Dosen Pengampu:
Choms Gary Ganda Tua Sibarani, S.E., S.Pd., M.Si., Ak., CA.
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Dwi Nur Indah Sari 7202442001
Imanuel Saputra Hasibuan 7202442008
Marni Lolo Lingga 7202142006
(Sumber:https://kumparan.com/lampunggeh/pertamina-kirim-15-kapal-dan-helikopter-
bersihkan-ceceran-minyak-di-lampung-1yTvdE8NLwR/full)
Head of Communication & CID Zona 6 PT. Pertamina Hulu Energi (PHE), Indra
Darmawan menyampaikan bahwa “pipa bawah laut di jalur Krisna B-Cinta P1 telah terpasang
sejak tahun 1981 dan telah masuk dalam prioritas penggantian.” (Sumber:
https://www.kompas.id/baca/nusantara/2022/07/19/pertamina-dalami-penyebab-kebocoran-
pipa-di-lampung-timur)
1
“PHE OSES dalam operasinya senantiasa patuh pada aspek HSSE dengan
mengutamakan perlindungan keselamatan lingkungan dan masyarakat. Sehingga segenap
upaya maksimal akan kami lakukan dengan berkoordinasi secara intensif dengan pemangku
kepentingan pusat dan daerah serta membantu masyarakat melakukan pembersihan di lokasi
yang terdampak.” Menanggapi hal tersebut Irfan Tri Musri selaku Direktur Eksekutif Walhi
Lampung menambahkan jika memang hal tersebut disebabkan oleh kebocoran pipa milik
Pertamina berarti ada kelalaian yang dilakukan oleh Pertamina sehingga terjadi pencemaran
pesisir Lampung. “Jika Pertamina telah melakukan operasional sesuai dengan aspek HSSE
yang diungkapkan maka tidak mungkin kebocoran tersebut terjadi. Dan baru setelah beberapa
hari dilakukan pemungutan limbah. Seharusnya Pertamina juga memiliki sistem peringatan
dini atau Early Warning Sistem terkait potensi kebocoran pipa migas,” jelas Irfan. (Sumber:
https://kirka.co/pesisir-lampung-langganan-pencemaran-limbah-akibat-kelalaian-negara/2/)
Limbah hitam dari kebocoran pipa milik PHE tersebut membuat hasil tangkapan ikan
nelayan menjadi turun, yaitu yang tadinya tangkapan ikan 2-3 kuintal per trip menjadi 1 kuintal.
Hal tersebut yang membuat nelayan mengalami kerugian. Perihal ditanyai mengenai ganti rugi
yang akan diberikan oleh PHE kepada nelayan, Indra Darmawan mengatakan bahwa saat ini
pihaknya akan tunduk dengan peraturan yang ada dan berdasarkan hasil investigasi yang
dilakukan oleh pihak berkompeten (DLHK) untuk proses ganti rugi.
Untuk membersihkan limbah minyak yang telah mencemari Laut Lampung Timur PT.
Pertamina Hulu Energi (PHE) mengajak para nelayan dan memberikan penawaran kepada
mereka untuk mengumpulkan limbah mirip aspal hitam dengan biaya operasional yang
diberikan Rp1.5 juta per kapal nelayan. Kemudian hasil limbah dihargai Rp10 ribu per karung.
Senior Manager Relations Regional Jawa Agus Suprijanto menyampaikan, PHE OSES
memiliki standar prosedur dalam memastikan kehandalan fasilitas migas melalui patroli
pengecekan dan Oil Spill Response team yang terlatih. Sehingga dapat langsung diketahui
sumber kebocoran dan melakukan penanganan jika terjadi insiden. Selain itu, untuk
membersihkan limbah minyak di perairan Laut Lampung Timur, PHE OSES juga menerjunkan
15 armada kapal dan helikopter untuk memantau penyebaran ceceran limbah melalui udara
(flyover) untuk melokalisir dan membersihkan ceceran menggunakan perlengkapan oil boom
sepanjang 1.500 Meter dan oil skimmer. Tim juga melanjutkan simulasi trajectory untuk
mendukung proses pembersihan yang menyeluruh. (Sumber:
https://lampungpro.co/post/41049/limbah-pertamina-hulu-energi-oses-cemari-laut-lampung-
timur-tangkapan-ikan-turun-nelayan-minta-kompensasi)
2
PROSES AUDIT (P-D-C-A)
Nama Perusahaan : PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Periode Audit No. KKA
Program yang Diaudit : P-D-C-A Oktober - November 2023
Pengembangan Rencana Audit
Di mana : Perairan dan Pantai di Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi
Lampung.
Apa : Tujuan Audit
1. Mengidentifikasi masalah yang terjadi terkait tiga pipa milik PT. Pertamina Hulu Energi
(PHE) yang mengalami kebocoran.
2. Mengidentifikasi masalah yang terjadi terkait PT. Pertamina Hulu Energi yang tidak
PERENCANAAN
menjalankan sistem peringatan dini (Early Warning Sistem) untuk mendeteksi kebocoran
AUDIT (PLAN)
pipa migas di Laut Lampung Timur dengan baik.
3. Mengidentifikasi masalah yang terjadi terkait kecukupan dan kelayakan alat pengaman,
fasilitas, dan peralatan yang digunakan oleh karyawan PT. Pertamina Hulu Energi dalam
keadaan darurat dan penanganan bahaya limbah minyak akibat kebocoran pipa.
4. Mengidentifikasi masalah yang terjadi terkait praktik dan prosedur yang dilakukan oleh
PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk menangani limbah minyak di Laut Lampung
Timur akibat kebocoran pipa.
23
5. Memberikan rekomendasi atau langkah perbaikan yang tepat bagi program aktivitas
lingkungan atas pencemaran limbah oleh PT. Pertamina Hulu Energi (PHE).
6. Sebagai dasar penyusunan program kerja audit tahap berikutnya.
24
B. Aktivitas Lingkungan (Audit Limbah) berupa:
1. Praktik dan prosedur yang dilakukan oleh PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk
menangani limbah minyak di Laut Lampung Timur akibat kebocoran pipa.
2. PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) mengajak nelayan untuk bekerja sama dalam
membersihkan limbah yang mencemari laut lampung timur dengan mengajak nelayan
untuk bekerja sama melalui penawaran yang diberikan berupa mengumpulkan limbah
mirip aspal hitam dengan uang yang diberikan untuk operasional sebesar Rp1,5 juta
per kapal nelayan dan hasil limbah dihargai Rp10 ribu per karung yang tidak sebanding
dengan penghasilan nelayan dari menangkap ikan.
Bagaimana : Melihat latar belakang masalah dari berbagai informasi yang bersumber dari berita-berita yang
telah dikumpulkan
Siapa : Tim Audit terdiri dari:
Dwi Nur Indah Sari (Ketua Tim)
Imanuel Saputra Hasibuan (Anggota Tim)
Marni Lolo Lingga (Anggota Tim)
25
Waktu Terjadinya Kasus Pencemaran Limbah oleh PT. Pertamina Hulu Energi (PHE):
Juli – November 2022
26
6. Apakah persyaratan-persyaratan kepatuhan dalam peraturan lingkungan di PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah
mencakup perjanjian dengan pihak pemegang otoritas, perjanjian dengan kelompok masyarakat, dan komitmen
terhadap masyarakat?
7. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) memiliki persyaratan kepatuhan terkait dokumentasi yang mencakup
langkah-langkah untuk penanganan kebocoran pipa?
8. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah melakukan pengawasan rutin untuk memastikan kepatuhan
terhadap prosedur keamanan pipa?
B. AUDIT KEWAJIBAN RISIKO OPERASIONAL
1. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah menetapkan dan mendokumentasikan kewajiban risiko
operasionalnya?
2. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah mengimplementasikan kewajiban risiko operasionalnya dengan
baik?
3. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) sudah memperbaiki, menambal, ataupun mengganti pipanya yang
mengalami kebocoran?
4. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) memiliki prosedur untuk melakukan pemeliharaan dan pemantauan
berkala untuk mencegah kebocoran pipa?
5. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) memiliki sistem peringatan dini untuk mendeteksi kerusakan pada
fasilitas operasinya agar tidak menimbulkan dampak berupa pencemaran lingkungan?
6. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur kewajiban
risiko operasionalnya untuk mengidentifikasi potensi situasi darurat dan kecelakaan yang dapat menimbulkan
dampak lingkungan?
27
7. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah memiliki prosedur kesiagaan dan tanggap darurat untuk mengatasi
limbah minyak yang mencemari laut lampung timur akibat pipa yang bocor?
8. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) memiliki catatan dari inspeksi rutin atau evaluasi risiko operasionalnya
sebelum terjadi kebocoran pipa?
9. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah melakukan dan memastikan pemeliharaan rutin dan inspeksi
terhadap pipa untuk mencegah kebocoran?
C. AUDIT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah menetapkan dan mendokumentasikan pedoman penerapan K3?
2. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah mengkomunikasikan kebijakan K3 kepada karyawan dengan tata
cara yang tepat?
3. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah memastikan bahwa setiap karyawan yang bertugas untuk
melakukan tindakan mitigasi dan mengatasi potensi kerusakan lingkungan telah mendapatkan pelatihan terbaik
sebelum terjun ke lapangan?
4. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah melakukan analisis kebutuhan pelatihan karyawan?
5. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah memastikan perlengkapan maupun peralatan yang digunakan
oleh karyawan dalam kondisi siap pakai dan dapat diaktifkan dengan cepat dalam situasi darurat?
6. Apakah terdapat prosedur atau sistem untuk memeriksa, memelihara, dan mengganti alat pengaman maupun
fasilitas yang sudah rusak atau usang?
7. Apakah karyawan PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) dianjurkan untuk menyampaikan saran terkait peningkatan
dan tindakan atau perbaikan untuk mengurangi dampak lingkungan dari pencemaran limbah?
28
8. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah mendokumentasikan secara rinci mengenai analisis insiden yang
pernah terjadi setiap tahunnya?
1. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) memiliki kebijakan pengelolaan limbah yang jelas dan terdokumentasi
untuk mencegah maupun mengatasi pencemaran lingkungan?
2. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah melakukan upaya pembersihan limbah minyak yang mencemari
laut lampung timur akibat kebocoran pipa?
3. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) menerapkan sistem pemantauan berkala untuk mendeteksi pencemaran
limbah akibat kebocoran pipa?
4. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah mengidentifikasi bahaya limbah minyak yang mencemari laut
lampung timur akibat kebocoran pipa?
5. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah menetapkan dan mendokumentasikan metode
pengelolaan/pengolahan limbah yang dilaksanakan?
29
dipengaruhi oleh Akta No. 5 tanggal 4 Agustus 2008 dan berdasarkan Undang-Undang No. 22 Tahun 2001 tentang
Minyak dan Gas Bumi (UU Migas).
Berdasarkan UU Migas, PT Pertamina (Persero) harus memisahkan kegiatan usaha hulu serta hilir migas. PHE
mendapat mandat dari PT Pertamina (Persero) untuk mengelola Wilayah Kerja (WK) hulu dikelola melalui kerja sama
dengan pihak ketiga dalam bentuk Joint Operating Body (JOB) maupun Participating Interest (PI). Penyerahan WK
Hulu kepada PHE diikuti dengan pengalihan operasional blok-blok migas kepada anak perusahaan-anak perusahaan
PHE, sesuai persetujuan Direksi PT Pertamina (Persero) pada 18 September 2007 dan Dewan Komisaris PT Pertamina
(Persero) pada 6 November 2007. Saat itu, PHE memiliki tugas mengelola WK Migas PT Pertamina (Persero).
Pada tahun 2020, PHE ditetapkan menjadi Subholding Upstream sejalan dengan perubahan di PT Pertamina
(Persero) sebagai Holding Migas. Penetapan PHE Subholding Upstream berdasarkan Surat Keputusan Direksi No.
Kpts-19/ C00000/2020-S0 tertanggal 16 Juni 2020. Sesuai dengan Keputusan Pemegang Saham Secara Sirkuler pada
tanggal 1 September 2021 tentang Implementasi Pembentukan (Legal End-State) Subholding Upstream, dengan
demikian, PHE melakukan pengambilalihan seluruh saham milik PT Pertamina (Persero) atas 11 Anak Perusahaan
Hulu dari PT Pertamina (Persero). PHE Subholding Upstream mengelola WK berdasarkan 5 Regional dengan
mempertimbangkan aspek volume produksi, regional, dan kompleksitas operasional. PHE Subholding Upstream
berperan sebagai planner, validator, dan policy maker. Sementara itu, Regional akan berfokus pada optimizer dan
integrator serta peningkatan keamanan, produksi, dan sumberdaya migas. Sampai akhir tahun 2022, PHE Subholding
Upstream terdiri atas 68 Anak Perusahaan. Selain itu, PHE juga memiliki 6 perusahaan joint venture.
30
2. Cetak Biru Perusahaan
Salah satu komitmen PHE dalam menjaga kualitas bisnis Perusahaan adalah melalui penerapan CIP secara konsisten
dalam bentuk Project Collaboration Improvement (PC Prove), Functional Team Improvement (FT Prove), Individual
Improvement (I Prove) dan Replication Team Improvement (RT Prove).
Tahun 2022 PHE mampu menghasilkan 947 program CIP di seluruh wilayah kerja baik di Kantor
Pusat/Regional/Services dan Anak Perusahaan yang berkaitan dengan aspek bisnis Perusahaan diantaranya:
1. Zero LTI (Loss Time Incident) dan peningkatan kinerja HSSE
2. Peningkatan success ratio eksplorasi, penambahan resources dan reserves yang signifikan
3. Pelaksanaan proyek yang OTOBOSOR
4. Peningkatan produksi melalui pengembangan lapangan baru & optimalisasi lapangan eksisting
5. Efisiensi biaya kegiatan operasi produksi & penunjang
6. Strategic partnership dan new business opportunity
7. Sinergi antar anak perusahaan PERTAMINA untuk memaksimalkan nilai tambah.
8. Integrasi data digital informasi.
Untuk mendukung komitmen pelaksanaan program CIP, PHE secara konsisten menyelenggarakan Upstream
Improvement & Innovation Awards (UIIA) sebagai sarana berbagi pengetahuan terhadap hasil karya inovasi terbaik di
lingkungan PHE. Hasil karya terbaik dari UIIA selanjutnya akan diikutsertakan pada Forum Sharing CIP berjenjang di level
Korporat / Nasional maupun Internasional. Berbagai prestasi telah mampu ditorehkan dan mendapatkan penghargaan di
tingkat nasional maupun internasional melalui CIP. Membuktikan kualitas peningkatan atau inovasi di PHE dapat bersaing
secara kompetitif di tingkat nasional maupun internasional. PHE juga berkomitmen untuk melindungi perbaikan/inovasi
dengan mendaftarkan karya-karya tersebut sebagai kekayaan intelektual Perusahaan. Pada tahun 2022, PHE berhasil
mendapatkan hak paten atas beberapa inovasinya. Kedepannya, PHE akan fokus pada proses komersialisasi inovasi yang
31
diharapkan dapat mendorong munculnya lini-lini bisnis baru guna mendukung keberlanjutan Perusahaan di masa
mendatang.
(Sumber: https://phe.pertamina.com/id/inovasi-bisnis/cip-program)
3. Struktur Organisasi PT. Pertamina Hulu Energi
Dewan Komisaris Dewan Direksi
Komisaris Rinaldi Firmansyah Direktur Utama Wiko Migantoro
Utama
Tumpak Simanjuntak Direktur Perencanaan Strategis dan Danar Dojoadhi
Komisaris
Pengembangan Bismis
Komisaris Tutuka Ariadji Direktur Pengembangan dan Produksi Awang Lazuardi
Komisaris Nanang Untung Direktur Eksplorasi Muharram J. Panguriseng
Komisaris Mufti Utomo Direktur SDM & Penunjang Bisnis Oto Gurnita
Komisaris Nugroho Bramantyo Direktur Keuangan Harry Mozarta Zen
(Sumber: Annual Report Halaman, 66, 67, 70 dan 80)
SK Direktur Utama PT Pertamina (Persero) No. Kpts – 19/C00000/2020-S0 tanggal 16 Juni 2020 tentang Struktur
Organisasi Dasar Subholding Upstream dan SK Direktur Utama Subholding Upstream PT Pertamina Hulu Energi
dengan No. Kpts-009/PHE00000/S0-2020 tanggal 24 Agustus 2020 digantikan dengan SK terbaru, sehingga struktur
organisasi yang saat ini berlaku adalah berdasarkan SK Direktur Utama Subholding Upstream PT Pertamina Hulu
Energi dengan No. Kpts- 052/PHE00000/2022/S0 tanggal 15 Juli 2022 tentang Penyempurnaan Organisasi Subholding
Upstream PT Pertamina Hulu Energi
32
33
34
4. Panduan dan Prosedur Kebijakan Lingkungan
Kebijakan lingkungan mengacu pada Kebijakan Health, Safety, Security, & Environment (HSSE) PT. Pertamina
Hulu Energi selaku Subholding Upstream berkomitmen untuk melaksanakan kegiatan Operasi dengan memperhatikan
aspek Kesehatan dan Keselamatan Kerja, Keamanan, Perlindungan terhadap Lingkungan & Masyarakat serta keselamatan
Proses dan Asset Integrity secara terus menerus sebagai Prioritas utama Perusahaan sesuai dengan tata nilai Perusahaan
AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboatif) untuk mendukung tercapainya Tujuan, Visi &
Misi Perusahaan. (Sumber: File PDF Kebijakan HSSE)
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan Program Perbaikan Berkelanjutan (Continous
Improvement Program) dan Kebijakan lingkungan yang mengacu pada Kebijakan Health, Safety, Security, & Environment
(HSSE) menunjukkan bahwa PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah berkomitmen untuk melaksanakan praktik terbaik dalam
menjaga dan meningkatkan kualitas bisnis perusahaan. Ini adalah bukti nyata bahwa perusahaan memprioritaskan inovasi,
efisiensi, dan keselamatan, yang semuanya akan mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan jangka panjang.
35
Melakukan Survei Awal (Pendahuluan)
1. Informasi latar belakang yang telah dikumpulkan sudah up to date yaitu berasal dari Annual Report PT. Pertamina
Hulu Energi Tahun 2020 dan website PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk mengetahui cetak biru perusahaan, yaitu
https://phe.pertamina.com/id/inovasi-bisnis/cip-program.
2. Survei awal dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis bukti-bukti temuan (kondisi, penyebab, akibat) yang
bersumber dari berita-berita terkait dengan pencemaran lingkungan yang terjadi pada perairan dan pantai di Kecamatan
Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung oleh PT. Pertamina Hulu Energi (PHE).
Kemudian dari temuan awal tersebut (kondisi, penyebab, akibat) disesuaikan dengan kriteria yang menjadi standar
bagi PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) dalam melakukan aktivitasnya terkait dengan peraturan maupun kebijakan
relevan yang mengatur tentang aktivitas lingkungan. Kriteria tersebut terdiri dari:
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup;
2) Kebijakan Health, Safety, Security & Environment (HSSE) PT. Pertamina Hulu Energi Subholding Upstream.
3) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2006 tentang Penanggulangan Keadaan Darurat
Tumpahan Minyak di Laut;
3. Selain itu, Auditor juga mengumpulkan berbagai informasi terkait lainnya seperti Kebijakan Keberkelanjutan,
Kebijakan Green Procurement, Laporan Keberlanjutan, dan HSSE Annual Report, Pedoman Etika Usaha dan Etika
Kerja milik PT. Pertamina Hulu Energi (PHE).
36
4. Ruang Lingkup Audit ini terdiri dari:
1) Audit Tanggung Jawab Lingkungan yang terdiri dari Audit Kepatuhan, Audit Kewajiban Risiko Operasional dan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2) Audit Aktivitas Lingkungan yang terdiri dari Audit Limbah.
37
Rapat Pembukaan
a. Memperkenalkan Anggota Tim Audit
1) Dwi Nur Indah Sari (Ketua Tim)
2) Imanuel Saputra Hasibuan (Anggota Tim)
3) Marni Lolo Lingga (Anggota Tim)
b. Menyampaikan Tujuan dan Ruang Lingkup Audit
Tujuan dan ruang lingkup audit tertera pada bagian Perencanaan Audit (Plan) yaitu di bagian Pengembangan Rencana
Audit pada halaman 23-25.
c. Menjelaskan Metode dan Pendekatan Audit
Metode dan Pendekatan yang digunakan dalam audit lingkungan ini adalah dengan menganalisis berbagai informasi
AKTIVITAS AUDIT yang bersumber dari berita-berita terkait dengan pencemaran lingkungan yang terjadi pada perairan dan pantai di
(DO) Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung oleh PT. Pertamina Hulu Energi
(PHE).
Review Dokumen
Dokumen-dokumen relevan yang digunakan dalam audit lingkungan terkait dengan pencemaran lingkungan yang
terjadi pada perairan dan pantai di Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung oleh
PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) adalah sebagai berikut:
1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
2) Kebijakan Health, Safety, Security & Environment (HSSE) PT. Pertamina Hulu Energi Subholding Upstream.
3) Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2006 tentang Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan
Minyak di Laut;
38
4) Annual Report PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) Tahun 2022.
5) Kebijakan Keberkelanjutan PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) Tahun 2022.
6) Kebijakan Green Procurement PT. Pertamina Hulu Energi (PHE).
7) HSSE Annual Report PT. Pertamina Hulu Energi (PHE).
8) Laporan Keberlanjutan PT. Pertamina Hulu Energi (PHE).
Auditor menilai bahwa dokumen-dokumen relevan yang digunakan dalam audit lingkungan terkait dengan pencemaran
lingkungan yang terjadi pada perairan dan pantai di Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi
Lampung oleh PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) sudah terbaru, lengkap, dan sesuai dengan kebutuhan yang relevan.
Interviu Staf
Dikarenakan audit lingkungan ini tidak dilaksanakan dengan langsung terjun ke lapangan, maka struktur organisasi dari
PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) diperoleh melalui Annual Report PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) Tahun 2022. Penjelasan
lebih lengkapnya juga dapat dilihat pada halaman 32-34.
39
Review Temuan Audit
Temuan sebagai kondisi yang disoroti dalam kasus berita 1-9 PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) adalah sebagai berikut:
1. Terdapat 3 pipa migas milik PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE) yang mengalami
kebocoran.
2. PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE) tidak menjalankan sistem peringatan dini (Early
Warning Sistem) untuk mendeteksi kebocoran pipa migas di laut Lampung Timur dengan baik.
3. Untuk membersihkan limbah yang mencemari Laut Lampung Timut PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast
Sumatera (PHE) bekerja sama dengan masyarakat dan memberikan penawaran kepada nelayan untuk mengumpulkan
limbah mirip aspal hitam dengan uang yang diberikan untuk operasional sebesar Rp1,5 juta per kapal nelayan dan hasil
limbah dihargai Rp10 ribu per karung.
4. PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE) melakukan patroli pengecekan dan Oil Spill Response
team yang terlatih dengan menerjunkan 15 armada kapal dan helikopter untuk memantau penyebaran ceceran limbah
melalui udara (flyover), melokalisir dan membersihkan ceceran limbah serta menggunakan perlengkapan oil boom
sepanjang 1.500 Meter dan oil skimmer. Selain itu, juga dilakukan simulasi trajectory untuk mendukung proses
pembersihan yang menyeluruh.
Rapat Penutup
Berdasarkan temuan yang berasal dari berita-berita yang telah dikumpulkan dan beberapa dokumen pendukung,
Auditor menyampaikan bahwa dalam audit lingkungan PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) ini ditemukan tiga temuan
negatif dan 1 temuan positif.
40
Adapun temuan-temuan yang membutuhkan penanganan dengan segera adalah pada Ruang Lingkup Tanggung
Jawab Lingkungan yang meliputi Audit Kepatuhan, Kewajiban Risiko Operasional dan Ruang Lingkup Aktivitas
Lingkungan yang meliputi Audit Limbah
1. Terdapat 3 pipa migas milik PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE) yang mengalami
kebocoran.
2. PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE) tidak menjalankan sistem peringatan dini (Early
Warning Sistem) untuk mendeteksi kebocoran pipa migas di laut Lampung Timur dengan baik.
3. PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) mengajak nelayan untuk membersihkan ceceran limbah minyak yang seharusnya
itu bukan menjadi tanggung jawab nelayan.
Menyiapkan Laporan Audit, Penyampaian Draft Laporan Audit untuk Dikomentari dan Pelaporan Final
Laporan Hasil Audit Manajemen yang ditujukan kepada PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) yang memuat:
Bab I : Informasi Latar Belakang
Bab II : Kesimpulan Audit yang Didukung Temuan Audit
Bab III : Rekomendasi
Bab IV : Ruang Lingkup Audit
Mengembangkan Rencana Tindakan (Action)
Tindakan yang harus dilakukan oleh PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) didasarkan pada tiga temuan negatif yang
Aktivitas Setelah membutuhkan penanganan dengan segera. Tujuan dari tindakan tersebut adalah:
Audit (Check) 1. Supaya tidak ada lagi pipa milik PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) yang mengalami kebocoran.
2. Supaya PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) menjalankan sistem peringatan dini (Early Warning Sistem) dengan baik
untuk mendeteksi jika ada kebocoran pipa lagi dan dapat ditangani dengan segera.
41
4. Supaya PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) tidak lagi mengajak nelayan untuk membersihkan ceceran limbah minyak
karena itu bukan menjadi tanggung jawab nelayan.
42
DAFTAR TEMUAN DAN REKOMENDASI AWAL
Nama Perusahaan : PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) Periode Audit: No. KKA
Program yang Diaudit: Daftar Temuan Awal Oktober - November 2023
Komentar
Tanggapan
No. Kondisi Kriteria Penyebab Akibat Manajemen Rekomendasi
Auditor
Perusahaan
- Tidak sesuai Kebocoran pipa Pergantian pipa Menurut Auditor
dengan Undang- milik PT. minyak PT. Pertamina
Pipa milik PT. PT. Pertamina Hulu
Undang Nomor Pertamina Hulu memerlukan Hulu Energi
Pertamina Hulu Energi Offshore
32 Tahun 2009 Energi Offshore waktu yang lama Offshore
Energi Offshore Southeast Sumatera
tentang Southeast dan tidak bisa Southeast
Southeast Sumatera (PHE) harus segera
Perlindungan dan Sumatera (PHE) dipangkas Sumatera (PHE)
Terdapat 3 pipa migas (PHE) yang melakukan
Pengelolaan tersebut mengingat tidak cekatan
milik PT. Pertamina mengalami perbaikan,
Lingkungan mengakibatkan posisinya di dalam
Hulu Energi Offshore kebocoran tersebut mengganti pipa
Hidup Pasal 69 lima pantai di bawah laut di jalur menanggapi umur
1. Southeast Sumatera telah masuk dalam yang bocor serta
Ayat (1). Lampung Timur Krisna-B Cinta P1 pipa bawah laut di
(PHE) yang mengalami prioritas melakukan
tercemar oleh yang memerlukan jalur Krisna B-
kebocoran. penggantian karena pemeliharaan rutin
limbah minyak. kehati-hatian Cinta P1 yang
sudah dipasang pada
yang lebih agar sudah tua tersebut
sejak 1981 silam infrastrukturnya
tidak terjadi miss sehingga bisa
yang artinya telah untuk mencegah
dan dampak lain mengalami
berumur 42 tahun. kebocoran yang
yang mungkin kebocoran dan
serupa ke
terjadi. mengakibatkan
depannya.
pencemaran air
laut. Seharusnya
43
jika penggantian
pipa bawah laut
memerlukan
waktu yang lama,
pihak PT.
Pertamina Hulu
Energi Offshore
Southeast
Sumatera (PHE)
bisa lebih awal
untuk
merencanakan
penggantiannya.
- Tidak sesuai Sistem peringatan Kebocoran pipa, PT. Pertamina Menurut Auditor PT. Pertamina Hulu
PT. Pertamina Hulu dengan dini untuk penduduk Hulu Energi pernyataan Energi Offshore
Energi Offshore Kebijakan mendeteksi sekitar maupun Offshore ataupun komentar Southeast Sumatera
Southeast Sumatera Health, Safety, kebocoran pipa nelayan migas Southeast dari manajemen (PHE) harus segera
(PHE) tidak Security, & tidak dijalankan tanpa adanya Sumatera (PHE) perusahaan PT. memprioritaskan
menjalankan sistem Environment dengan baik peringatan dini senantiasa patuh Pertamina Hulu pengembangan dan
peringatan dini (Early (HSSE) PT. dikarenakan PT. dapat pada aspek HSSE Energi Offshore implementasi
2. Warning Sistem) untuk Pertamina Hulu Pertamina Hulu mengakibatkan dengan Southeast sistem peringatan
mendeteksi kebocoran Energi. Energi Offshore bahaya baik itu mengutamakan Sumatera (PHE) dini yang efektif
pipa migas di laut Southeast Sumatera bagi lingkungan perlindungan tidak sesuai untuk mendeteksi
Lampung Timur (PHE) dalam yang sedang keselamatan dengan kenyataan kebocoran pipa
dengan baik. kegiatan mencari ikan di lingkungan dan yang terjadi di migas di laut
operasional belum dekat area masyarakat. lapangan. Apabila Lampung Timur.
sepenuhnya kebocoran Sehingga segenap PT. Pertamina Sistem ini harus
melaksanakan tersebut karena upaya maksimal Hulu Energi dapat mendeteksi
44
kebijakan dan gas atau cairan akan kami sudah sepenuhnya potensi kebocoran
aspek Health, yang bocor lakukan dengan menjalankan secara cepat dan
Safety, Security, & dapat mudah berkoordinasi kebijakan HSSE, akurat.
Environment terbakar dan secara intensif maka sudah pasti
(HSSE) yang meledak dengan pemangku segenap upaya
ditetapkan. sehingga kepentingan pusat sudah dilakukan
berpotensi dan daerah serta untuk membuat
menyebabkan membantu sistem peringatan
cedera bahkan masyarakat dini dalam
kehilangan melakukan mendeteksi
nyawa. pembersihan di kebocoran pipa.
lokasi yang
terdampak.
Untuk membersihkan - Tidak sesuai Tawaran yang Terkait dengan PT. Pertamina Hulu
PT. Pertamina Hulu Menurut Auditor
limbah yang dengan Peraturan diberikan oleh ganti rugi atas Energi Offshore
Energi Offshore bukan tanggung
mencemari Laut Presiden PT. Pertamina hasil tangkapan Southeast Sumatera
Southeast Sumatera jawab nelayan
Lampung Timut PT. Republik Hulu Energi ikan nelayan yang (PHE) harus
(PHE) kurang untuk
Pertamina Hulu Energi Indonesia No. (PHE) tersebut mengalami berkoordinasi
bertanggung jawab membersihkan
Offshore Southeast 109 Tahun 2006 tidak sebanding penurunan secara secara intensif dan
3. untuk ceceran limbah
Sumatera (PHE) tentang dengan drastis akibat melakukan evaluasi
membersihkan meskipun PT.
bekerja sama dengan Penanggulangan penghasilan pencemaran laut yang komprehensif
limbah minyak di Pertamina Hulu
masyarakat dan Keadaan Darurat yang diperoleh lampung timur kepada pihak pusat
perairan lampung Energi (PHE)
memberikan Tumpahan nelayan dari masih akan yaitu DLHK dan
timur telah memberikan
penawaran kepada Minyak di Laut hasil menangkap melalui proses- KLHK Provinsi
penawaran.
nelayan untuk pada Bab V Pasal ikan. proses dan Lampung serta
mengumpulkan limbah 11 yang berdasarkan hasil DLH Kabupaten
45
mirip aspal hitam membahas investigasi yang Lampung Timur
dengan uang yang mengenai Biaya dilakukan oleh untuk mempercepat
diberikan untuk Penanggulangan. pihak yang proses pengambilan
operasional sebesar berkompeten keputusanterkait
Rp1,5 juta per kapal (KLHK). dengan kepastian
nelayan dan hasil ganti rugi yang
limbah dihargai Rp10 akan diberikan
ribu per karung. kepada nelayan
terdampak
pencemaran
limbah. Hal
tersebut bisa
mencakup
pertemuan berkala
dan komunikasi
terbuka antara
kedua pihak. Selain
itu, juga perlu
adanya komunikasi
dengan nelayan
terdampak secara
langsung untuk
mendengarkan
keluhan dan
kebutuhan mereka
dalam mengambil
keputusan
46
keputusan yang
lebih akurat.
PT. Pertamina Hulu - Sesuai dengan Fasilitas yang Tim operasi telah
Energi Offshore Peraturan digunakan dapat siap siaga dengan
Southeast Sumatera Presiden berguna untuk perlengkapan
(PHE) melakukan Republik mengetahui yang memadai
PT. Pertamina Hulu
patroli pengecekan dan Indonesia No. sumber dalam
Energi Offshore
Oil Spill Response 109 Tahun 2006 kebocoran dan membersihkan Menurut Auditor
Southeast Sumatera
team yang terlatih tentang cepat dilakukan ceceran limbah PT. Pertamina
(PHE) harus
dengan menerjunkan Penanggulangan penanganan jika yang ada di pesisir Hulu Energi
memastikan bahwa
15 armada kapal dan Keadaan Darurat terjadi insiden pantai khususnya Offshore
Potensi kerusakan semua peralatan,
helikopter untuk Tumpahan dan guna kawasan perairan Southeast
lingkungan akibat armada kapal, dan
memantau penyebaran Minyak di Laut meminimalkan laut Lampung Sumatera (PHE)
tumpahan minyak helikopter selalu
ceceran limbah melalui pada Bab I Pasal dampak. Timur Labuhan telah menerapkan
atau limbah dalam kondisi siap
4. udara (flyover), 1 Ayat (1). Maringgai dan praktik terbaik
berbahaya di pakai dan dapat
melokalisir dan berkomitmen dalam tindakan
wilayah laut diaktifkan dengan
membersihkan ceceran melakukan mitigasi dan
Lampung Timur. cepat dalam situasi
limbah serta pembersihan mengatasi potensi
darurat serta
menggunakan dengan kerusakan
memastikan tim Oil
perlengkapan oil boom mengoptimalkan lingkungan akibat
Spill Respons
sepanjang 1.500 Meter sumber daya tumpahan minyak
mendapatkan
dan oil skimmer. Selain kompeten yang di wilayah Laut
pelatihan terbaik
itu, juga dilakukan dimiliki. Lampung Timur.
sebelum terjun ke
simulasi trajectory
lapangan.
untuk mendukung
proses pembersihan
yang menyeluruh.
47
PROGRAM KERJA AUDIT PENDAHULUAN
Nama Perusahaan : PT. Pertamina Hulu Energi Periode Audit No. KKA
Program yang Diaudit : Lingkungan Oktober – November 2023
No. Langkah-Langkah Audit Pendahuluan Dilaksanakan Oleh Waktu yang Diperlukan
1. Ruang Lingkup Audit Tanggung Jawab Lingkungan
A. Audit Kepatuhan
Tujuan:
1) Mengidentifikasi masalah yang terjadi terkait ketidakpatuhan PT. Pertamina
Hulu Energi (PHE) dalam memelihara fasilitas operasinya sehingga
menyebabkan terjadinya kebocoran pipa di Laut Lampung Timur.
2) Sebagai dasar penyusunan program kerja audit berikutnya, yaitu pengujian dan Ketua:
Langkah-Langkah Kerja:
Anggota:
1) Menelaah dan membandingkan temuan audit terkait ketidakpatuhan PT.
Imanuel Saputra Hasibuan
Pertamina Hulu Energi (PHE) dalam memelihara fasilitas operasinya sehingga
Marni Lolo Lingga
terjadi kebocoran pipa di Laut Lampung Timur dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan, dan aspek HSSE.
2) Memberikan rekomendasi atau langkah perbaikan yang tepat terkait
ketidakpatuhan PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) dalam memelihara fasilitas
operasinya sehingga terjadi kebocoran pipa di Laut Lampung Timur agar sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan aspek HSSE.
48
B. Audit Kewajiban Risiko Operasional
Tujuan:
1) Mengidentifikasi masalah yang terjadi terkait tiga pipa milik PT. Pertamina
Hulu Energi (PHE) yang mengalami kebocoran.
2) Mengidentifikasi masalah yang terjadi terkait PT. Pertamina Hulu Energi
(PHE) yang tidak menjalankan sistem peringatan dini (Early Warning System)
untuk mendeteksi kebocoran pipa di Laut Lampung Timur dengan baik.
3) Sebagai dasar penyusunan program kerja audit berikutnya, yaitu pengujian dan
review atas sistem pengendalian manajemen.
Langkah-Langkah Kerja:
1) Mengumpulkan dan mengidentifikasi bukti-bukti atau informasi yang cukup 14 Hari
untuk mendukung dan menyajikan temuan terkait tiga pipa milik PT. Pertamina
Hulu Energi (PHE) yang mengalami kebocoran.
2) Mengumpulkan dan mengidentifikasi bukti-bukti atau informasi yang cukup
untuk mendukung dan menyajikan temuan terkait PT. Pertamina Hulu Energi
yang tidak memiliki sistem peringatan dini (Early Warning Sistem) untuk
mendeteksi kebocoran pipa migas di Laut Lampung Timur.
3) Memberikan rekomendasi atau langkah perbaikan yang tepat terkait masalah
kewajiban risiko operasional PT. Pertamina Hulu Energi (PHE).
49
C. Audit Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tujuan:
1) Mengidentifikasi kecukupan dan kelayakan alat pengaman, fasilitas, dan
peralatan yang digunakan oleh karyawan PT. Pertamina Hulu Energi dalam
keadaan darurat dan penanganan bahaya limbah minyak akibat kebocoran pipa.
2) Sebagai dasar penyusunan program kerja audit berikutnya, yaitu pengujian dan
review atas sistem pengendalian manajemen.
Langkah-Langkah Kerja
1) Mengumpulkan dan mengidentifikasi bukti-bukti atau informasi yang cukup
untuk mendukung dan menyajikan temuan terkait kecukupan dan kelayakan
alat pengaman, fasilitas, dan peralatan yang digunakan oleh karyawan PT.
Pertamina Hulu Energi dalam keadaan darurat dan penanganan bahaya limbah
minyak akibat kebocoran pipa.
2) Menganalisis dokumen dan catatan terkait untuk mendukung temuan atas
kecukupan dan kelayakan alat pengaman, fasilitas, dan peralatan yang
digunakan oleh karyawan PT. Pertamina Hulu Energi dalam keadaan darurat
dan penanganan bahaya limbah minyak akibat kebocoran pipa.
3) Memberikan rekomendasi atau langkah perbaikan yang tepat terkait masalah
keselamatan dan kesehatan kerja PT. Pertamina Hulu Energi (PHE).
50
2. Ruang Lingkup Audit Aktivitas Lingkungan (Audit Limbah)
Tujuan
1) Mengidentifikasi masalah yang terjadi terkait praktik dan prosedur yang
dilakukan oleh PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk menangani limbah
minyak di Laut Lampung Timur akibat kebocoran pipa.
2) Sebagai dasar penyusunan program kerja audit berikutnya, yaitu pengujian dan
review atas sistem pengendalian manajemen.
Langkah-Langkah Kerja
1) Mengumpulkan dan mengidentifikasi bukti-bukti atau informasi yang cukup
untuk mendukung dan menyajikan temuan terkait praktik dan prosedur
penanganan untuk meminimalkan limbah minyak melalui tawaran yang
diberikan oleh PT. Pertamina Hulu Energi kepada para nelayan.
2) Menganalisis dokumen dan catatan terkait untuk mendukung temuan atas
praktik dan prosedur penanganan untuk meminimalkan limbah minyak melalui
tawaran yang diberikan oleh PT. Pertamina Hulu Energi kepada para nelayan.
3) Memberikan rekomendasi atau langkah perbaikan yang tepat terkait masalah
kewajiban risiko operasional PT. Pertamina Hulu Energi (PHE).
51
Diaudit Oleh: Jawaban Catatan Di-review Oleh:
Ketua: YA TIDAK
Anggota:
(Marni Lolo Lingga) Choms Gary Ganda Tua Sibarani, S.E., S.Pd., M.Si., Ak., CA.
52
PROGRAM AUDIT KEPATUHAN
Nama Perusahaan : PT. Pertamina Hulu Energi Periode Audit No. KKA
Program yang Diaudit: Audit Kepatuhan Oktober – November 2023
53
4. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) menerapkan ✓ Tidak ada dokumentasi ataupun pernyataan yang menyatakan
penanganan dan tindak lanjut terhadap pelanggaran kepatuhan bahwa PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah menerapkan
peraturan lingkungan yang teridentifikasi? penanganan dan tindak lanjut terhadap pelanggaran kepatuhan
peraturan lingkungan yang teridentifikasi.
5. Apakah ada tindakan yang dilakukan oleh PT. Pertamina Hulu ✓ Belum ada tindakan yang dilakukan oleh PT. Pertamina Hulu
Energi (PHE) untuk memperbaiki pipa yang bocor sebagai Energi (PHE) untuk memperbaiki pipa yang bocor.
kepatuhannya terhadap aspek HSSE yang telah ditetapkan?
6. Apakah persyaratan-persyaratan kepatuhan dalam peraturan ✓ PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah berkomitmen untuk
lingkungan di PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah mencakup mengurangi dampak lingkungan yang ditimbulkan dari aktivitas
perjanjian dengan pihak pemegang otoritas, perjanjian dengan operasi yang melibatkan pekerja, masyarakat sekitar, pemasok,
kelompok masyarakat, dan komitmen terhadap masyarakat? kontraktor, mitra bisnis, pelanggan, dan kelompok kepentingan
lainnya.
(File PDF Kebijakan Green Procurement)
7. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) memiliki persyaratan ✓ Tidak ada dokumentasi persyaratan kepatuhan terkait
kepatuhan terkait dokumentasi yang mencakup langkah-langkah dokumentasi yang mencakup langkah-langkah untuk
untuk penanganan kebocoran pipa? penanganan kebocoran pipa yang dimiliki oleh PT. Pertamina
Hulu Energi.
8. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah melakukan ✓ Tidak ada pernyataan yang menyatakan bahwa PT. Pertamina
pengawasan rutin untuk memastikan kepatuhan terhadap prosedur Hulu Energi (PHE) telah melakukan pengawasan rutin untuk
keamanan pipa? memastikan kepatuhan terhadap prosedur keamanan pipa.
54
Diaudit Oleh: Jawaban Catatan Di-review Oleh:
Ketua: YA TIDAK
Anggota:
3 5
(Marni Lolo Lingga) Choms Gary Ganda Tua Sibarani, S.E., S.Pd., M.Si., Ak., CA.
55
PROGRAM AUDIT KEWAJIBAN RISIKO OPERASIONAL
Nama Perusahaan : PT. Pertamina Hulu Energi Periode Audit No. KKA
Program yang Diaudit: Kewajiban Risiko Operasional Oktober – November 2023
4. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) memiliki prosedur ✓ Tidak ada prosedur yang ditetapkan oleh PT. Pertamina Hulu
untuk melakukan pemeliharaan dan pemantauan berkala untuk Energi (PHE) untuk melakukan pemeliharaan dan pemantauan
mencegah kebocoran pipa? berkala untuk mencegah kebocoran pipa.
5. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) memiliki sistem ✓ Tidak ada pernyataan tertulis/dokumen yang memuat tentang
peringatan dini untuk mendeteksi kerusakan pada fasilitas sistem peringtan dini untuk mendeteksi kerusakan pada fasilitas
56
operasinya agar tidak menimbulkan dampak berupa pencemaran operasinya agar tidak menimbulkan dampak berupa pencemaran
lingkungan? lingkungan yang dimiliki oleh PT. Pertamina Hulu Energi
(PHE).
6. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah menetapkan, ✓ PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) mempunyai suatu sistem
menerapkan dan memelihara prosedur kewajiban risiko penanggulangan kedaruratan dan krisis berupa ERCM sebagai
operasionalnya untuk mengidentifikasi potensi situasi darurat dan
pengendalian situasi darurat dan krisis
kecelakaan yang dapat menimbulkan dampak lingkungan?
(Halaman 40 File PDF HSSE Annual Report)
7. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah memiliki ✓ Prosedur kesiagaan dan tanggap darurat yang dimiliki oleh PT.
prosedur kesiagaan dan tanggap darurat untuk mengatasi limbah Pertamina Hulu Energi (PHE) merujuk kepada Pedoman Tata
minyak yang mencemari laut lampung timur akibat pipa yang Kerja SKK MIGAS PTK-005/SKKMA0000/2018-S0 tentang
bocor? Pengelolaan Kesehatan, Keselamatan Kerja, dan Lindungan
Lingkungan di Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi,
tingkatan keadaan darurat yang dibagi menjadi 3 level.
(Halaman 41 File PDF HSSE Annual Report)
57
9. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah melakukan dan ✓ Tidak ada pernyataan tertulis/dokumen yang memuat tentang
memastikan pemeliharaan rutin dan inspeksi terhadap pipa untuk pemeliharaan rutin dan inspeksi yang dilakukan oleh PT.
mencegah kebocoran? Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk mencegah kebocoran pipa.
3 6
(Marni Lolo Lingga) Choms Gary Ganda Tua Sibarani, S.E., S.Pd., M.Si., Ak., CA.
Tanggal: 20 November 2023 Tanggal: 20 November 2023
58
PROGRAM AUDIT KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Nama Perusahaan : PT. Pertamina Hulu Energi Periode Audit No. KKA
Program yang Diaudit: Keselamatan dan Kesehatan Kerja Oktober – November 2023
59
o Standarisasi Basic HSSE Training bagi Mitra Kerja dan
Kontraktor yang melakukan Pekerjaan Berisiko Tinggi.
(Halaman 33 File PDF HSSE Annual Report)
4. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah melakukan ✓ Dokumen kebutuhan kompetensi jabatan di setiap level
analisis kebutuhan pelatihan karyawan? organisasi di Fungsi HSSE di lingkungan Subholding Upstream
yang selanjutnya digunakan sebagai panduan terhadap
pemenuhan pelatihan HSSE yang sejalan dengan beban
kompetensi jabatan di setiap level.
(Halaman 26-32 File PDF HSSE Annual Report)
5. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah memastikan ✓ Kondisi perlengkapan maupun peralatan yang digunakan oleh
perlengkapan maupun peralatan yang digunakan oleh karyawan PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) dalam situasi darurat
dalam kondisi siap pakai dan dapat diaktifkan dengan cepat dalam dirincikan dalam Laporan HSSE Annual Report dan
situasi darurat? Kebijakan Keberkelanjutan.
(Halaman 17 File PDF HSSE Annual Report)
(Halaman 124 File PDF Laporan Keberlanjutan)
6. Apakah terdapat prosedur atau sistem untuk memeriksa, ✓ Tidak ada pernyataan tertulis/dokumen yang memuat prosedur
memelihara, dan mengganti alat pengaman maupun fasilitas yang atau sistem untuk memeriksa, memelihara, dan mengganti alat
sudah rusak atau usang? pengaman maupun fasilitas yang sudah rusak atau usang
7. Apakah karyawan PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) dianjurkan ✓ Tidak ada pernyataan tertulis/dokumen yang memuat saran yang
untuk menyampaikan saran terkait peningkatan dan tindakan atau disampaikan karyawan terkait peningakatan tindakan atau
perbaikan untuk mengurangi dampak lingkungan dari pencemaran perbaikan untuk mengurangi dampak lingkungan dari
limbah? pencemaran limbah.
60
8. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah ✓ Analisis Insiden PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) dinyatakan
mendokumentasikan secara rinci mengenai analisis insiden yang dalam Recordable Incident yang terjadi pada Triwulan IV terkait
pernah terjadi setiap tahunnya? dengan hal-hal seperti jenis aktivitas, jenis kejadian, bagian
tubuh yang cedera, corporate life saving rules, penyebab
langsung, dan kondisi tidak sadar.
(Halaman 18-19 File PDF HSSE Annual Report)
6 2
(Marni Lolo Lingga) Choms Gary Ganda Tua Sibarani, S.E., S.Pd., M.Si., Ak., CA.
Tanggal: 20 November 2023 Tanggal: 20 November 2023
61
PROGRAM AUDIT AKTIVITAS LINGKUNGAN
Nama Perusahaan : PT. Pertamina Hulu Energi Periode Audit No. KKA
Program yang Diaudit: Audit Limbah Oktober – November 2023
62
4. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah mengidentifikasi ✓ Tidak ada pernyataan atau dokumentasi yang menyatakan bahwa
bahaya limbah minyak yang mencemari laut lampung timur akibat PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah mengidentifikasi bahaya
kebocoran pipa? limbah minyak yang mencemari laut lampung timur.
5. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah menetapkan dan ✓ PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah mendokumentasikan
mendokumentasikan metode pengelolaan/pengolahan limbah metode pengolahan limbah yang dilakukan.
yang dilaksanakan? (Halaman 49, 54, dan 55 File PDF Laporan Keberlanjutan)
6. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah mengestimasi dan ✓ Biaya penanggulangan insiden PT. Pertamina Hulu Energi (PHE
memprioritaskan biaya-biaya yang digunakan untuk pembuangan untuk tahun 2022 yaitu sebesar 10.917, tahun 2021 sebesar
limbah, pemantauan, penanggulangan insiden dan ganti rugi (39.541) dan tahun 2020 sebesar (13.803) ((Disajikan dalam
akibat pencemaran lingkungan dan sebagainya? ribuan dolar Amerika Serikat)
(Halaman 602 File PDF Annual Report)
7. Apakah tawaran yang diberikan oleh PT. Pertamina Hulu Energi ✓ Tawaran yang diberikan oleh PT. Pertamina Hulu Energi (PHE)
(PHE) untuk membersihkan limbah yang mencemari laut lampung tidak sebanding dengan penghasilan yang diperoleh oleh nelayan
timur dengan mengajak nelayan untuk bekerja sama melalui dari menangkap ikan dan membersihkan limbah minyak di
penawaran yang diberikan berupa mengumpulkan limbah mirip perairan laut lampung timur
aspal hitam dengan uang yang diberikan untuk operasional sebesar
Rp1,5 juta per kapal nelayan dan hasil limbah dihargai Rp10 ribu
per karung sebanding dengan penghasilan nelayan dari
menangkap ikan?
8. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) membuat laporan ✓ Tidak ada pernyataan tertulis/dokumen terkait laporan
lingkungan yang berisi masalah-masalah pencemaran limbah lingkingan yang dibuat oleh PT. Pertamina Hulu Energi (PHE)
minyak akibat kebocoran pipa. yang berisi masalah-masalah pencemaran limbah minyak akibat
kebocoran pipa.
63
Diaudit Oleh: Jawaban Catatan Di-review Oleh:
Ketua: YA TIDAK
Anggota:
3 5
(Marni Lolo Lingga) Choms Gary Ganda Tua Sibarani, S.E., S.Pd., M.Si., Ak., CA.
64
PROGRAM AUDIT LANJUTAN
Nama Perusahaan : PT. Pertamina Hulu Energi Periode Audit No. KKA
Program yang Diaudit: Lingkungan Oktober – November 2023
65
2. Ketidakpatuhan PT. Pertamina Hulu Energi untuk segera memperbaiki dan
mengganti pipanya yang mengalami kebocoran.
2. Tujuan Ruang Lingkup Audit Kewajiban Risiko Operasional
1 Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah mengimplementasikan
kewajiban risiko operasionalnya dengan baik?
2. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) sudah memperbaiki, menambal,
ataupun mengganti pipanya yang mengalami kebocoran?
66
3. Tujuan Ruang Lingkup Audit Limbah
1. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) telah melakukan upaya
pembersihan limbah minyak yang mencemari laut lampung timur akibat
kebocoran pipa?
2. Apakah PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) menerapkan sistem pemantauan
berkala untuk mendeteksi pencemaran limbah akibat kebocoran pipa?
67
Diaudit Oleh: Jawaban Catatan Di-review Oleh:
Ketua: YA TIDAK
Anggota:
(Marni Lolo Lingga) Choms Gary Ganda Tua Sibarani, S.E., S.Pd., M.Si., Ak., CA.
68
LAPORAN AUDIT MANAJEMEN
No : 020/KAP/XI/2023
Lampiran : 3 Eksemplar
Perihal : Laporan Hasil Audit Manajemen
Kepada
PT. Pertamina Hulu Energi (PHE)
di Lampung Timur
Kami telah melakukan audit atas aktivitas lingkungan (audit limbah) pada PT.
Pertamina Hulu Energi (PHE) tahun 2023/2024. Audit kami tidak dimaksudkan untuk
memberikan pendapat atas kewajaran laporan keuangan perusahaan dan oleh karenanya kami
tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan tersebut. Audit kami mencakup ruang
lingkup tanggung jawab lingkungan yang terdiri dari audit kepatuhan, audit kewajiban risiko
operasional dan audit keselamatan dan kesehatan kerja serta ruang lingkup aktivitas lingkungan
(audit limbah) yang terjadi pada Perairan dan Pantai di Kecamatan Labuhan Maringgai,
Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. Audit kami hanya berfokus pada temuan
negatif yang memerlukan tindakan perbaikan dan penanganan dalam ruang lingkup audit
kepatuhan, audit kewajiban risiko operasional dan audit limbah. Dengan demikian, akan
diberikan saran perbaikan atas kelemahan yang ditemukan selama audit sehingga diharapkan
di masa yang akan datang dapat dicapai perbaikan atas kelemahan tersebut dan PT. Pertamina
Hulu Energi dapat beroperasi dengan baik dalam mencapai tujuannya.
Hasil audit kami sajikan dalam bentuk laporan audit yang meliputi:
69
Dalam melaksanakan audit, kami telah memperoleh banyak bantuan, dukungan, dan
kerja sama dari berbagai sumber baik dari website PT. Pertamina Hulu Energi dan beberapa
website berita yang berhubungan dengan pelaksanaan audit ini. Untuk itu kami ucapkan terima
kasih kerja dari berbagai pihak dan sumber terpercaya.
Dwi Nur Indah Sari Imanuel Saputra Hasibuan Marni Lolo Lingga
70
Bab I
Informasi Latar Belakang
Pada tahun 1989, didirikan PT Aroma Operations Services (AOS) berdasarkan Akta
No. 245 tanggal 17 November 1989. Saat itu, AOS merupakan anak perusahaan PT Pertamina
(Persero) yang didirikan untuk mendukung operasi kilang petrokimia di Cilacap, Jawa Tengah.
AOS diubah namanya menjadi PT Pertahulu Energy pada 2022 dan kemudian diubah kembali
menjadi PT Pertamina Hulu Energi pada 2007. Alasan perubahan nama berkaitan dan
dipengaruhi oleh Akta No. 5 tanggal 4 Agustus 2008 dan berdasarkan Undang-Undang No. 22
Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi (UU Migas). Pada tahun 2020, PHE ditetapkan
menjadi Subholding Upstream sejalan dengan perubahan di PT Pertamina (Persero) sebagai
Holding Migas. Penetapan PHE Subholding Upstream berdasarkan Surat Keputusan Direksi
No. Kpts-19/ C00000/2020-S0 tertanggal 16 Juni 2020.
Tujuan didirikannya PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) adalah untuk melaksanakan
pengelolaan operrasi dan potofolio usaha sektor hulu minyak dan gas bumi secara profesional,
dan berdaya laba tinggi, serta memberikan nilai tambah bagi stakeholders. Secara keseluruhan
kegiatan usaha PT. Pertamina Hulu Energi, yaitu eksplorasi, produksi, pengembangan,
manajemen portofolio, jasa hulu migas, jasa penunjang migas, energi, dan holding.
1. Mengidentifikasi masalah yang terjadi terkait tiga pipa milik PT. Pertamina Hulu Energi
(PHE) yang mengalami kebocoran.
2. Mengidentifikasi masalah yang terjadi terkait PT. Pertamina Hulu Energi yang tidak
menjalankan sistem peringatan dini (Early Warning Sistem) untuk mendeteksi kebocoran
pipa migas di Laut Lampung Timur dengan baik.
3. Mengidentifikasi masalah yang terjadi terkait kecukupan dan kelayakan alat pengaman,
fasilitas, dan peralatan yang digunakan oleh karyawan PT. Pertamina Hulu Energi dalam
keadaan darurat dan penanganan bahaya limbah minyak akibat kebocoran pipa.
4. Mengidentifikasi masalah yang terjadi terkait praktik dan prosedur yang dilakukan oleh
PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) untuk menangani limbah minyak di Laut Lampung
Timur akibat kebocoran pipa.
5. Memberikan rekomendasi atau langkah perbaikan yang tepat bagi program aktivitas
lingkungan atas pencemaran limbah oleh PT. Pertamina Hulu Energi (PHE).
72
Bab II
Kesimpulan Audit
Berdasarkan temuan (bukti) yang kami peroleh selama audit yang kami lakukan, kami
dapat menyimpulkan sebagai berikut:
Kondisi:
1. Terdapat 3 pipa migas milik PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera
(PHE) yang mengalami kebocoran.
2. PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE) tidak menjalankan
sistem peringatan dini (Early Warning Sistem) untuk mendeteksi kebocoran pipa migas
di laut Lampung Timur dengan baik.
3. PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) mengajak nelayan untuk membersihkan ceceran
limbah minyak yang seharusnya itu bukan menjadi tanggung jawab nelayan.
Kriteria:
1. Kriteria Kondisi 1
Tidak sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 69 Ayat (1).
2. Kriteria Kondisi 2
Tidak sesuai dengan Kebijakan Health, Safety, Security, & Environment (HSSE) PT.
Pertamina Hulu Energi.
3. Kriteria Kondisi 3
Tidak sesuai dengan Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 109 Tahun 2006
tentang Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut pada Bab V Pasal
11 yang membahas mengenai Biaya Penanggulangan.
Penyebab:
1. Pipa milik PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE) yang
mengalami kebocoran tersebut telah masuk dalam prioritas penggantian karena sudah
dipasang sejak 1981 silam yang artinya telah berumur 42 tahun.
73
2. Sistem peringatan dini untuk mendeteksi kebocoran pipa tidak dijalankan dengan baik
dikarenakan PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE) dalam
kegiatan operasional belum sepenuhnya melaksanakan kebijakan dan aspek Health,
Safety, Security, & Environment (HSSE) yang ditetapkan.
3. PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE) kurang bertanggung
jawab untuk membersihkan limbah minyak di perairan lampung timur
Akibat:
1. Kebocoran pipa milik PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE)
tersebut mengakibatkan lima pantai di Lampung Timur tercemar oleh limbah minyak.
2. Kebocoran pipa, penduduk sekitar maupun nelayan migas tanpa adanya peringatan dini
dapat mengakibatkan bahaya baik itu bagi lingkungan yang sedang mencari ikan di
dekat area kebocoran tersebut karena gas atau cairan yang bocor dapat mudah terbakar
dan meledak sehingga berpotensi menyebabkan cedera bahkan kehilangan nyawa.
3. Tawaran yang diberikan oleh PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) tersebut tidak
sebanding dengan penghasilan yang diperoleh nelayan dari hasil menangkap ikan.
74
DAFTAR RINGKASAN AKHIR TEMUAN AUDIT
2. PT. Pertamina Hulu Energi - Tidak sesuai Ketidakadaan sistem Kebocoran pipa,
Offshore Southeast dengan Kebijakan peringatan dini untuk penduduk sekitar
Sumatera (PHE) tidak Health, Safety, mendeteksi maupun nelayan migas
menjalankan sistem Security, & kebocoran pipa migas tanpa adanya peringatan
peringatan dini (Early Environment dikarenakan PT. dini dapat
Warning Sistem) untuk (HSSE) PT. Pertamina Hulu mengakibatkan bahaya
mendeteksi kebocoran pipa Pertamina Hulu Energi Offshore baik itu bagi lingkungan
migas di laut Lampung Energi. Southeast Sumatera yang sedang mencari
Timur dengan baik. (PHE) dalam ikan di dekat area
kegiatan operasional kebocoran tersebut
belum sepenuhnya karena gas atau cairan
melaksanakan yang bocor dapat mudah
kebijakan dan aspek terbakar dan meledak
Health, Safety, sehingga berpotensi
Security, & menyebabkan cedera
Environment (HSSE) bahkan kehilangan
yang ditetapkan. nyawa.
3. Untuk membersihkan - Tidak sesuai PT. Pertamina Hulu Tawaran yang diberikan
limbah yang mencemari dengan Peraturan Energi Offshore oleh PT. Pertamina Hulu
Laut Lampung Timut PT. Presiden Republik Southeast Sumatera Energi (PHE) tersebut
Pertamina Hulu Energi Indonesia No. 109 (PHE) kurang tidak sebanding dengan
Offshore Southeast Tahun 2006 bertanggung jawab penghasilan yang
Sumatera (PHE) bekerja tentang untuk membersihkan diperoleh nelayan dari
sama dengan masyarakat Penanggulangan limbah minyak di hasil menangkap ikan.
dan memberikan Keadaan Darurat
75
penawaran kepada nelayan Tumpahan Minyak perairan lampung
untuk mengumpulkan di Laut pada Bab V timur
limbah mirip aspal hitam Pasal 11 yang
dengan uang yang membahas
diberikan untuk mengenai Biaya
operasional sebesar Rp1,5 Penanggulangan.
juta per kapal nelayan dan
hasil limbah dihargai Rp10
ribu per karung.
76
Bab III
Rekomendasi
Hasil audit yang dilakukan menemukan beberapa kelemahan yang harus menjadi
perhatian manajemen di masa yang akan datang. Kelemahan ini dapat dikelompokkan menjadi
tiga, yaitu:
1. Kelemahan yang terjadi pada 3 pipa migas milik PT. Pertamina Hulu Energi Offshore
Southeast Sumatera (PHE) yang mengalami kebocoran.
2. Kelemahan yang terjadi karena PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast
Sumatera (PHE) tidak menjalankan sistem peringatan dini (Early Warning Sistem)
untuk mendeteksi kebocoran pipa migas di laut Lampung Timur dengan baik.
3. Kelemahan yang terjadi karena PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) mengajak nelayan
untuk membersihkan ceceran limbah minyak yang seharusnya itu bukan menjadi
tanggung jawab nelayan.
Rekomendasi:
1. PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE) harus segera
melakukan perbaikan, mengganti pipa yang bocor serta melakukan pemeliharaan rutin
pada infrastrukturnya untuk mencegah kebocoran yang serupa ke depannya.
2. PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE) harus segera
memprioritaskan pengembangan dan implementasi sistem peringatan dini yang efektif
untuk mendeteksi kebocoran pipa migas di laut Lampung Timur. Sistem ini harus dapat
mendeteksi potensi kebocoran secara cepat dan akurat..
3. PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE) harus berkoordinasi
secara intensif dan melakukan evaluasi yang komprehensif kepada pihak pusat yaitu
DLHK dan KLHK Provinsi Lampung serta DLH Kabupaten Lampung Timur untuk
mempercepat proses pengambilan keputusanterkait dengan kepastian ganti rugi yang
akan diberikan kepada nelayan terdampak pencemaran limbah. Hal tersebut bisa
mencakup pertemuan berkala dan komunikasi terbuka antara kedua pihak. Selain itu,
juga perlu adanya komunikasi dengan nelayan terdampak secara langsung untuk
mendengarkan keluhan dan kebutuhan mereka dalam mengambil keputusan keputusan
yang lebih akurat.
77
Bab IV
Sesuai dengan penugasan yang kami terima, audit yang kami lakukan meliputi ruang
lingkup tanggung jawab lingkungan (audit kepatuhan, kewajiban risiko operasional, dan
keselamatan dan kesehatan kerja) serta ruang lingkup aktivitas lingkungan untuk audit limbah
PT. Pertamina Hulu Energi (PHE), dan audit limbah tahun 2023/2024.
Audit kami mencakup atas penilaian dari temuan negatif terkait 3 kebocoran pipa di
laut lampung timur, PT. Pertamina Hulu Energi Offshore Southeast Sumatera (PHE) yang tidak
menjalankan sistem peringatan dini (Early Warning Sistem) untuk mendeteksi kebocoran pipa
migas di laut Lampung Timur dengan baik, dan PT. Pertamina Hulu Energi (PHE) mengajak
nelayan untuk membersihkan ceceran limbah minyak yang seharusnya itu bukan menjadi
tanggung jawab nelayan.
78
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAMPIRAN PDCA
79
Lampiran 2. https://phe.pertamina.com/id/inovasi-bisnis/cip-program
83
Lampiran 3. Halaman 66, 67, 70, dan 80 Annual Report
84
85
86
87
LAMPIRAN KRITERIA DAFTAR TEMUAN / RINGKASAN AWAL
Lampiran 2.
88
Lampiran 5. Kebijakan Health, Safety, Security & Environment (HSSE) PT. Pertamina
Hulu Energi (PHE)
89
Lampiran 6. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 109 Tahun 2006 tentang
Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut pada Bab V Pasal 11 yang
membahas mengenai Biaya Penanggulangan
90
Lampiran 7. Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 109 Tahun 2006 tentang
Penanggulangan Keadaan Darurat Tumpahan Minyak di Laut pada Bab I Pasal 1 Ayat
(1)
91
Lampiran 8. Kebijakan Keberkelanjutan PT. Pertamina Hulu Energi (PHE)
92
Lampiran 9. Kebijakan Green Procurement PT. Pertamina Hulu Energi (PHE)
93
Lampiran 10. Halaman 323 Annual Report
94
Lampiran 11. Halaman 40 HSSE Annual Report
95
Lampiran 12. Halaman 41 HSSE Annual Report
96
Lampiran 13. Halaman 122 Annual Report
97
Lampiran 14. Halaman 204 Annual Report
98
Lampiran 15. Halaman 33 HSSE Annual Report
99
Lampiran 16. Halaman 26-32 HSSE Annual Report
100
101
102
103
104
105
106
Lampiran 17. Halaman 17 HSSE Annual Report
107
Lampiran 18. Halaman 124 Laporan Keberlanjutan
108
Lampiran 19. Halaman 18-19 HSSE Annual Report
109
110
Lampiran 20. Halaman 49, 54, dan 55 Laporan Keberlanjutan
111
112
113
Lampiran 21. Halaman 602 Annual Report
114