbul dalam dirinya motivasi- motivasi untuk memiliki pengetahuan yang diharapkan sehingga
tahapan-tahapan dalam belajar sampai pengetahuan itu dimiliki secara permanen (retensi) betul-betul
disadari sepenuhnya. (2) hasil belajar diperoleh dengan adanya proses, dalam hal ini pengetahuan
diperoleh tidak secara spontanitas, instant, namun bertahap (sequensial). Seorang anak bisa
membaca tentu tidak diperoleh hanya dalam waktu sesaat namun berproses cukup lama,
kemampuan membaca diawali dengan kemampuan mengeja, mengenal huruf, kata dan kalimat.
Seseorang yang tiba-tiba memiliki kecakapan seperti lari dengan kecepatan tinggi karena akibat
doping, bukanlah hasil dari kegiatan belajar, namun efek dari obat atau zat kimia yang
dikonsumsinya. (3) Belajar membutuhkan interaksi, khususnya interaksi yang sifatnya manusiawi.
Seorang siswa akan lebih cepat memiliki pengetahuan karena bantuan dari guru, pelatih ataupun
instruktur. Dalam hal ini terjadi komunikasi dua arah antara siswa dan guru.
Kaitannya bahwa belajar membutuhkan interaksi, hal ini menunjukan bahwa proses
pembelajaran merupakan proses komunikasi, artinya didalamnya terjadi proses penyampaian
pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan),
Kemp (1975:15) menggambarkan proses komunikasi sebagai berikut :

Source of Message Message received Destinantion of


Message Encode and decoded Message
channel

Pesan yang dikirimkan biasanya berupa informasi atau keterangan dari pengirim (sumber) pesan.
Pesan tersebut diubah dalam bentuk sandi- sandi atau lambang-lambang seperti kata-kata, bunyi-
bunyi, gambar dan sebagainya. Melalui saluran (channel) seperti radio, televisi, OHP, film, pesan
diterima oleh si penerima pesan melalui indera (mata dan telinga) untuk diolah, sehingga pesan
3

yang disampaikan oleh penyampai pesan dapat diterima dan dipahami oleh si penerima pesan.
Lihatlah gambar di bawah ini :

Komponen Komunikasi

7 Gangguan dan Hambatan (Noise and Barrier)

1 Komunikator/ 2 Pesan/ 3 Saluran/


comunicator message channel

Komunikan/
Penerima
5Balikan/ Feed Back 4 Pesan

6 Gangguan dan Hambatan (Noise and Barrier)

Berdasarkan gambar di atas menunjukan bahwa komunikasi merupakan sebuah sistem yang
didalamnya terdapat beberapa komponen yang terlibat, diantaranya komunikator, komunikan,
channel, message, feed back dan noise /barier. Pesan yang disampaikan oleh komunikator
diteruskan oleh saluran atau channel sampai ke komunikan sebagai penerima pesa. Dipahami
atau tidaknya sebuah pesan oleh komunikan tergantung dari feed back yang diberikan oleh
komunikan. Feedback positif menunjukan bahwa pesan dipahami dengan baik, sebaliknya
feedback negatif menunjukan pesan mungkin saja tidak dipahami dengan benar. Untuk membantu
penyampaian pesan ini diperlukan saluran berupa media pembelajaran. Faktor yang dapat
menyebabkan pesan tidak dipahami dengan baik karena adanya noise dan barier atau hambatan
dan gangguan, noise ini dapat dialami oleh komunikator, bisa terjadi pada komunikan , pada pesan
juga pada channel. Misalnya siswa tidak mengerti apa yang dijelaskan guru karena kondisi perut
sedang sakit, berarti gangguan ada pada komunikan, siswa tidak menerima materi dengan jelas
karena saat itu sedang ada pembangunan sehingga suasana berisik mengganggu pendengaran, hal
ini salurannya yang terganggu. Guru tidak entusias, tidak bergairah dalam mengajar sehingga
4

siswa kurang mengerti apa yang diterangkan gurunya karena guru teresebut sedang ada masalah
keluarga, hal ini gangguan pada komunikator.

Selain faktor-faktor tersebut, terdapat juga beberapa faktor yang dapat mempengaruhi efektivitas
sebuah komunikasi, baik faktor yang terjadi pada pengirim maupun pada penerima pesan. Ishak
(1995:3) menjelaskan diantaranya :
1. Kemampuan berkomunikasi penyampai pesan seperti kemampuan bertutur dan berbahasa dan
kemampuan menulis. Sedangkan faktor dari penerima pesan diantaranya kemampuan untuk
menerima dan menangkap pesan seperti mendengar, melihat, dan menginterpretasikan
pesan.
2. Sikap dan pandangan penyampai pesan kepada penerima pesan dan sebaliknya. Misalnya , rasa
benci, pandangan negatif, prasangka, merendahkan satu diantara kedua belah pihak, sehingga
akan menimbulkan kurangnya respon terhadap isi psan yang disampaikan.
3. Tingkat pengetahuan baik penerima maupun penyampai pesan. Sumber pesan yang kurang
memahami informasi yang ingin dicapai akan mempengaruhi gaya dan sikap dalam proses
penyampai pesan. Sebaliknya, penerima pesan yang kurang mempunyai pengetahuan dan
pengalaman terhadap informasi yang disampaikan tidak akan mempu mencerna informasi
dengan baik.
4. Latar belang sosial budaya dan ekonomi penyampai pesan serta penerima pesan.
Ketanggapan penerima pesan dalam merespon informasi tergantung dari siapa dan
oleh siapa pesan itu disampaikan.

Berdasarkan uraian di atas, jelas tergambar bahwa media merupakan bagian dari proses
komunikasi. Baik buruknya sebuah komunikasi ditunjang oleh penggunaan saluran dalam
komunikasi tersbut. Saluran / channel yang dimaksud di atas adalah media. Karena pada dasarnya
pembelajaran merupakan proses komunikasi, maka media yang dimasuk adalah media
pembelajaran.

 KEDUDUKAN MEDIA DALAM SISTEM PEMBELAJARAN


Sebelum membahas tentang sistem pembelajaran, kita pahami terlebih dahulu kata sistem.
Sistem adalah suatu totalitas yang terdiri dari sejumlah komponen atau bagian yang saling
berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Pembelajaran dikatakan sebagai
sistem karena didalamnya mengandung komponen yang saling berkaitan untuk mencapai suatu
tujuan yang telah ditetapkan. Komponen – komponen tersebut meliputi : tujuan, materi,
metode, media dan evaluasi. Masing-masing kompone saling berkaitan erat merupakan satu
kesatuan. Untuk lebih memahami sistem pembelajaran lihatlah gambar di bawah ini :
5

TUJUAN MATERI

PEMBELAJARAN
METODE

MEDIA

Proses perancangan pembelajaran selalu diawali dengan perumusan tujuan instruksional


khusus sebagai pengembangan dari tujuan instruksional umum. Dalam kurikulum 2006 perumusan
indikator selalu merujuk pada kompetensi dasar dan kompetensi dasar selalu merujuk pada standar
kompetensi. Usaha untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran dibantu oleh penggunaan alat
bantu pembelajaran yang tepat dan sesuai karakteristik komponen penggunannya. Setelah itu
guru menentukan alat dan melaksansakannya evaluasi. Hasil dari evaluasi dapat menjadi bahan
masukan atau umpan balik kegiatan yang telah dilaksanakan. Apabila ternyata hasil belajar siswa
rendah, maka kita mengidentifikasi bagian-bangain apa yang mengakibatkannya. Khususnya
dalam penggunaan media, maka perlu melihat bagaimana efektivitas apakah yang menjadi faktor
penyebabnya.

 PENGERTIAN MEDIA
Sebelum kita membahas lebih jauh mengenai media, baiklah kita simak dulu pengertiannya.
Kata “media” berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium”. Secara
harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Akan tetapi sekarang kata tersebut
digunakan, baik untuk bentuk jamak maupun mufrad. Kemudian telah banyak pakar dan juga
organisasi yang memberikan batasan mengenai pengertian media. Beberapa diantaranya
mengemukakan bahwa media adalah sebagai berikut :

 Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Jadi media
adalah perluasan dari guru (Schram, 1977).
 Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat
kerasnya (NEA, 1969).
 Alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar (Briggs, 1970).
 Segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan (AECT, 1977).
6

 Berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk
belajar (Gagne, 1970).
 Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar (Miarso, 1989).

Menurut Heinich, (1993) media merupakan alat saluran komunikasi. Media berasal dari bahasa
Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata "medium" yang secara harfiah berarti "perantara"
yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima pesan (a receiver). Heinich
mencontohkan media ini seperti film, televisi, diagram, bahan tercetak (printed materials),
komputer, dan instruktur. Contoh media tersebut bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran
jika membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Heinich juga
mengaitkan hubungan antara media dengan pesan dan metode (methods).

Selain pengertian media yang telah diuraikan di atas, masih terdapat pengertian lain yang
dikemukakan oleh beberapa ahli. Coba Anda perhatikan beberapa pengertian media
pembelajaran berikut ini.
1. Teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk
keperluan pembelajaran (Schramm, 1977).
2. Sarana fisik untuk menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti buku, film, video, slide,
dan sebagainya. (Briggs, 1977).
3. Sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang dengar, termasuk teknologi
perangkat kerasnya (NEA, 1969).

Media pembelajaran selalu terdiri atas dua unsur penting, yaitu unsur peralatan atau
perangkat keras (hardware) dan unsur pesan yang dibawanya (message/software). Dengan
demikian perlu sekali Anda camkan, media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan
pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang
dibawakan oleh media tersebut.
Perangkat lunak (software) adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan
kepada siswa, sedangkan perangkat keras (hardware) adalah sarana atau peralatan yang digunakan
untuk menyajikan pesan/bahan ajar tersebut. Untuk lebih jelasnya, sebaiknya perhatikan contoh
sederhana berikut ini : Pesawat televisi yang tidak mengandung pesan/bahan ajar belum bisa
disebut media pembelajaran, itu hanya peralatan saja atau perangkat keras saja. Agar dapat disebut
sebagai media pembelajaran maka pesawat televisi tersebut harus mengandung informasi atau pesan
atau bahan ajar yang akan disampaikan. Ada pengecualian, apabila Anda misalnya saja
menggunakan pesawat televisi sebagai alat peraga untuk menerangkan tentang komponen-
komponen yang ada dalam pesawat televisi dan cara kerjanya, maka pesawat televisi yang Anda
gunakan tersebut dapat berfungsi sebagai media pembelajaran.
7

Dari berbagai pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa (a) media pembelajaran
merupakan wadah dari pesan, (b) materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, (c)
tujuan yang ingin dicapai ialah rposes pembelajaran. Selanjutnya penggunaan media secara kreatif
akan memperbesar kemungkinan bagi siswa untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang
dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan penampilan dalam melakukan keterampilan sesuai
dengan yang menjadi tujuan pembelajaran.
Pada awal sejarah pembelajaran, media hanyalah merupakan alat bantu yang dipergunakan
oleh seorang guru untuk menerangkan pelajaran. Alat bantu yang mula-mula digunakan adalah alat
bantu visual, yaitu berupa sarana yang dapat memberikan pengalaman visual kepada siswa, antara
lain untuk mendorong motivasi belajar, memperjelas dan mempermudah konsep yang abstrak, dan
mempertinggi daya serap atau retensi belajar. Kemudian dengan berkembangnya teknologi,
khususnya teknologi audio, pada pertengahan abad ke-20 lahirlah lat bantu audio visual yang terutama
menggunakan pengalaman yang kongkrit untuk menghindari verbalisme. Dalam usaha
memanfaatkan media sebagai alat bantu, Edgar Dale mengadakan klasifikasi menurut tingkat
dari yang paling kongkrit ke yang paling abstrak.

Gambar Kerucut Pengalaman Edgar Dale

Klasifikasi tersebut kemudian dikenal dengan nama “kerucut pengalaman” dari Edgar Dale
dan pada saat itu dianut secara luas dalam menentukan alat bantu yang paling sesuai untuk
pengalaman belajar.

Pada akhir tahun 1950 teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan media, sehingga
fungsi media selain sebagai alat bantu juga berfungsi sebagai penyalur pesan. Kemudian dengan
masuknya pengaruh teori tingkah laku dari B.F. Skinner, mulai tahun 1960 tujuan belajar bergeser
8

ke arah perubahan tingkah laku belajar siswa, karena menurut teori ini membelajarkan orang
adalah merubah tingkah lakunya. Pembelajaran terprogram (pengajaran berprograma) adalah
merupakan produk dari aliran Skinner ini.
Pada tahun 1965 pengaruh pendekatan sistem mulai memasuki khazanah pendidikan dan
pembelajaran. Hal tersebut mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam
proses pembelajaran.

Perencanaan dan pengembangan pembelajaran dilaksanakan secara sistemik berdasarkan


kebutuhan dan karakteristik siswa, serta di arahkan kepada perubahan tingkah laku sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai. Dari sini kemudian berkembang suatu konsep pendekatan sistem,
dan memanfaatkan media. Perkembangan media pembelajaran memang mengikuti perkembangan
teknologi pendidikan. Apabila ditelaah lebih lanjut, berkembangnya paradigma dalam teknologi
pendidikan mempengaruhi perkembangan media pembelajaran, adalah sebagai berikut
:
a.Dalam paradigma pertama, media pembelajaran sama dengan alat peraga audio visual yang
dipakai oleh instruktur untuk melaksanakan tugasnya.
b.Dalam paradigma kedua, media dipandang sebagai sesuatu yang dikembangkan secara sistemik
serta berpegang kepada kaidah komunikasi.
c.Dalam paradigma ketiga, media dipandang sebagai bagian integral dalam sistem pembelajaran
dan karena itu menghendaki adanya perubahan pada komponen-komponen lain dalam
proses pembelajaran.
d.Media pembelajaran, dalam paradigma keempat, lebih dipandang sebagai salah satu sumber
yang dengan sengaja dan bertujuan dikembangkan dan atau dimanfaatkan untuk keperluan belajar.

Kita sekarang berada dalam suatu era informasi, yang ditandai dengan tersedianya informasi
yang makin banyak dan bervariasi, tersebarnya informasiyang makin meluas dan seketika, serta
tersajinya informasi dalam berbagai bentuk dalam waktu yang singkat. Media telah mempengaruhi
seluruh aspek kehidupan, walaupun dalam derajat yang berbeda-beda. Di negara-negara yang
telah maju media telah mempengaruhi kehidupan hampir sepanjang waktu jaga. Bahkan seorang
arsitek Amerika terkemuka, Buckminster Fuller dalam Haney & Ulmer, menyatakan bahwa media
adalah orang tua ketiga (guru adalah orang tua kedua). Di indonesia kecenderungan ke arah itu
sudah mulai tampak, dengan telah diudarakannya oleh pihak swasta “Televisi Pendidikan” mulai
tahun 1991, yang disiarkan ke seluruh pelosok tanah air.
Dengan konsepsi yng makin mantap, fungsi media dalam kegiatan pembelajaran tidak hanya
sekedar alat bantu guru, melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran yang
sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan demikian seorang guru dapat memusatkan tugasnya
pada aspek-aspek lain seperti pada kegiatan bimbingan dan penyuluhan individual dalam kegiatan
pembelajaran.
9

B. Makna Media Komunikasi Untuk Keperluan Pembelajaran Akuntansi

 Unsur-Unsur Komunikasi

Di dalam komunikasi, terdapat unsur – unsur yang saling berhubungan erat


agar proses komunikasi tersebut dapat berjalan. Unsur – unsur tersebut antara lain
1. Harus ada suatu sumber
Yaitu seorang komunikator yang mempunyai sejumlah kebutuhan, ide atau
informasi untuk diberikan. Di dalam pendidikan, komunikastor diibaratkan
seorang guru, dosen, instruktur, pelatih, atau tenaga pengajar.

2. Ada suatu maksud yang hendak dicapai.


Kenyataan tersebut disadari sangatlah penting karena komunikasi
bertujuan untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang-orang baik secara
individu maupun kelompok di dalam suatu organisasi. Apabila dalam
komunikasi tidak ada maksud dan tujuannya, maka komunikasi tersebut sangat
sulit terjadi dan hanya menjadi suatu omong kosong belaka. Suatu maksud
dalam proses komunikasi menyebabkan komuniasi dapat berjalan lancar dan
tidak lancar.
Komunikasi berjalan lancar apabila diantara pelaku komunikasi terdapat
kesaling sinkronisasian yang berimbas keduanya merasakan kepuasan dari
proses komunikasi yang dilakukannya. Contoh dalam suatu kegiatan
pembelajaran, seorang instruktur atau guru merasa puas setelah menyajikan
materi dan begitupun siswa merasa puas dan mengerti akan materi yang telah
disampaikan oleh gurunya. Hal ini bisa terjadi apabila antara guru dengan
siswa terdapat saling pemahaman dan saling pengertian diantara maksud dari
komu nikasi tersebut. Komunikasi juga dapat tidak lancar atau dianggap gagal
apabia antara komunikator dengan komunikan tidak terjadi kesaman
pemahaman dan tidak adanya kesaling pengertian akan maksud dari
komunikasi itu. Contoh dalam proses pembelajaran misalnya instruktur atau
guru telah memberikan materi namun siswanya sama sekali tidak mengerti
dengan materi yang disampaikan instruktur atau guru tersebut. Hal ini bisa
terjadi apabila maksud dari komunikasi tersebut tidak jelas.
Namun, dalam setiap pembelajaran, harus terdapat maksud dari
komunikasi. Di dalam pendidikan atau proses pembelajaran, maksud dari suatu
komunikasi dilihat dari tujuan proses pembelajaran tersebut.
10

3. Ada pesan atau informasi


Pesan atau isi dalam suatu bentuk diperlukan untuk menyatakan fakta,
perasaan, atau ide yang dimaksud untuk membangkitkan respon dipihak
orang-orang kepada siapa pesan atau berita itu ditujukan. Tanpa adanya
pesan atau informasi, maka maksud dari komunikasi tidak akan tersampaikan
karena tidak adanya materi yang akan disampakan. Selain itu, Mc. Leod
(1997) juga mengemukakan bahwa suatu informasi yang berkualitas harus
memiliki ciri – ciri sebagai berikut.
Akurat, artinya inforasi mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Tepat waktu, artinya informasi itu tersedia pada saat informasi itu
diperlukan
Relevan, artinya informasi yang diberikan harus sesuai dengan yang
dibutuhkan.
Lengkap, artinya informasi harus diberikan secara lengkap. Apabila tidak
lengkap maka kemungkinan akan terjadi kesalahpahaman.

4. Ada media atau suatu saluran yang menghubungkan sumber berita dengan
penerima berita. Apabila tidak ada media atau saluran ini, maka informasi
atau pesan yang dimiliki tidak akan tersampaikan. Media yang baik adalah
media yang dapat menyampaikan pesan dan maksud dari komunikator
kepada komunikan. Berhubungan dengan media, maka komunikasi ini dibagi
menjadi dua hal, yaitu komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung.
Dalam komunikasi langsung (direct communication), antara komunikator
dengan komunikan terjadi proses komunikasi secara tatap muka langsung.
Sedangkan dalam komunikasi tidak langsung (indirect communication),
antara pelaku komunikasi tidak terjadi tatap muka secara langsung
melaingkan dalam tempat yang berbeda. Komunikasi ini menggunakan
media – media yang cukup canggih seperti handphone, internet, dll.

5.Ada komunikasi atau penerima berita.


Apabila keempat unsur komunikasi diatas terpenuhi, namun unsur
kelima ini tidak terpenuhi, maka komunikasi sangat tidak akan mungkin
berjalan. Apabila komunikasi telah berjalan, maka ada umpan balik atau
respon dipihak komunikan. Umpan balik memungkinkan sumber berita untuk
mengetahui apakah berita itu telah diterima dan diinterprestasikan dengan
betul atau tidak. Dari komunikasi ini, terbagi menjadi tiga bentuk yaitu, komunikasi
yang dilakukan antar individu dengan individu, komunikasi antar kelompok
11

dengan kelompok, dan komunikasi anatar individu dengan kelompok.

 Fungsi Komunikasi
Sesuai dengan tujuan dari komunikasi, maka dalam suatu organisasi
komunikasi mempunyai beberapa fungsi. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh
Maman Ukas, bahwa fungsi komunikasi adalah :
1. Fungsi informasi
Dengan melalui komunikasi maka apa yang ingin disampaikan oleh pihak
berkepentingan dengan klaiennya dapat tersalurkan seperti kelompok
bisnis dengan rekanan bisnisnya, atau antar komponen yang ada di sekolah
(guru dengan siswa) baik itu dilakukan dalam bentuk lisan ataupun tertulis
terkait menyampaikan ide dan gagasannya.
2. Fungsi komando akan perintah
Fungsi komando akan perintah tentunya berkaitan dengan kekuasaan, di
mana kekuasaan seseorang orang adalah hak untuk memberi perintah
kepada bawahan di mana para bawahan tunduk dan taat dan disiplin dalam
menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. Suatu perintah akan
berisikan aba-aba untuk pelaksanaan kerja yang harus dipahami dan
dimengerti serta yang dijalankan oleh bawahan. Dengan perintah terjadi
hubungan atasan dan bawhaan sebagai yang diberikan tugas.
3. Fungsi mempengaruhi dan penyaluran
Dalam fungsi pengaruh berarti memasukan unsur-unsur yang meyakinkan
dari pada atasan baik bersifat motivasi maupun bimbingan, sehingga
bawahan merasa berkewajiban harus menjalankan pekerjaan atau tugas
yang harus dilaksanakannya. Dan dalam mempengaruhi bahwa
komunikator harus luwes untuk melihat situasi dan kondisi di mana
bawahan akan diberikan tugas dan tanggung jawab, sehingga tidak merasa
bahwa sebenarnya apa yang dilakukan bawahannya itu merupakan beban,
ia akan merasakan tugas dan tanggung jawab.
4. Fungsi integrasi
Pada fungsi integrasi bahwa organisasi sebagai suatu sistem harus
berintegrasi dalam satu total kesatuan yang saling berkaitan dan semua urusan
satu sama lain tak dapat dipisahkan, oleh karena itu orang-orang yang berada
dalam suatu organisasi atau kelompok merupakan suatu kesatuan sistem, di
mana seseorang itu akan saling berhubungan dan saling memberikan pengaruh
kepada satu sama lain dalam rangka terciptanya suatu proses komunikasi untuk
mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan.Fungsi integrasi dimaksudkan
12

untuk menyatukan ide dan gagasan agar terjadi kesepakatan untuk


mengegolkan tujuan tertentu.
5. Komunikasi dalam pembelajaran
Dalam melaksanakan suatu program pendidikan, aktivitas menyebarkan,
menyampaikan gagasan-gagasan dan maksud-maksud kepada siswa sangatlah
penting. Proses komunikasi dalam menyampaikan suatu tujuan lebih dari pada
sekedar menyalurkan pikiran-pikiran atau gagasan-gagasan dan maksudmaksud
secara lisan atau tertulis.

Komunikasi secara lisan pada umumnya lebih mendatangkan hasil dan


pengertian yang jelas dari pada secara tertulis. Namun, komunikasi ini
biasanya hanya bersifat sementara. Apalagi manusia adalah tempatnya lupa,
maka informasi atau pesan yang telah disampaikan bisa saja tidak dapat atau
sulit untuk diketahui kembali. Komunikasi jenis ini tergolong kepada
komunikasi aktif, dimana komunika dapat memberikan timbal balik secara
langsung apabila terjadi ketidakpahaman.

Komunikasi secara tertulis memang memberikan suatu dampak dimana


komunikan akan merasa kesulitan dalam memahami maksud dan tujan dari
informasi itu, namun komunikasi ini mempunyai dampak yang lama. Dan
apabila komunikan lupa dengan apa yang telah dipelajarai sebelumnya, maka
ia dapat mengulangi membaca informasi tersebut. Komunikasi ini tergolong
komunikasi tidak lagsung, artinya apabila komunikan tidak paham terhadap
materi tertulis tersebut, maka komunikan tidak dapat memberikan suatu umpan
balik secara langsung. namun dengan berkembangnya teknologi saat ini, maka
meskipun komunikasi berjalan secara tidak langsung, namun unpan balik dapat
diberikan secara cepat baik melalui telepon, e-mail, dll.

 Peran media dalam komunikasi dan pembelajaran


Kata media adalah kata jamak dari medium ,yang artinya perantara. Dalam
proses komunikasi,media merupakan satu dari empat komponen yang harus ada.
Komponen yang lain yaitu: sumber informasi, informasi, dan penerima informasi.
Seandainya satu dari empat komponen tersebut tidak ada, maka proses
komunikasi tidak mungkin terjadi.
Konsep sumber atau penerima informasi merupakan konsep relative. Di saat
tertentu orang dapat berperan sebagai sumber informasi, namun pada saat lain
(atau pada saat yang sama), bisa juga menjadi penerima informasi. Namun tidak
semua proses informasi berlangsung secara dua arah atau timbal balik semacam
ini (Swarna dkk, 2005:127.
Komunikasi memegang peranan penting dalam pengajaran. Agar
komunikasi antara guru dan siswa berlangsung baik dan informasi yang
13

disampaikan guru dapat diterima siswa, guru perlu menggunakan media


pembelajaran. Dalam konsep teknologi pendidikan,tugas media bukan hanya
sekedar mengkomunikasikan hubungan antar sumber (pengajar) dan si penerima
(si belajar), namun lebih dari itumerupakan bagian yang integral dan saling
mempunyai keterkaitan antara komponen yang satu dengan yang lainnya, saling
berinteraksi dan saling mempengaruhi (Asnawir dan M. Basiruddin Usman,
2002:7).
 Manfaat Media komunikasi dalam pendidikan dan pembelajaran
Adapun manfaat media komunikasi dalam pendidikan dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Memberikan Pengetahuan Tentang Tujuan Belajar
Pada permulaan pembelajaran, siswa perlu diberi tahu tentang
pengetahuan yang akan diperolehnya atau ketrampilan yang akan
dipelajarinya. Kepada siswa harus dipertunjukkan apa yang diharapkan
darinya, apa yang harus dapat ia lakukan untuk menunjukkan bahwa ia telah
menguasai bahan pelajaran dan tingkat kesulitan yang diharapkan.
Untuk pembelajaran dalam kawasan perilaku psikomotor atau kognitif,
media visual khususnya yang menampilkan gerak dapat mempertunjukkan
kinerja (performance) yanh harus dipelajari siswa. Dengan demikan dapat
menjadi model perilaku yang diharapkan dapat dipertunjukkannya pada
akhir pembelajaran.
2. Memotivasi Siswa
Salah satu peran yang umum dari media komunikasi adalah memotivasi
siswa. Tanpa motivasi, sangat mungkin pembelajaran tidak menghasilkan
belajar. Usaha untuk memotivasi siswa seringkali dilakukan dengan
menggambarkan sejelas mangkin keadaan di masa depan, dimana siswa
perlu menggunakan pengetahuan yang telah diperolehnya. Jika siswa
menjadi yakin tentang relevansi pembelajaran dengan kebutuhannya di
masa depan, ia akan termotivasi mengikuti pembelajaran.
Media yang sesuai untuk menggambarkan keadaan masa depan adalah
media yang dapat menunjukkan sesuatu atau menceritakan hal tersebut. Bila
teknik bermain peran digunakan (seperti lawak atau drama), pengalaman
yang dirasakan siswa akan lebih kuat. Film juga sering kali diproduksi dan
digunakan untuk tujuan motivasi dengan cara yang lebih alami.
3. Menyajikan Informasi
Dalam sistem pembelajaran yang besar yang terdiri dari beberapa
kelompok tantangan kurikulum yang sama, media seperti film dan televisi
dapat digunakan untuk menyajikan informasi. Guru kelas bebas dari tugas
mempersiapkan dan menyajikan pelajaran, ia dapat menggunakan energinya
kepada fungsi-fungsi yang lain seperti merencanakan kegiatan siswa,
mendiagnosa masalah siswa, memberikan konseling secara individual.
Ada tiga jenis variasi penyajian informasi:
(a) Penyajian dasar (basic), membawa siswa kepada pengenalan pertama
14

terhadap materi pembelajaran, kemudian dilanjutkan dengan diskusi,


kegiatan siswa atau “review” oleh guru kelas
(b) Penyajian pelengkap (supplementary), setelah penyajian dasar dilakukan
oleh guru kelas, media digunakan untuk mebawa sumber-sumber tambahan
ke dalam kelas, melakukan apa yang tidak dapat dilakukan di kelas dengan
cara apapun.
(c) Penyajian pengayaan (enrichment), merupakan informasi yang bukan
merupakan bagian dari tujuan pembelajara, digunakan karena memiliki nilai
motivasi dapat mencapai perubahan sikap dalam diri siswa.
4. Merangsang Diskusi
Kegunaan media untuk merangsang diskusi seringkali disebut sebagai
papan loncat, diambil dari bentuk penyajian yang relatif singkat kepada
sekelompok siswa dan dilanjutkan dengan diskusi.
Format media biasanya menyajikan masalah atau pertanyaan, sering kali
melalui drama atau contoh pengalaman manusia yang spesifik. Penyajian
dibiarkan terbuka (open-end), tidak ada penarikan kesimpulan atau saran
pemecahan masalah. Kesimpulan atau jawaban diharapkan muncul dari
siswa sendiri dalam interaksinya dengan pemimpin atau dengan sesamanya.
Penyajian media diharapkan dapat merangsang pemikiran, membuka
masalah, menyajikan latar belakang informasi dan memberikan fokus
diskusi. Film atau video sering kali digunakan untuk tujuan ini.
5. Mengarahkan Kegiatan Siswa
Pengarahan kegiatan merupakan penerapan dari metode pembelajaran
yang disebut metode kinerja (performance) atau metode penerapan
(application). Penekanan dari metode ini adalah pada kegiatan melakukan
(doing). Media dapat digunakan secara singkat atau sebentar-sebentar untuk
mengajak siswa mulai dan berhenti. Dengan kata lain program media
digunakan untuk mengarahkan siswa melakukan kegiatan langkah demi
langkah. Penyajian bervariasi, mulai dari pembelajaran sederhana untuk
kegiatan siswa seperti tugas pekerjaan rumah sampai pengarahan langkah
demi langkah untk percobaan laboratorium yang kompleks. Permainan
merupakan metode pembelajaran yang sangat disukai khususnya bagi siswa
sekolah menengah, memiliki nilai motivasional yang tinggi, melibatkan
siswa lebih baik daripada metode pembelajaran yang lain.
6. Pelaksanakan Latihan Dan Ulangan
Penyajian latihan adalah proses mekanis murni dan dapat dilakukan
dengan sabar dan tak kenal lelah oleh media komunikasi, khususnya oleh
media yang dikelola komputer. Laboratorium bahasa juga salah satu contoh
media yang digunakan untuk pengulangan dan latihan. Dalam belajar
keterampilan, apakah itu bersifat kognitif atau psikomotor.
Pengulangan respons-respons dianggap sangat penting untuk kemajuan
kecepatan dan tingkat kemahiran. Istilah “drill” digunakan untuk jenis
respons yang lebih sederhana seperti menerjemahkan kata-kata asing.
15

“Practice” biasanya berhubungan dengan kegiatan yang lebih kompleks


yang membutuhkan koordinasi dari beberapa keterampilan dan biasanya
merupakan penerapan pengetahuan, misalnya latihan olahraga tim atau
individual, memecahkan berbagai bentuk masalah
7. Menguatkan Belajar
Penguatan seringkali disamakan dengan motivasi, atau digolongkan dalam
motivasi. Penguatan adalah kepuasan yang dihasilkan dari belajar, dimana
cenderung meningkatkan kemungkinan siswa merespon dengan tingkah
laku yang diharapkan, setelah diberikan stimulus. Penguatan paling efektif
diberikan beberapa saat setelah respon diberikan. Karena itu harus
terintegrasi dengan fungsi media yang membangkitkan respons siswa,
seperti fungsi 3, 4, 5, 6, 8. Jenis penguatan yang umum digunakan adalah
pengetahuan tentang hasil. Suatu program media bertanya kepada siswa
kemudian siswa menyusun jawabannya atau memilih dari beberapa
kemungkinan jawaban. Setelah siswa menentukan jawaban, ia sangat
termotivasi untuk segera mengetahui jawabanyang benar. Jika jawaban
benar dan ia tahu, ia dikuatkan, bahkan jika jawabannya salah, evaluasi
dari jawabannya, menunjukkan seberapa dekat jawabannya mendekati
kebenaran, juga dapat menguatkan. Media apapun yang dapat digunakan
untuk menyajikan informasi juga mampu menyajikan pertanyaan dan
merangsang siswa untuk menjawab. Media apapun yang mampu melakukan
fungsi ini, ia juga mampu memberikan jawaban benar terhadap responsnya,
sehingga memberikan latihan terhadap perilaku yang kompleks yang
membutuhkan lingkungan khusus. Contoh yang sering ditemui adalah
simulator mobil yang digunakan dalam latihan mengendara dan simulatair
pesawat.
8. Memberikan Pengalaman Simulasi
Simulator adalah alat untuk menciptakan lingkungan buatan yang secara
realistis dapat merangsang siswa dan bereaksi, seperti pilot. Instruktur
biasanya menjadi bagian dari sistem, memberikan penilaian segera dan
menyelipkan kerusakan pada sistem untuk memberikan siswa latihan
mengatasi masalah. Media komunikasi seringkali memegang peranan
penting dalam simulasi, sejak siswa harus mengkomunikasikan informasi
kepada mesin dan sebaliknya mesin menginformasikan pengguna tentang
pencapaiannya. Simulator tidak terbatas pada sistem yang konkret dan
“self-contained”, tetapi dapat diaplikasikan pada sistem yang lebih abstrak
seperti ekonomi nasional dari negara kuno, anggaran belanja sistem sekolah
atau fungsi bantuan kedutaan dalam negara Afrika. Program komputer dapat
memungkinkan simulasi sistem yang kompleks, menerima masukan dari
siswa, menghitung hasil dan menginformasikan kepada siswa melalui media
komunikasi tentang perubahan yang dilakukan dalam sistem. Jenis lain dari
simulasi adalah permainan, mensimulasikan sistem yang kompetitif dengan
dua atau lebih siswa atau kelompok belajar berinteraksi satu sama lain.
16

Karena sangat mirip dengan simulator yang dapat merefleksikan kenyataan,


permainan dapat mengembangkan respon yang siap ditransfer ke dunia
yang sebenarnya (M. Nurul Huda dan Agus Purwodido, 2002:7).
Menurut Ensychlopedy of Educational Research, nilai atau manfaat media
komunikasi pendidikan adalah sebagai berikut:
1. Meletakkan dasar-dasar yang kongkret untuk berfikir sehingga
mengurangi verbalitas.
2. Memperbesar perhatian siswa.
3. Meletakkan dasar yang penting untuk perkembangan belajar oleh karena
itu pelajaran lebih mantap.
4. Memberikan pengalaman yang nyata.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu.
6. Membantu tumbuhnya pengertian dan dengan demikian
membantuperkembangan bahasa.
7. Memberikan pengalaman yang tidak diperoleh dengan cara yang lain.
8. Media pendidikan memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara
guru dan murid.
9. Media pendidikan memberikan pengertian atau konsep yang sebenarnya
secara realita dan teliti.
10. Media pendidikan membangkitkan motivasi dan merangsang kegiatan
belajar
17

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari beberapa uraian dalam pembahasan tersebut akhirnya dapat ditarik
kesimpulan dari beberapa manfaat media komunikasi dalam pendidikan, yaitu
sebagai berikut:
1. Media komunikasi dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar.
2. Media komunikasi dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung
antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar
sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
3. Media komunikasi dalam belajar dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang,
dan waktu.
4. Media komunikasi dalam pembelajaran dapat memberikan kesamaan
pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka,
serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat,
dan lingkungannya misalnya melalui karyawisata, kunjungan- kunjungan ke
museum atau kebun binatang
5. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
6. Dengan menggunakan media komunikasi secara tepat dan bervariasi dapat
diatasi sikap pasif anak didikan.
7. Penggunaan media komunikasi pendidikan dan pengajaran idealnya harus
memperhatikan nilai moral, etika, normat agar memiliki manfaat yang bias
dipertanggungawabkan baik dari sisi pendidikan, teknologi dan agama. Yang
lebih tepat lagi agama menjadi control penggunaan media pendidikan dan
pengajaran.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi
isi maupun penyajian. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca sangat
diperlukan untuk perbaikan makalah ini.
18

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.


Asnawir, dan Basyiruddin Usman M. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat
Press.

file:///C:/Users/USERPC/Documents/Komunikasi%20Pendidikan/Media%20Kom
unikasi%20dalam%20Pendidikan%20_%20Abdau%20Qur'ani%20%20Academia
.edu.htm,diakses 24 September 2014

Naim, Ngainun. 2011. Dasar-dasar Komunikasi Pendidikan. Jogjakarta: Ar-ruzz


Media.

Nurul Huda, M., dan Purwowidodo, Agus. 2013. Komunikasi Pendidikan.


Surabaya: Acia Publishing.

Suwarna, dkk. 2005. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana.

Anda mungkin juga menyukai